Anda di halaman 1dari 5

Nama : Rizky Ramadhan Iriady

NIM : 044523599
Mata Kuliah : Opini Publik (SKOM4321)

Tugas 1
1. Berikan contoh perilaku yang berkaitan dengan penyampaian opini dalam pelaksanaan
HAM?
2. Jelaskan alasan mengapa opini publik merupakan bagian dari kajian komunikasi?
3. Ambillah salah satu artikel di media massa yang berkaitan dengan suatu opini tentang
revolusi industri 4.0, kemudian analisislah proses pembentukan opini publik dalam artikel
tersebut!

Jawaban

1. Berikut adalah beberapa contoh perilaku yang berkaitan dengan penyampaian opini
dalam pelaksanaan HAM:
A. Kritik Pemerintah
Kritik terhadap pemerintah adalah bagian penting dari demokrasi dan pelaksanaan
HAM. Setiap orang memiliki hak untuk mengkritik kebijakan pemerintah yang
dianggap melanggar HAM. Kritik bisa disampaikan secara langsung melalui
demonstrasi atau secara tak langsung melalui media sosial. Namun, mengkritik
pemerintah juga harus beretika dan tidak melanggar batasan seperti menebar
kebencian dan menyebarkan hoax yang sifatnya menjelekkan pemerintah.

B. Kebebasan Berpendapat
Setiap manusia berhak memiliki pendapat yang berbeda. Masyarakat berhak
menyampaikan pendapat mereka secara terbuka dan damai melalui demonstrasi atau
unjuk rasa untuk memperjuangkan hak-hak asasi manusia. Selain itu, kebebasan
berpendapat juga berlaku di media sosial.

C. Aktivisme dan Advokasi


Aktivisme dan advokasi adalah upaya untuk memperjuangkan hak-hak asasi manusia
melalui tindakan kolektif dan kampanye. Individu atau kelompok masyarakat
menggunakan media sosial, surat kabar, atau platform online lainnya untuk
menyampaikan opini mereka tentang isu-isu HAM dan mempengaruhi kebijakan
pemerintah.
2. Opini publik merupakan bagian dari kajian komunikasi karena opini publik memainkan
peran penting dalam proses demokrasi. Melalui opini publik, masyarakat dapat
berpartisipasi dalam pengambilan keputusan politik dan mempengaruhi kebijakan publik.
Selain itu, opini publik merupakan hasil dari proses komunikasi yang melibatkan media
massa, kelompok masyarakat, dan individu. Hal ini sesuai dengan prinsip kajian
komunikasi yang mempelajari pesan atau informasi diterima dan dipahami oleh
masyarakat.

3. Keamanan Siber untuk Revolusi Industri 4.0, Pelajaran Bagi Indonesia

Revolusi Industri 4.0 dan peningkatan konektivitas antara bisnis dan kehidupan kita
sehari-hari kini tengah mendorong transformasi bisnis dan memajukan kehidupan para
karyawan dan pelanggan di seluruh dunia.

Akan tetapi, ada sisi buruk dari peningkatan mobilitas dan keterhubungan dalam bentuk
risiko keamanan yang berkembang secara eksponensial seiring lebih banyak data dan
operasi bisnis yang berpindah ke cloud.

Aplikasi cloud yang lebih cepat dan lebih cerdas yang memperkuat pertumbuhan bisnis
juga tengah mendorong perubahan evolusi cepat lanskap ancaman, di mana setidaknya
ada 360.000 files baru yang berbahaya terdeteksi setiap harinya di tahun 2017
(peningkatan sebesar 11,5 persen semenjak tahun 2016).

Berdasarkan laporan yang dirilis oleh McAfee dan Center for Strategic and International
Studies (CSIS) berjudul “Economic Impact of Cybercrime—No Slowing Down”, hingga
seperempat dari seluruh kejahatan siber yang ada di dunia terjadi di wilayah Asia Pasifik.

