Anda di halaman 1dari 10

Visual Heritage: Jurnal Kreasi Seni dan Budaya

e-ISSN:2623-0305
Vol. 00 No. 00, bulan tahun
page

ANALIS PENGARUH SISTEM KEPERCAYAAN DALAM UKIRAN GORGA


PADA RUMAH ADAT BATAK TOBA

Budi Sentoso1), Dewi Choirunnisa2), John Yaspis Geraldi Hetharia3).


1
Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Indraprasta PGRI
2
Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Indraprasta PGRI
3
Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Indraprasta PGRI

Email: budisentoso.cwg@gmail.com

Abstrak

Ukiran Gorga merupakan produk budaya dari leluhur masyarakat Batak Toba yang dimana
sangat dipengaruhi oleh sistem kepercayaan yang dianut oleh para leluhur. Adapun
kepercayaan yang dianut oleh para leluhur masyarakat Batak Toba adalah totemisme,
animisme dan dinamisme. Namun dengan berkembangnya zaman kepercayaan-kepercayaan ini
mulai ditinggalkan sehingga pengaruh sistem kepercayaan kepada ukiran Gorga mulai
dilupakan. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan menganalisis berdasarkan
studi literatur yang sudah ada dan dengan membandingkan ciri dan pengertian dari
kepercayaan totemisme, animisme dan dinamisme dengan jenis ukiran Gorga yang berdasarkan
pada bentuk, kegunaan dan nilai filosofis yang dimiliki oleh ukiran Gorga tersebut. Hal ini
dilakukan untuk mencari dan membuktikan pengaruh sistem kepercayaan terhadap nilai
filosofis, kegunaan dan bentuk ukiran Gorga. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini didapati
adalah terbuktinya pengaruh sistem kepercayaan terhadap 9 jenis ukiran ukiran Gorga, hal ini
menunjukkan bahwa ukiran Gorga merupakan suatu wujud dari sistem kepercayaan dalam
bentuk produk budaya.

Kata Kunci: Ukiran Gorga, Totemisme, Animisme, Dinamisme, Sistem Kepercayaan

Abstract

Gorga carvings are cultural products from the ancestors of the Toba Batak people which are
strongly influenced by the faith system adopted by the ancestors. The beliefs held by the
ancestors of the Toba Batak people are totemism, animism and dynamism. However, with the
development of the era, these beliefs began to be abandoned so that the influence of the faith
system on the carving of Gorga began to be forgotten. The method used is a qualitative method
by analyzing based on existing literature studies and by comparing the characteristics and
understanding of the faith of totemism, animism and dynamism with the types of Gorga
carvings based on the shape, use and philosophical values possessed by the Gorga carvings.
This is done to find and prove the influence of the faith system on the philosophical values,
uses and forms of Gorga carvings. The results obtained from this study were found to prove the
influence of the faith system on 9 types of Gorga carvings, this shows that Gorga carvings are
a manifestation of the faith system in the form of cultural products.

