Anda di halaman 1dari 27

PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD

Nurrahmah, S.Pd., M.Pd


MODUL 4
BILANGAN RASIONAL DAN DESIMAL

KB 2
KB Kesulitan Belajardan Pembelajaran Bilangan Rasional
1
Bilangan
KB 3
Perluasan Nilai
Tempat
Desimal
Kegiatan Belajar 1

Bilangan Rasional
BILANGAN RASIONAL

 LATAR BELAKANG

1. Ada pengganti bilangan cacah x sehingga kalimat – kalimat dibawah ini


bernilai benar :
Dimana : 36 : 9 = x
42 : 7 = x
27 : 3 = x

2. Tidak ada pengganti bilangan cacah x sehingga kalimat – kalimat


dibawah ini bernilai benar :
Dimana : 3: 2 = x
7:3=x
35 : 8 = x
BILANGAN RASIONAL

Untuk mengganti nilai x dari sebarang kalimat yang mempunyai bentuk p : q = x,


dengan p dan q adalah bilangan – bilangan cacah dan q≠0, ditulis dalam bentuk p/q,
bentuk ini disebut pecahan , dimana dalam bentuk pecahan tersebut p, disebut
sebagai pembilang (numerator) , dan q disebut penyebut (denumerator) .

Oleh karena itu bilangan rasional adalah bilangan


yang dapat dinyatakan dalam bentuk p/q, dengan
p,q adalah bulat dan q ≠ 0.
BILANGAN RASIONAL

DEFINISI – DEFINISI PECAHAN


DEFINISI 4.1
Pecahan adalah suatu lambang yang memuat pasangan berurutan bilangan -

DEFINISI 4.2
Pecahan p/q sama dengan pecahan r/s, ditulis p/q = r/s jika dan hanya jika p
BILANGAN RASIONAL

DEFINISI 4.3
Bilangan rasional adalah bilangan – bilangan yang dapat dinyatakan sebagai pec

DEFINISI 4.4
JikaFaktor Persekutuan Terbesar (FPB) dari p dan q sama dengan (p,q) = 1, m

Penyederhanaan pecahan p/q dilakukan dengan membagi pembilang dan peny


BILANGAN RASIONAL

DEFINISI 4.5

p/q = pxr/qxr , untuk semua bilangan bulat p,q ≠ 0, dan r≠0

DEFINISI 4.6 (operasi penjumlahan dan pengurangan )

Jika p/q dan r/s adalah sebarang dari bilangan rasional, maka p/q+r/s = ps+
BILANGAN RASIONAL

SIFAT – SIFAT OPERASI PENJUMLAHAN


DAN PENGURANGAN BILANGAN
RASIONAL

1. Penjumlahan dan pengurangan bilangan rasional bersifat tertutup


: p/q + r/s = p/q – r/s adalah bilangan rasional
2. Penjumlahan bilangan rasional bersifat komutatif
p/q + r/s = r/s+p/q
3. Penjumlahan bilangan rasional bersifat
assosiatif p/q+(r/s+t/u) = (p/q + r/s) + t/u
4. Penjumlahan bilangan rasional mempunyai unsur identitas 0 yang tunggal
sehingga p/q + 0 = 0 + p/q = p/q ( 0 adalah bilangan rasional karena dapat
dinyatakan sebagai pecahan 0/x, dengan x ≠ 0)
BILANGAN RASIONAL

5. Setiap bilangan rasional mempunai inver terhadap penjumlahan, yaitu


untuk setiap bilangan rasional p/q, ada bilangan rasional − ( p/q) sehingga:
p/q + (−p/q) = (−p/q) + p/q = 0, invers p/q terhadap penjumlahan disebut
lawan −p/q .
6. penjumlahan dan pengurangan bilangan rasional adalah tunggal
7. Jika r≠0 , maka p/r + q/r = p+q/r

DEFINISI 4.7 (operasi perkalian dan pembagian )

