RUANG METRIKS
Bilangan Real d(a,b) disebut jarak dari a ke b. Himpunan X yang dilengkapi dengan suatu
metrik d, dituliskan dengan (X, d) disebut Ruang Metrik (Metric Space).
Anggota ruang metrik (X, d) disebut titik atau point dan untuk setiap a,b∈ X ada bilangan
non-negatif d(a,b) yaitu jarak titik a dengan b.
2
2. Metrik Baku pada R .
a. √
d ( p , q )= ( a 1−b1 ) 2 + ( a 2−b2 ) 2
0 dan
d(p,q) = 0
√ ( a −b ) + (a −b ) =0
1 1
2
2 2
2
2 2
( a 1−b1 ) + ( a 2−b2 ) =0
2 2
( a 1−b1 ) =−( a2 −b 2 )
( a 1−b1 ) =−( a2 −b2 )
( a 1−b1 ) =−a 2 +b2
a1 + a2 =b1 +b2
Jadi d(p,q) = 0 jika dan hanya jika a1 =b 1 dan a2 =b 2 .
b. √
d ( p , q )= ( a 1−b1 ) + ( a 2−b2 )
2 2
=
√ ( a −2 a b +b ) +( a
12 1 1 12 22
−2 a2 b2 +b 2
2 )
√
= ( b −2 a b + a ) + ( b
12 1 1 12 22
−2 a2 b2 +a 2 )
2
=√ ( b −a ) + ( b −a )
2 2
1 1 2 2
=d ( q, p )
d ( p , q )=d ( q , p )
c. d ( p , q )+d ( q , r )
= √(
a −b ) + ( a −b ) + √ ( b −c ) + ( b −c ) ¿ √( a −c ) + ( a −c )
2 2 2 2 2 2
1 1 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2
√
= ( a −2 a b +b ) + ( a −2 a b +b ) + ( b −2 b c + c ) + ( b −2b c +c )
12 1 1 12 22 2 2 22 12 1 1 12 22 2 2 22
√
¿ ( a −2 a c + c ) + ( a −2 a c +c )
12 1 1 12 22 2 2 22
=√ ( a −c ) + ( a −c )
2 2
1 1 2 2
Jadi √ (
a −b ) + ( a −b ) + √ ( b −c ) + ( b −c ) ¿ √ ( a −c ) + ( a −c )
2 2 2 2 2 2
1 1 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2
p=( a1 , a2 ) q=( b 1 , b2 ) r=( c 1 , c 2 )
atau d ( p , r ) ≤d ( p , q )+d ( q ,r ) dengan , dan
√
d ( p , q )= ( a 1−b1 ) 2 + ( a 2−b2 ) 2
>0 jika p≠q , dimana p < q < r.
d ( a , b )= {
0 , a=b
1 , a≠b
Maka d adalah metrik pada X. Fungsi jarak d biasanya disebut metrik trivial pada X atau
metrik diskrit pada X.
Bukti:
1. d(a,b) = 1 0, jika a≠b dan d(a,b) = 0 jika dan hanya jika a = b.
2.
d ( a , b )= { 0 , a=b ,b=a
1 ,a≠b ,b≠a
d(a,b) = d(b,a)
3.
d ( a , b ) +d ( b , c )={0+0=0
1+1=2
d ( a , b ) +d ( b , c )≥d ( a , c )={
0 , a=c
1 ,a≠c
Jadi d(a,c) d(a,b)+d(b,c) , a<b<c
4.
d ( a, b )= {01,,a=b
a≠b
d(a,b)=1 >0 jika a≠b .
1.4. PSEUDOMETRIKS.
Definisi 1.3
Misal p=(a1 , a2 ) dan q=(b 1 , b2 ) adalah titik-titik sebarang pada bidang R yaitu pasangan
2
d ( p, A ) ={0 , p∈ A
1, p∉ A ,
d ( A , B )= {
1 , A∩B=0
0 , A∩B≠0
Contoh 1.2:
Dalam ruang metrik biasa (R,d) dari ruang berdimensi satu, misal x=2 dan A={ y :5 ≤ y ≤ 9 }.
Jarak titik x ke Himpunan A adalah
d ( 2 , A )=inf {d ( 2 , y ) : y ∈ A }
Jadi jarak titik x=2 ke himpunan A adalah
d ( 2 , A )=inf {|2− y|: y ∈ A }=|2−5|=3
Contoh 1.3:
Dalam r.m. diskrit (X,d) misal x ∈ X dan A himpunan bagian dari X . Jarak titik x ke
Himpunan A dapat ditentukan seperti berikut ini:
1) Jika x ∈ A , maka
d ( x , A ) =inf { d ( x , y ) : y ∈ A }=inf {0,1}=0
2) Jika x ∉ A , maka
d ( x , A ) =inf { d ( x , y ) : y ∈ A }=inf {1}=1
Hal ini mudah difahami, karena dalam ruang metrik diskrit jarak dua titik x dan y
didefinisikan sebagai
{
d ( x , y )= 1 , jika x ≠ y
0 , jika x= y
Definisi 1.5:
Misalkan (X,d) sebuah ruang metrik, A dan B dua himpunan bagian dari X .