Keywords: Gorga Carving, Totemism, Animism, Dynamism, Faith System

Correspondence author: Name, E-mail, City, and Country

1
Visual Heritage: Jurnal Kreasi Seni dan Budaya | Vol. 00 No.00 | Hal.

This work is licensed under a CC-BY-NC

PENDAHULUAN
Seperti ragam budaya yang berasal dari daerah Sumatra yang memiliki beragam macam
kebudayaan yang salah satunya adalah seni ukir Gorga yang terdapat pada ruma Gorga yang
merupakan rumah adat dari suku Batak Toba. Indonesia merupakan negara yang terdiri dari
banyak suku bangsa. Melalatoa mencatat tidak kurang dari 520 suku bangsa di Indonesia
dengan berbagai kebudayaannya (Yvonne & Ramadhan, 2019;4172). Banyak suku bangsa
membuat Indonesia kaya akan keragaman budaya.
Ukiran Gorga ini merupakan hiasan pada dinding luar rumah adat Batak Toba. Menurut
Purba (2016:191), ukiran ini memiliki ciri khas pada lekukan ukirannya dan bentuk dasar serta
warnanya. Gorga Batak merupakan salah satu karya seni dan kebudayaan Batak yang usianya
sudah cukup tua. Selain berfungsi sebagai ornamen hias, juga sebagai keyakinan (kepercayaan)
dan kekuatan bagi masyarakat Batak Toba. Masyarakat Batak Toba percaya bahwa terdapat
unsur-unsur magis pada ukiran ini. Ornamen ini juga mencerminkan budaya suku Batak Toba
yang suduh cukup Tua dan melatar belankangi pola pikir mereka. Karena ornamen ini sudah ada
sejak lama nilai filosifis yang pada ornamen ini dipengaruhi oleh sistem kepercyaaan yang
dianut oleh leluhur suku Batak Toba. Hal ini disebabkan leluhur suku Batak Toba menganut
kepercayaan totemisme, animisme dan dinamisme yang mempercayai makhluk di luar alam,
sehingga dibuatlah simbol-simbol yang dibentuk dalam ornamen atau biasa disebut dengan
ragam hias Gorga (Ridha & Marpaung, 2018;454).
Kepercayaan yang dianut akan mempengaruhi hasil dari produk budaya suatu suku
ataupun etnis karena kepercayaan tersebut akan mempengaruhi gagasan pikiran manusia.
Sehingga nilai-nilai filosofis yang ada dari produk budaya tersebut akan terus ada baik dalam
bentuk kepercayaan terhadap hal yang bersifat magis. Koentjaraningrat berpendapat bahwa
sistem keyakinan dalam suatu agama berwujud pada pikiran gagasan manusia yang menyangkut
keyakinan dan konsepsi manusia tentang sifat-sifat yang absolut tentang wujud dari alam ghaib,
tentang terjdinya alam dan dunia, tentang zaman akhirat dan tentang wujud kekuatan-kekuatan
sakti (Miharja, 2015;21). Sehingga bukan suatu hal yang mengherankan bahwa masyarkat suku
Batak Toba sampai sekarang tetap mempercayai bahwa dalam ukiran Gorga terdapat kekuatan
magis.
Sistem kepercayaan yang dianut oleh leluhur masyarakat Batak Toba mempengaruhi
ukiran Gorga karena erat kaitanya dengan kepercayaan animisme, dinamisme dan totemisme
yang dianut oleh nenek moyang. Sehingga unsur-unsur ataupun simbol-simbol yang ada pada
ukiran Gorga merepresentasikan kepercaayan yang dianut oleh lelehur masyarakat Batak Toba.
Namun seiringnya perkembangan zaman kepercayaan-kepercayaan tersebut mulai
tergerus dan terlupakan. Sehingga nilai-nilai kepercayaan yang dianut oleh leluhur masyarakat
Batak Toba mulai terlupakan serta hal ini juga membuat masyarakat pada zaman ini tidak
mengetahui bagaimana kepercayaan-kepercayaan tersebut mempengaruhi pemikiran dan
gagasan orang Batak Toba pada zaman dahulu. Sampai akhirnya kepercyaan yang mereka anut
dapat tercipta sebuah seni ukir Gorga yang kita kenal sekarang. Ukiran Gorga bukan hanya
indah secara bentuk dan visualnya namun dibailik keindahan yang pada ukiran ini terdapat
gagasan dan pemikiran dari para leluhur masyarakat Batak Toba yang hidup pada masa lampau
yang memiliki kepercyaan yang berbeda dengan masyarakat yang sekarang. Hal ini menjadi
menarik karena ukiran ini sebenarnya memiliki fungsi-fungsi tersendiri berdasarkan nilai
filosofis yang sangat dipengaruhi oleh kepercayaan para leluhur masyarakat Batak Toba yang
kemudian mereka yang diturunkan secara turun menurun dari generasi ke generasi.
Maka dari itu itu penelitian ini bertujuan untuk mencari pengaruh sistem kepercayaan
yang dianut oleh leluhur Batak Toba terhadap ukiran Gorga. Adapun kepercyaan yang akan
digunakan untuk mengkaji pengaruhnya kepada ukiran Gorga adalah kepercayaan animisme,

