CJR Kepemimpinan Pasran Sitanggang
CJR Kepemimpinan Pasran Sitanggang
MK. KEPEMIMPINAN
:SKOR NILAI
DISUSUN OLEH:
Nim : 7213143001
FAKULTAS EKONOMI
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat dan
karuniannya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas CJR ini.
Adapun yang menjadi judul tugas saya adalah “Critical Journal Review”.
Tujuan saya menyelesaikan tugas ini adalah untuk memenuhi tugas dari mata kuliah
“KEPEMIMPINAN” . saya sadar bahwa tugas yang saya selesaikan ini
masih banyak kekurangan, baik dari segi penulisan maupun dari segi materi yang
dituangkan pada tugas ini, karena keterbatasan ilmu yang kami miliki, kami
memohon maaf atas segala kekurangan dari tugas yang saya perbuat ini.
Mudah – mudahan dengan adanya pembuatan tugas ini dapat memberikan berupa
manfaat berupa ilmu pengetahuan yang bermanfaat pembaca mauapun bagi penulis
KATA PENGANTAR..............................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................ii
BAB. I PENDAHULUAN.......................................................................1
A. Rasionalisasi pentingnya CJR.................................................. 1
B. Tujuan penulisan CJR................................................................ 1
C. Manfaat CJR...............................................................................1
D. Identitas journal yang di review................................................2
BAB. II RINGKASAN ISI JURNAL I....................................................5
A. PEMBAHASAN JURNAL 1..............................................................7
B. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN JURNAL 1...........................10
BAB. III PEMBAHASAN JURANL 2..................................................11
A. Pembahasan Isi Jurnal 2.........................................................11
B. Kelebihan dan Kekurangan Jurnal 2......................................23
BAB. IV PENUTUP...............................................................................24
A. Kesimpulan................................................................................24
B. Rekomendasi........................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………..25
BAB I PENDAHULUAN
C. Manfaat CJR
1. Sebagai rujukan bagaimana untuk menyempurnakan sebuah jounal dan
mencari sumber bacaan yang relevan.
2. Membuat saya sebagai penulis dan mahasiswa lebih terasah dalam
mengkritisi sebuah journal
1. Gaya Kepemimpinan
Teori Kepemimpinan Transformasional
Para pemimpin organisasi harus mampu menghadapi perubahan-
perubahan secara berkesinambungan agar bisa bersaing dalam situasi
ekonomi yang perubahnya serba cepat.
Kepemimpinan Transaksional
Kepemimpinan transaksional pada prinsipnya sangat tergantung pada
pertukaran imbalan antara pimpinan dengan bawahan. Kesepakatan
antara pimpinan dan bawahan tentang apa yang seharusnya
dikerjakan oleh seorang bawahan dimaksudkan untuk memperoleh
imbalan atau agar dapat menghindari hukuman. Namun demikian
kepemimpinan transaksional juga menyangkut
nilai-nilai, akan tetapi nilai-nilai tersebut hanya relevan dengan proses
pertukaran atau keuntungan timbal balik. Dengan demikian seorang
pemimpin
transaksional juga mengakui kebutuhan dan keinginan
bawahan, serta menjelaskan bahwa ke duanya hanya bisa
dicapai dengan memuaskan jika para bawahan mencurahkan
usahanya sesuai dengan kebutuhan pekerjaan.
Kepemimpinan KKharismatik.
Kepemimpinan kharismatik merupakan suatu kualitas speciaL dari
pemimpin yang tujuannya, kekuasaannya, dan ketegasannya berbeda dari
pemimpin yang lain (Andrew J.DubRin ,2005: 44).
BAB III
PEMBAHASAN/ANALISIS
A. Pembahasan Isi
1. Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan menurut artikel yang direview adalah manusia yang memiliki
potensi mengarahkan manusia dengan meningkatkan motivasi kerja sumber
daya pegawai di dalam mencapai tujuan organisasi.
Kepemimpinan menurut artikel Pengaruh Kepemimpinan dan Team Work
Terhadap Kinerja Karyawan Di Koperasi Sekjen Kemdikbud Senayan Jakarta
kepemimpinan adalah sebuah seni yang sangat special dimiliki seseorang.
Kepemimpinan menurut artikel Peranan Gaya Kepemimpinan yang Efektif dalam
Upaya Meningkatkan Semangat dan Kegairahan Kerja Karyawan di Toserba Sinar
Mas Sidoarjo menurut A.M.Kadarman, Sj dan Jusuf Udaya kepemimpinan
didefinisikan sebagai seni atau proses untuk mempengaruhi dan mengarahkan orang
lain agar mereka mau berusaha untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai kelompok
(Kadarman et.al, 1992:110).
Berdasarkan ketiga pendapat di atas, kepemimpinan adalah seni atau proses
mempengaruhi seseorang atau bawahan guna kepentingan organisasi.
2. Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan menurt artikel yang direview adalah:
Teori Kepemimpinan TTransformasional
Para pemimpin organisasi harus mampu menghadapi perubahan-perubahan
secara berkesinambungan agar bisa bersaing dalam situasi ekonomi yang
perubahnya serba cepat.
Kepemimpinan Transaksional
Kepemimpinan transaksional pada prinsipnya sangat tergantung pada pertukaran
imbalan antara pimpinan dengan bawahan. Kesepakatan antara pimpinan dan bawahan
tentang apa yang seharusnya dikerjakan oleh seorang bawahan dimaksudkan untuk
memperoleh imbalan atau agar dapat menghindari hukuman. Namun demikian
kepemimpinan transaksional juga menyangkut nilai-nilai, akan tetapi nilai-nilai
tersebut hanya relevan dengan proses pertukaran atau keuntungan timbal balik. Dengan
demikian seorang pemimpin transaksional juga mengakui kebutuhan dan keinginan
bawahan, serta menjelaskan bahwa ke duanya hanya bisa dicapai dengan memuaskan
jika para bawahan mencurahkan usahanya sesuai dengan kebutuhan pekerjaan.
Kepemimpinan Kharismatik
Kepemimpinan kharismatik merupakan suatu kualitas speciaL
daripemimpin yang tujuannya, kekuasaannya, dan ketegasannya berbeda
dari pemimpin yang lain (Andrew J.DubRin ,2005: 44).
JURNAL KEDUA
Judul Artikel : CULTIVATING INTERCULTURAL LEADER
Nama Journal : IJLS ( International Journal Of Leadership
Studies) Edisi Terbit : Volume 7 Issue 1
No ISSN : 1555-3145
A. Pendahuluan
Dalam beberapa dekade terakhir, Korea telah berhasil dalam perkembangan global
dalam bisnis, Olahraga, hiburan, dan usaha religius. keterlibatan global yang meningkat ini
di akibatkan pemimpin antar budaya yang kompeten. Namun, produksi pemimpin kultural
Korea muncul tidak sesuai dengan industri dan potensinya yang nyata. Pendapat mereka
bahwa monolingual Korea, masyarakat mono-kultural menuntut usaha yang disengaja
untuk menumbuhkan pemimpin antar budaya di antara anggota generasi muda untuk
menopang dan mendorong perkembangan global.
Untuk lebih memahami bagaimana orang asli kelahiran Korea menjadi pemimpin
antar budaya yang kompeten, mereka menjelajahi kehidupan dua belas orang kelahiran asli
Korea yang telah mengatasi pengalaman di budayanya, dan linguistik untuk mencapai
keunggulan sebagai pemimpin yang unggul di antarbudaya.
B. Deskripsi isi
Penelitian ini menggunakan pendekatan teori grounded untuk pengumpulan dan
analisis data dan Menggunakan strategi validasi yang umum untuk sejumlah pendekatan
penelitian kualitatif, Termasuk triangulasi, cek anggota, dan pereview. Pengumpulan
data didahului oleh pemilihan dua belas peserta dalam penelitian. Sampel dipilih sesuai
dengan prinsip stratified purposeful sampling (Creswell, 2006).
Para pemimpin Korea, semuanya memenuhi kriteria seleksi utama karena mereka
menjalankan kepemimpinan secara lintas-budaya, multikultural, atau global. Selanjutnya,
mereka sengaja dipilih dari tiga tingkat kepemimpinan yang berbeda-kewarganegaraan,
nasional, dan internasional-dengan harapan keragaman itu akan terjadi membantu
mengidentifikasi ciri-ciri umum yang penting (Creswell). Pengumpulan data dimulai
dengan mempelajari buku dan dokumen yang berhubungan dengan peserta, diikuti
wawancara individu dengan enam
peserta. Wawancara Informal dengan pertanyaan terbuka. Data tambahan dikumpulkan
dari tiga peserta yang di teliti kemudian memberi pertanyaan melalui email dan yang
terakhir melakukan wawancara secara langsung.
Analisis data menghasilkan terdapat enam faktor kunci yang muncul berpengaruh
terhdap peserta studi yang dapat meningkatkan keberhasilan seorang pemimpin sebagai
pemimpin antar budaya. Keenam kunci itu terbagi dalam dua kategori besar: pengaruh
eksternal dan disposisi internal. Pengaruh eksternal terdiri dari warisan keluarga,
pertemuan penting, dan prestasi akademik. Pengaruh Disposisi internal terdiri dari sikap
individu, keterampilan yang didapat, dan ciri kepribadian. Dari semua objek yang diteliti
satu dari padanya menolak mengungkapkan latar belakang keluarganya menjadi pengaruh
kepopulerannya sebagai pemimpin antar budaya. Dua sampel lain mengungkapkan warisan
keluarga muncul karena nilai yang di contohkan keluarganya. Seperti hasil wawancara
yang di ungkapkan bahwa perbuatan baik orangtua atau kakek/ nenek berpengaruh secara
kuat terhadap keberhasilan seorang pemimpin. Seperti yang di contohkan pada kasus ayah
gimoon. Ayah Gimoon adalah orang yang baik dan murah hati. Ayahnya memperhatikan
orang lain dan suka memberi kepada orang lain. Jadi, ketika orang datang ke ayahnya
untuk meminta bantuan, Ayahnya tidak pernah menolaknya. Saat Gimoon adalah seorang
siswa SMA, ayahnya juga menerima seorang teman yang diusir oleh keluarganya karena
dia orang Hansen dan berpenyakit. Selama enam bulan dia melayani teman ini dengan
cinta, memberinya makan dan dorongan, kemudian banyak lagi kebaikan ayah gimoon
yang lain . (Shin, 2007, hlm. 100-101, 154-155) . Kemudian di jelaskan lagi contoh
selanjutnya yaitu pada keluarga yonggi. Nenek Yonggi adalah wanita yang sangat
hangat yang suka melayani orang lain. Banyak saudara dan tetangga miskin ingin
tinggal bersama di rumah kakek neneknya karena mereka tidak punya makanan untuk
dimakan kakek dan neneknya menampung mereka. Karena itu, 13 keluarga tinggal di
rumah karena kemurahan hati kakek dan neneknya. Kakek dan neneknya membantu
mereka mengolah sawah dan pertanian. Selain itu, kakek dan neneknya memberi makan
para pengembara dan wisatawan dan memberi mereka tempat untuk tidur. Oleh karena itu
semua orang desa memuji nya. Kakek-nenek (Han, 2008, hal 61). Selanjutnya yang terjadi
pada ayah Byungyoon. Ayah Byungyoon memberi sawah kepada desa untuk memperluas
jalan di desa, selain itu dia membantu siswa sekolah dasar sampai menengah yang miskin.
Di desanya dia memberi makanan ,pakaian untuk orang m iskin, begitupun ibunya yang
juga membagikan harta miliknya kepada orang yang miskin dan membagikannya dengan
baik dan hangat.
