Anda di halaman 1dari 23

META-ANALISIS PENYERANGAN RANSOMWARE

TERHADAP M-BANKING DAN LAYANAN INTERNET


Putri Elok Faiqkoh, Nindi Septia Ningrum, Nia Lutfiana

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jember, jl. Kalimantan No. 37, Jawa
Timur.
@putrielokf99@gmail.com, @nindiningrum09@gmail.com,
nialutfiupik29@gmail.com

ABSTRAK
Ransomeware yang bisa disebut juga dengan perangkat pemeras merupakan
perangkat yang dirancang sebagai perangkat perusak untuk menghalangi akses
pada sistem komputer dan data sehingga, perusahaan maupun instansi yang
terkena serangan tersebut harus membayar tebusan agar data komputer bisa
dikembalikan. Ransomware adalah salah satu serangan siber dari banyaknya
serangan digital saat ini. Bahkan menurut laporan pada tahun 2019 lalu terdapat
serangan siber yang meningkat karena adanya terbengkalainya system saat masa
COVID-19.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui lebih dalam ad aitu
sebenarnya ransomware, bagaimana ciri-cirinya, bagaimana pencegahannya, dan
bagaimana cara menanganinya. Metode penelitian ini menggunakan metode
kualitatif dimana penulis mencari beberapa jurnal dari tahun 2019 hingga
sekarang untuk perbandingan dan pegangan sumber penulisan. Adapun hasil
penelitian ini disajikan dalam bentuk analisis yang menjelaskan perbandingan
penelitian ransomware.
Adapun hasil penelitian diharapkan dapat memperdalam wawasan
pembaca mengenai penyerangan ransomware yang dapat mengancam keamanan
data perusahaan dan menghambat operasi perusahaan.
Kata Kunci: siber, ransomware, M-Banking, layanan internet.

PENDAHULUAN
Seiring berjalannya waktu di Indonesia saat ini sudah mengalami masa
evolusi dimana banyak masyarakat yang sudah menggunakan uang digital, belanja
digital, transaksi digital dan layanan internet lainnya., perkembangan teknologi
berkembang pesat terutama dalam pengelolaan keuangan dan penjaringan internet.
Jika zaman dahulu melakukan transaksi jual-beli dengan melakukan tukar-menukar
barang yang saling dibutuhkan. Namun sekarang, sudah bisa melakukan transaksi
jual-beli menggunakan M-Banking. Dibalik kemudahan tersebut, terdapat modus
kejahatan yang sedang marak dilakukan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab
sehingga banyak bermunculan hacker yang mencoba merusak sistem sebuah
organisasi. Penyerangan tersebut dapat dilakukan melalui malware maupun
ransomware yang sangat cepat menyebar dan berbahaya. Tujuan melakukan
penyerangan yaitu untuk memperoleh data pribadi pelanggan demi keuntungan
ekonomi seperti rekening bank. Perangkat yang diciptakan untuk menyandra data
target ini yang nantinya akan dikembalikan jika sudah mendapatkan tebusan sesuai
yang sudah disepakati.
Ransomware adalah salah satu dari bentuk malware, yang merupakan
sebuah virus berbahaya yang menyerang sistem komputer. Ransomware ditemukan
oleh Joseph Popp pada tahun 1989 yang berguna untuk trojan. Namun, penciptaan
ransomware tersebut gagal karena tidak dapat menjangkau banyak korban, kurang
berfungsinya enkripsi, dan kurang dapat menyimpan data secara detail.
penggunaan celah keamanan dijadikan penjahat untuk mengunduh ransomware.
Baru-baru ini ransomware sudah melonjak tinggi sejak tahun 2019, bahkan
pemerintah sulit untuk menekan perkembangan ransomware. Tercatat sudah lebih
dari 700 juta serangan selama tahun 2022 yang terjadi di Indonesia. Bahkan saat
masa COVID-19 marak, serangan siber juga ikut marak karena adanya system yang
terbengkalai. Maka dari itu perlu adanya pengawasan khusus tentang
berkembangnya ransomware ini dan mencari apa yang harus dilakukan untuk
menghindari penyanderaan data ini, karena sampai sekarang tidak ada acara yang
pasti dengan persen lebiih dari 50% berhasil. Bahkan jika korban membayar
tebusan untuk data yang disandera, pelaku juga tidak akan pasti apakah data akan
dikembalikan atau tidak.

Ciri-ciri dari adanya serangan ransomware menurut Alfons Tanujaya, yang


merupakan seorang pakar forensik digital dari Vaksincom yaitu tidak adanya
cadangan data saat terjadi penyerangan, sehingga menyebabkan sistem dalam
lumpuh dan menyerang database yang menimbulkan hilangnya data sistem atau
tidak dapat diakses oleh organisasi.. Penyerang juga meminta tebusan agar data
mereka dapat kembali.
Untuk itu, penulis melakukan penelitian terkait penyerangan ransomware
terhadap M-Banking dan internet agar dapat mengetahui tentang akar penyerangan
ransomware, pencegahan, dan penanggulangannya. Dari banyaknya kasus
kejahatan ransomware, membuat peneliti akan melakukan penelitian dengan cara
menganalisis 15 jurnal tentang ransomware.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi isi dari beberapa jurnal
yang berkaitan dengan ransomware dalam M-Banking atau media digital lainnya.
Penelitian ini lebih berfokus kepada analisis tingkat kejahatan ransomware di M-
Banking, dengan pertimbangan faktor yang mempengaruhi para penulis jurnal
dalam menentukan kategori variasi gambar pemetaannya. Berdasarkan meta-
analisis ini, diharapkan penulis dapat menghasilkan informasi tentang penelitian
yang sudah terjadi agar bisa menambah wawasan mahasiswa untuk meningkatkan
berbagai macam kajian dalam melaksanakan penelitian.

KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS


Dalam bab ini penulis akan menulis tentang teori dan hasil penelitian yang
sebelumnya sudah ada dan yang relevan terkait dengan variabel yang diteliti dalam
mini riset ini. Penulis akan menyertakan sumber kutipan penelitian yang digunakan
Korelasi Internet dan Ancaman Siber
Inti dari ancaman siber adalah software yang terhubung ke sistem internet.
Salah satu definisi korelasi internet dan ancaman siber adalah “jika tidak ada
internet, tidak akan ada ancaman siber dan perkembangannya.
Dampak internet asat ancaman siber menurut Ferdiansyah (2018:29) dalam
penelitiannya yang berjudul ‘Analisis Aktivitas dan Pola Jaringan Terhadap Eternal
Blue & Wannarcy Ransomeware’ adalah “Internet memainkan perananan sangat
penting saat ini dalam kehidupan dengan pertumbuhan yang cepat harus pula di
ikuti dengan meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman siber. Wannacry dan
Eternal blue adalah salah satu ancaman kejahatan siber yang sangat besar karena
banyak sekali dampak serta kerugian yang ditimbulkan”. Sedangkan menurut
Ramadhan S (2018:08) dalan judul penelitiannya yaitu ‘Tinjauan Yuridis
Kriminolohis terhadap Tindak Pidana Cyber Terrorism dalam Transaksi Elektronik
di Indonesia’ adalah “Perkembangan teknologi informasi pada khususnya internet
yang semakin berkembang pesat tentunya membawa dampak bagi pengguna yang
dalam hal ini pengguna internet baik dampak positif maupun negatif yang
ditimbulkan. Namun, dampak negatifnya pun sangat dapat dirasakan dan dilihat,
dimana kita telah mengenal suatu kejahatan baru melalui perkembangan internet
atau yang dapat disebut dengan kejahatan berintegrasi dengan dunia internet,
sehingga kejahatan berintergrasi dengan dunia internet untuk aksi terorisme lebih
dikenal sebagai cyber terrorism yang dalam pelaksanaan nya merupakan suatu
teroris yang melancarkan aksinya dengan cara memanfaatkan perkembangan
teknologi internet”. Berdasarkan teori tersebut, peneliti sampai pada pemahaman
bahwa korelasi antara internet dan ancaman siber adalah adanya perkembangan
internet membuat semakin cepat pula perkembangan siber menjalar.

