Anda di halaman 1dari 57

1

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

( PTK )

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA TERHADAP PENGUASAAN


KONSEP ENERGI PANAS PADA BIDANG STUDI IPA MELALUI
MODEL PEMBELAJARAN PENGALAMAN DI KELAS VI SD NEGERI
LAJU KECAMATAN LANGGUDU KABUPATEN BIMA TAHUN
PELAJARAN 2021/2022
2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya.

Pendidikan merupakan upaya agar melalui proses pembelajaran dan

atau cara lain dikenal dan diakui oleh masyarakat. U U D RI tahun

1945 PASAL 31 ayat (1) Menyebutkan bahwa setiap warga negara

berhak mendapatkan pendidikan, dan ayat (3) Menegaskan bahwa

Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan saja sistem

pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan

serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa

yang merupakan salah satu tujuan Negara Indonesia.

Gerakan reformasi di Indonesia secara umum menuntut

diterapkan prinsip demokrasi, desentralisasi, keadilan, dan menjunjung

tinggi hak asasi manusia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Tuntutan tersebut, dalam bidang pendidikan perlu dilakukan upaya-

upaya dalam pembahasan sistem pendidikan, diantaranya

pembaharuan kurikulum karena dianggap sudah tidak reprehensif lagi

dengan tuntutan dan perkembangan zaman.

Direktorat TK dan SD Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan

Menengah mengidentifikasi adanya beberapa paradigma baru dalam

bidang pendidikan dalam upaya mengatasi berbagai permasalahan


3

pendidikan/persekolahan yaitu:

1. Menjadikan proses pendidikan dari Schooling ke Learning

2. Menjadikan proses pembelajaran yang bersifat Instruktive je

Facilitative

3. Memberikan materi pembelajaran berdasarkan Knowledge Based

ke Competence Based.

4. Menjadikan management yang Centralization ke Decentralitation

dan

5. Menjadikan masyarakat yang Goverment Role ke Community Role

(Masyarakat Madani).

Perubahan paradigma dalalm bidang pendidikan ini terutama

butir 1,2 dan 3 menuntut perubahan prilaku mengajar. Guru terutama

harus dapat menempatkan diri pada posisi fasilitator belajar dari pada

instruktur atau pengajar.

Kunci utama keberhasilan pembaharuan pendidikan yang identik

dengan perubahan kurikulum menurut penulis terletak di pundak Guru,

artinya apakah guru menerima, mampu dan mau melaksanakan

perubahan tersebut yang diantaranya ditandai dengan bagaimana guru

menggunakan metode, strategi, model pengajaran, alat dan bahan

ajar, serta pembelajaran. Ini berarti jika seorang Guru masih

menggunakan ketentuan lama, misalnya model pembelajaran

tradisonal atau model pembelajaran yang dianut kurikulum yang telah

diubah, sama halnya belum melaksanakan pembaharuan pendidikan.

Kita menyadari tantangan dan tugas terberat bagi Guru adalah


4

mengubah pola mengajar atas dasar uraian tersebut diatas maka

penulis mencoba dan mencoba mengubah pola/model, pembelajaran

yang sesuai dengan kurikulum 2004 (KBK) dan mengadakan penelitian

dalam bentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau classroom action

research dengan judul

"Belajar menentukan konsep energi panas dengan model

pembelajaran melalui pengalaman sebagai upaya meningkatkan hasil

belajar siswa kelas VI SD Negeri Laju Kecamatan Langgudu

Kabupaten Bima Propinsi Nusa Tenggara Barat Tahun Pelajaran

2021/2022.

Penulis menentukan tema tersebut diatas dengan alasan bahwa

pengetahuan alam berhubungan dengan cara mencari tahu tentang

alam secara sistematis, sehingga pengetahuan alam bukan hanya

penguasaan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep,

atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan proses penemuan.

Alasan lain penelitian ini adalah selama penulis menjadi guru

menemukan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam memahami

konsep energi karena bersifat abstrak. Energi tidak memiliki massa,

tidak dapat diamati, tidak dapat diukur secara langsung, kita hanya

dapat mengamati dan merasakan perubahannya. Disamping itu KBK

menekankan adanya penilaian proses bukan hasil akhir, untuk itu

sebisa mungkin siswa dibimbing atau dipandu untuk menemukan

konsep bukan pembuktian.


5

B. Rumusan Masalah Tindakan

Memperhatikan permasalahan adanya pembaharuan pendidikan

dan karakteristik pengetahuan alam serta khususnya kesulitan siswa

dalam memahami konsep energi panas, maka dalam karya tulis ini

penulis mengangkat permasalahan sebagai berikut :

1. Apakah belajar menemukan konsep energi panas dengan

model pembelajaran melalui pengalaman dapat meningkatkan

hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri Laju Kecamatan

Langgudu Kabupaten Bima Propinsi Nusa Tenggara Barat

Tahun Pelajaran 2021/2022?

2. Bagaimana aktivitas siswa VI SD Negeri Laju Kecamatan

Langgudu Kabupaten Bima Propinsi Nusa Tenggara Barat

Tahun Pelajaran 2021/2022 dalam menemukan konsep energi

panas pada model belajar melalui pengalaman ?

C. Hipotesis Tindakan

Mengacu pada pemikiran Resniek (1996) bahwa kejadian yang

langsung dialami seseorang hanyalah sebagian dari kecerdasan untuk

membangun pengetahuan tersebut, maka dalam penelitian iui penulis

meugajukan hipotesisi positif. Perumusan hipotesis yang penulis

ajukan adalah :

1. Adanya peningkatan hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri Laju

Kecamatan Langgudu Kabupaten Bima Propinsi Nusa Tenggara


6

Barat Tahun Pelajaran 2021/2022 tentang konsep energi panas

melalui belajar menemukan konsep dengan model pembelajaran

melalui pengalaman

2. Aktivitas siswa kelas VI SD Negeri Laju Kecamatan Langgudu

Kabupaten Bima Propinsi Nusa Tenggara Barat Tahun Pelajaran

2021/2022. dalam menemukan konsep energi panas dengan model

pembelajaran melalui pengalaman sesuai yang diisyaratkan

kurikulum 2004 (KBK) yaitu pembelajaran yang aktif, kreatif,

efesien dan menyenangkan.

D. Tujuan Penelitian Tindakan

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menemukan model

pembelajaran yang tepat pada konsep tertentu dalam rangka

meningkatkan hasil belajar siswa yang sesuai dengan KBK.

Sedangkan tujuan khusus penelitian ini adalah :

1. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas VI SD

Negeri Laju Kecamatan Langgudu Kabupaten Bima

Propinsi Nusa Tenggara Barat Tahun Pelajaran 2021/2022

pada konsep energi panas melalui belajar menemukan

konsep dengan model pembelajaran melalui pengalaman.

2. Mendeskripsikan aktivitas siswa kelas VI SD Negeri Laju

Kecamatan Langgudu Kabupaten Bima Propinsi Nusa

Tenggara Barat Tahun Pelajaran 2021/2022 dalam belajar

menemukan konsep energi panas dengan model


7

pembelajaran melalui pengalaman.

E. Lingkup Penelitian Tindakan

Ruang lingkup penelitian ini adalah :

1. Materi pembelajaran "Energi Panas" kelas VI SD Negeri Laju

Kecamatan Langgudu Kabupaten Bima Propinsi Nusa Tenggara

Barat Tahun Pelajaran 2021/2022.

2. Kajian Penelitian :

a. Hasil belajar siswa pada konsep energi panas dengan tehnik tes

yang meliputi tes tulis, lisan dan perbuatan pada penilaian awal,

proses dan akhir pembelajaran.

b. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran seperti : menyiapkan

alat dan bahan, melaksanakan langkah-langkah percobaan,

melaporkan hasil percobaan, membuat kesimpulan dan diskusi.

