Anda di halaman 1dari 22

44

MODUL 3
PEMBUATAN SAMBUNGAN ARAH MEMANJANG

A. Pendahuluan

Modul ini berisi sepintas pengetahuan tentang sambungan memanjang baik kayu
yang berbentuk balok maupun berbentuk papan dan pelaksanaan pembuatan beberapa
sambungan kayu balok memanjang dan sambungan kayu papan memanjang yang
merupakan bahan ajar yang digunakan sebagai panduan praktek dasar pembuatan
konstruksi kayu mahasiswa untuk membentuk salah satu bagian kompetensi melaksanakan
dasar-dasar pekerjaan kayu konstruksi bangunan.

Modul ini disajikan untuk membantu mahasiswa melaksanakan praktek tanpa harus banyak
dibantu oleh dosen/instruktur bahkan bila masih ada waktu dan bahan dapat menambah
keterampilan dengan mempraktekkan contoh-contoh sambungan lain atau variasi
sambungan lain sehingga menjadi lebih terampil.

Modul ini terdiri dari 6 kegiatan belajar yang semuanya membahas sambungan
kayu memanjang, yakni: (1) Sambungan Arah Memanjang, (2) Membuat sambungan bibir
lurus berkait, (3) Membuat sambungan bibir miring berkait, (4) Membuat sambungan
papan memanjang dengan ekor burung tunggal, (5) Membuat sambungan memanjang
dengan kunci sesisi, (6) Membuat sambungan memanjang dengan kunci jepit.

Setelah dengan cermat mempelajari modul ini maka diharapkan mahasiswa dapat:

1) Membuat Sambungan Arah Memanjang,


2) Membuat sambungan bibir lurus berkait,
3) Membuat sambungan bibir miring berkait,
4) Membuat sambungan papan memanjang dengan ekor burung tunggal,
5) Membuat sambungan memanjang dengan kunci sesisi,
6) Membuat sambungan memanjang dengan kunci jepit.

Kegiatan belajar mahasiswa dalam modul ini terdiri 4 kegiatan pembelajaran: (1) Uraian
materi pemebelajaran, (2) Rangkuman materi esensial/penting, (3) Latihan, (4) Tes

Modul 3: Praktek Kayu


45

B. PENYAJIAN

B.1. SAMBUNGAN KAYU ARAH MEMANJANG

1. PENGETAHUAN

Untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan konstruksi kayu diperlukan pengetahuan


dasar tentang sambungan kayu arah memanjang baik kayu berbentuk balok maupun kayu
berbentuk papan yang akan dibahas dalam modul ini, walaupun sebenarnya pengetahuan
dasar bentuk konstruksi kayu selain sambungan memanajng juga ada sambungan kayu
melebar dan hubungan kayu yang dibahas dalam modul lain.

Sebuah sambungan pada suatu konstruksi bangunan baik itu dari beton, baja maupun dari
kayu merupakan suatu titik terlemah pada konstruksi tersebut, oleh sebab itu dalam
melaksanakan penyambungan harus memperhatikan syarat-syarat ukuran sambungan dan
gaya-gaya yang akan bekerja pada sambungan tersebut. Syarat-syarat ukuran sambungan
dapat dilihat pada contoh gambar sambungan sedangkan gaya-gaya yang harus
diperhatikan adalah sebagai berikut:

1. Gaya Tarik

Bila yang bekerja gaya tarik, maka sambungan kedua batang kayu tersebut harus saling
mengait agar tidak mudah lepas, misalnya memakai sambungan bibir miring berkait.

2. Gaya Desak

Bila yang bekerja gaya desak, maka sambungan kedua batang kayu diusahakan agar
permukaan batang yang akan disambung saling menempel rapat. Misalnya memakai
sambungan lurus tekan.

3. Gaya Lintang dan Momen

Bila yang bekerja gaya lintang dan momen, maka gaya lintang akan menyebabkan
sambungan akan saling bergeser sedang momen akan menyebabkan suatu lenturan. Maka
dalam hal ini sambungan harus kuat dan kaku misalnya memakai sambungan pengunci.

