Anda di halaman 1dari 66

BAB I

PENDAHULUAN

Pelayanan dan pertolongan kasus gawat darurat di rumah sakit, dewasa ini semakin
meningkat jumlahnya,sebagai akibat dari modernisasi hasil pembangunan, sarana
pengangkutan, kepadatan penduduk, lingkungan pemikiman serta kemajuan teknologi di
segala bidang.

Dalam upaya peningkatan mutu pelayanan khususnya pada kasus gawat darurat, rumah sakit
telah dilengkapi dengan fasilitas dan peralatan sesuai kebutuhan. Pengadaan peralatan tersebut
perlu disertai upaya peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan dari tenaga yang
menggunakan peralatan tersebut serta didukung oleh tersedianya pedoman kerja praktis dan
operasional.

Buku ini disusun dengan harapan dapat membantu meningkatkan kemampuan perawat di Unit
Gawat Darurat, sehingga bisa langsung mengurangi kesalahan dalam melaksanakan
pekerjaan, meningkatkan motifasi perawat bekerja secara cepat dan tepat, yamng pada
gilirannya pasien dan keluarga akan mendapatkan kepuasan pelayanan yang diberikan.

Isi buku pedoman ini meliputi ( Bab I ) pendahuluan, ( Bad II ) Pengorganisasian Unit Gawat
Darurat, ( Bab III ) Etika Kerja Dan Tata Tertib, ( Bab IV ) Jenis Kegiatan Keperawatan
termasuk prosedur teknik setiap pekerjaan yang dilaksanakan di UGD, ( Bad V ) Penutup.

Seiring dengan perkembangan IPTEK kesehatan dan kebutuhan pelayanan, pedoman kerja ini
perlu dikaji dan dievaluasi secara berkala setiap 2 tahun sekali untuk disempurnakan.

Untuk ini saran dan kritik membangun sangat kami harapkan.

1
BAB II

PENGORGANISASIAN UNIT GAWAT DARURAT

A. FALSAFAH DAN TUJUAN.


1. Falsafah

Kecepatan dan ketepatan pertolongan kepada pasien gawat darurat ( tanpa


membedakan latar belakang social dan ekonomi ) akan menurunkan angka kematian
dan kecacatan tubuh.

2. Tujuan

1. Mencegah kematian dan cacat pada pasien gawat darurat sehingga dapat hidup dan
berfungsi sebagaimana mestinya.
2. Merujuk pasien gawat darurat melaui system rujukan untuk memperoleh
penanganan yang lebih memadai.
3. Menanggulangi korban bencana.

B. PENGERTIAN.

Unit Gawat Darurat adalah suatu tempat / unit di rumah sakit yang memiliki tim kerja
dengan kemampuan khusus dan peralatan yang memberikan pelayanan pasien gawat
darurat dan merupakan bagian dari rangkaian upaya penanggulangn pasien gawat darurat
yang terorganisir

C. FUNGSI.
1. Memberikan pelayanan kesehatan pasien gawat darurat selama 24 jam terus menerus
dan berkesinambungan.
2. Menanggulangi kejadian luar biasa.

2
D. PERSYARATAN.
1. Fisik.

a. Lokasi gedung mutlak dan dikenali dan dicapai.


b. Pintu kearah jalan supaya ambulance tidak perlu mundur
c. Tempat parkir mampu menamoung ambulance sesuai beban kerja rumah sakit.
d. Luas Unit Gawat Darurat disesuaikan dengan beban kerja dan pengembangan
rumah sakit.
e. Helipad untuk transportasi udara sesuai dengan kebutuhan
f. Tata ruang
1. Arus pasien lancer dan tak terjadi infeksi silang
2. Arus pasien dari dan keruang keperawatan mudah.
3. Kegiatan mudah dipantau oleh perawat / dokter jaga
4. Dapat menampung korban kejadian luar biasa
g. Ruang yang harus tersedia

1). Ruang triage :


Untuk seleksi pasien sesuai tingkat kegawatannya

2). Ruang resusitasi


a) Letaknya berdekatan dengan ruang triage
b) Luas 3x3 m per pasien dapat menampung 2-3 pasien

3). Ruang tindakan :


a) Ruang tindakan bedah dan non bedah sebaiknya dipisahkan.
b) Ruang tindakan bedah dapat digunakan untuk menangani bedah
minor dan luka bakar.
c) Tersedia ruang infeksi.

4). Ruang observasi dan persiapan operasi


5). Ruang X-ray
6). Ruang gips
7). Ruang operasi ( tergantung kebutuhan ).
Jumlah ruang operasi sesuai beban kerja, dilengkapi dengan :
3
a) Ruang bayi baru lahir ( pasca tindakan )
b) Ruang alat
c) Ruang sterilisasi.
d) Ruang cuci tangan
e) Ruang pulih ( recovery room ) tergantung kebutuhan
f) Ruang tunggu diluar dilengkapi dengan fasilitas WC dan pengeras
suara untuk memudahkan komunikasi.
g) Ruang jenazah sementara
h) Ruang kerja sesuai dengan kelas rumah sakit a.l :
 Ruang pimpinan
 Ruang rapat
 Ruang perawat
 Ruang komunikasi

i) Ruang penunjang sesuai dengan beban dan kelas rumah sakit


antaraa lain :
 Ruang farmasi dan gas media
 Ruang laboratorium
 Ruang generator
 Ruang alat rumah tangga
 Ruang alat bersih dan alat kantor
 Gudang

j) Fasilitas untuk petugas antara lain :


 Dapur
 WC
 Perpustakaan

2. Peralatan Dan Obat.


a. Alat-alat/obat-obatan untuk resusitasi :

 Alat
1). Suction manual / otomatik
4
2). Oksigen lengkap dengan flow meter, selang oksigen dan masker (
sungkup oksigen )
3). Respirator manual / otomatik
4). Laringoskop lurus dan bengkok ( anak dan dewasa )
5). Magil forceps
6). Pipa endoctracheal dan nasotracheal semua ukuran
7). Semprit sesuai kebutuhan
8). Pipa S.gudel
9). Infuse / transfuse set
10). CVP set
11). Tandu fungsional dapat diatur posisi trendelenburg, anti
trendelenburg, ada gantungan infuse dan pengikat.
12). “ Lichkast”
13). “Pneumatic trousers”
14). “Cricothyroidectomy”+”Trache0stomy set”
15). Gunting besar
16). Pace maker :
- Transyencus
- Transthoracic

 Obat- obatan / cairan :


a) Bicarbonat natrium ampul.
b) Morphin-Petidhine-Adrenalin
c) NaCL 0,9% ringer laktat
d) Dextrose 50% ampul
e) Plasma expander

b. Alat-alat/obat-obatan untuk menstabilisasi pasien :


 Alat ;
1. WSD set / jarum punksi
2. Blood gas kit.
3. Cardic medikation set
4. Bidai-bidai segala ukuran untuk tungkai, lengan, Leher, tulang punggung.
5
5. Perban segala ukuran.
6. Sonde lambung
7. Foley catheter segala ukuran.
8. Venaseksi set
9. X- ray.
10. “Urine bag “ / Kantong Urin
11. Perikardiosintesis set.

 Obat-obatan / cairann :
a) Doptamin
b) Adrenalin
c) Cairan NaCL 0,9 %
d) Glukose cortico stenved
e) Barbiturate
f) Antibiotic
g) Sulfas atropine

c. Alat-alat/obat-obatan untuk diagnose dan terapi :


1). Alat-alat periksa pengobatan mata
2). Slit lamp
3). THT set D/ + TH/
4). Traction kit :
5). Gips
6). Obgyn set, untuk diagnose dan terapi
7). Laboratorium minni : Hb, Leuco, Urine, trombosit, gula darah, analisa gas
darah dan elektrolit.
8). Bone set
9). Minor surgery set
10). Toracotomy set
11). Laparotomy set
12). Benang-benang, jarum segala jenis + ukuran
13). Alat Radiologi diagnostic disesuaikan dengan beban / kwalitas kerja dan
kelas rumah sakit

6
d. Gas media :
1). Oksigen
2). High preasure air > selalu siap pakai
3). N2)

e. Peralatan lain :
1). Alat-alat keamanan dan kebersihan
 Pemadam kebakaran
 Alat kebersihan

2). Alat untuk pendidikan (sesuai degan kebutuhan)


 Boneka untuk latihan
 Audio visual / training aid
 Buku pedoman

3. Tenaga.
a. Dokter Umum dan Dokter Spesialis
b. Tenaga keperawatan
c. Tenaga penunjang

Tenaga penunjang disesuaikan dengan kemampuan dan kelas rumah sakit :


1). Analisis
2). Tenaga Farmasi
3). Petugas Radiologi
4). Petugas Tata Usaha
5). Petugas Keuangan
6). Petugas Keamanan
7). Petugas Ambulance
8). Pekerja Kesehatan
9). Petugas Kebersihan

7
E. ALUR PASIEN / TRIAGE.
1. Pengertian :

Triage yaitu suatu system seleksi pasien yang menjamin supaya tidak ada pasien
yang tidak mendapat perawatan medis.

2. Klasifikasi pasien :

a. Pasien gawat darurat ( mengancam nyawa )


1). Syock
2). Gawat nafas
3). Gawat jantung
4). Koma
5). Kejang

b. Pasien gawat tidak darurat ( berat )


Contoh : appendicitis akut

c. Pasien darurat tidak gawat ( ringan )


Contoh : Luka Sayat

d. Pasien tidak gawat darurat ( false emergency )


Contoh : Paringities, batuk pilek

e. DOA ( Death On arrival )

3. Pemberiaan Label :

Untuk memudahkan penanganan pasien, setiap pasien masuk melalui triage diberi
label yaitu :

a. Hitam untuk apsien DOA


b. Putih untuk pasien mengancam nyawa
c. Merah untuk pasien berat
8
d. Kuning untuk pasien ringan
e. Hijau untuk pasien false emergency

4. Alur Pasien :

DOA Mengancam nyawa Berat Ringan False emergency

Resusitasi Ok Ruang tindakan


Non bedah

Ruang
Intensif

Ruang Keluar
Rawat

Meninggal Rujuk Pulang

F. URAIAN TUGAS.

1. Perawat Kepala Ruangan Gawat Darurat

a. Nama Jabatan : Perawat Kepala Gawat Darurat

b. Pengertian :Seorang tenaga professional yang bertanggung jawab dan


berwenang dalam mengelola pelayanan keperawatan di
ruang Gawat Darurat.

