e-ISSN:2623-0305
Vol. 00 No. 00, bulan tahun
page
Email: budisentoso.cwg@gmail.com
Abstrak
Ukiran Gorga merupakan produk budaya dari leluhur masyarakat Batak Toba yang dimana
sangat dipengaruhi oleh sistem kepercayaan yang dianut oleh para leluhur. Adapun
kepercayaan yang dianut oleh para leluhur masyarakat Batak Toba adalah totemisme,
animisme dan dinamisme. Namun dengan berkembangnya zaman kepercayaan-kepercayaan ini
mulai ditinggalkan sehingga pengaruh sistem kepercayaan kepada ukiran Gorga mulai
dilupakan. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan menganalisis berdasarkan
studi literatur yang sudah ada dan dengan membandingkan ciri dan pengertian dari
kepercayaan totemisme, animisme dan dinamisme dengan jenis ukiran Gorga yang berdasarkan
pada bentuk, kegunaan dan nilai filosofis yang dimiliki oleh ukiran Gorga tersebut. Hal ini
dilakukan untuk mencari dan membuktikan pengaruh sistem kepercayaan terhadap nilai
filosofis, kegunaan dan bentuk ukiran Gorga. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini didapati
adalah terbuktinya pengaruh sistem kepercayaan terhadap 9 jenis ukiran ukiran Gorga, hal ini
menunjukkan bahwa ukiran Gorga merupakan suatu wujud dari sistem kepercayaan dalam
bentuk produk budaya.
Abstract
Gorga carvings are cultural products from the ancestors of the Toba Batak people which are
strongly influenced by the faith system adopted by the ancestors. The beliefs held by the
ancestors of the Toba Batak people are totemism, animism and dynamism. However, with the
development of the era, these beliefs began to be abandoned so that the influence of the faith
system on the carving of Gorga began to be forgotten. The method used is a qualitative method
by analyzing based on existing literature studies and by comparing the characteristics and
understanding of the faith of totemism, animism and dynamism with the types of Gorga
carvings based on the shape, use and philosophical values possessed by the Gorga carvings.
This is done to find and prove the influence of the faith system on the philosophical values,
uses and forms of Gorga carvings. The results obtained from this study were found to prove the
influence of the faith system on 9 types of Gorga carvings, this shows that Gorga carvings are
a manifestation of the faith system in the form of cultural products.
1
Visual Heritage: Jurnal Kreasi Seni dan Budaya | Vol. 00 No.00 | Hal.
PENDAHULUAN
Seperti ragam budaya yang berasal dari daerah Sumatra yang memiliki beragam macam
kebudayaan yang salah satunya adalah seni ukir Gorga yang terdapat pada ruma Gorga yang
merupakan rumah adat dari suku Batak Toba. Indonesia merupakan negara yang terdiri dari
banyak suku bangsa. Melalatoa mencatat tidak kurang dari 520 suku bangsa di Indonesia
dengan berbagai kebudayaannya (Yvonne & Ramadhan, 2019;4172). Banyak suku bangsa
membuat Indonesia kaya akan keragaman budaya.
Ukiran Gorga ini merupakan hiasan pada dinding luar rumah adat Batak Toba. Menurut
Purba (2016:191), ukiran ini memiliki ciri khas pada lekukan ukirannya dan bentuk dasar serta
warnanya. Gorga Batak merupakan salah satu karya seni dan kebudayaan Batak yang usianya
sudah cukup tua. Selain berfungsi sebagai ornamen hias, juga sebagai keyakinan (kepercayaan)
dan kekuatan bagi masyarakat Batak Toba. Masyarakat Batak Toba percaya bahwa terdapat
unsur-unsur magis pada ukiran ini. Ornamen ini juga mencerminkan budaya suku Batak Toba
yang suduh cukup Tua dan melatar belankangi pola pikir mereka. Karena ornamen ini sudah ada
sejak lama nilai filosifis yang pada ornamen ini dipengaruhi oleh sistem kepercyaaan yang
dianut oleh leluhur suku Batak Toba. Hal ini disebabkan leluhur suku Batak Toba menganut
kepercayaan totemisme, animisme dan dinamisme yang mempercayai makhluk di luar alam,
sehingga dibuatlah simbol-simbol yang dibentuk dalam ornamen atau biasa disebut dengan
ragam hias Gorga (Ridha & Marpaung, 2018;454).