4. Gaya Puntir

Bila sambungan atau hubungan ada gaya puntir, maka sambungan kedua batang kayu
harus saling mencengkeram agar tidak mudah terjungkit lepas misalnya memakai

Modul 3: Praktek Kayu


46

sambungan tarikan lurus rangkap untuk sambungan tiang dan hubungan pen dan lubang
untuk hubungan sudut.

Untuk mendapatkan sambungan yang awet dan kuat, maka cara mengerjakan sambungan
harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Cara mengerjakan sambungan kayu tidak boleh sampai merusak kayunya, misalnya:
kayu tidak boleh dipukul langsung tetapi harus diberi bantalan pelindung, salah bor
akan terjadi lubang yang sia-sia dan lubang ini merupakan awal pelapukan, salah
gergaji akan mengurangi luas penampang kayu.
2. Kayu yang akan disambung harus merupakan pasangan yang pas, maksudnya tidak
boleh terlalu longgar karena akan mudah lepas atau bergeser, dan juga tidak boleh
terlalu kencang (Jw. sesak) karena kalau dipaksakan akan ada bagian yang rusak atau
pecah.
3. Sebelum kedua kayu yang akan disambung disatukan, lebih dahulu bidang-bidang
sambungannya diberi cairan pengawet agar tidak mudah lapuk, sebab biasanya
daerah sambungan mudah dimasuki air dan air yang tertinggal ini menyebabkan
pelapukan.
4. Sambungan kayu diusahakan agar terlihat dari luar, karena untuk memudahkan
kontrol dan perbaikan.

Macam-macam Sambungan Arah Memanjang:

1. Sambungan bibir lurus dengan variasinya


- Sambungan bibir lurus
- Sambungan bibir lurus dada miring
- Sambungan bibir lurus dada mulut ikan
- Sambungan bibir lurus dada miring berbentuk mulut ikan
2. Sambungan bibir lurus berkait dengan variasinya
- Sambungan bibir lurus
- Sambungan bibir lurus berkait dengan dada miring
- Sambungan bibir lurus berkait dengan dada mulut ikan
3. Sambungan arah memanjang tegak untuk tiang
- Sambungan takik lurus
- Sambungan takik miring

Modul 3: Praktek Kayu


47

- Sambungan purus lurus


- Sambungan purus miring
- Sambungan takik Lurus dada mulut ikan
- Sambungan takik miring dada mulut ikan
4. Sambungan dengan pengunci
- Sambungan kunci sesisi
- Sambungan memanjang kunci jepit
5. Sambungan papan memanjang
- Sambungan papan memanjang dengan ekor burung terbuka
- Sambungan papan memanjang dengan ekor burung tertutup sesisi

Gambar 3.1. Macam-Macam Sambungan Perpanjangan Arah Datar Untuk Balok

Modul 3: Praktek Kayu


48

Gambar 3.2. Sambungan Perpanjangan ( Tekan )

Gambar 3.3. Sambungan Perpanjangan (Tarik)

Modul 3: Praktek Kayu


49

Gambar Macam-Macam Sambungan Bibir Miring

Gambar 3.4. Sambungan Bibir Lurus Tekan Dada Mulut Ikan

Gambar 3.5. Sambungan Bibir Lurus Tekan Dada Miring

Gambar 3.6. Sambungan Bibir Miring Tekan Dada Mulut Ikan

Modul 3: Praktek Kayu


50

Gambar 3.7. Sambungan Bibir Miring Tarik/Berkait Dada Tegak

Gambar 3.8. Sambungan Bibir Miring Tarik/Berkait Dada Mulut Ikan

Gambar Macam-Macam Sambungan Perpanjangan Arah Tegak Untuk Tiang :