9
c. Persyaratan :

1). Sehat jasmani dan rohani


2). Pendidikan DIII Keperawatan atau lulusan SPK ditambah pengalaman
kerja minimal 5 tahun
3). Memiliki sertifikat managemen keperawatan.
4). Memiliki sertifikat pelatihan Gawat Darurat
5). Mempunyai pengalaman kerja di ruang Gawat Darurat
6). Memiliki kemampuan memimpin
7). Mau dan mampu mengembangkan diri sesuai dengan perkembangan
IPTEK.

d. Tanggung jawab :

Secara operasional bertanggung jawab kepada kepala Unit

e. Tugas-tugas :

1). Melaksanakan fungsi perencanaan ( P1 ) :


a) Menentukan macam, mutu dan jumlah alat yang dibutuhkan dalam
pelayanan gawat darurat.
b) Bersama staf menentukan jumlah pegawai yang dibutuhkan di ruang
gawat darurat.
c) Membagi tugas harian dengan memperhatikan jumlah dan tingkat
kemampuan tenaga keperawatan.
d) Menyusun dan mengusulkan program pengembangan staf dan pendidikan.
e) Berperan aktif menyusun prosedur / tata kerja diruang Gawat Darurat.
f) Membuat dan menyususn program orientasi bagi pegawai baru dan
pasien.
g) Mentaati peraturan dan kebijakan yang telah ditetapkan rumah sakit.

10
2). Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan ( P2 ) :
a) Memantau seluruh staf dalam penerapan dan pelaksanaan peraturan / etika
yang berlaku di ruang Gawat Darurat.
b) Mengatur pelayanan keperawatan dengan kebutuhaan tim dan kemampuan
tenaga
c) Membuat jadwal kegiatan ( time schedule )
d) Memantau pelaksanaan tugas yang dibebankan
e) Mengatur pemanfaatan sumber daya secara tepat guna dan hasil guna
f) Mengisi dan menyimpan “ anecdotal record” serta menandatangani daftar
prestasi untuk berbagai kepentingan pegawai.

3). Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan penilaian ( P3 )

a) Mengawasi pelaksanaan tugas masing-masing pegawai


b) Mengawasi, mempertahankan dan mengatur alat-alat agar selalu siap
pakai dan tepat guna
c) Mengawasi pelaksanaan inventarisasi secara periodic
d) Menganalisa masalah dan melakukan tindak lanjut
e) Mengawasi kinerja perawat

2. Perawat Pembimbing

a. Nama Jabatan : Perawat Pembimbing

b. Pengertian :

Seorang tenaga keperawatan yang bertanggung jawab dan berwenang memberikan


bimbingan kepada tenaga keperawatan serta peserta didik keperawatan di ruang
gawat darurat

c. Persyaratan :
1). Sehat jasmani dan rohani
2). Pendidikan DIII Keperawatan ditambah pengalaman kerja minimal 5 tahun
3). Memiliki sertifikat sebagai Pembimbing
11
4). Memiliki sertifikat perawat Gawat Darurat
5). Mempunyai pengalaman kerja di ruang rwat darurat, minimal 5 tahun
6). Memiliki kemampuan mendidik dan membimbing

d. Tanggung Jawab :
Secara operasional bertanggung jawab kepada kepala ruang rawat

e. Tugas-tugas :

1). Melaksanakan bimbingan dan pengawasan tenaga keperawatan dan peserta


didik sesuai dengan perkembangan IPTEK Keperawatan.
2). Berperan serta dalam kegiatan penelitian bidang kesehatan/keperawatan
3). Bersama Kepala Ruang Gawat Darurat menyusun program pendidikan
mengenai asuhan keperawatan di Unit Gawat Darurat
4). Menciptakan kerja sama serta koordinasi yang harmonis antara sesame
perawat dan tim kesehatan lain.
5). Melakukan evaluasi hasil bimbingan
6). Mengikuti pertemuan ilmiah baik dibidang kesehatan maupun keperawatan
7). Mentaati peraturan dan kebijakan yang telah ditetapkan rumah sakit.

3. Ketua Grup
a. Nama jabatan : Ketua grup perawatan.

b. Pengertian :
Seorang tenaga keperawatan professional yang bertanggung jawab dan
berwenagng untuk mengetuai sekelompok tenaga keperawatann dalam
memberikan asuhan keperawatan kepada sekelompok pasien di Unit Gawat
Darurat.

c. Persyaratan :
1). Sehat jasmani dan rohani
2). Pendidikan DIII Keperawatan atau SPK ditambah pengalaman minimak 5
tahun.
3). Memiliki sertifkat rawat darurat
12
4). Mempunyai pengalaman kerja sebagai pelaksana di ruang rawat darurat
minimal 5 tahun
5). Mempunyai kemampuan dan mampu mengembangkan diri sesuai
perkembangan IPTEK.

d. Tanggung jawab :

Secara operasional bertanggung jawab kepada Kepala Ruangan.

e. Tugas-tugas :

1). Bersama kepala ruangan melakukan serah terima tugas pada setiap
pergantian dinas.
2). Mengkoordinir kegiatan pelayanan keperawatan digrupnya.
3). Melaksanakan asuhan keperawatan.
4). Menganalisa masalah dan melakukan tindak lanjut.
5). Membuat laporan
6). Mengawasi kinerja perawat anggota grupnya.
7). Menjaga dan memelihara lingkungan kerja agar tetap bersih dan rapi.
8). Menciptakan kerja sama serta koordinasi yang harmonis antara sesama
perawat dan tim kesehatan lain
9). Mentaati peraturan dan kebijakan yang telah ditetapkan rumah sakit.

4. Pelaksana

a. Nama jabatan :Perawat Pelaksana Unit Gawat Darurat.


b. Pengertian :

Seorang tenaga keperawatan yang bertanggung jawab dan diberi wewenang,


memberikan pelayanan keperawatan di Unit Gawat Darurat.
c. Persyaratan :
1. Sehat jasmani dan rohani
2. Berijazah formal keperawatan dari semua tingkat kependidikan yang
disyahkan oleh pemerintah
13
3. Memiliki sertifikat pelatihan gawat darurat
4. Tanggap dan cekatan terhadap masalah yang dihadapi

d. Tanggung jawab :

Secara operasional bertanggung jawab kepada ketua grup/kepala Ruang Rawat

e. Tugas-tugas :

1. Melaksanakan serah terima setiap pergantian dinas yang mencakup pasien dan
peralatan
2. Melakukan asuhan keperawatan pasien :
 Mengkaji keadaan pasien
 Membuat rencana keperawatan
 Melakukan tindakan keperawatan
 Melakukan evaluasi
 Melakukan pencatatan dan dokumentasi
3. Menyiapkan, memelihara serta menyimpan peralatan agar selalu siap pakai
4. Melakukan dinas rotasi sesuai jadwal yang sudah dibuat oleh Kepala Ruang
Rawat
5. Memelihara lingkungan Unit Gawat Darurat untuk kelancaran pelayanan
6. Melaksanakan program orientasi kepada pasien tentang Unit Gawat Darurat.
7. Menciptakan hubungan kerja sama yang baik dengan pasien dan keluarganya
maupun dengan anggota tim kesehatan
8. Membantu merujuk pasien kepada petugas kesehatan lain yang lebih mampu
untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang dapat ditanggulangi.
9. Mengikuti pertemuan berkala yang diadakan oleh dokter penanggung jawab
Unit gawat Darurat atau perawat/penanggung jawab gawat darurat.
10. Menyiapkan pasien yang akan keluar meliputi :
a. Menyediakan formulir untuk penyelesaian administrasi seperti :
1). Surat izin pulang
2). Surat keterangan sakit
3). Petunjuk diit
4). Resep obat untuk dirumah jika diperlukan
14
b. Memberi penyuluhan kesehatan kepada pasien dan keluarganya sesuai
dengan keadaan dan kebutuhan pasien,mengenai :
1). Diet
2). Pengobatan yang perlu dilanjutkan dengan cara penggunaanya
3). Pentingnya pemeriksaan ulang di rumah sakit, puskesmas, institusi
pelayanan kesehatan lainnya.
11. Mentaati peraturan dan kebijakan yang telah ditetapkan rumah sakit.

G. KEMAMPUAN TENAGA KEPERAWATAN.

Kemampuan yang harus dimiliki oleh tenagaa keperawatan adalah :


1. Mampu mengenal klasifikasi pasien :
a. “False emergency” ( tidak gawat dan darurat )
b. Ringan
c. Berat
d. Mengancam nyawa.
e. Death On Arrival ( DOA )
2. Mampu mengatasi :
a. Keadaan syok
b. Gawat nafas
c. Kegagalan jantung
d. Kejang
e. Koma
f. Perdarahan
g. Kolik
h. Status asmatikus
i. Nyeri hebat daerah pinggul
j. Kasus orthopedic
3. Mampu melakukan pencatatan dan pelaporan pelayanan asuhan keperawatan.
4. Mampu berkomunikasi :
a. Berkomunikasi “ Intern “ / didalam rumah sakit.
Misalnya : dengan tim kesehatan, pasien, keluarga, pimpinan.
b. Berkomunikasi “ Extern” / diluar rumah sakit.
Misalnya : antara rumah sakit, Dinas Kesehatan dan Departemen Kesehatan
15
BAB III
ETIKA KERJA DAN TATA TERTIB

A. ETIKA KERJA
1. Pengertian.

a. Etika adalah ilmu yang mempelajari baik buruknya suatu perbuatan berdasarkan
nilai-nilai dan norma.
b. Etika kerja adalah nilai/norma yang diyakini dan telah disepakati oleh
profesi/suatu tim kerja keperawatan, dalam melaksanakan tugasnya.

2. Tujuan.

a. Untuk meningkatkan mutu asuhan keperawatan.


b. Sebagai pedoman bagi anggota tim dalam melaksanakan tugas dengan baik, benar
dan sesuai tata nilai keperawatan.
c. Untuk mendapatkan kepuasan kerja tenaga keperawatan.

3. Tata laksana.

Etika kerja keperawatan di Unit Gawat Darurat meliputi :


a. Mengutamakan keselamatan dan keamanaan pasien
b. Memehami serta menghayati dan melakksanakan tugas sesuai peran, fungsi batas
kewenangan.
c. Setiap perawat yang melaksanakan tindakan diluar kewenangan harus berdasarkan
pelimpahan tugas tertulis.
d. Setiap perawat mempunyai kewajiban untuk menjamin kerahasiaaan
informasi/data pasien yang diperoleh pada waktu dilakukan pemeriksaan/tindakan.
e. Setiap perawat harus menjaga rekam medis.
f. Memberikan informasi kepada pasien/keluarga pada setiap tindakan keperawatan
yyang akan dilakukaan sesuai dengan peran, fungsi dan kewenangannya, dan
melakukaan komunikasi terapeautik.
g. Setiap perawat harus bekerja dengan teliti menghindari kekeliruan sekecil
mungkin.
16
h. Setiap melakukaan tindakan keperawatan selalu berusaha menjaga privasi, rasa
aman dan nyaman pasien.
i. Selalu menunjukkan sikap ramah tamah, simpati kepada pasien dan keluarganya,
serta sikap percaya diri dalam melaksanakan tugasnya.
j. Tanggap terhadap keluhan pasien dan dapat mengantisipasi kemungkinan
terjadinya bencana
k. Menghargai pasien.

