Kedokteran Kerja
Fakultas Kedokteran Dan Kesehatan - Universitas Muhammadiyah Jakarta
Program Studi : Kedokteran
Dosen : dr. Abdul Baktiansyah, MKK,SpOk
------------------------------------------------------------------------------------
Nama : .......................................................
Nomor : .......................................................
Tanggal : .......................................................
5. Benzene di ketahui sebagai penyebab Leukemia. Dalam dunia kerja Benzene dikenal
sebagai pelarut organik. Meluasnya penggunaan pelarut organik di tempat kerja,
menyebabkan manejemen perlu mengembangkan upaya kontrolnya, salah satunya
dengan memasang ventilasi. Dalam K3, Benzene termasuk potensi bahaya dari:
a. Faktor Fisik.
b. Faktor Kimiawi
c. Faktor Biologi
d. Faktor Ergonomi
e. Faktor Psiko-sosial.
10. Salah satu program monitoring kesehatan diperlukan dalam upaya mengetahui
adanya bahan berbahaya yang diserap oleh tubuh, namun yang bersangkutan belum
merasakan efek pada tubuhnya. Program dimaksud adalah :
a. Biological (Bio) monitoring
b. Pemeriksaan kesehatan secara berkala (kalo ini periodik,pemeriksaan
kesehatan pada waktu waktu tertentu)
c. Pemeriksaan sebelum bekerja
( Ini pemeriksaan kesehatan awal,dilakukan sebelum tenaga kerja diterima masuk
kerja)
d. Pemeriksaan udara lingkungan kerja
e. Pemeriksaan kesehatan purna karya. (Adanya purna bakti—-dilakukan 3
bulan sebelum tenaga kerja masuk pensiun)
12. Penetuan Alat Pelindung Diri yang diperlukan adalah ditentukan melalui bagaimana
cara suatu bahan berbahaya masuk kedalam tubuh. Dengan demikian didapatkan
APD yang sesuai kebutuhannya. Penyerapan melalui kulit yang kemudian masuk
melalui aliran darah, adalah cara masuk bahan kimia ketubuh melalui cara berikut :
a. Inhalation
b. Skin absorption
c. Skin contact
d. Ingesti
e. Diserap konjungtiva mata.
13. Asbes berbahaya untuk kesehatan. Karena itu diupayakan agar asbes bisa diganti
dengan bahan lain yang kurang berbahaya dengan efektifitas yang sama dengan
asbes. Upaya ini termasuk elemen kontrol yang mana dibawah ini :
a. Eliminasi.
b. Substitusi
c. Rekayasa Teknik (Engineering Control)
d. Pengendalian Administratif (Administratif Control)
e. Penggunaan Alat Pelindung Diri ( APD ).
14. Manajemen menyadari bahwa proses kerja mereka menghasilkan debu yang
mengganggu pernafasan. Karena itu diputuskan untuk melakukan pengendalian
secara teknik untuk mengurangi debu tersebut sebanyak mungkin. Kontrol teknik
dimaksud dapat berupa :
a. Pemindahan pekerja
b. Pembatasan waktu kerja
c. Pemasangan exhaust fan
d. Pemeriksaan fungsi paru pekerja
e. Membagi pekerja atas kerja shift. Kyknya ini kontrol administrasi
15. Perusahaan menghasilkan produknya dalam bentuk biji plastik, bukan bubuk plastik.
Dengan pemahaman bahwa biji plastik tidak akan menghasilkan polutant debu
diudara yang dapat mengganggu pernafasan pekerja, dibandingkan kalau dalam
bentuk bubuk. Upaya kontrol ini termasuk :
a. Eliminasi
b. Substitusi soalnya memodifikasi bahan baku (bubuk jadi biji)
c. Minimasi
d. Kontrol Teknik
e. Kontrol Administratif.
16. Perusahaan pembuat Kusen menyadari bahwa potensi bahaya dari proses kerja
mereka adalah kebisingan yang tinggi akibat pemakaian mesin pemotong dan
pengetam kayu. Mereka memutuskan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan
secara berkala untuk memantau adanya gangguan kesehatan pekerja. Monitoring
kesehatan ini melibatkan pemeriksaan dibawah ini :
a. Pemeriksaan Spirometri
b. Pemeriksaan rontgen paru
c. Pemeriksaan darah
d. Pemeriksaaan Audiometri
e. Pemeriksaan Urine.