F. Penjelasan Istilah

1. Belajar menemukan konsep adalah ketrampilan proses dasar dan

sikap ilmiah yang harus dimiliki siswa untuk mengubah gaya berfikir

konsumtif.

2. Model pembelajaran melalui pengalaman (experential learning

model) adalah model pembelajaran yang menitik beratkan pada

cara-cara siswa kelas VI SD Negeri Laju Kecamatan Langgudu

Kabupaten Bima Propinsi Nusa Tenggara Barat Tahun Pelajaran

2021/2022 memproses informasi, pertumbuhan pribadi dan

ketrampilan berinteraksi sosial.

3. Energi panas adalah salah satu konsep yang terdapat pada


8

kompetensi dasar mata pelajaran pengetahuan alam kelas IV

kurikulum 2004 (KBK).

4. Penelitian tindakan kelas (PTK) atau classroom action research

(CAR) adalah suatu bentuk penelitian yang dilaksanakan oleh

praktisi untuk memecahkan masalah yang dihadapinya dalam

melakukan tugas pokoknya

5. Hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri Laju Kecamatan Langgudu

Kabupaten Bima Propinsi Nusa Tenggara Barat Tahun Pelajaran

2021/2022 adalah prestasi belajar siswa setelah mengikuti

sejumlah kegiatan dalam proses pembelajaran.

6. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran adalah semua kegiatan

yang dilakukan siswa termasuk sikap ilmiah dan sikap sosial.

G. Manfaat Penelitian Tindakan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses pembelajaran

konsep energi panas secara refleksi dan profesional.

2. Diperoleh seperangkat pengalaman baru bagi penulis dan

kolaborator dalam inovasi-inovasi pembelajaran pengetahuan alam,

pengalaman tersebut sangat diperlukan sebagai upaya

peningkatan keprofesionalan guru dalam pembelajaran.

3. bagi siswa, belajar menemukan konsep tidak secepat guru

langsung membentuk definisi, fakta-fakta dan prinsip-prinsip. Tetapi

karena melalui kegiatan yang menyenangkan tanpa terasa mereka

berlatih berfikir secara ilmiah.


9
10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau classroom action research

(CAR) adalah suatu bentuk penelitian yang dilaksanakan oleh praktisi

(termasuk guru) untuk memecahkan masalah-masalah yang

dihadapinya dalam melaksanakan tugas pokoknya bagi guru adalah

pelaksanaan KBM (agung Purwadi : 1998). Suatu pembeda PTK

dengan penelitian jenis lain adalah objeknya. Objek penelitian ini

dalam pendidikan adalah pelaksanaan proses pembelajaran tersebut.

PTK bagi guru merupakan refleksi diri dengan tujuan (1)

Perbaikan dan peningkatan profesionalisme guru dalam mengelola

proses pembelajaran di kelas, (2) Implementasi berbagai program di

sekolah dengan mengkaji berbagai indokator keberhasilan proses dan

implementasi berbagai program sekolah (Notowijoyo : 1999).

Untuk kepentingan itu pertama-tama guru harus menyadari

adanya masalah dalam pembelajaran di kelasnya. Tindakan tertentu

diperlukan untuk memecahkan masalah dalam rangka

memperbaiki/meningkatkan pembelajaran di kelas. Refleksi hasil

penelitian tersebut digunakan sebagai dasar berpijak untuk melakukan

upaya perbaikan dari keadaan sebelumnya.

Pelaksanaan PTK meliputi 4 tahapan yang pada siklus (daur)

digambarkan dalam bentuk spiral sebagaimana berikut :


11

Gambar 1 Diagram Siklus PTK


12

B. Belajar Menemukan Konsep

1. Belajar

Istilah belajar menurut Gagne (1977) adalah suatu proses

perubahan tingkah laku yang meliputi perubahan kecenderungan

manusia seperti sikap, minat atau nilai dan perubahan

kemampuannya yakni kemampuan untuk melakukan berbagai jenis

Performance (kinerja).

Walaupun teori-teori belajar yang kita gunakan sekarang

dibatasi oleh beberapa teori belajar yang berkembang sebelum

abad ke-20, dimana teori-teori tersebut tanpa dilandasi eksperimen,

dasar orientasinya adalah filosofis atau spektakuler. Meski

demikian penulis menghargai dan melihat betapa besarnya

pengaruhnya terhadap pelaksanaan pendidikan. Dari sekian

ragamnya teori belajar, penulis dalam hal ini merujuk utamanya

pada teori aubuel.

Menurut Aubuel belajar bermakna akan terjadi bila informasi

baru dapat dikaitkan pada konsep-konsep yang sudah ada dalam

struktur kognitif anak. Faktor yang paling penting yang

mempengaruhi belajar ialah apa yang telah diketahui anak.

2. Konsep

Pengetahuan alam sebagai produk memiliki komponen yang

terdiri atas hukum dan teori. Di dalam hukum dan teori itu terdapat

komponen yang lebih kecil lagi yang disebut konsep. Konsep

merupakan produk dari proses ilmiah. Secara sederhana dapat


13

diilustrasikan sebagai berikut. Siswa melakukan pengamatan

(proses), akan menghasilkan fakta. Dari berbagai fakta yang

diperoleh disebut generalisasi, sehingga terjadi konsep.

Konsep dapat didefinisikan dengan bermacam-macam

rumusan yang berbeda tentunya antar definisi yang satu dengan

definisi yang lain tidak identik. Konsep adalah kemampuan yang

memungkinkan manusia dapat berbuat sesuatu (Briggs, Gagne dan

Wagner : 1988) ini dapat diartikan bahwa tanpa menguasai konsep

bidang tertentu, manusia tidak akan dapat berbuat banyak, dan

mungkin kelangsungan hidupnya terganggu. Contoh sederhana,

apa yang akan terjadi jika kita tidak dapat membedakan air dengan

minyak, atau gula dan pasir, antara madu dan racun.

Anak-anak membentuk pemahamannya tentang fenomena

alam. Sebelum mempelajarinya di sekolah disebut konsepsi awal

(pra konsepsi). Beberapa diantara pemahaman tersebut, sepadan

dengan pemahaman yang dipegang oleh pakar Sains (Konsep

Ilmiah), tetapi banyak juga yang berbeda dengan konsep-konsep

ilmiah, bila anak dikembalikan ke konsep yang baru, masih tetap

memperoleh mis konsepsi.

Belajar menemukan konsep artinya proses kegiatan

berdasarkan apa yang telah diketahui anak (hasil pengamatan)

menghasilkan fakta, dari beberapa fakta diperoleh generalisasi dan

membentuk konsep, sehingga guru tidak langsung membentuk

definisi. Guru bertugas memfasilitasi, membimbing dan


14

memberikan kegiatan-kegiatan atau pertanyaan untuk

mengarahkan dan memandu siswa dalam menemukan konsep

secara ilmiah.

C. Model Pembelajaran Melalui Pengalaman

Model pembelajaran melalui pengalaman adalah model

pembelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk

memperlakukan lingkungan mereka dengan ketrampilan-ketrampilan

berfikir, yang tidak berhubungan dengan bidang studi atau mata

pelajaran khusus.

Model ini didasarkan pada temuan-temuan Piaget yang

menganggap bahwa perkembangan kognitif terjadi ketika anak-anak

berinteraksi dengan aspek-aspek lingkungan mereka yang

membingungkan atau nampak bertentangan. Oleh sebab itu, apabila

model ini digunakan, waktu belajar harus diisi dengan kegiatan-

kegiatan yang dapat menumbuhkembangkan rasa ingin tahu siswa

dan yang mampu menyeret seluruh perhatian mereka. Hal ini misalnya

berupa kegiatan bermain dengan atau melakukan percobaan terhadap

benda-benda kongkrit atau bahan-bahan yang memungkinkan mereka

melihat apa yang terjadi pada benda atau bahan tersebut.