Penyerangan Ransomware Terhadap M-Banking dan Layanan Internet


Ada 3 pengertian yang ada pada bagian ini yakni apa itu ransomoware, M-
Banking, dan layanan Internet dan bagaimana ketiganya saling berkaitan. Perlu
diketahui bahwa ransomware menurut Budi Hartono dalam penelitiannya yang
berjudul ‘Ransomware: Memahami Ancaman Keamanan Digital’ adalah
“Ransomware merupakan jenis perangkat lunak berbahaya yang mengenkripsi data
dan menuntut pembayaran tebusan. Ancaman ransomware telah menyebabkan
kerugian finansial yang signifikan dan mengganggu operasi bisnis serta individu.”
Arikel ini diperkuat dengan penjelasan lain dari jurnal Ronny Richardson dan Max.
N. North (2021:01) yaitu “Ransomware is a rapidly growing threat to the data files
of individuals and businesses. It encrypts files on an infected computer and holds
the key to decrypt the files until the victim pays a ransom. This malware is
responsible for hundreds of millions of dollars of losses annually”. Adapula
gagasan dari Sjouwerman (2015b) yaitu “The first ransomware virus, called the
AIDS Trojan (and also known as the PC Cyborg), was created by Joseph L. Popp.
Popp was a Harvard-trained evolutionary biologist. It was distributed by floppy disk
at the World Health Organization’s International Aids conference. It used simple
symmetric cryptography to encrypt file names and tools were soon available to
decrypt them”. Ada gagasan lain dari penelitian Sagura (2016) yang berbunyi
“Having ransomware software infect a machine is not enough. The ransomware
must communicate with a server to get an encryption key and report its results. This
requires a server hosted by a company that will ignore the illegal activity and
guarantee the attackers anonymity. These hosting companies are called Bulletproof
Hosting. Most are located in China or Russia. Attackers also use a proxy or VPN
services to further disguise their own IP addresses”. Dengan adanya beberapa
pendapat dari artikel dan jurnal diatas, penulis akhirnya sampai pada kesimpulan
bahwa ransomeware bisa disebut juga dengan perangkat pemeras yang dirancang
sebagai perangkat perusak untuk menghalangi akses pada sistem komputer dan data
sehingga, perusahaan maupun instansi yang terkena serangan tersebut harus
membayar tebusan agar data komputer bisa dikembalikan
Sedangkan M-Banking itu sendiri adalah layanan yang diberikan bank untuk
memudahkan nasabah melakukan transaksi perbankan melalui ponsel atau
smartphone yang dimana cara penggunaannya harus mengunduh aplikasi yang
sudah disarankan bank terkait agar bisa menggunakan semua jenis layanan yang
tersedia. Menurut MS Yuliana Saputri (2021:20) dalam artikelanya yang berjudul
‘Layanan Jasa Mobile Banking pada Nasabah BSI’ adalah “layanan yang
memudahkan nasabahnya dalam melakukan transaksi. Layanan transaksi mobile
banking seperti pembelian pulsa, pembayaran listrik, pembayaran asuransi,dan
lain-lain. Oleh karena itu, nasabah pengguna tidak perlu bersusah payah dalam
bertransaksi. Dengan adanya kemudahan bertransaksi, biaya transfer, gratis
administrasi dan lain-lain. Dengan mengatasi jaringan yang kurang stabil nasabah
memiliki operator jaringan yang kuat, dengan pembaruan aplikasi pada mobile
banking”. Dari teori tersebut, peneliti bisa menyimpulkan bahwasanya Mobile
banking sangat mudah digunakan daripada menggunakan SMS banking sebab
nasabah tidak harus mengingat ataupun menyimpan format pesan SMS yang harus
diteruskan ke bank atau nomor tujuannya. Di dalam M-Banking terdapat fitur-fitur
layanan mobile banking yaitu seperti layanan informasi tentang saldo pada bank,
layanan dan cara mutasi rekening, suku bunga, serta lokasi cabang bank
terdekat atau ATM terdekat. Untuk layanan transaksi biasanya meliputi transfer,
platform bayar tagihan seperti tagihan listrik, internet, air, pembelian pulsa, dan
berbagai layanan lainnya.
Dan yang terakhir adalah layanan internet dimana menurut fold (2014),
menyebutkan bahwa layanan internet adalah “jaringan komputer luas dan besar
yang mendunia, yaitu menghubungkan pemakai komputer dari suatu negara ke
negara lain di seluruh dunia, dimana di dalamnya terdapat berbagai sumber daya
informasi dari mulai yang statis hingga yang dinamis dan interaktif yang
didalamnya terdapat layanan seperti e-mail, web dan lain-lain”. Setelah ada
gagasan-gagasan tersebut, penulis sampai pada kesimpulan bahwa penyerangan
ransomware terhadap M-Banking dan layanan internet adalah perangkat pemeras
yang dirancang khusus sebagau perangkat perusak untuk menghalangi akses pada
sistem komputer dan data sehingga, perusahaan maupun instansi yang terkena
serangan tersebut harus membayar tebusan agar data komputer bisa dikembalikan
biasanya memalui data perusahaan, ataupun e-mail dan layanan Internet lainnya.

Perkembangan Ransomware Dari Tahun ke Tahun


Perkembangan ransomware di dunia hacking berkembang pesat dari tahun
ke tahun. Dilansir dari indotelko.com, dalam Alto Networks ditemukan kasus
ransomware dan pemerasan di Indonesia meningkat hingga mencapai 30% di tahun
2022. Kasus yang dilaporkan sekitar 14 kasus di tahun tersebut. Pelaku ransomware
menargetkan organisasi sistem daripada perorangan. Mereka menggunakan taktik
dengan gangguan 20 kali lebih besar daripada tahun 2021 silam. BSSN
mengungkapkan bahwasanya ransomware seperti pembobolan data adalah
serangan siber yang sering dan umum terjadi di tahun 2022 silam. Tercatat
bahwasanya pada tahun 2022 serangan siber, 50% nya didominasi oleh
ransomware. Dalam 18 bulan terakhir terdapat beberapa laporan diantaranya,
Indonesia berada di posisi ke-3 se Asia Tenggara setelah Singapura dan Thailand.
Organisasi yang banyak menjadi sasaran adalah manufaktur, grosir, ritel, dan jasa
profesional. Di asia tenggara, peningkatan serangan ransomware sebesar 35,4%
dengan 302 serangan tercatat. Jumlah tebusan ransomware pun tak main-main,
hingga saat ini jumlah pembayarannya mencapai US$7juta atau lebih dari 107
miliar rupiah. Di tingkatan median, permintaan tebusan sekitar 10 miliar rupiah
dengan angka pembayaran tebusan sekitar 5 miliar rupiah.
Dengan persentase diatas dapat dilihat bahwasanya penyerangan
ransomware meningkat dari waktu ke waktu. Kebanyakan penelitian tentang
ransomware ini menggunakan metode pendekatan kualitatif dimana jurnal-jurnal
yang membahas langsung turun ke lapangan untuk melihat keadaan sebenarnya
tentang serangan siber ransomware. Adapun yang membahas tentang ransomware
dalam tulisannya yaitu, Universitas UGM, Tim riset Dell SecureWorks Counter
Threat Unit, Erick Lamdompak S yang sekaligus menjadi data sekunder untuk
penelitian penulis. Dalam perkembangan ransomware banyak peneliti yang
merangkum peristiwa yang disebabkan oleh ransomware dari tahun ke tahun. Pada
tahun 2019 AS dilanda rentetan serangan ransomware yang menyerang pendidikan,
badan kesehatan dan pemerintahan. ransomware yang menyerang badan kesehatan
berdampak pada biaya pengoprasian sebesar lebih dari $7,5 miliar dan
menyebabkan banyak proses bedah dibatalkan, rekam medis tidak bisa diakses dan
lain sebagainya. Sedangkan pada tahun 2020 dan 2021 terjadi penyerangan
ransomware karena dampak adanya covid-19 yang membuat sistem Indonesia juga
kalang kabut. Pusopskamsinas BSSN yang berfungsi mencatat serangan siber
terutama sebagai pusat keamanan siber, telat mencatat adanya 88.414.296 serangan
siber yang telah terjadi terhitung sejak 1 Januari samapi 12 April 2020 kemarin. Di
bulan Januari saja, sudab ada 25.224.811 serangan, dilanjut pada bulan Februari
terpantau ada 28.188.645 serangan. Tidak hanya berheti sampai disitu, bulan Maret
terjadi lagi serangan siber sebanyak 26.423.989 sampai pada 12 April 2020 tercatat
7.576.851 serangan. Namun, sejak diberlakukannya aturan WFH, serangan siber
ransomware akhirnya bisa mereda.

