Anda di halaman 1dari 9

Pengarah: Jurnal Teologi Kristen

Volume 4, Nomor 2, 2022


Diterbitkan oleh Sekolah Tinggi Alkitab Tiranus
eISSN: 2655-2019; pISSN: 2654-931X
https://journaltiranus.ac.id/index.php/pengarah/index DOI: https://doi.org/10.36270/pengarah.v4i2.118

Sinergitas Budaya Mangokal Holi dan Taurat sebagai


Upaya Inkulturasi
1Erikson Pane, 2Bartholomeus Diaz Nainggolan, 3Exson Pane, 4Janes Sinaga

1Universitas Advent Indonesia, Bandung Barat


2Universitas Advent Indonesia, Bandung Barat
3Universitas Advent Indonesia, Bandung Barat
4Universitas Advent Indonesia, Bandung Barat

eriksonpanepane@gmail.com

Article Info Abstract

Article History: The Batak tribe is one of the largest ethnic groups in
Indonesia and has the tradition of “Mangokal Holi”. This
Submitted : 20 Juni 2022
tradition originated from pre-Christian Batak culture.
There is a difference in opinion between the Adat com-
Reviewed : 24 Oktober 2022
munity and the Christian community regarding the cer-
Accepted : 30 December 2022
emony in the Mangokal Holi tradition. The Adat commu-
nity accuses the Christian community of often judging
them because they consider this ritual to be idol worship
and it contains magical elements. This research aims to
explore and explain the synergy of Mangokal Holi cul-
ture with the Torah by using qualitative methods.
Keywords:

batak culture; mangokal holi;