B. TATA TERTIB
1. Pengertian

Tata tertib adalah peraturan yang diterapkan rumah sakit untuk ditaati dan
dilaksanakan oleh semua petugas dan masyarakat yang menggunakan jasa rumah
sakit/Unit Gawat Darurat.

2. Tujuan

Untuk menjamin kelancaran pelayanan di Unit Gawat Darurat

3. Tata Laksana
Tata tertib di Unit Gawat Darurat dibedakan untuk :
a. Perawat
1). Harus mengetahui, mentaati dan melaksanakan peraturan yang berlaku di
rumah sakit.
2). Memiliki seragam kerja & kelengkapannya sesuai aturan rumah sakit.
3). Memelihara dan menjaga peralatan siap pakai
4). Menjaga kbersihan, kerapihan, ketertiban
5). Meletakan/mengembalikan alat pada tempat yang telah ditentukan.
6). Mengadakan timbang terima pasien dan alat setiap pergantian dinas
7). Mencatat barang-barang milik pasien yang tidak sadar dan atau tanpa
keluarga diserah terimakan secara tertulis kepada pejabat yang berwenang.
8). Melaksanakan koordinasi dengan unit yang ditunjuk oleh rumah sakit
dalam hal menghubungi keluarga pasien
9). Melaksanakan koordinasi yang terkait dalam pemenuhan fasilitas.
17
b. Pasien
1). Harus mentaati peraturan yang berlaku dirumah sakit
2). Harus mengutarakan keluhan secara jujur dan lengkap.
3). Bila menyetujui “ Informed Consent” tentang tindakan medik yang akan
dilakukan terhadap pasien, maka keluarga atau pasien manandatangani
surat persetujuan tindakan.
4). Bila pasien tidak menyetujui tindakan medik, pasien / keluarga harus
menandatangani surat penolakan tindakan medik.
5). Bila pasien tidak sadar dan tanpa pengantar dari keluarga, surat persetujuan
tindakan medik ditandatangani oleh dokter yang melaukukan tindakan serta
dua orang dokter sebagai saksi.
6). Harus melunasi pembayaran tindakan yang telah dilakukan.
7). Bila pasien / keluarga akan menentukan “ second opinion” atas
sepengetahuaan dokter yang bertugas pada saat itu.

c. Pengantar / keluarga pasien

1). Pengantar / keluarga harus menunggu diruang tunggu yang telah


disediakan dan ikut serta menjaga kebersihan serta ketertiban dan
ketenangan lingkungan.
2). Keluarga bila masuk ruang pemeriksaan/ tindakan harus seizin petugas.
Keluarga menunggu diruang tunggu yang disediakan.
3). Berperan serta terhadap kelancaran pelayanan gawat darurat.
4). Harus member informasi jika akan meninggalkan Unit Gawat Darurat
selama pasien dalam perawatan Unit Gawat Darurat.
5). Dilarang merokok selama didalam ruangan.

C. INFEKSI NOSOKOMIAL

1. Pengertian

Infeksi nosokomial adalah infeksi yang terjadi pada pasien ketika sedang dirawat di
rumah sakit.
Dinyatakan infeksi nosokomial apabila :
18
a. Waktu dirawat tidak ditemukan tanda klinis infeksi dan tidak sedang dalam masa
inkubasi infeksi tersebut.
b. Infeksi timbul sekurang-kurangnya 72 jam sejak dimulai dirawat
c. Infeksi pada pasien dengan masa perawatan lebih lama dari waktu inkkubasi
infeksi.

2. Pencegahan
a. Tujuan
1). Mengurangi hari perawatan bagi pasien rawat inap.
2). Mengurangi biaya perawatan.
3). Sebagai tolok ukur mutu asuhan keperawatan.
4). Menurunkan kejadian angka infeksi nosokomial.
5). Mengendalikan penggunaan antibiotik secara rasional.

b. Cara Pencegahan
Upaya pencegahan infeksi nosokomial meliputi :
Petugas harus ;
1). Memahami cara penularan / pencegahan kuman pathogen.
2). Bekerja sesuai dengan prinsip aseptik dan antiseptik.
3). Menjaga kebersihan lingkungan.
4). Melaksanakan tehnik isolasi pada keadaan tertentu.
5). Melaksanakan “ bairier nursing” pada saat tertentu ( memakai masker,
barak short, sarung tangan ).
6). Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak langsung dengan pasien / alat
terkontaminasi.
7). Menggunakan sarung tangan setiap kontak langsung dengan sekresi pasien
infeksionis.
8). Melakukan dekontaminasi terhadap alat kesehatan bekas pakai.
9). Membuang jarum suntik yang sudah didekontaminasi ketempat yang aman
( tertutup tidak tembus dan tidak mudah rusak )

c. Alat
1). Disimpan dalam keadaan kering dan bersih, siap pakai.
2). Alat steril disimpan ditempat khusus.
19
3). Tidak memakai alat yang diragukan sterilitasnya antara lain :
a) Pembungkus alat, lembab
b) Tanpa label atau dengan label yang tidak jelas tandanya.
c) Alat yang sudah disteril lebih dari 3 x 24 jam.
4). Suatu set alat untuk satu kali tindakan
5). Melakukan dekontaminasi terhadap semua peralatan bekas pakai.
6). Alat tenun bekas pasien harus diganti, sebelum merawat pasien baru.
7). Membersihkan meja periksa, alat trnsportasi dan tempat tidur setiap habis
pakai.

d. Pasien
1). Menjaga kebersihan perorangan.
2). Melakukan isolasi terhadap pasien yang berpenyakit menular.
3). Menggunakan pakaian dan peralatan khusus untuk tindakan tertentu.
4). Sediaan / bahan pemeriksaan pasien infeksi / menular harus dikirim dengan
kantong plastic rangkap dan diberi label tanda “ infeksius”

e. Lingkungan
1). Sirkulasi udara cukup baik.
2). Mencegah adanya genangan air dilantai
3). Membuat jadwal pembersihan secara berkala
4). Tempat sampah selalu dalam keadaan tertutup dan kedap air.
5). Sampah medis diatur dalam tempat khusus seperti :
a) Tempat verband/kasa kotor,kantong bekas darah, urine dan lain-
lain.
b) Tempat botol infuse
6). Pembuangan limbah
a) Limbah non infeksius yang kering dan basah ditempatkan pada
tempat yang tertutup serta tidak mudah bertebaran dan selanjutnya
dibuang ketempat pembuangan rumah sakit.
b) Limbah infeksius ditempatkan pada tempat yang tertutup dan tidak
mudah bocor serta diberi label warna merah untuk dimusnahkan.
c) Limbah cair dibuang ditempat khusus dan selanjutnya, mengalir
ketempat pengelolaan limbah cair rumah sakit.
20
BAB IV
JENIS KEGIATAN KEPERAWATAN

A. UMUM

1. MENERIMA PASIEN BARU DAN MEMBERIKAN PELAYANAN


KESEHATAN

a. Pengertian
Menerima pasien baru dan memberikan pelayanan kesehatan adalah suatu
kegiatan menerima pasien yang baru masuk daan memberikan pelayanan
kesehataan disertai pembuatan rekam mediknya.

b. Tujuan
pasien segera memperoleh pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan

c. Klasifikasi pasien/Triage
Semua pasien yang datang ke Unit Gawat Darurat diklasifikasikan sesuai
kondisi pasien dan diberi label :
1). Berat, mengancam nyawa, label merah
2). Sedang , gawat darurat ringan, label kuning
3). Ringan, gawat darurat semu ( false emergency ), label hijau
4). “Death On Arrival”(DOA), label hitam

d. Persiapan
1). Alat.
a) Brankar yang dapat diatur posisinya
b) Set therapy oksigen lengkap
c) Set penghisap sekresi lengkap
d) Tensi meter, stetoskop,thermometer
e) Sudip lidah
f) Senter
g) Infuse set/blood set
h) Alat EKG
21
i) Bidai
j) Alat untuk mengambil sediaan pemeriksaan laboratorium
k) Alat menyuntik
l) Emergency trolley lengkap

2). Pasien.
Pasien / keluarga diberitahu :
a) Bahwa pasien beraada di Unit Gawat Darurat
b) Tindakan yang akan dilakukan
c) Harus mentaati peraturan yang berlaku di Unit Gawat darurat

3). Lingkungan.
a) Bersih, tidak ada genangan air.
b) Tertib

4). Petugas.
Siap menerima pasien baru

e. Pelaksanaan
Menerima dan memberikan pelayanan untuk pasien
klasifikasi sedang dlam label kuning :
1). Memindahkan pasien dari kendaraan ke kereta dorong
2). Mengatur posisi pasien sesuai kebutuhan
3). Melakukan serah terima dengan pengantar untuk pasien rujukan
meliputi ; surat rujukan, alat kesehatan dan obat-obatan bila ada, keadaan
pasien.
4). Melakukan anamnesa
5). Memberikan penjelasan kepada pasien/keluarga tentang tindakan yang
akan dilakukan.
6). Mengukur tekanan darah, suhu, nadi, dan pernapasan.
7). Menimbang berat badan bayi dan anak ( untuk pasien bayi dan anak )
8). Mendampingi pasien selama dilakukan pemeriksaan fisik
9). Menyiapkan bahan pemeriksaan laboratorium bila perlu.
10). Memberikan obat sesuai kebutuhan berdasarkan program
22
11). Mencatat semua kegiatan yang telah dilakukan pad lembar catatan
keperawatan
12). Hal-hal yang perlu diperhatikan
a) Utamakan pelayanan kesehatan pada pasien
b) Hindari kekeliruan berkas rekam medik pasien
c) Segera menghubungi dokter.

 Menerima serta memberikan pelayanan untuk pasien klasifikasi berat.