Gambar 3.9. Sambungan Takikan Lurus

Modul 3: Praktek Kayu


51

Gambar 3.10. Sambungan Takikan Lurus Rangkap

Gambar 3.11. SambunganTakikan Lurus Dada Mulut Ikan

Gambar 3.12. Sambungan Takikan Miring Dada Mulut Ikan

Modul 3: Praktek Kayu


52

Gambar 3.13. Sambungan Purus Lurus

Gambar 3.14. Sambungan Purus Miring

Gambar 3.15. Sambungan Takikan Miring

Modul 3: Praktek Kayu


53

Gambar 3.16. Sambungan Takikan Miring Rangkap

Gambar 3.17. Sambungan Purus Lurus Dada Mulut Ikan

Gambar 3.18. Sambungan Purus Miring Dada Mulut Ikan

Modul 3: Praktek Kayu


54

B.2. SAMBUNGAN BIBIR LURUS BERKAIT

1. PENGETAHUAN DASAR

Sambungan bibir lurus berkait adalah salah satu sambungan balok memanjang yang
digunakan untuk sambungan memanjang konstruksi kayu yang penggunaannya menumpu,
misalnya untuk balok tembok, dsb.

2. LEMBAR KERJA

Bahan dan Alat

Bahan: Kayu balok ukuran 6/12 – 100 cm.

Alat:

1. Gergaji pemotong
2. Gergaji pembelah
3. Gergaji punggung
4. Ketam
5. Pahat lubang
6. Pahat tusuk
7. Palu kayu
8. Palu Besi
9. Alat-alat lukis:
- Pensil dan Krespen
- Siku-siku
- Perusut ganda
- Mistar baja/Rolmeter.

Keselamatan Kerja

1. Mengawali pekerjaan dengan berdoa


2. Mempelajari modul dengan cermat dan teliti.
3. Memakai pakaian kerja dengan baik, sopan dan aman.
4. Meletakkan alat-alat di tempat yang aman.
5. Menggunakan alat-alat sesuai dengan fungsinya.
6. Memusatkan perhatian pada pekerjaan dan alat-alat yang sedang digunakan.
7. Bekerja dengan hati-hati dengan penuh perhatian.

Modul 3: Praktek Kayu


55

8. Mengikuti petunjuk keselamatan, kesehatan kerja.


9. Bekerja dengan mengikuti prosedur yang benar.
10. Selalu mengikuti petunjuk instruktur.
11. Mengakhiri pekerjaan dengan berdoa.

Langkah Pengerjaan

1. Mempelajari modul dengan cermat lengkap dengan gambarnya.


2. Menanyakan hal-hal yang kurang jelas.
3. Menyiapkan alat-alat yang diperlukan sesuai pekerjaan.
4. Menyiapkan bahan.
5. Memotong bahan sesuai dengan kebutuhan dan membelah bila diperlukan.
6. Mengetam bidang I hingga lurus dan rata.
7. Mengetam bidang II hingga lurus, rata dan siku-siku terhadap bidang I.
8. Memerusut bidang III.
9. Mengetam bidang III hingga lurus, rata dan siku-siku terhadap bidang II.
10. Memerusut bidang IV.
11. Mengetam bidang IV, hingga rata, lurus dan siku-siku terhadap bidang I dan bidang
III.
12. Mengetam kepala kayu bila belum siku-siku, hingga kedua kepala kayu siku-siku
terhadap bidang I, II, III dan IV.
13. Membuat tanda paneng.
14. Melukis/menggambar gambar kerja.
15. Membuat bagian-bagian sambungan bibir lurus berkait dengan memotong bagian-
bagian tepi tarikan menggunakan gergaji panggung agar hasilnya presisi dan bagus.
16. Memotong-motong bagian-bagian yang akan dipakat untuk membantu agar hasil
pemakatan baik dan presisi sesuai dengan gambar kerja.
17. Melaksanakan percobaan merangkai sambungan.
18. Memperbaiki bagian-bagian yang belum bagus dan memcoba kembali merangkais
ambungan.
19. Merangkai sambungan.
20. Memeriksakan pekerjaan kepada dosen/instruktur.
21. Mengumpulkan tugas/pekerjaan.

