Anda di halaman 1dari 25

CJR KEPEMIMPINAN

DOSEN PENGAMPU: AINUL MARDHIYAH S.P , M.Si

TUGAS CJR KEPEMIMPINAN

MK. KEPEMIMPINAN

PRODI S1 PEND BISNIS FE

:SKOR NILAI

DISUSUN OLEH:

Nama: Pasran Sitanggang

Nim : 7213143001

Mata kuliah : Kepemimpinan

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN BISNIS

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat dan
karuniannya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas CJR ini.
Adapun yang menjadi judul tugas saya adalah “Critical Journal Review”.
Tujuan saya menyelesaikan tugas ini adalah untuk memenuhi tugas dari mata kuliah
“KEPEMIMPINAN” . saya sadar bahwa tugas yang saya selesaikan ini
masih banyak kekurangan, baik dari segi penulisan maupun dari segi materi yang
dituangkan pada tugas ini, karena keterbatasan ilmu yang kami miliki, kami
memohon maaf atas segala kekurangan dari tugas yang saya perbuat ini.
Mudah – mudahan dengan adanya pembuatan tugas ini dapat memberikan berupa
manfaat berupa ilmu pengetahuan yang bermanfaat pembaca mauapun bagi penulis

Samosir, 15 November 2021


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................ii
BAB. I PENDAHULUAN.......................................................................1
A. Rasionalisasi pentingnya CJR.................................................. 1
B. Tujuan penulisan CJR................................................................ 1
C. Manfaat CJR...............................................................................1
D. Identitas journal yang di review................................................2
BAB. II RINGKASAN ISI JURNAL I....................................................5
A. PEMBAHASAN JURNAL 1..............................................................7
B. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN JURNAL 1...........................10
BAB. III PEMBAHASAN JURANL 2..................................................11
A. Pembahasan Isi Jurnal 2.........................................................11
B. Kelebihan dan Kekurangan Jurnal 2......................................23
BAB. IV PENUTUP...............................................................................24
A. Kesimpulan................................................................................24
B. Rekomendasi........................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………..25
BAB I PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya CJR


Disaat kita membtuhkan sebuah referensi, yaitu journal sebagai sumber bacaan kita
selain buku dalam mempelajari mata kuliah kepemimpinan, sebaiknya kita terlebih
dahulu mengkritisi journal tersebut agar kita mengetahui journal mana yang lebih
relevan untuk dijadikan sumber bacaan.

B. Tujuan Penulisan CJR


1. Untuk memenuhi tugas pada mata kuliah kepemimpinan.
2. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam meringkas,
menganalisa, dan membandingkan serta memberi kritik pada
jurnal.
3. Memperkuat pemahaman pembaca terhadap pentingnya kepemimpinan
dalam kehidupan.

C. Manfaat CJR
1. Sebagai rujukan bagaimana untuk menyempurnakan sebuah jounal dan
mencari sumber bacaan yang relevan.
2. Membuat saya sebagai penulis dan mahasiswa lebih terasah dalam
mengkritisi sebuah journal

D. Identitas Artikel dan Journal yang direview


1. Judul artikel : Implementasi peran kepemimpinan Dengan gaya
kepemimpinan menuju Kesuksesan organisasi
2. Nama journa. : Jurnal Academica Fisip Untad
3. Edisi terbit :-
4. Pengarang artikel : Daswati
5. Penerbit : UNTAD
6. Kota terbit : Palu
7. Nomor ISSN : ISSN 1411- 3341
8. Alamat Situs : 28515-ID-implementasi-peran-kepemimpinan-
dengan-gaya- kepemimpinan-menuju-kesuksesan-organisasi
Bab II RINGKASAN ISI JURNAL
A. Pendahuluan
Kepemimpinan merupakan kekuatan yang sangat penting dibalik kekuasaan berbagai
organisasi dan bahwa untuk menciptakan organisasi yang efektif maka ruang lingkup
kerja mengenai apa yang bisa mereka capai, kemudian memobilisasi organisasi itu
untuk berubah kearah visi baru tersebut (Werren Bennis & Burt Nanus,2006:2). Tidak
dapat dipungkiri bahwa kesuksesan sebuah organisasisangat ditentukan oleh faktor
kepemimpinan.
Memang benar bahwa seorang pimpinan baik secara individual maupun sebagai
kelompok, tidak mungkin dapat bekerja sendirian akan tetapi membutuhkan
sekelompok orang lain yang dikenal sebagai bawahan, yang digerakkan sedemikian
rupa sehingga para bawahan itu memberikan pengabdian dan sumbangsinya kepada
organisasi, terutama dalam cara bekerja efektif, efisien, ekonomisdan produktif.
Pemimpin berdasarkan konsep teoritis, memiliki tanggung jawab yang besar terhadap
pencapaian tujuan suatu organisasi, karena kepemimpinan inti dari pada manajemen
yang merupakan penggerak bagi sumber daya dan fungsi manajemen serta alat
lainnya. Untuk menggerakkan sumber daya terutama sumber daya manusia atau
pegawai diperlukan kualitas kepemimpinan seseorang. Salah satu faktor untuk
menilai berkualitas tidaknya seorang pemimpin termasuk pendapat Werren Bennis &
Burt Nanus(2006:3), mengatakan bahwa berperan kepemimpinan dapat dilihat dari
aspek peran sebagai penentu arah, agen perubahan, juru bicara dan pelatih.