torah

Abstrak

Suku Batak adalah salah satu suku bangsa besar di In-


donesia dan memiliki tradisi “Mangokal Holi”. Tradisi ini
berasal dari budaya pra-Kristen Batak. Terdapat perbe-
daan pandangan antara masyarakat Adat dan masyara-
kat Kristen tentang upacara tradisi Mangokal Holi.
Kata-Kata Kunci: Masyarakat Adat menilai bahwa masyarakat Kristen
sering menghakimi mereka karena menganggap
budaya batak; mangokal upacara ini sebagai penyembahan berhala dan memiliki
holi; taurat unsur-unsur magis. Penelitian ini bertujuan untuk
mengeksplorasi dan menjelaskan sinergi budaya
Mangokal Holi dengan Taurat dengan menggunakan
metode kualitatif.
PENDAHULUAN adat dan budayanya yang unik dan sakral,
Tradisi adalah kebiasaan yang berlaku salah satunya adalah Mangokal Holi. Ini
di kalangan komunitas tertentu dan dilakukan merupakan tradisi penggalian makan untuk
untuk tujuan tertentu, seperti kata-kata tradi- diambil tulang-tulangnya dan dipindahkan ke
sional, mantra, nyanyian, permainan anak- tempat baru. Namun masyarakat adat menu-
anak, upacara untuk orang yang meninggal, duh bahwa orang Kristen suka menghakimi
kendang untuk berburu binatang liar, dan masyarakat adat karena menganggap bahwa
lain-lain. Tradisi biasanya diturunkan dari ritual ini merupakan penyembahan berhala
satu generasi ke generasi berikutnya. Tradisi dan upacara ini mengandung hal-hal magis
lisan adalah semua tuturan yang disam- sehingga timbul perbedaan pendapat antara
paikan secara lisan menurut kebiasaan atau dua kelompok ini.
tradisi yang berlaku dalam suatu masyarakat Upacara ritual ini juga dapat kita
(Purba et al., 2020). Pada dasarnya, karya temukan di Perjanjian Lama atau dalam kitab
sastra adalah hasil dari ekspresi pikiran dan Taurat, yang memiliki kesamaan dalam hal
perasaan manusia yang dituangkan dalam kebiasaan atau adat yang terdapat pada
bentuk prosa, puisi, naskah drama, dan lain- suku Batak, yakni menggali tulang-belulang
lain. Karya sastra juga merupakan hasil dari (mangokal holi). Beberapa menyatakan
kondisi sosial yang ada dalam masyarakat, bahwa tradisi ini diambil dari Kisah Yusuf.
yang diwujudkan dalam cerita yang dialami Setelah Yusuf usia lanjut dan dia merasa
oleh banyak orang. Oleh karena itu, karya bahwa hidupnya tidak akan lama lagi, dia
sastra dapat lahir dari keberadaan budaya menyatakan kepada sanak saudaranya
yang ada dalam masyarakat. ketika di Mesir bahwa ketika ia meninggal