2
Analis Pengaruh Sistem Kepercayaan dalam Ukiran Gorga Pada Rumah Adat Batak Toba
Budi Sentoso1), Dewi Choirunnisa2), John Yaspis Geraldi Hetharia3)

dinamisme dan totemisme. Berdasarkan pengertian dan ciri khas dari ketiga kepercayaan
tersebut yang kemudian akan dilihat dan dibandingkan dengan ciri yang ada pada ukiran Gorga
baik secara wujud aslinya ataupun berdasarkan nilai filosofi yang terdapat didalamnya.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan cara penelitian kualitatif, sehingga data yang dikumpulkan
bersifat deskriptif, berbentuk uraian kalimat sebagai informasi mengenai keadaan sebagaimana
hubungannya dengan masalah yang diamati. Menurut Semiawan (2010) penelitian dengan
metode kualitatif diawali dengan mengidentifikasi masalah dalam hal ini adalah mencari
keterhubungan antara ukiran Gorga dengan kepercayaan yang dianut oleh leluhur masyarakat
Batak Toba yaitu kepercayaan animisme, dinamisme dan totemisme. Penelitian ini dilakukan
secara daring dengan dilandasi oleh fakta sejarah, bahwa daerah Danau Toba, Tomok, dan
Balige merupakan pusat kebudayaan sejarah budaya Batak Toba dan ornamen Gorga.
Teknik pengumpulan data melalui studi literatur dan objek dalam penelitian ini diambil
dari sumber internet dan media sosial dan observasi terhadap ukiran Gorga untuk melihat seperti
apa bentuk dan wujud dari ukiran yang sudah ada dari zaman dahulu. Perbedaannya dengan
penelitian kuantitatif, penelitian ini berangkat dari data, memanfaatkan teori yang sudah ada
sebagai bahan penjelas dan berakhir dengan sebuah teori (Sugiyono, 2005).

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pada dasarnya setiap diri manusia memiliki sebuah kepercayaan atau keyakinan yang
sulit dilepaskan, salah satu contohnya ada pada masyarakat batak. Masyarakat batak memiliki
sebuah keyakinan pada suatu benda yang telah mereka percayai sejak masa lampau. Benda yang
mereka percayai itu adalah sebuah jenis artefak yang mana artefak tersebut memiliki sebuah
ukiran dan motif. Setiap ukiran dan motif tersebut memiliki makna dan nilainya masing –
masing. Salah satu ukiran yang mereka percaya bernama Gorga batak. Gorga batak merupakan
sebuah ukiran rumah adat batak toba, selain pada rumah adat batak terdapat juga ukiran lainnya
yang ada pada alat music, alat berburu, dan benda kerajinan (Andriyanti, 2019;132).
Menurut masyarakat batak toba, Gorga tradisional pada rumah adat batak toba
mengandung makna-makna simbolik, maksud dari makna simbolik ini yaitu motif yang
menyerupai manusia, hewan, raksasa, dan motif yang bersifat sakral dan sebagai media
berkomunikasi dengan roh leluhur yang masih bersemayam di dunia. Sebab menurut
masyarakat batak, bentuk-bentuk Gorga batak tradisional mengandung elemen-elemen estetis
yang diwariskan secara langsung oleh nenek moyangnya.
Gorga batak memiliki nilai-nilai yang dipercayai masyarakat batak yakni kejujuran,
keyakinan, dan merupakan amanah dari tokoh-tokoh adat sebelumnya. Gorga batak harus dijaga
dengan baik oleh masyarakat batak. Salah satu caranya yaitu masyarakat batak harus
mempunyai tahta pewaris batak sehingga nama batak dapat terjaga dengan baik dan tetap
dikenal oleh seluruh Indonesia dan dunia. Hal ini dapat menjaga peninggalan Gorga batak
karena Gorga batak akan terus di wariskan kepada generasi penerusnya. Sistem kepercayaan
yang diyakini masyarakat batak terbagi menjadi 3 bagian, yaitu totemisme, animism, dan
dinamisme.