Mengacu pada karakteristik model pembelajaran melalui

pengalaman tersebut, dalam penelitian ini penulis lakukan agar efektif

dan mampu memandu siswa untuk menemukan sendiri konsep energi

panas adalah sebagai berikut :


15

1. Menyediakan benda-benda atau bahan konkrit untuk digunakan

bahan percobaan.

2. Menyediakan serangkaian kegiatan yangn cukup luas sehingga

mereka menjamin pemenuhan minat siswa dan menumbuhkan

rasa keterlibatan mereka.

3. Mengatur kegiatan-kegiatan sehingga siswa-siswa yang berbeda

tingkat perkembangan kognitifnya akan belajar satu sama lain.

4. Mengembangkan tehnik-tehnik bertanya untuk mengungkapkan

alasan-alasan siswa yang mendasari respon-respon mereka.

H. D. Pengertian Pendidikan

Pengertian kita ketahui pendidikan merupakan tanggung

jawab bersama baik itu keluarga, masyarakat dan negara. Didalam

membicarakan masalah pendidikan kita harus mengetahui terlebih

dahulu tentang pengertian atau definisi dari pendidikan.

Menurut Umar Tirtaraharja dan La Sula bahwa pendidikan

adalah suatu untuk menyiapkan peserta didik agar dapat berperan

aktif dan positif dalam hidupnya sekarang dan akan datang

(2000:263).

Menurut M.J. Langeveld (Tim MKDK) bahwa pendidikan

adalah memberi pertolongan secara sadar dan sengaja kepada

seorang anak (yang belum dewasa) dalam pertumbuhannya menuju

ke arah kedewasan dalam arti dapat berdiri dan bertanggung jawab


16

atas segala tindakan – tindakan menurut puluhannya sendiri

(1988:78).

Menurut Soemadi Tjiptojoewono bahwa pendidikan sebagi

suatu proses dimana pendidikan diartikan sebagai tuntunan terhadap

proses pertumbuhan dan proses sosialisasi. Yang dimaksudkan

proses sosialisasi ialah proses untuk menyesuikan diri ke dalam

masyarakat yang penuh dengan problem yang senantiasa berubah

atau berkembang secara dinamis (1981:43).

Dari pendapat – pendapat para ahli tersebut dapat diambil

kesimpulan bahwa pendidikan pada umumnya berarti bimbingan

yang diberikan oleh seseorang terhadap perkembangan orang lain

menuju kesuatu arah cita cita atau tujuan tertentu.

E. Tujuan Pendidikan Nasional

Didalam Pembukaan Undang – Undang Dasar Tahun 1945

alinea keempat dijelaskan tentang tujuan Negara Republik Indonesia

dalam bidang pendidikan yaitu untuk mencerdaskan kehidupan

bangsa. Tujuan pendidikan nasional tersebut juga dijelaskan di dalam

Garis – Garis Besar Haluan Negara Repubulik Indonesia tahun 1998-

2003 pada Bab IV tentang Pembangunan lima tahun ketujuh.

Tujuan Pendidikan Nasional juga dinyatakan di dalam UU

RI No2 Th 1989 pasal 4 yang berbunyi “ Pendidikan Nasional

bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan

manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan


17

bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur,

memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan

rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung

jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Sedangkan meurut M. Ngalim Purwanto M. P bahwa tujuan

umum dari pendidikan adalah membawa kepada kedewasannya

dalam arti bahwa ia harus dapat menentukan diri sendiri dan

bertanggung jawab sendiri (1990:19).

Tujuan pendidikan nasional yang dimaksudkan ini adalah

tujuan akhir yang akan dicapai oleh semua lembaga pendidikan baik

formal, non formal maupun informal yang berada dalam masyarakat

dan negara Indonesia.

F. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Dalam kamus umum Bahasa Indonesia dijelaskan

bahwa " Prestasi adalah hasil yang dicapai/dilakukan atau

dikerjakan ". ( WJS Poerwodarminto, 1986 : 412 ). Sedangkan

makna atas pengertian belajar ada dua pandangan yakni

menurut pandangan tradisional dan pandangan modern.

Menurut pandangan tradisional, " Belajar adalah usaha

memperoleh sejumlah ilmu pengetahuan ". sedangkan

menurut pandangan modern, " Belajar adalah proses

perubahan tingkah laku berkat interaksi dengan lingkungan ".


18

( Oemar Hamalik, 1987 : 27 ).

Dengan demikian pengertian prestasi belajar adalah

hasil yang dicapai dengan proses kegiatan belajar yakni usaha

untuk memperoleh sejumlah ilmu pengetahuan atau perubahan

tingkah laku.

Seseorang telah dinyatakan melaksanakan kegiatan

belajar setelah memperoleh hasil misalnya dari tidak mengerti

menjadi mengerti atau dari tidak tahu menjadi tahu dan

sebagainya.

Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi

belajar adalah sebagai berikut :

1. Faktor yang ada pada organisma itu sendiri yanng disebut

faktor individual, yang termasuk didalamnya adalah faktor

kematangan/ pertumbuhan kecerdasan, latihan, motivasi

dan faktor pribadi.

2. Faktor yang ada di luar individu, sering disebut faktor

sosial, di antanya adalah : faktor keluarga atau keadaan

rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, lingkungan

dan kesempatan yang tersedia serta motivasi sosial.

( Thamrin Nasution dan Nurhalijah Nasution, 1986 : 33).

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar.


19

Pada dasarnya faktor yang mempengaruhi belajar dapat

dikelomppokkan menjadi dua yaitu : Faktor endogen, ialah faktor yang

dating dari anak itu sendiri dan dapat bersifat biologis dan psikologis,

dan faktor eksogen adalah hambatan yang dapat timbul dari luar diri

anak, meliputi faktor lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat dan

lingkungan sekolah.

( Dewa Ketut Sukardi, 1983 : 49 ).

a. Faktor Endogen meliputi :

1. Faktor biologis yakni faktor yang berhubungan dengan jasmani

anak, meliputi :

a. Kesehatan

b. Cacat Badan

2. Faktor Psikologis yakni faktor yang berhubungan dengan kejiwaan

(psikis) atau rohaniah yang termasuk faktor ini adalah :

a. Intelegensi yakni kesanggupan jiwa untuk dapat menyesuaikan

diri dengan cepat dan tepat dengan keadaan baru.

b. Perhatian

c. Minat

d. Bakat

e. Emosi

b. Faktor eksogen meliputi :


20

1. Lingkungan keluagra meliputi :

a. Faktor orang tua

b. Suasana rumah tangga

c. Keadaan sosial ekonomi keluarga

2. Lingkungan sekolah meliputi :

a. Faktor interaksi guru dan murid

b. Standart pelajaran diatas ukuran

c. Media Pendidikan

d. Keadaan gedung

e. Cara penyampaian materi

f. Hubungan antar murid

g. Disiplin sekolah

h. Metode belajar dan sebagainya

3. Lingkungan Masyarakat meliputi :

a. Mass media

b. Teman bergaul

c. Kegiatan dalam masyarakat

d. Cara hidup lingkungan

e. Status sosial ekonomi masyarakat

f. Kondisi alam dan geografi masyarakat

g. Dan sebagainya

Faktor belajar yang tidak dapat diabaikan adalah faktor

instrumen belajar, yakni berupa fasilitas belajar atau sarana belajar.

G. Faktor –faktor yang Mempengaruhi prestasi belajar


21

Di atas telah dijelaskan bahwa kegiatan belajar sangat

dipengaruhi oleh beberapa faktor baik faktor endogen maupun

eksogen. Satu faktor eksogen yang memegang peranan penting

adalah lingkungan keluarga. Apabila faktor lingkungan keluarga

mendukung, maka akan berpengaruh positif terhadap prestasi belajar

siswa.