Karya sastra merupakan cara bagi agar membawa tulang-belulangnya untuk di
penulis untuk mengungkapkan perasaan dan kuburkan di tanah Kanaan (Kej. 50:25).
pikirannya melalui apa yang dialami dan Kemudian Yusuf meninggal, tubuhnya dibal-
dilihatnya dari peristiwa dan orang-orang di sem dan ditempatkan di peti mati di Mesir.
sekitarnya. Budaya merupakan aspek pent- Dan selama berabad-abad masa penderitaan
ing dalam masyarakat, karena menjadi ciri berikutnya di Mesir, peti itu berfungsi sebagai
khas suatu daerah dan merupakan kekayaan pengingat pesan terakhir Yusuf, yang ber-
negara. Budaya dapat didefinisikan sebagai saksi kepada Israel bahwa mereka hanya
pemikiran, kebiasaan, dan sesuatu yang orang asing di tanah Mesir, dan mendorong
berkembang dan sulit diubah (KBBI Daring). mereka untuk selalu menaruh harapan
Budaya memiliki peran penting dalam mereka di Tanah Perjanjian, karena ada
mengatur bagaimana seseorang berperilaku, keselamatan pasti akan datang (White, 2011,
berinteraksi dengan orang lain, dan memben- p. 281). Dari peristiwa ini beberapa orang ba-
tuk identitas masyarakat. Adat istiadat, tak melakukan tradisi Mangokhal Holi dengan
aturan, norma, hukum, peraturan, dan ke- mengumpulkan tulang-tulang orang tua,
budayaan yang tidak bertentangan dengan kerabat yang dituakan untuk dibawa ke satu
ajaran Tuhan merupakan bagian dari ke- tempat (kampung halamannya).
budayaan. Tuhan tidak melarang atau Siregar menyatakan dalam tulisannya
mengizinkan umat-Nya untuk mengikuti adat bahwa kisah tulang Yusuf yang dibawa
istiadat, kebiasaan, dan budaya dari luar Is- keluar dari Mesir dan dikuburkan di tanah Ka-
rael, asalkan tidak bertentangan dengan Fir- naan (Kej. 50:22-26, Kel. 13:17-22, Yos.
man Tuhan. Namun jika itu bertentangan 24:29-33) merupakan analogi dari pelaksa-
dengan Firman Tuhan, hal tersebut merupa- naan adat Mangokal Holi. Praktik Mangokal
kan kekejian dan merugikan hubungan Holi ternyata melibatkan prinsip-prinsip positif
manusia dengan Tuhan dan sesama (Kel. yang tetap konsisten dengan prinsip Alkitab.
15:25; Yos. 24:25; Ezr. 7:10; Yeh. 20:18; 1 Misalnya kesadaran bahwa adanya Pribadi
Sam 30:25). Ilahi yang merupakan Pencipta alam se-
Suku Batak Toba dianggap penting, di- mesta beserta segenap isinya (manusia).
hormati, disayangi dan dilestarikan karena Kedua, untuk menghormati orang tua (nenek