( label merah )/mengancam nyawa ( label putih ) :

1). Memimpin pemindahan pasien dari kendaraan ke kereta dorong


2). Mengatur posisi pasien sesuai dengan kebutuhan.
3). Mengantar pasien ke kmar tindakan/ruang resusitasi
4). Membebaskan jalan nafas sesuai kebutuhan
5). Memberikan therapy oksigen sesuai program pengobatan
6). Memberikan infus/ obat-obatan sesuai program pengobatan
7). Setelah melakukan tindakan penyelamatan hidup dilakukan serah terima
resum medik, surat rujukan, obat/alkes dari pengantar kepada perawat
resusitasi/kamar tindakan.
8). Membuka pakaian pasien yang kotor, dan dimasukkan kedalam kantong
plastic dengan mencantumkan label, identitas pasien yang berisi nama,
tanggal masuk, serta daftar barang-barang milik pasien.
9). Mengkaji kelainan/gangguan pada pasien, antara lain :
10). Memasang bidai bila perlu.
11). Mengambil sediaan bila perlu pemeriksaan laboratorium sesuai
kebutuhan
12). Menyiapkan pasien untuk pemeriksaan radiologi diagnostic.
13). Mengobservasi dan mencatat tanda-tanda vital setiap 15 menit selam
pasien belum sadar/sesuai kebutuhan meliputi : tekana darah, nadi, suhu,
pernapasan, tingkat kesadaran.
14). Mempertahankan kelancaran jalan pernapasan, kesadaran dan keadaan
umum pasien.
15). Melaksanakan program pengobatan.
23
16). Melakukan koordinasi dengan tim kesehatan yang ada tentang
perkembangan perjalanan penyakit pasien.
17). Menyiapkan pasien untuk pembedahan akut ( jika dibutuhkan )
18). Menyerahkan barang-barang pasien kepada keluarga pasien. Bila tidak
ada keluarga pasien, barang-barang dimasukkan kedalam kantong diberi
identitas kemudian disimpan oleh perawat disertai catatan lengkap dan
disaksikan sesama petugas. Barang tersebut dicatat dalam buku
ekspedisi.
19). Mengantar pasien kekamar bedah atau keruang rawat sesuai kebutuhan.
20). Mengantar pasien meninggal ke ruangan jenazah.
21). Hal – hal yang perlu diperhatikan :
a) Pada saat memindahkan pasien dari dan ketempat tidur,perhatikan :
1). Posisi pasien
2). Alat – alat kesehatan yang terpasang
3). Adanya fraktur tulang belakang terutama fraktur cervical.

b) Hindari tertukarnya :
1). Rekam Medis
2). Hasil pemeriksaan diagnostic

 Menerima dan memberikan pelayanan untuk pasian dengan klasifikasi


Death on Arrival ( DOA ) :
1). Mengkoordinasi pemindahan pasien dari kendaraan ke brankar
2). Menilai tanda-tanda kehidupan dengan cara :
a) Meraba denyut nadi
b) Melihat gerakan dada
c) Memerikasa pupil
3). Menentukan tanda-tanda kematian dengan cara melakukan EKG dan RJP,
selanjutnya yang berwenang menentukan kematian adalah dokter.
4). Pemulangan jenazah.
5). Menyiapkan surat kematian untuk diisi dan ditandatangani dokter.
6). Hal – hal yang perlu diperhatikan :
a) Kelengkapan rekam medik.
24
b) Hubungan keluarga sesuai prosedur Rumah Sakit ( bila identitas
pasien jelas dan tidak ada keluarga yang mengantar)

2. MENYIAPKAN PASIEN YANG KELUAR


a. Pengertian
Suatu rangkaian kegiatan yang menyangkut administrasi, tindakan maupun
pengobatan terhadap pasien yang akan keluar.

b. Tujuan
Untuk mempersiapkan pasien dan keluarga mengerti kelanjutan perawatannya
serta menyelesaikan kewajiban administrasi.

c. Indikasi Pasien Keluar


Pasien yang :
1). Sudaah dinyatakan boleh keluar dari UGD oleh dokter secara tertulis.
2). Akan pindah/dipindahkan ke Rumah Sakit lain
3). Pulang paksa
4). Tidak memerlukan lagi perawatan di UGD
5). Pasien yang meninggal

d. Persiapan
1). Alat
a) Kereta dorong/kursi roda
b) Ambulans/kendaraan lain

2). Pasien
a) Pasien/keluarga diberitahu bahwa boleh pulang atau akan dirujuk
ke rumah sakit lain atau tidak perlu dirawat lagi di UGD
b) Resume medik diberikan untuk berobat kembali atau sebagai
pengantar kerumah sakit lain.
c) Diberi penyulhan kesehatan tentang :
d) Pada pasien yang meninggal dibuatkan identitas penderita dirawat
dan surat kematian
25
3). Lingkungan

4). Oleh Petugas

e. Pelaksanaan

1). Menyiapkan formulir


2). Mengisi : formulir pembayaran sesuai prosedur yang berlaku
3). Meminta keluarga/pengantar untuk menyelesaikan administrasi
keuangan
4). Mengantar pasien ( menggunakan kereta dorong atau kursi roda )
sampai ke kendaraan dengan menyertakan resume mediknya.
5). Merapikan, melengkapi dan menyimpan rekam medik.
6). Mencatat dalam catatan perawat dan buku laporan ruangan tentang :
tanggal, jam keluar, kondisi pasien saat keluar serta tujuan rujukan.

f. Hal yang perlu diperhatikan


1). Hindari barang-barang pasien tertinggal
2). Pasien nyang pulangt paksa diharuskan membuat surat pernyataan
pulang paksa.

B. KHUSUS
1. MENERIMA PASIEN DENGAN KEDARURATAN PSIKIATRI
a. Pengertian
Suatu kegiatan menerima pasien baru dengan gangguan atau perilaku alam piker
atau alam perasaan yang timbul secara tiba-tiba, untuk mendapat pertolongan
segera

b. Tujuan
Untuk menghindari ancaman integritas fisik dan psikis terhadap diri pasien /
orang lain maupun ancaman intregitas social.

26
c. Indikasi
1). Pasien dengan perilaku bunuh diri
2). Pasien ganas menyerang
3). Panic / fuque

d. Persiapan
1). Alat-alat / obat
a) Diagnose set
b) Emergency trolley
c) Jaket pengaman ( dwang jas )
d) Manset
e) Obat psikotropik

2). Pasien
Pasien / keluarga diberi penjelasan tentang tindakan yang akan
dilakukan.

3). Lingkungan
Diusahakan tempat tersendiri

4). Petugas
Lebih dari satu orang

e. Pelaksanaan
1). Mendampingi pasien saat dilakukan pemeriksaan / wawancara.
2). Melakukan orientasi minimal dengan memanggil nama pasien dan
menyebut nama perawat.
3). Meminta kepada pasien untuk mengendalikan diri dengan kata-kata
sederhana dan mudah dimengerti.
4). Mengajak pasien ketempat tenang dan memotifasi untuk
mengungkapkan perasaan secara verbal
5). Pasien gaduh gelisah yang tidak dapat dikendalikan petugas terpaksa
melakukan pengekangan

27
6). Memegang tangan kanan dan kiri pasien selanjutnya disilangkan
kedepan dada.
7). Membimbing pasien menuju tempat yang telah disedikan atau bila bila
gaduh bisa dipasang jaket pengaman
8). Bila pasien tetap meronta atau kalo dianggap perlu. Petugas 1
menutup muka pasien, petugas II dan III memegang kaki kanan kiri
pasien kemudian mengangkat ketempat tiduryang telah disediakan.
9). Memasang manset tangan dan kaki kanan kiri pasien disisi tempat
tidur sambil menjelaskan bahwa tindakan tersebut adalaah untuk
membantu mengontrol perilakunya dan akan dibuka jika sudah
mampu mengendalikaan diri.
10). Mengobservasi pasien sebelum dan sesudah tindakan, meliputi :
 Tekanan darah
 Nadi
 Pernapasan
 Respon dan perilaku pasien

11). Melaksanakan program pengobatan


12). Membantu pasien untuk memenuhi kebutuhan gizi
13). Membantu pasien untuk memenuhi kebutuhan personal hygiene dan
eleminasi

f. Hal-hal yang perlu diperhatikan


1). Petugas tetap menjaga jarak fisik dengan pasien
2). Pad saat satu orang petugas berkomunikasi dengan pasien, petugas lain
mengawasi dari jauh bila pasien tidak dapat mengendalikaan diri.
3). Ikat pasien dengan posisi yang sopan, kaki tidak terbuka lebar
4). Pada saat pemasangan manset, posisi tangan / kaki tidak seperti disalib
( lihat lampiran I )
5). Segera manset dibuka apabila pasien sudah dapat mengendalikan diri.

28
2. MEMASANG MANSET PADA PASIEN KEDARURATAN PSIKIATRI
a. Pengertian
Adalah suatu tindakan pengekangan pada kedaruratan psikiatri

b. Tujuan
1). Membantu pasien mengontrol perilakunya
2). Pasien kooperatif pada saat dilakukan pengobatan
3). Keamanan lingkungan dan petugas tidak tergangua

c. Indikasi
1). Pasien agrasif
2). Psikosa akut
3). Pasien gaduh gelisah
4). Pasien hiperaktif

d. Persiapan
1).Alat
a) Manset
b) Selimut / alas tempat tidur
c) Perlak
d) Sabuk pengaman

2).Obat
Obat-obatan sesuai program ( obat psikotropik )

3).Pasien
Keluarga diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan

4).Lingkungan
Tenang dan aman

5).Petugas
Petugas lebih dari 2 orang

29
e. Pelaksanaan
1). Mengusahakan agar pasien dapat terlentang ditempat tidur
2). Petugas I memegang tangan kanan pasien, petugas II memegang tangan
kiri pasien, petugas III memegang kaki kanan, petugas IV memegang kaki
kiri
3). Memasang manset pada tangan dan kaki kemudian diikatkan pada tempat
tidur
4). Memasang selimut
5). Mengukur tekanan darah sebelum dan sesudah pemberian obat tranguliser
sesuai program
6). Mengobservasi reaksi pemberiaan obat dan pengikatan
7). Mencatat seluruh tindakan

f. Hal-hal yang perlu diperhatikan


1). Hindari adanya perlukaan akibat pengikatan
2). Pengikatan tidak boleh terlalu ketat atau longgar dan bisa periksa kembali
setiap setengah jam
3). Hindari bahaya jatuh
4). Observasi emosi pasien
5). Pengikatan segera dibuka jika pasien sudah dapat mengendalikan diri.