17. Pelepasan gas H2S dari dalam bumi pada suatu pekerjaan pengeboran, akan sangat
membahayakan pekerja karena akan terjadi gangguan transportasi oksigen dalam
tubuh pekerja. Gangguan transportasi oksigen tersebut termasuk gangguan dibawah
ini :
a. Iritan
b. Carcinogen
c. Asphyxiation.
d. Corrosive
e. Narcotic
18. Manajemen memutuskan untuk memiliki base-line data kesehatan pekerjanya.
Sesuai amanat perundangan, maka terhadap calon karyawan dilakukan pemeriksaan
kesehatan. Pemeriksaan kesehatan dimaksud adalah :
a. Pemeriksaan kesehatan secara berkala.
b. Pemeriksaan kesehatan khusus
c. Pemeriksaan kesehatan sebelum penempatan
d. Pemeriksaan “exit”
e. Pemeriksaan pre-employment.
20. Dalam pelaksanaan pekerjaan di Rumah Sakit, adalah pemakaian radiasi untuk radio
diagnostik atau radio-therapi. Perlu difikirkan upaya perlindungan bagi pengunjung
yang juga banyak di Rumah Sakit. Termasuk upaya perlindungan bagi pengunjung
atau pasien, adalah :
a. Pemakaian baju timah hitam
b. Pemasangan lampu merah di luar ruang radiasi
c. Pemakaian badge monitoring
d. Larangan liwat disekitar ruang radiasi tersebut
e. Penyuluhan pada pengunjung/pasien.
21. Konsekuensi dari pemakaian bahan berbahaya yang tidak bisa dihindari untuk proses
produksi, adalah gangguan kesehatan, bisa berupa gangguan kesehatan ringan
sampai kepada yang berat yaitu kanker. Untuk mencegah masuknya bahan
berbahaya tadi kedalam pernafasan pekerja, maka perlu dilakukan upaya
pencegahan. Upaya pencegahan untuk mengurangi risiko tersebut adalah :
a. Pemberian sarung tangan
b. Pemberian susu untuk menetralisir racun yang masuk
c. Pemasangan ventilasi dan pemakaian respirator yang tepat.
d. Pemakaian baju kerja.
e. Pemberian nutrisi yang kaya vitamin.
23. Manajemen bermaksud mengisolasi potensi bahaya langsung dari sumbernya. Anda
sebagai seorang dokter kesehatan kerja diminta sarannya. Saran anda adalah :
a. Pemasangan Local Ventilasi
b. Menjaga housekeeping
c. Pemeriksaan kesehatan bagi pekerja
d. Pemakaian APD dan edukasi
e. Isolasi pekerja dalam ruang kontrol.
24. Perusahaan penghasil listrik mengoperasikan mesin pembangkit listrik dalam skala
besar. Sehingga sulit mereka melokalisir potensi bahaya bising pada sumbernya.
Untuk itu Anda diminta saran bagaimana cara menghindarkan karyawan dari
paparan bising tinggi tadi. Saran anda adalah :
a. Pemasangan Local Ventilasi → mengurangi langsung dari sumbernya
b. Menjaga housekeeping
c. Isolasi pekerja dalam ruang kontrol
d. Substitusi
e. Eliminasi
25. Anda seorang Manager HR (Human Resources) di satu perusahaan. Melihat banyak
sekali timbul permasalahan Psikosocial (konflik) di kalangan karyawan. Ketegangan
emosional ini akan berdampak kepada Penurunan produktifitas dan meningkatnya
kecelakaan kerja. Sebagai wakil manajamen, maka tindakan anda secara berurutan
adalah :
a. Identifikasi Stressor – Program Konseling – Promosi Kesehatan.
b. Promosi Kesehatan – Program Konseling – Identifikasi Stressor.
c. Promosi Kesehatan – Identifikasi Stressor – Program Konseling
d. Identifikasi Stressor – Promosi Kesehatan – Program Konseling
e. Program Konseling – Promosi Kesehatan – Identifikasi Stressor.