23
moyang) sebagai pemimpin keluarga (juru
bicara Tuhan). Orang tua sudah mengajar- METODE
kan kepada anaknya tradisi/kebiasaan yang Penelitian ini menggunakan metode
menuntun mereka untuk mengenal Tuhan. kualitatif literatur sebagai dasar pengamatan
Oleh karena itu, orang tua berhak untuk disa- terhadap upacara Mangokal Holi. Metode
yangi/dicintai baik sebelum maupun sesudah kualitatif adalah metode penelitian yang
meninggal. Almarhum orang tua (leluhur) di- menggambarkan secara naratif mengenai
hormati dengan pemakaman (penguburan) kegiatan dan tindakan manusia sebagai ma-
yang bermartabat atau sesuai dengan keingi- khluk hidup yang bersosial (Setiawan 2018).
nan mereka sebelum kematian. Tradisi ini Menurut Creswell yang dikutip oleh Rukajat
tidak ada hubungannya dengan penyemba- (2018), penelitian kualitatif bertujuan untuk
han berhala atau pemujaan roh orang tua (le- mengeksplorasi dan mengumpulkan infor-
luhur). Oleh karena itu diyakini bahwa prin- masi seluruhnya tentang fenomena utama
sip-prinsip positif dari praktik Mangokal Holi yang diteliti. Menurut Kirk dan Miller yang
membuat tradisi tersebut dapat diterima oleh dikutip oleh Anggito dan Setiawan (2018),
umat Kristiani Batak Toba (Siregar, 2022). penelitian kualitatif merupakan pengamatan
Penelitian Mangokal Holi sudah banyak terhadap kehidupan manusia dalam berbagai
dilakukan. Seperti Hutagaol dan Prayitno situasi dan kondisi yang berbeda, sehingga
(2020) yang menjelaskan bahwa ritual menghasilkan jawaban dan makna yang
Mangokal Holi berfungsi menjaga solidaritas mendalam dari hal yang diteliti. Melalui pem-
kolektif, stabilitas dan kohesi sosial dalam aparan beberapa ahli di atas dapat dipahami
suku Batak Toba. Kemudian, Silalahi dan bahwa melalui metode kualitatif dapat me-
Sibarani (2015) memaparkan bahwa upacara nolong untuk memahami keberadaan ruang
Mangokal Holi menunjukkan kepada lingkup sosial, adat istiadat, tradisi ataupun
masyarakat bahwa mereka telah mencapai budaya yang berlaku dalam sebuah komuni-
tujuan umum suku batak, yaitu hamoraon tas.
(kekayaan), hagabeon (diberkati dengan ke- Penulis menggunakan metode
turunan) dan hasangapon (kekuasaan). Dan penelitian kualitatif untuk meneliti upacara
Silalahi bersama Sibarani, Setia dan Takkari Mangokal Holi yang memiliki sinergi dengan
(2020) juga menguraikan bahwa ritual Taurat dan dapat dijadikan sebagai upaya
Mangokal Holi harus dilestarikan. Dengan inkulturasi budaya. Langkah-langkah
adanya kebudayaan ini akan membantu penelitian ini berdasarkan informasi dan sum-
mengatasi kekurangan lahan pemakaman di ber data yang diperlukan. Penelitian ini
Indonesia maupun di seluruh dunia ini. Di diklasifikasikan sebagai penelitian deskriptif
samping itu, Sihotang (2020) menguraikan karena penulis mengumpulkan data lang-
bahwa melalui upacara Mangokal Holi men- sung dan menguraikannya. Lokasi penelitian
jelaskan, menurut ekologi budaya, kehidupan dilakukan di Desa Sitindaon, Kecamatan Lim-
manusia bukan hanya yang terjadi sekarang, bong, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara,
namun juga yang akan datang. yang dipilih karena prosesi ritual Mangokal
Dalam masyarakat Toba, muncul be- Holi yang merupakan sumber tradisi lisan
berapa kasus yang menjadi dilema dalam Mangokal Holi di keluarga penulis. Metode
masyarakat. Beberapa masyarakat adat ber- pengumpulan data meliputi metode me-
pendapat bahwa upacara ini dapat dilakukan, nyimak (Sudaryanto 1993) dan analisis teks
sementara masyarakat Kristen menolak Alkitab (Kej. 50:22-26; Kel. 13:17-22; Yos.
upacara ini. Oleh karena itu, timbul pertan- 24:29-33).
yaan apakah upacara Mangokal Holi memiliki
sinergi dengan hukum Allah yang tertuang HASIL DAN PEMBAHASAN
dalam Keluaran 20:8 dan apakah upacara
Mangokal Holi memiliki sinergi dengan Tau- Mangokal Holi dan Taurat
Salah satu masalah yang dihadapi da-
rat dan menjadi inkultrasi budaya.
lam misiologi abad ke-20 adalah konflik