Kepercayaan yang dianut akan mempengaruhi hasil dari produk budaya suatu suku
ataupun etnis karena kepercayaan tersebut akan mempengaruhi gagasan pikiran manusia.
Sehingga nilai-nilai filosofis yang ada dari produk budaya tersebut akan terus ada baik dalam
bentuk kepercayaan terhadap hal yang bersifat magis. Koentjaraningrat berpendapat bahwa
sistem keyakinan dalam suatu agama berwujud pada pikiran gagasan manusia yang menyangkut
keyakinan dan konsepsi manusia tentang sifat-sifat yang absolut tentang wujud dari alam ghaib,
tentang terjdinya alam dan dunia, tentang zaman akhirat dan tentang wujud kekuatan-kekuatan
sakti (Miharja, 2015;21). Sehingga bukan suatu hal yang mengherankan bahwa masyarkat suku
Batak Toba sampai sekarang tetap mempercayai bahwa dalam ukiran Gorga terdapat kekuatan
magis.
Sistem kepercayaan yang dianut oleh leluhur masyarakat Batak Toba mempengaruhi
ukiran Gorga karena erat kaitanya dengan kepercayaan animisme, dinamisme dan totemisme
yang dianut oleh nenek moyang. Sehingga unsur-unsur ataupun simbol-simbol yang ada pada
ukiran Gorga merepresentasikan kepercaayan yang dianut oleh lelehur masyarakat Batak Toba.
Namun seiringnya perkembangan zaman kepercayaan-kepercayaan tersebut mulai
tergerus dan terlupakan. Sehingga nilai-nilai kepercayaan yang dianut oleh leluhur masyarakat
Batak Toba mulai terlupakan serta hal ini juga membuat masyarakat pada zaman ini tidak
mengetahui bagaimana kepercayaan-kepercayaan tersebut mempengaruhi pemikiran dan
gagasan orang Batak Toba pada zaman dahulu. Sampai akhirnya kepercyaan yang mereka anut
dapat tercipta sebuah seni ukir Gorga yang kita kenal sekarang. Ukiran Gorga bukan hanya
indah secara bentuk dan visualnya namun dibailik keindahan yang pada ukiran ini terdapat
gagasan dan pemikiran dari para leluhur masyarakat Batak Toba yang hidup pada masa lampau
yang memiliki kepercyaan yang berbeda dengan masyarakat yang sekarang. Hal ini menjadi
menarik karena ukiran ini sebenarnya memiliki fungsi-fungsi tersendiri berdasarkan nilai
filosofis yang sangat dipengaruhi oleh kepercayaan para leluhur masyarakat Batak Toba yang
kemudian mereka yang diturunkan secara turun menurun dari generasi ke generasi.
Maka dari itu itu penelitian ini bertujuan untuk mencari pengaruh sistem kepercayaan
yang dianut oleh leluhur Batak Toba terhadap ukiran Gorga. Adapun kepercyaan yang akan
digunakan untuk mengkaji pengaruhnya kepada ukiran Gorga adalah kepercayaan animisme,
2
Analis Pengaruh Sistem Kepercayaan dalam Ukiran Gorga Pada Rumah Adat Batak Toba
Budi Sentoso1), Dewi Choirunnisa2), John Yaspis Geraldi Hetharia3)
dinamisme dan totemisme. Berdasarkan pengertian dan ciri khas dari ketiga kepercayaan
tersebut yang kemudian akan dilihat dan dibandingkan dengan ciri yang ada pada ukiran Gorga
baik secara wujud aslinya ataupun berdasarkan nilai filosofi yang terdapat didalamnya.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan cara penelitian kualitatif, sehingga data yang dikumpulkan
bersifat deskriptif, berbentuk uraian kalimat sebagai informasi mengenai keadaan sebagaimana
hubungannya dengan masalah yang diamati. Menurut Semiawan (2010) penelitian dengan
metode kualitatif diawali dengan mengidentifikasi masalah dalam hal ini adalah mencari
keterhubungan antara ukiran Gorga dengan kepercayaan yang dianut oleh leluhur masyarakat
Batak Toba yaitu kepercayaan animisme, dinamisme dan totemisme. Penelitian ini dilakukan
secara daring dengan dilandasi oleh fakta sejarah, bahwa daerah Danau Toba, Tomok, dan
Balige merupakan pusat kebudayaan sejarah budaya Batak Toba dan ornamen Gorga.
