Anda di halaman 1dari 23

FILE SERVICE

Pendahuluan

Distributed File System (File Sistem Terdistribusi) disingkat DFS adalah file sistem
yang mendukung sharing files dan resources dalam bentuk penyimpanan persistent di sebuah
network. File server pertama kali didevelop pada tahun 1970 dan Sun NFS (Network File
System) menjadi DFS pertama yang banyak digunakan setelah awal pemunculannya di tahun
1985. DFS yang terkenal selain NFS adalah AFS (Andrew File System) dan CIFS (Common
Internet File System).

Sebuah file server menyediakan file service ke client. Dari sisi client terdapat interface
untuk file service dalam hal operasi primitif file, seperti membuat file (create), menghapus
(delete) dan read / write file. Komponen perangkat keras utama yang mana file server
mengontrolnya adalah sebuah local storage (umumnya disk drive / HDD). Ditempat itulah
file-file tersimpan dan dari tempat tersebut request client meretrive file. Pada DFS client, server
dan juga perangkat penyimpanan merupakan mesin terpisah dalam sebuah lingkungan
terdistribusi (Intranet). Jadi, aktifitas layanan (service) dibawa melewati jaringan (network), jadi
selain sistem memiliki satu data terpusat, sistem memiliki beberapa perangkat penyimpanan
independent. Konfigurasi konkret dan juga implementasi dari sebuah DFS dapat beragam
bentuknya. Dalam beberapa konfigurasi, server berjalan sebagai dedicated machine (layanan
terpusat) atau juga menjadi server dan client. DFS dapat diimplementasikan sebagai bagian dari
Sistem Operasi Terdistribusi dengan sebuah layer software yang tugasnya mengatur
komunikasi antara sistem operasi konvensional dan file system.

Parameter untuk mancapai DFS adalah transparansi. Secara ideal, DFS terlihat sebagai
bentuk file system terpusat, faktor keseragaman (multiplicity) dan penyebaran server serta
perangkat penyimpanan tidak terlihat oleh user. Oleh karena itu interface client yang digunakan
program tidak akan membedakan antara file local dan remote. Semuanya tergantung dari
implementator DFS untuk mengalokasikan file-file dan menyusun transportasi data. Kelebihan
lain dari DFS adalah peningkatan performa. Yang menjadi tolak ukur pengukuran
performa DFS adalah waktu yang dibutuhkan untuk merespon request layanan.
Saling berbagi media penyimpanan informasi sudah menjadi sesuatu hal yang penting
dalam resource sharing. Desain service file terdistribusi yang baik adalah menyediakan akses
distribusi file dengan performansi dan realibilitas yang sama atau lebih baik dari penyimpanan
file-file dalam disk local dalam bentuk transparent.

Desain skala besar dari proses sistem penyimpanan baca tulis file pada wide area
menimbulkan masalah pada load balancing, reliabilitas, avaibility dan security. File sistem yang
terdistribusi mengemulasikan fungsionalitas dari file sistem tak terdistribusi untuk program
client yang berjalan pada komputer remote. File sistem terdistribusi juga
menyediakan hal-hal pokok untuk pengorganisasian komputer yang berbasiskan jaringan
intranet.

Layanan File Terdistribusi :

 Layanan Dasar

• Tempat penyimpanan tetap untuk data dan program

• Operasi terhadap file (create, open, read,…)

• Multiple remote clients (dalam intranet)

• File sharing

• Menggunakan semantic one-copy update umum, melalui RPC

 Perkembangan baru

• Persistent object stores (storage of objects)

 Persistent Java, Corba, …

• Replikasi, caching keseluruhan file

• Multimedia terdistribusi (contoh: file server Tiger video)

Sistem file terdistribusi bertujuan untuk mencontoh fungsi dari sistem file non‐
terdistribusi pada program klien yang berjalan di komputer‐komputer dalam suatu jaringan.
Dimulai dengan pembahasan mengenai sistem storage terdistribusi dan non‐terdistribusi. Sistem
file awalnya dikembangkan untuk sistem komputer terpusat dan komputer desktop sebagai
fasilitas sistem operasi yang menyediakan antarmuka pemrograman yang bagus dalam
storage disk. Setelah itu, mereka menambahkan fasilitas seperti kontrol akses dan mekanisme
file‐locking yang membuatnya menjadi lebih berguna dalam pengiriman data dan program.
Sistem file terdistribusi mendukung pengiriman informasi dalam bentuk file dan sesumber
hardware dalam bentuk storage lewat intranet. File service yang telah dirancang dengan
baik menyediakan akses ke file yang disimpan pada server dengan performance yang sama
atau bahkan lebih baik dari file yang disimpan pada local disk. Desainnya disesuaikan
dengan performance dari jaringan lokal dan oleh karena itulah menjadi yang paling efektif

dalam menyediakan pengiriman storage untuk digunakan di intranet.

Gambar Service Terdistribusi

File Service
File service adalah suatu perincian atau pelayanan dari file system yang ditawarkan
pada komputer client. Suatu file server adalah implementasi dari file service dan berjalan pada
satu atau lebih mesin. File itu sendiri berisi dari nama, data dan atribut file seperti
kepemilikan file, ukuran, waktu pembuatan file dan hak akses file. File sistem merupakan
mekanisme penyimpanan on-line serta untuk akses, baik data maupun program yang berada
dalam sistem operasi.

File System merupakan struktur logika yang digunakan untuk mengendalikan akses
terhadap data yang ada pada disk. File System menyediakan mekanisme untuk
penyimpanan data dan program yang dimiliki oleh sistem operasi serta seluruh pengguna
dari sistem computer

File System terdiri dari dua bagian:

• Kumpulan file yang masing-masingnya menyimpan data-data yang


berhubungan

• Struktur direktori yang mengorganisasi dan menyediakan informasi mengenai seluruh


file dalam system

Masing-masing Sistem Operasi menggunakan cara yang berbeda dalam mengatur dan
mengendalikan akses data dalam disk. Cara pengaturan dan pengendalian ini tidak
bergantung pada spesifikasi dari perangkat keras. Misalnya suatu hard disk dengan
spesifikasi yang sama dapat menggunakan file system yang berbeda. Struktur logika dari
suatu hard disk memiliki pengaruh yang besar terhadap kinerja, daya tahan, dan
pengembangan dari suatu disk. Penetepan file system dalam suatu disk dilakukan pada saat
disk tersebut di format.

File System merupakan interface yang menghubungkan sistem operasi dengan disk.
Ketika program aplikasi yang sedang dijalankan memerlukan pembacaan file dari hard
disk, sistem operasi meminta file system untuk membuka file yang diinginkan. File
system harus mengetahui lokasi penyimpanan file yang dibaca. Setelah menemukan
lokasinya, file system membaca data yang ada dan mengirimkan data tersebut pada sistem
operasi.
Atribut File

File adalah kumpulan informasi berkait yang diberi nama dan direkam pada penyimpanan
sekunder. Atribut file terdiri dari :

1. Nama
Merupakan satu-satunya informasi yang tetap dalam bentuk yang bisa dibaca oleh
manusia (human readable form)
2. Type
Dibutuhkan untuk sistem yang mendukung beberapa tipe berbeda
3. Lokasi
Merupakan pointer atau penunjuk ke device dan lokasi file pada device tersebut berada
4. Ukuran (Size)
Ukuran file pada saat itu, baik dalam byte, huruf ataupun blok
5. Proteksi
Informasi mengenai kontrol akses, misalnya siapa saja yang boleh membaca, menulis
dan mengeksekusi file
6. Waktu, tanggal dan identifikasi pengguna
Informasi ini biasanya disimpan untuk :
• Pembuatan file
• Modifikasi terakhir yang dilakukan pada file
• Penggunaan terakhir file

Atribut File
Panjang
Membuat filetimestamp
Membaca timestamp
Menulis timestamp
Atribut timestamp
Jumlah reference
Pemili
k
Tipe
file
Daftar kontrol akses

Karakteristik File System

File system bertugas dalam organisasi, storage, retrieval (memperbaiki), penamaan,


sharing, dan proteksi terhadap files. File dikirim ke dalam disk atau non-volatile storage
media lainnya. File meliputi data dan atribut. File system didesain untuk menyimpan
dan mengatur banyak dan besar file dengan fasilitas untuk membuat, memberi nama dan
menghapus file. File system juga bertanggung jawab untuk pengontrolan dari akses file,
akses terbatas ke file oleh user yang berhak dan tipe-tipe dari akses yang diminta.

 Operasi pada file (=data + atribut)

• Create/delete

• Query/modifikasi atribut

• Open/close

• Read/write

• Akses kontrol

 Organisasi penyimpanan
• Struktur direktori (hirarki, pathname)
• Metadata (pengaturan informasi file) : atribut file, informasi struktur
direktori, dll.

Struktur File System


Berikut ini merupakan struktur dari sistem file :

• Modul direktori : menghubungkan nama file dengan ID file

• Modul File : menghubungkan ID dengan file tertentu

• Modul Akses Kontrol : memeriksa permission utuk operasi yang diminta

• Modul Akses File : read / write data file atau atribut

• Modul Blok : akses dan alokasi blok disk

• Modul Perangkat : disk I/O dan buffering

Kebutuhan sistem file terdistribusi

 Transparency
Keseimbangan antara flesibilitas dan skalabilitas terhadap kompleksitas dan
performansi dalam desainnya. Client tidak menyadari adanya lingkungan
terdistribusi. Transparency dalam File System Terdistribusi:
• Access Transparency
Suatu client tidak mengetahui bahwa file-file di distribusikan dan dapat
mengaksesnya dengan cara yang sama seperti file lokal yang diakses.
• Location Transparency
Suatu nama konsisten mencakup lokal seperti halnya file yang jauh. Nama dari
suatu file tidak memberi tahu lokasinya.
• Concurrency Transparency
Semua client mempunyai pandangan yang sama dari suatu status file sistem.
Ini berarti bahwa jika satu proses sedang memodifikasi suatu file, proses lain
yang berada pada suatu sistem yang sedang mengakses file tersebut akan dapat
melihat modifikasi tersebut di dalam suatu cara yang jelas.
• Failure Transparency
Suatu client dan client program perlu beroperasi dengan tepat setelah adanya
suatu kegagalan server.
• Heterogenity
File service harus dapat menyediakan layanan walaupun berbeda hardware dan
operating system platform.
• Scalability
Suatu file sistem harus dapat bekerja dengan baik di dalam lingkungan yang
kecil dan juga dapat bekerja dalam skala yang besar.
• Replication Transparency
Untuk mendukung skalabilitas, kita mungkin dapat membuat tiruan suatu file
menyebrangi beberapa server.
• Migration Transparency
Suatu file harus dapat berpindah tanpa sepengetahuan clientnya.
 Concurrent File Updates
Perbaruan file serentak bersamaan antara file server dan client. Kebanyakan arah sistem
mengikuti standar UNIX dalam memberikan pelayanan advisory atau mendatory file
atau record file level locking.
 File Replication
Replikasi dapat untuk share load, untuk mempertinggi fault tolerance, dan untuk
mempertinggi scalability. Kebanyakan sistem yang ada dapat melayani caching dengan
replication terbatas. Sebagian dapat melayani full replication.
 Hardware dan Operating Systems
Heterogenitas atau kesamaan adalah kebutuhan yang sangat penting dalam melayani
keterbukaan.
 Fault Tolerance
Service harus terus menerus beroperasi walaupun terjadi kesalahan atau error pada client
ataupun server
 Consistency
Ketika file‐file direplikasi atau di‐cache pada site yang berbeda, ada delay yang tak bisa
dihindari pada propagasi modifikasi dari satu site ke set lain yang membawa copy, dan
ini bisa menghasilkan beberapa deviasi dari one‐copy semantic.
 Security
Semua sistem melayani mekanisme akses kontrol berbasiskan daftar akses kontrol (access
control lists)
 Efficiency
Sistem harus dapat melayani perbandingan performance apakah lebih baik atau tidak.

Komponen File Service

File service memiliki komponen-komponen sebagai berikut :

1. File Service

File service adalah suatu perincian atau pelayanan dari file system yang ditawarkan
pada komputer client. Suatu file server adalah implementasi dari file service dan berjalan
pada satu atau lebih mesin. File itu sendiri berisi dari nama, data dan atribut file seperti
kepemilikan file, ukuran, waktu pembuatan file dan hak akses file.