24
antara Injil dan budaya. Dalam sejarah ger- melaksanakan upacara mangokal holi); pem-
eja, muncul berbagai pendapat tentang hub- bagian jambar sesuai dengan aturan adat
ungan antara Injil dan budaya yang masih di- Batak Toba; dan doa penutup (Siregar et al.,
perdebatkan hingga saat ini. Beberapa pen- 2018).
dapat yang muncul antara lain Kristus mela- Upacara Mangokal Holi mengalami
wan budaya, Kristus dan budaya-Nya, kontroversi di beberapa gereja, namun salah
Kristus tentang budaya, Kristus dan budaya satu gereja, yaitu Gereja Advent, menerima
dalam paradoks, dan budaya yang diubah upacara ini sebagai bagian dari keunikan bu-
oleh Kristus (Niebuhr 1949) daya lokal. Hal ini jelas dalam posisi resmi
Padahal, menurut ilmu agama, hub- Organisasi Gereja Masehi Advent Sedunia
ungan leluhur dengan orang yang masih tentang pluralisme agama, yang menyatakan
hidup dianggap sebagai cabang utama bahwa Gereja Advent menghormati gereja
agama manusia, dan merupakan fakta lain dan percaya bahwa gereja selain Gereja
agama yang sangat penting (Sidjabat, 2003). Advent juga memiliki kebenaran. (Hutaga-
Dalam masyarakat ada dua kelompok yang lung, 2013). Gereja Advent menerima bu-
berbeda yaitu masyarakat adat dan masyara- daya yang ada di dunia, asalkan tidak berten-
kat Kristen. Masyarakat Kristen menganggap tangan dengan Firman Tuhan atau Hukum
bahwa upara Mangokal Holi merupakan Taurat. Namun dalam upacara Mangokal
upacara animisme karena keluarga sering Holi, jika ditinjau secara seksama, setiap ger-
berharap rahmat dari roh leluhur. Biasanya, eja memiliki liturgi ibadah yang berbeda-
sebelum memulai pembangunan tugu, ban- beda, sesuai dengan liturgi gereja yang
yak keluarga yang memohon rahmat dari dicampurkan dalam adat tersebut.
arwah leluhur dengan menghidangkan ma- Berdasarkan kisah Yusuf, ritual yang
kanan khas. Hal ini yang terus menerus men- mirip dengan Mangokal Holi sudah ada sebe-
jadi perdebatan karena masyarakat Kristen lum suku Batak ditemukan. Suku Batak
menganggap kebiasaan tersebut berasal dari ditemukan pada zaman logam sekitar 2500
iblis yang telah membelokkan hati orang Ba- tahun yang lampau. Hal ini dapat kita telusuri
tak dari kepercayaan akan kebenaran Alkitab saat orang Israel keluar dari Mesir dengan
membawa tulang-tulang Yusuf ke tanah Ka-
yang sebenarnya.
naan. Pemindahan tulang-tulang tersebut
Secara singkat dalam upacara atas permintaan Yusuf sebelum dia mening-
Mangokal Holi ada beberapa rangkaian pros- gal (Kej. 50:24-25; Kis. 7:15-16). Setelah
esi penting yang dilakukan, yaitu: mambong- mereka tiba di Kanaan, mereka mengubur-
gas hula-hula ni si okkalon (memberitahukan kannya di Sikhem, di tanah yang dibeli
kepada keluarga dari kelompok marga istri dengan harga seratus kesita dari anak-anak
baik kandung maupun hanya hubungan Hemor, bapa Sikhem (Yos. 24:32). Yusuf
marga); martonggoraja (mengundang para meminta saudara laki-laki dan keluarganya
tokoh adat); proses penggalian makam, se- untuk bersumpah akan menguburkan tulang
rah terima tulang belulang dari pihak hula- belulangnya di tanah Kanaan. Pada saat
hula kepada hasuhutan (pelaksana meninggalkan meninggalkan Mesir, Musa
upacara/pihak keturunan); tulang belulang membawa tulang-belulang Yusuf (Kel.
yang telah dibersihkan dengan karbol akan 13:19), kemudian dikuburkan di Sikhem.
Bisa saja permintaan Yusuf sebelum
diolesi dengan sari kunyit (kunyit yang di-
kematiannya untuk memindahkan tulang-tu-
tumbuk) dan dibungkus dengan kain putih, langnya adalah karena mengikuti ayahnya
lalu disimpan ke dalam peti kecil untuk di- Yakub. Yakub meninggal di Mesir, tapi dia
masukkan ke dalam tugu marga yang telah berpesan sebelum kematiannya “Apabila ke-
disediakan; mandok hata (mengucapkan matianku tiba, agar kiranya nanti dikumpul-
sepatah dua patah kata); marsipanganon kan kepada kaum leluhurku, dengan men-
(makan bersama); tudu-tudu sipanganon guburkanku pada sisi nenek moyangku, da-
(penanda perjamuan); hula-hula pasahatton lam gua yang di ladang Efron (Kej. 49:29).
dengke mas tu boruna (hula-hula mem- Alasannya adalah karena Abraham (lelu-
berikan ikan mas kepada boru yang hurnya) dikuburkan di sana (Kej. 49:31-32).