3. MENERIMA PASIEN DENGAN KESADARAN MENURUN

a. Pengertian
Kesadaran menurun adalah menurunnya responspasien terhadap rangsangan
verbal dan rangsangan nyeri.

b. Tujuan
Mempertahankan kelangsungan hidup pasien dan mencegah terjadinya cacat
tetap

c. Indikasi
Semua pasien dengan kesadaran menurun
30
d. Persiapan
1). Alat
a) Emergency Trolley
b) Set terapi oksigen
c) Set pengisap sekresi
d) EKG record
e) Blood gas kit
f) Set Venaseksi
g) Folley kateter
h) Lampu senter

2). Obat-obatan/cairan infuse


a) Adrenalin
b) Sulfas atropine
c) Dextrose 5%, 10%, 40%
d) NaCL 0,9%
e) Ringer Laktat
f) Obat-obatan lain sesuai kebutuhan

3). Pasien
Keluarga diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan

4). Lingkungan
-
5). Petugas
Lebih dari 2 orang

e. Pelaksanaan
1). Menidurkan dan mengatur posisi pasien sesuai kondisi
2). Menilai kesadaran pasien dengan cara :
3). Membersihkan sumbatan jalan napas dengan cara :
4). Memasang gudel
5). Memberikan oksigen dengan nasal kanul
6). Memasang infuse sesuai dengan program pengobatan
31
7). Memberikan obat-obatan sesuai program
8). Mengambil darah untuk pemeriksaan sesuai program
9). Memasang monitor EKG
10). Mengobservasi dan mencatat perkembangan pasien

4. MEMASANG INFUS
a. Pengertian
Memasukkan cairan / obat makanan kedalam tubuh melalui vena dengan
menggunakan innfus set sesuai program

b. Tujuan
1). Mencukupi kebutuhan cairan elektrolit
2). Tindakan pengobatan
3). Tindakan preventive pada pasien yang potensial terjadi collaps pembuluh
darah.

c. Indikasi
1). Dehydrasi
2). Kesadaran menurun
3). Pra & pasca bedah
4). Pengobatan yang pemberiannya harus melalui infuse

d. Persiapan
1). Alat
a) Infuse set steril lengkap
b) Cairan sesuai dengan kebutuhan
c) Semprit steril dalam tempatnya
d) Kateter intra vena/bila memungkinkan
e) Kasa steril dalam tempatnya
f) Plester dalam tempatnya
g) Gunting verband
h) Bengkok
i) Standart infuse lengkap, dengan gantungan botol
j) Bidai siap pakai
32
k) Perlak kecil dan alasnya
l) Tourniquet/karet pembendung
m) Verband
n) Kapas alcohol
o) Antiseptik

2). Pasien
Pasien / keluarga diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan.

3). Lingkungan
 Tenang bersih
 Cukup terang
4). Petugas
Mampu melaksanakan tindakan
e. Pelaksanaan
1). Memasang perlak & alasnya dibawah anggota tubuh yang akan dipasang
infuse
2). Menggantung botol cairan pada standar infuse
3). Membuka tutup botol cairan, selanjutnya mendesinfeksi tutup botol
dengan kapas alcohol
4). Membuka infuse set, slang udara dikeluarkan,lalu ditusukkan kebotol
infuse
5). Menusukkan pangkal slang infuse ke botol infuse, kemudian udara dalam
slang infuse dikeluarkan dengan cara mengalirkan cairan sampai seluruh
slang terisi cairan dan gelas pengatur tetesan air terisi setengahnya,
kemudian slang infuse diklem, jarum ditutup kembali.
6). Memasang tourniquet pada lengan pasien bagian atas.
7). Mendesinfeksi dengan kapas alcohol pada permukaan kulit yang akan
ditusuk, kemudian jarum ditusukkan kedalamm vena, dengan lubang
jarum menghadap keatas.
8). Menyambung silang infuse bila sudah yaki jarum infuse masuk kedalaam
vena, kemudian tourniquet dilepaskan klem dilonggarkan untuk melihat
kelancaran tetesan cairan.

33
9). Mengatur tetesan cairan sesuai dengan program pengobatan.
10). Meletakkan kain kasa steril dibawah pangkal jarum . selanjutnya ditutup
dengan kasa steril yang telah diberikan antiseptic dan diplester.
11). Memasang bidai bila diperlukan dan mengatur posisi anggota tubuh agar
cairan berjalan lancer.
12). Mengobservasi tanda vital, meliputi :
 Tekanan darah, nadi, pernapasan.
 Respons pasien terhadap pemberian infuse.
13). Catat pemberian infuse secara rinci dalam lembar catatan keperawatan
antara lain :
 Tanggal, hari, jam, dimulainya pemasangan infuse
 Macam dan jumlah cairan/obat. Serta jumlah tetesan/menit
 Penggantian botol dan jenis cairan ( jam, tanggal penggantian )
 Reaksi pasien
 Nama dokter, perawat yang melaksanakan

f. Hal-hal yang perlu diperhatikan


1). Respons/reaksi pasien terhadap pemberian cairan, antara lain :
 Menggigil
 Urticaria
 Kenaikan suhu badan, edema

2). Kelancaran tetesan infus

5. MEMASANG TRANSFUSI DARAH


a. Pengertian
Memasukkan darah kedalam tubuh pasien. Melaui vena dengn cara
menggunakan tranfusi

b. Tujuan
Untuk mencukupi kebutuhan darah pada keadaan darurat

34
c. Indikasi
1). Perdarahan hebat / operasi besar
2). Anemia berat

d. Persiapan
1). Alat
a) Transfusi set lengkap steril
b) Darah sesuai golongan
c) Semprit dan jarum steril dalam tempatnya
d) Tourniquet
e) Bengkok
f) Kapas allkohol
g) Kasa steril
h) Gunting verband
i) Plester
j) Na CL 0,9%
k) Standar infuse
l) Bidai siap pakai
m) Perlak kecil dan alasnya

2). Pasien
a) Pasien / keluarga diberi penjelasan tentang tindakan yang akan
dilakukan
b) Posisi pasien diatur sesuai kebutuhan

3). Lingkungan
Cukup tenang

4). Petugas
Periksa darah dengan teliti sebelum diberikan kepada pasien

e. Pelaksanaan
1). Memasang perlak dan alasnya dibawah anggota tubuh yang akan
dipasang tranfusi
35
2). Mencocokkan label yang mencantumkan nama, golongan darah dengan
identitas yang tercantum dalam label botol tempat contoh darah.
3). Menyakinkan bahwa identitas pada kantong darah sama dengan identitas
pasien.
4). Menggantung cairan Na CL 0,9% dan kantong berisi darah pada standar
infuse. Membuka tutup botol cairan Na CL, selanjutnya mendesinfeksi
tutup botol dengan kapas alcohol
5). Memasang infuse dengan cairan Na CL 0,9%
6). Mengganti cairan Na CL 0,9% dengan darah yang akan diberikan
kepada pasien
7). Mengatur tetesan darah sesuai program pengobatan
8). Melakukan observasi :
a) Respon pasien akibat pemberian darah ( mengigil, urticaria,
gatal )
b) Tekanan darah, nadi, pernapasan, dan suhu
c) Tetesan darah

9). Catat pemberian darah secara rinci, antara lain :


 Tanggal, hari, jam dimulainya pemasangan tranfusi
 Penggantian botol dan jenis cairan( jam, tanggal, panggantian )
 Reaksi pasien
 Nama dokter, perawat yang melaksanakan

f. Hal-hal yang perlu diperhatikan


1). Jangan berikan darah yang identitasnya meragukan.
2). Segera kembalikan kantong darah ke PMI. Jika identitas meragukan
3). Mintalah perawat lain untuk menyakinkan kebenaran kantong darah
dengan identitas pasien.
4). Darah baru diberikan setelah suhu darah sesuai dengan suhu tubuh

6. MEMASANG BIDAI
a. Pengertian
Memasang bidai adalah memasang alat untuk immobilisasi ( mempertahaankan
kedudukan tulang )
36
b. Tujuan
1). Mencegah pergerakan tulang yang patah
2). Mencegah bertambahnya perlukaan pada pataah tulang
3). Mengurangi rasa sakit
4). Mengistirahatkan daerah patah tulang

c. Indikasi
Patah tulang terbuka / tertutup

d. Persiapan
1. Alat
a) Bidai dengan ukuran sesuai kebutuhan
b) Verband / mitella

2. Pasien
a) Diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan
b) Posisi pasien diatur sesuai kebutuhan

3. Lingkungan
-
4. Petugas
Lebih dari 1 orang

e. Pelaksanaan
1. Petugas 1 mengangkat daerah yang akan dipasang bidai.
2. Petugas II meletakkan bidai melewati dua persendian anggota gerak.
3. Jumlah dan ukuran bidai yang dipakai disesuaikan dengan lokasi patah
tulang.
4. Petugas I mempertahankan posisi, sementara petugas II mengikat bidai.
5. Cara pengikatan (lihat lampiran 2)
6. Mengatur posisi pasien
7. Mencatat dalam catatan perawat.
37
f. Hal-hal yang perlu diperhatikan
1. Respons/ keluhan pasien
2. Observasi tekanan darah
3. Pengikatan tidak boleh terlalu kencang/terlalu longgar
4. Observasi vaskularisasi daerah distal.

7. MELAKUKAN SKIN TEST


a. Pengertian
Melakukan skin test adalah melaaksanakan uji coba obat tertentu melalui
suntikan intra kutan.

b. Tujuan
Untuk mengetahui sensitivitas pasien terhadap reaksi obat tertentu.

c. Indikasi
1). Pasien yang akan mendapatkan suntikan obat yang dapat mengakibatkan
anaphylactic shock antara lain ATS, berbagai maacam antibiotika.
2). Riwayat pasien alergi terhadap obat-obatan.

d. Persiapan
1). Alat
a) Semprit 1 cc dan jarum steril dalam tempatnya
b) Obat-obatan yang diperlukan
c) Kapas alcohol dalam tempatnya.
d) Gergaji ampul
e) NaCL 0,9% / aquadest
f) Bengkok

2). Pasien
Pasien diberi penjelasan tentang tujuan dan tindakan yang akan
dilakukan

3). Lingkungan
-Aman dan nyaman
38
4). Petugas
-Satu orang perawat

e. Pelaksanaan
1). menggulung lengan baju pasien bila perlu
2). Mengisi semprit dengan obat yang akan ditest sejumlah 0,1 cc kemudian
dilarutkan dengan NaCL 0,9% / aquadest menjadi 1 cc
3). Mendesinfeksi kulit yang akan disuntik menggunakan kapas alcohol
kemudian diregangkan dengan tangan kiri perawat.
4). Menyuntikkan obat saampai permukaan kulit menjadi gembung dengan
lubang jarum menghadap keataas dan membuat sudut antara 15-30
derajat dengan permukaan kulit.
5). Menilai reaksi obat setelah 10-15 meniut dari waktu penyuntikan. Hasil
( + ) bila terdapat tanda kemerahan pada daerah tusukan dengan diameter
minimal 1 cm.
6). Mencatat hasil reaksi skin test.

f. Hal-hal yang perlu diperhatikan


1). Segera lapor dokter bila terjadi reaaksi baik positif maupun negative
untuk tindakan selanjutnya.
2). Observasi pasien selama dilakukaan skin test.

