Anda di halaman 1dari 2

Nama : Natasya Putri (25)

Kelas : X MIA 2
Mapel : Bahasa Indonesia (tugas 1, 24 Maret 2021)

Biografi singkat tokoh tokoh Muhammadiyah

1. KH AHMAD DAHLAN

Nama kecil KH. Ahmad Dahlan adalah Muhammad Darwisy.


Ia merupakan anak keempat dari tujuh orang bersaudara
yang keseluruhan saudaranya perempuan, kecuali adik
bungsunya. Ia termasuk keturunan yang kedua belas dari
Maulana Malik Ibrahim, salah seorang yang terkemuka di
antara Walisongo, yaitu pelopor penyebaran agama Islam di
Jawa. Silsilahnya tersebut ialah Maulana Malik Ibrahim,
Maulana Ishaq,Maulana 'Ainul Yaqin, Maulana Muhammad
Fadlullah (Sunan Prapen), Maulana Sulaiman Ki Ageng
Gribig (Djatinom), Demang Djurung Djuru Sapisan, Demang
Djurung Djuru Kapindo, Kyai Ilyas, Kyai Murtadla, KH.
Muhammad Sulaiman, KH. Abu Bakar, dan Muhammad
Darwisy (Ahmad Dahlan).

2. Prof. KH. Abdoel Kahar Moezakir

Prof. KH. Abdoel Kahar Moezakir atau ejaan baru Abdul


Kahar Muzakir, (lahir di Gading, Playen, Gunung Kidul,
Yogyakarta, 16 April 1907 – meninggal di Yogyakarta, 2
Desember 1973 pada umur 66 tahun) adalah Rektor
Magnificus yang dipilih Universitas Islam Indonesia untuk
pertama kali dengan nama STI selama 2 periode 1945—
1948 dan 1948—1960. Ia adalah anggota BPUPKI (Badan
Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia).
3. Ki Bagoes Hadikoesoemo

Ki Bagoes Hadikoesoemo atau Ki Bagus Hadikusumo (lahir


di Yogyakarta, 24 November 1890 – meninggal di Jakarta,
4 November 1954 pada umur 63 tahun) adalah seorang
tokoh BPUPKI. Ia dilahirkan di kampung Kauman dengan
nama R. Hidayat pada 11 Rabi'ul Akhir 1308 H (24
November 1890). Ki Bagus adalah putra ketiga dari lima
bersaudara Raden Kaji Lurah Hasyim, seorang abdi dalem
putihan (pejabat) agama Islam di Kraton Yogyakarta.

4. Kasman Singodimedjo

Kasman Singodimedjo (lahir di Poerworedjo, Jawa Tengah,


25 Februari 1904 – meninggal di Jakarta, 25 Oktober 1982
pada umur 78 tahun) adalah Jaksa Agung Indonesia
periode 1945 sampai 1946 dan juga mantan Menteri
Muda Kehakiman pada Kabinet Amir Sjarifuddin II. Selain
itu ia juga adalah Ketua KNIP (Komite Nasional Indonesia
Pusat) yang menjadi cikal bakal dari DPR.

Anda mungkin juga menyukai