Modul 3: Praktek Kayu


56

Petunjuk Penilaian Hasil Kerja


No Aspek Indikator Skor Maks Skor Yang Ket
dicapai
1. Hasil kerja Ketepatan ukuran 30
Kesikuan 20
Kerataan/tidak baling 30
Kerapian 20
Jumlah skor maksimal 100
Syarat skor minimal lulus 70
Jumlah skor yang dapat dicapai
Kesimpulan LULUS/ TIDAK LULUS

B.3. SAMBUNGAN BIBIR MIRING BERKAIT

1. PENGETAHUAN DASAR

Sambungan bibir miring berkait adalah salah satu sambungan kayu memanjang yang dapat
menahan beban lentur sehingga sambungan ini dapat digunakan untuk menyambung balok
tarik, gording, jurai luar/jurai dalam dan sebagainya.

2. LEMBAR KERJA

Bahan dan Alat

Bahan: Kayu 6/12 – 100 cm

Alat:

1. Alat tulis:

- Pensil/krespen
- Mistar baja/rol meter
- Siku-siku
- Perusut
- Jangka dan sebagainya

2. Gergaji pemotong

3. Gergaji pembelah

4. Gergaji punggung

5. Ketam panjang

6. Pahat lubang

Modul 3: Praktek Kayu


57

7. Pahat tusuk

8. Palu kayhu

9. Palu besi

Keselamatan Kerja

1. Mengawali kegiatan dengan berdo’a.


2. Memakai pakaian kerja yang rapi dan aman.
3. Mempelajari model dengan cermat.
4. Meletakkan bahan dan alat di tempat yang tepat.
5. Menggunakanalat-alat yang sesuai dengan fungsinya.
6. Menggunakan alat-alat pemotong yang tajam.
7. Memusatkan perhatian pada pekerjaan dan peralatan yang sedang dioperasikan.
8. Bekerja sesuai dengan prosedur yang tercantum dalam modul ini.
9. Bekerja dengan cermat dan hati-hati.
10. Mengikuti petunjuk keamanan, kesehatan dan keselamatan kerja.
11. Mengikuti petunjuk-petunjuk instruktur.
12. Mengakhiri kegiatan dengan berdoa.

Langkah Pengerjaan

1. Mempelajari modul dengan gambarnya dengan cermat.


2. Memakai pakaian kerja agar bebas dan aman
3. Membuat daftar kebutuhan alat-alat yang mendukung pekerjaan pembuatan
sambungan bibir miring berkait.
4. Membuat daftar kebutuhan bahan.
5. menyiapkan alaat-alat sesuai kebutuhan.
6. Menyiapkan bahan sesuai kebutuhan.
7. Mengetam bidang I hingga rata dan lurus
8. Mengetam bidang II hingga rata, lurus dan siku-siku terhadap bidang II.
9. Memerusut bidang III keliling untuk menentukan kelebaran kayu.
10. Mengetam bidang III hingga rata, lurus dan siku-siku terhadap bidang II.
11. Memerusut bidang IV keliling untuk menentukan ketebalan kayu bidang IV.
12. Mengetam bidang Iv hingga rata, lurus dan siku-siku terhadap bidang I dan bidang
III.

Modul 3: Praktek Kayu


58

13. Memberi tanda pareng.


14. Melukis benda kerja/menggambar benda kerja.
15. Membuat komponen/bagian-bagian sambungan yang berbentuk takikan dengan
menggunakan gergaji potong/gergaji punggung untuk pemotongan trakikan nyang
lebih akurat.
16. Memotong-motong/mencacah bagian yang akan dibuang untuk membentuk takikan
dengan gergaji potong/punggung.
17. Memahat kayu yang akan dibuang dengan pahat lubang.
18. Membersihkan/menyempurnakan takikan menggunakan pahat tusuk.
19. Mencoba merangkai sambungan, melepas dan membenahi yang kurang.
20. Merangkai sambungan dengan hasil rata, lurus dan plat/tidak baling.
21. Memeriksakan tugas kepada dosen/instruktur.
B.4. SAMBUNGAN PAPAN MEMANJANG DENGAN EKOR BURUNG
TUNGGAL
1. PENGETAHUAN DASAR

Sambungan papan memanjang dengan ekor burung tunggal adalah salah satu konstruksi
sambungan papan memanjang yang menggunakan takik setengah tebal kayu yang
berbentuk ekor burung tunggal. Sambungan ini banyak digunakan untuk sambungan
lisplang dan sambungan-sambungan papan memanjang lainnya.

