Anda di halaman 1dari 30

Nomor : 0189/DPD-GERAK/LAPDU-JT/IX/2022

Sifat : Segera
Lampiran : 1 (Satu)
berkas
Perihal : Adanya persekongkolan/KKN serta PT DIWA GLOBAL UTAMA dengan
POKJA PEMILIHAN, PPK Pemerintah Daerah Kota Tangerang Selatan,
Pokja Pemilihan, PPK Satker Dinas Sumber Daya Air Bina Marga Dan
Bina Konstruksi dan Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang “Pembangunan
Posko Terpadu dan BPBD di Kecamatan Pamulang” terindikasi melanggar :

- PERATURAN PRESIDEN (PERPRES) NOMOR 16 TAHUN 2018


DAN PERUBAHANNYA NOMOR 12 TAHUN 2021 BESERTA
TURUNANNYA.
- PERATURAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA
(KPPU) NOMOR 2 TAHUN 2021 TENTANG PEDOMAN
PENGENAAN SANKSI.
- PERATURAN LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG
DAN JASA PEMERINTAH (LKPP) NOMOR 12 TAHUN 2021
TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN BARANG ATAU JASA
PEMERINTAH MELALUI PENYEDIA.
- PERATURAN LEMBAGA PENGADAAN JASA KONSTRUKSI
(LPJK) NOMOR 3 TAHUN 2017.
- UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN
2001 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG- UNDANG
NOMOR 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK
PIDANA KORUPSI.
- UNDANG-UNDANG JASA KONSTRUKSI NOMOR 2 TAHUN 2017
DAN PERUBAHANNYA UNDANG-UNDANG CIPTA KERJA
NOMOR 11 TAHUN 2020.
- PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 22 TAHUN 2020
TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG
NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DAN
PERUBAHANNYA NOMOR 14 TAHUN 2021.
- PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 44 TAHUN 2021
TENTANG PELAKSANAAN LARANGAN PRAKTIK MONOPOLI
DANPERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT.
- PERATURAN LKPP NO. 4 TENTANG PEMBINAAN PELAKU
USAHA PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH.
- SURAT EDARAN MENTERI PUPR NO.21 /SE/M/2021 TETNTANG
TATA CARA PEMENUHAN PERSYARATAN PERIZINAN
BERUSAHA,PELAKSANAAN SERTIFIKASI KOMPENTENSI
KERJA KONSTRUKSI,DAN PEMBERLAKUAN SERTIFIKAT
BADAN USAHA SERTA SERTIFIKAT KOMPETENSI KERJA
KONSTRUKSI.
- SURAT DIRJEN BINA KONSTRUKSI NOMOR BK0301-Mn/2289
Tanggal 27 Desember 2021.
- SURAT DIREKTUR PENGADAAN JASA KONSTRUKSI NOMOR
BK0301-Kj/230 Tanggal 8 Feberuari 2022.

Sehingga terindikasi merugikan Keuangan Negara.


Kepada Yth :
Jaksa Agung
Kejaksaan Agung Republik Indonesia
d/a Jl. Sultan Hasanuddin No. 1 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12160

Dengan hormat,Salam Pengadaan Barang /Jasa

Menindak lanjuti laporan masyarakat Kota Tangerang Selatan yang mengatasnamakan


penggiat anti korupsi dan berkoordinasi dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) lainnya.
Kami Lembaga Gerakan Rakyat Anti Korupsi (GERAK) telah membentuk tim investigasi
untuk melakukan kunjungan, melakukan pengumpulan data atau kroscek di lapangan dan
hasilnya telah diketemukan adanya Persekongkolan, Persaingan Usaha Tidak Sehat
antara PT. DIWA GLOBAL UTAMA dengan POKJA PEMILIHAN, PPK SATKER
DINAS SUMBER DAYA AIR
BINA MARGA DAN BINA KONSTRUKSI serta DINAS CIPTA KARYA DAN TATA
RUANG, kami Berpedoman Berdasarkan Perpres No. 16 Tahun 2018 dan perubahan terakhir
nomor 12 tahun 2021 dan aturan turunannya tentang pengadaan barang atau jasa Pemerintah,
tentang peran serta masyarakat sebagai kontrol sosial antara lain:

1. Sebagai barometer untuk mengukur dan mengetahui kepercayaan publik terhadap


kinerja aparatur pemerintah khususnya pengadaan barang dan jasa pemerintah.
2. Memberikan koreksi terhadap penyimpangan dalam pelaksanaan pengadaan barang
atau jasa pemerintah.
3. Memberikan masukan dalam perumusan kebijakan perencanaan, penganggaran
pelaksanaan dan pengadaan barang atau jasa pemerintah.
4. Memberikan masukan menghindari dan mencegah terjadinya pertentangan
kepentingan pihak yang terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung yang
berakibat persaingan usaha tidak sehat dalam pengadaan barang dan jasa Pemerintah.
5. Memberikan masukan menghindari dan mencegah penyalahgunaan wewenang dan
atau korupsi kolusi dan nepotisme.
6. Memberikan sosial kontrol dalam mewujudkan good governance , kedaulatan serta
menjadi unsur penting untuk menciptakan hukum pada tempatnya.
I. DASAR HUKUM DAN TUJUAN PELAPORAN