Jika p/q dan r/s adalah sebarang dua bilangan rasional


maka p/q x r/s = ps/qs dan p/q/r/s = ps/qs
BILANGAN RASIONAL

SIFAT – SIFAT OPERASI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN

Jika p/q = r/s dan t/u adalah bilangan rasional, maka

1. Perkalian pada bilangan rasional bersifat tertutup p/q x r/s adalah bilangan
rasional, sedangkan operasi pembagian bersifat tidak tertutup , sebab
pembagian dengan 0 tidak didefinisikan sehingga pembagian bilangan rasional
tidak selalu menghasilkan bilangan rasional.
2. Perkalian pada bilangan rasional bersifat
komutatif p/q x r/s = r/s x p/q
3. Perkalian pada bilangan rasional bersifat assosiatif
p/q x (r/s x t/u) = (p/q x r/s) x t/u
4. Perkalian pada bilangan rasional mempunyai unsur identitas 1 yang tunggal
sehingga p/q x 1 = 1 x p/q = p/q( 1 adalah bilangan rasional karena dapat
dinyatakan senagai pecahan x/x, dengan x≠0)
BILANGAN RASIONAL

5. Kecuali 0, semua bilangan rasional yang mempunyai invers terhadap x


yaitu : p/q x q/s = q/s x p/q = 1, berarti p/q dan q/p saling invers. Invers pq
terhadap x disebut kebalikan – p/q, yaitu q/p.
6. perkalian sebarang bilangan rasional dengan 0 adalah 0
yaitu, p/q x 0 = 0 x p/q
7. Perkalian bilangan rasional adalah tunggal.
8. x bersifat distributif terhadap t, yaitu :
p/q x (r/s x t/u) = (p/q x r/s) + (pq x t/u) dan
( p/q x r/s) x t/u = ( p/q x t/u) + (r/s x t/u)
BILANGAN RASIONAL

DEFINISI 4.8

Jikap/q dan r/sadalahsebarangduabilanganrasional


penyebutnya positif yaitu ( q > 0dan s > 0 ), maka p/q sama
dengan r/s, atau ( p/q = r/s) jika dan hanya jika ps = qr, dan p/q kurang d

CONTOH :

1. 3 ¼ + 2 – ½ x 10
2. ( 15 : 1 ½ ) + ( 2 x ¼ )
3. 2/3 + 4/9 – 1 ¼ : 3/8 + 1/8
BILANGAN RASIONAL
PENYELESAIAN :
1. 3 ¼ + 2 – ½ x 10 3. 3/2 + 4/9 – 1 ¼ : 3/8 + 4/18
= ( 13/4 + 2) – ( ½ x 10) = 2/3 + 4/9 – ( 5/4 : 3/8)_ + 4/18
= ( 13/4 + (2 – 5 ) = 2/3 + 4/9 – ( 5/4 x8/3 ) + 4/18
= (13/ 4 – 3 ) = 2/3 + 4/9 – ( 40/12 ) + 4/18
= ( 13 – 12/4 ) = 2/3 + 4/9 – ( 10/3 ) + 4/18
= ¼ = 2/3 – 10/3 + 4/9 + 4/18
= -8/3 + 12/18
2. ( 15 : 1 ½ ) + ( 2 x ¼ ) = -36/18
= ( 15 : 3/2 ) + ( 2/4) = -2
= ( 15 x 2/3 ) + ( ½ )
= 30/3 + ½
= 10 + ½
= 20 + ½
= 21/2
= 10 ½
Kegiatan belajar 2

Kesulitan belajar dan pembelajaran


bilangan Rasional
BILANGAN RASIONAL

KESULITAN SISWA DALAM PEMBELARAN BILANGAN


RASIONAL
1. siswa kurang tahu makna dari peahan ½ , 2/3 , ¾
2. Siswa kurang memahami perkalian bilangan asli dengan pecahan
3. Siswa mengalami dalam memahami pecahan – pecahana yang senilai
4. Siswa mengalami kesulitan dalam membandingkan dan mengurutkan pecahan
5. Siswa mengalami kesulitan untuk mencari hasil pembagian misalnya (1 : ½ ),
(1:1/3) , (4 : 1/5)
6. Siswa mengalami kesulitan untuk mencari hasil pembagian misalnya ( 2: ½ ),
(2: 1/3), (2 : 1/5)
7. Siswa mengalami kesulitan untuk mencari hasil pembagian misalny ( 1 : 2/3),
(1 : ¾), (3:3/4)
8. Siswa mengalami kesulitan untuk mencari hasil pembagian dalam bentuk ( ¾ :
2/3) dan ( 2/3 : 3/8)
BILANGAN RASIONAL

9. Siswa mengalami kesulitan untuk mencari hasil bagian dalam bentuk 2/5 : ¾
10. Siswa mengalami kesulitan umtuk mencari hasil pembagian sembarang
pecahan p/q : r/s
11. Siswa mengalami kesulitan untu mencari penjumlahan p/q + r/s dan
pengurangan p/q – r/s
Kegiatan Belajar 3

Perluasan Nilai Tempat Desimal


BILANGAN RASIONAL

pecahan desimal adalah pecahan yang mempunyai penyebut yaitu sepuluh,


seratus, seribu dan seterusnya.