2. LEMBAR KERJA

Bahan dan Alat

Bahan: Kayu papan ukuran 2/20 – 100 cm

Alat:

1. Gergaji potong
2. Gergaji pembelah
3. Gergaji punggung
4. Ketam panjang
5. Pahat lubang
6. Pahat tusuk
7. Palu Kayu
8. palu besi

Modul 3: Praktek Kayu


59

9. Alat-alat lukis:
o Pensil dan krespen
o Siku-siku
o Perusut ganda
o Mistar baja/rol meter

Keselamatan Kerja

1. Mengawali pekerjaan dengan berdoa.


2. Menggunakan pakaian kerja yang rapi dan aman
3. Mempelajari modul dan gambar dengan cermat
4. Meletakkan alat-alat dan bahan ditempat yang aman.
5. Menggunakan alat-alat sesuai dengan fungsinya.
6. Menggunakan alat-alat pemotong yang tajam dan sesuai fungsinya.
7. Memusatkan perhatian pada pekerjaan dan alat-alat yang sedang dioperasikan.
8. Mengikuti petunjuk keselamatan kerja yang ada di bengkel.
9. Mengikuti petunjuk instruktur.
10. Mengakhiri pekerjaan dengan berdoa.

Langkah Pengerjaan

1. Mempelajari modul dan gambar kerja dengan cermat.


2. Menyiapkan alat-alat kerja kayu dan tangan.
3. Menyiapkan bahan kerja
4. Memotong bahan dan membelah (bila diperlukan)
5. Mengetam keempat sisi kayu (bidang I, II, III, dan IV) sehingga papan itu rata,
lurus, siku-siku terhadap bidang lain, demikikan pula kedua ujung/kepala dkayu
juga ikut siku terhadap keempat bidang kayu tersebut.
6. Memberi tanda pareng untuk menentukan letak/posisi masing-masing
batang/bagian.
7. Melukis benda kerja sambungan ekor burung (tunggal ) tertutup.
8. Membuat komponen/bagian sambungan takik setengah tebal kayu yang berbentuk
ekor burung (tunggal) tertutup
9. Mencoba merangkai sambungan dan membenahi yang kurang.

Modul 3: Praktek Kayu


60

10. Merangkai sambungan ekor burung (tunggal) tertutup, hingga sambungan rapat,
rapi dan plat (tidak baling).
11. Memeriksakan/memilahkan hasil praktek kepada dosen/instruktur.

B.5. SAMBUNGAN PAPAN MEMANJANG DENGAN KUNCI SESISI

1. PENGETAHUAN DASAR

Sambungan memanjang dengan kunci sesisi yang kita praktekkan disini adalah sambungan
untuk batang tarik kuda-kuda yang berhubungan dengan tiang kuda-kuda dan balok
penyokong kuda-kuda yang menggunakan kunci sesisi yang terletak di atas sambungan
bibir miring pada batang tarik tersebut.

2. LEMBAR KERJA

Bahan dan Alat

Bahan:

- Kayu 6/12 – 100 CM 1 BT


- Kayu 6/12 – 80 cm 2 bt
- Kayu 6/12 – 50 cm 1 bt
- Kayu 6/12 – 30 cm 2 bt
- Baut dan mur Ø”½ – 25 cm = 4 biji dan Ø”½ – 12 cm = 3 biji.
- Plat penggapit u 1 buah plat strik 2 buah.

Alat:

1. Alat-alat lukis:
- Pensil dan krespen
- Siku-siku
- Mistar baja/rol meter
2. Gergaji potong
3. Gergaji pembelah
4. Gergaji punggung
5. Ketam panjang
6. Pahat lubang
7. Pahat tusuk
8. Palu Kayu

Modul 3: Praktek Kayu


61

9. Palu besi

Keselamatan Kerja

1. Mengawali pekerjaan dengan berdoa.


2. Menggunakan pakaian kerja yang rapi dan aman
3. Meletakkan alat-alat dan bahan pada alur meja yang aman.
4. Menggunakan alat-alat sesuai dengan fungsinya.
5. Menggunakan alat-alat pemotong yang tajam
6. Memusatkan perhatian pada pekerjaan dan alat-alat yang sedang digunakan
7. Mengikuti petunjuk instruktur.