26. Salah satu faktor yang diantisipasi perusahaan sebagai penyebab Penyakit Akibat
Kerja, adalah faktor lingkungan kerja. Namun dibawah ini yang bukan termasuk
dampak dari Lingkungan kerja adalah :
a. Kebisingan, vibrasi, suhu panas.
b. Anemia akibat gangguan gizi kerja.
c. Adanya emisi bahan kimia ke udara akibat proses kerja.
d. Ketidak sesuaian antara postur pekerja dengan alat kerja.
e. Infeksi Nosokomial akibat penanganan limbah medis yang tidak semestinya.
27. Dalam upaya mengontrol potensi bahaya di tempat kerja, manajemen menyadari
bahwa hampir tidak mungkin dilakukan dengan menghilangkannya. Strategi
kontrol yg paling efektif dalam menghilangkan faktor bahaya namun sulit
dilaksanakan, adalah :
a. Eliminasi potensi bahaya.
b. Engineering Controls
c. Administrative Controls
d. PPE
e. Training & Supervisi
Jawaban : a
30. Dua faktor utama penyebab kecelakaan di tempat kerja adalah Un-safe Act dan
Un-safe Condition. Termasuk dalam tindakan yang tidak aman (unsafe-act),
adalah :
a. Kondisi hujan.
b. Pelanggaran terhadap prosedur kerja aman.
c. Kondisi peralatan, perkakas yang rusak
d. Lingkungan kerja yang licin
e. Jalan yang tidak rata
31. Pekerja yang menderita cacat karena bekerja, menurut perundangan berhak
mendapat kompensasi. Kompensasi pada kecacatan yang dialami pekerja,
didasarkan kepada :
a. Kehilangan anatomis anggota tubuh.
b. Berkurangnya fungsi anggota tubuh.
c. Kehilangan fungsi dan anatomis anggota tubuh.
d. Hilangnya rasa percaya diri.
e. Hilangnya kesempatan.
32. Pelayanan Kesehatan Kerja bagi pekerja dibagi atas beberapa tingkatan. Yang
dilaksanakan secara komprehensif. Salah satunya adalah Pelayanan Preventif.
Termasuk Pelayanan Kesehatan Preventif, adalah :
a. Imunisasi
b. Pemeriksaan kesehatan pekerja
c. Pengendalian faktor risiko bahaya di tempat kerja.
d. Pengobatan bagi yang sakit.
e. Rujukan ke spesialis.
34. Perundangan mewajibkan agar karyawan yang terkena Kecelakaan Kerja maupun
Penyakit Akibat Kerja harus mendapatkan pengobatan (pelayanan Kesehatan
Kerja). Pengobatan terhadap Penyakit Akibat Kerja, termasuk pelayanan
kesehatan :
a. Promotif
b. Preventif
c. Kuratif
d. Rehabilitatif
e. Rujukan
35. Karyawan yang terkena Kecelakaan Kerja maupun Penyakit Akibat Kerja,
diusahakan agar mampu memanfaatkan kemampuan yang tersisa untuk
menopang kehidupannya. Latihan dan Pendidikan karyawan untuk dapat
memanfaatkan kemampuan yang tersisa secara maksimal, merupakan pelayanan
kesehatan :
a. Promotif
b. Preventif
c. Kuratif
d. Rehabilitatif
e. Rujukan
36. Untuk menjaga produktifitas kerja serta mencegah jangan sampai terjadi
gangguan kesehatan, maka perusahaan mengusahakan pemberian gizi seimbang
kepada karyawannya. Pemberian Gizi Kerja seimbang di kalangan pekerja,
merupakan pelayanan kesehatan :
a. Promotif
b. Preventif
c. Kuratif
d. Rehabilitatif
e. Rujukan.
37. Seorang pekerja dari perhitungan kebutuhan kalorinya, membutuhkan 2400 kal per
hari untuk bekerja. Dengan asumsi bahwa komposisi kalori per harinya adalah
makan pagi dan malam masing-masing 25% serta makan siangnya 30%. Maka
kebutuhan kalori untuk makan siang adalah :
a. 590 kal
b. 472 kal
c. 720 kal
d. 800 kal
e. 920 kal.