Para peretas semakin menargetkan perusahaan di negara-negara kelas “menengah”, yaitu


negara yang sudah mulai beralih ke teknologi digital, tetapi belum begitu memahami
ancaman yang ditimbulkan oleh penjahat siber.

Selain itu, ThreatMetrix Q2 Cybercrime Report mengungkapkan bahwa wilayah Asia


Pasifik dari tahun ke tahun telah mengalami peningkatan sebanyak 45 persen dalam
kejahatan siber dan region ini mengalami serangan spoofing tertinggi di dunia terhadap
perangkat dan identitas.

Indonesia, misalnya, menurut Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), ada 143,4 juta
kejahatan siber yang terjadi sejak bulan Januari hingga Juni 2018. BSSN memprediksi
bahwa frekuensi serangan akan meningkat di tahun 2019.
Ingat kasus serangan ransomware WannaCrypt atau WannaCry di tahun 2017 yang
berlangsung hingga tahun 2018? Dua rumah sakit di Jakarta hampir lumpuh karena
serangan tersebut.

Kaspersky Lab melaporkan bahwa Indonesia berada di peringkat ke-6 dalam daftar
negara dengan serangan crypto malware terbanyak pada kuartal ke-3 tahun 2018.

Indonesia juga berada di peringkat ke-3 dunia dalam kasus serangan yang menyusup via
email. Satu dari 140 email di Indonesia diblokir karena terdapat malware. Selain
malware, Indonesia juga berada di peringkat ke-9 dalam tingkat insiden phishing di mana
satu dari 2.380 email di Indonesia berisi serangan phishing.

Dengan kenyataan bahwa setiap bisnis, lembaga keuangan, penyedia telekomunikasi,


perusahaan energi dan pemerintah berada dalam risiko di Indonesia, satu-satunya respons
yang efektif adalah strategi pertahanan untuk melindungi aset.

Para operator perlu berpikir tidak hanya mengenai bagaimana para penjahat siber dapat
mengakses jaringan mereka, melainkan juga tentang apa yang mereka lakukan saat sudah
berada dalam jaringan.

Kehilangan file sementara, software atau sistem yang tersusupi, kehilangan atau
perubahan permanen dari file dan data pribadi, kehilangan akses ke sistem pihak ketiga,
aset uang atau kekayaan intelektual yang tercuri, semua hal tersebut mungkin terjadi dan
dapat berkombinasi.

Identifikasi Risiko

Di Nokia, kami menganalogikan hal ini seperti sebuah bangunan besar dengan jendela
hitam dan putih. Untuk memperbaiki kerusakan pada bangunan, Anda harus mencari
jendela hitam, dengan menganalisis masalah untuk menemukan bagaimana ancaman dan
virus dapat masuk.

Kemudian, jendela tersebut harus diperbaiki; jendela atau pun kerangka baru
(menerapkan solusi dan software yang tepat). Yang menambah kerumitan adalah jendela
tersebut terus berubah sehingga pemantauan secara terus-menerus dibutuhkan untuk
mempertahankannya.

Hanya dengan empat elemen ini, yaitu penilaian, solusi, software, dan pemantauan yang
tepat, maka gedung dapat terjamin keamanannya.

Tentu saja, hal ini akan jauh lebih mudah ketika data dimiliki oleh operator itu sendiri
dan aplikasi dijalankan secara internal. Perusahaan memiliki server tersendiri dan dapat
memasang firewall.
Kini, untuk mempertahankan aset, operator membutuhkan tenaga keamanan profesional
yang sudah memiliki kualifikasi, pemahaman yang baik mengenai kerentanan domain-
domain penting dan manajemen yang berkelanjutan dan terus diperbarui.

Bahkan dengan adanya staf terlatih, lanskap ancaman terus berubah, dengan virus baru
dan sistem baru sehingga tipe software baru dan pendekatan baru pun diperlukan.