Bahwa lembaga Swadaya Masyarakat “ Gerakan Rakyat Anti Korupsi ” yang


tergabung dalam aliansi Lintas Lembaga Swadaya Masyarakat dalam menjalankan peran
dan fungsinya merujuk pada aturan Perundang-Undangan Republik Indonesia nomor 71
tahun 2000 dan perubahannya nomor 43 tahun 2018, tentang tata cara pelaksanaan peran
serta masyarakat adalah peran aktif perorangan, organisasi kemasyarakatan dalam
mencegah dan memberantas Tindak Pidana Korupsi. Dalam kata lain, setiap warga negara
berkewajiban dalam rangka pencegahan dini serta pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi. Bahwa hak dan tanggung jawab masyarakat mencari, memperoleh, memberikan
informasi, saran dan pendapat (terjemahan bebas) sebagai mana yang tertuang dalam Pasal
1 Ayat 1, adanya dugaan telah terjadi Tindak Pidana Korupsi, serta menyampaikan saran
dan pendapat kepada penegak Hukum mengenai perkara Tindak Pidana Korupsi. Dengan
tanggung jawab sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku, dengan berpegang
pada azas praduga tak bersalah, di samping hal tersebut di atas sebagai dasar Hukum kami
berpedoman pada :

1) Undang-undang Republik Indonesia nomor 28 tahun 1999 tentang penyelenggaraan


Negara yang bersih dan bebas korupsi, kolusi dan nepotisme(KKN) pasal 8 ayat (1)
dan (2) pasal 9 ayat (1) huruf a,b,c,d.
2) Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2001 dan perubahan atas
undang-undang nomor 31 tahun 1999 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi
BAB V tentang peran serta masyarakat pasal 41 ayat (1) dan (2)
3) Undang-Undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2008 tentang keterbukaan
informasi publik BAB I ketentuan umum pasal 1 nomor (1), (2), (3) dan (12)
BAB II asas dan tujuan bagian kesatu, asas pasal 2 nomor (1), (2), (3) bagian kedua
tujuan pasal 3 huruf a,b,c,d,e,f dan g . BAB III hak dan kewajiban pemohon dan
pengguna informasi.
4) Peraturan Pemerintah nomor 61 tahun 2010 pelaksanaan undang-undang nomor 14
tahun 2008 tentang keterbukaan informasi publik.
BAB II

TATA CARA PELAKSANAAN PERAN SERTA MASYARAKAT

Bagian KesatuUMUM

Pasal 2
(1) Masyarakat dapat berperan serta membantu upaya pencegahan dan pemberantasan
tindak pidana korupsi.
(2) Peran serta masyarakat sebagaimana ayat (1) diwujudkan dalam bentuk:
(a) Hak mencari, memperoleh dan memberikan informasi adanya dugaan telah
terjadinya tindak pidana korupsi;
(b) Hak untuk memperoleh pelayanan dalam mencari, memperoleh dan
memberikan informasi adanya dugaan telah terjadi tindak pidana korupsi
kepada penegak hukum yang menangani perkara tindak pidana korupsi;
(c) Hak menyampaikan saran dan pendapat secara bertanggung jawab kepada
penegak hukum yang menangani perkara tindak pidana korupsi;
(d) Hak untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan tentang laporan yang
diberikan kepada penegak hukum; dan
(e) Hak untuk memperoleh perlindungan hukum;

(3) Hak sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan, norma agama dan norma sosial.

Bagian Kedua

Tata Cara Mencari, Memperoleh dan Memberikan

Informasi Paragraf 1
Tata Cara Mencari dan Memperoleh Informasi
Pasal 3
(1) Masyarakat dapat mencari dan memperoleh informasi mengenai dugaan telah
terjadi tindak pidana korupsi dari badan publik atau swasta;
(2) Untuk mencari dan memperoleh informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
masyarakat mengajukan permohonan kepada pejabat yang berwenang pada badan
publik atau swasta;
Pasal 4

(1) Permohonan sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 ayat (2) dapat disampaikan
secara lisan atau tertulis baik melalui media elektronik maupun non elektronik;

(2) Dalam hal permohonan sebagaimana ayat (1) disampaikan secara lisan pejabat
yang berwenang pada badan publik atau swasta wajib mencatat permohonansecara
tertulis;

(3) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit memuat :

(a) Identitas diri disertai dengan dokumen pendukung; dan

(b) Informasi yang sedang dicari dan akan diperoleh dari badan publik atau
swasta;
II. TENTANG DUDUK PERMASALAHAN

1. Bahwa kami Lembaga GERAK telah melakukan penelusuran adanya Persekongkolan,


Persaingan Usaha Tidak Sehat terkait proyek yang dilaksanakan tahun 2022 oleh
PT. DIWA GLOBAL UTAMA dengan rincian sebagai berikut :
- Nama Pekerjaan : Pembangunan Posko Terpadu Damkar dan BPBD di
- Kecamatan Pamulang

- Kategori : Pekerjaan Konstruksi

- Instansi : Pemerintah Daerah Kota Tangerang Selatan

- SATKER : Dinas Sumber Daya Air Bina Marga Dan Bina

Konstruksi serta Dinas Cipta Karya dan Tata

Ruang

- Pagu : Rp. 3.700.000.000,00

- HPS : Rp. 3.700.000.000,00

- Alamat Perusahaan : Komplek Cendana Residence Blok a-2 No. 01 RT. 008
RW.004 Kel Serua. Kec Ciputat - Tangerang Selatan