Totemisme Pada Ukiran Gorga


Kepercayaan yang dianut oleh masayarakat batak pada sebuah Gorga disebut
kepercayaan totemisme. Totemisme adalah suatu bentuk kepercayaan terhadap suatu benda
yang dirasa memang dapat mempengaruhi lingkungan hidup dengan suatu hal yang di benarkan.
Kesenian Gorga batak ini termasuk dalam suatu artefak seni diyakini jika memilikinya akan
mendapat kuntungan seperti yang di percayai penduduk suku batak toba. Durkheim
berkesimpulan bahwa inti dari totemisme adalah kebutuhan masyarakat, terutama kebutuhan
untuk menjaga keutuhan sebuah klan (Syamsuddin, 2017;100). Sehingga kebanyakan
kepercayaan totemisme yang ada pada ukiran Gorga memiliki nilai filosofi yang berhubungan
dengan kebutuhan dan keutuhan

3
Visual Heritage: Jurnal Kreasi Seni dan Budaya | Vol. 00 No.00 | Hal.

Totemisme digunakan untuk menyatakan kepercayaan tentang adanya hubungan yang


erat antara satu suku, atau keluarga atau seseorang dengan satu benda atau binatang. Pendapat
lain menyatakan bahwa totemisme adalah kepercayaan pada benda atau tumbuh - tumbuhan
atau hewan-hewan yang disucikan karena dianggap sebagai penjelmaan dari dewa, yang
merupakan nenek moyang mereka (Saitya, 2020;48). Beberapa contoh ukiran Gorga yang dapat
dikatakan masuk kedalam kepercayaan totemisme
Gorga Simata Ni Ari
Gorga Simata ni ari bermakna sebagai sumber kekuatan hidup dan sebagai penentu jalan
kehidupan, Gorga ini biasa diletakan disebelah sudut dorpi atau bisa di sebut dinding papan.
Oleh Karena itu, Gorga Simata ni ari sering disebut purba manusia (Sianipar, Gunardi, &
Rustiyanti, 2015;230).

Gambar 1 Gorga Simata Ni ari

Jika dilihat berdasarkan kepercayaan totemisme, Gorga yang bentuknya disebut sebagai
purba manusia ini menunjukan adanya hubungan erat antar satu suku atau seseorang dengan
suatu benda sebagai penjelamaan dewa. Hal tersebut tentunya mengartikan kepercayaan bahwa
menjaga hubungan kekerabatan baik dengan leluhur atau nenek moyang dapat memberikan
kekuatan dalam kehidupan. Mereka juga menilai dengan Gorga purba manusia ini sehingga
dewa atau nenek moyang mereka dapat memberikan keberkahan dan menunjukan jalan
kebaikan di dalam rumah dan kehidupan mereka.
Gorga Singa-Singa
Seperti yang kita ketahui singa merupakan raja hutan dan singa adalah sosok yang kuat,
kokoh, serta berwibawa. Jadi Gorga singa ini di maknai sebagai pembawa kekuatan dan
berwibawa bagi masyarakat batak.

Gambar 2 Gorga Singa Singa

Gorga jenis ini jika dihubungkan dengan sistem kepercayaan totemisme merupakan
sebuah benda artefak yang menggambarkan hubungan erat antar suku atau seseorang dengan

4
Analis Pengaruh Sistem Kepercayaan dalam Ukiran Gorga Pada Rumah Adat Batak Toba
Budi Sentoso1), Dewi Choirunnisa2), John Yaspis Geraldi Hetharia3)

binatang-binatang yang disucikan karena dianggap sebagai penjelmaan dari dewa, yang
merupakan nenek moyang masyarakat batak. Binatang singa dipercaya akan memberikan
keuntungan seperti menumbuhkan sebuah daya tarik, rasa penuh wibawa, kuat dan percaya diri
bagi penghuni rumah dalam menjalani kehidupan di masyarakat luas.
Gorga Baros Pati
Gorga yang satu ini menurut kepercayaan batak dapat mendatangkan kekayaan, Gorga ini
terlihat seperti cicak namun di samping cicak juga di iringi sebuah adop – adop yang dapat
dikatakan seperti payudara. Payudara sendiri dapat diartikan sebagai regenerasi atau kesuburan
bagi orang batak.