Kerentanan Baru Melalui IoT

Kejahatan siber berpindah dari komputer menuju perangkat mobile dan Internet of
Things (IoT). Infeksi jaringan mobile telah meningkat sebesar 63 persen dan 50 persen
dari serangan tersebut sangat serius, di mana ransomware menyebar dengan mudah ke
jaringan.

Semua perangkat baru yang terhubung ke jaringan operator merupakan poin kerentanan
baru dan hal ini terus bertumbuh setiap harinya sejalan dengan pertumbuhan IoT.

Dalam waktu dekat, setiap area dalam kehidupan kita akan terhubung oleh sebuah sim
card dan kerentanan ini juga membawa potensi besar kehilangan atau pencurian
perangkat.

Di samping dampak bisnis dari penyerangan terhadap jaringan (seperti berkurangnya


jaringan yang berdampak pada operasi bisnis yang penting), terdapat risiko kehilangan
data pribadi yang sangat nyata.

Tidak hanya masalah perusahaan dapat menyebabkan masalah bagi konsumen melalui
kurangnya akses maupun kehilangan layanan, perusahaan juga bertanggung jawab untuk
menjaga konsumen dan data mereka agar tetap aman.

Mempersiapkan Revolusi Industri 4.0 di Indonesia

Ini saatnya bagi perusahaan di Indonesia untuk mulai memikirkan tentang kerentanan
yang akan ditimbulkan oleh Revolusi Industri 4.0 dan IoT yang terus berkembang.

Menjaga keamanan operasi dan konsumen perlu melekat erat di pikiran, baik dalam hal
jaringan dan aplikasi perusahaan sendiri, maupun dalam hal di mana jaringan berinteraksi
dengan yang lain.

Hal ini merupakan sebuah teka-teki yang rumit dan terkadang sulit untuk mengetahui di
mana harus memulai. Namun, hanya dengan melakukan penilaian dan perbandingan
menyeluruh terhadap rata-rata industri, operator dapat membuat rencana perbaikan dan
mengambil langkah persiapan untuk risiko keamanan potensial.
Dengan adanya perencanaan, operator dimungkinkan untuk mengidentifikasi solusi yang
tepat, mengimplementasi software yang tepat dan memiliki pemahaman yang mendalam
mengenai pemantauan yang dibutuhkan untuk menjaga bisnis tetap aman.

Menjaga data agar tetap aman akan menjadi bagian penting dalam mewujudkan manfaat
dan potensi dari Revolusi Industri Keempat.

Kesimpulan:
Menurut analisa saya, artikel yang saya temukan ini sedikit menyampaikan sisi buruk
dari revolusi industri 4.0. Proses pembentukan opini publik berawal ketika artikel ini
menuliskan sisi buruk dari efek revolusi industry 4.0 yakni meningkatnya mobilitas dan
keterhubungan risiko keamanan yang berkembang secara eksponensial seiring lebih
banyak data dan operasi bisnis yang berpindah ke cloud. Hal ini tentunya meningkatkan
resiko ancaman kejahatan siber. Artikel ini juga mencantumkan beberapa sumber yang
terakreditasi sebagai berikut:
- Laporan yang dirilis oleh McAfee dan Center for Strategic and International Studies
(CSIS) berjudul “Economic Impact of Cybercrime—No Slowing Down”
- ThreatMetrix Q2 Cybercrime Report
- Badan Sandi dan Siber Negara (BSSN)
Dari beberapa sumber yang dicantumkan seperti ini, terlihat sangat jelas bahwa artikel ini
sedikit menimbulkan kekhawatiran kebocoran data pribadi ataupun negara. Disini, opini
publik bisa terbentuk sebab ada suatu persoalan yang bisa dipertentangkan.

Sumber referensi:
www.liputan6.com/tekno/read/3893138/opini-keamanan-siber-untuk-revolusi-industri-
40-pelajaran-bagi-indonesia
https://www.komnasham.go.id/index.php/news/2021/4/7/1742/kebebasan-berpendapat-
dan-berekspresi-harus-menghormati-ham-orang-lain.html

Anda mungkin juga menyukai