- NPWP : 76.553.630.5-453.000

- Sumber Dana : APBD 2019 dan 2022

- Penandatangan Kontrak : 24 Agustus – 7 September 2022

Berdasarkan dalam Informasi Tender dengan kode tender : 17021225 di Persyaratkan


Kualifikasi pada No.10 Memenuhi Sisa Kemampuam Paket (SKP) dengan
Perhitungan SKP=5-P,dimana P adalah Paket pekerjaan yang sedang dikerjakan
(hanya untuk peserta Kualifikasi Usaha Kecil). Berdasarkan Informasi data yang
kami dapat PT. DIWA GLOBAL UTAMA mendapatkan 21 paket pekerjaan di
kerjakan/ditangani, di Pemerintahan Daerah Kota Tangerang Selatan, yang
artinya PT. DIWA GLOBAL UTAMA sudah melebihi ambang batas SKP=5- P.
Berikut daftar Paket yang didapat atau yang sedang dikerjakan/ditangani oleh PT.
DIWA GLOBAL UTAMA di Pemerintahan Daerah Kota Tangerang Selatan di
antaranya:
Nama Penyedia
Paket Yang sedang dikerjakan Penandatanganan
No. /Pemenang
Tahun Anggaran 2019 Kontrak
Lelang
15. PT. DIWA Belanja Pemeliharaan Bangunan 4 Agustus 2022
GLOBAL UTAMA Gedung - Bangunan Gedung Tempat
Kerja-Bangunan (Kec.serpong)
16. PT. DIWA Belanja Pemeliharaan Bangunan 12 Agustus 2022
GLOBAL UTAMA Gedung-Bangunan Gedung Tempat
Kerja-Bangunan Gedung Kantor
17. PT. DIWA 18 Juli 2022
GLOBAL UTAMA Perbaikan / Peningkatan Saluran
Drainase Lingkungan Perumahan
Griya Asri Serpong RW. 009
Kelurahan Bakti Jaya ( F1 )
18. PT. DIWA 18 Juli 2022
GLOBAL UTAMA Perbaikan / Peningkatan Saluran
Drainase Lingkungan Kp. Tanah
Sewaan RT. 002 RW. 008 Kelurahan
Bakti Jaya ( F1 )
19. PT. DIWA 18 Juli 2022
GLOBAL UTAMA Perbaikan / Peningkatan Saluran
Drainase Lingkungan Jl. Baru LUK
Jalan Utama Wilayah RW. 007
Kelurahan Bakti Jaya ( F1 )
20. PT. DIWA 18 Juli 2022
GLOBAL UTAMA Perbaikan / Peningkatan Saluran
Drainase Lingkungan RT. 009 / RW.
010 Kelurahan Kedaung ( F1 )
21. PT. DIWA 15 Juli 2022
GLOBAL UTAMA Pembangunan Saluran Drainase
Lingkungan Jl. Gandasasmita
RT.002 RW.009 Kp. Bulak Kel.
Serua Kec. Ciputat
PERHITUNGAN SISA KEMAMPUAN PAKET ( SKP )

Pekerjaan : Pembangunan Posko Terpadu Damkar dan BPBD


di Kecamatan Pamulang
Lokasi : Kecamatan Pamulang –Tangerang Selatan

(Kota) Tahun Anggaran : 2019, 2022

A. DATA PERUSAHAAN
1. Nama Perusahaan : PT. DIWA GLOBAL UTAMA
2. Sub Bidang Pekerjaan : SIPIL
3. Kualifikasi : PERUSAHAAN KECIL
4. Paket Pekerjaan yang sedang di kerjakan/ditangani : 18 PAKET

Jumlah Pekerjaan Paket yang sedang di kerjakan/ditangani (P) = 18 Paket


SKP = 5-18 = -13 (Melebihi Kemampuan Menangani Paket Pekerjaan
Usaha Kecil)
(data terlampirkan)
2. Bahwa berdasarkan Peraturan Lembaga LKPP No.12 Tahun 2021 Lampiran II ;

BAB III
INSTRUKSI KEPADA PESERTA (IKP)
4.Pelanggaran terhadap aturan Pengadaan;

 Klausul 4.1 Peserta berkewajiban untuk mematuhi etika pengadaan dengan tidak
melakukan tindakan sebagai berikut:
a. berusaha mempengaruhi anggota Pokja Pemilihan dalam bentuk dan cara
apapun, untuk memenuhi kenginan Peserta yang, bertentangan dengan
Dokumen Tender Cepat, dan/atau peraturan perundang-undangan;
b. melakukan tindakan yang terindikasi persengkongkolan dengan peserta lain
untuk mengatur harga penawaran dan/atau hasil Tender cepat sehingga
mengurangi/menghambat/memperkecil/meniadakan persaingan yang sehat
dan/atau merugikan pihak lain;
c. membuat dan/atau menyampaikan dokumen dan/atau keterangan palsu/tidak
benar untuk memenuhi persyaratan dalam Dokumen tender cepat;
d. mengundurkan diri dengan alasan yang tidak dapat diterima oleh Pokja
Pemilihan; dan/atau
e. melakukan korupsi, kolusi, dan/atau nepotisme dalam pemilihan Penyedia.

Peserta yang terbukti meakukan perbuatan sebagaimana dimaksud pada klausul 4.1
dikenakan tindakan sebagai berikut:
a. sanksi digugurkan dari proses Tender Cepat atau pembatalan penetapan
pemenang
b. sanksi Daftar Hitam
c. gugatan secara perdata, dan/atau
d. pelaporan secara pidana kepada pihak berwenang.

BAB VIII
TATA CARA EVALUASI KUALIFKASI
10. Persyaratan Sisa Kemampuan Paket (SKP) (apabila diisyaratkan), dengan
Ketentuan:
a. Rumusan SKP
SKP = KP-P
KP = Kemampuan menangangi paket pekerjaan.
1) untuk Usaha Kecil, nilai kemampuan Paket (KP) ditentukan sebanyak
5 (lima ) Paket; dan
2) Untuk Usaha Non Kecil, Nilai Kemapuan Paket (KP) ditentukan
sebanyak 6 (enam) atau1, 2 (satu koma dua ) N.
b. P = Jumlah Paket yang sedang dikerjakan
c. N = Jumlah Paket Pekerjaan terbanyak yang dapat ditangani pada saat
bersamaan selama kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir.
1) Peserta Wajib mengisi daftar pekerjaan yang sedang dikerjakan.
2) Apabila ditemukan bukti peserta tidak mengisi daftar pekerjaan yang
sedang dikerjakan walaupun sebenarnya ada pekerjaan yang sedang
dikerjakan,maka apabila pekerjaan tersebut menyebabkan SKP peserta
tidak memenuhi,maka dinyatakan gugur, dikenakan sanksi Daftar
Hitam,dan pencairan jaminan penawaran ( apabila ada ).