Gambar 3 Gorga Baros pati

Gorga jenis ini jika disangkut pautkan dengan system kepercayaan totemisme merupakan
sebuah benda yang dikaitkan dengan binatang yaitu cicak. Artinya Cicak dianggap binatang suci
oleh masyarakat batak karena mendatangkan keberuntungan. Jika Gorga ini diukir di sebuah
rumah, alat berburu, alat music dan alat lainnya maka dipercaya akan memberikan kekayaan
bagi penghuni rumah atau pengguna alat tersebut. Selain itu masyarakat batak meyakini atop-
atop sebagai pengiring ukiran cicak akan memberikan masyakarat batak keturunan yang baik
dan banyak.
Gorga Adop Adop
Adop – adop berarti payudara diartikan sebagai kesuburan, adop adop sendiri ini masuk
kedalam kategori Gorga nya sendiri namun selalu di iringi dengan Gorga baros pati. Gorga jenis
ini jika disangkutpautkan dengan system kepercayaan totemisme merupakan sebuah benda
artefak yang memiliki hubungan erat antar suku dengan nenek moyang, karena adop-adop yang
menyerupai payudara Wanita. Wanita berarti melambangkan keuntungan dalam hal kesuburan,
namun kesuburan disini lebih dikaitkan dengan sumber daya alam seperti tumbuh – tumbuhan.

Gambar 4 Gorga Adop Adop

5
Visual Heritage: Jurnal Kreasi Seni dan Budaya | Vol. 00 No.00 | Hal.

Maka jika Gorga Adop-adop digunakan dalam rumah atau alat-alat masyarakat batak,
niscaya akan mendatangkan keuntungan bagi sumber daya alam masyarakat batak. Baik dalam
hal pertanian, perkebunan, dan perternakan, sehingga masyarakat batak tidak mengalami
kelaparan dan terus memiliki kekuatan serta kesejahteraan dalam hidup.
Gorga Jenggar Dan Jorngom
Gorga Jenggar dan jorngom jenis ini dipercayai sebagai keamanan berbentuk raksasa dan
akan di letakkan dibagian tengah tomboman Gorga adop adop dan dapat dikatakan bisa
melawan segala jenis setan atau menangkal segala jenis kejahatan ghoib.

Gambar 5 Gorga Jenggar dan jorngom

Gorga jenis ini jika disangkut pautkan dengan totemisme merupakan sebuah benda yang
menggambarkan adanya hubungan erat antar suku atau seseorang dengan leluhur atau nenek
moyang. Dimana Gorga ini dapat membawa keuntungan dalam segi keamanan bagi masyarakat
batak. Masyarakat batak percaya dengan adanya Gorga ini, maka segala hal buruk dan
marabahaya yang nyata maupun ghoib tidak akan menghampiri mereka karena dihalau oleh
Gorga berbentuk raksasa.

Animisme Pada Ukiran Gorga


Kepercayaan kepada roh nenek moyang atau mahluk halus yang dimana sampai sekarang
masih banyak di anut oleh masyarakat di seluruh Indonesia karena memang sudah menjadi
budaya kepercayaan yang di anut dan di ajarkan turun temurun oleh nenek moyang kita dan di
terus kan sampai saat ini kepercayaan animisme ialah mempercayai bahwa setiap benda di bumi
seperti laut, gunung, hutan, gua, dan kuburan mempunyai jiwa yang harus dihormati dan
dijunjung agar jiwa tersebut tidak mengganggu manusia, bahkan dapat membantu mereka dalam
kehidupan untuk menjalankan aktifitas kesehariannya. (Ridwan Hasan 2012:290).
animisme ini sudah ada pada masa prasejarah sebelum ajaran islam atau pun Kristen
masuk ke Indonesia kepercayaan ini bertujuan untuk memohon perlindungan, keuntungan,
kesuburan, dan lain lain nya. Kepercayaan animisme pada kebudayaan ukiran Gorga batak
terdapat pada fungsi kegunaan nya dan di ukiran nya, setiap ukiran dan motif di Gorga
mengambarkan peristiwa atau kejadian penting, sejarah atau pun legenda dan serta makna dan
pembelajaran dari masa lalu yang berkaitan dengan kepercayaan nenek moyang dalam ukiran
tersebut, ukiran Gorga di pasang di tempat tempat tertentu dengan berbagai tujuan seperti
menunjukan status social, supaya di beri perlindungan, atau hanya sebagai hiasan dan dekorasi
saja, pada masa prahindu fungsi dan kegunaan Gorga di kaitkan sebagai sarana pemujaan dan
ritual untuk mengusir roh – roh jahat, meminta kesuburan, dan hasil panen. Adapun
kepercayaan animisme didapati pada Gorga Ulu Paung dan Gorga Silitong