Seperti kita ketahui bersama, bahwa pada saat sekarang ini

negara kita sedang mengalami krisis ekonomi dan moneter, sehingga

harga-harga kebutuhan untuk sekolah menjadi mahal. Hal tersebut

dapat mengakibatkan bertambahnya biaya penyelenggaraan program

belajar mengajar di sekolah.

Berpijak pada asumsi diatas, maka adanya Program kelas

unggulan tersebut sangat diharapkan agar proses belajar mengajar

tetap berjalan lancar. Penulis beranggapan bahwa kelas unggulan

berpengaruh penting atau berpengaruh positif terhadap prestasi siswa

kelas VI SD Negeri Laju Kecamatan Langgudu Kabupaten Bima

Propinsi Nusa Tenggara Barat Tahun Pelajaran 2021/2022.

I. Pengertian Kreativitas

Rendahnya kreatifitas siswa akan mempengaruhi prestasi

akademik maupun non akademik, dan sebaliknya tinggi rendahnya

kreatifitas siswa akan mendorong kemaun dan pengembangan diri

sehingga seseorang siswa akan menghasilkan sesuatu yang baru.

Berikut ini akan dijelaskan beberapa pengertian. Menurut Semiawan,


22

dkk (1987) kreativitas sebagai proses merupakan hal yang lebih

esensial dan perlu ditanamkan pada individu sejak dini dengan cara

menyibukan diri secara kreatif. Misalnya dalam proses bermain,

dengan adanya gagasan atau unsur-unsur pikiran. Akan menjadi

keasyikan yang menyenangkan dan penuh tantangan bagi anak yang

kreatif. Dengan kata lain, kreativitas dalam hal ini merupakan proses

berfikir yang mengarah pada suatu usaha untuk menemukan

hubungan-hubungan baru mendapatkan jawaban, metode atau cara

baru dalam memecahakan masalah.

Ditinjau dari segi product, kreativitas merupakan kemampuan

untuk menghasilkan sesuatu yang baru, yang pada umumnya bersifat

original atau unik. Secara lebih rinci Munandar (1992), menjelaskan

bahwa kreatifitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baru

berdasarkan data informasi atau unsur-unsur yang ada sehingga

menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah

dengan menekankan pada kuantitas, ketepatgunaan dan keragaman

jawaban. Kreativitas yang dimaksud adalah berfikir kreatif atau

divergen.

Dimensi press (tekanan/dorongan) adalah kondisi yang dapat

mendorong atau menghambat seseorang untuk bertindak kreatif.

Dorongan atau hambatan tersebut dapat berasal dari luar yaitu

lingkungan keluarga, sekolah, atau masyarakat, maupun dari dalam

diri individu itu sendiri. Jika kedua kondisi ini menggantungkan atau

menunjang, yakni adanya keinginan dari seseorang (individu) untuk


23

melibatkan memungkinkan individu tersebut untuk bertindak secara

kreatif.

Devinisi lain mengenai kreatifitas diungkapkan oleh Amien

(1980) yang mengatakan bahwa kreatifitas merupakan pola berfikir

atau ide yang sepontan atau imajinasi yang mencirikan hasil artistik,

penemuan-penemuan ilmiah dan penciptaan-penciptaan secara

mekanis. Lebih lanjut Amien menjelaskan bahwa kreatifitas meliputi

hasil sesuatu yang baru atau sama sekali baru bagi dunia ilmiah atau

relatif baru bagi individunya.

Berdasarkan paparan mengenai beberapa devinisi kreativitas

di atas dapat dilihat bahwa kreativitas mengandung arti yang luas dan

mempunyai tahapan yang diawali dengan suatu pemikiran atau ide

yang kreatif, kemudian melakukan kegiatan kreatif sehingga tercipta

hasil yang kreatif. Namun demikian pada intinya terdapat persamaan

antara definisi-definisi tersebut yaitu kreatifitas merupakan

kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru atau

relatif baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif

berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya.


24

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat, Subyek dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Laju Kecamatan

Langgudu Kabupaten Bima Propinsi Nusa Tenggara Barat Tahun

Pelajaran 2021/2022.

Alasan penelitian tersebut, adalah tempat bertugas penulis,

dengan jumlah siswa 33 anak dan struktur anggota kelas heterogen

baik dari kemampuan akademis, skala ekonomi, hobi, serta

perbandingan jumlah laki-laki dan perempuan ideal.

Mengingat kelas VI SD Negeri Laju Kecamatan Langgudu

Kabupaten Bima Propinsi Nusa Tenggara Barat Tahun Pelajaran

2021/2022 pada pembelajaran kompetensi dasar lainnya dengan

kegiatan pembelajaran model tradisional dan metode ceramah.

Waktu pelaksanaan penelitian dimulai semester 1 tahun

pelajaran 2021/2022 dengan rincian :

1. Satu minggu pertama digunakan menyusun rencana (instrumen)

penelitian.

2. Dua minggu digunakan untuk tahap penelitian (implementasi

tindakan)

3. Dua minggu digunakan untuk pengelolaan data dan penyusunan

karya tulis.
25

B. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan

kelas (PTK) classroom based action research dengan peningkatan

pada unsur desain yang memungkinkan diperolehnya gambaran

keefektifan pembelajaran yang dilakukan. Model rancangan penelitian

ini mengacu pada model rancangan Kemmis dan Target (1988) dengan

3 siklus. Masing-masing siklus terdiri 4 tahap kegiatan yaitu :(1 ) Tahap

penyusunan rencana tindakan, (2) Tahap pelaksanaan tindakan; (3)

Tahap observasi, dan (4) Tahap pengambilan kesimpulan atau refleksi.

Adapun keempat tahapan tersebut dilaksanakan pada tiap siklus,

tahap awal dalam PTK ini adalah identifikasi masalah yang

kesemuanya itu diuraikan sebagai berikut :

Tahap Identifikasi

Pada tahap ini penulis mengidentifikasi konsep-konsep

pengertian alam yang sulit dipahami siswa. Cara yang ditempuh untuk

kepentingan ini ialah dengan memeriksa kembali nilai rata-rata

ulangan harian, rencana pembelajaran, program semester dan silabus

KBK. Berdasarkan acuan tersebut sebagai acuan implementasi

tindakan dipilih konsep energi panas. Masalah yang menjadi perhatian

untuk diidentifikasi, dianalisa, dan dirumuskan terfokus pada 2 hal yaitu

: (1) Hasil belajar siswa, dan (2) Aktivitas siswa dalam menemukan

konsep-konsep energi panas dengan model pembelajaran melalui

pengalaman.
26

1. Tahap Penyusunan Rencana Tindakan

Rencana tindakan adalah rencana proses pembelajaran konsep

energi panas dengan :

a. Kompetensi dasar

 Mendiskripsikan berbagai bentuk energi bunyi dan

 Panas serta sifat-sifatnya.

b. Hasil belajar

 Mengidentifikasi sumber energi panas dan

 Pengaruhnya dalam kehidupan sehari-hari.

c. Indikator

 Menyebutkan sumber-sumber energi panas

 Mendemonstraikan adanya perpindahan panas

Dalam rencana pembelajaran tersebut memuat pola

kegiatan-kegiatan yang dapat memfasilitasi siswa dalam

menemukan konsep-konsep energi panas melalui suatu proses

ilmiah dan memuat kegiatan-kegiatan yang menjadi ciri

khas/karakteristik model pembelajaran melalui pengalaman.

Kegiatan tersebut adalah percobaan/eksperimen dengan benda-

benda kongkrit, pengisian tabel pengamatan, dan diskusi atau

perumusan konsep, serta aplikasi/penerapan dalam kehidupan

sehari-hari. Pada tahap ini pula dipersiapkan instrumen penelitian

yaitu bahan observasi baik berupa catatan khusus/tabel maupun

catatan bebas.
27

2. Pelaksanaan Tindakan

Yang dilakukan penulis pada tahap pelaksanaan tindakan

(Acting) adalah meliputi penyair proses pembelajaran dalam kelas

dan luar kelas dengan model pembelajaran melalui pengalaman

dan strategi penemuan konsep. Materi pembelajaran siklus I

sumber-sumber energi panas, siklus II konduksi, dan siklus III

konveksi dan radiasi. Pada akhir pembelajaran siswa diberi

test/penilaian akhir sebagai cermin atau refleksi.