Teknik pengumpulan data melalui studi literatur dan objek dalam penelitian ini diambil
dari sumber internet dan media sosial dan observasi terhadap ukiran Gorga untuk melihat seperti
apa bentuk dan wujud dari ukiran yang sudah ada dari zaman dahulu. Perbedaannya dengan
penelitian kuantitatif, penelitian ini berangkat dari data, memanfaatkan teori yang sudah ada
sebagai bahan penjelas dan berakhir dengan sebuah teori (Sugiyono, 2005).
3
Visual Heritage: Jurnal Kreasi Seni dan Budaya | Vol. 00 No.00 | Hal.
Jika dilihat berdasarkan kepercayaan totemisme, Gorga yang bentuknya disebut sebagai
purba manusia ini menunjukan adanya hubungan erat antar satu suku atau seseorang dengan
suatu benda sebagai penjelamaan dewa. Hal tersebut tentunya mengartikan kepercayaan bahwa
menjaga hubungan kekerabatan baik dengan leluhur atau nenek moyang dapat memberikan
kekuatan dalam kehidupan. Mereka juga menilai dengan Gorga purba manusia ini sehingga
dewa atau nenek moyang mereka dapat memberikan keberkahan dan menunjukan jalan
kebaikan di dalam rumah dan kehidupan mereka.
Gorga Singa-Singa
Seperti yang kita ketahui singa merupakan raja hutan dan singa adalah sosok yang kuat,
kokoh, serta berwibawa. Jadi Gorga singa ini di maknai sebagai pembawa kekuatan dan
berwibawa bagi masyarakat batak.
Gorga jenis ini jika dihubungkan dengan sistem kepercayaan totemisme merupakan
sebuah benda artefak yang menggambarkan hubungan erat antar suku atau seseorang dengan
4
Analis Pengaruh Sistem Kepercayaan dalam Ukiran Gorga Pada Rumah Adat Batak Toba
Budi Sentoso1), Dewi Choirunnisa2), John Yaspis Geraldi Hetharia3)
binatang-binatang yang disucikan karena dianggap sebagai penjelmaan dari dewa, yang
merupakan nenek moyang masyarakat batak. Binatang singa dipercaya akan memberikan
keuntungan seperti menumbuhkan sebuah daya tarik, rasa penuh wibawa, kuat dan percaya diri
bagi penghuni rumah dalam menjalani kehidupan di masyarakat luas.
Gorga Baros Pati
Gorga yang satu ini menurut kepercayaan batak dapat mendatangkan kekayaan, Gorga ini
terlihat seperti cicak namun di samping cicak juga di iringi sebuah adop – adop yang dapat
dikatakan seperti payudara. Payudara sendiri dapat diartikan sebagai regenerasi atau kesuburan
bagi orang batak.
Gorga jenis ini jika disangkut pautkan dengan system kepercayaan totemisme merupakan
sebuah benda yang dikaitkan dengan binatang yaitu cicak. Artinya Cicak dianggap binatang suci
oleh masyarakat batak karena mendatangkan keberuntungan. Jika Gorga ini diukir di sebuah
rumah, alat berburu, alat music dan alat lainnya maka dipercaya akan memberikan kekayaan
bagi penghuni rumah atau pengguna alat tersebut. Selain itu masyarakat batak meyakini atop-
atop sebagai pengiring ukiran cicak akan memberikan masyakarat batak keturunan yang baik
dan banyak.