Jarak A ke B adalah
d ( A , B ) =inf { d ( x , y ) : x ∈ A dan y ∈ B }
Contoh 1.4:
Misal (R,d) ruang metrik biasa pada ruang berdimensi satu:
A={x ∈ R :−2< x <3 }
B={ x ∈ R :1< x ≤3 }
C={x ∈ R : 5 ≤ x <9 }
Jarak dari himpunan A ke himpunan B adalah
d ( A , B ) =inf { d ( x , y ) : x ∈ A dan y ∈ B }¿ inf {|x− y|: x ∈ A da n y ∈ B }¿ 0
Jarak dari himpunan A ke himpunan C adalah
d ( A ,C )=inf { d ( x , y ) : x ∈ A dan y ∈ C }¿ inf {|x− y|: x ∈ A dan y ∈C }¿|2−5|=3
Jarak dari himpunan B ke himpunan C adalah
d ( B , C )=inf { d ( x , y ) : x ∈ B dan y ∈C }¿ inf {|x− y|: x ∈ B dan y ∈ C }¿|3−5|=2
Dari contoh diatas terlihat bahwa jika A ∩ B≠ ⊘, maka jarak dari himpunan A ke himpunan B
adalah 0.
Pada R dengan jarak euclid, bola B r (a) merupakan interval terbuka (a - r, a + r). Pada R
2
dengan jarak euclid, bola B r (a) merupakan sebuah piringan dengan titik pusat a dan jari2
r.
3
Pada R dengan jarak euclid, bola adalah bola yang kita kenal sehari –hari,
2
sedangkan Pada R dengan
d∗( (a 1 , a2 ), (b1 , b2 ) ) =maks (|a 1−b 1|,|a 2−b2|) , bola B 1 (0,0 )
berbentuk
2
Sedangkan pada R dengan
d∗( (a 1 , a2 ), (b1 , b2 ) ) =|a1 −b 1|+|a2 −b2| bola
berbentuk
Himpunan X dengan topologi τ yang dibangun oleh metrik d disebut ruang metrik dan di
tulis dengan (X,d).
Jadi ruang metrik adalah ruang topologi dengan topologinya dibangun oleh suatu metrik.
Contoh 9. 3:
1. Bila d adalah metrik biasa pada garis real R yaitu d(a,b)=|a-b|, maka bola-bola terbuka di
dalam R adalah interval buka terhingga.
Jadi metrik biasa pada R adalah membangun topologi biasa pada R.
2. Misal d adalah metrik trivial pada suatu himpunan X. Untuk sebarang p(X, S(p, ½ ))={p}.
Jadi setiap himpunan singelton adalah buka. Dengan demikian metrik trivial pada X
membangun topologi diskrit pada X.
A B
G H
Dari Sifat ke 4, mungkin akan diduga bahwa jarak antara dua himpunan yang saling
lepas lebih besar dari nol, tetapi hal tersebut belum tentu, seperti ditunjukkan oleh
contoh berikut:
2
Misal himpunan berikut terletak dalam R dan ditunjukkan pada diagram berikut:
A= {( x , y ): xy≥−1, x <0 } dan B={ (x , y ): xy≥1 , x <0 }
A -1 B 1
diskrit dengan kardinalitas sama adalah homoemorphik, jadi (X,d) dan (Y,e) adalah
homeomorphik.
1.9. RUANG M-EUCLID
Definisi 9.10:
m
R adalah notasi untuk produk dari m buah himpunan R dari bilangan-bilangan real yaitu
yangmemuat semua m tuple (a1, a2, …, am) dari bilangan-bilangan real.
Suatu fungsi d yang didefinisikan oleh:
√ √∑
m m
d ( p , q)=√ ( a1 −b 1 )2 + .. .+(a m−b m )2= ∑ ( ai −bi )2= |ai −bi|2
i=1 i=1
Dimana p = (a1, a2, ... , am) dan q = (b1, b2, ..., bm) adalah metrik dan disebut METRIK
m
EUCLID pada R
√
∞
d( p , q)= ∑ |an−b n|2 ∞
n=1 adalah metrik dan disebut metrik -l 2 pada R disebut Ruang
Hilbert atau ruang -l 2 dan ditulis dengan H.
Contoh 9.8:
Perhatikan barisan-barisan :
p = <1, 1, 1, ... > dan q = <1, ½ , ¼ , 1/8, ...>
2 2
karena 1 +1 +. . . tidak konvergen maka p bukan titik dalam R. Sebaliknya, deret
()()
2 2
1 1
1+ + +. . .
2 4 adalah konvergen, jadi q adalah titik dalam R.