Langkah Pengerjaan

1. Mempelajari modul dan gambar kerja dengan cermat.


2. Menanyakan hal-hal yang kurang jelas kepada instruktur.
3. Menyiapkan alat-alat kerja.
4. Menyiapkan bahan-bahan kerja
5. Memotong bahan dan membelah (bila diperlukan)
6. Mengetam keempat bidang bahan kayu
7. Memberi tanda pareng
8. Melukis benda kerja.
9. Membuat bagian-bagian komponen sambungan
10. Mencoba merangkai dan membenahi yang kurang.
11. Merangkai semua komponen sambungan hingga sambungan rapat, rapi dan plat.
12. Merangkai sambungan ekor burung (tunggal) tertutup, hingga sambungan rapat,
rapi dan plat (tidak baling).
13. Memeriksakan/memilahkan hasil praktek kepada dosen/instruktur.

B.6. SAMBUNGAN MEMANJANG DENGAN KUNCI JEPIT

1. PENGETAHUAN DASAR

Sambungan memanjang dengan kunci jepit itu adalah sambungan yang balok tariknya
hanya dipertemukan dan ditakik atau dibuat takik, bibir miring dan sebagainya lalu dijepit
dengan dua batang kayu penjepit dan 4 bauh mur baut.

Modul 3: Praktek Kayu


62

2. LEMBAR KERJA

Bahan dan Alat

Bahan:

- Kayu 6/12 – 100 cm 2 bt


- Kayu 6/12 – 80 cm 2 bt
- Baut dan mur Ø”½ – 20 cm = 4 biji

Alat:

- Alat-alat lukis
- Pensil dan krespen
- Siku-siku
- Mistar baja/rol meter
- Perusut
- Gergaji potong
- Gergaji pembelah
- Gergaji punggung
- Ketam
- Pahat lubang
- Pahat tusuk
- Palu kayu
- Palu besi
- Bou engkol
- Kunci pas

Keselamatan Kerja

1. Menggunakan pakaian kerja yang rapi dan aman


2. Meletakkan alat-alat dan bahan kerja yang aman
3. Menggunakan alat-alat sesuai dengan fungsinya
4. Menggunakan alat-alat pemotong yang tajam
5. Bekerja dengan hati-hati dan penuh perhatian
6. Mengikuti petunjuk instruktur
7. Mengawali dan mengakhiri dengan berdoa

Modul 3: Praktek Kayu


63

Langkah Pengerjaan

1. Mempelajari modul dan gambar kerja


2. Menyiapkan alat-alat
3. Menyiapkan bahan-bahan kerja
4. Mengetam semua bahan kayu keempat bidangnya
5. Memberi tanda pareng
6. Melukis benda kerja
7. Membuat takikan baik batang tarik maupun batang penjepitnya
8. Membuat pen dan lubang
9. Merangkai sambungan balok tarik dan penjepit
10. Membuat lubang baut
11. Memasang mut baut
12. Merangkai hubungan tiang kuda-kuda dengan balok penyokong
13. Membuat lubang baut
14. Merangkai semua komponen sambungan
15. Membenahi yang kurang
16. Merangkai dan mamasang plat penggapit dan mur baut
17. Memeriksakan kepada dosen/instruktur

Modul 3: Praktek Kayu


64

C. PENUTUP

C.1. TES

1. Sebutkan 5 macam sambungan memanjang


2. Sebutkan sambungan yang biasa digunakan untuk sambungan memanjang untuk
batang yang menggantung.
3. Jelaskan dimana letaknya suatu titik terlemah pada suatu konstruksi!
4. Jelaskan menggunakan sambungan apa bila yang akan bekerja pada batang itu
adalah gaya tarik?
5. apa yang menyebabkan/gaya apa yang bekerja pada batang itu ketika kita memilih
sambungan pengunci?
6. Sebutkan 5 macam variasi sambungan bibir lurus!
7. Sebutkan 5 macam sambungan tegak/sambungan tiang!
8. Dimana digunakan sambungan bibir lurus?
9. Sebutkan dua macam sambungan memanjang untuk bentuk/ukuran papan!