METODE PENELITIAN
Untuk bagian metode penelitian, desain penelitian ini menggunakan metode
pendekatan kualitatif, yang mana penelitian ini bersifat deskriptif condong analisis
dengan cara mengkaji beberapa jurnal tentang ancaman siber ransomware dan
kasus-kasus ransomware termasuk penyerangan M-Banking BSI yang bisa diakses
untuk kepentingan peneliti. Peneliti menggunakan 15 sampel jurnal yang
membahas tentang seputar ransomware.

Jenis data peneliti gunakan dalam penelitian ini sebenarnya berdasarkan


data sekunder, yakni mengambil sebuah objek data yang dilaksanakan secara tidak
langsung atau yang biasanya disebut dengan pengambilan sumber informasi pihak
lain yang mana didalamnya sama-sama membahas tentag kejahatan ransomware
kepada M-Banking. Alasan mengapa peneliti mengambil masalah ransomware
karena adanya kasus pelumpuhan BSI atau Bank Syariah Indonesia terhadap
malware yang membuat kegaduhan hingga media sosial.

Metode Pengelompokan Data

a) Jenis Penelitian Data


Penelitian ini menggunakan metode analisis data kualitatif komparatif,
dimana teknik berguna untuk pemahaman perbedaan maupun kesamaan
dalam suatu data kualitatif yang dikumpulkan.
b) Jenis Penelitian Kualitatif
Jenis penelitian kualitatif dalam penelitian ini adalah deskripsi kualitatif
yang mana metode yang digunakan dalam memperoleh data akan bersifat
apa adanya yang nantinya data tersebut akan digunakan sebagai bahan
jakian teori penelitiannya.
c) Bidang Kategori Kajian
Bidang kategori untuk penelitian ini adalah berdasarkan berbagai ancaman
ransomware terhadap M-Banking ataupun data perusahaan lainnya.
d) Sumber Data Penelitian
Seperti yang dikatakan sebelumnya bahwa data yang digunakan menurut
sumbernya dalam penelitian ini adalah sumber penelitian sekunder dimana
pengambilan objek datanya diperoleh dari sumber informasi pihak lainnya.
e) Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang saat ini digunakan oleh
peneliti pada riset ini adalah studi kasus dengan menghimpun dan
menganalisis jurnal penelitian pihak lain.
f) Metode Analisis
Untuk metode analisis, peneliti akan menggunakan model analisis deskriptif
kualitatif dan model analisis perdata dengan menggunakan program
computer.

Teknik Analisis Data

Dalam melakukan penelitian, seorang peneliti maupun penulis harus


mengikuti aturan atau kaidah yang sesuai dengan standar yang berlaku agar hasil
penelitian dan data yang diperoleh dapat dinyatakan valid. Metode penelitian
diperlukan karena dalam kegiatan peneliti harus berada pada ciri-ciri keilmuan baik
rasional, sistematis, maupun empiris. metode kualitatif dijadikan sebagai metode
yang digunakan dalam penelitian ini. metode kualitatif adalah penelitian yang
menjadikan objek alamiah sebagai objek utama penelitian, dengan menghasilkan
hasil penelitian yang bersifat generalisasi (Sugiyono, 2007). Menurut Bogdan dan
Taylor (2007:3), penelitian metode komparatif dilaukan untuk membandingkan
persamaan dan perbedaan lebih dari satu fakta dan sifat objek yang diteliti
berdasarkan kerangka pemikiran. Teknik ini digunakan untuk memahami
perbedaan dan persamaan dalam data yang dikumpulkan. Teknik analisis kualitatif
komparatif yang kami gunakan adalah teknik meta-analisis. Teknik yang kami
gunakan untuk menggabungkan hasil-hasil penelitian yang sejenis mengenai
kejahatan ransomware kepada M-Banking dan layanan internet yang berasal dari
berbagai studi yang telah dilakukan.