3.4.2 Syarat Kualifikasi Administrasi/Legalitas

Penyedia Persyaratan kualifikasi Administrasi/Legalitas untuk Penyedia, meliputi:


a. Memenuhi ketentuan perundang-undangan untuk menjalankan kegiatan/usaha;
(sesuai Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia Badan Pusat Statistik) dan
sesuai dengan skala usaha (kualifikasi/segmentasi). Nilai pagu anggaran
sampai dengan Rp15.000.000.000,00 (lima belas miliar rupiah) menggunakan
kualifikasi/segmentasi usaha kecil kecuali untuk paket pekerjaan yang
menuntut kemampuan teknis yang tidak dapat dipenuhi oleh usaha kecil
dan/atau koperasi.
b. Mempunyai status valid keterangan Wajib Pajak berdasarkan hasil Konfirmasi
Status Wajib Pajak.
c. Secara hukum mempunyai kapasitas untuk mengikatkan diri pada Kontrak
yang dibuktikan dengan:
1) Akta Pendirian Perusahaan dan/atau perubahannya;
2) Surat Kuasa apabila dikuasakan;
3) Bukti bahwa yang diberikan kuasa merupakan pegawai tetap(apabila
dikuasakan); dan
4) Kartu Tanda Penduduk.
d. Menyetujui Pernyataan Pakta Integritas yang berisi:

1) Tidak akan melakukan praktek korupsi, kolusi, dan/atau nepotisme;

2) Akan melaporkan kepada PA/KPA/APIP jika mengetahui terjadinya


praktik korupsi, kolusi, dan/atau nepotisme dalam proses pengadaan ini;
3) Akan mengikuti proses pengadaan secara bersih, transparan, dan
profesional untuk memberikan hasil kerja terbaik sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan; dan
4) Apabila melanggar hal-hal yang dinyatakan dalam angka 1), 2) dan/atau 3)
maka bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
e. Menyetujui Surat pernyataan Peserta yang berisi:

1) yang bersangkutan dan manajemennya tidak dalam pengawasan


pengadilan, tidak pailit, dan kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan;

2) badan usaha tidak sedang dikenakan sanksi daftar hitam;

3) yang bertindak untuk dan atas nama badan usaha tidak sedang dalam
menjalani sanksi daftar hitam;
4) keikutsertaan yang bersangkutan tidak menimbulkan pertentangan
kepentingan;
5) yang bertindak untuk dan atas nama badan usaha tidak sedang dalam
menjalani sanksi pidana;
6) pimpinan dan pengurus badan usaha bukan sebagai pegawai
Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah atau pimpinan dan pengurus
badan usaha sebagai pegawai Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah
yang sedang mengambil cuti diluar tanggungan Negara;
7) Pernyataan lain yang menjadi syarat kualifikasi yang tercantum dalam
Dokumen Pemilihan; dan
8) data kualifikasi yang diisikan dan dokumen penawaran yang disampaikan
benar, dan jika dikemudian hari ditemukan bahwadata/dokumen yang
disampaikan tidak benar dan ada pemalsuan maka peserta bersedia
dikenakan sanksi administratif, sanksi pencantuman dalam daftar hitam,
gugatan secara perdata, dan/atau pelaporan secara pidana kepada pihak
berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan.
f. Dalam hal Peserta akan melakukan kerja sama operasi harus mempunyai
perjanjian kerja sama operasi.
g. Kerja sama operasi dapat dilaksanakan dengan ketentuan:

1) Memiliki Kualifikasi usaha besar dengan Kualifikasi usaha besar;

2) Memiliki Kualifikasi usaha menengah dengan Kualifikasi usaha


menengah;
3) Memiliki Kualifikasi usaha besar dengan Kualifikasi usaha menengah;
4) Memiliki Kualifikasi usaha menengah dengan Kualifikasi usahakecil;
5) Memiliki Kualifikasi usaha kecil dengan Kualifikasi usaha kecil.
h. Kerja sama operasi tidak dapat dilaksanakan oleh:

1) Penyedia Jasa dengan kualifikasi usaha besar dengan Kualifikasi usaha


kecil; dan
2) Penyedia Jasa dengan Kualifikasi usaha kecil dengan Kualifikasi usaha
kecil untuk Pekerjaan Konstruksi. Dalam melaksanakan KSO salah satu
badan usaha anggota KSO harus menjadi pimpinan KSO (leadfirm).
i. Leadfirm kerja sama operasi harus memiliki kualifikasi setingkat atau lebih
tinggi dari badan usaha anggota kerja sama operasi.
j. Kerja sama operasi dapat dilakukan dengan batasan jumlah anggota dalam 1
(satu) kerja sama operasi:
1) untuk pekerjaan yang bersifat tidak kompleks dibatasi paling banyak 3
(tiga) perusahaan; dan
2) untuk pekerjaan yang bersifat kompleks dibatasi paling banyak 5 (lima)
perusahaan.
k. Persyaratan kepemilikan Sertifikat Badan Usaha (SBU), dengan ketentuan:
1) Pekerjaan untuk usaha kualifikasi kecil mensyaratkan paling banyak 1
SBU;
2) Pekerjaan untuk usaha kualifikasi Menengah atau Besar mensyaratkan
paling banyak 2 SBU.
l. Dalam hal mensyaratkan lebih dari satu SBU:

1) Untuk pekerjaan kualifikasi Usaha Menengah, pengalaman pekerjaan yang


dapat dihitung sebagai KD adalah pengalaman yang sesuai dengan salah
satu sub bidang klasifikasi SBU yang disyaratkan; atau
2) Untuk pekerjaan kualifikasi Usaha Besar, pengalaman pekerjaan yang
dapat dihitung sebagai KD adalah pengalaman yang sesuai dengan salah
satu lingkup.
Evaluasi persyaratan pada huruf g angka 1) sampai dengan angka 5) dilakukan
untuk setiap Badan Usaha yang menjadi bagian dari kerja sama operasi.
Persyaratan kualifikasi Administrasi/Legalitas untuk Penyedia Perorangan,
meliputi:

a. memenuhi ketentuan perundang-undangan untuk menjalankan


kegiatan/usaha;

b. memiliki identitas kewarganegaraan Indonesia seperti Kartu Tanda


Penduduk (KTP)/Paspor/Surat Keterangan Domisili Tinggal;
c. mempunyai status valid keterangan Wajib Pajak berdasarkan hasilKonfirmasi
Status Wajib Pajak;
d. menyetujui Pernyataan Pakta Integritas; dan
e. menyetujui Surat pernyataan Peserta berisi:

1) tidak dikenakan Sanksi Daftar Hitam;

2) keikutsertaannya tidak menimbulkan pertentangan kepentingn pihak


yang terkait;
3) tidak dalam pengawasan pengadilan dan/atau sedang menjalanisanksi
pidana; dan
4) tidak berstatus Aparatur Sipil Negara, kecuali yang bersangkutan
mengambil cuti diluar tanggungan Negara.
3.4.3 Syarat Kualifikasi Teknis Penyedia

a. Pekerjaan Konstruksi

1) Badan Usaha Persyaratan kualifikasi teknis, meliputi:

1) memiliki pengalaman paling kurang 1 (satu) Pekerjaan Konstruksi


dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir, baik di lingkungan
pemerintah atau swasta termasuk pengalaman subkontrak.
2) memperhitungkan Sisa Kemampuan Paket (SKP), dengan
ketentuan : SKP = KP – P

KP = nilai Kemampuan Paket, dengan ketentuan:

(1) untuk Usaha Kecil, nilai Kemampuan Paket


(KP) ditentukan sebanyak 5 (lima) paket pekerjaan;
dan
(2) untuk usaha non kecil, nilai Kemampuan Paket (KP)
ditentukan sebanyak 6 (enam) atau 1,2 (satu komadua) N.
P = jumlah paket yang sedang dikerjakan.

N = jumlah paket pekerjaan terbanyak yang dapat ditangani pada saat


bersamaan selama kurun waktu 5 (lima) tahunterakhir

3) Untuk kualifikasi Usaha Kecil yang baru berdiri kurang dari 3 (tiga)
tahun:
(1) Dalam hal Penyedia belum memiliki pengalaman, ketentuan
huruf a) dikecualikan untuk pengadaan dengan nilai paket
sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua miliar
lima ratus juta rupiah).
(2) Harus mempunyai 1 (satu) pengalaman pada bidang yang sama,
untuk pengadaan dengan nilai paket pekerjaan paling sedikit di
atas Rp2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta rupiah)
sampai dengan paling banyak Rp15.000.000.000,00 (lima belas
miliar rupiah).
4) Untuk Kualifikasi Usaha Menengah atau Usaha Besar, memiliki
Kemampuan Dasar (KD) dengan nilai KD sama dengan 3 x NPt (Nilai
pengalaman tertinggi dalam 15 (lima belas) tahun terakhir) dengan
ketentuan:
(1) untuk kualifikasi Usaha Menengah, pengalaman pekerjaan sesuai
sub bidang klasifikasi/layanan SBU yang disyaratkan;dan
(2) untuk kualifikasi Usaha Besar, pengalaman pekerjaan pada sub
bidang klasifikasi/layanan dan lingkup pekerjaan SBU yang
disyaratkan. Persyaratan KD untuk paket pekerjaan konstruksi yang
diperuntukkan bagi kualifikasi usaha besar harus memperhatikan:
(a) Pembagian Subklasifikasi dan Subkualifikasi sesuai ketentuan
perundang-undangan;
(b) Pemilihan pengalaman pekerjaan pada sub bidang
klasifikasi/layanan dan lingkup pekerjaan sesuai sub bidang
klasifikasi Sertifikat Badan Usaha (SBU) yang disyaratkan;
(c) Bahwa yang dimaksud dengan 1 (satu) SBU merupakan 1
(satu) sub bidang klasifikasi badan usaha dalam 1 (satu)
klasifikasi yang sama atau klasifikasi yang berbeda; dan
(d) Sub bidang klasifikasi badan usaha sebagaimana diatur dalam
peraturan perundang-undangan.

5) Memiliki Sertifikat Manajemen Mutu, Sertifikat Manajemen


Lingkungan, serta Sertifikat Keselamatan dan Kesehatan Kerja, hanya
disyaratkan untuk Pekerjaan Konstruksi yang bersifat
Kompleks/Berisiko Tinggi dan/atau diperuntukkan bagi Kualifikasi
Usaha Besar.

2) Perorangan

Persyaratan kualifikasi teknis, meliputi:

1) memiliki Sertifikat Kompetensi Kerja yang masih berlaku;

2) memiliki pengalaman paling kurang 1 (satu) Pekerjaan Konstruksi


dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir, baikdi lingkungan
pemerintah atau swasta termasuk pengalaman subkontrak;
3) Nilai pekerjaan sejenis tertinggi dalam kurun waktu 10 (sepuluh) tahun
terakhir paling kurang sama dengan 50% (lima puluh persen) nilai total
HPS/Pagu Anggaran. Pekerjaan sejenis merupakan pekerjaan yang
memiliki kesamaan pekerjaan, kompleksitas pekerjaan, metodologi,
teknologi, ataukarakteristik lainnya; dan
4) memiliki tempat/lokasi usaha.