8. MEMBERIKAN SUNTIKAN INSULIN


a. Pengertian
Suatu kegiatan memasukkan obat insulin kedalam jarinagn tubuh melalui
suntikan subcutan dan khusus untuk ketoasidosis melalui intra vena.

b. Tujuan
untuk mengendalikan kada gula didalam tubuh.

c. Indikasi
semua pasien dengan peningkatan gula darah.
Tindakan pemberian insulin dengan cara :
39
1). Melalui intra vena
a) Persiapan
1. Alat/obat
- Persiapan pemasangan infuse
- Three way stop cock
- Microdrip
- Obat insulin

2. Pasien
- Pasien diberi penjelasan tentang tindakan yang akan
dilakukan.
- Posisi pasien diatur sesuai dengan kebutuhan

3. Lingkungan
-
4. Petugas
-
b) Pelaaksanaan pemberiaan insulin perdrip/IV
- Memasang infuse sesuai program
- Mendesinfeksi karet penutup obat insulin
- Mengisi semprit dengan insulin sesuai dosis yang telah
ditentukan.
- Mengeluarkan udara dari dalaam semprit
- Mendesinfeksi three way, bila pemberian dengan cara
bolus atau karet microdrip, bila pemberian obat perdrip.
- Memasukkan obat insulin dengan cara:
 Perdrip
 bolus

c) Hal-hal yang perlu diperhatikan.


1. Dosis dan waktu pemberian obat harus tepat.
2. Observasi tekanan darah, nadi, suhu dan pernapasan.
3. Memantau gula darah sesuai protap.
4. Mencatat reaksi pasien
40
2). Melalui subcutan
a) Persiapan
1. Alat / obat
- Bak spuit berisi semprit insulin dengan jarum steril
- Kapas alcohol dalam tempatnya
- Bengkok
- Obat insulin

2. Pasien
Pasien diberi penjelasan tentang tindakan yang akan
dilakukan

3. Lingkungan
-

4. Petugas
-

b) Pelaaksanaan pemberiaan insulin perdrip/IV


- Menyingsingkan lengan baju pasien
- Mendesinfeksi karet penutup obat insulin
- Mengisi semprit dengan insulin sesuai dosis yang telah
ditentukan.
- Mengeluarkan udara dari dalam semprit
- Mendesinfeksi daerah yang akan disuntik
- Menyuntik secara subcutan

c) Hal-hal yang perlu diperhatikan


- Dosis dan waktu pemberian obat harus tepat dan dicatat.
- Observasi perubahan keadaan umum psien

41
9. MERAWAT LUKA
a. Pengertian
Suatu rangkaian kegiatan yang meliputi membersihkan, mengobati menutup
dan membalut luka.

b. Tujuan
1. Mencegah terjadinya infeksi
2. Memberi rasa nyaman pada pasien
3. Membantu penyembuhan primer

c. Indikasi
Semua pasien dengan luka bakar.

d. Persiapan
1. Alat
a. Alat steril
- Hecting set
- Duk lubang
- Sarung tangan
- Semprit 2,5 cc, 5 cc
- Benang jahit
- Kain kasa

b. Alat tidak steril


- Verban
- Plester
- Gunting verban
- Bengkok
- Ember

c. Obat dan cairan

42
- Obat anastesi local
- H2O2
- Alcohol 70 %
- Antiseptic
- Aquadest

2. Pasien
a) Pasien diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan
b) Posisi pasien diatur sesuai kebutuhan.
3. Lingkungan
-

4. Petugas
-

e. Pelaksanaan
1. Mengatur posisi pasien sesuai keadaan luka
2. Membersihkan daerah sekitar luka dari kotoran, darah kering, sebelum
dijahit.
3. Membantudokter dalam melakukan tindakan penjahitan luka, meliputi :
a) Mendesinfeksi
b) Memberikan anastesi local
c) Mencuci luka dengan H2O2 dengan cara menekan secara hati-hati.
d) Membilas luka dengan aquadest
e) Membuang jaringan nekrotik
f) Menjahit luka
g) Membersihkan sekitar luka.
4. Menutup luka dengan kain kassa steril kemudian sekitarnya dibersihkan
sampai bersih dan kering.
5. Memfiksasi kassa dengan plester.
6. Membalut luka dengan verban.

f. Hal-hal yang perlu diperhatikan


1) Observasi keadaan umum pasien selama penjahitan luka.
43
2) Satu hecting set untuk satu pasien.
3) Khusus luka infeksi ditangani dengan prinsip isolasi.
4) Khusus untuk luka gigitan binatang,luka dicuci dengan sabun, dibilas
dengan air mengalir dan luka tidak perlu dijahit kecuali luka lebar.
5) Hindari balutan terlalu kencang atau terlalu longgar.
6) Dilarang keras memberikan anastesi local dengan obat anastesi yang
mengandung adrenalin untuk daerah saakral ( jari, telinga, penis )

10. MENGAMBIL BAHAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM DAN CONTOH


DARAH TRANSFUSI
a. Pengertian
b. Tujuan
c. Indikasi
d. Persiapan
e. Pelaksanaan
f. Hal-hal yang perlu diperhatikan

11. MENGHENTIKAN PERDARAHAN


a. Pengertian
Suatu kegiatan untuk menghentikan perdarahan baik pada kasus bedah maupun
non bedah.

b. Tujuan
Mencegah syock

c. Indikasi
1) Perdarahan pada kasus bedah
2) Perdearahan pada kasus non bedah

d. Persiapan
1) Alat
Alat yang dipersiaapkan sesuai dengan tehnik yang akan dilaksanakan
untuk kasus bedah.
a) Balut tekan
44
b) Kain kassa steril
c) Sarung tangan
d) Tourniquet
e) Plester
f) Set untuk menjahit luka
g) Obat desinfektan
h) Sankteken lakemore Tube ( SB Tube ) bila memungkinkan
i) Spuit 20 – 50 cc
j) Waskom berisi air/ NaCL 0,9% dingin
k) Jelly/pelican

2) Pasien
Pasien / keluarga diberi penjelasan tentang tujuan dan tindakan yang akan
dilakukan.

3) Lingkungan
Tenang

4) Petugas
a) Perawat I
(1) Menekaan pembuluh darah proximal dari luka, yang dekat dengan
permukaan kulit dengan menggunakan jari tangan
(2) Mengatur posisi dengan cara meninggikan daerah yang luka

b) Perawat II
(1) Mengatur posisi pasien
(2) Memakai sarung tangan kecil
(3) Meletakkan kain kassa steril diaatas luka, kemudian ditekan
dengan ujung jari.
(4) Meletakkan lagi kain kassa steril diatas kain kassa yang pertama,
kemudian tekan dengan ujung jari bila perdarahan masih
berlangsung. Tindakan ini dapat dilakukan secara berulang sesuai
kebutuhan tanpa mengangkat kain kassa yang ada.
45
5) Balut tekan
a) Meletakkan kain kassa steril diatas luka
b) Memasang verban balut tekan, kemudian letakkan benda keras
( verban atau kayu balut ) diatas luka.
c) Membalut luka dengan menggunakan verban balut tekan.

6) Memasang tourniquet untuk luka dengan perdarahan hebat dan “traumatik


amputasi”.
a) Menutup luka ujung tungkai yang putus ( amputasi ) dengan
menggunakan kain kassa steril.
b) Memasang tourniquet lebih kurang 10 cm sebelah proximal luka.
Kemudian ikatkan dengan kuat.
c) Tourniquet harus dilonggarkan setiap 15 menit sekali secara
periodik.

7) Memasang SB Tube
a) Menyiapkan peralatan untuk memasang SB Tube
b) Mengatur posisi pasien
c) Mendampingi dokter selama pemasangan SB Tube
d) Mengobservasi tanda vital pasien

8) Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemasangan tourniquet dan SB


Tube.
a) Pemasangan tourniquet merupakan tindakan terakhir jika tindakan
lainnya tidak berhasil. Hanya dilakukan pada keadaan amputasi
atau sebaagai “ Live Saving”
b) Selama melakukan tindaakan, perhatikan :
(1) Kondisi pasien dan tanda-tanda vital
(2) Ekspresi wajah
(3) Perkembangan pasien.
c) Pemasangan SB Tube dilanjutkan dengan pengompresan dan
irigasi melalui slang.
46
12. MEMBERI TERAPI OKSIGEN DENGAN MENGGUNAKAN SUNGKUP /
SLANG BINASAL
a. Pengertian
Memasukkan oksigen tambahan dari luar ke paru melaui saluran pernapasan
dengan menggunakan alat khusus.

b. Tujuan
Mencukupi kebutuhan oksigen pasien yang tidak dapat dipenuhi sendiri.

c. Indikasi
a) Pasien hipoksia
b) Pasien sesak nafas

d. Persiapan
1) Alat
a) Set terapi oksigen lengkap terdiri dari :
- Tabung oksigen lengkap dengan regulator
- Humidifier berisi aquadest, dengan flow meter dan slang oksigen
- “Masker oksigen” sungkup muka.

b) Plester

2) Pasien
a) Pasien diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan.
b) Posisi pasien diatur, sesuai kebutuhan.

3) Lingkungan
a) Menghindari sumber api dekat dengan oksigen.
b) Mengatur letak tabung oksigen untuk kelaancaran kerja.

e. Pelaksanaan
1) Membebaskan jalan nafas dengan cara menghisap sekresi
2) Mengatur posisi pasien.
47
3) Membuka regulator untuk menentukan tekanan oksigen sesuai dengan
kebutuhan.
4) Mengatur volume tabung oksigen sesuai kebutuhan.
5) Memasang masker oksigen pada daerah lubang hidung dan mulut.
6) Mengikat tali sungkup atau slang dibelakang kepala melewati bagian atas
telinga.
7) Memasang kapas kering pada daerah yang tertekan sungkup dan tali
pengikat untuk mencegah iritasi kulit.
8) Memberikan terapi O2 sesuai program.

f. Hal-hal yang perlu diperhatikan


1) Aliran oksigen dan lamanya pemberian harus tepat dan benar sesuai
program pengobatan.
2) Humidifier harus selalu terisi aquadest sebatas garis bertulis “batas aqua”
dan harus diganti/dibersihkan setiap hari.
3) Perhatikan kemungkinan adanya tanda-tanda cyanotic, pada bibir, ujung
jari tangan dan ujung jari kaki.
4) Pemeriksaan analisa gas darah sesuai kebutuhan untuk menilai
keberhasilan terapi oksigen.
5) Pada pasien yang sadar, anjurkan untuk tidak banyak bicara selama
pemberian terapi oksigen.
6) Perhatikan kemungkinan muntah yang dapat menyebabkan aspirasi.