3. Tahap Observasi

Selama proses pembelajaran berlangsung dilakukan observasi

oleh kolaborator yaitu teman guru bidang studi IPA untuk

memperoleh bahan penyusunan refleksi. Fokus observasi

dilakukan terhadap aktivitas siswa dalam mengikuti proses

pembelajaran dan pengelolaan model pembelajaran melalui

pengalaman oleh guru serta keberhasilan guru didalam memandu

siswa dalam menemukan konsep melalui proses model

pembelajaran melalui pengalaman dan kegiatan penemuan konsep

di jaring dengan angket bentuk inventori.

4. Perefleksian (Refleksi)

Hasil penelitian baik dalam proses maupun penilaian akhir

dianalisa dan di tentukan kekurangan/kelemahan dan penyebabnya

bersama kolaborator, begitu pula hasil observasi baik catatan


28

khusus maupun catatan bebas serta data hasil angket balikan

siswa dengan prosentase.


29

Dari hasil analisa kesemuanya tersebut digunakan sebagai bahan tindakan pada siklus berikutnya.
30
31
32

Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi selama

pembelajaran berlangsung dari tiap siklus observasi dilakukan

bersama-sama dengan guru lain (kolaborator). Data hasil observasi

dicatat sebagai catatan bebas atau dalam format khusus yang

disetujui bersama.

Data hasil belajar siswa diperoleh dari hasil penilaian secara

lisan (penilaian proses) dan tulis (penilaian akhir) dengan standar

ketuntasan minimal 65. Sedangkan data aktifitas siswa dalam

menemukan konsep energi panas dengan model pembelajaran melalui

pengalaman diambil dari hasil observasi bersama kolaborator.

Untuk mengetahui apakah model pembelajaran yang disajikan

penulis sudah memenuhi kriteria/karakteristik model pembelajaran

melalui pengalaman, pengumpulan datanya dilakukan kolaborator

dengan format khusus.

D. Pelaksanaan Penelitian dan Penjadwalan

Untuk menyelesaikan dengan kondisi pembelajaran yang sedang

berlangsung, laju penelitian dilakukan sebagaimana penjadwalan

penelitian dan skematik kegiatan penelitian sebagai berikut :


33

PENJADWALAN PENELITIAN

No Siklus Kegiatan Penelitian Waktu

1 Pertama  Persiapan 12 s.d 17 Juli 2021

 Pelaksanaan

2 Kedua  Persiapan 19 s.d 24 Juli 2021

 Pelaksanaan

3 Ketiga  Persiapan 26 s.d 31 Juli 2021

 Pelaksanaan

Penyusunan

karya tulis

E. Tehnik Analisi Data

Data hasil observasi pembelajaran dianalisa bersama-sama,

kemudian ditafsirkan berdasarkan kajian pustaka dan pengalaman

guru. Hasil belajar siswa dianalisa berdasarkan ketelitian belajar siswa

yakni secara klasikal 80% dari jumlah siswa sudah mencapai 60% dan

secara individu dengan berpedoman ketuntasan belajar minimal 65.

Data aktivitas siswa dalam menemukan konsep energi panas

pada model pembelajaran melalui pengalaman dianalisa secara

diskriptif kualitatif dengan melihat prosentase aktivitas siswa pada

kegiatan-kegiatan utama proses menemukan konsep dan kegiatan-

kegiatan utama yang menjadi karakteristik model pembelajaran melalui


34

pengalaman pada data aktivitas siswa dalam proses pembelajaran

energi panas hasil observasi tiap siklus dan hasil respon siswa

terhadap kegiatan proses pembelajaran.

Adapun data pada catatan bebas yang diperoleh penulis dan

kolaborator selama pembelajaran berlangsung dalam satu siklus yang

meliputi kelemahan/kekurangan atau keuntungan dalam pelaksanaan

pembelajaran digunakan sebagai refleksi siklus berikutnya untuk

diperbaiki.
35

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini dapat dikemukakan kedalam 3 siklus. Pada

setiap siklus dirumuskan hasil penelitian mengenai hasil belajar siswa

untuk pembelajaran konsep energi panas dan aktivitas siswa selama

mengikuti proses pembelajaran.

1. Siklus I

Dalam pembelajaran siklus I, materi pokok yang diajarkan

adalah sumber energi panas. Aktifitas siswa dalam kegiatan

penemuan dengan model pembelajaran melalui pengalaman itu

diawali dengan kegiatan pendahuluan dilanjutkan kegiatan inti dan

kegiatan penutup/aplikasi.

Ciri khas model pembelajaran melalui pengalaman salah

satunya adalah penggunaan benda-benda kongkrit, hal ini sangat

cocok dengan kegiatan proses penemuan karena siswa lebih

mudah untuk menemukan fakta-fakta yang nantinya membentuk

konsep. Pada siklus ini siswa melakukan kegiatan-kegiatan yang

menghasilkan panas dan selanjutnya disebut sumber-sumber

energi panas.

Pada siklus ini siswa kelas VI VI SD Negeri Laju

Kecamatan Langgudu Kabupaten Bima Propinsi Nusa Tenggara


36

Barat Tahun Pelajaran 2021/2022 mengalami sedikit kesulitan

dalam mendefinisikan energi, sehingga dalam diskusi guru banyak

mengajukan pertanyaan yang bersifat rnemancing/mengarahkan

dan memandu dalam merumuskan pengertian energi. Pada

kegiatan diskusi masih didominasi oleh beberapa anak yang aktif

dan berani berpendapat.

Meskipun ada beberapa kekurangan dalam siklus ini, namun

secara mayoritas kegiatan dalam proses pembelajaran cukup

berhasil. Hal ini terlihat siswa mampu menentukan/merumuskan

konsep secara ilmiah. Hasil penilaian proses baik yaitu penilaian

praktek terdiri (1) Ketrampilan pengetahuan alam 8.3, (2) Sikap

ilmiah pengetahuan alam 8. l, dan hasil penilaian akhir dengan rata-

rata jawaban benar 81.6% sedangkan rata-rata ketuntasan 100%.

Dilihat dari aspek pengelolaan pembelajaran, dalam siklus ini

sudah memenuhi kategori kegiatan pertemuan konsep. Karena

guru hanya memfasilitasi berupa kegiatan percobaan dan diskusi

yang dapat mempermudah siswa dalam menemukan konsep

energi panas secara ilmiah, disamping itu pola pembelajaran

melalui pengalaman. Hal ini dapat dilihat pada hasil penilaian

pengelolaan hasil belajar yang dimana kedua hal tersebut diatas

sangat terkait yaitu rata-rata 2.9 artinya mendekati baik.

Dilihat dari aspek aktivitas siswa pada siklus l dengan

sepuluh macam kategori aktivitas, pada aktivitas utama kegiatan

penemuan dan model pembelajaran adalah (1) Melaksanakan


37

percobaan 18%, (2) Menyelesaikan masalah 17%, dan (3) Diskusi

11%. Dimana ketiga aspek tersebut diatas rata-rata, dalam artian

cukup memuaskan. Sebagai balikan siswa tentang aktivitas pada

proses pembelajaran ini dapat dilihat pada hasil angket inventori

yang kategori aktivitas utamanya adalah (1) Percobaan : sangat

senang 85% dan senang 15%, (2) Menyelesaikan masalah : sangat

senang 13%, senang 81%, kurang senang 6% (3) Diskusi : sangat

senang 50%, senang 18%, kurang senang 21 %, tidak senang l l%.