2.400 x 30% = 720 kal
38. Seorang pekerja dengan tinggi badan 160 cm dan berat badan 55 kg. Maka dalam
penilaian gizinya (berdasarkan Asia-Pasifik), termasuk:
a. Gizi Kurang
b. Gizi Normal
c. Gizi Berlebih
d. Obese I
e. Obese II.
IMT = 21,48
39. Pemahaman akan faktor risiko dalam pekerjaan sangatlah penting untuk
mengembangkan program kontrol dan pencegahan agar tidak menimbulkan
dampak kesehatan bagi pekerja. Pada seorang yang bekerja dalam bidang
pengolahan kayu di sektor informal, maka faktor risiko FISIK nya adalah :
a. Bising, Getaran, Debu
b. Tekanan Barometrik
c. Tinner (Pelarut Organik)
d. Radiasi Ionizing
e. Ergonomi
Dr maria eka
40. Tukang Las menghadapi berbagai risiko yang dapat mengganggu kesehatannya.
Adapun risiko KIMIAWI yang dihadapinya adalah :
a. Sinar ultraviolet
b. Bising
c. Uap logam (Metal fume) yang terbentuk
d. Debu
e. Posture tubuh yang janggal
Dr maria eka
41. Konflik dan kejenuhan dalam bekerja menimbulkan stress kerja. Karena itu perlu
diidentifikasi oleh manajamen hal-hal yang berpotensi menimbulkan gangguan
psikososial. Yang termasuk faktor Psiko-sosial adalah :
a. Hand-arm vibration syndrome
b. Ketidak harmonisan hubungan dengan sesama pekerja atau atasan
c. Gangguan pendengaran
d. Conjunctiva Photoelectric
e. Heat-Stress
Dr maria eka
42. Salah satu faktor risiko yang sering diabaikan adalah faktor getaran yang timbul
dari alat kerja dan memapari tubuh pekerja. Getaran di tempat kerja akibat
mesin-mesin produksi, termasuk kedalam faktor risiko berikut :
a. Fisik
b. Kimiawi
c. Biologis
d. Ergonomi
e. Psiko-social.
Dr maria eka
43. Konflik dalam organisasi kerja sering terabaikan dan dianggap bukan masalah
besar, padahal sangat mengganggu pekerja. Perasaan kurang dihargai pimpinan
dan teman sekerja, termasuk kedalam faktor risiko :
a. Fisik
b. Kimiawi
c. Biologis
d. Ergonomi
e. Psiko-social.
45. Semua bahan adalah berbahaya. Tidak satupun yang tidak berbahaya. Yang
membedakan nya antara berbahaya atau tidak hanyalah dosis. Hal ini dinyatakan
pertama kali oleh :
a. Paracelsus.
b. Ramazini.
c. Dominico Fontana.
d. WHO
e. Agricola.
48. Cara masuknya bahan beracun ke dalam tubuh yang TERBANYAK adalah melalui :
a. Pernafasan
b. Tertelan
c. Kulit
d. Mata
e. Semua salah
49. Besaran partikel yang terhirup pernafasan serta dapat mencapai alveoli, adalah :
a. ≥ 30 mikron
b. 5 – 30 mikron
c. 2 – 5 mikron
d. < 2 mikron
e. Salah semua
50. Kadar rata - rata selama 8 jam kerja per hari atau 40 jam seminggu yang diyakini
tidak menimbulkan efek buruk pada hampir semua tenaga kerja yang terpajan
setiap hari secara berulang, dikenal sebagai :
a. TLV - Time Weighted Average.
b. TLV – STEL.
c. TLV-Ceiling
d. Benar semua
e. Salah semua
51. Yang dimaksud dengan Biological limit values (Biological Exposure Indices atau BEI)
adalah :
a. Adalah kadar bahan di ingkungan (ambien),
b. Kadar suatu bahan di dalam tubuh seperti darah atau urine yang tidak
(belum) menunjukkan efek toksik.
c. Kadar suatu bahan di udara lingkungan kerja.
d. Salah semua
e. Benar semua
52. Suatu bahan toksik bersifat hepatotoksik. Maksudnya adalah menggangu :
a. Liver/hati
b. Ginjal
c. Paru-paru
d. Benar semua
e. Salah semua.