Langkah-langkah untuk melakukan meta analisis yang pertama menentukan


pertanyaan penelitian agar mempermudah kami dalam fokus mencari penelitian
dengan pambahasan yang searah atau relevan. Pertanyaan penelitian harus terkait
dengan topik atau masalah yang ingin dianalisis. Kedua, menetukan kriteria inklusi
dan eksklusi yang ketat untuk memilih penelitian yang akan dimasukkan dalam
meta analisis. Kriteria yang kami gunakan adalah hasil penelitian yang memiliki
pembahasan yang sama mengenai kejahatan ransomware kepada M-Banking BSI
dan layanan internet. Ketiga, melakukan pencarian dan seleksi penelitian yang
sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi yang ditentukan sebelumnya. Kemudian
memutuskan penelitian mana yang akan dimasukkan dalam meta analisis. Keempat,
melakukan ekstraksi data dari setiap penelitian yang dipilih, termasuk karakteristik
penelitian, metode penelitian, ukuran sampel, hasil statistik, dan informasi yang
relevan lainnya. Kelima, menggabungkan data yang diekstaksi dari setiap penelitian
dan melakukan analisis statistik untuk menghasilkan perkiraan efek gabungan dan
menguji signifikansi statistik dari hasil tersebut. Keenam, mengevaluasi perbedaan
penelitian dan dimasukkan dalam meta analisis. Ketujuh, menginterpretasikan hasil
meta analisis dengan mempertimbangkan perkiraan efek gabungan, tingkat
signifikansi statistik, persamaan, perbedaan, dan faktor-faktor lain yang relevan,
yang terakhir menyajikan hasil meta analisis dalam laporan yang jelas dan
komprehensif sesuai dengan panduan standar yang berlaku. Laporan tersebut harus
mencangkup pendahuluan, metode, hasil dan diskusi serta daftar referensi. Sajian
data hasil penelitian yang kami lakukan akan dibuat dalam bentuk tabel dan grafik.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Analisis Hasil

Untuk diagram 1, dari hasil data deskriptif diperoleh persentase yang


menunjukkan bahwa jenis penelitian yang sering digunakan oleh peneliti jurnal
serangan siber ransomware adalah kualitatif. Metode kualitatif ini mencapai 80%
dari 15 jurnal penelitian yang kami analisis. Sedangkan untuk metode kuantitatif,
penelitian yang peneliti temukan memakai metode ini adalah 7% dan 13% sisanya
menganut metode gabungan antara kuntitatif dan kualitatif. Dapat dilihat
bahwasanya kasus banyak yang meneliti berdasarkan metode kualitatif yakni
observasi dan mencari data riel.

Diagram 1

Kategori Jenis Penelitian

13%
Kualitatif
7%
Kuantitatif
Gabungan
80%
Untuk diagram 2 hasil dari jenis kategori penelitian kualitatif, yang paling
banyak digunakan menurut persentase data ini adalah metode survei dengan
persentase sebesar 75% dari 3 jurnal penelitian. Metode kedua yang paling sering
digunakan ialah adalah metode deskripsi kualitatif dengan persentase sebesar 25%.
Dan terakhir metode yang paling jarang digunakan adalah eksperimen. Dari hasil
persentase data yang tersedia tersebut dapat diketahui ada perbedaan yang cukup
besar signifikannya antara hasil metode survei yang lebih besar dibanding metode
analisis lainnya.

Diagram 2

Kategori Penelitian Kualitatif

0%
33%
Deskriptif Kualitatif

67% Survei
Eksperimen

Dari diagram 3, dalam kategori penelitian kualitatif, menunjukkan bahwa


dari 15 jurnal yang diteliti diketahui sebanyak 5 jurnal menggunakan studi kasus
dalam melakukan penelitiannya, dengan persentase tercatat sebesar 42%. Metode
yang paling banyak digunakan kedua setelah studi kasus adalah deskriptif kualitatif
sebesar 33%. Dan penelitian menggunakan fenomenologi sekitar 17% dan sisanya
adalah etnografis. Berdasarkan data, dapat diketahui bahwa peneliti banyak
menggunakan metode studi kasus dalam menyusun jurnal penelitiannya. Berikut
hasil pametaan kategori penelitian kualitatif:

Diagram 3
Kategori Jenis Penelitian

8% Deskripsi Kualitatif
33% Fenomenologi
42% Studi kasus
17% Etnografis

Dari grafik 4 bisa dilihat bahwa kategori bidang kajian menunjukkan bahwa
kasus serangan siber ransomware di M-Banking sebanyak 33% dari 15 jurnal
penelitian Selanjutnya yang menjadi sasaran dari ransomware adalah data pribadi
negara yang memiliki akses untuk apa saja yang mengatur negara sebesar 27%.
Selanjutnya adalah persentase sebesar 20% yang menunjukkan posisiketiga dan
keempat. Berikut merupakan hasil pametaan berdasarkan kategori bidang kajian:

Grafik 4

Kategori Penelitian Kualitatif

20% M-Banking
33%
E-commarce
Data Negara
27%
Media Sosial
20%

Sesuai dengan grafik 5 dari jurnal yang sudah peneliti cari hanya 3 dari 15
penelitian yang membahas tentang perkembangan ransomware dari tahun ketahun,
sisanya adalah makna tentang ransomware, penggunaan ransomware dan beberapa
studi kasus lainnya. Dari data tersebut diperoleh bahwa hanya 37% jurnal yang
membahas tentang perkembangan dan dampak ransomware dari tahun ke tahun.
Berikut hasil grafiknya:
Grafik 5

Jurnal yang membahas tingkat


ransomware setiap tahunnya

37% Ada
Tidak Ada
63%

Sesuai dengan grafik 6 dalam penyebaran jenis ransomware antara locker


ransomware atau crypto ransomware menurut jurnal yang peneliti cari crypto
ransomware lebih banyak disebar atau digunakan dibandingkan dengan locker
ransomware yaitu sebanyak 53% jurnal membahas dan setuju jika crypto
ransomware lebih banyak digunakan dalam serangan siber. Disusul dengan locker
ransomware yang dibahas di 4 jurnal yang peneliti cari dengan persenan 27% dan
yang terakhir adalah gabungan antar keduanya dengan pesentase 20%. Hal ini
menguatkan data bahwasanya crypto ransomware adalah siber yang paling banyak
digunakan dalam menyandra sebuah data. Derikut adalah hasil perhitungan data:

Grafik 6

Penyebaran Ransomware

Cryptolocker Locker
ransomwareRansomware Locker Ransomware
20% 27%
Crypto Ransomware
Crypto
Ransomware
Cryptolocker
53%
ransomware
Sesuai dengan hasil grafik 7 dalam jurnal yang peneliti cari terdapat
setidaknya 4 jurnal yang membahas tentang pencegahan terhadap ransomware dan
5 lainnya berbicara tentang penanganan ransomware terhadap studi kasus dan
sisanya adalah dampak yang ditimbulkan oleh penyerangan ransomware. Hal ini
menghasilkan persentase 40% untuk pembahasan dampak, 33% untuk penanganan
dan 27% untuk pencegahan ransomware. Ini dikarenakan ransomware tidak bisa
diprediksi datangnya, jadi pengguna harus selalu mengecek datanya secara berkala.
Berikut adalah grafik tentang pembahasan ransomware yang sudah peneliti buat:

Grafik 7

Pembahasan Ransomware

Pencegahan
27% Ransomware
40% Penanganan
ransomware
Dampak
33%
Ransomware

Sesuai yang tertera dari grafik 8, dari beberapa jurnal yang sudah peneliti
analisis terdadapt beberapa hal yang membuat aksi peyerangan ransomware
meningkat. Bisa dilihat bahwasanya 73% kebayakan karena permintaan tebusan
atas data yang disandra, sedangka sisanya, 14% karena beralasan dendam dan 13%
karena keisengan dan rasa penasaran anak muda. Berikut hasil pemetaan
berdasarkan tujuan serangan siber ransomware:

Grafik 8
Tujuan Ransomware

13%
Permintaan Tebusan
14%
Dendam
Iseng
73%

Hasil Pembahasan Analisis

Berdasarkan hasil penelitian riset ini, metode yang paling banyak


digunakan merupakan metode kualitatif dengan persentase 80% dari 15 jurnal yang
telah kami analisis. Beberapa faktor yang mempengaruhi peneliti untuk memakai
analisis ini karena analisis ini lebih menekankan pada sisi kualitas pada sesuatu
yang diteliti. penelitian metode komparatif dilakukan untuk membandingkan
persamaan dan perbedaan lebih dari satu fakta dan sifat objek yang diteliti
berdasarkan kerangka pemikiran. Teknik ini digunakan untuk memahami
perbedaan dan persamaan dalam data yang dikumpulkan. Teknik analisis kualitatif
komparatif yang kami gunakan adalah teknik meta-analisis.

Dalam metode penelitian kualitatif, metode survei menjadi metode yang


paling banyak digunakan. Hal tersebut dibuktikan dengan persentase sebesar 75%
dari 3 jurnal yang kami teliti. Metode survei merupakan analisis yang sumber
utamanya menggunakan sampel. pada penelitian ini sampel diambil dari beberapa
kumpulan jurnal. Untuk itu, bisa diasumsikan bahwa metode survey ini ampuh
tentang keakuratan data yang diperoleh karena biasanya diteliti hingga mendalam
sesuai keadaan yang sebenarnya.

Dalam kategori penelitian kualitatif, menunjukkan bahwa terdapat


persentase sebesar 42%, hal tersebut diambil dari 15 jurnal yang diteliti
menggunakan metode studi kasus. Beberapa faktor yang mempengaruhi peneliti
untuk memakai metode ini diantaranya yaitu, (1) dalam membuat analisis ini
dibutuhkan pengetahuan yang mendalam dikarenakan analisis ini meneliti lebih
dari satu kasus dengan catatan bahwa kasus tersebut harus saling berhubungan, (2)
peneliti dapat memilih kasus berdasarkan ketertarikan terhadap sesuatu.