6
Analis Pengaruh Sistem Kepercayaan dalam Ukiran Gorga Pada Rumah Adat Batak Toba
Budi Sentoso1), Dewi Choirunnisa2), John Yaspis Geraldi Hetharia3)

Gorga Ulu Paung


Ukiran yang paling menggambarkan kepercayaan animisme yakni Gorga ulu paung yang
memiliki ukiran bentuk berupa raksasa setengah manusia atau setengah hewan mahluk gaib
yang hanya ada pada legenda biasanya ukiran ini di tempatkan di ujung atas rumah adat batak
toba yang di yakini memberikan keberanian akan bahaya dan musibah yang datang dan juga
sebagai perlindungan untuk seisi rumah yang di tinggali keluarga ukiran ini di yakini bisa
mengusir dan melawan roh jahat yang datang dari luar desa.

Gambar 6 Gorga Ulu Paung

Jadi jenis Ukiran Gorga ulu paung bukan hanya untuk memperindah puncak rumah
Gorga, tapi juga untuk melawan begu ladang (setan). Ukiran Gorga jenis ini menjadi salah satu
ukiran yang penting bagi para leluhur Batak Toba. Hal ini dikarenakan pada zaman dahulu
orang Batak sering mendapat serangan kekuatan hitam dari luar rumah untuk membuat
perselisihan di dalam rumah (keluarga) sehingga tidak akur antara suami dan isteri (Hermita,
2021;49).
Gorga Silintong
Gorga silintong yang memiliki hubungan animisme yakni di percayai mempunyai
kesaktian yang biasanya di tempat kan di rumah orang yang memiliki ilmu tinggi seperti (raja,
guru, dukun, dan lain sebagainya), Gorga Silintong memiliki bentuk seperti putaran air. Gorga
Silintong dianggap sebagai gerakan pusaran air yang garisnya indah. Air silitong terdapat dalam
guci yang disebut pagar, yaitu sejenis air yang mengandung kesaktian. Air sakti dianggap
istimewa kejadiannya, oleh karenanya tidak (Sianipar, Gunardi, & Rustiyanti, 2015;233 )

Ganbar 7 Gorga Silitong

7
Visual Heritage: Jurnal Kreasi Seni dan Budaya | Vol. 00 No.00 | Hal.

Dinamisme Pada Ukiran Gorga


Kepercayaan yang memuja benda atau sesuatu yang di anggap memiliki kekuatan gaib
contoh nya bisa objek alam seperti gunung, batu, dan pohon, benda pusaka atau jimat, bahkan
mahluk hidup, Bermula dari rasa kagum, takut, hormat hingga memunculkan suatu system
kepercayaan di suatu kelompok dengan bertujuan memberikan kekuatan dan perlindungan
kepada individu atau kelompok tersebut Manusia tersebut mencari zat lain yang akan ia sembah,
karena ia merasa tenang dan nyaman jika ia selalu berada dekat zat tersebut. (Hasan, 2012:287).
Bahkan di masa maju seperti sekarang kepercayaan ini masih ada dan banyak yang
mempercayainya karena memang sudah menjadi kebudayaan peninggalan nenek moyang dari
zaman purba. Kepercayaan ini di warisi turun temurun oleh leluhur dengan media yang paling
banyak di gunakan yakni benda pusaka atau benda keramat, Gorga tradisional dalam konteks
kehidupan masyarakat Batak Toba yang masih menganut kepercayaan ‘kuno’, dengan
menggunakan pendekatan sejarah, sebab keberadaan Gorga tradisional itu sudah terjadi ratusan
tahun yang lalu (Andriyanti 2016:134).
Masyarakat batak toba dengan salah satu objek kebudayaan nya yakni ukiran Gorga,
ukiran ini di percaya masyarakat batak toba memiliki kekuatan gaib dan setiap ukiran Gorga
memiliki makna dan kekuatan yang berbeda dan penempatan ukiran di rumah adat yang tidak
sembarang setiap posisi ukiran yang di pasang sudah ada ketentuan dan aturan nya dengan
tujuan dan maksud tersendiri. Dalam kepercayaan dinamisme ukiran Gorga dipercaya dapat
memberikan perlindungan kepada keluarga pemilik rumah dari segala macam bahaya, musibah,
dan gangguan mahluk jahat dan juga memberikan keberuntungan dan kekuatan. Adapun jenis
Gorga yang terpengaruhi oleh kepercayaan dinamisme adalah Gorga Simarogung Ogung dan
Gorga Sitigan.
Gorga Simarogung Ogung
Gorga Simarogung ogung atau ogung berarti gong yang merupakan salah satu alat musik
pukul berbentuk gong Gong biasanya digunakan orang batak sewaktu pesta-pesta adat yang
diletakkan di bagian atas rumah adat Batak Toba. Disamping Gorga Simarobung ogung ini
terdapat Gorga Simataniari. (Rayking 2013:67) memiliki artian berbagi, kemaknuran dan
kejayaan dan merupakan symbol pesta karena pemakaiaan nya yang sangat di perlukan saat ada
acara adat atau pesta Gorga ini sangat menggambarkan kepercayaan dinamisme karena gong
yang sebagai media kepercayaan nya yang dipercaya dapat memberikan berkah yang ada dalam
artian Gorga tersebut.