Gorga Adop Adop
Adop – adop berarti payudara diartikan sebagai kesuburan, adop adop sendiri ini masuk
kedalam kategori Gorga nya sendiri namun selalu di iringi dengan Gorga baros pati. Gorga jenis
ini jika disangkutpautkan dengan system kepercayaan totemisme merupakan sebuah benda
artefak yang memiliki hubungan erat antar suku dengan nenek moyang, karena adop-adop yang
menyerupai payudara Wanita. Wanita berarti melambangkan keuntungan dalam hal kesuburan,
namun kesuburan disini lebih dikaitkan dengan sumber daya alam seperti tumbuh – tumbuhan.
5
Visual Heritage: Jurnal Kreasi Seni dan Budaya | Vol. 00 No.00 | Hal.
Maka jika Gorga Adop-adop digunakan dalam rumah atau alat-alat masyarakat batak,
niscaya akan mendatangkan keuntungan bagi sumber daya alam masyarakat batak. Baik dalam
hal pertanian, perkebunan, dan perternakan, sehingga masyarakat batak tidak mengalami
kelaparan dan terus memiliki kekuatan serta kesejahteraan dalam hidup.
Gorga Jenggar Dan Jorngom
Gorga Jenggar dan jorngom jenis ini dipercayai sebagai keamanan berbentuk raksasa dan
akan di letakkan dibagian tengah tomboman Gorga adop adop dan dapat dikatakan bisa
melawan segala jenis setan atau menangkal segala jenis kejahatan ghoib.
Gorga jenis ini jika disangkut pautkan dengan totemisme merupakan sebuah benda yang
menggambarkan adanya hubungan erat antar suku atau seseorang dengan leluhur atau nenek
moyang. Dimana Gorga ini dapat membawa keuntungan dalam segi keamanan bagi masyarakat
batak. Masyarakat batak percaya dengan adanya Gorga ini, maka segala hal buruk dan
marabahaya yang nyata maupun ghoib tidak akan menghampiri mereka karena dihalau oleh
Gorga berbentuk raksasa.
6
Analis Pengaruh Sistem Kepercayaan dalam Ukiran Gorga Pada Rumah Adat Batak Toba
Budi Sentoso1), Dewi Choirunnisa2), John Yaspis Geraldi Hetharia3)
Jadi jenis Ukiran Gorga ulu paung bukan hanya untuk memperindah puncak rumah
Gorga, tapi juga untuk melawan begu ladang (setan). Ukiran Gorga jenis ini menjadi salah satu
ukiran yang penting bagi para leluhur Batak Toba. Hal ini dikarenakan pada zaman dahulu
orang Batak sering mendapat serangan kekuatan hitam dari luar rumah untuk membuat
perselisihan di dalam rumah (keluarga) sehingga tidak akur antara suami dan isteri (Hermita,
2021;49).
Gorga Silintong
Gorga silintong yang memiliki hubungan animisme yakni di percayai mempunyai
kesaktian yang biasanya di tempat kan di rumah orang yang memiliki ilmu tinggi seperti (raja,
guru, dukun, dan lain sebagainya), Gorga Silintong memiliki bentuk seperti putaran air. Gorga
Silintong dianggap sebagai gerakan pusaran air yang garisnya indah. Air silitong terdapat dalam
guci yang disebut pagar, yaitu sejenis air yang mengandung kesaktian. Air sakti dianggap
istimewa kejadiannya, oleh karenanya tidak (Sianipar, Gunardi, & Rustiyanti, 2015;233 )
7
Visual Heritage: Jurnal Kreasi Seni dan Budaya | Vol. 00 No.00 | Hal.
Hiasan ukiran yang berbentuk seperti sulur daun dan lingkaran sebanyak dua buah
menyerupai huruf “S”memanjang (meander). Ukiran ini dipasang pada bagian dorpi jolo
(dinding bagian depan) maka pemilik rumah tersebut telah berhak untuk melaksanakan pestadan
berarti kaya, pengasih, penyayang yang disebut “Parbohul – bohul Na Bolon” (Saragih,
Yulianto, & Pakpahan, 2019)
Gorga Sitigan.