2. Directory Service

Directory service merupakan sebuah service yang digunakan untuk menghubungkan


semua resource yang ada pada jaringan dan berperan semacam sebuah buku telpon raksasa.
Directory service pada NT 4 mempunyai peran penting dalam mengatur proses logon dan
administrasi security secara terpusat.
Pada generasi DS yang lebih lanjut, Microsoft memperkenalkan ADS yang disertakan
bersama OS Windows 2000 server. ADS generasi kedua ini mempunyai kemampuan yang
jauh lebih besar daripada pendahulunya. Selain itu Microsoft juga mempermudah
administrasi dari ADS dengan menggunakan system hierarchical view dan multimaster.

3. Naming Service

Suatu name service dapat menyimpan kumpulan satu atau lebih konteks penamaan
yaitu sehimpunan keterkaitan antara nama dan atribut objek, seperti user, komputer, services,
dan remote object.

a. Location independence :

File dapat dipindahkan tanpa penggantian nama. Hal-hal yang umum untuk penamaan
file dan direktori :

1. Mesin + nama path e.g / machine / path atau machine : path

2. Mounting File sistem secara remote kedalam hirarki local file

3. Single name space yang sama pada semua mesin

b. Dua level penamaan :

Nama simbolik yang dilihat user dan nama binary yang dilihat oleh sistem.

Hal-hal yang dibutuhkan untuk standar penamaan Name Service :

• Penamaan unik yang standard

• Konsistensi

• Scalability

• Performance dan Availability

• Mudah menyesuaikan terhadap perubahan


• Perlindungan kegagalan

Pilihan Desain dalam File Service

 Stateful

• Server menyimpan informasi tentang file yang terbuka, dan posisi file
sekarang (current position)

• Open (dibuka) sebelum access dan kemudian ditutup

• Menyediakan file locks

• Performa yang lebih baik – pesan yang lebih pendek, dimungkinkan untuk read-
ahead

• Server failure - kehilangan state

• Client failure - tables fill up

 Stateless

• Server tidak menyimpan state informasi

• Operasi file harus mengandung semua yang diperlukan (memuat pesan yang
lengkap)

• Dapat dengan mudah di-recovery apabila terjadi client ataupun server crash

• Membutuhkan extra lock server untuk mempertahankan state

• Perancangan file server yang lebih simpel


Arsitektur File Service

 Layanan Flat File (Flat file service)

• Beroperasi pada isi file

• Unique File Identifier (UFID)

• Penterjemahan dari UFIDs ke lokasi file

 Layanan Directori (Directory Service)


• Directory
o Conventional file (client terhadap layanan flat file)
o Memetakan text names ke ufids
• Operasi
o Memerlukan fileid, machine readable ufid sebagai parameter
o Locate file (lookup)
o Add/delete file (addname/unname)
o Mencocokkan nama file terhadap ekspresi regular (getnames)
 Modul Client

• Menyediakan aplikasi untuk mengakses layanan file jarak jauh secara transparan

• Menyimpan status (state): open files, positions

• Mengetahui lokasi jaringan dari flat file dan directory server

 Layanan Flat file melalui RPC interface


• Digunakan oleh modul client, bukan user programs

o FileId (UFID) mendefinisikan file secara tunggal

o Mengirim pesan invalid jika file tidak ada atau akses yang tidak wajar.

o Read/Write; Create/Delete; Get/SetAttributes

• No open/close (unlike UNIX)

o Akses secara langsung dan segera dengan FileId

o Read/Write mengidentifikasi saat dimulai

• Meningkatkan fault-tolerance

o Operations idempotent kecuali Create, dapat diulang (semantic atleast-once


RPC)

o Stateless service

Contoh Distributed File System


File server pertama kali didevelop pada tahun 1970 dan Sun NFS (Network File System)
menjadi DFS pertama yang banyak digunakan setelah awal pemunculannya di tahun 1985. DFS
yang terkenal selain NFS adalah AFS (Andrew File System) dan CIFS (Common Internet File
System).

New developments :

• AFS, Andrew file system (CMU 1986)

Whole-file serving (64kbytes), whole-file caching (pada local client disk, ratusan file
yang baru digunakan)

• NFS protocol (precise one-copy update semantics)

Spritely NFS: memperluas open/close dengan state info yang disimpan di


server, menambah server callbacks untuk memberitahu tentang cache entries

• WebNFS (Program Internet dapat berinteraksi secara langsung ke NFS server, bypassing
mount).