Ketiga aspek tersebut dapat dilaksanakan jika seorangpemimpin memiliki


kemampuan untuk menerapkan gaya kepemimpinan untuk mempengaruhi para
pengikutnya untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab secara efektif. Werren
Bennis & Burt Nanus (2006:4) mengatakan bahwa sudah 850 definisi yang diberikan
oleh banyak ahli selama 75 tahun terakhir, namun tidak ada pemahaman yang jelas
dan tegas tentang apa yang membedakan pemimpin dan bukan pemimpin, akan tetapi
menurut Bennis yang lebih penting adalah pemimpin yang efektif dan pemimpin yang
tidak efektif dan organisasi efektif dan organisasi yang tidak efekti
B. Deskripsi isi
a. Pendahuluan isi
Berbicara tentang kepemimpinan berarti kita tidak dapat melepaskan diri dari masalah
manusia, karena memang yang menjalankan kepemimpinan adalah manusia itu
sendiri. Memiliki pemikiran realistis dalam menghadapi berbagai proses aktivitas
demi pencapaian tujuan organisasi. Jadi unit analisisnya adalah manusia/individu.
Oleh karena itu kepemimpinan tidak akan ada tanpa pemimpin dan yang dipimpin,
keduanya ini adalah manusia yang memiliki potensi mengarahkan manusia dengan
meningkatkan motivasi kerja sumber daya pegawai di dalam mencapai tujuan
organisasi. Tak dapat dipungkiri bahwa kesuksesan organisasi tergantung pada
kepemimpinan.
Muladi Adi Sujatno (2008:9) mengungkapkan pendapat Dale Cannagie dalam
bukunya “The Leader in You” mengatakan bahwa: ada jiwa kepemimpinan di
dalam diri manusia dan diperkuat oleh Warren Bennis (2006) dalam buku Muladi
Adi Sujatno (2008:9) yang mengatakan bahwa : “seorang pemimpin berbeda
dengan orang kebanyakan.” Ia mmemiliki kelebihan yang orang lain tidak
memilikinya. Hal tersebut senada dengan pendapat Sri Sultan ungguhnya
memiliki kapasitas untuk menjadi pemimpin. Kekuatan terdahsyat
pemimpinadalah suri teladan (uswatun hasanah) dan kejujuran (siddiq)
Kedua pendapat tersebut, membuktikan bahwa keberadaan pemimpin dalam
melaksanakan kepemimpinan sangat penting, karena dalam Al-Quran dan al-
Kitab dituliskan bahwa pada dasarnya manusia diciptakan Tuhan Yang Maha Esa
untuk memimpin dunia, memimpin alam semesta, dan memimpin jagat raya ini.
Sejak kelahirannya, fitrah manusia diciptakan sebagai pemimpin khalifatullah di
dunia.
Perlu disadari bahwa sumberdaya manusia merupakan suatu potensi kesuksesan
untuk mengimbangi perubahan dan kemajuan dalam sebuah organisasi dan
berpengaruh terhadap efektivitas kerja pimpinan dan efektivitas organisasi.
Keseluruhan tugas hanya akan bermanfaat dan berhasil baik, apabila diusahakan oleh
kerjasama antara pimpinan dan yang dipimpin. Dengan adanya kerjasama diharapkan
seorang pemimpin mempunyai kemampuan kerja yang serbaguna, berhasil guna dan
dapat bekerja sesuai kebutuhan serta tuntutan organisasi dimana ia bekerja. Di dalam
kepemimpinan ada pemimpin, dipimpin dan situasi, sebagaimana yang dinyatkan
oleh Yukl ( 2001:13) membahas tentang kepemimpinan ada tiga domain yang saling
berhubungan yaitu pemimpin, dipimpin dan Situasi.

1. Gaya Kepemimpinan
 Teori Kepemimpinan Transformasional
Para pemimpin organisasi harus mampu menghadapi perubahan-
perubahan secara berkesinambungan agar bisa bersaing dalam situasi
ekonomi yang perubahnya serba cepat.
 Kepemimpinan Transaksional
Kepemimpinan transaksional pada prinsipnya sangat tergantung pada
pertukaran imbalan antara pimpinan dengan bawahan. Kesepakatan
antara pimpinan dan bawahan tentang apa yang seharusnya
dikerjakan oleh seorang bawahan dimaksudkan untuk memperoleh
imbalan atau agar dapat menghindari hukuman. Namun demikian
kepemimpinan transaksional juga menyangkut
nilai-nilai, akan tetapi nilai-nilai tersebut hanya relevan dengan proses
pertukaran atau keuntungan timbal balik. Dengan demikian seorang
pemimpin
transaksional juga mengakui kebutuhan dan keinginan
bawahan, serta menjelaskan bahwa ke duanya hanya bisa
dicapai dengan memuaskan jika para bawahan mencurahkan
usahanya sesuai dengan kebutuhan pekerjaan.
 Kepemimpinan KKharismatik.
Kepemimpinan kharismatik merupakan suatu kualitas speciaL dari
pemimpin yang tujuannya, kekuasaannya, dan ketegasannya berbeda dari
pemimpin yang lain (Andrew J.DubRin ,2005: 44).
BAB III
PEMBAHASAN/ANALISIS

A. Pembahasan Isi
1. Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan menurut artikel yang direview adalah manusia yang memiliki
potensi mengarahkan manusia dengan meningkatkan motivasi kerja sumber
daya pegawai di dalam mencapai tujuan organisasi.
Kepemimpinan menurut artikel Pengaruh Kepemimpinan dan Team Work
Terhadap Kinerja Karyawan Di Koperasi Sekjen Kemdikbud Senayan Jakarta
kepemimpinan adalah sebuah seni yang sangat special dimiliki seseorang.
Kepemimpinan menurut artikel Peranan Gaya Kepemimpinan yang Efektif dalam
Upaya Meningkatkan Semangat dan Kegairahan Kerja Karyawan di Toserba Sinar
Mas Sidoarjo menurut A.M.Kadarman, Sj dan Jusuf Udaya kepemimpinan
didefinisikan sebagai seni atau proses untuk mempengaruhi dan mengarahkan orang
lain agar mereka mau berusaha untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai kelompok
(Kadarman et.al, 1992:110).
Berdasarkan ketiga pendapat di atas, kepemimpinan adalah seni atau proses
mempengaruhi seseorang atau bawahan guna kepentingan organisasi.

2. Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan menurt artikel yang direview adalah:
 Teori Kepemimpinan TTransformasional
Para pemimpin organisasi harus mampu menghadapi perubahan-perubahan
secara berkesinambungan agar bisa bersaing dalam situasi ekonomi yang
perubahnya serba cepat.
 Kepemimpinan Transaksional
Kepemimpinan transaksional pada prinsipnya sangat tergantung pada pertukaran
imbalan antara pimpinan dengan bawahan. Kesepakatan antara pimpinan dan bawahan
tentang apa yang seharusnya dikerjakan oleh seorang bawahan dimaksudkan untuk
memperoleh imbalan atau agar dapat menghindari hukuman. Namun demikian
kepemimpinan transaksional juga menyangkut nilai-nilai, akan tetapi nilai-nilai
tersebut hanya relevan dengan proses pertukaran atau keuntungan timbal balik. Dengan
demikian seorang pemimpin transaksional juga mengakui kebutuhan dan keinginan
bawahan, serta menjelaskan bahwa ke duanya hanya bisa dicapai dengan memuaskan
jika para bawahan mencurahkan usahanya sesuai dengan kebutuhan pekerjaan.
 Kepemimpinan Kharismatik
Kepemimpinan kharismatik merupakan suatu kualitas speciaL
daripemimpin yang tujuannya, kekuasaannya, dan ketegasannya berbeda
dari pemimpin yang lain (Andrew J.DubRin ,2005: 44).

Gaya kepemimpinan menurut artikel Peranan Gaya Kepemimpinan yang


Efektif dalam Upaya Meningkatkan Semangat dan Kegairahan Kerja
Karyawan di Toserba Sinar Mas SSidoarjo
i) otoritatif dan eksploitif : manajer membuat semua keputusan yang
berhubungan dengan kerja dan memerintah para bawahan untuk
melaksanakannya. Standar dan metode pelaksanaan juga secara kaku
ditetapkan oleh manajer.
ii) otoritatif dan benevolent: manajer tetap menentukan perintah-perintah,
tetapi memberi bawahan kebebasan untuk memberikan komentar terhadap
perintah-perintah tersebut. Bawahan juga diberi berbagai fleksibilitas
untuk melaksanakan tugas-tugas mereka dalam batas-batas dan prosedur-
prosedur yang telah ditetapkan.
iii) konsultatif: manajer menetapkan tujuan-tujuan dan memberikan
perintah-perintah setelah hal-hal itu didiskusikan dahulu dengan
bawahan. Bawahan dapat membuat keputusankeputusan mereka sendiri
tentang cara pelaksanaan tugas. Penghargaan lebih digunakan untuk
memotivasi bawahan daripada ancaman hukuman.
iv) partisipatif : adalah sistem yang paling ideal menurut Likert tentang cara
bagaimana organisasi seharusnya berjalan. Tujuan-tujuan ditetapkan dan
keputusan-keputusan kerja dibuatoleh kelompok. Bila manajer secara
formal yang membuat keputusan, merekamelakukan setelah
mempertimbangkan saran dan pendapat dari para anggotakelompok.
Untuk memotivasi bawahan, manajer tidak hanya mempergunakan
penghargaan-penghargaan ekonomis tetapi juga mencoba memberikan
kepada bawahan perasaan yang dibutuhkan dan penting.

Gaya kepemimpinan menurut artikel analisis pengaruh gaya kepemimpinan terhadap


Kepuasan kerja, komitmen organisasi Dan kinerja karyawan (studi empiris pada
departemen agama Kabupaten kendal dan Departemen agama kota semarang) Teori
Path Goal menjelaskan tentang perilaku pemimpin gaya direktif, gaya suportif, gaya
partisipatif, gaya pengasuh dan gaya orientasi prestasi mempengaruhi pengharapan ini.
Sehingga mempengaruhi prestasi kerja bawahan dan kinerja bawahan. Dengan
mempergunakan salah satu dari empat gayatersebut, seorang pemimpin harus berusaha
untuk mempengaruhi persepsi para bawahandan mampu memberikan motivasi kepada
mereka tentang kejelasan-kejelasan tugasnya, pencapaian tujuan, kepuasan kerja dan
pelaksanaan efektif (Griffin, 1980).
Berdasarkan ketiga pendapat di atas, gaya kepemimpinan adalah perilaku
seseorang pemimpin dalam memimpin sebuah organisasi yang dipimpinnya.

JURNAL KEDUA
Judul Artikel : CULTIVATING INTERCULTURAL LEADER
Nama Journal : IJLS ( International Journal Of Leadership
Studies) Edisi Terbit : Volume 7 Issue 1

Pengarang Artikel : Kyung Kyu Kim, Richard L. Starcher

Penerbit : Regent University School of Business &

Leadership Kota Terbit : London Britania Raya

No ISSN : 1555-3145

: http://www.regent.edu/acad/global/publications/ijls/new/pr Alamat Situs


evious_issues.htm
RINGAKASAN
ISI JURNAL

A. Pendahuluan
Dalam beberapa dekade terakhir, Korea telah berhasil dalam perkembangan global
dalam bisnis, Olahraga, hiburan, dan usaha religius. keterlibatan global yang meningkat ini
di akibatkan pemimpin antar budaya yang kompeten. Namun, produksi pemimpin kultural
Korea muncul tidak sesuai dengan industri dan potensinya yang nyata. Pendapat mereka
bahwa monolingual Korea, masyarakat mono-kultural menuntut usaha yang disengaja
untuk menumbuhkan pemimpin antar budaya di antara anggota generasi muda untuk
menopang dan mendorong perkembangan global.
Untuk lebih memahami bagaimana orang asli kelahiran Korea menjadi pemimpin
antar budaya yang kompeten, mereka menjelajahi kehidupan dua belas orang kelahiran asli
Korea yang telah mengatasi pengalaman di budayanya, dan linguistik untuk mencapai
keunggulan sebagai pemimpin yang unggul di antarbudaya.