3. Kami lembaga GERAK melihat persoalan diatas adanya pelanggaran peraturan


LPJKN Nomor 3 Tahun 2017 Pasal 55 tentang sertifikasi dan registrasi usaha jasa
kontruksi yang berbunyi sebagai berikut :

1. SBU dinyatakan sah bilamana pada SBU telah tercantum NRU, ditandatangi oleh
direktur registrasi dan hukum badan usaha pelaksana LPJK Nasional atau manager
eksekutif badan pelaksana LPJK Provinsi sesuai kewenangannya.
2. SBU yang dinyatakan sah sebagaimana dimaksud ayat (1) apabila data badan
usaha beserta data klarifikasi pada SBU tertayang, pada situs LPJK Nasional
(www.lpjk.net) dan telah dimuat dalam BRBU bulan berjalan .
3. Dalam hal ditemukan perbedaan data antara data yang tertuang pada SBU dengan
data yang tertanyang pada situs LPJK Nasional (www.lpjk.net) maka yang
dinyatakan sah dan benar adalah data yang tertayang pada situs LPJK Nasional
(www.lpjk.net).
4. Surat Dirjen Bina Konstruksi No. BK0301-Mn/2289 Tanggal 27 Desember
2021 Tentang Pemberlakuan Sertifikat Badan Usaha ( SBU ) dan Sertifikat
Kompetensi Kerja Konstruksi (SKK-K) setelah masa Transisi.
5. Surat Direktur Pengadaan Jasa Konstruksi Nomor BK0301-Kj/230 Tanggal 08
Februari 2022 Tentang Tata Cara Pemeriksaan Masa Berlaku Sertifikat Badan
Usaha (SBU)

4. Bahwa kami KPAHN melihat ada pelanggaran Peraturan Presiden RI No. 16 Tahun
2018 dan perubahannya No. 12 Tahun 2021 Tentang Pengadaan Barang atau Jasa
Pemerintah beserta turunannya.
BAGIAN KETIGA
PRINSIP PENGADAAN BARANG ATAU JASA
PASAL 6
Pengadaan Barang atau Jasa Menerepkan prinsip sebagai berikut :

- Efisien
- Efektif
- Transparan
- Terbuka
- Bersaing
- Adil dan;
- Akuntabel
BAGIAN KEEMPAT
ETIKA PENGADAAN BARANG ATAU JASA
PASAL 7
(1) Semua pihak yang terlibat dalam pengadaan barang atau jasa mematuhi etika
sebagai berikut :
a. Melaksanakan tugas secara tertib disertai rasa tanggungjawab untuk mencapai
sasaran, kelancaran, dan ketepatan tujuan pengadaan barangatau jasa.
b. Bekerja secara profesional, mandiri, dan menjaga kerahasiaan informasi
yang menurut sifatnya harus dirahasiakan untuk mencegah
penyimpangan pengadaan barang atau jasa.
c. Tidak saling memengaruhi baik langsung maupun tidak langsung yang
berakibat persaingan usaha tidak sehat.
d. Menerima dan bertanggungjawab atas segala keputusan yang ditetapkan
sesuai dengan kesepakatan tertulis pihak yang terkait.
e. Menghindari dan mencegah terjadinya pertentangan kepentingan pihak
yang terkait baik secara langsung maupun tidak langsung yang berakibat
persaingan usaha tidak sehat dalam pengadaan barangatau jasa.
f. Menghindari dan mecegah pemborosan dan kebocoran keuangan negara.

g. Menghindari dan mencegah penyalahgunaan wewenang dan/atau Kolusi


dan;
h. Tidak menerima, tidak menwarkan, atau tidak menjanjikan untuk memberi
menerima hadiah, imbalan, komisi, rabat, dan apa saja dari atau kepada
siapapun yang diketahui atau patut diduga berkaitan dengan pengadaan barang
atau jasa.
(2) Pertentangan kepentingan pihak yang terkait sebagaimana dimaksud pada Ayat
(1) Huruf e dalam hal :
a. Direksi, Dewan Komisaris, atau Personal Inti pada suatu Badan Usaha
merangkap sebagai Direksi atau Dewan Komisaris atau Personal Inti
pada Badan Usaha lain yang mengikuti tender atau seleksi yang sama.

b. Konsultan Perencana atau Pengawas dalam pekerjaan kontruksi bertindak


sebagai pelaksana pekerjaan kontruksi yang direncanakan atau diawasinya
kecuali dalam pelaksanaan pengadaan pekerjaan terintegrasi.
c. Konsultan Manjemen Kontruksi berperan sebagai Konsultan Perencana.

d. Pengurus atau Manajer Koperasi merangkap sebagai PPK/Pokja Pemilihan/


Pejabat Pengadaan pada pelaksanaan pengadaan barang atau jasa di
Kementrian atau Lembaga atau Perangkat Daerah.
e. PPK/Pokja Pemilihan/Pejabat Pengadaan baik langsung maupun tidak
langsung mengendalikan atau menjalankan Badan Usaha penyedia; dan / atau
f. Beberapa Badan Usaha yang mengikuti tender atau seleksi yang sama
dikendalikan baik langsung maupun tidak langsung oleh pihak yang
sama dan/atau kepemilikan sahamnya lebih dari 50% (Lima Puluh
Persen) dikuasai oleh pemegang saham yang sama.

5. Kami lembaga GERAK telah mengambil kesimpulan agar komisi persaingan usaha
harus mengambil langkah-langkah untuk memberikan sanksi berupa tindakan
administratif terhadap pelaku usaha yang melanggar undang-undang ini, antara lain :
- Perintahkan kepada pelaku usaha untuk menghentikan integrasi atau kegiatan yang
terbukti menimbulkan praktek monopoli, merugikan masyarakat, serta penetapan
pembayaran ganti rugi dan atau pengenaan denda serendah- rendahnya Rp.
1.000.000.000,- (satu milyar rupiah) dan setinggi-tingginya Rp.
25.000.000.000,- (dua puluh lima milyar rupiah) sesuai dengan Pasal 47.