• xFS (serverless network, file serving bertanggung jawab terhadap distribusi diantara
LAN)

 NFS (Network File System)

Network File System (NFS) merupakan sebuah protokol yang dikembangkan oleh Sun
Microsystem pada tahun 1984 dan NFS didefinisikan dalam RFC 1094, 1813 dan 3530 sebagai
“DFS” yang mengijikan sebuah komputer untuk mengakses file melalui network serasa akses
file di disk local. NFS merupakan protokol yang sangat mendukung dalam pengaplikasian suatu
file system yang terdistribusi.
Tujuan dari NFS adalah untuk memungkinkan terjadinya pertukaran sistem berkas secara
transparan antara mesin-mesin bebas tersebut. Hubungan yang terjadi di sini didasarkan pada
hubungan client-server yang menggunakan perangkat lunak NFS server dan NFS client yang
berjalan diatas workstation.

NFS didesain agar dapat beroperasi di lingkungan ataupun jaringan yang heterogen yang
meliputi mesin, platform, sistem operasi, dan arsitektur jaringan. Ketidaktergantungan ini didapat
dari penggunaan RPC primitif yang dibangun diatas protokol External Data Representation
(XDR).

Jika misalnya terjadi sebuah pertukaran sistem berkas antara server dan client , maka
pertukaran sistem berkas yang terjadi disini harus dipastikan hanya berpengaruh pada tingkat
client dan tidak mempengaruhi sisi server , karena server dan client adalah mesin yang berbeda
dan sama-sama bebas. Untuk itu, mesin client harus melakukan operasi mount terlebih dahulu
agar remote directory dapat diakses secara transparan.

Caching dalam NFS

• Indispensable untuk performance

• Caching
o Menyimpan data yang baru saja dipakai (file pages, directories, file attributes) dalam
cache

o Updates data in cache untuk kecepatan

o Ukuran block biasanya 8kbytes

• Server caching

o Cache dalam server memory (UNIX kernel)

• Client caching

o Cache dalam client memory, local disk

Server caching

• Menyimpan data dalam server memory

• Read-ahead: anticipate pages mana yang dibaca

• Delayed write

o Update dalam cache; menulis ke disk secara periodic (UNIX sync ke synchronise
cache) atau ketika membutuhkan tempat.

o Which contents seen by users depends on timing

• Write through

o Cache dan menulis ke disk (reliable, poor performance)

• Write pada saat menutup

o Menulis ke disk hanya ketika menerima commit (cepat tetapi bermasalah dengan files
open untuk waktu yang lama).

Client caching
• Berpotensi terhadap masalah konsistensi

o Menmbulkan berbagai versi, bagian file, … karena proses menulis yang di-delay

o Clients melakukan polling server untuk memeriksa apakah proses copy masih valid

• Timestamp method

o Tag untuk chek validasi terakhir dan waktu modifikasi terakhir,

o Copy valid jike waktu secak check terkahir kurang dari freshness interval, atau waktu
modifikasi pada modification time pada server yang sama.

o Choose freshness interval secara adaptive, 3-30 sec untuk files, 30-60 second untuk
directories

o Untuk small freshness interval, berpotensi heavy load pada network

• Reads

o Perform validity check ketika cache entry digunakan

o Jika tidak valid, request data dari server

o Several optimisations untuk mengurangi traffic

o Recent updates tidak sealalu visible

• Writes

o When page dimodifikasi, diberi tanda kotor (dirty)

o Dirty pages flushed asynchronously, periodically (client’s synch) dan pada saat close

• Not truly one-copy update semantics.

Protokol NFS
NFS umumnya menggunakan protokol Remote Procedure Call (RPC) yang berjalan di
atas UDP dan membuka port UDP dengan port number 2049 untuk komunikasi antara client
dan server di dalam jaringan. Client NFS selanjutnya akan mengimpor sistem berkas remote
dari server NFS, sementara server NFS mengekspor sistem berkas lokal kepada client.

Mesin-mesin yang menjalankan perangkat lunak NFS client dapat saling berhubungan
dengan perangkat lunak NFS server untuk melakukan perintah operasi tertentu dengan
menggunakan request RPC. Adapun operasi-operasi yang didukung oleh NFS adalah sebagai
berikut:

• Mencari berkas di dalam direktori.

• Membaca kumpulan direktori.

• Memanipulasi link dan direktori.

• Mengakses atribut berkas.

• Membaca dan menulis berkas.