8
Analis Pengaruh Sistem Kepercayaan dalam Ukiran Gorga Pada Rumah Adat Batak Toba
Budi Sentoso1), Dewi Choirunnisa2), John Yaspis Geraldi Hetharia3)
Gorga yang termasuk dalam kepercayaan dinamisme adalah kotak kecil untuk
menyimpan benda kecil seperti rokok dan sirih yang bertujuan benda tersebut tidak mudah
hilang ataupun rusak melambangkan hiasan untuk memperindah rumah adat dan terletak di atas
Gorga gaja dampak. Gorga Sitagan ini bermakna nasihat agar menghilangkan rasa sombong
terutama ketika menerima tamu. Nenek moyang dahulu selalu menghormati orang lain yang
berasal dari luar. Gorga Sitagan ini berbentuk simetris seperti tutup kotak dan berada di atas
Gorga Gaja dompak. (Rayking 2013:81)
SIMPULAN
Ukiran Gorga yang terdapat pada rumah adat Batak Toba merupakan seni kebudayaan
yang diwariskan secara turun temurun dari leluhur Batak Toba. Ukiran ini terpengaruh oleh
sistem kepercayaan yang dianut oleh para leluhur masyarakat Batak Toba, kepercayaan yang
dianut adalah totemisme, animisme dan dinamisme. Kepercayaan yang dianut oleh para leluhur
tersebut yang mempengaruhi ide dan gagasan mereka dalam menciptakan sebuah artefak karena
nilai-nilai yang terdapat pada kepercayaan mereka akan mempengaruhi filosofi dari produk
budaya yang mereka hasilkan, dalam penelitian ini produk budaya yang dimaksud adalah ukiran
Gorga. Namun seiring dengan perkembangan dan kemajuan zaman kepercayaan-kepercayaan
ini mulai ditinggalkan oleh masyarakat Batak Toba. Sehingga generasi sekarang tidak
mengetahui bagaimana sistem kepercayaan yang dianut para leluhur dapat mempengaruhi
ukiran Gorga.
Adapun hasil yang didapat dari penelitian ini adalah ditemukannya pengaruh kepercayaan
totemisme, animisme dan dinamisme pada beberapa jenis. Jenis Gorga Simata Ni Ari, Gorga
Singa-Singa, Gorga Baros Pati, Gorga Adop Adop, Gorga Jenggar Dan Jorngom yang
terpengaruh oleh kepercayaan totemisme. Dimana filosofi dan bentuk yang ada pada kelima
jenis Gorga ini memiliki makna yang sama dengan kepercayaan totemisme yaitu kebutuhan dan
keutuhan. serta dari segi bentuk menyerupai roh dan binatang. Sedangkan kepercayaan
dinamisme mempengaruhi jenis Gorga, Gorga Simarogung Ogung dan Gorga Sitigan. Dimana
kedua jenis Gorga ini dianggap memiliki kekuatan gaib yang dapat memberikan keberuntungan
dan kekuatan sehingga Gorga jenis ini diletakkan diatas sebagai bentuk pemujaan. Pada Gorga
Ulu Paung dan Gorga Silitong dipengaruhi oleh kepercayaan animisme. Kedua jenis Gorga ini
digunakan sebagai sarana pemujaan dan ritual yang berhubungan dengan roh atau mahluk halus.
Dari pemaparan diatas dapat kita lihat kentalnya pengaruh sistem kepercayaan yang dianut para
leluhur masyarakat Batak Toba terhadap ukiran Gorga, hal ini menunjukkan bahwa ukiran ini
merupakan suatu wujud dari sistem kepercayaan yang dianut oleh para pembuatnya.
DAFTAR PUSTAKA
Andriyanti, S. (2019). Kontinuitas Gorga Batak Toba. PANTUN Jurnal Ilmiah Seni Budaya,
1(2), 132-144.
Hasan, R. (2012). Kepercayaan animisme dan dinamisme dalam masyarakat islam aceh.
MIQOT: Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman, 36(2), 282-298.
9
Visual Heritage: Jurnal Kreasi Seni dan Budaya | Vol. 00 No.00 | Hal.
10