B. Deskripsi isi
Penelitian ini menggunakan pendekatan teori grounded untuk pengumpulan dan
analisis data dan Menggunakan strategi validasi yang umum untuk sejumlah pendekatan
penelitian kualitatif, Termasuk triangulasi, cek anggota, dan pereview. Pengumpulan
data didahului oleh pemilihan dua belas peserta dalam penelitian. Sampel dipilih sesuai
dengan prinsip stratified purposeful sampling (Creswell, 2006).
Para pemimpin Korea, semuanya memenuhi kriteria seleksi utama karena mereka
menjalankan kepemimpinan secara lintas-budaya, multikultural, atau global. Selanjutnya,
mereka sengaja dipilih dari tiga tingkat kepemimpinan yang berbeda-kewarganegaraan,
nasional, dan internasional-dengan harapan keragaman itu akan terjadi membantu
mengidentifikasi ciri-ciri umum yang penting (Creswell). Pengumpulan data dimulai
dengan mempelajari buku dan dokumen yang berhubungan dengan peserta, diikuti
wawancara individu dengan enam
peserta. Wawancara Informal dengan pertanyaan terbuka. Data tambahan dikumpulkan
dari tiga peserta yang di teliti kemudian memberi pertanyaan melalui email dan yang
terakhir melakukan wawancara secara langsung.
Analisis data menghasilkan terdapat enam faktor kunci yang muncul berpengaruh
terhdap peserta studi yang dapat meningkatkan keberhasilan seorang pemimpin sebagai
pemimpin antar budaya. Keenam kunci itu terbagi dalam dua kategori besar: pengaruh
eksternal dan disposisi internal. Pengaruh eksternal terdiri dari warisan keluarga,
pertemuan penting, dan prestasi akademik. Pengaruh Disposisi internal terdiri dari sikap
individu, keterampilan yang didapat, dan ciri kepribadian. Dari semua objek yang diteliti
satu dari padanya menolak mengungkapkan latar belakang keluarganya menjadi pengaruh
kepopulerannya sebagai pemimpin antar budaya. Dua sampel lain mengungkapkan warisan
keluarga muncul karena nilai yang di contohkan keluarganya. Seperti hasil wawancara
yang di ungkapkan bahwa perbuatan baik orangtua atau kakek/ nenek berpengaruh secara
kuat terhadap keberhasilan seorang pemimpin. Seperti yang di contohkan pada kasus ayah
gimoon. Ayah Gimoon adalah orang yang baik dan murah hati. Ayahnya memperhatikan
orang lain dan suka memberi kepada orang lain. Jadi, ketika orang datang ke ayahnya
untuk meminta bantuan, Ayahnya tidak pernah menolaknya. Saat Gimoon adalah seorang
siswa SMA, ayahnya juga menerima seorang teman yang diusir oleh keluarganya karena
dia orang Hansen dan berpenyakit. Selama enam bulan dia melayani teman ini dengan
cinta, memberinya makan dan dorongan, kemudian banyak lagi kebaikan ayah gimoon
yang lain . (Shin, 2007, hlm. 100-101, 154-155) . Kemudian di jelaskan lagi contoh
selanjutnya yaitu pada keluarga yonggi. Nenek Yonggi adalah wanita yang sangat
hangat yang suka melayani orang lain. Banyak saudara dan tetangga miskin ingin
tinggal bersama di rumah kakek neneknya karena mereka tidak punya makanan untuk
dimakan kakek dan neneknya menampung mereka. Karena itu, 13 keluarga tinggal di
rumah karena kemurahan hati kakek dan neneknya. Kakek dan neneknya membantu
mereka mengolah sawah dan pertanian. Selain itu, kakek dan neneknya memberi makan
para pengembara dan wisatawan dan memberi mereka tempat untuk tidur. Oleh karena itu
semua orang desa memuji nya. Kakek-nenek (Han, 2008, hal 61). Selanjutnya yang terjadi
pada ayah Byungyoon. Ayah Byungyoon memberi sawah kepada desa untuk memperluas
jalan di desa, selain itu dia membantu siswa sekolah dasar sampai menengah yang miskin.
Di desanya dia memberi makanan ,pakaian untuk orang m iskin, begitupun ibunya yang
juga membagikan harta miliknya kepada orang yang miskin dan membagikannya dengan
baik dan hangat.
Dari cerita yang dipaparkan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa
berpengaruhnya warisan kebaikan ataupun sikap keluarga terhadap orang lain dalam
membangun kepercayaan orang lain kepada calon pemimpin yang ingin membangun
sebuah bangsa yang besar atau organisasi yang besar dalam mencapai tujuan yang ingin di
capai. Masih banyak faktor lain terkait keberhasilan seorang pemimpin dalaam memimpin .
selanjutnya pertemuan penting disebutkan dalam jurnal bahwa pertemuan penting
mempengaruhi semua orang yang di teliti dalam menumbuhkan motivasi untuk bekerja
keras, tertantang untuk menjadi pemimpin yang hebat, dan melanjutkan studi yang lebih
tinggi. Faktor lain seperti panutan, bantuan dan bimbingan, prestasi akademik, keunggulan
di sekolah dasar dan menengah, sukses di perguruan tinggi. Semua itu merupakan faktor
eksternal yang dapat membuat seorang pemimpin di percaya oleh bawahannya sehingga
dpat bekerja sama antara pemimpin dan bawahan dalam mencapai tujuan organisasi.
Kategori kedua yaitu : Disposisi Internal yaitu terdiri dari tiga faktor utama
merupakan sikap, keterampilan yang di dapat, ciri kepribadian. Sikap pribadi dibagi dalam
beberapa sikap yaitu ;
1. Percaya diri : Beberapa peserta mendapatkan kepercayaan diri melalui dorongan
orang tua, ada juga melalui pertemuan yang sangat penting; Masih ada yang lain
karena mendapatkan nilai yang bagus di sekolah. Seseorang mendapat kepercayaan
dirinya melalui kemenangan telak dalam sebuah perlombaan politik. Dalam semua
kasus, Peserta tidak terlahir dengan rasa percaya diri, yang memperolehnya melalui
pengalaman hidup. Seorang peserta berkomentar, "Rasa percaya diri ditanamkan
oleh orang tua saya. Orang tua saya selalu percaya pada saya ayah saya selalu
berkata kepada saya, kamu bisa bertahan di manapun berada. Kata-kata ayah saya
membantu saya percaya diri dalam situasi apa pun. "
2. Dorongan. Semua peserta secara konsisten berusaha melakukan yang terbaik di
setiap bidang, seperti belajar,doa, pekerjaan, dan pelayanan. Meskipun
semua orang berbakat tertentu, tidak untuk "cukup baik"akan tetapi berusaha semaksimal
mungkin dalam semua hal yang mereka lakukan. Misalnya, Gi-moon yang belajar di
Harvard's Kennedy School sebagai lingkungan akademis yang tangguh, istrinya sempat
mengatakan dalam telpon “saya khawatir suami saya akan meninggal karena belajar. Dalam
sehari, dia hanya tidur Selama dua atau tiga jam untuk belajar. Hari ini, dia bahkan pernah
mimisan. Tolong hubungi suamiku Dan katakan padanya untuk tidak belajar terlalu banyak.
3. Gairah. Semua responden penelitian tampil memiliki gairah. Gairah barangkali
adalah sikap pribadi yang paling umum diantara para peserta. Mereka
bergairah dalam pekerjaan mereka, pelayanan, dan studi.
4. Optimisme. Data menunjukkan bahwa sikap optimis atau positif merupakan faktor
penentu dalam peningkatan peserta menuju keunggulan kepemimpinan. Saat
ditanya bagaimana penanganannya terhadap kesulitan yang tak dapat diatasi dalam
perjalanan hidupnya, salah satu peserta menjawab, pertama-tama, saya tidak pernah
memikirkan kesulitan itu sebagai hal buruk. Saya memikirkan masalah itu sebagai
kesempatan bagi sayamencapai kesuksesan.
5. Keteguhan : Di antara 12 responden hanya satu orang yang menjawab, "Saya
adalah orang normal karena saya terkadang tidak bisa bekerja secara konsisten.
"Sisanya 11 dilaporkan mengatakan Sangat konsisten adalah ciri khas saya.

Selanjutnya faktor disposisi internal adalah Keterampilan yang Diakuisisi. Lima


keterampilan yang diperoleh muncul terkait erat dengan pencapaian kepemimpinan
peserta: Kreativitas, kemampuan komunikasi, kemahiran bahasa Inggris, kompetensi
budaya, dan interpersonal Kompetensi (atau kecerdasan sosial). Ke dua belas peserta itu
sangat berbakat, tapi semuanyan kreatif. Orang yang ingin menjadi pemimpin terkemuka
harus bisa berpikir kreatif atau secara strategis. Tanpa daya pikir kreatif, seseorang tidak
bisa memimpin pengikutnya. Pemimpin harus memiliki kemampuan berpikir kreatif yang
maju yang lebih besar daripada keterampilan pengikutnya.
Dalam kasus dua belas pemimpin Korea dalam penelitian ini tidak tertutup
kemungkinan memiliki kombinasi dari ketig anya, akan tetapi pengalaman hidup men
dominasi kesuksesan mereka. Secara khusus, dua pengaruh eksternal di luar individu yaitu
warisan keluarga dan pertemuan penting dan dua disposisi internal yang mereka bisa
tumbuhkan (sikap dan keterampilan) muncul secara universal. Memang, sifat
kepemimpinan antarbudaya memerlukan sikap dan keterampilan tertentu yang mungkin
kurang penting dalam konteks monokultur. Namun demikian, cerita-cerita mereka
menggambarkan pentingnya nilai-nilai budidaya, sikap, dan keterampilan yang dibutuhkan
para pemimpin antarbudaya.
A. PEMBAHASAN

Review jurnal yang ingin dibahas disini adalah tentang faktor yang mempengaruhi
keberhasilan negara korea dalam berbagai bidang mulai dari bisnis, Olahraga, hiburan, dan
usaha religius. Dalam penelitian ini disebutkan bahwa keberhasilan yang di capai negara
korea karena memiliki pemimpin yang tangguh. Adapun ciri pemimpin yang dikatakan
dalam penelitian ini adalah pemimpin yang memiliki enam faktor kunci yang berpengaruh
terhadap sampel yang di teliti pada penelitian ini. Pemimpin yang dikatakan disini adalah
seorang pemimpin sebagai pemimpin antar budaya. Keenam kunci itu terbagi dalam dua
kategori besar: pengaruh eksternal dan disposisi internal. Pengaruh eksternal terdiri dari
warisan keluarga, pertemuan penting, dan prestasi akademik. Pengaruh Disposisi internal
terdiri dari sikap individu, keterampilan yang didapat, dan ciri kepribadian. Dimana warisan
keluarga merupakan kebiasaan keluarga , kebaikan keluarga yang menjadikan jati diri
menjadi baik karena kebiasaan baik yang terus menerus dilakukan keluarga sehingga bagian
dari keluarga dipercaya oleh orang lain. Sedangkan pertemuan penting adalah hal yang
membuat seorang terus termotivasi menjadikan dirinya besar, baik , cakap dalam memimpin
seperti orang-orang hebat yang berada dalam pertemuan tersebut. Kemudian prestasi
akademik juga menjadi hal penting dalam memimpin karena dengan prestasi akademik
seorang lebih dipercaya oleh pengikutnya. Selain itu prestasi akademik juga menjadi bekal
bagi pemimpim membangun jaringan dengan organisasi eksternal dalam membangun suatu
organisasi.
Adapun faktor disposisi internal meliputi sikap pribadi individu berupa : percaya
diri, dorongan, gairah, optimisme, keteguhan. Selain itu keterampilan yang ada dalam diri
pemimpin juga menjadi faktor yang mempengaruhi, dimana seorang pemimpin harus
memiliki kreativitas , kemampuan komunikasi, kemahiran dalam berbahasa ingris,
kompetensi budaya, dan memiliki kecerdasan sosial. Kemudian Sifat kepribadian
pemimpin juga disebutkan dalam faktor disposisi internal yaitu sifat toleransi, kegigihan,
ketetapan, dan empati.
Selanjutnya berkaitan dengan bahasan ini yaitu membangun negara atau organisasi
yang baik terdapat pula dalam jurnal pembanding yaitu dengan tema membangun
organisasi yang kuat. Pada jurnal tersebut dipaparkan tentang bagaimana seorang
pemimpin bisa produktif dalam mensukseskan sebuah organisasi. Di jurnal tersebut
memperkenalkan model kepemimpinan berbasis kekuatan yang disusun dan di populerkan
oleh Tom Rath, Barry Choncie dan Donald Clifton. Dimana dalam tulisannya kekuatan
didefinisikan sebagai kemampuan untuk menunjukkan kinerja yang hampir sempurna
secara konsisten dalam aktivitas tertentu. Tujuan kepemimpinan berbasis kekuatan adalah
untuk mengembangkan efisiensi, produktivitas, dan keberhasilan sebuah organisasi dengan
memusatkan perhatian dan terus mengembangkan kekuatan orang-orang di dalam
organisasi. Organisasi berbasis kekuatan tidak mengabaikan kelemahan, melainkan fokus
Pada membangun talenta dan meminimalkan efek negatif dari kelemahan. Pemimpin
berbasis kekuatan selalu berinvestasi pada kekuatan -kekuatan individu dalam tim mereka.
Kemudian pada jurnal dengan judul pengaruh kegiatan pemimpin dalam
menciptakan pengetahuan di organisasi pada bahasannya di jelaskan bahwa pemimpin
adalah orang yang dipercayakan dengan kekuatan terbesar dalam mpengambilan
keputusan, yaitu mereka memiliki kekuatan untuk menghasut dan mempengaruhi aktivitas
tertentu yang dapat mempengaruhi proses pengetahuan penciptaan di dalam sebuah
organisasi, maka penting bagi seorang pemimpin menciptakan atau memberikan
pengetahuan bagi pengikutnya sehingga dapat membangun daya saing bagi organisasi .
Dalam organisasi besar, karyawan sering datang dari beragam latar belakang yang berbeda
dalam mengungkapkan pikiran mereka. Dalam kasus tersebut, menjadi tanggung jawab
seorang pemimpin untuk membuka banyak "pintu komunikasi," seperti forum publik, dan
bentuk "ritual percakapan" . Komunikasi juga bisa berbentuk teknologi yang dimediasi
proses komunikasi, seperti peran mereka dalam penyebaran pengetahuan yang ada dan
baru yang benar telah mapan (Shu- Hsien, 2003). Akan tetapi yang lebih penting lagi
adalah kehadiran saling percaya, karena kurangnya kepercayaan menghambat anggota
organisasi untuk mengekspresikan pendapat mereka (Morrison & Milliken, 2000). Bahkan
di tengahmasalah yang terjadi karyawan lebih memilih untuk tetap
diam jika mereka merasa kekurangan keamanan. Secara psikologis timbul keyakinan
bahwa menyuarakan gagasan dan kekhawatiran akan membawa konsekuensi negatif
(Detert & Burris, 2007). Seperti yang ditekankan oleh Detert dan Edmondson (2011), para
pemimpin harus tetap proaktif dengan membangun keyakinan yang mendorong keheningan
dan membangun lingkungan di mana ketika seorang berbicara harus dihargai, begitulah
lingkungan harus dibangun, sistem yang tepat bisa diletakkan di tempat yang dapat
membuat menjadi mudah untuk menyimpan representasi dari apa yang dipelajari dan
membuat itu dapat diakses oleh semua (McInerney & Mohr, 2007).

Terkait kesuksesan seorang pemimpi dalam buku sun zhu(1995 : 256)menyebutkan


Ada lima factor penting yang harus dimiliki oleh pemimpin yang ingin maju:

1. Kebijaksanaan, visi, wawasan, kepandaian dan ilmu pengetahuan. Jika


kita ingin berkembang semua hal ini mutlak diperlukan. Untuk dapat
mengembangkan diri, harus memiliki visi jauh ke depan yang didahului dengan
proses belajar.
2. Kepercayaan. Orang dapat dipercaya bukan karena memiliki kekayaan
materi, tetapi karena memiliki kepribadian yang bias diterima dalam pergaulan.
Kualitas kepercayaan diri, kepercayaan pada orang dan kepercayaan dalam
pergaulan perlu dipelihara. Dengan kepercayaan dari masyarakat kita akan
memiliki banyak koneksi yang memberikan kesempatan untuk meraih rejeki.
3. Kebajikan. Dalam kehidupan kita harus mengandalkan kebajikan, bukan
kekerasan. Hendaknya kita melihat kelemahan sebagai suatu proses untuk melihat,
memahami dan mengagumi orang lain sehingga muncul wibawa kebesaran kita di
atas orang lain.
4. Keberanian. Keberanian untuk mencoba dan berusaha adalah semangat yang luar
biasa. Orang yang mempunyai semangat keberanian akan dapat mengubah
sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin.
5. Ketegasan. Kita hendaknya tegas terhadap diri sendiri. Jika kita keras dan
tegas pada diri sendiri, maka hidup akan lunak pada kita. Tanpa adanya ketegasan
dan focus yang akan dicapai, kita tidak akan berhasil dalam hidup.

dalam bukunya juga di jelaskan hukum tentang KEDISIPLINAN dan struktur


organisasi yang jelas. Kita harus bias mendisiplinkan diri setiap saat dalam menjalankan
hukum. Kalau hukum dapat berjalan dengan benar, maka kualitas yang ada dalam diri
kita akan menyedot kekuatan yang ada di luar sehingga akan tercipta kekuatan yang
luar biasa; kemajuan akan dicapai oleh mereka yang dapat mendisiplinkan diri sendiri.
Apabila kita dapat memiliki jati diri dengan kualitas kepemimpinan tersebut, maka hidup
akan menjadi cermelang, berkembang dan berhasil. Kedua, MEMPOSISIKAN DIRI.
Setelah mengenal diri sendiri, maka kita harus dapat menentukan peranan dimana kita
telah berada (loyalitas), memastikan target dengan jelas dan menguatkan tekad kita. Ada
lima poin yang harus diperhatikan bagi orang yang memiliki tekad, yaitu: Kesadaran,
Kebutuhan, Keputusan, Kesiapan, dan Perjuangan untuk sukses dan berkembang. Tanpa
tekad yang kuat kemajuan tidak akan mungkin dicapai. Kita perlu berpikir strategis dalam
mengambil keputusan dan berpikir matang dengan kekuatan yang dimiliki baru
kemudian bertindak. Untuk meraih kesuksesan, kita perlu siap untuk menderita, siap untuk
berkembang dan siap untuk berjuang dengan sungguh- sungguh. Ketiga, MENDOBRAK
DIRI. Dalam mendobrak diri guna meraih kesuksesan ada lima hal penting yang perlu
dimiliki, yaitu:
1. Kecepatan bertindak; cerdas, cermat dan cekatan (3C). Orang yang mau berhasil
adalah orang yang cepat bertindak. Setiap ada kesempatan harus bergerak cepat
secara cerdas, cermat dan cekatan. Tidak cukup kalau hanya salah satunya saja.
2. Berani mengambil resiko; gagal maupun sukses. Kita jangan takut gagal.
3. Kekuatan komitmen. Dengan adanya komitmen untuk maju atau berkembang,
maka kesuksesan akan diraih.
4. Kekuatan kegagalan. Jika ingin sukses, maka harus tahan pada kegagalan.
5. Kekuatan belajar. Semangat belajar harus tinggi. Jika kita setiap hari menjaga
semangat belajar, itu merupakan kekuatan yang luar biasa. Orang yang
mau sukses harus memiliki semangat belajar tinggi guna membentuk dirinya. Pada saat
sudah menentukan target kita tidak boleh mundur, tidak bisa manja, tetapi hanya satu yaitu
berani menghadapi apapun yang ada di depan sebagai suatu resiko. Untuk dapat
mendobrak diri dan aktualisasi diri, kita harusmemiliki kualitas mental yang 1/2 gila untuk
mengubah sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin. Orang berhak untuk menilai kita
gagal apabila kita gagal, namun kita jangan memberikan kondisi bahwa kita gagal. Materi,
nama harum, jabatan dan kekuasaan yang dimiliki tidak akan ada artinya, karena
akan terkena hokum perubahan. Kekayaan sejati adalah kekayaan mental dan kekayaan
yang paling luar biasa adalah kekayaan batin. Pribadi kitalah yang mendobrak diri untuk
mengatur suasana di luar. Jika kita memiliki kelima hal tersebut tanpa semangat belajar,
tidak mungkin kita bisa berkembang. Untuk itu kita harus memperkuat informasi untuk
kemajuan kita. Tanpa filosofi kehidupan, tidak mungkin teori Sun Tzu dapat dijabarkan.

Keempat atau yang terakhir, AKTUALISASI DIRI. Dalam hubungannya dengan


aktualisasi diri ada lima hal yang hendaknya diperhatikan, yaitu:

1. Profesionalisme. Dengan melakukan hal-hal yang bisa dan siap dijalankan


secara professional dijamin akan sukses. Untuk dapat sukses, kita harus berjuang
dan bekerja keras sebelum mengambil hikmah dan hasilnya.
2. Kesempatan. Ada empat hal yang berhubungan dengan kesempatan ini,
yaitu: tahu, tunggu, ciptakan dan manfaatkan kesempatan. Semua ini harus segera
dilakukan secara cerdas, cermat dan cekatan.
3. Koneksi. Tanpa koneksi dan pergaulan tidak mungkin dapat sukses. Untuk itu
sikap bergaul ?menjadi orang? yang penting, dimana kita dapat bergaul secara
fleksibel dengan siapa saja.
4. Kekuatan meditasi dan doa. Setiap hari kita harus berlatih guna memperoleh
ketenangan mental dan ketenangan pikiran sehingga muncul kekuatandari
dalam mental. Dengan kekuatan doa akan memunculkan kekuatan yang
?tidak terlihat? tadi. Kesuksesan tidak akan mungkin tanpa polesan spiritual.
5. Kekayaan mental; keteguhan hati. Kegagalan, rintangan, halangan dan
kesalahan hanya dapat diatasi dengan keteguhan hati yang diperoleh darihasil
proses belajar. Sikap keteguhan hati mengandung arti keyakinan, keuletan,
kesabaran, konsistensi, dan semangat juang terus menerus tanpa henti sampai
tercapainya apa yang diinginkan. Dengan memiliki dan mempraktikkan keteuhan
hati di dalam perjuangan kehidupan, niscaya usaha dan perjuangan yang dilakukan
akan menghasilkan prestasi dan kehidupan yanglebih cermelang.

Setelah empat proses yaitu mengenal diri, memposisikan diri, mendobrak diri dan
aktualisasi diri; mungkin kita sudah mencapai suatu puncak keberhasilan; kita harus
memiliki RASA PUAS DIRI dan BERSYUKUR.

Kesimpulan saya dari ketiga pendapat di atas, terkait keberhasilan seorang pemimpin
adalah :

1. Untuk mencapai keberhasilan suatu organisasi seorang pemimpin harus memiliki


keturunan dari keluarga yang baik sehingga lingkungan dapat dengan mudah
percaya pada pemimpinnya dengan begitu pengikutpun menjadikan tanggung
jawab yang di amanahkan kepadanya menjadi sesuatu yang harus dilakukan dengan
baik
2. Seorang pemimpin harus memiliki pengalaman yang cukup dalam keterlibatannya
di suatu organisasi
3. Seorang pemimpin harus memiliki prestasi akademik yang baik dan memiliki
keterampilan yaitu dapat berkomunikasi dengan baik, pandai berbaha ingris,
kreatif, dimana seorang pemimpin harus lebih kreatif dari pengikutnya.
4. Seorang pemimpin harus memiliki kepribadian baik yaitu, memiliki rasa oleransi
yang tinggi, tegas dalam memimpin, empati dan gigih.
5. Seorang pemimpin harus memberi pengetahuan pada pengikutnya sehingga
terbinalah organisasi yang siap dalam bersaing.
6. Seorang pemimpin tidak boleh mengabaikan kelemahan, melainkan fokus Pada
membangun talenta dan meminimalkan efek negatif dari kelemahan.
7. Seorang pemimpin juga harus memiliki sikap Disiplin, Mampu mendobrak diri
artinya harus cepat dalam bertindak; cerdas, cermat dan cekatan (3C). Karena
orang yang mau berhasil adalah orang yang cepat bertindak. Setiap ada kesempatan
harus bergerak cepat secara cerdas, cermat dan cekatan. Tidak cukup kalau hanya
salah satunya saja. Berani mengambil resiko; gagal maupun sukses. Kemudian
kekuatan komitmen juga sangat di butuhkan dengan adanya komitmen untuk maju
atau berkembang, maka kesuksesan akan diraih. Harus juga memiliki sikap berari
gagal karena Jika ingin sukses, maka harus tahan pada kegagalan. Semangat belajar
harus tinggi. Jika kita setiap hari
menjaga semangat belajar, itu merupakan kekuatan yang luar biasa. Orang yang
mau sukses harus memiliki semangat belajar tinggi guna membentuk dirinya. Pada saat
sudah menentukan target kita tidak boleh mundur, tidak bisa manja, tetapi hanya satu yaitu
berani menghadapi apapun yang ada di depan sebagai suatu resiko. Untuk dapat
mendobrak diri dan aktualisasi diri, kita harusmemiliki kualitas mental yang 1/2 gila untuk
mengubah sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin.
B. Kelebihan dan Kekurangan Jurnal

Review journal Kelebihan Kekurangan


Aspek face value Penelitian langsung kepada -
objek yang bersangkutan
sehingga data yang di dapat
jelas kebenarannya
Aspek layout dan tata Tata cara penulisan sudah -
letak, serta tata tulis, baik
termasuk penggunaan
font
Ruang lingkup isi artikel Ruang lingkup isi artikel -
jelas yaitu penelitian
langsung dilakukan pada
semua pemimpin yang
pernah menjabat di korea
Aspek tata bahasa Aspek tata bahasa sudah -
baik
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Untuk mencapai keberhasilan suatu organisasi seorang pemimpin harus memiliki
keturunan dari keluarga yang baik sehingga lingkungan dapat dengan mudah percaya pada
pemimpinnya dengan begitu pengikutpun menjadikan tanggung jawab yang di amanahkan
kepadanya menjadi sesuatu yang harus dilakukan dengan baik . Seorang pemimpin harus
memiliki pengalaman yang cukup dalam keterlibatannya di suatu organisasi dan harus
memiliki prestasi akademik yang baik dan memiliki keterampilan yaitu dapat berkomunikasi
dengan baik, pandai berbaha ingris, kreatif, dimana seorang pemimpin harus lebih kreatif dari
pengikutnya. kepribadian baik juga penting bagi pemimpin yaitu, memiliki rasa toleransi
yang tinggi, tegas dalam memimpin, empati dan gigih. Seorang pemimpin harus memberi
pengetahuan pada pengikutnya sehingga terbinalah organisasi yang siap dalam bersaing.
Seorang pemimpin tidak boleh mengabaikan kelemahan, melainkan fokus Pada membangun
talenta dan meminimalkan efek negatif dari kelemahan. Kemudian harus memiliki sikap
Disiplin, Mampu mendobrak diri artinya harus cepat dalam bertindak; cerdas, cermat dan
cekatan (3C). Karena orang yang mau berhasil adalah orang yang cepat bertindak. Setiap ada
kesempatan harus bergerak cepat secara cerdas, cermat dan cekatan. Tidak cukup kalau hanya
salah satunya saja. Berani mengambil resiko; gagal maupun sukses. Kemudian kekuatan
komitmen juga sangat di butuhkan dengan adanya komitmen untuk maju atau berkembang

B. Rekomendasi
1. Seorang yang ingin menjadi pemimpin harus memiliki pengalaman yang cukup
dalam keterlibatannya di suatu organisasi
2. Seorang yang ingin pemimpin harus memiliki prestasi akademik yang baik dan
memiliki keterampilan yaitu dapat berkomunikasi dengan baik, pandai berbaha ingris,
kreatif, dimana seorang pemimpin harus lebih kreatif dari pengikutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Kyung Kyu Kim & Richard, L.Starcher (2012).Cultivating Intercultural Leader

London Britania Raya: Regent University.


http://www.regent.edu/acad/global/publications/ijls/new/pr

Pevious_issues.htm28515-ID-implementasi-peran-kepemimpinan- dengan-gaya- kepemimpinan-


menuju-kesuksesan-organisasi

Anda mungkin juga menyukai