Gambar 8 Gorga Simarogung Ogung

Hiasan ukiran yang berbentuk seperti sulur daun dan lingkaran sebanyak dua buah
menyerupai huruf “S”memanjang (meander). Ukiran ini dipasang pada bagian dorpi jolo
(dinding bagian depan) maka pemilik rumah tersebut telah berhak untuk melaksanakan pestadan
berarti kaya, pengasih, penyayang yang disebut “Parbohul – bohul Na Bolon” (Saragih,
Yulianto, & Pakpahan, 2019)
Gorga Sitigan.

8
Analis Pengaruh Sistem Kepercayaan dalam Ukiran Gorga Pada Rumah Adat Batak Toba
Budi Sentoso1), Dewi Choirunnisa2), John Yaspis Geraldi Hetharia3)

Gorga yang termasuk dalam kepercayaan dinamisme adalah kotak kecil untuk
menyimpan benda kecil seperti rokok dan sirih yang bertujuan benda tersebut tidak mudah
hilang ataupun rusak melambangkan hiasan untuk memperindah rumah adat dan terletak di atas
Gorga gaja dampak. Gorga Sitagan ini bermakna nasihat agar menghilangkan rasa sombong
terutama ketika menerima tamu. Nenek moyang dahulu selalu menghormati orang lain yang
berasal dari luar. Gorga Sitagan ini berbentuk simetris seperti tutup kotak dan berada di atas
Gorga Gaja dompak. (Rayking 2013:81)

Gambar 9 Gorga Sitigan

SIMPULAN
Ukiran Gorga yang terdapat pada rumah adat Batak Toba merupakan seni kebudayaan
yang diwariskan secara turun temurun dari leluhur Batak Toba. Ukiran ini terpengaruh oleh
sistem kepercayaan yang dianut oleh para leluhur masyarakat Batak Toba, kepercayaan yang
dianut adalah totemisme, animisme dan dinamisme. Kepercayaan yang dianut oleh para leluhur
tersebut yang mempengaruhi ide dan gagasan mereka dalam menciptakan sebuah artefak karena
nilai-nilai yang terdapat pada kepercayaan mereka akan mempengaruhi filosofi dari produk
budaya yang mereka hasilkan, dalam penelitian ini produk budaya yang dimaksud adalah ukiran
Gorga. Namun seiring dengan perkembangan dan kemajuan zaman kepercayaan-kepercayaan
ini mulai ditinggalkan oleh masyarakat Batak Toba. Sehingga generasi sekarang tidak
mengetahui bagaimana sistem kepercayaan yang dianut para leluhur dapat mempengaruhi
ukiran Gorga.
Adapun hasil yang didapat dari penelitian ini adalah ditemukannya pengaruh kepercayaan
totemisme, animisme dan dinamisme pada beberapa jenis. Jenis Gorga Simata Ni Ari, Gorga
Singa-Singa, Gorga Baros Pati, Gorga Adop Adop, Gorga Jenggar Dan Jorngom yang
terpengaruh oleh kepercayaan totemisme. Dimana filosofi dan bentuk yang ada pada kelima
jenis Gorga ini memiliki makna yang sama dengan kepercayaan totemisme yaitu kebutuhan dan
keutuhan. serta dari segi bentuk menyerupai roh dan binatang. Sedangkan kepercayaan
dinamisme mempengaruhi jenis Gorga, Gorga Simarogung Ogung dan Gorga Sitigan. Dimana
kedua jenis Gorga ini dianggap memiliki kekuatan gaib yang dapat memberikan keberuntungan
dan kekuatan sehingga Gorga jenis ini diletakkan diatas sebagai bentuk pemujaan. Pada Gorga
Ulu Paung dan Gorga Silitong dipengaruhi oleh kepercayaan animisme. Kedua jenis Gorga ini
digunakan sebagai sarana pemujaan dan ritual yang berhubungan dengan roh atau mahluk halus.
Dari pemaparan diatas dapat kita lihat kentalnya pengaruh sistem kepercayaan yang dianut para
leluhur masyarakat Batak Toba terhadap ukiran Gorga, hal ini menunjukkan bahwa ukiran ini
merupakan suatu wujud dari sistem kepercayaan yang dianut oleh para pembuatnya.