Petunjuk Penilaian Hasil Kerja


No Aspek Indikator Skor Maks Skor Yang Ket
dicapai
1. Soal no. 1 Terjawab benar 10
2. Soal no. 1 Terjawab benar 10
3. Soal no. 1 Terjawab benar 10
4. Soal no. 1 Terjawab benar 10
5. Soal no. 1 Terjawab benar 10
6. Soal no. 1 Terjawab benar 10
7. Soal no. 1 Terjawab benar 10
8. Soal no. 1 Terjawab benar 10
9. Soal no. 1 Terjawab benar 10
10. Soal no. 1 Terjawab benar 10
Jumlah skor maksimal 100
Syarat skor minimal lulus 70
Jumlah skor yang dapat dicapai
Kesimpulan LULUS/ TIDAK LULUS
DAFTAR PUSTAKA
1. Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan,
Kurikulum Edisi 1999, Jakarta.

2. Dalik SA. Oja Sutiarno. 1978. Petunjuk Pengerjaan Kayu 1, Proyek Pengadaan
Buku, Dapdikbud, Dikmenjur.

Modul 3: Praktek Kayu


65

3. A. Dodong Budianto, 1995. Mesin Tangan Industri Kayu . PIKA Semarang,


Penerbit Kanisius,

4. Benny Puspantoro, Ign, 1995, Konstruksi Bangunan Gedung Sambungan Kayu


Pintu dan Jendela, Andi Offset Yogyakarta.

5. Soegihardjo, BAE, Pr. Soedibyo, 1978. Ilmu Bangunan Gedung 2 Depdikbud,


Dikmenjur,

6. Soegihardjo dan Soedibyo, 1977, Ilmu Bangunan Gedung 1, Jakarta: Direktorat


Pendidikan Menengah Kejuruan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
SENARAI

1. Sambungan: Adalah sebuah konstruksi untuk menyatukan dua atau lebih batang kayu
untuk memenuhi kebutuhan panjang, lebar atau tinggi tertentu dengan bentuk
konstruksi yang sesuai dengan gaya-gaya yang akan bekerja pada batang kayu
tersebut sesuai penggunaan konstruksi kayu tersebut.
2. Sambungan Kayu Memanjang: Adalah sebuah konstruksi untuk menyatukan dua
batang atau lebih balok kayu atau papan kayu untuk memenuhi panjang tertentu yang
dibutuhkan.
3. Sambungan Ekor Burung Tunggal: Adalah sebuah sambungan papan memanjang
dengan takikan dan lidah yang berbentuk ekor burung tunggal.
4. Sambungan bibir lurus berkait: Adalah konstruksi sambungan untuk balok kayu
memanjang yang menggunakan takikan yang kedalamannya berbeda antara separo
ujung depan sambungan dan separuh pangkal sambungan sehingga perbedaan
kedalaman takikan tersebut sebagai kait sambungan.
5. Sambungan bibir miring berkait: Adalah konstruksi sambungan untuk balok kayu
memanjang yang menggunakan takikan miring yang kedalamannya berbeda antara
separuh ujung dan separuh pangkal sehingga perbedaan takikan merupakan kait
sambungan tersebut.
6. Sambungan memanjang dengan kunci sesisi: Adalah suatu konstruksi sambungan
memanjang misalnya sambungan bibir miring berkait yang diperkuat/dikunci disisi
atas yang diperkuat dengan takikan dan mur baut.
7. Sambungan memanjang dengan kunci jepit: Adalah suatu konstruksi sambungan
memanjang misalnya sambungan takik, atau purus lurus yang diperkuat/dijepit
dengan dua batang kayu kanan kiri dan diperkuat dengan mur dan baut.

Modul 3: Praktek Kayu

Anda mungkin juga menyukai