Konsep pecahan desimal


a. konsep persepuluh
Untuk penyebut persepuluhan maka dibelakang koma ada 1
angka yang merupakan angka pembilang.

Contoh :

1/10 = 0.1
½ = 5/10 = 0,5
BILANGAN RASIONAL

Konsep perseratus
Untuk penyebut perseratusan maka dibelakang koma ada 2 angka yang mer

Contoh :
1/100 = 0,01
2/100 = 0,02
¾ = 75/100 = 0,75
Konsep perseribuan
Untuk penyebut perseribuan maka dibelakang koma ada
3 angka yang merupakan angka pembilang
BILANGAN RASIONAL

Contoh :
1/1000 = 0,001
1/8 = 125/1000 = 0,125

Nilai tempat desimal


Perhatikan bilangan – bilangan pecahan yang penebutnya kelipatan 10 seperti
1/10, 1/100, 1/1000, 1/10000 jika bilangan – bilangan pecahan itu ditullis
dalam bentuk pecahan desimal, maka penulisannya adalah sebagai berikut :

1/10 ditulis 0,1


1/100 ditulis 0,01
1/1000 ditulis 0,001
1/10000 ditulis 0,0001
BILANGAN RASIONAL

Nilai tempat pada pecahan desimal dapat dijelaskan dapat dijelaskan seperti
contoh dibawah ini :

1 2 3 , 4 5 6

ratusan puluhan satuan persepuluhan perseratusan perseribuan

nilainya nilainya nilainya nilainya nilainya nilainya


100 20 3 4/10 (0,4) 5/100 (0,05) 6/1000 (0,006)
BILANGAN RASIONAL

 ATURAN PEMBULATAN DALAM BILANGAN DESIMAL

Hasil pembulatan disebut pendekatan menurut tempat desimal yang


dikehendaki, yaitu :

1. Pembulatan sampai satuan terdekat, puluhan terdekat,


ratusanterdekat,ribuanterdekat,sepuluhribuan
terdekat dan seterusnya.
2. Pembulatan sampai persepuluhan terdekat (satu
tempat desimal), perseratusan terdekat ( dua tempat desimal ), perserib
BILANGAN RASIONAL

Cara memperoleh nilai pendekatan atau aturan pembulatan adalah sebagai berikut :

1. tentukan nilai pendekatan yang dikendaki


2. jika angka disebelah kanan letak pendekatan adalah kurang dari, maka sem
jika angka disebelah kanan letak pendekatan adalah 5 atau lebih dari
3.
5makatambahan1 pada angka letak pendekatan, dan semua
bilanagn di sebelah kanan dibuang atau dihapus

Contoh :
Bulatkan 27654,64735
1. Satuan terdekat 4. Perseratus terdekat
2. Puluhan terdekat
3. Satu tempat desimal
BILANGAN RASIONAL

Penyelesaian :

1. 27654,64735
lebih dari 5
tempat
satuan letak pendekatan

karena angka disebelah kanan letak pendekatan adalah lebih dari 5, maka
ditambahkan pada 4, dan 64735 dihapus, sehingga hasil pembulatan sampai
satuan terdekat adalah 27655.
2. 27654,64735
lebih dari 5
tempat
puluhan letak pendekatan
karena angka disebelah kanan letak pendekatan kurang dari 5, maka semua
bilangan disebelah kanan 5 dihapus, sehingga hasil pembulatan sampai
puluhan terdekat adalah 27650.

3. 27654,64735
kurang dari 5
satu tempat
desimal letak pendekatan

karena angka disebelah kanan 6 adalah kurang dari 5, maka semua bilangan
di sebelah kanan6 dihapus, sehingga hasil pembulatan sampai satu tempat
desimal ( persepuluh terdekat) adalah 27654,6

4. 27654,65
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai