Anda di halaman 1dari 89

SURVEY TINGKAT KERJASAMA SISWA

EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET


DI SMAN 2 KLARI

SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar
Sarjana Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (S-1)
FKIP - UNSIKA

OLEH :

NOVANTO CRISTOVER
1810631070220

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI (S-1)


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA
KARAWANG
2022
LEMBAR PERSETUJUAN UJIAN SKRIPSI

Nama : Novanto Cristover


NPM : 1810631070220
Program Studi : Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Judul Skripsi : Survey Tingkat Kerjasama Siswa Ekstrakurikuler Bola Basket Di
SMAN 2 Klari

Telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan

Pada tanggal: 8 Agustus 2022


Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Bambang Ismaya, S,Ag., M.Pd. Dr. Abdul Salam Hidayat, S.Pd., M.Pd.
NIP. 197411022021211002 NIP. 198206122021211006

Mengetahui:

Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan


Universitas Singaperbangsa Karawang

H. Andrie Chaerul, M,Sc., Ph.D


NIP. 195902281984031004

i
HALAMAN PENGESAHAN

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh gelar Sarjana (S1)
Pada Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Singaperbangsa Karawang

“Survey Tingkat Kerjasama Siswa Ekstrakurikuler

Bola Basket di SMAN 2 Klari”

Oleh :
Novanto Cristover
1810631070220
Disetujui,
Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Bambang Ismaya, S.Ag., M.Pd Dr. Abdul Salam Hidayat, S.Pd., M.Pd
NIP.197411022021211002 NIP. 198206122021211006

Diketahui,
Koordinator Program Studi
Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Dr. Febi Kurniawan, S.Pd., Kor., M.Or


NIP. 1987051820212111001

Disahkan,
Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Singaperbangsa Karawang

H. Andrie Chaerul, M,Sc., Ph.D


NIP. 195902281984031004

ii
RIWAYAT HIDUP

Nama : Novanto Cristover


NPM : 1810631070220
Tempat/Tanggal Lahir : Bekasi, 27 Maret 1997
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Alamat Asal : Perum. Pejuang jaya Blok A No.92
Rt.07/011 Kec. Medan Satria, Kel. Pejuang

Moto Hidup : “Mazmur 111 : 10a Permulaan Hikmat


adalah Takut Akan TUHAN”

No. Telp/ Handphone : 081310945694


Riwayat Pendidikan
SDN Pejuang VII : (2003-2009)
SMP Yaperti : (2009-2012)
SMAN 10 Kota Bekasi : (2012-2015)

iii
ABSTRAK

Novanto Cristover 1810631070220 Dengan Judul. “SURVEY


TINGKAT KERJASAMA SISWA EKSTRAKURIKULER BOLA
BASKET DI SMA NEGERI 2 KLARI”. Program Studi Pendidikan
Jasmani Kesehatan dan Rekreasi. Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan. Universitas Singaperbangsa Karawang.
Penelitian ini adalah untuk mengetahui Tingkat Kerjasama Siswa
Ekstrakulikuler Bola Basket di SMA Negeri 2 Klari , ekstrakulikuler yang
terdapat di luar maupun di dalam sekolah. Ekstrakulikuler ini merupakan
ekstrakulikuler olahraga yang biasanya ada diberbagai sekolah, salah satunya
yang terdapat pada SMA Negeri 2 Klari yang dimana Dilihat dari partisipasi dan
keikutsertaan siswa cukup menunjukan kearah positif. Para siswa sangat antusias
mengikuti kegiatan latihan yang dijalankan pelatih. namun kemudahan yang
diberikan pihak sekolah dalam urusan non teknisi tidak membuat tingkat
Kerjasama siswa solid dan kuat. Minimnya Kerjasama di dalam tim ini mudah
berselisih paham dan saling bergantungan satu sama lain. Adanya beberapa
indikator penilaian yang dilakukan ini melihat bahwa tim kurang solid terhadap
survey ekstrakulikuler Bola basket di SMA Negeri 2 Klari Pendekatan penelitian
ini menggunakan pendekatan kuantitatif jika ditinjau dari jenis data yang
disajikan.
Metode dalam penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan secara survey
dengan menggunakan angket hasil penelitian terhadap tingkat kerjasama siswa
ekstrakulikuler bola pada SMA Negeri 2 Klari tahun ajaran 2021/2022
didapatkan skor terendah (minimum) 126, Skor tertinggi (maksimum) 155,
Rata-rata (mean) 143, Nilai tengah (median) 144, Nilai yang sering muncul
(Mode) 147 Standar Deviasi (SD) 8.
Berdasarkan hasil analisis atau survey data dan pembahasan dapat diambil
kesimpulan, bahwa tingkat kerjasama siswa ekstrakurikuler bola basket di SMA
Negeri 2 Klari tahun ajaran 2021/2022 berada pada kategori “Sangat Rendah”
sebesar 10% (3 peserta didik), “Rendah” sebesar 20% (6 peserta didik),
“Sedang” sebesar 30% (9 peserta didik), ‘Tinggi” sebesar 30% (9 peserta didik),
dan “Sangat Tinggi” sebesar 10% (3 peserta didik).

Kata Kunci: Survey,Tingkat Kerjasama,Ekstrakurikuler,dan Bola Basket

iv
ABSTRACT

Novanto Cristover 1810631070220 By Title. "SURVEY OF


BASKETBALL EXTRACURRICULAR STUDENT COOPERATION
LEVEL AT SMA NEGERI 2 KLARI". Health and Recreation Physical
Education Study Program. Faculty of Teacher Training and Education.
Singaperbangsa Karawang University.
This study was to determine the level of cooperation in basketball extracurricular
students at SMA Negeri 2 Klari, extracurricular activities outside and inside the
school. This extracurricular is a sports extracurricular that usually exists in
various schools, one of which is at SMA Negeri 2 Klari which is seen from the
participation and participation of students in a positive direction. The students
were very enthusiastic about participating in the training activities carried out by
the trainer. but the convenience provided by the school in non-technical matters
does not make the level of student cooperation solid and strong. The lack of
cooperation in this team is easy to disagree and depend on each other. The
existence of several indicators of the assessment carried out saw that the team
was not solid on the basketball extracurricular survey at SMA Negeri 2 Klari.
This research approach uses a quantitative approach when viewed from the type
of data presented.
The method in this study is a survey conducted using a questionnaire. The results
of the research on the level of cooperation of extracurricular ball students at
SMA Negeri 2 Klari for the academic year 2021/2022 obtained the lowest score
(minimum) 126, the highest score (maximum) 155, Average ( mean) 143, Mean
(median) 144, Frequently occurring value (Mode) 147 Standard Deviation
(SD)8.
Based on the results of the data analysis or survey and discussion, it can be
concluded that the level of cooperation of basketball extracurricular students at
SMA Negeri 2 Klari for the 2021/2022 academic year is in the "Very Low"
category of 10% (3 students), "Low" of 20 % (6 students), "Medium" by 30% (9
students), 'High" by 30% (9 students), and "Very High" by 10% (3 students).

Keywords: Survey, Cooperation Level, Extracurricular, and Basketball

v
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada TUHAN Yang Maha Esa
yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Survey Tingkat Kerjasama Siswa
Ekstrakurikuler Bola Basket Di SMAN 2 Klari” dapat terselesaikan dengan
lancar meskipun jauh dari kesempurnaan. Skripsi ini disusun sebagai salah satu
syarat dalam menyelesaikan kegiatan perkuliahaan dan mencapai gelar Sarjana
Pendidikan dalam Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Singaperbangsa Karawang.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari banyak mendapatkan
bantuan dan masukan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Prof. Dr. Sri Mulyani, Ak.,CA selaku Rektor Universitas
Singaperbangsa Karawang.
2. Bapak Andrie Chaerul, M.Sc, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Singaperbangsa Karawang.
3. Bapak Dr. Febi Kurniawan, M.Or. selaku Koordinator Program Studi
Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Singaperbangsa Karawang.
4. Bapak Dr. Bambang Ismaya, S.Ag., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing 1
yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dengan penuh
kesabaran dan berbagai arahan serta masukan kepada penulis selama proses
penyusunan skripsi ini.
5. Bapak Dr. Abdul Salam Hidayat, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing 2
yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dengan penuh
kesabaran dan berbagai arahan serta masukan kepada penulis selama proses
penyusunan skripsi ini.
6. Kepala Sekolah SMAN 2 Klari yang penulis tuju dan sudah memberikan
izin untuk menjadikan peserta didiknya menjadi responden penelitian.

vi
7. Seluruh guru-guru SMAN 2 Klari yang telah membantu dan memberikan
pengetahuan tentang pembelajaran basket yang belum penulis ketahui dan
sehingga tercurahkan dalam skripsi ini sudah membantu penulis untuk
menyebar angket penelitian kepada responden.
8. Kedua orang tua dan keluarga tercinta terima kasih untuk doa, motivasi dan
senantiasa memberikan semangat serta dukungan sehingga penulis mampu
menyelesaikan skripsi ini.
9. Rekan-rekan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (S-1) Angkatan
2018 dan seluruh pihak yang telah membantu penulisan dalam skripsi ini,
yang pada kesempatan kali ini tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.
10. Terima kasih kepada Bripda Henderson Cristian Siahaan, Bripda Frans
Listio Samosir, Hernita Siahaan, S.H., Elyzabet Sianipar, S.Kep., Haifa
Khoirunnisa Damayanti, S.Kep., Alprita Cersia Lobo, S.H sebagai sahabat-
sahabat tercinta yang telah membantu penulis dalam menyusun skripsi ini.
Demikian Skripsi ini telah saya buat untuk dapat diselesaikan sebaik
mungkin, penulis menyadari bahwa Skripsi masih ada kekurangan. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca
guna menyempurnakan segala kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Akhir
kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan
pengembangan ilmu pengetahuan para pembaca agar dan pihak yang lainnya.

Karawang, 8 Agustus 2022

Novanto Cristover

vii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN UJIAN SKRIPSI .................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... ii
RIWAYAT HIDUP .............................................................................................. iii
ABSTRAK ............................................................................................................ iv
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi
DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah.................................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ......................................................................................... 4
C. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah ............................................ 5
D. Tujuan Penelitian ............................................................................................. 5
E. Hipotesa Penelitian ........................................................................................... 5
F. Penjelasan Penelitian ....................................................................................... 5
G. Kegunaan Penelitian ........................................................................................ 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 7
A. Deskripsi Teori ................................................................................................. 7
1. Pendidikan ................................................................................................... 7
2. Pendidikan Jasmani ..................................................................................... 9
3. Survey........................................................................................................ 15
4. Kerjasama .................................................................................................. 17
5. Ekstrakurikuler .......................................................................................... 22
6. Bola basket ................................................................................................ 24
B. Kerangka Berpikir ......................................................................................... 41
C. Penelitian yang relevan .................................................................................. 42
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 44
A. Pendekatan dan Metode Penelitian .............................................................. 44
1. Pendekatan Penelitian ............................................................................... 44

viii
2. Metode Penelitian ...................................................................................... 44
B. Populasi dan Sampling ................................................................................... 45
1. Populasi ..................................................................................................... 45
2. Sampling.................................................................................................... 45
C. Variabel dan Desain Penelitian ..................................................................... 46
1. Variabel ..................................................................................................... 46
2. Desain Penelitian ....................................................................................... 46
D. Instrumen Penelitian ...................................................................................... 47
1. Uji Validasi ............................................................................................... 47
2. Uji Reabilitas ............................................................................................. 51
E. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data ................................................ 51
1. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 51
2. Teknik Analisis Data ................................................................................. 55
BAB IV HASIL PEMBAHASAN PENELITIAN ............................................ 56
A. Gambaran umum SMA Negeri 2 Klari ........................................................ 56
1. Visi dan Misi SMA Negeri 2 Klari ........................................................... 56
2. Identitas Sekolah ....................................................................................... 56
3. Data Jumlah Siswa SMA Negeri 2 Klari .................................................. 57
4. Data Guru dan Pegawai sekolah SMA Negeri 2 Klari .............................. 58
B. Deskriptif Statistik Keseluruhan Hasil Penelitian ...................................... 60
1. Indikator Kemampuan Berkomunikasi. .................................................... 62
2. Indikator Kesediaan Untuk Berpartisipasi ................................................ 64
3. Indikator Menghormati dan Saling Berbagi .............................................. 66
4. Indikator Bertanggung Jawab dan Komitmen ........................................... 68
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 72
A. Kesimpulan ..................................................................................................... 72
B. Saran ................................................................................................................ 72
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 74

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Hasil Uji Validasi .................................................................................. 48


Tabel 3.2 Kisi-kisi angket penelitian .................................................................... 50
Tabel 3.3 Hasil Uji Reabilitas ............................................................................... 51
Tabel 3.4 Kisi-kisi Angket Uji Instrumen ............................................................. 54
Tabel 3.5 Norma Penilaian .................................................................................... 55
Tabel 4.1 Data Peserta Didik Berdasarkan Jenis .................................................. 57
Tabel 4.2 Data Peserta Didik Berdasarkan Tingkatan .......................................... 58
Tabel 4.3 Deskriptif Statistik Keseluruhan Hasil Penelitian ................................. 60
Tabel 4.4 Norma Penilaian Keseluruhan Hasil Penelitian .................................... 61
Tabel 4.5 Deskriptif Statistik Indikator Kemampuan Berkomunikasi .................. 62
Tabel 4.6 Norma Penilaian Indikator kemampuan Berkomunikasi ...................... 63
Tabel 4.7 Deskriptif Statistik Indikator Kesediaan Untuk Berpartisipasi ............. 64
Tabel 4.8 Norma Penilaian Indikator Kesediaan Untuk Berpartisipasi ................ 65
Tabel 4.9 Deskriptif Statistik Indikator Menghormati dan Saling Berbagi .......... 66
Tabel 4.10 Norma Penilaian Indikator Menghormati dan saling berbagi ............. 67
Tabel 4.11 Deskriptif Statistik Indikator Bertanggung Jawab dan Komitmen ..... 68
Tabel 4.12 Norma Penilaian Indikator Bertanggung Jawab dan Komitmen ........ 69

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Ukuran lapangan bola basket ........................................................... 27


Gambar 2.2 Teknik melempar bola di depan dada (chest pass) ........................... 33
Gambar 2.3 Mengoper dari atas kepala (Overhead pass) ..................................... 34
Gambar 2.4. Mengoper bola pantul (Bounce pass) ............................................... 35
Gambar 2.5 Menggiring rendah dan menggiring tinggi........................................ 36
Gambar 2.6 Menembak dengan satu tangan (one hand set shoot)........................ 37
Gambar 2.7 Tembakan menggunakan dua tangan ................................................ 38
Gambar 2.8 Tembakan lay up ............................................................................... 39
Gambar 2.9 Gerakan kaki saat (pivot) .................................................................. 40
Gambar 4.1 Diagram Batang Diskriptif Keseluruhan ........................................... 61
Gambar 4.2 Diagram Batang Indikator Kemampuan Berkomunikasi .................. 63
Gambar 4.3 Diagram Batang Indikator Kesediaan Untuk Berpartisipasi ............. 65
Gambar 4.4 Diagram Batang Indikator Menghormati dan Saling Berbagi .......... 67
Gambar 4.5 Diagram Batang Indikator Bertanggung Jawab dan Komitmen ....... 69

xi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pada saat ini dengan bertambah banyaknya aktivitas dalam kehidupan
sehari-hari sering sekali membuat masyarakat merasa bosan dan jenuh, Sehingga
masyarakat ingin melakukan suatu kegiatan yang bermanfaat dan berbeda agar
dapat meringkankan rasa jenuh dan rasa bosan. Telah lama diketahui bahwa
dalam bermain di kalangan masyarakat, baik dari golongan dewasa maupun
anak-anak telah mejadi hal lumrah untuk menyalurkan hobi mereka dalam suatu
permainan..
Rasa jenuh yang dirasakan oleh seseorang akan terbayarkan jika mereka
dapat bermain sesuai dengan keinginan mereka sendiri. Rasa senang yang ada
merupakan modal utama untuk menimbulkan situasi yang tampak (kondusif)
untuk melakukan kegiatan positif. Namun rasa senang itu akan semakin
terpenuhi jika semua yang bermain melakukan dengan sungguh-sungguh dan
tanpa adanya paksaan. Bermain merupakan peristiwa yang sungguh-sungguh,
namun bermain bukanlah suatu kesungguhan.
Permainan merupakan aktivitas menyenangkan yang dilakukan untuk
bersenang-senang. Dalam suatu permainan terdapat suatu barang atau hal yang
pada umumnya digunakan untuk hiburan atau kesenangan. Permainan juga
sebagai wadah untuk anak dalam memahami dan menghargai dirinya sendiri
maupun temanya. Kemudian pada anak remaja, permainan sendiri dapat
dijadikan ajang untuk menumbuhkan rasa solidaritas antar teman, dalam
pembentukan sikap sosial satu sama lain, dan sangat baik untuk pembentukan
sifat setiap individu.
Melalui permainan seseorang akan mengetahui kekuatanya, menguasai alat
bermain, dan mengetahui sifat alat. Melalui permainan, seseorang akan
mempunyai suasana yang tidak hanya mengungkapkan fantasinya saja, tetapi
juga akan mengungkapkan semua sifat aslinya, dan pengungkapan itu dilakukan
secara patuh dan spontan.

1
2

Seorang anak baik laki-laki maupun perempuan yang memliki umur dengan
relatif sama, mereka akan berbuat hal berbeda terhadap permainan yang sedang
dimainkan. Melalui permainan secara tidak langsung mereka akan
mengungkapkan berbagai macam emosi yang sedang dirasakan. Pada saat
bermain mereka akan dibawa pada kesenangan, kegembiraan, dan kebahagian
dalam kehidupannya. Semua situasi ini mempunyai makna wahana pendidikan
yang merupakan salah satu bentuk kegiatan yang mempunyai tugas dan tujuan
dalam pendidikan jasmani. Dalam hal permainan ini seseorang dapat belajar
mengenai kerjasama yang baik antar tim, taat kepada peraturan permainan,
pembinaan watak jujur dalam bermain, dan semuanya ini akan membentuk sifat
fair play (jujur, sifat ksatria, atau baik) dalam bermain.
Permainan bisa dimainkan oleh berbagai kalangan dari anak-anak, remaja,
dan orang tua sekalipun, semua tergantung karakteristik kebutuhan yang
diperlukan. Banyak jenis permainan baik dalam memanfaatkan bidang tanah
horizontal sebagai lahan kegiatannya yaitu diatas tanah atau lantai. Permaianan
yang biasa diulakukan di bidang horizontal biasa dikenal dengan land base atau
low impact. Permainan ini bisa diterapkan berbagai macam usia misalnya pada
usia anak-anak, remaja ataupun orang tua sekalipun tentunya dengan tingkat
kesulitam yang berbeda-beda.
Remaja sekarang membutuhkan kegiatan yang sangat positif agar tidak
terjadi lagi hal-hal negatif seperti tawuran antar pelajar, penyalahgunaan obat-
obatan terlarang, dan perilaku seks bebas. Usia remaja adalah usia dimana
seseorang sedang mencari jati diri. Oleh karena itu mereka harus diarahkan agar
tidak menyimpang. Banyak kegiatan-kegiatan yang positif yang berada di luar
jam pelajaran sekolah untuk diikuti para siswanya, salah satu diantaranya adalah
kegiatan ekstrakurikuler.
Ekstrakurikuler ini biasanya dapat diadakan didalam maupun diluar sekolah,
hal ini sesuai dengan kondisi sekolah tersebut. Kegiatan eksktrakurikuler yang
diselenggarakan diluar jam pelajaran, selain membantu siswa mengembangkan
minatnya merupakan wadah kegiatan untuk para siswanya untuk
mengembangkan mengekspresikan dirinya agar mempunyai semangat baru
3

untuk lebih giat dalam belajar yang menjadi program utama sekolah serta
menanamkan tanggung jawab sebagai individu yang mandiri dan disiplin.
Jenis kegiatan ekstrakurikuler yang ada disekolah salah satunya adalah
olahraga, dengan ekstrakurikuler olahraga di harapkan siswa mampu
mengembangkan bakat, minat, prestasi serta membantu meningkatkan
kebugaran jasmani siswa.
SMA NEGERI 2 Klari terletak di Jalan. Perum Puri Kosambi, Duren,
Kecamatan. Klari, Kabupaten. Karawang, Jawa Barat 41371. Di sekolah SMA
NEGERI 2 Klari banyak terdapat kegiatan ekstrakurikuler diantaranya Palang
Merah Remaja (PMR), Futsal, Sepak Bola, Hand Ball, Rohis dan Bola basket.
Ekstrakurikulier bola basket menjadi ekstrakurikuler yang tadinya
dipandang sebelah mata, setelah sekian lama tidak mendapatkan hasil maka di
tahun 2016 penampilan tim bola basket ini cukup baik. Waktu jam masuk
sekolah yang sebagian masuk pagi dan ada yang masuk siang membuat jadwal
latihan ekstrakurikuler Bola basket pun menjadi terhambat. Adanya kelas 10 dan
sebagian kelas 11 yang masuk siang serta kelas 12 yang masuk di jam pagi
membuat terhambatnya pertemuan latihan. Oleh karena itu munculah ide untuk
latihan Sore hari agar dapat menyatukan jadwal latihan kegiatan ekstrakurikuler,
tentunya lapangan yang di dapat menjadi lebih sulit.
Ketika peneliti melakukan observasi dilapangan pada ekstrakurikuler bola
basket di SMA NEGERI 2 Klari sudah berjalan baik, hanya saja kendala
lapangan menjadi masalah untuk melakukan latihan, tetapi pihak sekolah
mendukung dalam hal non teknis lainya, seperti mengikuti tournament dan
dispensasi. Partisipasi atau keikutsertaan dari siswa dalam mengikuti kegiatan
ini cukup menunjukan hal yang positif. Para siswa sangat antusias mengikuti
program latihan yang dijalankan oleh pelatih. Walaupun program latihan yang
diberikan oleh pelatih sudah berjalan dan pihak sekolah sudah mempermudah
dalam urusan non teknis tidak membuat Tim bola basket ini solid dan kuat, hal
ini membuat tingkat kerjasama satu sama lain masih sangat jauh dari apa yang
diharapkan oleh pelatih. Minimnya kerjasama di dalam maupun di luar lapangan
membuat tim ini mudah berselisih paham dan saling ketergantungan satu sama
4

lain, kurangnya komunikasi baik dalam latihan, masih kurangnya rasa tanggung
jawab pada setiap siswa baik secara teknis ataupun non teknis.
Kerjasama ini tidak menunjukan kerjasama yang utuh hanya mengandalkan
individu tertentu saja, padahal jika kerjasama ini dimaksimalkan berjalan dengan
baik maka akan menjadi sangat solid dan kuat.
Ekstrakurikuler bola basket SMA NEGERI 2 Klari memiliki banyak
kekurangan seperti aspek-aspek tanggung jawab, egoisme yang tinggi,
minimnya kedisiplinan, masih saling mengandalkan dalam hal permainan baik
di lapangan ataupun di luar lapangan, masih kurangnya partisipasi dalam latihan,
masih kurangnya rasa kepercayaan terhadap teman-teman sebaya, buruknya
komunikasi antar sesama dengan baik.
Kondisi diatas peneliti ingin memberikan tindakan berupa permainan yang
bertujuan membentuk dan meningkatkan kerjasama siswa yang mengikuti
ekstrakurikuler bola basket. Kondisi tersebut membuat peneliti tertarik untuk
mengangkat judul Survey Tingkat Kerjasama Siswa Ekstrakurikuler Bola Basket
di SMA NEGERI 2 Klari.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat di
identifikasikan menjadi beberapa masalah sebagai berikut ini :
1. Apakah masih menonjol sikap individualistis pada siswa-siswi dalam
kegiatan ekstrakurikuler Bola basket?
2. Apakah faktor yang dapat membentuk nilai-nilai kerjasama pada siswa
SMA NEGERI 2 Klari Tahun 2022?
3. Faktor apakah yang mempengaruhi kerjasama siswa dalam permainan Bola
basket?
4. Apakah penerapan permainan dapat membentuk nilai-nilai kerjasama pada
siswa SMA NEGERI 2 Klari?
5. Bagaimana Tingkat Kerjasama dalam kegiatan permainan sekolah SMA
NEGERI 2 Klari?
5

C. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah


1. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah, maka masalah
dalam penelitian ini akan dibatasi pada Tingkat Kerjasama Pada Siswa Yang
Mengikuti Ekstrakurikuler Bola Basket di SMA NEGERI 2 Klari.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah penulis kemukakan di atas, maka
yang menjadi masalah pokok, yaitu sebagai berikut: Apakah tingkat kerjasama
dapat membentuk pada siswa yang mengikuti Ekstrakurikuler Bola Basket di
SMA NEGERI 2 Klari?

D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terhadap tingkat
kerjasama pada siswa yang mengikuti ekstrakurikuler Bola basket SMAN 2
Klari.

E. Hipotesa Penelitian
Pendapat Itto Turyandi, (2019: 62) Hipotesis adalah jawaban sementara atau
dugaan sementara terhadap masalah penelitian yang kebenaranya masih harus di
uji secara empiris. Di perjelas oleh pendapat (Byre, 2020) Hipotesis adalah suatu
proposisi yang merupakan jawaban sementara atas masalah yang diteliti yang
masih perlu diuji kebenarannya secara statistik kuantitatif. Berdasarkan uraian
di atas peneliti merumuskan hipotesis penelitian yaitu: Survey Tingkat
Kerjasama Siswa Ekstrakurikuler Bola basket SMA Negeri 2 Klari.

F. Penjelasan Penelitian
Survey merupakan bagian dari paradigma positivisme atau postpositivisme.
Positivisme mengasumsi realitas yang diteliti sebagai hal yang nyata yang
ditampakan oleh ciri-ciri objektif berupa keteraturan, keterukuran, dan
kepastian, hukum sebab akibat, dan sebagainya. Pengetahuan berdasarkan
paradigma ini disusun berdasarkan logika dedukatif dengan merangkai atau
6

menempatkan teori-teori atau pengetahuan sebelumnya sebagai landasan


penyusunan hipotesis dan melakukan pengujian terhadapnya berdasarkan
prinsip dan teknik kuantitatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
kerjasama siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bola basket melalui
permainan di SMAN 2 Klari, pada pelaksanaan penelitian ini menggunakan
metode survey deskriptif kuantitatif karna di anggap sebagai penelitian yang
terukur. Penelitian ini menggunakan instrumen angket. Penelitian ini mengkaji
tentang tingkat kerjasama siswa terhadap ekstrakurikuler bola basket. Hasil
penelitian ini di harapkan dapat menjadi acuan yang dapat di gunakan pada
penelitian-penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan tingkat kerjasama
siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler bola basket disekolah.

G. Kegunaan Penelitian
Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan yang berguna:
1. Para siswa - siswi diharapkan memiliki nilai kerjasama yang dapat terus
berkembang dan bermanfaat dalam kegiatan ekstrakurikuler bola basket.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi perkembangan siswa -
siswi SMA NEGERI 2 Klari.
3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk siswa - siswi dalam
nilai-nilai kerjasama dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi penulis dengan adanya penelitian ini akan menambah wawasan
pengetahuan dan pengalaman sendiri dalam melakukan penelitian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori
1. Pendidikan
a. Pengertian Pendidikan
Menurut (Dimyati, 2019) Pendidikan merupakan kebutuhan dasar setiap
manusia untuk menjamin keberlangsungan hidupnya agar lebih bermanfaat.
Karena itu Negara memiliki kewajiban untuk memberikan pelayanan pendidikan
yang bermutu kepada setiap warganegaranya tanpa terkecuali termasuk mereka
yang memiliki perbedaan dalam kemampuan. Menurut (Maulana, 2020)
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirirnya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendaliaan diri,
kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya
dan masyarakat. Menurut (Bambang, Ismaya 2015) Pendidikan merupakan
pengembangan kemampuan pada pembelajar untuk berperilaku baik yang
ditandai dengan perbaikan berbagai kemampuan yang akan menjadikan manusia
sebagai mahluk yang berketuhanan (Sudarmono, 2018).
Pendidikan dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas sumber
daya manusia. Hal ini tercantum pada pembukaan UUD 1945 pada alinea 4 yaitu
“mencerdaskan kehidupan bangsa” (Putra, 2021). Sedangkan menurut
(wulandari, 2021) Pendidikan salah satu elemen penting dalam dunia
pendidikan. Pendidik dituntut untuk profesional dalam menjalankan perannya
sebagai pengajar, keterampilan merencang pembelajaran adalah salah satu
kemampuan pembentukan kompetensi pedagogis seorang pendidik. Adapum
menurut (sarana et al, 2020) Pendidikan merupakan bagian integral dalam
pembangunan itu sendiri, karena kedua komponen tersebut saling berhubung
satu sama lain.
Pendidikan aspek penting yang mana setiap manusia berhak untuk
mendapatkannya, dengan adanya pendidikan dapat menjamin siswa tersebut

7
8

memiliki keterampilan belajar,berinovasi serta dapat melakukan pengoprasian


teknologi dan media informasi (Hidasari et al, 2021). Pendidikan pada
hakikatnya berfokus pada proses kegiatan belajar, pendidikan mempelajari
bagaimana sebenarnya manusia belajar dan melakukan pembahan dalam dirinya
sendiri (Kristiyandaru et al, 2021). Pendidikan yang baik tidak hanya
mempersiapkan seseorang di lingkungan kerja, tetapi mereka diberdayakan
untuk mengubah dunia pekerjaan sesuai dengan kebutuhan masyarakat (Potu et
al, 2021) Adapun menurut beberapa jurnal yang saya kutip pendidikan yaitu
proses pemebelajaran yang tersusun dengan rapi dan tersistematis yang
bertujuan untuk meningkatkan sumber daya manusia.
b. Tujuan Pendidikan
Menurut (Bangun, 2016) Pendidikan jasmani di Indonesia memiliki tujuan
kepada keselarasan antara tubuhnya badan dan perkembangan jiwa, dan
merupakan suatu usaha untuk membuat bangsa Indonesia yang sehat lahir dan
batin, diberikan kepada segala jenis sekolah. Tujuan pendidikan sebagai :
1) Perkembangan organ-organ tubuh untuk meningkatkan kesehatan dan
kebugaran jasmani.
2) Perkembangan neuro muscular.
3) Perkembangan mental emosional.
4) Perkembangan sosial dan
5) Perkembangan intelektual.
Menurut (Majid, 2012) Pendidikan nasional bertujuan untuk meningkatkan
kualitas manusia indonesia yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap
Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti yang luhur, berkepribadian mandiri,
cerdas, kreatif, displin, beretos kerja secara profesional, bertanggung jawab dan
produktif serta sehat jasmani dan rohani.
Tujuan pendidikan merupakan suatu kategorisasi tujuan pendidikan, yang
umumnya digunakan sebagai dasar untuk merumuskan tujuan kurikulum dan
tujuan pembelajaran (Fitriawan et al, 2021). Tujuan pendidikan adalah
menentukan kemampuan-kemampuan ilmiah setiap individu dan melatihnya
sehingga ia menjadi seorang individu yang baik, masyarakat harmoni, warga
9

negara yang baik, yang dapat menjalankan tugas-tugasnya secara efisien dan
efektif serta tepat guna (Fitriawan et al, 2021). Adapun menurut (J. Putra et al,
2021) Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadiwarga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Adapun menurut (Turmuzi, 2021) Pendidikan dapat ditingkatkan dengan
meningkatkan kualitas guru. Meningkatkan kualitas guru tidak hanya terlihat
dari kesejahteraan guru tetapi juga dapat dilakukan dengan meningkatkan
kompetensi profesional yang dimiliki oleh seorang guru dan kompentensi
pedagogis yang ia miliki. Tujuan pendidikan menurut beberapa jurnal yang saya
kutip yaitu pendidikan bertujuan untuk meningkatkan sumberdaya manusia
ataupun mencerdaskan anak bangsa seperti kepribadian, berbudipekerti luhur,
cerdas, kreatif, displin, beretos kerja secara profesional, bertanggung jawab dan
produktif serta sehat jasmani dan rohani.

2. Pendidikan Jasmani
a. Pengertian Pendidikan Jasmani
Pendidikan jasmani adalah pendidikan melalui aktivitas jasmani dengan
berpartisipasi dalam aktivitas fisik, dengan melakukan akivitas jasmani siswa
dapat mengembangkan apresiasi estetis, dengan menguasai keterampilan dan
pengetahuan, mengembangkan keterampilan generik serta nilai dan sikap yang
postif, dan memperbaiki kondisi fisik untuk mencapai tujuan pendidikan jasmani
(Saleh & Malinta, 2020). Pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran
melalui aktifitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani,
mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat
dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi (Wulandari, 2021).
Menurut (Rahayu Ega Trisna, 2016 : 1) Pendidikan jasmani pada dasarnya
merupakan integral dari sistem pendidikan secara keselurahan, bertujuan untuk
10

mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan berfikir


kritis, stabilitas emosional, keterampilan sosial. Pendidikan jasmani (Physical
education) dipahami sebagai proses sosialisasi melalui gerak insani, bermain dan
olahraga (Gustiawati Resty, 2016 :78). Pendidikan jasmani merupakan media
untuk mendorong perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik,
pengetahuan, penalaran, penghayatan nilai (sikap-mental-emosional-spritual-
sosial), dan pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang
pertumbuhan serta perkembangan yang seimbang (Nataningrat, 2016).
Menurut (Didik Rilastiyo Budi dan Arifin Deri Listandi, 2021) Pendidikan
jasmani yang diterapkan pada berbagai jenjang pendidikan, bertujuan untuk
mengembangkan potensi siswa dari aspek kognitif, afektif dan keterampilan
(psikomotor). Adapun menurut (Indrawathi et al, 2021) Pendidikan jasmani
adalah kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya
yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Pendidikan jasmani pada
hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk
membugarkan dan menghasilkan perubahaan holistik dalam kualitas setiap
individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional (Hariyono et al, 2013).
Pendidikan jasmani pada adalah proses pendidikan yang memanfaatkan
aktivitas fisik untuk membugarkan dan menghasilkan perubahan holistik dalam
kualitas setiap individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional (Bangun,
2016). Arah (guru-siswa dan siswa-guru) (Festiawan & Arovah, 2020).
Pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan seseorang sebagai perorangan
atau anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematika melalui
kegiatan jasmani untuk memperoleh pertumbuhan jasmani, kesehatan jasmani
dan kesegaran jasmani, kemampuan dan keterampilan, kecerdasaan,
perkembangan watak dan kepribadian dalam rangka pembentukan individu yang
berkualitas, hakekatnya pendidikan jasmani adalah proses pendidikan yang
memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahaan holistic dalam
kualitas individu, baik dalam hal fisik, metal, serta emosional (Samsudin, 2020).
Di lihat dari beberapa jurnal diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan jasmani
11

adalah suatu aktivitas fisik dan proses pembelajaran yang tersistematis dengan
mengandung tiga aspek yaitu aspek afektif (sikap), aspek kognitif
(pengetahuan), dan aspek psikomotor (gerak) yang bertujuan pendidikan.
b. Metode Pembelajaran Pendidikan Jasmani
Menurut (Didik Rilastiyo budi dan Arfin Deri Listiandi, 2021) metode
pembelajaran adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana
yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai
secara optimal. Adapun menurut (Turmuzi, 2021) metode pembelajaran adalah
cara sistematis dalam bentuk konkret berupa langkah-langkah untuk
mengefektikan pelaksanaan suatu pembelajaran metode pembelajaran dapat
diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencan yang
sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan
pembelajaran (Yusuf Aditya, 2016).
Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata
dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran (Studi et al, 2021). Metode
pembelajaran adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh
pendidik agar terjadi proses pembelajaran pada diri siswa dalam upaya untuk
mencapai tujuan (Parwatiningsih et al, 2020). Menurut beberapa jurnal yang
saya kutip metode pembelajaran adalah suatu rancangan atau rencana yang
tersusun rapi bertujuan pembelajaran baik secara nyata maupun secara praktis.
c. Model Pembelajaran Pendidikan Jasmani
Menurut (Priyono, 2015) Model pembelajaran merupakan sebuah rencana
yang dimanfaatkan untuk merancang pengajaran. Isi yang terkandung di dalam
model pembelajaran adalah berupa strategi pengajaran yang di gunakan untuk
mencapai tujuan intraksional. Sedangkan menurut (Didik Rilastiyo Budi dan
Arfin Deri Listiandi, 2021) Pendekatan atau model, stategi, metode
pembelajaran sangatlah berbeda satu dengan yang lainnya tetapi saling
berkaitan. Adapun menurut (Mabrur et al,2021) Model pembelajaran merupakan
suatu kerangka pembelajaran dengan program yang telah ditentukan. Model
pembelajaran adalah deskripsi dari lingkungan belajar yang menggambarkan
12

perencanaan kurikulum, kursus-kursus dan desain unit-unit pelajaran (Fillat,


2018). Model pembelajaran merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan
dalam kegiatan pembelajaran, oleh karena itu dalam model pembelajaran yang
diterapkan oleh guru telah diatur dalam undang-undang (Satu et al, 2019).
Menurut beberapa jurnal yang saya kutip model pembelajaran adalah suatu
proses pembelajaran yang terprogram dengan cara mengembangkan kurikulum.
Adapun macam-macam model pembelajaran sebagai berikut:
1) Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)
Menurut (Fillat, 2018) Model pembelajaran langsung merupakan model
pembelajaran yang lebih berpusat pada guru dan lebih mengutamakan strategi
pembelajaran efektif guna memperluas informasi materi ajar. Adapun menurut
(Solihin et al, 2021) Pembelajaran langsung adalah salah satu proses
pembelajaran yang dilakukan siswa yang berkaitan dengan pengetahuan
deklaratif dan pengetahuan prosedural yang diajarkan secara terstruktur atau
langkah demi langkah. Menutur beberapa jurnal diatas yang saya kutip model
pembelajaran langsung adalah suatu proses pembelajaran secara langsung yang
berpusat terhadap guru untuk mewujudkan proses pembelajaran yang eektif.
2) Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)
Menurut (Fillat, 2018) Model pembelajaran cooperative learning
merupakan sistem pengajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk
bekerjasama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur disebut
sebagai sistem “Pembelajaran gotong royong”. Dalam sistem ini, guru bertindak
sebagai fasilitator. Model pembelajaran cooperative learning tidak sama dengan
sekedar belajar dalam kelompok. Menurut (Sunhaji, 2016) merupakan suatu
strategi pembelajaran yang menentukan aktivitas bersama para peserta didik
dalam belajar. Menurut beberapa jurnal yang saya kutip model pembelajaran
kooperatif adalah suatu proses pembelajaran berbasis kelompok atau beregu,
siswa diberikan kesempatan untuk berdiskusi agar siswa bergairah dalam
belajar.
13

Adapun beberapa tujuan model pembelajaran cooperative learning sebagai


berukut:
a) Untuk menuntaskan materi belajar, siswa belajar dalam kelompok secara
kooperatif.
b) Kelompok dibentuk dari siswa-siswa yang memiliki kemampuan heterogen.
c) Jika dalam kelas terdiri dari beberapa ras, suku, budaya, jenis kelamin, yang
berbeda, maka diupayakan agar tiap kelompok berbaur.
d) Penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok daripada perorangan.
3) Model Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning)
Menurut (Sheila erdi et al, 2011) Pembelajaran kontekstual adalah sebuah
sistem belajar yang didasarkan pada filosofi bahwa siswa mampu menyerap
pelajaran apabila mereka menangkap makna dalam materi akademis yang
mereka terima, metode kontekstual merupakan metode pembelajaran yang
menghubungkan pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari.
4) Model Pembelajaran Penemuan terbimbing (Discovery Learning)
Menurut (Satu et al, 2019) Metode pembelajaran discovery (penemuan)
adalah metode mengajar yang mengatur pengajaran sedemikian rupa
sehingga anak memperoleh pengetahuan yang sebelumnya belum diketahui
itu tidak melalui pemberitahuan, sebagian atau seluruhnya ditemukan
sendiri. Model pembelajaran penemuan terbimbing menurut jurnal yang
saya kutip adalah suatu proses pembelajaran yang sudah diatur semua oleh
pengajar baik itu bahan ajar yang diketahuinya dan diberikan kepada peserta
didik agar peserta didik tersebut dapat mencari tau sendiri tanpa diberitau
sebelumnya.
5) Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)
Menurut (Fitria, 2013) Model pembelajaran problem based learning adalah
model pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran siswa pada masalah
autentik sehingga siswa dapat menyusun pengetahuannya sendiri,
menumbuhkan kembang keterampilan yang lebih tinggi dan inquiry,
memandirikan siswa dan meningkatkan kepercayaan diri sendiri. Menurut
jurnal yang saya kutip diatas model pembelajaran berbasis masalah adalah
14

suatu proses pembelajaran yang bertujuan untuk memandirikan peserta


didik dengan cara memecahkan suatu masalah dengan usahanya sendiri
yang sebelumnya sudah dikonsultasikan dengan pendidik.
6) Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project based Learning)
Menurut (Wijayanto et al, 2020) Project based learning adalah suatu model
pembelajaran berbasis proyek yang mengakaitkan anatar suatu
permasalahan dengan kehidupan sehari-hari. Menurut jurnal yang saya kutip
model pembelajaran berbasis proyek adalah suatu yang dapat memecahkan
masalah dengan sendirinya yang terjadi pada kehidupan sehari-hari.
7) Ruang Lingkup Pendidikan jasmani
Ruang lingkup pendidikan jasmani meliputi aspek-aspek sebagai berikut
(Wahyu & Setio, 2017) :
a) Permainan dan olahraga meliputi : olahraga tradisional, permainan
eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor non-lokomotor, dan manipulatif,
7 atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket, bola volly, tenis
meja, tenis lapangan, bulu tangkis, dan beladiri, serta aktivitas lainnya.
b) Aktivitas pengembangan meliputi : mekanika sikap tubuh, komponen
kesegaran jasmani, dan bentuk postur tubuh serta aktivitas lainnya.
c) Aktivitas senam meliputi : ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa alat,
ketangkasan dengan alat, dan senam lantai, serta aktivitas lainmya.
d) Aktivitas ritmik meliputi : gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam
aerobic.
e) Aktivitas air meliputi : permainan di air, keselamatan air, keterampilan
gerak di air, dan renang.
f) Pendidikan luar kelas, meliputi : piknik atau karyawisata, pengenalan
lingkungan berkemah, menjelajah, dan mendaki gunung.
g) Kesehatan meliputi penanaman budaya hidup sehat dalam kehidupan sehari-
hari, khususnya yang terkait dengan perawatan tubuh agar tetap sehat,
merawat lingkungan yang sehat, memilih makanan dan minuman yang sehat
15

3. Survey
Menurut KBBI (2013: 1362), survei adalah teknik riset dengan memberi
batas yang jelas atas data; penyelidikan; peninjauan: hasil tanah di daerah itu
membuktikan Penelitian survei merupakan penelitian yang mengumpulkan
informasi dari suatu sampel dengan menanyakan melalui angket atau interview
supaya nantinya menggambarkan berbagai aspek dari populasi (Faenkel dan
Wallen, 1990). Survey merupakan salah satu jenis penelitian yang banyak
dilakukan oleh peneliti dalam bidang sosiologi, bisnis, politik, pemerintahan dan
pendidikan.
a. Pengertian Survey
Survey adalah pemeriksaan atau penelitian secara komprehensif, Survey
yang dilakukan dalam melakukan penelitian biasanya dilakukan dengan
menyebarkan kuesioner atau wawancara, dengan tujuan untuk mengetahui: siapa
mereka, apa yang mereka pikir, rasakan, atau kecenderungan suatu tindakan.
Survei lazim dilakukan dalam penelitian kuantitatif maupun kualitatif. Dalam
penelitian kuantitatif, survei lebih merupakan pertanyaan tertutup, sementara
dalam penelitian kualitatif berupa wawancara mendalam dengan pertanyaan
terbuka. Survei (survey) atau lengkapnya self-administered survey adalah
metode pengumpulan data primer dengan memberikan pertanyaan- pertanyaan
kepada responden individu.
Menurut (Sugiyono, 2020 : 56) metode survey adalah metode penelitian
kuantitatif yang digunakan untuk mendapatkan data yang terjadi pada masa
lampau atau saat ini, tentang keyakinan, pendapat, karakteristik, perilaku
hubungan variabel dan untuk menguji beberapa hipotesis tentang variabel
sosialogi dan psikologis dari sampel yang diambil dari populasi tertentu , teknik
pengumpulan data dengan pengamatan (wawancara atau kuesioner) yang tidak
mendalam, dan hasil penelitian cendrung untuk di generasikan. Menurut Masri
Singarimbun (dalam Akbar Muflihin, 2019) dalam bukunya yang berjudul
Metode Penelitian Survey, pengertian survey pada umumnya dibatasi pada
penelitian yang datanya dikumpulkan dari sampel atau populasi untuk mewakili
seluruh populasi. Dengan demikian, penelitian survei adalah penelitian yang
16

mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat
pengumpulan data yang pokok (Singarimbun, 2019).
Menurut (Sugiyono, 2020 : 56) pengertian metode survey adalah :
“Penelitian yang dilakukan dengan menggunakan angket sebagai alat penelitian
yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari
adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan
kejadian relatif, distribusi, dan hubungan antar variabel, sosiologis maupun
psikologis”.
b. Tujuan Survey
Tujuan penelitian survey adalah untuk memberikan gambaran secara
mendetail tentang latar belakang, sifat- sifat, serta karakter-karakter yang khas
dari kasus atau kejadian suatu hal yang bersifat umum. Ada dua instrument yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan wawancara, dan angket
metode tertutup. Indikator indikator untuk kedua variabel tersebut kemudian
dijabarkan oleh penulis menjadi sejumlah pertanyan-pertanyaan sehingga
diperoleh data primer. Data ini akan dianalisis dengan menggunakan uji
statistika yang relevan untuk menguji hipotesis.
Dalam penyusunan skripsi ini dibutuhkan data dan informasi yang sesuai
dengan sifat permasalahannya agar data dan informasi yang diperoleh cukup
lengkap digunakan sebagai dasar dalam membahas masalah yang ada metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskritif dan metode
penelitian asosiatif. Sedangkan menurut Mohammad Musa (dalam Akbar
Muflihin, 2019 : 5) dalam bukunya yang berjudul Metodologi Penelitian, survei
memiliki arti pengamatan/penyelidikan yang kritis untuk mendapatkan
keterangan yang jelas dan baik terhadap suatu persoalan di dalam suatu daerah
tertentu. Tujuan dari survei adalah untuk mendapatkan gambaran yang mewakili
suatu daerah dengan benar. Suatu survei tidak akan meneliti semua individu
dalam sebuah populasi, namun hasil yang diharapkan harus dapat
menggambakan sifat dari populasi yang bersangkutan. Karena itu, metode
pengambilan contoh (sampling method) di dalam suatu survei memegang
peranan yang sangat penting. Metode pengambilan contoh (sampling method)
17

yang tidak benar akan merusak hasil survey.


4. Kerjasama
Pada dasarnya manusia membutuhkan bantuan orang lain dalam hidup ini,
tidak bisa bergantung sendirian. Soerjono Soekanto (Faraitody 2019 : 24)
berpendapat dalam bukunya bahwa manusia adalah makhluk sosial, yaitu
makhluk yang membutuhkan orang lain dan tidak bisa bekerja sendiri. Kerja
sama adalah suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok
manusia untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama.
Menurut Lewis Thomas dan Elaine B. Johnson (Faraitody 2019 : 26)
kerjasama adalah pengelompokan yang terjadi di antara makhluk- makhluk
hidup yang kita kenal. Kerja sama atau belajar bersama adalah proses beregu
(berkelompok) di mana anggota-anggotanya mendukung dan saling
mengandalkan untuk mencapai suatu hasil mufakat. Ruang kelas suatu tempat
yang sangat baik untuk membangun kemampuan kelompok (tim), yang anda
butuhkan kemudian di dalam kehidupan. Selain itu, Kerjasama juga sebagai
suatu usaha antara orang perorangan atau kelompok manusia diantara kedua
belah pihak untuk tujuan bersama sehingga mendapatkan hasil yang lebih cepat
dan lebih baik. Berbagai kesuksesan maupun keberhasilan yang sudah diraih
bukan merupakan hasil kerja seorang diri, sekalipun seseorang bekerja keras
sendiri pasti didalamnya terdapat campur tangan orang lain meskipun baik
dominan sekalipun ataupun tidak.
a. Pengertian Kerjasama
Menurut Suprihanto (Erwin Aditama, 2019: 14), kerjasama adalah interaksi
dalam kelompok dengan cara-cara tertentu, sehingga perilaku atau prestasi
seseorang mempengaruhi prestasi atau perilaku orang lain untuk mencapai
tujuan tertentu. Moreno (Zulkarnain, 2019: 23) mengemukakan perlunya
kerjasamakelompok-kelompok kecil, seperti keluarga, regu kerja, regu belajar
adalah untuk membangun interaksi demi mencapai tujuan yang dilakukan
bersama.
18

Menurut Huda (Erwin Aditama 2019: 24-25) mengemukakan bahwa


kerjasama adalah ketikasiswa bekerjasama dalam menyelesaikan sebuah tugas
kelompok mereka memberi dorongan, anjuran, dan informasi pada teman
sekelompoknya yang membutuhkan bantuan. Hal ini siswa akan saling
membantu dalam menyelesaiakan suatu masalahsecara berkelompok.
Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli tersebut, maka dapat disimpulkan
bahwa kerjasama adalah sebuah interaksi dalam kelompok dengan cara
tertentu yang dilakukan secara bersama demi mencapai tujuan bersama, di mana
akan salingmempengaruhi prestasi dan perilaku satu sama lain.
b. Indikator Kerjasama
Kerjasama dimaksudkan sebagai suatu usaha bersama antara orang
perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai satu atau tujuan bersama.
Individu-individu yang bergabung lebih dari dua orang biasa disebut dengan
kelompok, sedangkan individu-indvidu yang bergabung menjadi lebih dari dua
orang dengan tujuan menyelesaikan suatu tugas atau permasalahan disebut
dengan tim (team). Untuk menyelesaikan tujuan bersama yang diinginkan maka
setiap anggota dalam sebuah tim harus bekerja sama dengan baik dan saling
menghargai.
Menurut Johnson (Erwin Aditama, 2019: 15) indikator dalam kemampuan
bekerjasama adalah sebagai berikut:
1) Saling mengerti dan percaya satu sama lain.
2) Berkomunikasi dengan jelas dan tidak ambigu.
3) Saling menerima dan mendukung satu sama lain.
4) Mendamaikan setiap perdebatan yang sekiranya melahirkan konflik.
Menurut fitri (dalam Erwin Aditama 2019: 33) mengemukakan bahwa
indikator kerjasama adalah:
1) Menggabungkan tenaga pribadi dengan orang lain untuk bekerja sama
demimencapai suatu tujuan.
2) Menyelesaikan tugas kelompok secara bersama-sama.
3) Mengoreksi jawaban bersama, antara guru dan siswa.
4) Menjaga kebersihan sekolah
19

5) Membagi pekerjaan dengan orang lain dengan satu tujuan


6) Melibatkan seluruh anggota kelompok untuk ikut serta dalam
melaksanakan tugas secara bersama-sama.
7) Membentuk piket harian.
8) Menjadi tugas upacara secara berkelompok
Menurut West (Erwin Aditama 2019: 33) telah melakukan banyak riset
dan membuktikanbahwa kerjasama secara berkelompok mengarah pada efisiensi
dan efektivitas yang lebih baik. West menetapkan indikator-indikator kerjasama
sebagai alat ukurnya sebagai berikut:
1) Tanggungjawab secara bersama-sama menyelesaikan pekerjaan, yaitu
dengan pemberian tanggungjawab dapat membangun dan terciptanya
kerjasama yang baik.
2) Saling berkontribusi, yaitu saling berkontribusi baik tenaga maupun pikiran
agar terciptanya kerjasama.
3) Pengerahan kemampuan secara maksimal, yaitu dengan mengerahkan
kemampuan masing-masing anggota tim di dalam kelompok secara
maksimal,sehingga kerjasama lebih kuat dan berkualitas.
Suatu kerjasama mengarah pada kegiatan, pekerjaan dan aktifitas yang
dapat dikerjakan bersama-sama mengarah pada berhasilnya tujuan yang ingin
dicapai, melibatkan dua orang atau lebih sehingga pekerjaan yang dilakukan
akan terasa jauh lebih ringan dan dapat selesai dalam waktu yang lebih singkat.
c. Tujuan Kerjasama
Menurut Maasawet (Acmad Faraitody,2019) tujuan dari bekerjasama ialah
dapat mengembangkan tingkat pemikiran yang tinggi, keterampilan komunikasi
yang penting, meningkatkan minat, percaya diri, kesadaran bersosial dan sikap
toleransi terhadap perbedaan individu. Dalam kerjasama, kita memiliki
kesempatan mengungkapkan gagasan, mendengarkan pendapat orang lain, serta
bersama-sama membangun pengertian, menjadi sangat penting dalam belajar
karena memiliki unsur yang berguna menantang pemikiran dan meningkatkan
harga diri seseorang. Tujuan kerjasama menurut (Funali, 2019: 60-61) yaitu:
20

1) Dalam memaksimalkan proses kerjasama yang terjadi secara alamiah antar


peserta didik.
2) Menciptakan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik serta
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berpartisipasi aktif
dalam proses pembelajaran,
3) Mengembangkan berpikirkritis dan keterampilan pemecahan masalah,
4) Mendorong eksplorasi bahan pengajaran yang melibatkan bermacam-
macam sudut pandang,
5) Menghargai pentingnya konteks sosial,
6) Menumbuhkan hubungan yang saling mendukung dan saling menghargai
diantara peserta didik ataupun diantara peserta didik dengan guru,
7) Serta membangun semangat belajar sepanjang hayat.
Dari pejelasan di atas, pembelajaran kerjasama bermaksud untuk
memudahkan peserta didik mengerjakan tugas secara bersama-sama dan
memudahkan peserta didik menghadapi permasalahan dalam pembelajaran.
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi kerjasama
Isjoni (Faraitody 2019: 65) berpendapat bahwa dalam pembelajaran yang
menekankan pada prinsip kerjasama siswa harus memiliki keterampilan-
keterampilan khusus. Keterampilan khusus ini disebut dengan keterampilan
kooperatif. Keterampilan kooperatif ini berfungsi untuk memperlancar
hubungan kerja dan tugas (kerjasama siswa dalam kelompok). Keterampilan
kooperatif tersebut sebagai berikut:
1) Menyamakan pendapat dalam suatu kelompok sehingga mencapai suatu
kesepakatan bersama yang berguna untuk meningkatkan hubungan kerja.
2) Menghargai kontribusi setiap anggota dalam suatu kelompok, sehingga
tidak ada anggota yang merasa tidak dianggap.
3) Mengambil giliran dan berbagi tugas. Hal ini berarti setiap anggota
kelompok bersedia menggantikan dan bersedia mengemban tugas atau
tanggung jawab tertentu dalam kelompok.
4) Berada dalam kelompok selama kegiatan kelompok berlangsung.
21

5) Mengerjakan tugas yang telah menjadi tanggung jawabnya agar tugas dapat
diselesaikan tepat waktu.
6) Mendorong siswa lain untuk berpartisipasi terhadap tugas.
7) Meminta orang lain untuk berbicara dan berpartisipasi terhadap tugas.
8) Menyelesaikan tugas tepat waktu.
9) Menghormati perbedaan individu.
Menurut Setiyanti (2018: 63) ada beberapa hal yang dapat mendukung
terjalinnya kerjasama, tetapi juga ada beberapa hal yang dapat mengganggu kerja
sama. Agar terjalin kerjasama yang mantap dalam suatu kelompok, sehingga
mampu memecahkan masalah yang sedang dihadapi, ada beberapa hal yang
dapat mendukung terjalinnya kerjasama tersebut, antara lain :
1) Masing-masing peserta didik harus sadar dan mengakui kemampuan
masing-masing.
2) Masing-masing peserta didik harus mengerti dan memahami akan masalah
yang dihadapi.
3) Masing-masing peserta didik yang bekerjasama perlu berkomunikasi.
4) Peserta didik yang bekerjasama perlu mengerti kesulitan dan kelemahan
antar anggota kelompok yang lain.
5) Perlu adanya pengaturan, yaitu koordinasi yang mantap.
6) Adanya keterbukaan dan kepercayaan.
7) Melibatkan anggota kelompok yang lain.
Sedangkan hal-hal yang dapat mengganggu kerja sama kelompok antara
lain:
1) Ada peserta didik yang selalu bersikap menyerahkan pekerjaan kepada
oranglain dan tidak bersedia bertanggung jawab.
2) Ada peserta didik yang bersedia menampung semua kerjaan meskipun
jelastidak mampu mengerjakan.
3) Tidak bersedia memberikan sebagian dari kemampuannya untuk
membantu peserta didik lain, atau memberi bantuan tetapi tidak sesuai
dengan kebutuhan dan masalah yang dihadapi oleh peserta didik lain.
4) Cepat puas dengan hasil pekerjaannya sendiri, sehingga tidak
22

memperhatikan dan tidak menaruh perhatian pada peserta didik lain yang
masih bekerja.
5) Menutup diri dan bersikap maha tahu serta tidak percaya kemampuan
anggota kelompok lain, sehingga tidak mau minta pendapat atau bantuan
anggota kelompok lain.
Berdasarkan sumber data di atas pada bagian faktor-faktor yang
mempengaruhi kerjasama, peneliti mengambil beberapa poin yang dijadikan
indikator yaitu tujuan yang sama, pembagian tugas, tangung jawab, toleransi,
saling membantu, dan saling pengertian.
e. Manfaat Kerjasama Tim
Menurut Sunarto (dalam Erwi n Adi t am a , 2019: 28) mengemukakan
bahwamanfaat atau keuntungan kerjasama antara lain:
1) Individu satu dengan yang lainnya akan bekerjasama yaitu dengan saling
membantu satu sama lain.
2) Segala masalah yang membutuhkan pemecahan masalah akan teratasi
denganlebih mudah, mengurangi beban pekerjaan yang besar.
3) Individu satu dengan yang lain akan dapat memberikan masukan.
Sehinggamampu mengatasi suatu permasalahan lebih cepat.
Berdasarkan pendapat dari ahli tersebut, manfaat kerjasama ini berguna
dalam pengembangan kepribadian diri siswa. Manfaat yang diperoleh dapat
diterapkan dalam proses pembelajaran selanjutnya. Sehingga siswa dapat
terbantu dalam menjalankan kegiatan belajar.

5. Ekstrakurikuler
Ekstrakurikuler merupakan suatu kegiatan yang dilaksanakan diluar jam
pelajaran sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler ditujukan agar siswa dapat
mengembangkan kepribadian, bakat dan kemampuan di berbagai bidang di luar
bidang akademik. Kegiatan tersebut biasanya dilaksanakan pada sore hari atau
fleksibel tergantung sekolah tersebut. Keterbatasan waktu berolahraga yang
dilakukan secara formal sangat menghambat tercapainya pembinaan secara
maksimal untuk perkembangan dan pertumbuhan siswa.
23

Menurut kamus besar bahasa indonesia ekstrakulikuler adalah kegiatan


berada di luar program yang tertulis di dalam kurikulum, seperti latihan
kepemimpinan dan pembinaan siswa. Ekstrakulikuer ini sendiri juga dapat
diartikan suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan
pembelajaran disekolah sebagai salah satu lembaga formal pendidikan yang
biasannya kegiatanya dilakukan di luar jam pelajaran sekolah untuk
meningkatakan pengetahuan kemampuan sesorang. Kegiatan ekstrakurikuler
menjadi salah satu unsur penting dalam membangun kepribadian siswa salah
satunya kedisiplinan, kepemimpinan dan kerja sama. Tujuan pelaksanaan
ekstrakurikuler di sekolah menurut Direktorat Pendidikan Menengah Atas
sebagai berikut:
Kegiatan ekstrakurikuler harus meningkatkan kemampuan siswa beraspek
kognitif, afektif dan psikomotor. Mengembangkan bakat dan minat siswa dalam
upaya pembinaan pribadi menuju pembinaan manusia seutuhnya yang positif.
Dapat mengetahui, mengenal serta membedakan antara hubungan satu pelajaran
dengan pelajaran lainnya.
Tujuan dari kegiatan ekstrakurikuler dapat berupa kompetitif untuk
mencapai prestasi ataupun bersifat pengembangan dan pembentukan karakter
siswa. Oleh sebab itu agar mereka terhindar dari pengaruh- pengaruh negatif,
upaya yang dapat dilakukan oleh pihak sekolah yaitu dengan mengarahkan
kegiatan waktu luang mereka dengan kegiatan positif, salah satu bentuk kegiatan
positif adalah dengan melakukan aktivitas kegiatan ekstrakurikuler Bola basket
khususnya. Dibawah ini merupakan Pengertian ekstrakurikuler menjelaskan,
yaitu Suatu kegiatan yang diselenggarakan diluar jam pelajaran biasa dalam
suatu susunan program pengajaran, disamping untuk lebih mengaitkan antara
pengetahuan yang diperoleh dalam program kurikulum dengan keadaan dan
kebutuhan lingkungan, juga untuk pengayaan wawasan dan sebagai upaya
pemantapan kepribadian. Sekolah juga pasti sudah merancang kegiatan-kegiatan
ekstrakulikuler pada awal semester ataupun awal tahun, di bawah bimbingan
kepala sekolah atau wakil kepala sekolah bidang kurikulum dan kesiswaan.
Jadwal waktu kegiatan ekstrakurikuler diatur sedemikian rupa sehingga tidak
24

menghambat pelaksanaan kegiatan kurikuler atau dapat menyebabkan gangguan


bagi siswa dalam mengikuti kegiatan kurikuler. Ekstrakurikuler merupakan
kegiatan yang dilakukan di luar jam sekolah yang banyak diminati siswa. Salah
satu kegiatan ekstrakurikuler yang diminati siswa-siwi adalah Bola basket.
Bola basket merupakan ekstrakurikuler di bidang olahraga. Banyak yang
terkandung nilai-nilai dalam ekstrakurikuler Bola basket di antaranya
kepemimpinan, tanggung jawab, disiplin dan kerjasama.
Kegiatan ekstrakurikuler Bola basket di SMAN 2 KLARI ini dilaksanakan
tiga hari dalam satu minggu, yaitu hari Selasa dan Kamis pada pukul 18.10 WIB,
serta hari minggu pukul 15.30 WIB. Kegiatan ekstrakurikuler ini pun cukup
diperhatikan, dengan diterapkannya absensi untuk siswa dan nilai raport di setiap
semesternya.

6. Bola basket
a. Sejarah Bola Basket
Bolabasket dianggap sebagai olahraga unik karena diciptakan secara tidak
sengaja oleh seorang pastor. Pada tahun 1891, Dr. james Naismith, seorang
pastor asal Kanada yang mengajar disebuah fakultas untuk para mahasiswa di
YMCA (Young Man Christian Association) di springfield, Massachustts, harus
membuat suatu permainan di ruang tertutup untuk mengisi waktu para siswa
pada masa liburan musim dingin di New England. Terinspirasi dari permainan
yang pernah ia mainkan saat kecil di Ontario, Naismith menciptakan permainan
yang sekarang dikenal sebagai bolabasket pada 15 Desember 1891 (Teguh
Sutanto, 2020:42).
Pertandingan resmi bolabasket yang pertama, diselanggarakan pada tanggal
20 Januari 1892 ditempat kerja Dr. James Naismith. “Basketball” (sebutan bagi
olahraga ini dalam bahasa Inggris). Basket adalah sebutan yang digagas oleh
salah seorang muridnya. Olahraga ini pun menjadi segera terkenal di seantero
Amerika Serikat. Penggemar fanatiknya ditempatkan di seluruh cabang YMCA
di Amerika Serikat. Pertandingan demi pertandingan pun segera dilaksanakan di
kota-kota di seluruh negara bagian Amerika Serikat. Pada awalnya setiap tim
25

berjumlah sembilan orang dan tidak ada dribble, sehingga bola hanya dapat
berpindah melalui pass (lemparan). Sejarah peraturan permainan bolabasket
diawali dari 13 aturan dasar yang ditulis oleh James Naismith (Teguh Sutanto,
2020:42).
b. Peraturan – peraturan dalam permainan bola basket
1) Bola dapat dilemparkan ke segala arah dengan menggunakan salah satu atau
kedua tangan.
2) Bola dapat dipukul ke segala arah dengan menggunakan salah satu atau
kedua tangan, tetapi tidak boleh dipukul menggunakan kepala tangan
(meninju).
3) Pemain tidak diperbolehkan berlari sambil memegang bola. Pemain harus
melemparkan bola tersebut dari titik tempat menerima bola tetapi
diperbolehkan apabila pemain tersebut berlari pada kecepatan biasa.
4) Bola harus dipegang di dalam atau diantara telapak tangan. Lengan atau
anggota tubuh lainnya tidak diperbolehkan memegang bola.
5) Pemain tidak diperbolehkan menyeruduk, menahan, mendorong, memukul,
atau menjegal pemain lawan dengan cara bagaimanapun pelanggaran
pertama terhadap peraturan ini akan dihitung sebagai kesalahan,
pelanggaran kedua akan diberi sanksi berupa pendiskualifikasian pemain
pelanggar hingga keranjang timnya dimasuki oleh bola lawan, dan apabila
pelanggaran tersebut dilakukan dengan tujuan untuk mencederai lawan,
maka pemain pelanggar akan dikenai hukuman tidak boleh ikut bermain
sepanjang pertandingan pada masa ini pergantian pemain tidak
diperbolehkan.
6) Sebuah kesalahan dibuat pemain apabila memukul bola dengan kepalan
tangan (meninju), melakukan pelanggaran terhadap aturan 3 dan 4, serta
melanggar hal-hal yang disebutkan pada aturan 5.
7) Apabila salah satu pihak melakukan tiga kesalahan berturut-turut, maka
kesalahan itu akan dihitung sebagai gol untuk lawannya (berturut-turut
berarti tanpa adanya pelanggaran balik oleh lawan).
26

8) Gol terjadi apabila bola yang dilemparkan atau dipukul dari lapangan masuk
ke dalam keranjang, dalam hal ini pemain yang menjaga keranjang tidak
menyentuh atau mengganggu gol tersebut. Apabila bola terhenti di pinggir
keranjang atau pemain lawan menggerakkan keranjang, maka hal tersebut
tidak akan dihitung sebagai sebuah gol.
9) Apabila bola keluar lapangan pertandingan, bola akan dilemparkan kembali
ke dalam dan dimainkan oleh pemain pertama yang menyentuhnya. Apabila
terjadi perbedaan pendapat tentang kepemilikan bola, maka wasitlah yang
akan melemparkannya ke dalam lapangan. Pelempar bola diberi waktu 5
detik untuk melemparkan bola dalam genggamannya. Apabila ia memegang
lebih lama dari waktu tersebut, maka kepemilikan bola akan berpindah.
Apabila salah satu pihak melakukan hal yang dapat menunda pertandingan,
maka wasit dapat memberi mereka sebuah peringatan pelanggaran. Wasit
berhak untuk memperhatikan permainan para pemain dan mencatat jumlah
pelanggaran dan memberi tahu wasit pembantu apabila terjadi pelanggaran
berturut-turut.Wasit memiliki hak penuh untukmendiskualifikasi pemain
yang melakukan pelanggaran sesuai dengan yang tercantum dalam aturan 5.
10) Wasit pembantu memperhatikan bola dan mengambil keputusan apabila
bola dianggap telah keluar lapangan, pergantian kepemilikan bola, serta
menghitung waktu. Wasit pembantu berhak menentukan sah tidaknya suatu
gol dan menghitung jumlah gol yang terjadi.
11) Waktu pertandingan adalah 4 quarter masing-masing 10 menit.
12) Pihak yang berhasil memasukkan gol terbanyak akan dinyatakan sebagai
pemenang.
13) Olahraga bola basket mempunyai lapangan yang sangat baik, Adapun
ukuran lapangan Bola basket dibawah ini :
27

Gambar 2.1 Ukuran lapangan bola basket


Sumber : www.fiba.com (diakses 21 Januari 2019)

Adapun panjang lapangan basket adalah 28 meter x 15meter. Ukuran ini di


hitung dari batas garis sebelah dalam. Di bagian tengah lapangan, terdapat
lingkaran dengan jari-jari 1,80 meter. Untuk ukuran lingkaran jari - jarinya
di ukur dari sebelah luar garis lingkaran. FIBA merilis Ukuran lapangan
permainan bola basket sebagai berikut:
28

1) Panjang lapangan : 28 meter


2) Lebar lapangan : 15 meter
3) Jari-jari lapangan : 1,80 meter
4) Lingkaran daerah tembakan tiga angka : 6,25 meter
5) Garis tembakan bebas ke garis belakang : 5,80 meter
c. Perkembangan Bola Basket di Indonesia
Permainan bolabasket dibawa ke Indonesia oleh bangsa Belanda dan
diperkenalkan oleh Tonny When Dai Wimlatumenten (Teguh Sutanto, 2019:
53). Di tengah-tengah gejolak revolusi bangsa dalam mempertahankan
kemerdekaan yang telah direbut itu, permainan bolabasket mulai dikenal oleh
sebagian kecil rakyat Indonesia, khususnya yang berada di kota perjuangan dan
pusat pemerintahan Rakyat Indonesia, Yogyakarta serta kota terdekat Solo.
Nampaknya, ancaman pedang dan dentuman meriam penjajah tidak menjadi
penghalang bagi bangsa Indonesia untuk melakukan kegiatan olahraga,
termasuk permainan Bolabasket. Bahkan dengan dilakukannya kegiatan-
kegiatan olahraga tersebut semangat juang bangsa Indonesia untuk
mempertahankan tanah airnya dari ancaman para penjajah yang menginginkan
kembali berkuasa semakin membaja. Pada bulan September 1948, di kota Solo
diselenggarakan Pekan Olahraga Nasional (PON) pertama yang
mempertandingkan beberapa cabang olahraga, diantaranya Bolabasket (Anung
Hendar Isnanto, 2018: 65). Dalam kegiatan tersebut ikut serta beberapa regu,
antara lain : PORO Solo, PORI Yogyakarta dan Akademi Olahraga Sarangan.
Pada tahun 1951, Maladi dalam kedudukannya selaku Sekretaris Komite
Olympiade Indonesia (KOI) meminta kepada Tony Wen dan Wim Latumenten
untuk menyusun organisasi olahraga BolaBasket Indonesia. Selanjutnya karena
pada tahun ini juga di Jakarta akan diselenggarakan PON ke-II, maka kepada
kedua tokoh tadi Maladi meminta pula untk menjadi penyelenggara
pertandingan BolaBasket. Atas prakarsa kedua tokoh ini, pada tanggal 23
Oktober 1951 dibentuklah organisasi Bolabasket Indonesia dengan nama
Persatuan Basketball Seluruh Indonesia disingkat PERBASI. Tahun 1955
namanya diubah dan disesuaikan dengan perbendaharaan bahasa Indonesia,
29

menjadi Persatuan Bolabasket Seluruh Indonesia yang singkatannya tetap sama


yaitu PERBASI.
Dalam susunan Pengurus PERBASI yang pertama, Tony Wen menduduki
jabatan Ketua serta Wim Latumeten sekretaris. Segera setelah terbentuknya
PERBASI, organisasi ini menggabungkan diri dan menjadi anggota KOI serta
FIBA. Namun demikian, dengan terbentuknya PERBASI, tidak berarti bahwa
perjuangan bangsa Indonesia untuk membina dan mengembangkan permainan
Bolabasket di tanah air menjadi ringan. Tantangan yang paling menonjol datang
dari masyarakat Cina di Indonesia yang mendirikan Bon Bolabasket sendiri, dan
tidak mau bergabung dengan PERBASI. Untuk menjawab tantangan tersebut,
pada tahun 1955 PERBASI menyelenggarakan Konferensi Bolabasket di
Bandung yang dihadiri oleh utusan dari Yogyakarta, Semarang, Jakarta dan
Bandung.
Keputusan yang paling terpenting dalam Konferensi tersebut ialah
PERBASI merupakan satu-satunya organisasi induk olahraga Bolabasket di
Indonesia, sehingga tidak ada lagi sebutan Bon BolaBasket Cina dan lain
sebagainya. Pada kesempatan itu juga dibicarakan persiapan menghadapi
penyelenggaraan kongres yang pertama.
Sejak didirikan tahun 1951, PERBASI telah banyak melakukan kegiatan
yang sifatnya nasional, regional dan internaisonal, baik di dalam negeri maupun
di luar negeri. Tetapi gemanya sudah ada, dengan adanya Kobatama (kompetisi
bolabaket utama) atau liga bolabasket (Anung Hendar Isnanto, 2018: 65).
Permainan bola basket memiliki nilai-nilai tertentu yang sifatnya universal.
Sebagai permainan yang sifatnya rekreatif, bola basket bisa dimainkan mulai
dari usia anak-anak sampai dewasa. Juga dikenal oleh orang-orang yang sudah
berusia cukup lanjut, baik oleh pria maupun oleh wanita dengan aturan
permainan yang dimodifikasi sesuai dengan tingkat usia dan kemampuan fisik.
Nilai rekreatifnya tercemin dari terpenuhinya kebutuhan seseorang untuk
melakukan suatu kegiatan fisik.
30

d. Pengertian Olahraga Bolabasket


Bolabasket adalah salah satu bentuk olahraga yang termasuk dalam cabang
permainan. Bolabasket ini sangat digemari masyarakat sekolah maupun
masyarakat lainnya. Bolabasket adalah olahraga dimana dua tim yang masing-
masing terdiri dari lima pemain mencoba mencetak angka dengan memasukkan
bola ke dalam keranjang. Bolabasket sangat cocok dilihat karena dimainkan di
ruang tertutupndan memerlukan lapangan relatif kecil dengan hanya sepuluh
orang menggunakan bola besar yang mudah dipelajari. Menurut Keven A.
Prusak 2018:) permaianan bolabasket adalah suatu permainan yang dimainkan
oleh dua regu yang masing-masing regu terdiri dari lima orang pemain. Dalam
memainakan bola pemain dapat mendorongbola, memukul bola dengan telapak
tangan terbuka, melemparkan atau menggiring bola ke segala penjuru dalam
lapangan permaianan. Sependapat dengan diatas, menurut (Anung Hendar
Isnanto, 2018:23), bahwa teknik dasar bolabasket yaitu : Bola dapat diberikan
hanya dengan passing (operan) dengan tangan atau dengan mendribbel (batting,
pushing, atau tapping) beberapa kali pada lantai tanpa menyentuhnya dengan
dua tangan secara bersamaan. Tekink dasar mencakup footwork (gerak kaki),
shooting (menembak), passing (operan), dan menangkap, dribbel, rebound,
bergerak dengan bola, bergerak tanpa bola.
Menurut (Anung Hendar Isnanto, 2018:24), bolabasket merupakan olahraga
permainan yang menggunakan bola besar, dimainkan dengan tangan. Bola boleh
dioper (dilempar ke teman), boleh dipantulkan ke lantai (ditempat atau sambil
berjalan) dan tujuannya adalah memasukkan bola ke kerangjang lawan.
Permainan dilakukan oleh dua regu masing-masing terdiri dari 5 (pemain) setiap
regu berusaha memasukkan bola ke kerangjang lawan dan menjaga (mencegah)
keranjannya sendiri kemasukan sedikit mungkin. (Anung Hendar Isnanto,
2018:11) bahwa permaianan bolabasket merupakan bola besar yang dimainakan
dengan tangan, permainan bolabasket mempunyaia tujuan memasukkan bola
sebanyak mungkin ke basket (kerangjang) lawan, serta menahan lawan agar
jangan memasukkan bolabasket (kerangjang) sendiri dengan cara lempar
tangkap, menggiring dan menembak.
31

Olahraga basket merupakan salah satu olahraga prestasi yang sangat


diminati masyarakat saat ini terutama kalangan pelajar, sehingga banyak sekali
kejuaraan bolabasket yang diselenggarakan dan diikuti oleh masyarakat luas.
Untuk mengukir prestasi terbaik dalam olahraga bolabasket harus melalui
pembinaan prestasi yang sistematis dan terencana baik jangka pendek maupun
jangka panjang. Sesuai dengan penjelasan tersebut di atas, maka perlu kiranya
diadakan usaha-usaha pembinaan yang intensif agar menciptakan atlet-atlet
bolabasket yang berkualitas. Berdasarkan pendapat ahli di atas, dapat
disimpulkan bahwa permainan bolabasket merupakan olahraga permainan yang
dilakukan oleh dua regu masing-masing terdiri dari 5 (pemain) yang berusaha
memasukkan bola ke keranjang lawan sebanyak mungkin dan menahan lawan
agar jangan memasukkan bola ke keranjang sendiri dengan menggunakan
tekinik dasar yang digunakan dalam permaianan adalah passing, chatching,
dribble, dan shooting.
Selain itu, kegiatan olahraga ini dapat dilatih pada saat disekolah salah
satunya di ekstrakurikuler Bola basket. Ekstrakurikuler ini memberikan nilai-
nilai kedisipilnan, tanggung jawab, dan kerjasama. Oleh karena itu,
ekstrakurikuler ini cukup banyak diminati siswa disekolah SMA Negeri 2 Klari
karena selain membuat jasmani menjadi sehat, siswa juga dapat
mengekspresikan dirinya ke arah yang positif, tidak sekedar berolahraga raga
dalam Bola basket, terdapat offense dan deffense jika di aplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari, karena dalam hidup manusia tidak hanya untuk
menyerang tetapi harus dapat bertahan dengan baik. Berdasarkan pendapat di
atas maka dapat disimpulkan olahraga bola basket adalah olahraga yang
mempunyai nilai-nilai yang sifatnya universal, terdapat unsur-unsur yang
mengandung nilai-nilai kerjasama tim, sportivitas, respect, fair play, di samping
itu bola basket juga bisa dimainkan di ruangan tertutup (indoor) ataupun di luar
ruangan (outdoor). Olahraga ini olahraga yang dinamis.
32

e. Hakikat Teknik Dasar Permainan Bolabasket


Gerakan teknik dasar dalam permainan bolabasket adalah gerakan yang
paling mendasar untuk mencapai keterampilan bermain bolabasket.
Keterampilan bermain bolabasket akan tercapai apabila menguasai teknik
gerakan yang efektif dan efesien. Menguasai keterampilan dasar merupakan
modal yang paling penting guna memperoleh kemenangan di suatu
pertandingan. Menurut (Anung Hendar Isnanto, 2018:24) Teknik dasar dalam
bermain bolabasket mencakup gerakan kaki (footwork), menembak bola ke
dalam keranjang (shooting), melempar (passing), menangkap, menggiring
(drible), bergerak dengan bola, bergerak tanpa bola, dan bertahan. Teknik dasar
keterampilan bermain bolabasket dapat dilihat sebagai berikut:
1) Teknik melempar dan menangkap bola (Passing)
Lempar dan menangkap bola didalam permainan bolabasket sangat
berperan penting, ini merupakan keterampilan yang harus dimiliki oleh setiap
pemain bolabasket. Lempar tangkap di dalam permainan bolabasket mempunyai
tujuan yang sangat penting yaitu mendekatkan bola ke basket.
Menurut (Anung Hendar Isnanto, 2018:27) adalah seni memindahkan
momentum bola dari satu pemain ke pemain lain. Melakukan passing haruslah
dilakukan secara cepat dan tepat untuk mendapatkan peluang memasukan bola
sebanyak-banyaknya. Passing adalah salah satu kunci keberhasilan serangan
sebuah tim dan sebuah unsur penentuan tembakan-tembakan yang berpeluang
besar mencetak angka (Anung Hendar Isnanto, 2018:27). Melalui passing
peluang untuk mencetak angka akan semakin besar. Tim yang hebat adalah tim
yang mempunyai kerjasama yang baik, kerjasama itu dijuwudkan dengan
passing. Teknik dasar mengoper (passing) dalam permainan bolabasket sebagai
berikut:
2) Mengoper bola setinggi dada (Chest pass)
Operan ini digunakan untuk jarak pendek dengan jarak 5 sampai 7 meter.
Dengan operan ini akan menghasilkan kecepatan, ketepatan, dan kecermatan di
dalam mengoper bola. Teknik ini membutuhkan otot lengan yang kuat karena
cepat laju bola tergantung pada kekuatan otot lengan, cara melakukan teknik ini
33

haruslah benar agar mendapatkan hasil yang maksimal. Berikut ini adalah cara
melakukan teknik chest pass menurut (Keven A. Prusak, 2018:47)
a) Siku dibengkokkan ke samping sehinga bola di depan dada.
b) Posisi kaki sejajar atau kuda-kuda selebar bahu dengan lutut ditekuk.
c) Posisi badan condong kedepan dan jaga keseimbangan.
d) Bola didorong ke depan dengan kedua tangan sambil meluruskan lengan
diakhiri dengan lecutan pergelangan tangan.
Berikut ini gambar tentang teknik chest pass:

Gambar 2.2 Teknik melempar bola di depan dada (chest pass)


Sumber Gambar: Keven A. Prusak (2018:47)

3) Mengoper bola dari atas kepala (Overhead pass)

Operan ini dilakukan dari atas kepala, keuntungan pemain yang memiliki
tubuh lebih tinggi daripada lawannya yang memanfaatkan teknik overhead pass
ini bertujuan untuk mengoperkan bola kepada kawan dengan arah bola
melampui daya raih lawan. Modal dari teknik overhead pass ini adalah postur
tubuh yang tinggi. Berikut adalah cara melakukan overhead pass menurut
(Anung Hendar Isnanto, 2018:46).

a) Posisi bola berada di atas dahi dengan tangan agak siku agak ditekuk.

b) Bola dilempar dengan lekukan pergelangan tangan dengan arah bola agak
ke bawah disertai dengan meluruskan tangan.

c) Posisi kaki berdiri tegak tetapi tidak kaku.


34

Berikut ini gambar tentang teknik overhead pass:

Gambar 2.3 Mengoper dari atas kepala (Overhead pass)


Sumber Gambar: Anung Hendar Isnanto (2018:46)
4) Mengoper bola pantulan (Bounce pass)
Operan ini digunakan untuk menerobos lawan dengan cara bola dipantul ke
samping kanan dan kiri lawan. Operan ini hampir sama dengan operan chest pass
hanya saja operan ini dipantulkan terlebih dahulu. Teknik bounce pass ini
digunakan ketika ada pemain lawan dan tidak ada ruang untuk memberikan bola
kepada kawan, alternatifnya menggunakan teknik bounce pass dengan
memantulkan bola terlebih dahulu. Berikut cara melakukan teknik bounce pass
menurut (Anung Hendar Isnanto, 2018:45):
a) Pelaksanakan hamper sama dengan operan dada.
b) Bola dilepas atau didorong dengan tolakkan dua tangan menyerong ke
bawah dari letak badan lawan.
c) Bila berhadapan dengan lawan bola diarahkan ke samping bawah lawan
kanan ataupun kiri.
35

Berikut ini gambar tentang teknik bounce pass

Gambar 2.4. Mengoper bola pantul (Bounce pass)


Sumber Gambar: Anung Hendra Isnanto (2018:45)
5) Teknik menggiring (dribbling)
Menurut (Anung Hendar Isnanto, 2018:43) menggiring adalah salah satu
dasar bolabasket yang pertama kali diperkenalkan kepada pemula, karena
keterampilan ini sangat penting bagi setiap pemain yang terlibat dalam
pertandingan bolabasket. Seorang pemula, pertama kali yang harus diajarkan
adalah menggiring bola karena mendribbling bola merupakan dasar untuk
melakukan serangan. Tujuan permainan bolabasket adalah memasukan bola
sebanyak mungkin keranjang lawan, serta menahan lawan agar jangan
memasukan bola ke keranjang sendiri dengan cara lempar tangkap, menggiring
bola, dan menembak (Keven A. Prusak, 2018:26). Dari tujuan permainan
bolabasket tersebut, untuk melakukan serangan tentu menggunakan dribbling.
Dengan menguasai teknik dribbling yang bagus akan dengan mudah melakukan
serangan ke daerah lawan. Dalam permainan bolabasket teknik dribbling bola
paling banyak digunakan, karena dengan teknik dribbling ini akan membawa
bola mendekati ring dan memudahkan untuk mencetak angka dari jarak yang
tidak begitu jauh untuk melakukan tembakan. Kegunaan menggiring (dribbling)
adalah mencari peluang serangan, menerobos pertahanan lawan, ataupun
memperlambat tempo permainan (Keven A.Prusak, 2018:27). Melakukan
(dribbling) harus menggunakan satu tangan dan saat melangkah bola harus
36

dipantulkan. Cara menggiring bola yang dibenarkan adalah salah satu tangan
(kanan/kiri), kegunaan menggiring bola adalah untuk mencari peluang serangan,
menerobos pertahanan lawan, dan memperlambat tempo permainan (Keven A.
Prusak, 2018: 27). Bentuk mengiring bola ada 2 macam yaitu: menggiring bola
tinggi dan menggiring bola rendah. Menggiring bola tinggi digunakan dalam
gerakan yang cepat dan untuk menggiring bola rendah digunakan untuk
mengontrol dan menguasai bola terutama untuk melakukan terobosan ke daerah
lawan (Anung Hendar Isnanto, 2018:28). Berikut ini adalah cara melakukan
menggiring bola menurut (Anung Hendar Isnanto, 2018:29 ):
a) Perkenaan bola saat menggiring pada telapak tangan, telapak tangan berada
di atas bola.
b) Posisi kaki saat mengiring lutut agak sedikit ditekuk.
c) Posisi badan agak condong kedepan sehingga berat badan tertumpu pada
kedua kaki
Berikut ini gambar tentang mendribbling rendah dan mendribbling tinggi:

Gambar 2.5 Menggiring rendah dan menggiring tinggi.


Sumber Gambar: Anung Hendar Isnanto (2018: 29)
6) Teknik tembakan (shooting)
Teknik ini adalah teknik yang paling banyak dipakai untuk menciptakan
goal. Angka tercipta apabila bola masuk ke dalam keranjang. Kemenangan suatu
tim ditentukan oleh ketepatan menembak. Untuk itu keterampilan menembak
memang sangat penting dikuasai oleh para pemain. Menembak dalam permainan
bolabasket adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh hasil
kecepatan (accuracy), yaitu dalam hal ini masuknya bola ke dalam keranjang.
37

Di dalam melakukan tembakan, poin yang diperoleh berbeda-beda tergantung


posisi pada saat kita melakukan tembakan, misalnya: tembakan dilakukan dari
dalam lingkaran, maka nilai yang didapat 2 poin, namun jika dilakukan di luar
lingkaran maka nilai yang diperoleh adalah 3 poin. Teknik dasar menembak
(shooting) dalam permainan bola basket adalah sebagai berikut:
7) Tembakan satu tangan (one hand set shoot)
Tembakan dengan satu tangan ini banyak digunakan untuk menembak, baik
dalam mencetak 2 poin atau 3 poin. Tembakan satu tangan hal yang terpenting
adalah menggunakan tangan terkuat. Teknik tembakan ini haruslah disertai
koordinasi yang baik antara mata dan tangan, dengan koordinasi yang baik akan
menghasilkan ketepatan yang bagus. Dalam permainan bolabasket teknik
tembakan ini mempunyai peran yang sangat penting karena tembakan ini
digunakan untuk menghasilkan angka sebanyak- banyaknya seperti tujuan
permainan bolabasket. Pemain yang mempunyai tembakan dengan akurasi
bagus dapat dipastikan timnya akan memperoleh kemenangan. Berikut ini
adalah cara melakukan teknik one hand set shoot menurut (Anung Hendar
Isnanto, 2018: 53):
a) Pegang bola dengan tangan terkuat sebagai pendorong bola dan tangan
satunya sebagai mengontrol arah bola dengan posisi tangan ditekuk.
b) Posisi bola berada di depan dahi.
c) Posisi badan tegak, kaki lutut agak sedikit ditekuk.
d) Pandangan konsentrasi penuh pada arah sasaran.
e) Pada saat melepas bola menggunakan jari-jari dan pergelangan tangan
berikut ini gambar tentang one hand set shoot:

Gambar 2.6 Menembak dengan satu tangan (one hand set shoot)
Sumber Gambar: Anung Hendar Isnanto (2018:54)
38

8) Tembakan menggunakan dua tangan (two hand set shoot)


Tembakan ini sering dilakukan dengan jarak yang cukup jauh, misalnya:
melakukan tembakan 3 poin tidak kuat menggunakan satu tangan dapat
menggunakan dua tangan, tidak menutup kemungkinan menembak jarak dekat
menggunakan dua tangan. Tembakan ini hampir sama dengan tembakan
menggunakan satu tangan, akan tetapi perbedaannya terletak pada penggunaan
tangan yang digunakan untuk mendorong bola. Teknik ini juga membutuhkan
koordinasi yang baik antara mata dan tangan. Berikut ini adalah cara melakukan
teknik two hand set shoot menurut (Keven A. Prusak, 2018:78)
a) Pegang bola dengan kedua tangan dengan posisi tangan ditekuk.
b) Posisi bola berada di depan dahi.
c) Posisi badan tegak, kaki lutut agak sedikit ditekuk.
d) Pandangan konsentrasi penuh pada arah sasaran.
e) Pada saat melepas bola menggunakan jari-jari dan pergelangan tangan.
berikut ini gambar tentang teknik two hand set shoot:

Gambar 2.7 Tembakan menggunakan dua tangan


Sumber Gambar: Keven A. Prusak (2018:78)
9) Tembakan lay-up
Tembakan lay-up adalah tembakan yang dilakukan dengan jarak dekat
sekali dengan keranjang basket, sehingga seolah-olah bola diletakkan ke dalam
keranjang basket yang didahului dengan gerak dua langkah (Anung Hendar
Isnanto, 2018:69). Tembakan lay-up mempunyai kesempatan besar untuk
menciptakan angka karena jarak bola dengan ring saat dekat. Seperti pendapat
39

(Keven A. Prusak, 2018:72) lay-up adalah tembakan yang berpeluang paling


tinggi untuk mencetak angka dalam permainan bolabasket. Tentunya teknik ini
harus dikuasai oleh para pemain bolabasket agar dapat menciptakan angka
dengan mudah. Untuk menguasai tembakan lay-up ini harus dengan latihan
berulang-ulang, agar saat pertandingan tidak kaku lagi melakukan gerakkan lay-
up. Berikut ini cara melakukan tembakan lay-up menurut (Anung Hendar
Isnanto, 2018:69):
a) Bola dipegang dengan posisi badan melayang.
b) Saat melangkah menggunakan dua langkah, langkah pertama haruslah
panjang guna mendapat jarak sejauh mungkin dan langkah kedua untuk
mendapatkan awalan tolakan agar melompat setinggi-tingginya.
c) Saat melepas bola haruslah menggunakan kekuatan kecil.
Berikut in gambar tentang lay-up:

Gambar 2.8 Tembakan lay up


Sumber Gambar: Anung Hendar Isnanto (2018:69)
10) Teknik bertumpu satu kaki (pivot)
Menurut (Anung Hendar Isnanto, 2018:51), pivot adalah menggerakkan
salah satu kaki ke segala arah dengan kaki yang lainnya tetap ditempat sebagai
poros. Teknik dasar ini berguna untuk melindungi bola dari lawan yang merebut
bola, kemudian bola di oper kepada rekan tim. Sedangkan menurut (Keven A.
Prusak, 2018:72), gerakan pivot ialah berputar ke segala arah dengan bertumpu
pada salah satu kaki (kaki poros) pada saat pemain tersebut menguasai bola.
Gerakan pivot berguna untuk melindungi bola dari perebutan pemain lawan,
untuk kemudian bola tersebut dioperkan kepada kawannya untuk mengadakan
tembakan.
40

Berikut ini adalah cara melakukan teknik pivot menurut (Anung Hendar
Isnanto, 2018:51):
a) Bila mendapat bola dengan posisi sejajar, boleh melangkahkan kaki ke
segala arah dengan salah satu kaki sedangkan kaki yang satu tetep kontak
dengan lantai sebagai poros.
b) Bila mendapat bola saat posisi berlari dan berhenti dalam posisi kaki tidak
sejajar maka yang menjadi poros adalah kaki belakang.
Berikut ini gambar tentang pivot:

Gambar 2.9 Gerakan kaki saat (pivot)


Sumber Gambar: Anung Hendar Isnanto (2018:51)
Teknik-teknik di atas harus dikuasai oleh seorang pemain bolabasket yang
profesional, akan tetapi untuk level siswa sekiranya paham akan teknik
bolabasket walaupun didalam melakukan gerakan secara teknik masih jauh dari
sempurna. Seorang pemain bolabasket yang bagus tentu bisa melakukan teknik
ini dengan benar. Dengan menguasai teknik dasar dalam bermain bolabasket
mencakup gerakan kaki (footwork), menembak bola ke dalam keranjang
(shooting), melempar (passing) menangkap, menggiring (drible), bergerak
dengan bola, bergerak tanpa bola, dan bertahan, seorang itu akan mahir di dalam
melakukan permainan bolabasket.
Secara garis besar permainan bolabasket dilakukan dengan mempergunakan
tiga unsur teknik yang menjadi pokok permainan, yakni: mengoper bola
(passing), menggiring bola (dribbling), serta menembak (shooting).
41

B. Kerangka Berpikir
Pendidikan dapat diperoleh melalui berbagai cara baik secara formal
maupun informal. Melalui cara tersebut akan terjadi pembentukan dan
perubahan pengetahuan serta meningkatkan kualitas diri dalam mengembangkan
potensi diri seseorang secara maksimal, sehingga seseorang individu akan
menjadi lebih produktif. Salah satu kegiatan yang positif adalah mengikuti
kegiatan melalui kegiatan permainan-permainan. Permainan sebagai wahana
pendidikan dengan jenis kegiatan olahraga yang dilakukan pada waktu senggang
atau waktu luang dan juga berdasarkan keinginanan atau kehendak yang timbul
karena memberi kepuasan atau kesenangan.
Selain untuk mengembangkan diri, kegiatan ini bertujuan untuk
pembentukan karakter kerjasama tim dan mengetahui kerjasama yang baik
dalam kehidupan sehari-hari khusunya dalam sebuah tim dalam segi strategi
lapangan maupun non teknis di luar lapangan. Disamping itu ada aspek fisik,
teknik, taktik, faktor mental dan kerjasama dalam tim sangat penting sekali
dalam melengkapi seseorang mencapai prestasi dan hal itu perlu dilatih agar
dalam mencapai tujuan seseorang bersungguh-sungguh dan fokus untuk
melakukan sesuatu yang diinginkan.
Salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang membutuhkan kerjasama tim
dalam berolahraga adalah ekstrakurikuler Bola basket. Pembentukan karakter
kerjasama sangat penting untuk siswa yang mengikuti ekstrakurikuler Bola
basket karena olahraga Bola basket banyak sekali nilai- nilai yang terkandung di
dalamnya salah satunya memang membutuhkan kerjasama yang baik dalam
sebuah tim.
Pada SMA Negeri 2 Klari ekstrakurikuler Bola basket sudah cukup baik dari
segi teknik dan fisik akan tetapi dari segi kerjasama nya masih kurang baik.
Karena dari hasil survey peneliti pada saat siswa sedang menjalani latihan
maupun pada saat bertanding Bola basket dari segi kekompakan, rasa percaya
terhadap orang lain, dan kerjasama dalam permainan, tanggung jawab serta
saling menghormati satu sama lain dan masalah non teknis di luar lapangan
membuat kerjasama ini tidak solid dan kompak serta terlihat ada beberapa anak
42

yang egois. Masih ketergantungan satu sama lain dalam hal menyiapkan
peralatan latihan maupun pertandingan ataupun ketergantungan dalam hal
permainan di lapangan.
Oleh karena itu, kegiatan permainan sebelum latihan dapat membantu
mengurangi sikap egois dan saling ketergantungan terhadap teman
sekelompoknya. Karena kegiatan permainan merupakan suatu bentuk atau
metode untuk membuka diri dengan menekankan pada pengembangan diri dan
pembentukan karakter yang disimulasikan melalui permainan- permainan.
Permainan - permainan tersebut secara langsung dirasakan oleh para siswa
dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kerjasama tim melalui kegiatan
permainan-permainan kecil. Selain itu, kemajuan yang terjadi di bidang
pendidikan menuntut siswa-siswi mampu bekerja sama dengan temannya.
Terlebih untuk kegiatan ekstrakurikuler olahraga bola basket. Berdasarkan
uraian diatas, maka peneliti ingin mengetahui tingkat kerjasama tim dalam
permainan pada siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bola basket.

C. Penelitian yang relevan


Penelitian yang relavan digunakan untuk mendukung dan memperkuat teori
yang sudah ada, di samping itu dapat digunakan sebagai pedoman atau
pendukung dari kelancaran penelitian yang akan dilakukan. Penelitian yang
relevan dengan penelitian ini sebagai berikut:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Tauirrachman pada tahun 2017 dengan
judul “Tinjauan Motivasi Siswa Dalam Kegiatan Ekstrakurikuler Bola
Basket Di SMA Negeri 1 Padang”. Berdasarkan hasil penelitian yang
diperoleh bahwa motivasi Siswa SMA Negri 1 Padang dalam kegiatan
ekstrakurikuler bola basket, 0% berada pada kategori sangat rendah , 50%
kategori rendah, 50% kategori sedang, dan 0% berada pada kategori tinggi,
serta secara keseluruhan motivasi siswa berada pada kategori rendah 62%.
Sedangkan capaian perindikator diperoleh bahwa siswa cendrung berada
pada motivasi rendah (dibawah 62,5%).
2. Penelitian yang dilakukan oleh Achamd Faraitody pada tahun 2015 dengan
43

judul “Tingkat Kerjasama Tim Melalui Permainan Pada Siswa yang


Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler Bola Basket SMA Negeri 10
Tanggerang”. Berdasarkan hasil penelitian Tingkat kerjasama tim pada
siswa SMAN 10 Tanggerang dengan kategori tinggi berjumlah 3 orang, dan
untuk kategori sedang berjumlah 16, serta kategori rendah berjumlah 6
orang. Jadi terlihat bahwa jumlah tingkat kerjasama siswa ditinjau dari
keseluruhan faktor atau indikator dengan mempresentasikan adalah sebagai
berikut , kategori tinggi bila dipresentasikan adalah 12% dan untuk kategori
sedang bila dipresentasikan adalah 64% serta untuk kategori rendah bila
dipresentasikan adalah 24%.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Dwi Yuda Setia pada tahun 2021 dengan
judul “Survey Tingkat Kebugaran Jasmani Tim Bola Basket”. Berdasarkan
hasil penelitian menunjukan bahwa kebugaran jasmani atlet tim bola basket
Universitas Negeri Malang secara keseluruhan yaitu pada kategori sedang
memperoleh presentase sebesar 56,7%, kategori kurang memperoleh
presentase 36,7%, Kategori baik memperoleh presentase 3,3% dan kategori
kurang sekali memperoleh presentase 3,3%.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Ghea Galarina pada tahun 2018 dengan judul
“Survey Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa Peserta Ekstrakurikuler Bola
Basket SMA Negeri 9 Makassar”. Berdasarkan hasil penelitian bola basket
di SMA Negeri 9 Makassar berada pada kategori baik sekali 10,00% (2
orang), pada kategori baik 45,00% (9 orang), pada kategori sedang 30,00%
(3 orang), pada kategori kurang 15,00% (3 orang) dan tidak ada yang berada
pada kategori kurang sekali.
5. Penelitian yang dilakukan oleh Soim Rohmatunisha pada tahun 2020
dengan judul “Survey Minat Siswa dalam Mengikuti Kegiatan
Ekstrakurikuler Bola Basket pada peserta SMP Negeri 5 Bojonegoro”.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa minat siswa dalam
mengikuti kegiatn ektrakurikuler bola basket di SMP Negeri 5 Bojonegoro
memperoleh kategori baik dengan presentase 80%, faktor instriksi sebesar
94% kategori sangat baik, dan faktor ekstrinsik sebesar 66% kategori baik.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metode Penelitian


1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian pada skripsi ini menggunakan pendekatan kuantitatif
jika ditinjau dari jenis data yang disajikan. Penelitian kuantitatif merupakan
penelitian yang menggunakan data dalam bentuk angka-angka yang bersifat
kuantitatif serta untuk mengetahui kondisi populasi. Pada penelitian kuantitatif
memungkinkan adanya generalisasi untuk mendapatkan hasil yang dihitung
menggunakan analisis statistik Menurut (Sugiyono,2019:15). Kemudian,
menurut pendapat (Itto Turyandi,2019:59) penelitian kuantitatif mulai dengan
menetapkan obyek studi yang spesifik, dieliminasikan dari totalitas atau konteks
besarnya sehingga menjadi eksplisit atau jelas obyek studinya. Sesudah itu, baru
disusun kerangka teori sesuai dengan obyek studi spesifiknya. Dari situ dapat di
telurkan hipotesis atau problematik penelitian, instrumen pengumpulan data,
teknik sampling serta teknik analisisnya.
2. Metode Penelitian
Menurut (Sugiyono,2019:56) Pada penelitan ini menggunakan metode
survey deskriptif Kuantitatif. Menurut (Sugiyono,2019:56) Metode survey
deskriptif kuantitatif merupakan jenis penelitian yang mengukur sesuatu tanpa
bertanya mengapa hal tersebut seperti itu. Survey ini terlebih dahulu akan
menetapkan suatu variabel, kriteria dan indikator yang berkaitan dengan
penelitian tersebut. Kemudian, langkah selanjutnya dilakukan pengumpulan data
lalu dilanjutkan pengolahan data dan memaparkan data.

44
45

B. Populasi dan Sampling


1. Populasi
Populasi merupakan sejumlah kasus atau sejumlah individu (yang sifatnya
bisa infinite atau definite) yang memiliki karakteristik tertentu, maka suatu
penelitian yang meneliti seluruh individu yang tardapat dalam wilayah penelitian
dapat disebut dengan studi sensus (census study) (Itto Turyandi, 2019:95).
Pendapat lain juga dipaparkan oleh (Sugiyono,2019:126) bahwa Populasi
merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang memiliki
sebuah karakter dan kualitas tertentu yang ditentukan sendiri oleh peneliti untuk
dapat dikaji ataupn dipelajari dan setelah itu akan didapatkan sebuah
kesimpulan. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa populasi dalam penelitian
adalah wilayah yang akan di teliti oleh peneliti yang memiliki sejumlah kasus
maupun individu yang kemudian dikaji agar mendapatkan sebuah kesimpulan.
Jumlah populasi yang diambil pada penelitian ini adalah seluruh ekstrakurikuler
bola basket di SMAN 2 Klari berjumlah 30 orang.
2. Sampling
Menurut (Sugiyono,2019:127) menuturkan bahwa sampel adalah bagian
dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Definisi
tersebut sejalan dengan penjelasan (Siregar,2019:53) yang mengatakan bahwa
Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan mampu mewakili populasi
dalam penelitian.
Dalam penyusunan sampel perlu disusun kerangka sampling yaitu daftar
dari semua unsur sampling dalam populasi sampling, dengan syarat:
a. Harus meliputi seluruh unsur sampel
b. Tidak ada unsur sampel yang dihitung dua kali
c. Harus up to date
d. Batas-batasnya harus jelas

Harus dapat dilacak di lapangan Penelitian ini mengukur tingkat kerjasama


siswa ekstrakurikuler bola basket di laksanakan di SMA Negeri 2 Klari.
Kegiatan penelitian ini dimulai sejak disahkannya proposal penelitian serta surat
ijin penelitian, Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa
46

ekstrakurikuler bola basket di SMA Negeri 2 Klari yakni berjumlah 30 orang.


Sampel diambil menggunakan metode Sampling Jenuh. Pendapat Sugiyono,
(2019:133) Sampel yang bila ditambah jumlahnya, tidak akan menambah
keterwakilan sehingga tidak akan mempengaruhi nilai informasi yang telah
diperoleh dan sampel bila semua anggota populasi dijadikan sampel, hal ini
dilakukan bila jumlah populasi relative kecil, kurang dari 30.

C. Variabel dan Desain Penelitian


1. Variabel
Menurut (Sugiyono 2019:68) variabel penelitian adalah suatu atribut atau
sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.
a. Variabel Independen (Bebas) : Variabel bebas merupakan variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel dependen (terikat).
b. Variabel Dependen (Terikat) : Variabel terikat merupakan varibel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.
2. Desain Penelitian
Menurut (Sugiyono 2019:72) Paradigma penelitian dalam hal ini diartikan
sebagai pola pikir yang menunjukan hubungan antara variabel yang akan diteliti
yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu
dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan merumuskan hipotesis, jenis
dan jumlah hipotesis, dan teknik analisis statistik yang akan digunakan.
Berdasarkan hal ini maka bentuk-bentuk pardigma atau model desain penelitian
kuantitatif khususnya untuk penelitian survey menggunakan model desain
Hubungan Sederhana terdiri atas satu variabel independen dan dependen.
r
X Y
47

X = Treament yang di berikan ( Variabel Bebas)


Y = Hasil Observasi (Variabel Terikat)

D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan suatu alat yang untuk mengumpulkan data
atau mengukur objek dari suatu variabel penelitian. sedangkan menurut
(Sugiyono,2019:146) instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan
mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Kemudian untuk
mendapatkan data yang benar demi kesimpulan yang sesuai dengan keadaan
sebenarnya, maka diperlukan instrumen penelitian yang valid dan konsisten serta
tepat dalam memberikan data hasil penelitian.
Instrumen yang dipakai untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini
berupa data Angket. Menurut (Itto Turyandi,2019:110) mengemukakan bahwa
angket merupakan daftar pernyataan atau pertanyaan yang dikirimkan kepada
responden, baik secara langsung atau tidak langsung (melalui pos atau
perantara). Tujuan dari angket salah satunya ialah untuk mencari informasi yang
lengkap mengenai suatu masalah, tanpa merasa khawatir bila responden
memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian
pertanyaan. Kemudian, angket disebarkan untuk di uji cobakan kepada siswa
yang mengikuti ekstrakurikuler Bola basket. Penyebaran angket dilakukan
kepada 30 responden. Setelah data terkumpul dilakukan uji coba data dengan
menentukan validitas butir dan reliabilitas instrumen
1. Uji Validasi
Menurut (Sugiyono, 2019:179) Validitas merupakan derajad ketepatan
antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan daya yang dapat
dilaporkan oleh peneliti.
Dengan demikian data yang valid adalah data "yang tidak berbeda" antar
data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada
obyek penelitian. Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur yang
digunakan untuk mengukur apa yang ingin diukur. Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan kuesioner untuk mengukur instrument penelitian.
48

Teknik pengujian ini yang akan diuji adalah validitas konstruksi dengan
menggunakan uji analisis faktor dengan cara mengkorelasikan jumlah skor
faktor dengan skor total. Uji instrumen kali ini ditanyakan valid jika R hitung
lebih besar dibandingkan R table. Setelah diperoleh nilai rxy, langkah
selanjutnya yaitu dengan membandingkan hasil r pada tabel product moment.
Jika rx > rtabel maka hasilnya valid. tetapi, jika rx < rtabel maka hasilnya tidak
valid. Untuk rumus uji validitas Perhitungannya menggunakan microsoft excel
2019 sebagai berikut:

𝑛(𝛴𝑋𝑖 𝑌𝑖 )−(𝛴𝑋𝑖 )(𝛴𝑌𝑖 )


rxy =
√(𝑛(𝛴𝑋𝑖2 )−(𝛴𝑋𝑖 )2 (𝑛(𝛴𝑌𝑖2 )−(𝛴𝑌𝑖 )2 )

Keterangan :

n = Banyaknya Pasangan data X dan Y


𝛴𝑥𝑖 = Total Jumlah dari Variabel X
𝛴𝑦𝑖 = Total Jumlah dari variabel Y
𝛴𝑥𝑖2 = Kuadrat dari total jumlah Variabel X
𝛴𝑦𝑖2 = Kuadrat dari total jumlah Variabel Y
𝛴𝑥𝑖 𝑦𝑖 = Hasil Perkalian dari total jumlah variabel X dan variabel Y

Hasil uji validasi instrumen sebagai berikut :


Tabel 3.1 Hasil Uji Validasi
No. Butir Soal 𝒓𝒙𝒚 𝒓𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍 Status
1 0,47149 0,361 Valid
2 0,15967 0,361 Tidak Valid
3 0,44902 0,361 Valid
4 0,67465 0,361 Valid
5 0,19597 0,361 Tidak Valid
6 0,56334 0,361 Valid
7 0,26209 0,361 Tidak Valid
8 0,24903 0,361 Tidak Valid
9 0,48093 0,361 Valid
10 0,45004 0,361 Valid
11 0,44747 0,361 Valid
12 0,7426 0,361 Valid
49

13 0,45863 0,361 Valid


14 0,29439 0,361 Tidak Valid
15 0,24684 0,361 Tidak Valid
16 0,36488 0,361 Valid
17 0,15871 0,361 Tidak Valid
18 0,50423 0,361 Valid
19 0,59573 0,361 Valid
20 0,6907 0,361 Valid
21 0,28582 0,361 Tidak Valid
22 0,31954 0,361 Tidak Valid
23 0,55157 0,361 Valid
24 0,54782 0,361 Valid
25 0,44962 0,361 Valid
26 0,37477 0,361 Valid
27 0,398 0,361 Valid
28 0,4952 0,361 Valid
29 0,53774 0,361 Valid
30 0,6594 0,361 Valid
31 0,45966 0,361 Valid
32 0,43321 0,361 Valid
33 0,55479 0,361 Valid
34 0,63545 0,361 Valid
35 0,16171 0,361 Tidak Valid
36 0,32656 0,361 Tidak Valid
37 0,25521 0,361 Tidak Valid
38 -0,0899 0,361 Tidak Valid
39 0,2939 0,361 Tidak Valid
40 0,44908 0,361 Valid
41 0,55721 0,361 Valid
42 0,36055 0,361 Tidak Valid
43 0,48551 0,361 Valid
44 0,21203 0,361 Tidak Valid
45 0,4062 0,361 Valid
46 0,60899 0,361 Valid
47 0,30546 0,361 Tidak Valid
48 0,53235 0,361 Valid
49 0,39476 0,361 Valid
50 0,5748 0,361 Valid
50

Berdasarkan hasil analisis, menunjukkan bahwa dari 50 butir terdapat 17


butir gugur, yaitu butir nomor 2,5,7,8,14,15,17,21,22,35,36,37,38,39,42,44,47.
Hal tersebut dikarenakan r hitung > r tabel, sehingga terdapat 33 butir valid yang
digunakan untuk penelitian. Kisi-kisi instrumen angket penelitian disajikan pada
tabel 3.2 sebagai berikut:
Tabel 3.2 Kisi-kisi angket penelitian
No.soal
Indikator Faktor
(+) (-)
1. Kemampuan mendengar dan memahami
1,10 3
Kemampuan rekan lain
Berkomunikasi 2. Kemampuan menyampaikan pesan dengan
50 26
tepat
3. Memberikan kesempatan teman untuk
4 6
mengekspresikan keinginannya
1. Terlibat secara emosionaldalam kegiatan
25 33
Kesediaan tim ( saling ketergantungan )
untuk 2. bekerjasama dan memberi kontribusi untuk
24,30,40,41 9
berpartisipasi tim
3. semangat menyelesaikan masalah bersama
27,29,43,45 28
( memberi ide/gagasan )
1. Bersedia berbagi dengan rekan satu tim.
11 12

2. Memperlakukan teman dengan baik (kata-


Menghormati 20,23,46 32
kata,bercanda dll )
dan saling
3. Menghindari konflik
berbagi 34 19

Bertanggung 1. Bertanggung jawab dalam tugas kelompok 13,18 16


jawab dan 2. Menjalankan peran yang diberikan 48 31,49
komitmen

TOTAL 21 12
51

2. Uji Reabilitas
Reliabilitas ialah indeks yang menujukan sejauh mana suatu alat pengukur
dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini menujuka bahwaakan sejauh
mana hasil pengukuran tetap konsisten. Menurut (Sugiyono, 2019:191)
Instrumen yang reliabel adalah instrurnen yang bila digunakan beberapa kali
untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sarna. Dalam
penelitian ini menguji reliabilitas mengunakan rumus alpha cronbac,
penghitungan Reliabilitas dengan rumus:
𝐾 ∑𝜎𝑏2
𝑟∥ = [ − ] [1 − ]
∑𝜎𝑡2
𝐾−1

Keterangan :
𝑟∥ = Reliabilitas instrumen
𝐾 = Banyak butir yang valid
∑𝜎𝑏2 = Jumlah varian butir
∑𝜎𝑡2 = Jumlah varian total

Berdasarkan hasil analisis, hasil uji reliabilitas instrumen pada tabel 3.3
sebagai berikut:

Tabel 3.3 Hasil Uji Reabilitas


Cronbach Alfa N of item
0,913 33

E. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data


1. Teknik Pengumpulan Data
a. Data Primer
Data primer adalah beberapa data yang diperoleh dari informan utama yakni
siswa estrakurikuler bola basket di SMA Negeri 2 Klari. Kerjasama Tim yang
solid, kuat dan kokoh adalah didalamnya terdapat individu-individu yang
didalamnya saling menghargai, bahu-membahu, berkorban baik waktu, pikiran
dan segalanya yang dihadapi untuk mencapai tujuan bersama. Kerjasama timbul
52

apabila orang menyadari bahwa adanya kepentingan yang sama. Data primer
merupakan data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung dilapangan oleh
orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang memerlukannya.
Data primer ini disebut juga data asli atau data baru yang merupakan data utama
yang diperoleh langsung dari hasil angket para siswa.
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang berasal dari sumber yang tidak
langsung memberikan data, dalam penelitian ini data sekunder diperoleh melalui
dokumen atau data dan buku-buku serta sumber lainnya yang berhubungan
dengan permasalahan yang sedang diteliti, yang berfungsi untuk melengkapi
data primer.
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Angket (Quesioner) dan alternatif jawaban didasari dengan
menggunakan skala likert, menurut Sugiyono, (2019:146) skala likert digunakan
untuk mengukur sikap, persepsi dan pendapat seseorang atau kelompok orang
tentang sebuah fenomena sosial.
Setelah itu data angket yang akan disebar luaskan secara manual dengan
responden atau siswa dan dikumpulkan saat setelah responden atau siswa telah
mengerjakannya.
Kerjasama merupakan skor yang diperoleh dari angket karakter kerjasama
terdapat dari:
a. Indikator kemampuan komunikasi,
b. Indikator kesediaan berpartisipasi,
c. Indikator berbagi dan saling menghormati,
d. Indikator tanggung jawab dan komitmen
Penggunaan skala likert mampu memberikan alternatif jawaban dari soal
instrumen dengan gradasi dari yang sangat positif hingga kepada yang sangat
negatif, pertimbangan pemilihan pengukuran ini karena mampu memberikan
kemudahan kepada para responden untuk memilih jawaban. Responden diminta
memberikan salah satu pilihan dari jawaban yang telah disediakan. Pilihan
jawaban ada 5 pilihan mulai dari sangat setuju hingga sangat tidak setuju. Data
53

diubah berdasarkan bobot skor satu hingga lima yang kemudian dihitung
presentase kelayakan hasilnya dengan menggunakan sebuah rumus. Berikut
penilaian skala likert dan bobot skor menurut Sugiyono (2019:147 ) sebagai
berikut :

SS = Sangat Setuju
S = Setuju
RR = Ragu-ragu
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju

Lima pilihan jawaban ini dimaksudkan agar responden tidak memiliki


keragu-raguan dalam menjawab pernyataan. Pemberian pada skor atau nilai
untuk masing-masing jawaban favorable adalah sebagai berikut :

SS = Sangat Setuju Nilai 5


S = Setuju Nilai 4
RR = Ragu-ragu Nilai 3
TS = Tidak Setuju Nilai 2
STS = Sangat Tidak Setuju Nilai 1

Pemberian skor atau nilai untuk masing-masing jawaban unfavorable adalah


sebagai berikut :
SS = Sangat Setuju Nilai 1
S = Setuju Nilai 2
RR = Ragu-ragu Nilai 3
TS = Tidak Setuju Nilai 4
STS = Sangat Tidak Setuju Nilai 5
54

Tabel 3.4 Kisi-kisi Angket Uji Instrumen


No.soal
Indikator Faktor
(+) (-)
1. Kemampuan mendengar dan memahami
1,10 3
Kemampuan rekan lain
Berkomunikasi 2. Kemampuan menyampaikan pesan dengan
2,5,50 26
tepat
3. Memberikan kesempatan teman untuk
4,8 6
mengekspresikan keinginannya
1. Terlibat secara emosional dalam
7,25 33
Kesediaan kegiatan tim ( saling ketergantungan )
untuk 2. bekerjasama dan memberi kontribusi untuk
24,30,40,41 9,39,42
berpartisipasi tim
3. semangat menyelesaikan masalah bersama
27,29,43,45 28,44
( memberi ide/gagasan )
1. Bersedia berbagi dengan rekan satu tim.
11,15 12
Menghormati
2. Memperlakukan teman dengan baik (kata-
dan saling 20,23,46 32,47
kata,bercanda dll )
berbagi
3. Menghindari konflik
14,22,34 19,35,36
1. Bertanggung jawab dalam tugas kelompok 13, 18,38 16,37
Bertanggung
jawab dan 2. Menjalankan peran yang diberikan 17,21,48 31,49

komitmen
TOTAL 31 19
55

2. Teknik Analisis Data


Setelah semua data terkumpul, langkah selanjutnya adalah menganalisis
data sehingga data-data tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan. Pendapat Azwar
(2016:163) menyatakan bahwa untuk menentukan kriteria skor dengan
menggunakan Penilaian Acuan Norma (PAN) pada tabel 3.5 sebagai berikut:
Tabel 3.5 Norma Penilaian
Interval Kategori
M + 1,5 SD < X Sangat Tinggi
M + 0,5 SD < X ≤ M + 1,5 SD Tinggi
M - 0,5 SD < X ≤ M + 0,5 SD Sedang
M - 1,5 SD < X ≤ M - 0,5 SD Rendah
X ≤ M - 1,5 SD Sangat Rendah

Keterangan:
M : nilai rata-rata (mean)
X : skor
S : standar deviasi
Dengan rumus :
X
x = — x 100%
N

Ket : x = Skor rata-rata jawaban


X = Jumlah skor tiap butir
N = Jumlah responden
BAB IV
HASIL PEMBAHASAN PENELITIAN

A. Gambaran umum SMA Negeri 2 Klari

1. Visi dan Misi SMA Negeri 2 Klari

a. Visi
Berprestasi, Cerdas, Kompetitif, Berbudaya dan Berkarakter berdasarkan
Iman dan Takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
b. Misi
1) Meningkatkan Manajemen dalam Mewujudkan Visi Sekolah.
2) Menciptakan suasana yang kondusif untuk membentuk kepribadian peserta
didik yang memiliki Iman dan Takwa.
3) Mengoptimalkan proses pembelajaran aktif, efektif, kreatif dan
menyenangkan.
4) Mengadakan kegiatan ekstrakurikuler sesuai minat dan bakat yang dimiliki
oleh peserta didik.
5) Menjalin kerjasama yang harmonis antara warga sekolah dengan
lingkungan.
6) Menggalakkan budaya bersih menuju hidup sehat.

2. Identitas Sekolah

Berikut ini merupakan identitas sekolah SMA Negeri 2 Klari :


a. Nama Sekolah : SMA Negeri 2 Klari
Kepala Sekolah : Dra. Tri Setyowati Dyah L.W.,M.Pd.
Akreditasi :B
Status : Negeri
Status kepemilikan : Pemerintah Pusat
NPSN : 69915809
SK Pendirian Sekolah : 420/1625-DISDIKPORA
Tanggal SK Pendiria : 2015-06-11

56
57

SK Izin Operasional : 425.11/KEP.500-HUK/2015


Tanggal SK Izin Operasional : 2015-06-18
b. Alamat Sekolah : Jalan Raya Kosambi
Dusun : Karanganyar
Desa/Kelurahan : Duren
Kecamatan : Klari
Kabupaten : Karawang
Provinsi : Jawa Barat
Kode Pos : 41371
Titik koordinat : -6.361411.107.373934
Luas Tanah : 9.706 m2
c. Nomor Rekening :-
Nama Rekening : SMAN 2 KLARI
Nama Bank : BPD JABAR BANTEN
Cabang KCP/Unit : BPD JABAR BANTEN CABANG KLARI
Alamat Bank : Jl. Raya Kosambi No. 7B Kab. Karawang
Telpon Bank : 0267-862164
Fax :-
3. Data Jumlah Siswa SMA Negeri 2 Klari

a. Berdasarkan Jenis Kelamin


Tabel 4.1 Data Peserta Didik Berdasarkan Jenis
Jenis Kelamin Jumlah
Laki-laki 113
Perempuan 369
Total 482
58

b. Berdasarkan Tingkatan
Tabel 4.2 Data Peserta Didik Berdasarkan Tingkatan
Tingkat Jumlah
10 180
11 177
12 125
Total 482

4. Data Guru dan Pegawai sekolah SMA Negeri 2 Klari

a. Kepala Sekolah : Hj. Rizky Ayiatin.,S.Pd.

b. Wakil Kepala Sekolah


1) Bidang Kurikulum : Yuyun Komalasari, S.Pd
2) Staf Kurikulum 1 : Umi Robi’ah Mutsana F.N,S,Pd
3) Staf Kurikulum 2 : Sophia Jasmine Natasha Sumardi, S.Pd
4) Bidang Kesiswaan : Yogi Ade Triana,S.Pd
5) Bidang Sarana Prasarana : Sopyani, S.Pd.

6) Bidang Humas : Jeje Zaenal Arifin, M.Pdl.


c. Pembina Osis : Mochamad Saepudin, S. Kom.

d. Tata Usaha
1) Kepala Urusan TU
: Umi Robi’ah Mutsana Fajrun. N, S.Pd.
2) Urusan Rumah Tangga : Siti Syahdah Dinuriyah, S.Pd.
3) Urusan Administrasi : Tyas Sri Ambar Lestari, S.lp.
Kepegawaian dan Staff
Pembantu Bendahara
4) Urusan Keuangan
5) Operator Keuangan : Ai Nurjamilah, S.Pd.

6) Urusan Administrasi Humas, : Mohammad Dimas Sophian, S.E.


: Meiva Putriansyah
Persuratan dan Pengarsipan
7) Urusan Administrasi Sarana
dan Prasarana serta
administrasi perpustakaan : Evi Yuhaeni, S.Pd.
8) Operator Dapodik
9) Urusan Administrasi
59

Kesiswaan : Suparman, S.T.


10) Urusan Administrasi : Rd. Roro Tanti Yuliyanti
Kurikulum
: Adesty Iryas Kusuma Astuti
e. Koordinator Lab Komputer : Mochamad Saepudin,S.Kom.
f. Koordinator Lab IPA : Wulan Dari Dewi Astuti H,S.Pd.
g. Koordinator BP/BK : Siti Syadah Dinuriyah,S.Pd.
h. Wali Kelas
1) Wali Kelas X IPA 1 : Sophia Jasmine Natasha Sumardi,S.Pd
2) Wali Kelas X IPA 2 : Suci Wulandari,S.Pd
3) Wali Kelas X IPA 3 : Endah Mahmudin,S.Pd

4) Wali Kelas X IPS 1 : Khotia Nur Aqsho,S.Pd

5) Wali Kelas X IPS 2 : Moh. Hafidin Suharto,S.Pd


: Putri Caroline Permatasari,S.Pd
6) Wali Kelas XI IPA 1
: Opi Ropina,S.Pd
7) Wali Kelas XI IPA 2
: Henida Bela Pangesti,S.Pd
8) Wali Kelas XI IPA 3
: Anita Debie Agustina,S.Pd
9) Wali Kelas XI IPA 4
: Elfira Fitri Yani,S.S
10) Wali Kelas XI IPS 1
: Nelyss Ahmad Maemunah,S.Pd
11) Wali Kelas XI IPS 2
: Rita Karuniasih,S.Si
12) Wali Kelas XII IPA 1
: Tiara Apriliani Utami,S.Pd
13) Wali Kelas XII IPA 2
: Vivi Andrianti,S.Pd
14) Wali Kelas XII IPA 3
: Eka Andrianto,S.Pd
15) Wali Kelas XII IPS 1
i. Keamanan : 1. Budiman Taopik
2. Galang Firgiawan
3. Sunarto
j. Kebersihan : 1. Muhamad Kuncoro
2. Andi
60

B. Deskriptif Statistik Keseluruhan Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini dimaksudkan untuk menggambarkan data yaitu tentang


Survey Tingkat Kerjasama Siswa Ekstrakurikuler Bola Basket di SMA Negeri 2
Klari pada tahun ajaran 2021/2022, yang diungkapkan dengan angket yang
berjumlah 33 butir, dan terbagi dalam empat indikator, yaitu indikator
kemampuan berkomunikasi, indikator kesediaan untuk berpartisipasi, indikator
menghormati dan saling berbagi, indikator bertanggung jawab dan komitmen.
Hasil analisis data dipaparkan sebagai berikut: Deskriptif statistik keseluruhan
data hasil penelitian Survey Tingkat Kerjasama Siswa Ekstrakurikuler Bola
Basket di SMA Negeri 2 Klari pada tahun ajaran 2021/2022 didapat skor
Terendah (Minimum) 126, skor Tertinggi (Maksimum) 155, Rata - Rata (Mean)
143, nilai tengah (Median) 144, nilai yang sering muncul (Mode) 147, Standar
Deviasi (SD) 8. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.3 sebagai berikut:

Tabel 4.3 Deskriptif Statistik Keseluruhan Hasil Penelitian

Deskriptif Stastik Keseluruhan

Mean 143
Median 144
Mode 147
Standard Deviation 8
Sample Variance 64
Range 29
Minimum 126
Maximum 155
N 30

Apabila ditampilkan dalam bentuk Norma Penilaian. Survey Tingkat


Kerjasama Siswa Ekstrakurikuler Bola Basket di SMA Negeri 2 Klari tahun
ajaran 2021/2022. Deskriptif keseluruhan disajikan pada tabel 4.4 sebagai
berikut :
61

Tabel 4.4 Norma Penilaian Keseluruhan Hasil Penelitian


No. Interval Kategori Frekuensi Presentasi %
1 123 – 131 Sangat Rendah 3 10%
2 132 – 139 Rendah 6 20%
3 140 – 147 Sedang 9 30%
4 148 – 155 Tinggi 9 30%
5 156 – 163 Sangat Tinggi 3 10%
Jumlah 30 100%

Berdasarkan Norma Penilaian Hasil Keseluruhan pada tabel 4.4 tersebut di


atas. Survey Tingkat Kerjasama Siswa Ekstrakurikuler Bola Basket di SMA
Negeri 2 Klari tahun ajaran 2021/2022. Deskriptif keseluruhan disajikan pada
gambar sebagai berikut:

Deskriptif Keseluruhan
10 9 9

8
6
6

4 3 3

2
10% 20% 30% 30% 10%
0
1 2 3 4 5
Series1 Series2

Gambar 4.1 Diagram Batang Survey Tingkat Kerjasama Siswa Ekstrakurikuler


Bola Basket di SMA Negeri 2 Klari Tahun Ajaran 2021/2022

Berdasarkan tabel 4.4 Norma Penilaian Hasil Keseluruhan dan gambar 4.1
Diagram Batang Deskriptif Hasil Keseluruhan di atas menunjukkan bahwa
Survey Tingkat Kerjasama Siswa Ekstrakurikuler Bola Basket di SMA Negeri 2
Klari tahun ajaran 2021/2022. Deskriptif keseluruhan berada pada kategori
“Sangat Rendah” sebesar 10% (3 peserta didik), “Rendah” sebesar 20% (6
62

peserta didik), “Sedang” sebesar 30% (9 peserta didik), ‘Tinggi” sebesar 30% (9
peserta didik), dan “Sangat Tinggi” sebesar 10% (3 peserta didik). Berdasarkan
nilai rata-rata, yaitu 87 dalam kategori “Sedang”.

C. Deskriptif Statistik Perindikator Hasil Penelitian


Setelah melakukan uji instrumen kepada siswa ekstrakurikuler bola basket
di SMA Negeri 1 Klari dan telah mendapat butir soal angket yang valid dan tidak
valid, dari hasil butir soal yang valid akan digunakan dalam melakukan uji
penelitian yang dengan sesuai judul skripsinya yaitu Survey Tingkat Kerjasama
Siswa Ekstrakurikuler Bola Basket di SMA Negeri 2 Klari. Maka diperoleh data
setiap indikator sebagai berikut :
1. Indikator Kemampuan Berkomunikasi.
Deskriptif statistik data hasil penelitian Survey Tingkat Kerjasama Siswa di
SMA Negeri 2 Klari tahun ajaran 2021/2022 berdasarkan indikator kemampuan
berkomunikasi didapat skor Terendah (Minimum) 24, skor Tertinggi
(Maksimum) 33, Rata - Rata (Mean) 30, Nilai tengah (Median) 31, nilai yang
sering Muncul (Modus) 31, Standar Deviasi (SD) 2. Hasil selengkapnya dapat
dilihat pada tabel 4.5 sebagai berikut :

Tabel 4.5 Deskriptif Statistik Indikator Kemampuan Berkomunikasi

Kemampuan Berkomunikasi

Mean 30
Median 31
Mode 31
Standard Deviation 2
Range 9
Minimum 24
Maximum 33
N 30
63

Apabila ditampilkan dalam bentuk Norma Penilaian. Survey Tingkat


Kerjasama Siswa Ekstrakurikuler Bola Basket di SMA Negeri 2 Klari tahun
ajaran 2021/2022 berdasarkan indikator kemampuan berkomunikasi disajikan
pada tabel 4.6 sebagai berikut :

Tabel 4.6 Norma Penilaian Indikator kemampuan Berkomunikasi


No. Interval Kategori Frekuensi %
1 25 - 27 Sangat Rendah 2 7%
2 28 - 29 Rendah 4 13%
3 30 - 31 Sedang 18 60%
4 32 - 33 Tinggi 6 20%
5 34 - 35 Sangat Tinggi 0 0%
Jumlah 30 100%

Berdasarkan Norma Penilaian pada tabel 4.6 tersebut di atas Survey Tingkat
Kerjasama siswa di SMA Negeri 2 Klari tahun ajaran 2021/2022 berdasarkan
indikator kemampuan berkomunikasi dapat disajikan pada gambar sebagai
berikut :

Kemampuan Berkomunikasi
20 18

15

10
6
5 4
2
7% 13% 60% 20% 0 0%
0
1 2 3 4 5

Series1 Series2

Gambar 4.2 Diagram Batang Indikator Kemampuan Berkomunikasi


64

Berdasarkan tabel 4.6 Norma Penilaian Kemampuan Berkomunikasi dan


gambar 4.2 Diagram Batang Kemampuan Berkomunikasi di atas menunjukkan
bahwa. Survey Tingkat Kerjasama Siswa Ekstrakurikuler Bola Basket di SMA
Negeri 2 Klari tahun ajaran 2021/2022 berdasarkan indikator kemampuan
berkomunikasi berada pada kategori “Sangat Rendah” sebesar 7% (2 peserta
didik), “Rendah” sebesar 13% (4 peserta didik), “Sedang” sebesar 60% (18
peserta didik), “Tinggi” sebesar 20% (6 peserta didik), dan “Sangat Tinggi”
sebesar 0% (0 peserta didik). Berdasarkan nilai rata-rata, yaitu 86, Survey
Tingkat Kerjasama Siswa Ekstrakurikuler Bola Basket di SMA Negeri 2 Klari
tahun ajaran 2021/2022 berdasarkan indikator kemampuan berkomunikasi
dalam kategori “Sedang”.
2. Indikator Kesediaan Untuk Berpartisipasi

Deskriptif statistik data hasil penelitian Survey Tingkat Kerjasama Siswa di


SMA Negeri 2 Klari tahun ajaran 2021/2022 berdasarkan indikator kesediaan
untuk berpartisipasi didapat skor Terendah (Minimum) 43, skor Tertinggi
(Maksimum) 57, Rata - Rata (Mean) 52, Nilai Tengah (Median) 52, nilai yang
sering Muncul (Modus) 52, Standar Deviasi (SD) 4. Hasil selengkapnya dapat
dilihat pada tabel 4.7 sebagai berikut :

Tabel 4.7 Deskriptif Statistik Indikator Kesediaan Untuk Berpartisipasi

Kesediaan Untuk Berpartisipasi

Mean 52
Median 52
Mode 52
Standard Deviation 4
Range 14
Minimum 43
Maximum 57
N 30
65

Apabila ditampilkan dalam bentuk Norma Penilaian. Survey Tingkat


Kerjasama Siswa Ekstrakurikuler Bola Basket di SMA Negeri 2 Klari tahun
ajaran 2021/2022 berdasarkan indikator kesediaan untuk berpartisipasi disajikan
pada tabel 4.8 sebagai berikut:

Tabel 4.8 Norma Penilaian Indikator Kesediaan Untuk Berpartisipasi


No. Interval Kategori Frekuensi %
1 43 – 47 Sangat Rendah 1 3%
2 48 – 51 Rendah 8 27%
3 52 – 55 Sedang 11 37%
4 56 – 59 Tinggi 10 33%
5 60 – 63 Sangat Tinggi 0 0%
Jumlah 30 100%

Berdasarkan Norma Penilaian Kesediaan Untuk Berpartisipasi pada tabel


4.8 tersebut di atas Survey Tingkat Kerjasama siswa di SMA Negeri 2 Klari
tahun ajaran 2021/2022 berdasarkan indikator kesediaan untuk berpartisipasi
dapat disajikan pada gambar sebagai berikut :

kesediaan Untuk Berpartisipasi


12 11
10
10
8
8

2 1
3% 27% 37% 33% 0 0%
0
1 2 3 4 5

Series1 Series2

Gambar 4.3 Diagram Batang Indikator Kesediaan Untuk Berpartisipasi.


66

Berdasarkan tabel 4.8 Norma Penilaian Kesediaan Untuk Berpartisipasi dan


gambar 4.3 Diagram Batang Kesediaan Untuk Berpartisipasi di atas
menunjukkan bahwa. Survey Tingkat Kerjasama Siswa Ekstrakurikuler Bola
Basket di SMA Negeri 2 Klari tahun ajaran 2021/2022 berdasarkan indikator
kesediaan untuk berpartisipasi berada pada kategori “Sangat Rendah” sebesar
3% (1 peserta didik), “Rendah” sebesar 27% (8 peserta didik), “Sedang” sebesar
37% (11 peserta didik), “Tinggi” sebesar 33% (10 peserta didik), dan “Sangat
Tinggi” sebesar 0% (0 peserta didik). Berdasarkan nilai rata-rata, yaitu 87,
Survey Tingkat Kerjasama Siswa Ekstrakurikuler Bola Basket di SMA Negeri 2
Klari tahun ajaran 2021/2022 berdasarkan indikator kesediaan untuk
berpartisipasi dalam kategori “Sedang”.
3. Indikator Menghormati dan Saling Berbagi

Deskriptif statistik data hasil penelitian Survey Tingkat Kerjasama Siswa di


SMA Negeri 2 Klari tahun ajaran 2021/2022 berdasarkan indikator menghormati
dan saling berbagi didapat skor Terendah (Minimum) 30, skor Tertinggi
(Maksimum) 39, Rata - Rata (Mean) 35, Nilai tengah (Median) 34, nilai yang
sering Muncul (Modus) 36, Standar Deviasi (SD) 4. Hasil selengkapnya dapat
dilihat pada tabel 4.9 sebagai berikut :

Tabel 4.9 Deskriptif Statistik Indikator Menghormati dan Saling Berbagi

Menghormati dan Saling Berbagi

Mean 35
Median 34
Mode 36
Standard Deviation 3
Range 9
Minimum 30
Maximum 39
N 30
67

Apabila ditampilkan dalam bentuk Norma Penilaian. Survey Tingkat


Kerjasama Siswa Ekstrakurikuler Bola Basket di SMA Negeri 2 Klari tahun
ajaran 2021/2022 berdasarkan indikator menghormati dan saling berbagi
disajikan pada tabel 4.10 sebagai berikut :

Tabel 4.10 Norma Penilaian Indikator Menghormati dan Saling Berbagi


No. Interval Kategori Frekuensi %
1 28 – 31 Sangat Rendah 1 3%
2 32 – 34 Rendah 10 33%
3 35 – 37 Sedang 5 17%
4 38 – 40 Tinggi 12 40%
5 41 – 43 Sangat Tinggi 2 7%
Jumlah 30 100%

Berdasarkan Norma Penilaian Menghormati dan Saling Berbagi pada tabel


4.10 tersebut di atas Survey Tingkat Kerjasama siswa di SMA Negeri 2 Klari
tahun ajaran 2021/2022 berdasarkan indikator menghormati dan saling berbagi
dapat disajikan pada gambar sebagai berikut :

Menghormati dan Saling Berbagi


14
12
12
10
10
8
6 5
4
2
2 1 40%
3% 33% 17% 7%
0
1 2 3 4 5
Series1 Series2

Gambar 4.4 Diagram Batang Indikator Menghormati dan Saling Berbagi.


68

Berdasarkan tabel 4.10 Norma Penilaian Menghormati dan Saling Berbagi


dan gambar 4.4 Diagram Batang Menghormati dan Saling Berbagi di atas
menunjukkan bahwa. Survey Tingkat Kerjasama Siswa Ekstrakurikuler Bola
Basket di SMA Negeri 2 Klari tahun ajaran 2021/2022 berdasarkan indikator
menghormati dan saling berbagi berada pada kategori “Sangat Rendah” sebesar
3% (1 peserta didik), “Rendah” sebesar 33% (10 peserta didik), “Sedang”
sebesar 17% (5 peserta didik), “Tinggi” sebesar 40% (12 peserta didik), dan
“Sangat Tinggi” sebesar 7% (2 peserta didik). Berdasarkan nilai rata-rata, yaitu
87, Survey Tingkat Kerjasama Siswa Ekstrakurikuler Bola Basket di SMA
Negeri 2 Klari tahun ajaran 2021/2022 berdasarkan indikator menghormati dan
saling berbagi dalam kategori “Sedang”.
4. Indikator Bertanggung Jawab dan Komitmen

Deskriptif statistik data hasil penelitian Survey Tingkat Kerjasama Siswa di


SMA Negeri 2 Klari tahun ajaran 2021/2022 berdasarkan indikator bertanggung
jawab dan komitmen didapat skor Terendah (Minimum) 22, skor Tertinggi
(Maksimum) 29, Rata - Rata (Mean) 26, Nilai tengah (Median) 26, nilai yang
sering Muncul (Modus) 28, Standar Deviasi (SD) 2. Hasil selengkapnya dapat
dilihat pada tabel 4.11 sebagai berikut :

Tabel 4.11 Deskriptif Statistik Indikator Bertanggung Jawab dan Komitmen

Bertanggung Jawab dan Komitmen

Mean 26
Median 26
Mode 28
Standard Deviation 2
Range 7
Minimum 22
Maximum 29
Sum 780
N 30
69

Apabila ditampilkan dalam bentuk Norma Penilaian. Survey Tingkat


Kerjasama Siswa Ekstrakurikuler Bola Basket di SMA Negeri 2 Klari tahun
ajaran 2021/2022 berdasarkan indikator bertanggung jawab dan komitmen
disajikan pada tabel 4.12 sebagai berikut :

Tabel 4.12 Norma Penilaian Indikator Bertanggung Jawab dan Komitmen


No. Interval Kategori Frekuensi %
1 21 – 23 Sangat Rendah 3 10%
2 24 – 25 Rendah 5 17%
3 26 – 27 Sedang 12 40%
4 28 – 29 Tinggi 10 33%
5 30 – 31 Sangat Tinggi 0 0%
Jumlah 30 100%

Berdasarkan Norma Penilaian Bertanggung Jawab dan Komitmen pada


tabel 4.12 tersebut di atas Survey Tingkat Kerjasama siswa di SMA Negeri 2
Klari tahun ajaran 2021/2022 berdasarkan indikator bertanggung jawab dan
komitmen dapat disajikan pada gambar sebagai berikut :

Bertanggung Jawab dan Komitmen


14
12
12
10
10
8
6 5
4 3
2 40% 33%
10% 17% 0 0%
0
1 2 3 4 5
Series1 Series2

Gambar 4.5 Diagram Batang Indikator Bertanggung Jawab dan Komitmen.


70

Berdasarkan tabel 4.12 Norma Penilaian Bertanggung Jawab dan Komitmen


dan gambar 4.5 Diagram Batang Bertanggung Jawab dan Komitmen di atas
menunjukkan bahwa. Survey Tingkat Kerjasama Siswa Ekstrakurikuler Bola
Basket di SMA Negeri 2 Klari tahun ajaran 2021/2022 berdasarkan indikator
bertanggung jawab dan komitmen berada pada kategori “Sangat Rendah”
sebesar 10% (3 peserta didik), “Rendah” sebesar 17% (5 peserta didik),
“Sedang” sebesar 40% (12 peserta didik), “Tinggi” sebesar 33% (10 peserta
didik), dan “Sangat Tinggi” sebesar 0% (0 peserta didik). Berdasarkan nilai rata-
rata, yaitu 87, Survey Tingkat Kerjasama Siswa Ekstrakurikuler Bola Basket di
SMA Negeri 2 Klari tahun ajaran 2021/2022 berdasarkan indikator bertanggung
jawab dan komitmen dalam kategori “Sedang”.

D. Pembahasan Hasil Penelitian


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Survey Tingkat Kerjasama Siswa
Ekstrakurikuler Bola Basket di SMA Negeri 2 Klari tahun ajaran 2021/2022
berdasarkan deskriptif keseluruhan dan deskriptif perindikator. Secara rinci,
kategori Sedang yaitu sebesar 30% (9 peserta didik) yang mempunyai tingkat
kerjasama siswa ekstrakurikuler bola basket di SMA Negeri 2 Klari, selanjutnya
pada kategori “Sangat Rendah” sebesar 10% (3 peserta didik). Berdasarkan hasil
penelitian menunjukan bahwa tingkat kerjasama siswa ekstrakurikuler bola
basket di SMA Negeri 2 Klari tahun ajaran 2021/2022 dengan diperoleh nilai
rata-rata, yaitu 87 dalam kategori “Sedang”.
Menurut (Suprihanto, Erwin Aditama, 2019: 14), kerjasama adalah interaksi
dalam kelompok dengan cara-cara tertentu, sehingga perilaku atau prestasi
seseorang mempengaruhi prestasi atau perilaku orang lain untuk mencapai
tujuan tertentu. (Moreno, Zulkarnain, 2019: 23) mengemukakan perlunya
kerjasamakelompok-kelompok kecil, seperti keluarga, regu kerja, regu belajar
adalah untuk membangun interaksi demi mencapai tujuan yang dilakukan
bersama. Menurut Maasawet (dalam Acmad Faraitody,2019) tujuan dari
bekerjasama ialah dapat mengembangkan tingkat pemikiran yang tinggi,
71

keterampilan komunikasi yang penting, meningkatkan minat, percaya diri,


kesadaran bersosial dan sikap toleransiterhadap perbedaan individu.
Tingkat kerjasama siswa ekstrakurikuler bola basket di SMA Negeri 2 Klari
tahun ajaran 2021/2022 berdasarkan faktor perindikator dijelaskan sebagai
berikut :

1. Berdasarkan indikator kemampuan berkomunikasi yang berada pada


kategori “Sangat Rendah” sebesar 7% (2 peserta didik), “Rendah” sebesar
13% (4 peserta didik), “Sedang” sebesar 60% (18 peserta didik), “Tinggi”
sebesar 20% (6 peserta didik), dan “Sangat Tinggi” sebesar 0% (0 peserta
didik). Berdasarkan nilai rata-rata, yaitu 86, berdasarkan indikator
kemampuan berkomunikasi dalam kategori “Sedang”.

2. Berdasarkan indikator kesediaan untuk berpartisipasi berada pada kategori


“Sangat Rendah” sebesar 3% (1 peserta didik), “Rendah” sebesar 27% (8
peserta didik), “Sedang” sebesar 37% (11 peserta didik), “Tinggi” sebesar
33% (10 peserta didik), dan “Sangat Tinggi” sebesar 0% (0 peserta didik).
Berdasarkan nilai rata-rata, yaitu 87, berdasarkan indikator kesediaan untuk
berpartisipasi dalam kategori “Sedang”.

3. Berdasarkan indikator menghormati dan saling berbagi berada pada


kategori “Sangat Rendah” sebesar 3% (1 peserta didik), “Rendah” sebesar
33% (10 peserta didik), “Sedang” sebesar 17% (5 peserta didik), “Tinggi”
sebesar 40% (12 peserta didik), dan “Sangat Tinggi” sebesar 7% (2 peserta
didik). Berdasarkan nilai rata-rata, yaitu 87, berdasarkan indikator
menghormati dan saling berbagi dalam kategori “Sedang”.

4. Berdasarkan indikator bertanggung jawab dan komitmen berada pada


kategori “Sangat Rendah” sebesar 10% (3 peserta didik), “Rendah” sebesar
17% (5 peserta didik), “Sedang” sebesar 40% (12 peserta didik), “Tinggi”
sebesar 33% (10 peserta didik), dan “Sangat Tinggi” sebesar 0% (0 peserta
didik). Berdasarkan nilai rata-rata, yaitu 87, berdasarkan indikator
bertanggung jawab dan komitmen dalam kategori “Sedang”.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis atau survey data dan pembahasan dapat diambil
kesimpulan, bahwa tingkat kerjasama siswa ekstrakurikuler bola basket di SMA
Negeri 2 Klari tahun ajaran 2021/2022 berada pada kategori “Sangat Rendah”
sebesar 10% (3 peserta didik), “Rendah” sebesar 20% (6 peserta didik),
“Sedang” sebesar 30% (9 peserta didik), ‘Tinggi” sebesar 30% (9 peserta didik),
dan “Sangat Tinggi” sebesar 10% (3 peserta didik). Berdasarkan nilai rata-rata,
yaitu 87 dalam kategori “Sedang”.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dan telah ditemukan oleh


peneliti di dalam dalam penelitian ini, maka dapat peneliti sampaikan saran
sebagai berikut:
1. Bagi siswa atau peserta didik disarankan agar selalu meningkatkan
kerjasama siswa dalam mengikuti pembelajaran bola basket di sekolah,
karena dalam pembelajaran bola basket sarat akan manfaat yang baik
bagi perkembangan gerak motorik dan juga koordinasi. Selain itu dengan
motivasi yang tinggi dapat memberikan hasil yang baik bagi perolehan
nilai dalam mata pelajaran pendidikan jasmani sehingga tujuan dari
pendidikan itu sendiri secara langsung akan dapat tercapai dengan
mudah.
2. Bagi pendidik atau para guru khususnya guru pendidikan jasmani di
SMA Negeri 2 Klari diharapkan dapat lebih memperhatikan tingkat
kerjasama siswa dalam setiap materi pembelajaran pendidikan jasmani.
Hal ini dikarenakan akan sangat berdampak pada perkembangan tingkat
kerjasama siswa belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran
pendidikan jasmani khususnya dalam bola basket akan berpengaruh

72
73

dalam ekstrakurikuler. Dengan mengetahui tingkat kerjasama siswa


maka dengan begitu dapat diketahui sebuah hal baik.
3. Bagi Sekolah, diharapkan dapat memberikan fasilitas yang cukup kepada
para siswa guna menjalankan proses pembelajarannya. Memberikan
perhatian khusus kepada para siswa yang memiliki bakat lebih dalam
sebuah bidang pelajaran khususnya bola basket.
DAFTAR PUSTAKA

Bangun, S. Y. (2016). Peran Pendidikan Jasmani dan Olahraga Pada Lembaga


Pendidikan Indonesia. Publikasi Pendidikan,6(3).

Basir. (2018). Membangun Keluarga Sakinah. Al-Irsyad Al-Nafs, Jurnal


Bimbingan Penyuluhan, 7(2), 1–14.

Byre. (2020). Pengaruh Kemampuan Pembelajaran Organisasional Terhadap


Kompetensi Inti Organisasi, Dan Kinerja Organisasi Perguruan Tinggi
Swasta Di Propinsi Ntt Suatu Tinjauan Literatur Untuk Membangun
Hipotesis Penelitian. Analisis, 10(1), 23–38.

Depdikbud. Azhar Arsyad.2019. Media Pembelajaran, Jakarta: PT Grafindo


Persada

Didik Rilastiyo Budi dan Arfin Deri Listiandi. (2021). Model Pembelajaran
Dalam Pendidikan Jasmani Abstrak. Budi, D.R (2021, February 1).
Supplemental Materials for Preprint: Model Pembelajaran Dalam
Pendidikan Jasmani.

Dimyati, A. (2019). Tingkat Kejenuhan Guru dalam Mengajar Pendidikan.


Jurnal Ilmiah Penjas, 5(2), 37-47

Faraitody, A. (2015). Di Kota Tanggerang 2015 Skripsi. (2015)

Festiawan. (2020). Belajar Dan Pendekatan Pembelajaran. Academia


Acclerating The World’s Research, 1–17.

Fillat, M.T (2018). Pengaruh Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)


dan Model Pembelajaran Kooperatif Teams Game Tournament (TGT)
Terhadap Peningkatan Motivasi Belajar dan Penguasaan Konsep.

Fitriawan, F (2021). Hubungan Antara Taksonomi Tujuan Pendidikan dan


Evaluasi Hasil Belajar.Ddi.

74
75

Gustiawari, Resty. (2015). EVALUASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN


JASMANI, Implementasi Evaluasi Pada Pembelajaran Pendidikan
Jasmani Olahraga dan Kesehatan), Bandung: Multi Kreasindo

Hidasari, F. (2021). IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN DARING PADA


MATA KESEHATAN. 25-231.

Huda, M. (2011). Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Imam Sodikun. 1992. Olahraga pilihan Bola Basket. Jakarta: Depdikbud Dirjen
Pendidikan Tinggi

Indrawathi, N. (2021). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar


Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan pada Siswa Kelas VII SMP
Negeri 5 Kuta Selatan. Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi, 7(1), 239-
247.

Ismaya, Bambang. (2015). Model Kepemimpinan Sekolah Berkarakter Untuk


Meningkatkan Mutu Pendidikan,Bambang. Jurnal Pendidikan Unsika, 3
Nomor 1(Maret 2015), 97-108.

Isnanto, H. A. (2018). Seri Olahraga Bola Basket, Gamping Sleman:Penerbit


Sentra Edukasi Media.

Itto Turyandi. (2019). Metodologi Penelitian. In Alfabeta Bandung Undang-


Undang (2019th Ed., Vol. 53, Issue 9). Alfabeta.

John C. Maxwell Mastering Soft Skills For Workplace Success(USA :


Departement Of Labour. 2007)

Kartono, K. (2009). Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: Rajawali Pers

Kristiyandaru, A., Widodo, A., dan Surabaya, U.N. (2021). Untuk Mengukur
Pengetahuan Siswa. 9(2), 175-182
76

Mabrur, M., Setiawan, A., dan Mubarok, M.Z. (2021). Pengaruh Model
Pembelajaran Direct Instruction Terhadap Hasil Belajar Teknik Dasar
Guling Depan Senam Lantai. Physical Activity Journal, 2(2), 193.

Maulana, M., Ismaya, B., Hidayat, A.S., Studi, P., Jasmani, P., Keguruan, F.,
Singaperbangsa, U., Ronggowaluyo, J.H S., Timur, T., Barat, J., dan
Olahraga, J.L. (2020). Jurnal Literasi Olahraga, 1(1), August 2020, 66-
76 Minat Siswi Dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani Senam Lantai
SMAN 1 Cikampek Student Interest In LearnimgPhysical Education
Gymanastic On The Floor of SMAN 1 Cikampek. 1(August), 66-76.

Muhajir,2006.Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan SMA kelas


X.Bandung: Erlangga

Prusak, A. K. (2018). Permainan Bola Basket, Yogyakarta:Penerbit PT Citra Aji


Parama.

Putra, M. A. A., dan Khory, F. D. (2021). Survei Sarana Dan Prasarana


Pendidikan Jasmani, Olahraga Dan Kesehatan Di SMA/SMK Negeri Se-
Kota Mojokerto. 3-7.

Rahayu. (2016). Strategi Pembelajaran Pendidikan Jasmani. Alfabeta.

Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survei, Jakarta:


LP3ES, 2008.

Siregar, Nurliana. (2019). Strategi Dan Teknik Penulisan Karya Tulis Ilmiah
Dan Publikasi (2019th Ed.). Deepublish (Grup Penerbitan Cv Budi
Utama)..

Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta; rajawali 1990)

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatid, Dan R&D (2017th


Ed.). Alfabeta.

Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D (Sutopo


(Ed.); 1st Ed.). Alfabeta.
77

Susanto, Teguh. (2020) BUKU PINTAR OLAHRAGA, Yogyakarta: Penerbit


Pustaka Baru Press

Susanto. (2017). Pembelajaran Renang Gaya Bebas Dengan Pendekatan Gaya


Mengajar Resiprokal (Vol. 4, Issue 1). Universitas Negri Yogyakarta.

Wibowo, Hadi, R. (2021). Hubungan Antara Citra Tubuh (Body Image)


Terhadap Hubungan Interpersonal. Counseling Milenial (Cm) Issn,
3(December), 9– 23.

Wicaksono. (2018). Kreativitas Guru Penjas Terhadap Proses Pembelajaran


Penjas Di Sekolah Menengah Pertama Negeri Sekecamatan Kebumen
Kabupaten Kebumen 2018. Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi, 5(2),
10–27. Https://Doi.Org/Doi : 10.5281/Zenodo.3342990.

Anda mungkin juga menyukai