13. MEMBERIKAN TERAPI INHALASI


a. Pengertian
Suatu tindakan pemberian obat melaui inhalasi

b. Tujuan
Untuk melonggarkan jalan nafas

c. Indikasi
Pasien dengan serangan Asthma Bronchiale

48
d. Persiapan
1) Alat
a) Set terapi oksigen lengkap dan siap pakai
b) Flow meter oksigen tanpa humidifier ( kering )
c) Alat inhalasi
d) Slang oksigen binasal
e) Semprit 2,5 cc, 5 cc
2) Obat-obatan dan cairan
a) Bronchodilator
b) NaCL 0,9%
3) Pasien
a) Pasien diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan.
b) Posisi pasien diatur fowler/semi fowler.

4) Lingkungan
Bersih dan bebas dari asap

5) Petugas
_

e. Pelaksanaan
1) Memasukkan obat Bronchodilator kedalam alat inhalasi sesuai program
pengobatan.
2) Meyiapkan oksigen tanpa humidifier.
3) Melatih pasien menggunakan alat inhalasi :
(a) Cara memegang alat
(b) Cara menghisap obat melalui alat
4) Menyambung slang oksigen dengan alat inhalasi
5) Membimbing pasien cara menarik nafas dalam :
(a) Tarik nafas dalam dan hisap melalui mulut sampai terlihat asap keluar
dari ujung sebelah lainnya, kemudian hembuskan.
(b) Tarik nafas dilakukan secara berulang sampai obat yang ada pada
didalam alat, habis.
6) Mencatat semua tindakan yang telah dilakukan pada catatan prawatan
49
f. Hal-hal yang perlu diperhatikan
1) Perubahan pernapasan pasien
2) Posisi slang oksigen

14. MENETESKAN OBAT PADA MATA


a. Pengertian
Memberikan obat tertentu dengan cara meneteskan pada mata

b. Tujuan
1) Mencegah infeksi
2) Mempertahankan agar mata tetap basah

c. Indikasi
1) Trauma pada mata
2) Pasien tidak sadar

d. Persiapan
1) Alat
a) Obat tetes mata
b) Kapas basah steril didalam tempatnya.
c) Pincet steril dalam tempatnya.
d) Bengkok

2) Pasien
a) Diberi penjelasan tentang tujuan dan tindakan yang akan dilakukan.
b) Posisi pasien diatur duduk/terlentang

3) Lingkungan
-
4) Petugas
-
50
e. Pelaksanaan
1) Membersihkan mata dengan kapas basah steril
2) Membaca label obat sebelum selama dan sesudah penetesan.
3) Mengatur posisi muka pasien tengadah kemudian membuka kelopak mata
bawah.
4) Meneteskan obat pada conjungtiva bawah
5) Mengobservasi dan mencatat setiap 1 jam ( khusus untuk pasien tidak
sadar )

f. Hal-hal yang perlu diperhatikan


1) Periksa dan baca ulang label obat minimal 3 kali untuk mencegah
kekeliruan
2) Respon pasien

15. 1. MENYIAPKAN PASIEN DAN ALAT UNTUK TINDAKAN PEMASANGAN


GIPS PADA TULANG
a. Pengertian
Suatu kegiatan menyiapkan peralatan dan pasien yang akan dipasang gips

b. Tujuan
1). Fiksasi
2). Reposisi
3). Immobilisasi
4). Penyembuhan tulang sesuai dengan yang diharapkan.

c. Tindakan
Fraktur tertutup dan terbuka
d. Persiapan
1). Alat
a) Gips dengan jumlah dan ukuran sesuai kebutuhan
b) Kapas lemak/”padding”
c) Ember
d) Perlak
e) Verban
51
2). Pasien
a) Pasien diberi penjelasan tentang tindkan yang akan dilakukan agar
kooperatif.
b) Posisi pasien diatur sesuai jenis tindakan
c) Bila diperlukan pembiusan pasien dipuasakan.
d) Bila diperlukan debridement sebelumnya, pemasangan gips pasien
masih dalam peneriksaan.

3). Lingkungan
-
4). Petugas
-
e. Pelaksanaan
1). Memindahkan pasien keruang khusus ( bila ada ) atau dimeja operasi.
2). Memasang perlak dibawah daerah yang akan digips
3). Mengisi ember dengan air secukupnya.
4). Membantu dokter pada saat pemasangan gips :
a) Mengatur posisi pasien
b) Mengangkat daerah yang akan dipasang gips dan posisi tersebut
dipertahankan selama dilakukan tindakan reposisi.
c) Mengukur daerah yang akan dipasang gips
d) Memasang gips dengan cara :
(1) Memasukkan gulungan verban gips kedalam air
(2) Biarkan verban gips berada didalam air beberapa saat sampai
gips mengeluarkan gelembung udara.
(3) Angkat verban gips dan peras sedikit
(4) Pemasangan verban gips pada daerah yang fraktur dengan
posisi gulungan gips terletah disebelah luar.
(5) Haluskan gips setelah balutan gips dirasakan sudah cukup.
(6) Atur posisi setelah pemasangan gips.
e) Membersihkan daerah disekitar pemasangan gips
f) Melakukan observasi terhadap :
(1) Respon, setelah tindakan / keluhan pasien
52
(2) Neuro vaskuler baik ( NVB )
g) Memindahkan pasien dari meja pemasangan gips ke brankar atau
ke kursi roda.
h) Mencatat seluruh tindakan dalam catatan perawatan

f. Hal-hal yang perlu diperhatikan


1).Pemasangan gips tidak boleh terlalu kencang atau terlalu longgar
2).Neuro Vaskuler Baik
3).Segera lapor dokter bila ada reaksi :
a. Rasa sakit pada daerah fraktur
b. Rasa gatal
c. Rasa kesemutan
4).Tanggal pemasangan gips harus ditulis pada gips yang terpasang.
5).Waktu dan tempat berobat selanjutnya.

15.2. MENYIAPKAN PASIEN DAN ALAT UNTUK TINDAKAN SKIN TRAKSI


a. Pengertian
Adalah kegiatan mempersiapkan alat dan pasien untuk pemasangan Skin
traksi pada kasus fraktur tertutup

b. Tujuan
1) Imobilisasi lokasi fraktur
2) Mengurangi rasa sakit
3) Relaksasi alat sebelum tindakan “definitive”

c. Indikasi
Fraktur tertutup anggota gerak

d. Persiapan
1) Alat
a) “Skin traksi kit” plester lebar ukuran 10 cm, elastik verban kayu
ukuran 1 X 10 cm dengan lubang ditengah,
b) Beban sesuai kebutuhan ( umur derajat fraktur )
c) Alat pencukur rambut
53
d) Bengkok, sabun
e) Waslap, handuk

2) Pasien
Diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan dan lamanya
pemasangan.

3) Lingkungan
-

4) Petugas
Petuga lebih dari 1 orang

e. Pelaksanaan
1) Mengatur posisi pasien terlenang datar
2) Membersihkan kulit pada daerah yang akan dilakukan pemasangan traksi
agar plester melekat kuat.
3) Mencukur daerah yang akan dipasang traksi bila perlu
4) Membantu dokter pada saat pemasangan skin traksi:
5) Mengatur posisi pasien setelah traksi dipasang
6) Memasang selimut pasien
7) Mengobservasi dan mencatat reaksi yang timbul setelah pemasangan traksi
:
a) Neuro Vaskular distal baik
b) Berat badan
c) Keluhan rasa sakit pada fraktur

f. Hal-hal yang perlu diperhatikan


1) Jarak antara ujung tempat tidur dengan kaki yang fraktur serta jarak antara
beban dan lantai harus tetap dipertahankan
2) Pertahankan elastic verban tetaap kering
3) Hindari terjadinya gangguan integritas kulit
4) Pertahankan jarak antara lantai dengan beban

54
15.3. MENYIAPKAN PASIEN DAN ALAT UNTUK MENGANGKAT BENDA
ASING
Benda asing dapat berada diseluruh tubuh, misalnya:
a. Benda asing dimata
b. Benda asing pada telinga, hidung, tenggorokan
c. Benda asing di Urogenital atau jaringan lunak lainnya

a. Benda asing dimata


1) Pengertian
Menyiapkan pasien untuk pegangkatan benda asing yang masuk kedalam
mata

2) Tujuan
a) Mengurangi rasa sakit
b) Mencegah infeksi dan komplikasi

3) Indikasi
Pasien dengan kemasukkan benda asing pada mata

4) Persiapan
a) Alat-alat dan obat
- Slit lamp / senter
- Jarum nomor 23 – 26 atau alat khusus
- Kasa steril
- Plester
- Gunting verban
- Antibiotik tetes mata
- Obat anastesi local
- NaCL 0,9%

b) Pasien
1. Pasien diberi penjelasan tentan g tindakan yang akan dilakukan.
2. Posisi pasien diatur sesuai kondisi

55
c) Lingkungan
Aman, tenang remang-remang

d) Petugas
Lebih dari 1 ( satu ) orang

e) Pelaksanaan
1. Mendampingi pasien selama tindakan dilakukan.
2. Mempertahankan posisi kepala selama tindakan berlangsung.
3. Membersihkan daerah muka setelah selesai tindakan.
4. Menutup dan memfiksasi penutup mata pasien setelah selesai
tindakan.
5. Mencatat hasil tindakan.

f) Hal-hal yang perlu diperhatikan.


Pengangkatan benda asing harus dilakukan oleh dokter

b. Benda asing pada telinga, hidung, dan tenggorokan


1) Pengertian
Menyiapkan pasien untuk mengangkat bendaa asing yang masuk
kedalam telinga, hidung, tenggorokan.