Dari cerita yang dipaparkan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa
berpengaruhnya warisan kebaikan ataupun sikap keluarga terhadap orang lain dalam
membangun kepercayaan orang lain kepada calon pemimpin yang ingin membangun
sebuah bangsa yang besar atau organisasi yang besar dalam mencapai tujuan yang ingin di
capai. Masih banyak faktor lain terkait keberhasilan seorang pemimpin dalaam memimpin .
selanjutnya pertemuan penting disebutkan dalam jurnal bahwa pertemuan penting
mempengaruhi semua orang yang di teliti dalam menumbuhkan motivasi untuk bekerja
keras, tertantang untuk menjadi pemimpin yang hebat, dan melanjutkan studi yang lebih
tinggi. Faktor lain seperti panutan, bantuan dan bimbingan, prestasi akademik, keunggulan
di sekolah dasar dan menengah, sukses di perguruan tinggi. Semua itu merupakan faktor
eksternal yang dapat membuat seorang pemimpin di percaya oleh bawahannya sehingga
dpat bekerja sama antara pemimpin dan bawahan dalam mencapai tujuan organisasi.
Kategori kedua yaitu : Disposisi Internal yaitu terdiri dari tiga faktor utama
merupakan sikap, keterampilan yang di dapat, ciri kepribadian. Sikap pribadi dibagi dalam
beberapa sikap yaitu ;
1. Percaya diri : Beberapa peserta mendapatkan kepercayaan diri melalui dorongan
orang tua, ada juga melalui pertemuan yang sangat penting; Masih ada yang lain
karena mendapatkan nilai yang bagus di sekolah. Seseorang mendapat kepercayaan
dirinya melalui kemenangan telak dalam sebuah perlombaan politik. Dalam semua
kasus, Peserta tidak terlahir dengan rasa percaya diri, yang memperolehnya melalui
pengalaman hidup. Seorang peserta berkomentar, "Rasa percaya diri ditanamkan
oleh orang tua saya. Orang tua saya selalu percaya pada saya ayah saya selalu
berkata kepada saya, kamu bisa bertahan di manapun berada. Kata-kata ayah saya
membantu saya percaya diri dalam situasi apa pun. "
2. Dorongan. Semua peserta secara konsisten berusaha melakukan yang terbaik di
setiap bidang, seperti belajar,doa, pekerjaan, dan pelayanan. Meskipun
semua orang berbakat tertentu, tidak untuk "cukup baik"akan tetapi berusaha semaksimal
mungkin dalam semua hal yang mereka lakukan. Misalnya, Gi-moon yang belajar di
Harvard's Kennedy School sebagai lingkungan akademis yang tangguh, istrinya sempat
mengatakan dalam telpon “saya khawatir suami saya akan meninggal karena belajar. Dalam
sehari, dia hanya tidur Selama dua atau tiga jam untuk belajar. Hari ini, dia bahkan pernah
mimisan. Tolong hubungi suamiku Dan katakan padanya untuk tidak belajar terlalu banyak.
3. Gairah. Semua responden penelitian tampil memiliki gairah. Gairah barangkali
adalah sikap pribadi yang paling umum diantara para peserta. Mereka
bergairah dalam pekerjaan mereka, pelayanan, dan studi.
4. Optimisme. Data menunjukkan bahwa sikap optimis atau positif merupakan faktor
penentu dalam peningkatan peserta menuju keunggulan kepemimpinan. Saat
ditanya bagaimana penanganannya terhadap kesulitan yang tak dapat diatasi dalam
perjalanan hidupnya, salah satu peserta menjawab, pertama-tama, saya tidak pernah
memikirkan kesulitan itu sebagai hal buruk. Saya memikirkan masalah itu sebagai
kesempatan bagi sayamencapai kesuksesan.
5. Keteguhan : Di antara 12 responden hanya satu orang yang menjawab, "Saya
adalah orang normal karena saya terkadang tidak bisa bekerja secara konsisten.
"Sisanya 11 dilaporkan mengatakan Sangat konsisten adalah ciri khas saya.