Ada dua hal penting yang dapat direfleksikan dari hasil

penelitian siklus I ini. Pertama kemampuan siswa dalam membuat

kesimpulan atau merumuskan konsep yang memerlukan proses

berfikir ilmiah. Kedua bagi siswa yang memiliki kemampuan

intelegensi rendah belum mampu berkomunikasi/berpendapat

dalam diskusi. Selanjutnya kedua hal tersebut akan menjadi fokus

masalah pada penelitian pembelajaran siklus II.

2. Siklus II

Materi yang dipelajari pada penelitian pembelajaran siklus II

ini adalah perpindahan panas dengan cara konduksi. Berdasarkan

refleksi siklus 1 ada 2 fokus masalah, yang pada penelitian siklus II

ini kedua permasalahan tersebut dapat dirumuskan dengan

perumusan masalah sebagai berikut :

a. Bagaimana kegiatan penemuan konsep sumber-sumber energi

diperbaiki untuk pembelajaran konsep konduksi.


38

b. Bagaimana kegiatan diskusi tidak hanya didominasi siswa

kelas VI SD Negeri Laju Kecamatan Langgudu Kabupaten

Bima Propinsi Nusa Tenggara Barat Tahun Pelajaran 2021/2022

yang pandai.

Untuk menjawab permasalahan tadi dipilih alternatif

tindakan penerapan kembali kegiatan penemuan konsep dengan

model pembelajaran melalui pengalaman. Pada kegiatan

penemuan konsep konduksi dilakukan percobaan dengan

menggunakan benda kongkrit dan dengan persiapan serta

penjelasan yang lebih baik, yaitu guru memberi pertanyaan-

pertanyaan yang lebih bersifat memancing siswa kearah penemuan

konsep. Sedangkan untuk memperbaiki kegiatan diskusi guru lebih

memperhatikan siswa yang berkemampuan rendah

mengemukakan pendapat. Berdasarkan uraian diatas pada siklus II

dapat dikemukakan hipotesis penelitian "Perbaikan kegiatan

penemuan konsep dan diskusi dapat meningkatkan kualitas proses

pembelajaran konsep konduksi".

Sebagaimana pada siklus I, dalam siklus II skenarionya

pembelajaran dimulai kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan

kegiatan penutup/aplikasi. Selama dalam proses pembelajaran

diadakan penilaian proses dan observasi sedangkan diakhir

pembelajaran diadakan penilaian akhir berupa test tulis. Pada

penilaian proses guru memberikan test lisan sedangkan kolaborator


39

melakukan pengamatan dan penilaian terhadap ketrampilan

pengetahuan alam dengan hasil rata-rata 9, sikap ilmiah

pengetahuan alam dengan rata-rata 8.G. Pengelolaan model

pembelajaran melalui pengalaman dan kegiatan penemuan hasil

rata-rata 3.5 berarti mendekati baik sekali. Untuk aktivitas siswa

dalam proses pembelajaran baik dalam aspek kegiatan penemuan

maupun model pembelajaran melalui pengalaman dimana aspek

utamanya sama yaitu : percobaan 20%, penyelesaikan masalah

15% dan diskusi 13% yang ketiganya diatas rata-rata.

Sebagai balikan siswa tentang aktivitas pada proses

pembelajaran adalah (1) Percobaan : sangat senang 8.7%, senang

15% (2) Menyelesaikan masalah : sangat senang 18%, senang

82%, kurang senang 1% (3) Diskusi : sangat senang 66%, senang

12%, kurang senang 22%.

Pada kegiatan aplikasi secara mayoritas siswa mampu

menyebutkan penerapan konsep konduksi dalam kehidupan sehari-

hari. Pada akhir pembelajaran diperoleh hasil penilaian akhir

dengan rata-rata jawaban benar 87.6% dan rata-rata ketuntasan

100%. Berarti jika dibanding siklus I, pada siklus II ada peningkatan

prosentase jawaban benar sebesar 6%, begitu pula pada aspek-

aspek lain yaitu : ketrampilan pengetahuan alam naik 2%.

Secara keseluruhan hasil penelitian pembelajaran siklus II

sudah memenuhi harapan yakni adanya peningkatan kualitas

pembelajaran dan hasil belajar. Namun demikian bagi penulis


40

pengalaman proses pembelajaran ini merupakan pengalaman baru.

Untuk memantapkan pengalaman akan dicoba pencapaian

kegiatan penemuan konsep dengan model pembelajaran melalui

pengalaman pada konsep konveksi dan radiasi di siklus III.

3. Siklus III

Rumusan masalah pada siklus III ini ialah "Bagaimana

meningkatkan hasil belajar siswa dengan model pembelajaran

melalui pengalaman melalui kegiatan penemuan konsep konveksi

dan radiasi"

Tahapan masalah pada siklus ini sama dengan tahapan

pada siklus-siklus sebelumnya. Pada kegiatan percobaan terdiri

dari dua kepentingan yaitu penemuan konsep konveksi dan radiasi.

Untuk membagi waktu yang terbatas penemuan konsep tersebut

cukup dilakukan kegiatan demonstrasi yaitu satu jenis percobaan

dilakukan untuk semua siswa. Dari hasil pengamatan siswa

diarahkan kepada penemuan konsep melalui kegiatan diskusi.

Karena siswa sudah berpengalaman pada siklus I dan II, guru lebih

mudah dalam memandu dan antusias siswa dalam diskusi tidak

hanya dimiliki siswa yang pandai tetapi siswa yang kurang pandai

pun mulai memberikan kontribusi pada kegiatan tersebut. Begitu

pula dalam menyelesaikan masalah baik pada proses percobaan,

perumusan konsep maupun pada penilaian siswa sudah

menunjukkan perbaikan aktivitas.


41

Pada siklus ini dapat disimpulkan bahwa penelitian

pembelajaran dengan memfokuskan pada rumusan masalah

mengalami keberhasilan hal ini dapat dilihat pada hasil semua

aspek penelitian yang mengalami perbaikan atau peningkatan

B. Pembahasan Atas Hasil Tindakan

Pengetahuan alam merupakan cara mencari tahu tentang alam

secara sistematis untuk menguasai pengetahuan, konsep-konsep,

prinsip-prinsip, konsep penemuan, dan memiliki sikap ilmiah.

Pengetahuan alam di kelas VI VI SD Negeri Laju Kecamatan

Langgudu Kabupaten Bima Propinsi Nusa Tenggara Barat Tahun

Pelajaran 2021/2022 bermanfaat bagi siswa untuk mempelajari diri

sendiri dan alam sekitar. Pengetahuan alam menekankan pada

pemberian langsuug untuk mengembangkan kompetensi agar siswa

mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.

Pengetahuan alam diarahkan untuk "Mencari tahu" dan ”Berbuat”,

sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang

lebih mendalam tentang alam sekitar.

Bertolak pada pengertian pengetahuan alam dalam kurikulum

2004 tersebut diatas, peneliti ini sekurang-kurangnya ada dua tujuan

dalam proses pembelajaran konsep energi panas, pertama siswa

memahami konsep energi panas melalui proses berfikir ilmiah yang

ditunjukkan dengan peningkatan hasil belajar, kedua aktifitas siswa

dalam proses pembelajaran menunjukkan pola pembelajaran yang

aktif, kreatif, efesien dan menyenangkan.


42

Dilihat hasil belajar pada semua siklus, peuelitian ini dapat

mendukung tercapainya kedua tujuan diatas mengingat hasil belajar

adalah pencerminan dan tujuan proses pembelajaran dalam artian jika

hasil belajar tidak baik menunjukkan proses pembelajarannya tidak

berhasil. Namun jika kita hanya menginginkan hasil akhir saja yang

baik, maka kita cukup menyampaikan definisi, fakta, prinsip-prinsip

dengan ceramah dan metode drill. Pada hasil penilaian akhir maupun

penilaian proses yaitu ketrampilan dan sikap ilmiah pengetahuan alam

serta test lisan dalam proses pembelajaran menunjukkan angka yang

signifikan. Kegiatan penemuan konsep energi panas memang lebih

sulit dilaksanakan guru jika dibanding dengan langsung memberikan

pengertian konsep dengan metode ceramah. Hal ini tergantung

kepada sikap guru apakah berniat ikut mengadakan pembaharuan

pendidikan atau tidak.