6. Bahwa kami GERAK melihat ada pelanggaran Peraturan Presiden RI No. 16 Tahun
2018 dan perubahannnya No. 12 Tahun 2021 Tentang Pengadaan Barang atau
Jasa Pemerintah.
Pasal 51

(1) Prakualifikasi gagal dalam hal:

a. setelah pemberian waktu perpanjangan, tidak ada peserta yang menyampaikan


dokumen kualifikasi; atau
b. jumlah peserta yang lulus prakualifikasi kurang dari 3 (tiga) peserta.

(2) Tender/Seleksi gagal dalam hal:


a. terdapat kesalahan dalam proses evaluasi;

b. tidak ada peserta yang menyampaikan dokumen penawaran setelah ada


pemberian waktu perpanjangan;
c. tidak ada peserta yang lulus evaluasi penawaran;

d. ditemukan kesalahan dalam Dokumen Pemilihan atau tidak sesuai dengan


ketentuan dalam Peraturan Presiden ini;
e. seluruh peserta terlibat korupsi, kolusi, dan/atau nepotisme.
f. seluruh peserta terlibat persaingan usaha tidak sehat;
g. seluruh penawaran harga Tender Barang/Pekerjaankonstruksi/Jasa Lainnya di
atas HPS;
h. negosiasi biaya pada seleksi tidak tercapai;dan atau
i. korupsi, kolusi, dan/atau nepotisme melibatkan Pokja Pemilihan/PPK.
Bagian Kesatu

Peran Serta Usaha Kecil dan Koperasi

Pasal 65
(1) Usaha kecil terdiri atas Usaha Mikro dan Usaha Kecil.

(2) Kementerian/LembagalPemerintah Daerah wajib menggunakan produk usaha kecil


serta koperasi dari hasil produksi dalam negeri.

(3) Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2)


wajib mengalokasikan paling sedikit 40% (empat puluh persen) dari nilai
anggaran belanja barang/jasa Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah.
(4) Paket pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya dengan nilai Pagu
Anggaran sampai dengan Rp15.000.000.000,00 (lima belas miliar rupiah)
diperuntukan bagi usaha kecil danf atau koperasi.
(5) Nilai Pagu Anggaran pengadaan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dikecualikan
untuk paket pekerjaan yang menuntut kemampuan teknis yang tidak dapat dipenuhi
oleh usaha kecil dan koperasi.
(6) Kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang koperasi dan
usaha kecil dan Pemerintah Daerah memperluas peran serta usaha kecil dan
koperasi dengan mencantumkan barang/jasa produksi usaha kecil dan koperasi
dalam katalog elektronik.
(7) Penyedia usaha nonkecil atau koperasi yang melaksanakan pekerjaan melakukan
kerja sama usaha dengan usaha kecil dan/atau koperasi dalam bentuk kemitraan,
subkontrak, atau bentuk kerja sama lainnya, jika ada usaha kecil atau koperasi yang
memiliki kemampuan di bidang yang bersangkutan.
(8) Kerja sama dengan usaha kecil dan/atau koperasi sebagaimana dimaksud pada ayat
(7) dicantumkan dalam Dokumen Pemilihan.

7. Kami lembaga KPAHN melihat persoalan diatas melanggar PERPRES Nomor 16


Tahun 2018 dengan perubahan Nomor 12 Tahun 2021.
Bagian Kedua
Pengaduan Oleh
Masyarakat
Pasal 77
Ayat (1) Masyarakat menyampaikan pengaduan kepada APIP disertai bukti yang
faktual, kredibel dan autentik;
Ayat (6) Menteri / Kepala Lembaga / Kepala Daerah memfasilitasi masyarakatdalam
melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan pengadaan barang atau jasa; Ayat (7)
Lembaga Kebijakan pengadaan barang dan jasa pemerintah (LKPP) memberikan
Bagian Ketiga
Sanksi
Pasal 78
Ayat (1) perbuatan atau tindakan peserta pemilihan yang dikenakan sanksi dalam
pelaksanaan pemilihan penyedia adalah
- Menyampaikan dokumen atau keterangan palsu atau tidak benar untuk
memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam dokumen pemilihan;
- Terindikasi melakukan persekongkolan dengan peserta lain untuk mengatur
harga penawaran;
- Terindikasi melakukan KKN dalam pemilihan penyedia; atau

- Mengundurkan diri dengan alasan yang tidak dapat diterima oleh pejabat
pengadaan / POKJA Pemilihan / Agen Pengadaan;
Ayat (2) perbuatan atau tindakan pemenang pemilihan yang telah menerima SPPBJ
yang dapat dikenakan sanksi adalah pemenang pemilihan mengundurkan diri sebelum
penandatanganan kontrak.
Ayat (3) perbuatan atau tindakan penyedia yang dikenakan sanksi adalah :

a. Tidak melaksanakan kontrak, tidak menyelesaikan masa pemeliharaan;

b. Menyebabkan kegagalan bangunan;

c. Menyerahkan jaminan yang tidak dapat dicairkan

d. Melakukan kesalahan dalam perhitungan volume hasil pekerjaan berdasarkan


hasil audit;

e. Menyerahkan barang atau jasa yang kualitasnya tidak sesuai dengan kontrak
berdasarkan hasil audit; atau
f. Terlambat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan kontrak;
Ayat (4) Perbuatan atau tindakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ayat (2), dan
ayat (3) dikenakan :
a. Ayat (1) huruf a sampai dengan huruf c, dikenakan sanksi digugurkan dalam
pemilihan, saksi pencairan jaminan penawaran, dan saksi daftar hitam selama 2
(dua) tahun;
b. Ayat (1) huruf d, dikenakan sanksi pencairan jaminan penawaran dan sanksi daftar
hitam selama 1 (satu) tahun;
c. Ayat (2) dikenakan sanksi pencairan jaminan penawaran dan sanksi daftar hitam
selama 1 (satu) tahun;
d. Ayat (3) huruf a, dikenakan sanksi pencairan jaminan pelaksanaan atau sanksi
pencairan jaminan pemeliharaan dan sanksi daftar hitam selama 1 (satu) tahuun;
e. Ayat (3) huruf b sampai dengan huruf e, dikenakan sanksi ganti kerugian sebesar
nilai kerugian yang ditimbulkan; atau
f. Ayat (3) huruf f, dikenakan sanksi denda keterlambatan;