Review jurnal yang ingin dibahas disini adalah tentang faktor yang mempengaruhi
keberhasilan negara korea dalam berbagai bidang mulai dari bisnis, Olahraga, hiburan, dan
usaha religius. Dalam penelitian ini disebutkan bahwa keberhasilan yang di capai negara
korea karena memiliki pemimpin yang tangguh. Adapun ciri pemimpin yang dikatakan
dalam penelitian ini adalah pemimpin yang memiliki enam faktor kunci yang berpengaruh
terhadap sampel yang di teliti pada penelitian ini. Pemimpin yang dikatakan disini adalah
seorang pemimpin sebagai pemimpin antar budaya. Keenam kunci itu terbagi dalam dua
kategori besar: pengaruh eksternal dan disposisi internal. Pengaruh eksternal terdiri dari
warisan keluarga, pertemuan penting, dan prestasi akademik. Pengaruh Disposisi internal
terdiri dari sikap individu, keterampilan yang didapat, dan ciri kepribadian. Dimana warisan
keluarga merupakan kebiasaan keluarga , kebaikan keluarga yang menjadikan jati diri
menjadi baik karena kebiasaan baik yang terus menerus dilakukan keluarga sehingga bagian
dari keluarga dipercaya oleh orang lain. Sedangkan pertemuan penting adalah hal yang
membuat seorang terus termotivasi menjadikan dirinya besar, baik , cakap dalam memimpin
seperti orang-orang hebat yang berada dalam pertemuan tersebut. Kemudian prestasi
akademik juga menjadi hal penting dalam memimpin karena dengan prestasi akademik
seorang lebih dipercaya oleh pengikutnya. Selain itu prestasi akademik juga menjadi bekal
bagi pemimpim membangun jaringan dengan organisasi eksternal dalam membangun suatu
organisasi.
Adapun faktor disposisi internal meliputi sikap pribadi individu berupa : percaya
diri, dorongan, gairah, optimisme, keteguhan. Selain itu keterampilan yang ada dalam diri
pemimpin juga menjadi faktor yang mempengaruhi, dimana seorang pemimpin harus
memiliki kreativitas , kemampuan komunikasi, kemahiran dalam berbahasa ingris,
kompetensi budaya, dan memiliki kecerdasan sosial. Kemudian Sifat kepribadian
pemimpin juga disebutkan dalam faktor disposisi internal yaitu sifat toleransi, kegigihan,
ketetapan, dan empati.
Selanjutnya berkaitan dengan bahasan ini yaitu membangun negara atau organisasi
yang baik terdapat pula dalam jurnal pembanding yaitu dengan tema membangun
organisasi yang kuat. Pada jurnal tersebut dipaparkan tentang bagaimana seorang
pemimpin bisa produktif dalam mensukseskan sebuah organisasi. Di jurnal tersebut
memperkenalkan model kepemimpinan berbasis kekuatan yang disusun dan di populerkan
oleh Tom Rath, Barry Choncie dan Donald Clifton. Dimana dalam tulisannya kekuatan
didefinisikan sebagai kemampuan untuk menunjukkan kinerja yang hampir sempurna
secara konsisten dalam aktivitas tertentu. Tujuan kepemimpinan berbasis kekuatan adalah
untuk mengembangkan efisiensi, produktivitas, dan keberhasilan sebuah organisasi dengan
memusatkan perhatian dan terus mengembangkan kekuatan orang-orang di dalam
organisasi. Organisasi berbasis kekuatan tidak mengabaikan kelemahan, melainkan fokus
Pada membangun talenta dan meminimalkan efek negatif dari kelemahan. Pemimpin
berbasis kekuatan selalu berinvestasi pada kekuatan -kekuatan individu dalam tim mereka.
Kemudian pada jurnal dengan judul pengaruh kegiatan pemimpin dalam
menciptakan pengetahuan di organisasi pada bahasannya di jelaskan bahwa pemimpin
adalah orang yang dipercayakan dengan kekuatan terbesar dalam mpengambilan
keputusan, yaitu mereka memiliki kekuatan untuk menghasut dan mempengaruhi aktivitas
tertentu yang dapat mempengaruhi proses pengetahuan penciptaan di dalam sebuah
organisasi, maka penting bagi seorang pemimpin menciptakan atau memberikan
pengetahuan bagi pengikutnya sehingga dapat membangun daya saing bagi organisasi .