Dilihat dari aspek aktifitas siswa dalam proses pembelajaran

semua siklus menunjukkan bahwa kegiatan penemuan konsep energi

panas dengan model pembelajaran melalui pengalaman dapat

mewujudkan tujuan tersebut diatas. Hal ini dibuktikan dari hasit

observasi pengelolaan proses pembelajaran, aktifitas siswa. Maupun

hasil balikan siswa tentang aktivitas dalam pembelajaran.

Sebagai fasilitator bagi guru hal-hal tersebut diatas merupakan

pengalaman baru untuk menyediakan pengalaman belajar yang

menarik dan menyenangkan bagi siswa. Melalui pengalaman-

pengalaman pembelajaran seperti itu siswa menjadi termotivator untuk


43

mengetahui lebih jauh dan mengajukan berbagai pertanyaan hal-hal

yang berkaitan dengan energi panas. Pertanyaan-pertanyaan tersebut

mungkin dapat dijawab seketika atau pada pembelajaran selanjutnya.

Dengan demikian maka pembelajaran energi panas yang tidak

menarik, terlalu teoritis, bersikap abstraks, tidak didukung alat peraga

dan media pemahamannya kurang dimengerti siswa dan membuat

siswa tidak senang.


44

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Memperhatikan hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian

tentang permasalahan yang diteliti, dapat disimpulkan bahwa :

1. Hasil belajar siswa mengalami peningkatan yang signifikan dan

peningkatan tersebut relevan dengan respon siswa

VI SD Negeri Laju Kecamatan Langgudu Kabupaten Bima

Propinsi Nusa Tenggara Barat Tahun Pelajaran 2021/2022 yang

positif terhadap pembelajaran menemukan konsep energi panas

dengan model belajar melalui pengalaman

2. aktivitas siswa kelas VI SD Negeri Laju Kecamatan Langgudu

Kabupaten Bima Propinsi Nusa Tenggara Barat Tahun Pelajaran

2021/2022 untuk mengkonstruksikan pengetahuan mereka sendiri

cenderung meningkat (percobaan, menyelesaikan masalah dan

diskusi) sedang aktivitas siswa untuk mendengarkan

(memperhatikan) penjelasan guru, dan merespon pertanyaan guru

jika dibanding dengan pembelajaran energi bunyi dengan metode

ceramah lebih rendah.


45

B. Saran

1. Belajar menemukan konsep dengan model pembelajaran melalui

pengalaman ternyata memiliki kelebihan-kelebihan dan sesuai

PAKEM, oleh karenanya diharapkan bagi guru untuk

menerapkannya dalam proses pembelajaran pada konsep-konsep

tertentu.

2. Agar guru dapat berfungsi sebagai fasilitator dan motivator agar

siswa belajar mandiri dan membiasakan berfikir ilmiah.


46

DAFTAR PUSTAKA

Balai Penataan Guru, Surabaya (2003) Evaluasi Pembelajaran

Balai Penataan Guru, Surabaya (2003) Diklat Guru PBS IPA SD

Depdiknas (2004) Kurikulum 2004

Kristoro, Dipe, TESOL, M.A (2005) Materi Management Peningkatan Mutu

Berbasis Sekolah

Maryono, Bekti (2003) Kurikulum Pendidikan Dasar 1994 dan KBK

Maryono, Bekti (2006) Wawasan Kependidikan

Patmiati, HS, 2003, Konsep Sumber-Sumber Energi Bumi, CV. Pelita

Karya, Kalimantan Timur.

Pandu Jatmiko, 2004, Discovery and Blue Energy (terjemahan ed.al,

Hurteland James, Orland ; British

Soenarjo, Moendiksani, Dra. Hj. (2003) Peningkatan Profesi Guru.

Widayati, Ninik Sri, Dra (2003) Bahan Ajar Penelitian Tindakan Kelas.
47

Lampiran I
48

Lampiran II

SURAT KETERANGAN
IZIN PENYELENGGARAAN KEGIATAN P T K

Kepada Yth. Bapak / Ibu Kepala Sekolah Negeri Laju


Di
Tempat

Dengan Hormat,
Dengan surat ini, saya selaku peneliti sekaligus guru dan KS yang

mengajar di SD Negeri Laju Kecamatan Langgudu Kabupaten Bima memohon

Ijin kepada Bapak selaku Kepala Sekolah SDN Negeri Laju untuk mengadakan

Penelitian Tindakan Sekolah.

Adapun Jadwal Kegiatan PTK, saya lampirkan di bawah ini. Untuk itu,

saya mohon sekiranya untuk memberikan idzin penyelenggaran Kegiatan tersebut.

Demikian Surat permohonan ijin ini saya buat, dan terima kasih atas
kerjasamanya.

Laju-Langgudu-Bima, 2022
Hormat Saya,

Peneliti
49

Lampiran III

Buatlah : RPP IPA Pokok Bahasan Sumber-sumber Energi Panas

Kelas V Semester 2 Tapel ____/_____

RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : SD Negeri Laju

Semester : V/I

Tema : 6. Panas dan Perpindahannya

Subtema : 1. Suhu dan Kalor

Pembelajaran : Ke- 1

Pertemua : Ke- 1

Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan (2 x 35 Menit)

A. Kompetensi Inti (KI)


1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran
agama yang dianutnya.
2. Meiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi
dengan keluarga, teman, guru.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara
mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan
menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya,
makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda –
benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.
50

4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang


jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam
gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam
tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman
dan berakhlak mulia.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator

Kompetensi Dasar Indikat


or
IPA
3.6 Menerapkan 3.6.1 Menganalisis
konsep perpindahan peristiwa perpindahan
kalor dalam kehidupan sehari- energi panas
hari. 3.6.2 Menerapkan
4.1 Melaporkan hasil pengamatan konsep perpindahan
tentang perpindahan kalor. kalor
4.6.1 Melaporkan
pengamatan mengenai
perubahan
wujud
akibat sumber energi panas
Bahasa Indonesia
3.3 Meringkas teks penjelasan 3.3.1 Menganalisis teks
(eksplanasi) dari media cetak eksplanasi dari media cetak
atau elektronik. atau elektronik
4.3 Menyajikan ringkasan teks 3.3.2 Meringkas teks
penjelasan (eksplanasi) dari eksplanasi dari media cetak
media cetak atau elektronik atau elektronik
dengan menggunakan kosakata 4.3.1 Menyajikan ringkasan
baku dan kalimat efektif secara teks ekplanasi dari media
lisan, tulis, cetak atau elektronik
dan visual.

C. Tujuan Pembelajaran
1. Dengan menuliskan kata-kata kunci yang ditemukan
dalam tiap paragraph bacaan, siswa mampu meringkas
51

teks eksplanasi pada media cetak secara tepat.


2. Dengan membuat kesimpulan bacaan, siswa mampu
menyajikan ringkasan teks secara tepat.
3. Dengan melakukan percobaan tentang bagaimana
sumber energi panas dapat menyebabkan perubahan,
siswa mampu menerapkan konsep perpindahan kalor
dalam kehidupan sehari-hari secara bertangung jawab.
4. Dengan membuat laporan percobaan, siswa mampu
melaporkan hasil pengamatan tentang perpindahan
kalor secara tepat.

D. Materi Pembelajaran
1. Sumber energi panas
2. Perubahan wujud akibat sumber energi panas
3. Teks eksplanasi pada media cetak.