25
Dengan kata lain kisah ini menceritakan meninggal. Hukum Taurat juga mencan-
pemindahan mayat maupun tulang-tulang tumkan untuk menghormati orang tua.
yang sudah meninggal untuk menyatukan Penghormatan yang dapat dilakukan
mereka di satu tempat sebagai tanah leluhur. dalam acara Mangokal Holi adalah dalam hal
Bukan hanya tulang Yusuf yang menempatkan mayat/tulang-tulang dari
dibongkar pada zaman Israel, ada juga tu- orang tua di tempat yang lebih layak, dalam
lang-tulang dari keturunan raja Saul. Kisah
proses upacara tersebut mengarah pada
pembongkaran kuburan keturunan Saul di-
awali di saat bangsa Israel mengalami ke- mengangkat harkat dan martabat orang tua
laparan selama tiga tahun dan raja Daud tersebut walaupun sudah meninggal (tinggal
meminta bimbingan Allah (2 Sam. 21:1). kenangan), dan dalam proses acara tersebut
Maka Daud mengambil tulang-tulang Saul mengisyaratkan pentingnya menghormati
dan anaknya Yonatan dari tempat orang Fil- yang lebih tua (kerabat yang masih hidup).
istin di Gilboa. Daud mengumpulkan dan
membawa tuang-tulang tersebut untuk diku- Mangokal Holi sebagai Inkultrasi Budaya
burkan di tanah Benyamin di Zela kuburan Inkulturasi adalah istilah yang digunakan da-
Kish, ayah Saul. Dan hal ini berkenan di lam agama Kristen, terutama dalam Gereja
hadapan Allah, sehingga Dia mengabulkan Katolik Roma, untuk menggambarkan proses
doanya. (2 Sam 21:12-14). penyesuaian dari ajaran gereja dengan bu-
Upacara Mangokal Holi merupakan daya non-Kristen serta pengaruh budaya ter-
tempat yang menyenangkan bagi orang tua
sebut terhadap perkembangan ajaran gereja.
dan tempat berkumpulnya seluruh keturunan
marga untuk saling memahami, mengenal Inkulturasi diartikan sebagai proses pen-
asal usul keluarga besarnya, mempelajari yatuan antara pengetahuan keimanan
lembaga pendidikan adat Batak dan hal-hal dengan budaya lokal sehingga pengalaman
lainnya. Ritual ini menjadi kewajiban tersebut tidak hanya dapat diterjemahkan da-
sekaligus sarana untuk meningkatkan marta- lam bentuk budaya saja, tapi juga menjadi se-
bat dan harkat marga. Hasangapon (Ke- mangat yang mendorong, membimbing, dan
hormatan) merupakan bukti sah menjadi mereformasi (Laurans, 2013).
orang Batak yang dapat diperoleh melalui rit- Kaum Protestan memahami inkulturasi
ual ini dan membawa kemuliaan bagi marga dengan cara yang berbeda, yaitu melalui
(Malau, 2000, p. 441). kontekstualisasi, yang berarti upaya untuk
Menurut Schreiner (2003), mem- memahami kekristenan dalam konteks ter-
bedakan upacara Mangokal Holi menurut tentu, baik dalam budaya tradisional maupun
Kristen adalah melihat apakah terdapat modern (Tara, 2017). Dalam pengertian ini,
persembahan korban kepada roh-roh nenek dapat dipahami bahwa dalam inkulturasi, aja-
moyang. Dalam praktik Mangokal Holi se- ran Alkitab disatukan dengan budaya
bagai seorang Kristen, tidaklah bermaksud masyarakat sekitar, sehingga ajaran Alkitab
melakukan penyembahan kepada roh-roh berakar dalam budaya sosial masyarakat
tersebut, melainkan sebagai ungkapan yang menerima Injil. Melalui inkulturasi ini,
penghargaan terhadap keluarga yang dicintai unsur budaya yang ada dipertimbangkan dan
dan dihormati semasa hidup. Dalam digabungkan dengan ajaran Injil sehingga
melaksanakan budaya, seorang Kristen ha- budaya tersebut dapat dijiwai oleh Injil Yesus
rus memprioritaskan prinsip bahwa hanya Al- Kristus.
lah saja yang harus disembah. Di Indonesia, ada beberapa tradisi
Namun, jika ditinjau lebih seksama, Al- yang terdapat dalam masyarakat yang
kitab digunakan sebagai alat legalisasi tinda- diterima oleh umat Kristen. Sebagai contoh,
kan mereka, seperti perintah Kelima "Hor- tradisi selametan, yang dianggap memiliki
matilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut nilai luhur, masih diteruskan oleh sebagian
umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Al- besar orang Jawa saat ini. Bagi orang Jawa
lahmu, kepadamu". Ini tidak menunjukkan yang telah menjadi Kristen, tradisi ini masih
rasa hormat kepada orang tua yang sudah dilakukan atau diizinkan meskipun ada pro
dan kontra terhadap pemahaman tentang