2) Tujuan
 Mencegah rasa sakit
 Mencegah infeksi dan komplikasi
 Membebaskan jalan nafas

3) Indikasi
Semua pasien dengan benda asing pada telinga, hidung dan tenggorokan

56
4) Persiapan
a. Alat
(1) Untuk benda asing pada telinga :
(a) Lampu kepala
(b) Corong kuping
(c) Pengait serumen
(d) Pinset bayonet
(e) Forsep alligator kecil
(f) Otoscope
(g) Woten drayer untuk mengait benda asing
(h) Semprit 100 cc untuk irigasi telinga
(i) Bengkok, pengalas, tissue

(2) Untuk benda asing pada hidung :


(a) Lampu kepala
(b) Speculum hidung
(c) Suction
(d) Pengait hidung
(e) Pinset bayonet

(3) Untuk benda asing pada tenggorokan :


(a) Lampu tenggorokan
(b) Sudip lidah
(c) Kasa steril
(d) Kaca laring
(e) Pinset bayonet
(f) Arteri klem bengkok panjang
(g) Obat anastesi semprot
(h) Bengkok, alas, tisu

b. Pasien
(1) Diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan
(2) Posisi pasien diatur sesuai kebutuhan

57
c. Lingkungan
-

d. Petugas
-

5) Pelaksanaan
a) Mendampingi pasien selama tindakan
b) Mempertahankan posisi selama tindakan
c) Membersihkan pasien setelah selesaai tindakan
d) Mencatat hasil tindakan

6) Hal-hal yang perlu diperhatikan


a) Pengangkatan benda asing harus dilakukan oleh dokter
b) Simpan benda-benda yang dikeluarkan dari telinga/ hidung /
tenggorokan sebgai barang bukti

c. Benda asing pada urogenital


1. Pengertian
Menyiapkan pasien untuk mengangkat benda asing yang masuk
kedlam alat urogenitalia

2. Tujuan
Mencegah infeksi dan komplikasi

3. Indikasi
Semua pasien dengan benda asing dalam alat urogenitalia

4. Persiapan
a. Untuk operasi
Persiapan dan tata laksana seperti pada tindakan pembedahan akut

b. Tidak operasi
58
Alat :
(a) Lampu sorot
(b) Speculum
(c) Pincet anatomi / chirugis panjang
(d) Penster klem / tenaculum
(e) Sarung tangan
(f) Kain kasa
(g) Antiseptic
(h) Bengkok, ember
(i) Tisu

c. Pasien
Pasien / keluarga diberitahu mengenai tindakan yang akan
dilakukan

d. Lingkungan
 Tenang
 Penerangan cukup

e. Petugas
Lebih dari 1 ( satu ) orang

f. Pelaksanaan
1. Mengatur posisi pasien
2. Melakukan desinfeksi daerah tindakan
3. Mendampingi pasien selama tindakan
4. Membersihkan daerah yang telah dilakukan tindakan
5. Memantau dan mencatat tanda-tanda vital :
 Tekanan darah
 Nadi
 Pernapasan

g. Hal-hal yang perlu diperhatikan

59
1. Perhatikan perdarahan
2. Simpan benda asing sebagai barang bukti
Catatan :
Untuk pengangkatan benda asing pada jaringan lunak lain, bila letaknya superficial
persiapan seperti operasi kecil, bila letaknya dalam dan resiko tinggi persiapan sesuai
operasi besar

15.4. MENYIAPKAN PASIEN DAN ALAT UNTUK TINDAKAN INTUBASI


a. Pengertian
Memasukkan pipa trakhea kedalam trakhea melalui hidung/mulut

b. Tujuan
1). Membebaskan jalan nafas
2). Sebagai tindakan awal untuk pemasangan ventilator
3). Mempertahankan pernapasan secara adekuat pada kegagalan
pernaapasan
4). Mengurangi dead space pada patah beberapa tulang iga yang
menimbulkan “hail chest” / respirasi paradaxol

c. Indikasi
1). Gagal nafas
2). Retensi sputum
3). Pemasangan ventilator

d. Persiapan
1). Alat
a) Laryngoscope lurus dan bengkok berbagai ukuran dalam keadaan
siap pakai
b) Xylocain semprit daan xylocain jelly dalam tempatnya
c) ETT endotrecheal tube / OT, dengan berbagai ukuran
d) “Magil Forssep”
e) Semprit dan obat premidikasi
f) Gudel dengan berbagai ukuran
g) Arteri klem
60
h) “cuff inflaktor” ( semprit 20 cc )
i) Stethoscope
j) Penghisap lender lengkap dalam keadaan siap pakai
k) Air viva dan masker oksigen
l) Sarung tangan steril
m) Plester dan gunting
n) Bengkok
o) Monitor EKG
p) Alat pembuka mulut
q) Ventilator lengkap

2). Pasien
a) Pasien / keluarga diberi penjelasan tentang tujuan dan tindakan
yang akan dilakukan sehingga kooperatif
b) Posisi pasien diatur terlentang datar dengan kepala hiperekstensi

e. Pelaksanaan
1) Memasang monitor EKG
2) Memberikan obat relaxan dan sedative, sesuai dengan program
3) Menghisap sekresi sebelum dan selama tindakan intubasi berlaangsung
4) Dokter melakukan intubasi
5) Mengisi balon pipa endotrakheal tube, sesudah dokter melakukan
intubasi
6) Melakukan nafas buatan menggunakan air viva ( bagging ) sebelum dan
sesudah intubasi pada saat dokter melakukan pemeriksaan auskultasi
7) Memfiksasi ETT diantara bibir atas dan lubang hidung
8) Memfiksasi ETT dipipi kiri/kanan

f. Hal-hal yang perlu diperhatikan


1) Letakkan punggung tangan diatas mulut untuk menilai balon berisi udra
dengan cukup
2) Kempiskan balon secara berkala, minimal tiap 4 jam selama 10 detik
untuk mempertahankan sirkulasi darah trachea.
3) Ganti ETT, setiap satu minggu/ sesuai kondisi pasien
61
4) Ubah letak ETT setiap penggantian fiksasi

15.5. MENYIAPKAN PASIEN DAN ALAT UNTUK TINDAKAN


PEMBEDAHAN AKUT
a. Pengertian
suatu kegiatan untuk menyiapkan pasien baik jasmani maupun rohani serta
peralatan yang akan dilakukan pada tindakaan pembedahan

b. Tujuan
1) Menyiapkan pasien agar kooperatif
2) Mencegah terjadinya infeksi dan komplikasi
3) Membantu kelancaran pembedahan

c. Indikasi
Semua kasus gawat darurat yang membutuhkan tindakan pembedahan akut

d. Persiapan
1) Alat
a) Alat pencukur rambut dan gunting rambut
b) Bengkok
c) Sabun
d) Waslap
e) Handuk
f) Alat kesehatan dan obat-obatan sesuai program dokter dan jenis
tindakan pembedahan
g) Mitella/penutup kepala
h) Baju khusus
i) Formulir :
(1) Izin operasi
(2) Permintaan darah ke PMI bila diperlukan
(3) Pemeriksaan penunjang

2) Pasien

62
a) Pasien/keluarga diberi penjelasan tentang tindakan yang akan
dilakukan
b) Extra mandi bila kotor
c) Dipuasakan sesuai kasus
d) Cukur daerah yang akan dioperasi
e) Pasang NGT, Kateter sesuai program
f) Pasien/keluarga menyetujui dan menandatangani surat izin operasi

3) Lingkungan
Tenang

4) Petugas
-

e. Pelaksaanaan
1) Mengecek kelangkaan dokumen medik/keperawatan. Hasil pemeriksaan
penunjang. Surat izin operasi
2) Mengganti baju pasien dan memasang mitella /tutup kepala
3) Mengukur :
4) Mengecek kelengkapan alat kesehatan dan obat-obatan serta darah yang
diperlukan untuk tindakan pembedahan.
5) Mengantar pasien kekamar bedah bila perlengkapan, petugas dan kamar
bedah siap
6) Peralatan dibersihkan, dibereskan dan dikembalikan ketempaat semula.

f. Hal-hal yang perlu diperhatikan


1) Selama menunggu tindakan pembedahan, lakukan observasi dan catat
hasilnya :
a) Tanda-tanda vital
b) Tingkat kesadaran
c) Jumlah cairan yang masuk dan keluar
d) Perkembangan pasien
2) Segera lapor pada dokter bila timbul kelainan
3) Hindari pasien jatuh
63
16. MELAKUKAN ELEKTRO KARDIO GRAM ( EKG ) 12 LEAD
a. Pengertian
Mmelaukan EKG 12 lead adalah membuat rekaman aktifitas jantung dengan
menggunakan EKG

b. Tujuan
1) Untuk menilai aktivitas listrik jantung
2) Untuk menegakkan diagnose

c. Indikasi
Pasien dengan :
1) Arythmia
2) Riwayat penyakit jantung
3) Gangguan konduksi
4) Pra operasi ( indikasi tertentu )
5) Death On arrival ( DOA )

d. Persiapan
1) Alat
a) Alat EKG lengkap dan siap pakai
b) Kapas alcohol dalam tempatnya
c) Jelly EKG
d) Kapas/kasa lembab

2) Pasien.
a) Pasien/ keluarga diberi tahu tentang tujuan dan tindakan yang akan
dilakukan.
b) Posisi pasien diatur terlentang datar

e. Pelaksanaan
1) Membuka dan melonggarkan pakaian pasien bagian atas. Bila pasien
memakai jam tangan, gelang dan logam lain , dilepas

64
2) Membersihkan kotoran dan lemak dengan menggunakan kapas alcohol
pada daerah dada, kedua pergelangan tangan dan kedua tungkai dilokasi
pemasangan manset elektroda
3) Mengoleskan jelly EKG pada permukaan elektroda. Bila tidak ada jelly,
gunakan kapas basah.
4) Memasang manset elektroda pada kedua pergelangan tangan dan kedua
tungkai.
5) Memasang arde
6) Menghidupkan monitor EKG
7) Menyambung kabel EKG pada kedua pergelangan tangan dan kedua
tungkai pasien, untuk rekaman ekstremitas lead ( lead I, II, III, AVR, AVF)
dengan cara sebagai berikut :
a) Warna merah pada tangan kanan
b) Warna hijau pada kaki kiri
c) Warna hitam pada kaki kanan
d) Warna kuning pada tangan kiri
8) Memasang elektroda dada untuk rekam peri cardial lead :
9) Melakukan kalibrasi 10 mm dengan kecepatan 25 milivolt/detik
10) Membuat rekamaan secara berurutan sesuai dengan pemilihan lead yang
terdapat pada mesin EKG
11) Melakukan kalibrasi kembali setelaah perekaaman selesai
12) Member identitas pasien pada hasil rekaman : nama, umur, tanggal dan jam
rekaman serta nomor lead dan nomor rekam medik

f. Hal-hal yang perlu diperhatikan


1) Pemasangan elektroda harus tepat dan benar
2) Bila balon EKG hanya ada satu, maka perekaman EKG dilakukan dengan
cara memindahkan balon tersebut sesuai urutan perekaman.
3) Bila hasil rekaman kurang baik , periksa pemasangan elektroda jelly
4) Perekaman EKG cukup 4 beaat setiap lead bila sinus ritme

17. MEMBILAS LAMBUNG


18. MELAKUKAN RESUSITASI JANTUNG PARU ( RJP )
19. MERAWAT / MEMANDIKAN PASIEN LUKA BAKAR
65
66

Anda mungkin juga menyukai