E. Model dan Metode Pembelajaran


Model : Learning Cycle 5E
Metode : Diskusi, Penugasan, Tanya Jawab, Pengamatan

F. Media / Alat dan Sumber Belaj


1. Gambar sumber energi panas
2. Wadah
3. Es batu
4. Arloji / Stopwacth

G. Sumber Pembelajaran
1. Buku Pedoman Guru Tema 6 Panas dan
Perpindahannya Kelas VI (Buku Tematik Terpadu
Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan, 2017).
2. Buku Siswa Tema 6 Panas dan Perpindahannya
Kelas VI (Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013,
52

Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,


2017).

H. Langkah – langkah pembelajaran

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi


waktu
Pendahulua 1. Kelas dibuka dengan salam dan 10 menit
n menanyakan kabar, memeriksa
kerapihan siswa dan mengecek
kesiapan
siswa. (Disiplin)
2. Guru meminta salah satu siswa untuk
memimpin doa sebelum kegiatan
belajar dimulai. (Religius)
3. Menyanyikan lagu waib nasional. Guru
memberikan penguatan tentang
pentingnya menanamkan semangat
Nasionalisme. (Nasionalisme)
4. Guru mengajak siswa untuk
melakukan jargon atau ice breaking
5. Guru menanyakan kehadiran siswa
6. Guru mengingatkan kembali mengenai
pembelajaran yang telah dipelajari
sebelumnya dan mengaitkan dengan
pembelajaran yang akan dipelajari.
Apersepsi
7. Guru menginformasikan pembelajaran
yang akan dipelajari.
8. Guru meminta salah satu siswa untuk
memimpin doa sebelum kegiatan
belajar dimulai. (Religius)
9. Menyanyikan lagu waib nasional. Guru
memberikan penguatan tentang
pentingnya menanamkan semangat
Nasionalisme. (Nasionalisme)
10. Guru mengajak siswa untuk
melakukan jargon atau ice breaking
11. Guru menanyakan kehadiran siswa
53

12. Guru mengingatkan kembali mengenai


pembelajaran yang telah dipelajari
sebelumnya dan mengaitkan dengan
pembelajaran yang akan dipelajari.
Apersepsi
13. Guru menginformasikan pembelajaran
yang akan dipelajari.
Isi Engagement 50 menit
1. Guru mengajukan pertanyaan
mengenai materi hari ini melalui
gambar dan kehidupan sehari-hari
a. Apa yang terjadi pada air di dalam
panci saat merebus?
b. Mengapa baju yang basah ketika
dijemur di bawah sinar matahari
dapat kering?
c. Sumber energi panas apa yang
kamu ketahui?
2. Siswa memberikan respon terhadap
pertanyaan yang diajukan oleh guru
berdasarkan pengalaman sehari-hari.
3. Siswa merumuskan prediksi-prediksi
mengenai materi hari ini yaitu sumber
energi panas
Exploration
4. Siswa dibagi menjadi
beberapa kelompok kecil.
5. Perwakilan tiap kelompok maju ke
depan untuk mengambil LKPD dan
peralatan yang telah disediakan.
6. Siswa secara berkelompok melakukan
percobaan mengenai perubahan
akibat adanya sumber energi panas.
7. Siswa secara
berkelompok
mendiskusikan hasil dari
percobaannya dan mencatat hasilnya.
Explanation
8. Perwakilan kelompok
mempresentasikan hasil diskusi dari
kegiatan percobaannya di depan
54

kelas.
Elaboration
9. Siswa diminta untuk menanggapi
penjelasan dari kelompok lain.
10. Siswa kembali terlibat dalam diskusi
kelas dengan bimbingan guru.
11. Guru memperbaiki miskonsepsi -
miskonsepsi mengenai hasil diskusi
yang telah disampaikan.
Evaluation
12. Guru membagikan lembar evaluasi
yang berkaitan dengan percobaan dan
materi hari ini
13. Siswa mengerjakan soal evaluasi
secara
Individu
Penutup 1. Guru dan siswa membuat kesimpulan 10 menit
dari pembelajaran yang sudah
dilakukan.
2. Guru melakukan refleksi terhadap
pembelajaran dan menanyakan
perasaan siswa dalam proses
pembelajaran.
3. Guru memberikan tindak lanjut untuk
mempelajari kembali pelajaran hari ini
4. Siswa merapihkan kembali ruang kelas.
5. Guru menutup pembelajaran dengan
berdoa bersama-sama yang dipimpin
oleh siswa. Religius
55

I. Penilaian Hasil Belajar


1. Penilaian Sikap
Teknik penilaian : Unjuk kerja Bentuk Instrumen
: Lembar observasi sikap
Kriteria Sangat baik Baik Cukup Perlu
bimbingan

4 3 2 1

Disiplin Siswa Siswa Siswa kurang Siswa belum


mengerjakan teliti menunjukan
tugas, cukup ketelitian
mengerjakan dalam dalam
baik tugas tugas, mengerjakan mengerjakan
individu baik tugas, tugas,
maupun tugas individu baik
kelompok. maupun tugas individu baik tugas
kelompok. maupun individu
kelompok. maupun
kelompok.
Percaya diri Saat Saat Saat Saat
mempresenta mempresenta mempresenta mempresenta
sikan sikan sikan sikan
hasil hasil hasil
pengamatan, hasil pengamatan, pengamatan,
siswa pengamatan, siswa kurang siswa
siswa percaya diri
sudah dan belum
percaya diri mulai percaya percaya diri
diri masih malu dan

masih malu
Bertanggung Siswa Siswa Siswa kurang Siswa
jawab aktif aktif tidak
berdiskusi cukup aktif berdiskusi ikut berdiskusi
dengan teman berdiskusi dengan teman dengan teman
dengan teman
dan dan dan
bertanggung dan kurang tidak
jawab dengan bertanggung bertanggung bertanggung
soal jawab dengan jawab dengan jawab dengan
soal soal soal
latihan yang
56

diberikan latihan yang latihan yang latihan yang


diberikan diberikan diberikan

Mengetahui Laju-Bima, April 2022


Kepala Sekolah Mahasiswa,

SITI RAONAH, S. PdI SAHBUDIN


NIP. 19700106 200701 2 014 NIM: 859152641

Lampiran IV

Daftar Hadir Siswa Kelas V Yang Menjadi Responden


Dalam Kegiatan PTK Model Pembelajaran Konsep Energi Panas

N L Bulan April 2022


NAMA SISWA /
O P
Tanggal
    1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3
1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1
1 NUR FAHMAWATI L
                                                             
2 ADRIAN L
                                                             
3 ALI HANAFI P
                                                             
CITRA CANTIKA L
4
SALSABILA                                                              
5 SUSI HARDIYANTI P
                                                             
6 FAHMI P
                                                             
7 ITA MULYANI L
                                                             
8 AYU P
                                                             
9 ANNIKA P
                                                             
10 FAHRU P
                                                             
11 M SOALIHIN P
                                                             
12 SRI ASIH P
                                                             
13 ALMAIDAH P
                                                             
14 AMIRA P
                                                             
15 ANANTA ARIASTI P
                                                             
16 FAHRUL L
                                                             
17 FELI NOVILIA P
                                                             
18 FIFI SUSANTI P
                                                             
19 FIRMANSYAH L
                                                             
20 IMAM AL-FATIR L
                                                             
21 IMEL PUTRI P
                                                             
22 ISMAIL L
                                                             
23 M. KHAIKAL AL- L
                                                             
57

FARIZI
MUHAMAD WALI AL L
24
QHOLIDIN                                                              
25 NURHAYATI P
                                                             
RABIATUL AL P
26
ADWIAH                                                              
27 RASTI P
                                                             
28 SAFRAN FAUJAN L
                                                             
29 SAKINA P
                                                             
30 USWATUN HASANAH P
                                                             
31 YUNI ANGGRIANI P
                                                             
32 MUTIYA UKMANA P
                                                             
33 RAHAYU ANJANI P
                                                             

Anda mungkin juga menyukai