26
orang yang meninggal. Hal ini juga merupa- lembaga pendidikan. Upacara ini juga
kan warisan budaya, seperti halnya upacara digunakan sebagai sarana untuk meningkat-
Mangokal Holi yang menjadi bagian dari war- kan harkat dan martabat marga. Hasangapon
isan budaya (Andrianta et al., 2020). dapat dicapai melalui upacara ini sebagai
Banyak orang menganggap ritual pembuktian hukum bahwa seseorang telah
Mangokal Holi melanggar perintah dalam menjadi bagian suku Batak yang tentunya
Kitab Suci yang melarang menyentuh je- akan membawa kebesaran bagi marganya
nazah manusia. Di samping itu, dalam proses (Hutapea, 2015).
pembuatan monumen (tugu), beberapa ang- Upacara Mangokal Holi merupakan
gota keluarga sering meminta restu dari roh warisan budaya lokal yang harus dilestarikan
leluhur dengan mempersembahkan ma- karena memiliki makna yang penting bagi
kanan khas dan istimewa sebagai pem- masyarakat Batak. Upacara ini dianggap se-
berian. Dan ini diyakini membawa kemakmu- bagai bentuk penghormatan tertinggi kepada
ran (Purba et al., 2020). orang tua yang telah meninggal. Upacara ini
Upacara Mangokal Holi saat ini sudah juga memiliki sinergi dengan hukum Taurat
mengalami perkembangan, dimana unsur
yang mengajarkan pentingnya menghormati
kekristenan diterapkan dalam acara tersebut.
orangtua. Selain itu, upacara ini juga dapat
Penelitian yang dilakukan oleh Simanjuntak
diartikan sebagai inkulturasi budaya yang
(2018) menunjukkan bahwa upacara keaga-
maan diadakan sebelum proses penggalian baik karena tidak bertentangan dengan aja-
dimulai, yang dipimpin oleh sesepuh gereja ran Taurat. Upacara ini juga mempererat
dan di rumah keluarga yang mengamalkan hubungan keluarga dan marga serta menjadi
tradisi ini. Dalam upacara keagamaan terse- sarana untuk mengenal keturunan dari lelu-
but, pihak gereja memberikan saran dan na- hur yang telah meninggal.
sihat kepada keluarga agar prosesi Mangokal Walaupun ada pandangan negatif ten-
Holi dilakukan sesuai dengan aturan dan tata tang tradisi Mangokal Holi, namun umat Kris-
tertib gereja yang berlaku. Upacara keaga- ten Batak Toba dan Katolik masih tetap men-
maan juga dilakukan saat penghujung acara, ganut tradisi ini. Selain sebagai bentuk
di mana sebuah peti kayu berisi tulang diku- penghormatan kepada leluhur, tradisi ini juga
burkan dan dipimpin oleh seorang pendeta. dianggap sebagai sarana untuk mempererat
Pada akhirnya, acara ini lebih menekankan hubungan keluarga. Hal ini dapat dilihat saat
rasa syukur atas keberhasilan keluarga da-
seluruh anggota keluarga berkumpul dan
lam memenuhi tradisi ini dan menyampaikan
menari bersama saat upacara, dengan wajah
kepada masyarakat umum bahwa ini adalah
yang bahagia dan saling menyapa
sebuah keluarga besar yang siap melanjut-
kan tradisi adat Batak. (Simanjuntak, 2018).
Menurut Hutapea, proses kata terakhir KESIMPULAN
dalam upacara Mangokal Holi membahas Upacara Mangokal Holi merupakan
semua keturunan yang hadir dan meletakkan salah satu tradisi yang masih dijalankan oleh
tulang di peringatan yang telah disiapkan. masyarakat suku Batak Toba hingga saat ini.
Penatua gereja datang untuk berdoa dan Meskipun ada pandangan negatif dari seba-
memberkati, namun jika mereka tidak dapat gian masyarakat Kristen yang menganggap
hadir, seorang pendeta yang ditunjuk gereja upacara ini mengandung unsur-unsur mistis,
(biasanya seorang pendeta gereja Batak namun bagi masyarakat Batak Toba,
atau umum dikenal sebagai HKBP) dapat upacara ini merupakan cara untuk mempere-
menggantikannya. Upacara ini juga dianggap rat hubungan keluarga dan menghormati ne-
sebagai kegiatan keagamaan dan menjadi nek moyang. Upacara ini juga dianggap se-
tempat membahagiakan orang tua, tempat bagai interpretasi dari salah satu hukum Tau-
berkumpulnya suku-suku dari segala gen- rat yang menyatakan pentingnya menghor-
erasi, saling mengenal, mempresentasikan mati orang tua. Selain itu, dalam upacara ini
silsilah keluarga, dan berfungsi sebagai juga terlihat solidaritas mekanis di antara

27
keturunan yang hadir, yang bekerja sama da- pemimpin upacara dilakukan oleh dukun, te-
lam membangun kuburan (tambak) dari lelu- lah digantikan oleh Pendeta atau Imam
hur. Kekristenan juga sangat mempengaruhi Katolik untuk memimpin acara Mangokal Holi
upacara tersebut yang pada awalnya ini.

28
DAFTAR RUJUKAN Schreiner, L. (2003). Adat dan Injil: Per-
Andrianta, D., Hutagalung, S., & Ferinia, R. jumpaan Adat dengan Iman Kristen di
(2020). Kontekstualisasi Ibadah Tanah Batak. BPK Gunung Mulia.
Penghiburan pada Tradisi Slametan Sidjabat, M. S. (2003). Penggalian Tulang-
Orang Meninggal dalam Budaya Jawa. Belulang: Sebuah Kritik Injili terhadap
Visio Dei: Jurnal Teologi Kristen, 2(2), Pembangunan Tugu di Tapanuli Utara.
244-264. https://doi.org/10.35909/VI- Veritas (STT SAAT Institutional Repos-
SIODEI.V2I2.163 itory), 4(1), 67–86.
Anggito, A. & Setiawan, J. (2018). Metodologi Sihotang, J. A. (2020). Kesadaran dan
penelitian kualitatif. CV Jejak. Kepedulian Ekologis Budaya dalam
Hutagalung, S. (2013). Mencermati Pokok Upacara Mangongkal Holi Sebuah
Ajaran Gereja dan Mengurai Kajian dalam Perspektif Laudato Si',
Konsekwensi bagi Pendidikan Kristiani: ART 143-146. Forum, 49(2), 62–77.
Catatan-Catatan Kritis untuk Gereja https://doi.org/10.35312/FO-
Masehi Advent Hari Ketujuh. Koinonia RUM.V49I2.256
Journal, 5(2), 37–47. Silalahi, C. D. M., & Sibarani, R. (2015).
Hutagaol, F. O. & Prayitno, I. S. P (2020). Mangongkal Holi as the Highest Level
Perkembangan Ritual Adat Man- of Tradition in Batak Toba Society.
gongkal Holi Batak Toba dalam Kekris- Majalah Ilmiah METHODA, 5(3), 1–9.
tenan di Tanah Batak. Anthropos: https://doi.org/10.46880/METHODA.V
Jurnal Antropologi Sosial Dan Budaya OL5NO3.PP1-9
(Journal of Social and Cultural Anthro- Silalahi, C., Sibarani, R., Setia, E., & Takkari,
pology), 6(1), 84–92. M. (2020). Mangongkal Holi Tradition
https://doi.org/10.24114/AN- as an Alternative Solution to the Lack of
TRO.V6I1.16822 Cemetery Land in Indonesia. EAI.
Hutapea, A. Y. (2015). Upacara Mangokal https://doi.org/10.4108/EAI.14-3-
Holi pada Masyarakat Batak di Huta 2019.2291979
Toruan, Kecamatan Banuarea, Kota Simanjuntak, H. (2018). Mangohal Holi,
Tarutung Sumatera Utara. Humanis, Tradisi Menggali Tulang Belulang Lelu-
11(2), 1–7. hur Suku Batak Toba. https://www.aca-
Laurans, J. M. (2013). Memahami Arsitektur demia.edu/39622921/MANGO-
Lokal dari Proses Inkulturasi pada Ger- HAL_HOLI_TRADISI_MENG-
eja Katolik di Indonesia. Universitas GALI_TULANG_BELULANG_LELU-
Kristen Petra. HUR_SUKU_BATAK_TOBA_MANGO-
Malau, G. G. (2000). Aneka Ragam Budaya HAL_HOLI_THE_ANCES-
Batak. Yayasan Bina Budaya Nusan- TORS_SKELETON_EXCAVA-
tara Tao Toba. TION_TRADITION_OF_BA-
Niebuhr, H. R. (1949). Kristus dan Ke- TAK_TOBA_TRIBE
budayaan. Petra Jaya. Siregar, D. S. (2022). Analisis Adat Man-
Purba, J. K., Halawa, S., & Ginting, S. D. gongkal Holi Suku Batak Toba dari Per-
(2020). Transformasi Tradisi Lisan spektif Tafsir Etnohermeneutis Kritis
“Mangokkal Holi” Sebagai Naskah Kisah Tulang-Belulang Yusuf [Master
Drama. Kode : Jurnal Bahasa, 9(4), Thesis, Sekolah Tinggi Teologi SAAT].
108–121. STT SAAT Institutional Repository.
https://doi.org/10.24114/KJB.V9I4.220 http://repository.seabs.ac.id/handle/12
43 3456789/1475
Rukajat, A. (2018). Pendekatan Penelitian Siregar, E. D., Isjoni I., & Ibrahim, B. (2018).
Kualitatif:Qualitative Research Ap- Peranan Gondang dalam Upacara
proach. Deepublish. Manongkal Holi pada Masyarakat
Batak Toba di Desa Janji Natogu
Kecamatan Pahae Julu Kabupaten

29
Tapanuli Utara. Jurnal Online Maha-
siswa, 5(2), 1–10.
Sudaryanto. (1993). Metode dan Aneka
Teknis Analisis Bahasa. In Duta
Wacana University Press. Duta
Wacana University Press.
Tara, T. (2017). Memahami Model-Model
Teologi Kontekstual Stephen B.
Bevans dalam Konteks Budaya Ende-
Lio Sebagai Bagian dari Kejujuran
Berteologi. Atma Reksa : Jurnal Pasto-
ral Dan Kateketik, 2(1), 48–59.
https://doi.org/10.53949/AR.V2I1.20
White, E. G. (2011). Sejarah Para Nabi. Indo-
nesia Publishing House.

30

Anda mungkin juga menyukai