Anda di halaman 1dari 3

TUGAS ETIKA PROFESI

KASUS
CYBERCRIME

Diajukan Oleh :
Rizky Haris Siddiq Gunawan
NIM. 2005112001

PROGRAM STUDI TEKNIK KOMPUTER JURUSAN


TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
2022
1. Hacker mencuri 11 Triliun dari Bank Dunia Tahun 2015

Untuk jangka waktu 2 tahun pada awal 2015, sekelompok peretas yang berbasis di rusia
berhasil mendapatkan akses untuk mengamankan informasi dari lebih dari 100 institusi di
seluruh dunia
Penjahat dunia maya menggunakan malware untuk menyusup ke sistem komputer bank dan
mengumpulkan data pribadi , mereka kemudian dapat meniru staf bank online untuk
mengotorisasi transfer curang dan bahkan memesan mesin ATM untuk mengeluarkan uang
tunai tanpa kartu bank. Diperkirakan sekitar 650 juta ( 11 Triliun ) dicuri dari lembaga
keuangan secara total .

2. Data Akun Tokopedia Diretas pada maret 2020

Sebanyak 15 juta pengguna terkena peretasan data pada maret 2020, menurut pakar
keamanan internet dari Vaksincom Alfons Tanujaya mengatakan sistem keamanan
Tokopedia berhasil mengamankan password pengguna , sehingga akun tidak dapat dibobol.
Namun dengan ada upaya peretasan ini pengguna tokopedia diminta tetap berhati hati karena
ada ancaman kejahatan yang mengintai

Data yang dikumpulkan termasuk nama pengguna, e-mail, dan hash password yang tersimpan
di dalam sebuah file database PostgreSQL. Selain hash password, nama, dan alamat e-mail,
data yang diretas juga mencakup tanggal lahir, kode aktivasi e-mail, kode reset password,
detail lokasi, ID messenger, hobi, pendidikan, waktu pembuatan akun hingga waktu terakhir
log-in. Namun, dalam daftar akun yang terkumpul di database berjenis PostgreSQL itu,
disinyalir tidak disertakan dengan kode spesifik atau biasa disebut "salt". Rangkaian kode salt
ini berguna untuk melindungi kata sandi pengguna dengan algoritma. Dengan demikian,
diperlukan waktu bagi peretas untuk menebak serta membobol akun pengguna.

3. Virus WannaCry

Serangan Cyber paling luas yang pernah ada , peretas berhasil mendapatkan akses ke semua
sistem komputer rumah sakit di seluruh dunia pada pertengahan 2017, menyebabkan
kekacauan diantara sistem medis di indonesia. 
Alat peretasan yang ddigunakan sama dengan penyerangan terhadap perusahaan pengiriman
dan komputer yang terinfeksi virus ini ada di 150 negara termasuk indonesia
Ransomware atau yang dsebut " WannaCry " ini  dikirimkan melalui Email dalam bentuk
Attachment.
Setelah pengguna mengklik Lampiran tersebut maka virus tersebut akan menyebar melalui
komputer mereka dan mengunci semua file mereka dan meminta uang sebelum dapat diakses
kembali.  Sebanyak 300.000 komputer terinfeksi virus

Serangan perangkat pemeras WannaCry adalah sebuah perangkat tebusan. Pada Mei 2017,
serangan siber skala besar menggunakan perangkat ini diluncurkan, menginfeksi lebih dari
75.000 komputer di 99 negara, menuntut pembayaran tebusan dalam 20 bahasa.
Serangan ini mengenai Telefonica dan beberapa perusahaan besar lainnya di Spanyol, serta
sebagai dari National Health Service (NHS), FedEx dan Deutsch Bahn. Sasaran lain di
setidaknya 99 negara juga melaporkan penyerangan sekitar waktu yang sama. Lebih dari 1.000
komputer di Kementerian Urusan Dalam Negeri Rusia, Kementerian Darurat Rusia dan
perusahaan telekomunikasi Rusia MegaFon, telah dilaporkan terinfeksi.
WannaCry diyakini menggunakan Exploit EternalBlue, diduga dikembangkan oleh Badan
Keamanan Nasional Amerika Serikat untuk menyerang komputer yang menjalankan sistem
operasi Microsoft Windows. Meskipun tambalan untuk mengatasi kerentanan ini telah
dikeluarkan pada tanggal 14 Maret 2017, keterlambatan dalam penerapan pembaruan
keamanan membuat beberapa pengguna dan organisasi tetap dalam kondisi rentan. Di
Indonesia, perangkat ini menyerang sejumlah komputer di berbagai rumah sakit umum dengan
permintaan uang tebusan Rp 4.000.000 untuk mengembalikan komputer ke sediakala.

Anda mungkin juga menyukai