Dalam bidang kajian menunjukkan bahwa kasus yang terdampak serangan


siber ransomware di M-banking mencapai persentase sebesar 33% dari 15 jurnal.
Dari analisis ini, menunjukkan bahwa sistem digital lebih banyak memiliki peluang
terdampak serangan siber. Sistem digital lebih rentan dikarenakan dapat diakses
oleh banyak orang. Sedangkan yang lainnya yaitu data pribadi negara dengan
persentase sebesar 27%. hal ini menunjukkan bahwa data pribadi negara merupakan
data yang amat penting dan apabila melakukan penyerangan terhadapnya akan
mendapat tebusan yang sangat besar.

Terdapat 37% (3 dari 15 jurnal) yang membahas tentang perkembangan


ransomware dari tahun ketahun, sedangkan 63% lainnya merupakan penelitian
yang membahas tentang makna ransomware, penggunaan ransomware dan
beberapa studi kasus lainnya. Untuk itu pembahasan hasil analisis mengenai
perkembangan ransomware ini memang sangat cepat dan jika tidak melakukan
pengecekan berkela kondisi serangan ransomware ini tidak akan bisa dikendalikan.

Sedangkan dalam penyebaran jenis ransomware terdapat persentase sebesar


53% yang menggunakan crypto ransomware dalam melakukan serangan siber. Hal
ini dikarenakan crypto meskipun masih terbilang industri baru namun sudah
berkembang dengan pesat dan banyak yang memakainya. Alasan tersebut membuat
para pelaku serangan siber memilih menyebarkan ransomware menggunakan
crypto ransomware.

Dalam jurnal yang membahas tentang ransomware terdapat 4 dari 9 jurnal


yang membahas tentang pencegahan ransomware, sementara 5 jurnal lainnya
membahas tentang penanganan ransomware terhadap studi kasus dan sisanya
adalah dampak yang ditimbulkan oleh penyerangan ransomware. Hal ini
membuktikan bahwa penanganan ransomware cukup sulit untuk dilakukan, apabila
sudah terdampak virus ransomware sangat sulit untuk dipulihkan.
Sedangkan berdasarkan beberapa jurnal yang telah dianalisis oleh peneliti
menunjukkan bahwa terdapat 73% dari jurnal yang menerangkan
bahwa kebanyakan para pelaku penyerangan ransomware memiliki tujuan untuk
meminta tebusan atas data yang disandera, seperti yang terjadi pada Bank Syariah
Indonesia Bulan lalu, tepatnya 8 Mei 2023. Sedangkan 14% dan 13% lainnya
bertujuan untuk balas dendam dan iseng.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dibuat oleh para peneliti dengan judul,
“Meta Analisis Serangan Ransomware Terhadap M-Banking dan Layanan
Internet”, dapat diketahui bahwasanya kasus serangan ransomware ini menyerang
layanan internet terutama M-Banking. Penelitian ini dilakukan dengan cara
menganalisis beberapa jurnal yang dilakukan oleh penulis penelitian terkait dengan
serangan ransomware. Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian
terhadap kasus penyerangan siber ransomware yang dilakukan oleh para penulis
penelitian tidak cukup variatif dalam menentukan topik dan cenderung selalu
memakai studi kasus dari objek yang terkena serangan ransomware, karena terdapat
perbedaan dari segi kuantitas yang cukup signifikan dalam pembagian kategori
pengelompokan analisis jurnal. Jadi penulis menegaskan ulang bahwasanya
kebanyakan penelitian dilakukan menggunakan metode kualitatif dengan metode
survei, studi kasus, dan penyerangan terbanyak terjadi pada M-Banking.
Saat penulis sedang dalam masa melakukan penelitian meta analisis ini,
terdapat beberapa indikator yang belum digunakan, seperti kecenderungan teori
terhadap hasil analisis, teknik pengambilan sampling, serta beberapa indikator
lainnya. Sehingga dapat peneliti simpulkan bahwasanya penelitian ini belum bisa
memberikan hasil pametaan yang lebih lengkap dan mudah dipahami. Keterbatasan
dalam penelitian ini juga dipengaruhi oleh jurnal yang dicari dan diteliti dengan
menggunakan pedoman penulisan yang berbeda-beda. Karena adanya keterbatasan
tersebut, akhirnya memberikan dampak kepada hasil analisis kurang mampu
menggambarkan kategori yang telah penulis tentukan. Selanjutnya untuk batasan
dari peneliti sendiri adalah kurang luasnya peneliti mencari jurnal terhadap masalah
ini dan kurangnya kemampuan penulis dalam melakukan penelitian meta analisis
ini. Peneliti menyimpulkan penelitian ini cenderung dengan pemikiran atau
hipotesis pribadi, sehingga hasil analisis yang disampaikan dan diberikan belum
memiliki hal yang dipatoki pasti dalam hal kecenderungan.

DAFTAR PUSTAKA

R. E. Indrajit, “Skenario Kombinasi Tools yang Efektif dalam Analisis Malware,”


Am. J. Appl. Sci., vol. 9, no. 3, pp. 1–22, 2011.