Dalam organisasi besar, karyawan sering datang dari beragam latar belakang yang berbeda
dalam mengungkapkan pikiran mereka. Dalam kasus tersebut, menjadi tanggung jawab
seorang pemimpin untuk membuka banyak "pintu komunikasi," seperti forum publik, dan
bentuk "ritual percakapan" . Komunikasi juga bisa berbentuk teknologi yang dimediasi
proses komunikasi, seperti peran mereka dalam penyebaran pengetahuan yang ada dan
baru yang benar telah mapan (Shu- Hsien, 2003). Akan tetapi yang lebih penting lagi
adalah kehadiran saling percaya, karena kurangnya kepercayaan menghambat anggota
organisasi untuk mengekspresikan pendapat mereka (Morrison & Milliken, 2000). Bahkan
di tengahmasalah yang terjadi karyawan lebih memilih untuk tetap
diam jika mereka merasa kekurangan keamanan. Secara psikologis timbul keyakinan
bahwa menyuarakan gagasan dan kekhawatiran akan membawa konsekuensi negatif
(Detert & Burris, 2007). Seperti yang ditekankan oleh Detert dan Edmondson (2011), para
pemimpin harus tetap proaktif dengan membangun keyakinan yang mendorong keheningan
dan membangun lingkungan di mana ketika seorang berbicara harus dihargai, begitulah
lingkungan harus dibangun, sistem yang tepat bisa diletakkan di tempat yang dapat
membuat menjadi mudah untuk menyimpan representasi dari apa yang dipelajari dan
membuat itu dapat diakses oleh semua (McInerney & Mohr, 2007).
Setelah empat proses yaitu mengenal diri, memposisikan diri, mendobrak diri dan
aktualisasi diri; mungkin kita sudah mencapai suatu puncak keberhasilan; kita harus
memiliki RASA PUAS DIRI dan BERSYUKUR.
Kesimpulan saya dari ketiga pendapat di atas, terkait keberhasilan seorang pemimpin
adalah :
A. Kesimpulan
Untuk mencapai keberhasilan suatu organisasi seorang pemimpin harus memiliki
keturunan dari keluarga yang baik sehingga lingkungan dapat dengan mudah percaya pada
pemimpinnya dengan begitu pengikutpun menjadikan tanggung jawab yang di amanahkan
kepadanya menjadi sesuatu yang harus dilakukan dengan baik . Seorang pemimpin harus
memiliki pengalaman yang cukup dalam keterlibatannya di suatu organisasi dan harus
memiliki prestasi akademik yang baik dan memiliki keterampilan yaitu dapat berkomunikasi
dengan baik, pandai berbaha ingris, kreatif, dimana seorang pemimpin harus lebih kreatif dari
pengikutnya. kepribadian baik juga penting bagi pemimpin yaitu, memiliki rasa toleransi
yang tinggi, tegas dalam memimpin, empati dan gigih. Seorang pemimpin harus memberi
pengetahuan pada pengikutnya sehingga terbinalah organisasi yang siap dalam bersaing.
Seorang pemimpin tidak boleh mengabaikan kelemahan, melainkan fokus Pada membangun
talenta dan meminimalkan efek negatif dari kelemahan. Kemudian harus memiliki sikap
Disiplin, Mampu mendobrak diri artinya harus cepat dalam bertindak; cerdas, cermat dan
cekatan (3C). Karena orang yang mau berhasil adalah orang yang cepat bertindak. Setiap ada
kesempatan harus bergerak cepat secara cerdas, cermat dan cekatan. Tidak cukup kalau hanya
salah satunya saja. Berani mengambil resiko; gagal maupun sukses. Kemudian kekuatan
komitmen juga sangat di butuhkan dengan adanya komitmen untuk maju atau berkembang
B. Rekomendasi
1. Seorang yang ingin menjadi pemimpin harus memiliki pengalaman yang cukup
dalam keterlibatannya di suatu organisasi
2. Seorang yang ingin pemimpin harus memiliki prestasi akademik yang baik dan
memiliki keterampilan yaitu dapat berkomunikasi dengan baik, pandai berbaha ingris,
kreatif, dimana seorang pemimpin harus lebih kreatif dari pengikutnya.
DAFTAR PUSTAKA