Perlu diketahui bahwa server NFS bersifat stateless , yang artinya setiap request harus
mengandung argumen yang penuh dan jelas sebab server NFS tidak menyimpan sejarah
informasi request . Data yang dimodifikasi harus di commit ke server sebelum hasilnya di
kembalikan ke client . NFS protokol tidak menyediakan mekanisme concurrency-control.

Beberapa manfaat NFS diantaranya ialah :

• Lokal workstations menggunakan ruang disk lebih kecil

• Pemakai tidak harus membagi direktori home pada setiap mesin di jaringan

• Direktori home dapat di set up pada NFS server dan tersedia melalui jaringan

• Device penyimpanan seperti floppy disk, CDROM drives, dll dapat digunakan oleh
mesin lainnya

Kerugian / Kelemahan NFS :


• Desain awal hanya untuk jaringan yang lokal dan tertutup

• Security

• Congestion (Traffic yang tinggi bisa menyebabkan akses lambat)

 AFS (Andrew File System)

AFS menyediakan akses transparan ke remote shared file untuk program UNIX yang
berjalan di workstation. Akses ke AFS file menggunakan file UNIX normal primitif, meng‐
enable program UNIX yang ada to aksesfile tanpa modifikasi atau rekompilasi.

Perbedaan mencolok antara NFS dan AFS terletak pada desain dan
implementasinya. AFS didesain dengan performa baik untuk jumlah penggunak aktif yang
lebih besar daripada didtem file terdistribusi lainnya. AFS memiliki dua karakteristik desain
yang luar biasa:

• Whole‐file serving : seluruh isi direktori dan file di transmisikan ke komputer


client oleh server AFS. (di AFS3, file yang ukurannya lebih dari 64kbytes
ditransfer dalam 64kbyte chunks).

• Whole‐file caching : setiap kali copy dari sebuah file atau chunk telah
ditransfer ke komputer client, maka akan disimpan di cache di local disk. Cache
tersebut mengandung ratusan file yang telah digunakan oleh komputer tersebut
dan bersifat permanen.

Skenario yang mengilustrasikan operasi AFS:

• Ketika proses user di komputer client menyetakan sebuah open sistem call pada
sebuag file yang merupakan shared file dan tidak ada copy dari file tersebut pada local
chace, server memuat dimana file diletakkan dan dikirim poermintaan untuk copy
dari file tersebut
• Copian tersebut disimpan di local UNIX file sistem pada komputer client.

• Subsequent read, write dan operasi lainnya pada file oleh proses pada komputer
client diterapkan pada copian tersebut.

• Ketika proses di komputer client menyatakan sebuah close system call, jika isi
copian tersebut telah terupdate, maka akan dikirim kembali nke server. Server
akan meng‐ update isi dan timestamp file. Dan kopian pada local disk akan tetap,
mungkin saja akan digunakan lagi pada komputer tersebut.

Implementasi

AFS mengimplementasikan 2 komponen software yang disebut Vice dan Venus. Vice
adalah nama untuk software yang berjalan di server dan venus untuk yang berjalan di client.

File yang tersedia bagi proses di workstation dapat berasal dari local maupun shared file.
Local file di hendel sebagai normal UNIX file. File tersebut disimpan di disk worksstation dan
hanya dapat digunakan oleh proses local. Shared file tersimpan di server dan copiannya
dicache pada local disk workstation.

Kernel UNIX ditiap workstation dan server adalah modifikasi dari BSD UNIX.
Desain modifikasi ini untuk menangkap open, close dan file sistem call lainnya ketika merujuk
pada shared file dan melewatkannya ke proses pada venus pda komputer client/worstation.

Sebuah partisi pada local disk pada tiap workstation digunakan sebagai cache, yang
memuat copian dari shared file. Venus akan mengatur penggunaan cache ini, membuang file
yang paling tidak dibutuhkan bisa ada file yang akan diterima dari server sedangkan cache sudah
full.

Implementasi dari file sistem call pada AFS


Daftar Pustaka

http://heniagustina.blogspot.com/2012/04/normal-0-false-false-false-en-us-x-
none.html

http://te.ugm.ac.id/~risanuri/distributed/ringk/bab08.pdf
http://arfriandi.net/wp-content/uploads/2012/12/5_File-Service.pdf

http://erwin-sunarya.blogspot.com/2012/04/file-service-terdistribusi.html

Anda mungkin juga menyukai