T. A. Cahyanto, V. Wahanggara, and D. Ramadana, “Analisis dan Deteksi Malware


Menggunakan Metode Malware Analisis Dinamis dan Malware
Analisis Statis,” Justindo, J. Sist. Teknol. Inf. Indones., vol. 2, no. 1,
pp. 19–30, 2017.

UPT TIK, “Mengenal Ransomware dan Pencegahannya,” 4 Septemeber 2017.

Y. A. Utomo et al., “Membangun Sistem Analisis Malware Pada Aplikasi Android


Dengan Metode Reverse Engineering Menggunakan Remnux,” vol.
4, no. 3, pp. 2000–2012, 2018.

Zain Jamal Husain, “Serangan Bornet dan Cara Menghindarinya,” Badan Sistem
InformasiUniversitas Islam Indonesia, 06 Oktober 2020.

Fitriani, “DETEKSI SERANGAN MALWARE RANSOMWARE PADA


BITCOIN MINING DENGAN METODE K-MEANS
CLUSTERING,” Universitas Sriwijaya, Mei 2021.

Nur Syamsi Tajriyani, “Pertanggungjawaban Pidana Tindak Pidana Pemerasan


Dengan Modus Operandi Penyebaran Ransomware Cryptolocker”,
Universitas Airlangga, Volume 4 No. 2, Maret 2021.

Ferdiansyah, “Analisis Aktivitas dan Pola Jaringan Terhadap Eternal Blue &
Wannacry Ransomware,” Teknik Informatika, Fakultas Ilmu
Komputer, Universitas Bina Darma, 29 Juni 2018.
Adwi Cahyo, “TINJAUAN YURIDIS KRIMINOLOGIS TERHADAP TINDAK
PIDANA CYBER TERRORISM DALAM TRANSAKSI
ELEKTRONIK DI INDONESIA,” 8 Oktober 2018.

Anna Marie, “Replicating a Study of Ransomware in Germany,” 11 Dec 2021.

Max. N. North, Ronny Richardson, “Ransomware:Evolution, Mitigation, and


Prevention,” Kennew State University, 15 Maret 2019.

C. Indonesia, “Dua Rumah Sakit di Jakarta Kena Serangan Ransomware


WannaCry,” https://www.cnnindonesia.com. [Online]. Available:
https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20170513191519-192-
214642/dua-rumah-sakit-di-jakarta-kena-serangan-ransomware-
wannacry. [Accessed: 05-Mar-2018].

CNBC. Indonesia, “Apa itu Ransomware Yang Menyerang Mobile Banking BSI?,”
https://www.cnbcindonesia.com/tech/20230511105938-37-
436489/apa-itu-ransomware-yang-menyerang-mobile-banking-bsi-
simak. [Accessed: 11 Juni 2023].

Indotelko.com, “Jumlah serangan ransomware di Indonesia tempati peringkat


ketiga di Asia Tenggara,”
https://www.indotelko.com/read/1679902512/jumlah-serangan-
ransomware-di-indonesia-tempati-peringkat-ketiga-di-asia-
tenggara, 27 Maret 2017. [Accessed: 11 Juni 2023].

Wikipedia, “https://id.wikipedia.org/wiki/Perangkat_pemeras,” [Accessed: 5


Juni 2023].
META-ANALISIS PENYERANGAN RANSOMWARE TERHADAP M-
BANKING DAN LAYANAN INTERNET (2).docx
ORIGINALITY REPORT

8 %
SIMILARITY INDEX
8%
INTERNET SOURCES
3%
PUBLICATIONS
2%
STUDENT PAPERS

PRIMARY SOURCES

docobook.com
1 Internet Source 1%
repository.uinjkt.ac.id
2 Internet Source 1%
journal.binadarma.ac.id
3 Internet Source 1%
mbkm.unm.ac.id
4 Internet Source 1%
repository.radenintan.ac.id
5 Internet Source <1%
ranahresearch.com
6 Internet Source <1%
repository.iainbengkulu.ac.id
7 Internet Source <1%
repository.upi.edu
8 Internet Source <1%
www.cendananews.com
9 Internet Source <1%
10 repository.unpas.ac.id
Internet Source <1%
11 media.neliti.com
Internet Source <1%
12 www.stt-tawangmangu.ac.id
Internet Source <1%
13 ejournal.unsrat.ac.id
Internet Source <1%
14 repository.iainpalopo.ac.id
Internet Source <1%
15 repository.trisakti.ac.id
Internet Source <1%
16 www.binadarma.ac.id
Internet Source <1%
17 zombiedoc.com
Internet Source <1%
18 core.ac.uk
Internet Source <1%
19 garuda.kemdikbud.go.id
Internet Source <1%
20 id.123dok.com
Internet Source <1%
21 repository.ar-raniry.ac.id
Internet Source <1%
www.antarasumut.com
22
Internet Source <1%
www.scribd.com
23
Internet Source <1%
e-journal.unair.ac.id
24
Internet Source <1%
daffayusya.wordpress.com
25
Internet Source <1%

Exclude quotes On Exclude matches Off


Exclude bibliography On

Anda mungkin juga menyukai