Pasal 81

Dalam hal terjadi pelanggaran sebagaimana dimaksud dalam pasal 78 ayat (1)
huruf a sampai dengan huruf c dan pasal 80 ayat (1) huruf a sampai dengan huruf
c UKPBJ melaporkan secara pidana
Pasal 82

(1) Sanksi administratif dikenakan kepada PA / KPA /PPK atau Pejabat Pengadaan atau
POKJA Pemilihan, / PJ /PHP / PPHP yang lalai melakukan suatu perbuatan yang
menjadi kewajibannya;
(2) Pemberian sanksi administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
oleh pejabat pembina kepegawaian atau pejabat yang berwenang sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
(3) Sanksi hukum disiplin ringan, sedang, atau berat dikenakan kepada PA / KPA /
PPK atau Pejabat Pengadaan atau POKJA Pemilihan / PJPHP / PPHP yang
terbukti melanggar pakta integritas berdasarkan putusan komisi pengawasan
persaingan usaha, peradilan umum, atau peradilan tata usaha Negara.

III. ANALISA

Bahwa dari uraian di atas telah dikaitkan oleh data-data yang didapat oleh tim
KPAHN adalah :
A. INDIKASI DAN DAMPAK TERHADAP KERUGIAN NEGARA

1. Bahwa terjadinya penyimpangan prosedur dalam pengadaan barang dan jasa


diakibatkan oleh panitia lelang Kelompok Kerja dan atau UKPBJ selaku
pengguna anggaran dalam melakukan pelelangan mengesampingkan dan tidak
berpedoman kepada PERPRES No. 16 Tahun 2018 dan aturan turunannya.
1.1 PANITIA KELOMPOK KERJA PEMILIHAN
a) Tidak mengindahkan ketentuan PERPRES dan undang-undang
b) Meloloskan penyedia barang atau jasa yang tidak sesuai dengan
prosedur dokumen tender.
c) Menetapkan pemenang bermasalah.
1.2 PENYEDIA BARANG DAN JASA / PESERTA TENDER

a) Tidak mengindahkan ketentuan Pasal 7 bagian keempat tentang


etika pengadaan barang dan jasa.
b) Sifat melawan hukum

c) Mempengaruhi panitia tender.

1.3 DELIK KORUPSI MENURUT UNDANG-UNDANG RI NO.31 TAHUN


1999 JO.UNDANG-UNDANG RI NO. 20 TAHUN 2001
a) Perbuatan yang menyebabkan kerugian Negara

b) Perbuatan suap menyuap

c) Perbuatan penggelapan dalam jabatan

d) Perbuatan pemerasan

e) Perbuatan curang

f) Adanya benturan kepentingan dalam pengadaan barang dan


jasa
g) Perbuatan gratifikasi

1.4 UNDANG –UNDANG RI NO. 28 TAHUN 1999 antara lain

a) Undang-undang RI Tahun 1999 mengatur tentang penyelenggaran


negara yang bersih dan bebas dari kolusi , korupsi dan nepotisme
(KKN)
b) Aparatur negara mempunyai beban dalam menjalankan fungsi
dan tugasnya yang mengelola keuangan APBN / APBD harus
bekerja secara profesional.

IV. KESIMPULAN
Bahwa terjadinya penyimpangan prosedur dalam proses pengadaan barang dan
jasa Pemerintah karena Pejabat Pengadaan dan Penyedia tidak mengindahkan Peraturan
dan Undang-Undang yang berlaku, adanya gratifikasi atau suap menyuap, penggelapan
dalam jabatan, benturan kepentingan, sifat melawan hukum, serta melalaikan etika
pengadaan ini menunjukan ketidak profesionalan aparatur negara, dalam hal ini POKJA
Pemilihan, SATKER, serta penyedia harus menerima sanksi baik administrasi maupun
perdata danpidana.
Demikian laporan kami dalam rangka membantu pemerintah dari sekian
banyaknya kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh panitia lelang POKJA ULP dan
SATKER atau PPK dengan penyedia jasa yang berdampak pada kebocoran keuangan
negara melalui dana APBN atau APBD, untuk menjunjung tinggi asas praduga tidak
bersalah kami lembaga GERAK yang berkedudukan di Jakarta menyampaikan
persoalan yang sering terjadi
dalam proses pengadaan barang dan jasa pemerintah tersebut di atas, dan seyogyanya
pihak terkait aparatur negara agar bekerja secara profesional, jujur dan menjunjung tinggi
moralitas sehingga proses pembangunan dilaksanakan sesuai harapan masyarakat. Kami
lembaga GERAK yang berkedudukan di Jakarta mempunyai tanggung jawab atas
persoalan diatas dan menyampaikan kepada aparatur hukum sesuai poksi kami menurut
undang-undang yang berlaku. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Jakarta, 21 September 2022

Ketua Gerakan Rakyat Anti

Korupsi

a/n Dr. Haris Maraden, SE.,MM

Nomor Kontak Kepala Dinas Sumber Daya Air Bina Marga dan Bina Konstruksi Kota
Tangerang Selatan – Bapak Robby Cahyadi , ST. MT. : 0812-8578-5717
Nomor Kontak Kepala Bidang Pembangunan Kantor Pemerintahan Dinas Cipta
Karya dan Tata Ruang – Bapak Herman : 0813-9980-9254

Tembusan kepada Yth,


1. KPPU BANTEN
ARSIP

Anda mungkin juga menyukai