DAFTAR PUSTAKA
Andriyanti, S. (2019). Kontinuitas Gorga Batak Toba. PANTUN Jurnal Ilmiah Seni Budaya,
1(2), 132-144.
Hasan, R. (2012). Kepercayaan animisme dan dinamisme dalam masyarakat islam aceh.
MIQOT: Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman, 36(2), 282-298.

9
Visual Heritage: Jurnal Kreasi Seni dan Budaya | Vol. 00 No.00 | Hal.

Hermita, R. (2021). PENERAPAN ORNAMEN MOTIF GORGA PADA HIASAN DINDING.


PROPORSI: Jurnal Desain, Multimedia dan Industri Kreatif, 6(1), 44-55.
Miharja, D. (2015). Sistem Kepercayaan Awal Masyarakat Sunda. Al-Adyan: Jurnal Studi
Lintas Agama, 10(1), 19-36.
Prabowo, G. (2020, November 10). Sistem Kepercayaan Manusia Purba Masa Praaksara.
Diakases dari https://www.kompas.com/skola/read/2020/11/10/160201469/sistem-
kepercayaan-manusia-purba-masa-praaksara
Purba, R. (2016). TIPOGRAFI KREASI MOTIF GORGA BATAK. Jurnal Proporsi,1(2), 190-
201.
Rayking. (2013). Gorga Sopo Godang Pada Masyarakat Batak Toba: Kajian Semitotik.
Medan : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan.
Ridha, M. A., & Marpaung, B. O. (2018). KAJIAN PELESTARIAN WARISAN BUDAYA
DAN LINGKUNGAN DI PUSAT KOTA BALIGE KABUPATEN TOBA SAMOSIR.
Seminar Nasional “Kearifan Lokal dalam Keberagaman untuk Pembangunan
Indonesia“ (pp. 453-458). Medan: Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas
Sumatera Utara.
Saitya, I. B. (2020). Totemisme dalam Teks Ādiparwa. Sphatika: Jurnal Teologi, 9(1), 47-56.
Saragih, D. A., Yulianto, & Pakpahan, R. (2019). KAJIAN ORNAMEN GORGA DI RUMAH
ADAT BATAK TOBA (Studi Kasus: Di Kawasan Desa Wisata Tomok, Huta Siallagan
dan Huta Bolon Di Kabupaten Samosir). Jurnal Arsitektur Alur, 2(1), 1-14.
Semiawan, C. R. (2010). Metode penelitian kualitatif. Jakarta: Grasindo.
Sianipar, K., Gunardi, G., & Rustiyanti, S. (2015). Makna Seni Ukiran Gorga Pada Rumah Adat
Batak. Panggung, 25(3), 227-235.
Sugiyono. (2005). Memahami penelitian kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta.
Syamsuddin, M. (2017). Totemisme Dan Pergeserannya: Studi Terhadap Tradisi Lokal Di
Sendang Mandong, Klaten, Jawa Tengah. RELIGI: Jurnal Studi Agama-Agama, 13(1),
96-116.

10

Anda mungkin juga menyukai