53. Cara mengurangi paparan bahan kimia berbahaya di tempat kerja, adalah dengan :
a. Kurangi lama pajanan dan jumlah pekerja yg terpapar.
b. Larangan makan-minum-merokok di tempat kerja.
c. Menyediakan tempat cuci tangan.
d. Benar semua
e. Salah semua.
54. Segera cuci bagian tubuh yang kontak dengan bahan kimia. Siram dengan air
mengalir setidaknya 15 menit sebelum minta pertolongan medis, adalah cara
pertolongan segera terhadap kontak bahan kimia berikut :
a. Inhalation
b. Skin absorption
c. Skin contact
d. a+b+c
e. b+c
57. Berbeda dengan Arsen, maka Mercury mempunyai fakta sebagai berikut :
a. Penyerapan dalam bentuk organik (methyl Mercury) adalah 90-100%
b. Penyerapan utama melalui inhalasi
c. Menimbulkan gangguan otak dan mental
d. a + b + c benar
e. a + b benar.
58. Yang benar mengenai benzene adalah :
a. Benzene cairan yg tdk berwarna dengan bau aromatik yg kuat.
b. Sebagai bahan kimia intermediate dari pembuatan berbagai consumer goods.
c. Didalam gasoline (bahan bakar) terdapat dlm konsentrasi antara 2% - 5%. →
cuma ada 1%
d. Salah semua.
e. Benar semua.
59. Penyakit Itai-itai adalah suatu jenis penyakit tulang akibat paparan tinggi dari :
a. Arsenic
b. Cadmium
c. Lead
d. Mercury
e. Salah semua.
63. Bagaimana cara tubuh menangani bahan beracun, termasuk adalah efek
a. Toksikokinetik : Toksikokinetik merupakan pendekatan yang mempelajari
pergerakan toksikan dalam tubuh meliputi absorpsi, distribusi, metabolisme,
dan eliminasi.
b. Toksikodinamik
c. Toksisitas
d. Benar semua
e. Salah semua
64. Yang dimaksudkan dengan Toksikodinamik , ADALAH :
a. Apapun dampak bahan beracun terhadap tubuh
b. Bagaimana tubuh memperlakukan bahan beracun yang masuk
c. Memburuknya dampak akibat makin tingginya paparan
d. Benar semua
e. Salah semua
68. Yang dimaksud dengan Neurotoksik, adalah bahan yang beracun bagi :
a. Hati
b. Ginjal
c. Syaraf
d. Tulang
e. Organ reproduksi
74. Kebakaran yang melibatkan bahan padat seperti kayu atau kertas, menggunakan
APAR yang tergolong :
a. Kelas A
b. Kelas B
c. Kelas C
d. Kelas D
e. Salah semua.
79. Dalam Form HIRADC, bila Exposure = 5, Probability = 2 dan Consequence = 10, maka Risk
Score nya adalah :
a. 10
b. 100
c. 20
d. 4
e. 50
81. Dalam upaya mengendalikan Infeksi Nosokomial, maka penanganan benda tajam (sharp
safety) perlu di programkan, melalui :
a. Sharps tdk diperkenankan dipindahkan dari tangan ke tangan secara langsung.
b. Jarum suntik bekas jangan dibengkokan/dipatahkan sebelum dibuang.
c. Jarum suntik bekas jangan di re-capped.
d. Tersedia “sharps container”.
e. Benar semua
82. Penekanan dari program pengendalian Infeksi Nosokomial, adalah menghindarkan penularan
penyakit berikut dikalangan petugas medis, yaitu :
a. Hepatitis B
b. Hepatitis C
c. HIV/AIDS
d. a + b benar
e. a + b + c benar
83. Tahapan Surveilans Kesehatan Kerja, dibagi atas pengumpulan data, pengolahan data dan
pemanfaatan data. Termasuk dalam pengumpulan data, adalah :
a. Penetuan kelaikan bekerja (Fitnes to work)
b. Trend Analisis → pemanfaatan data
c. Pemeriksaan kesehatan pekerja
d. a + b benar
e. a + b + c benar
86. Kita mengenal 3 monitoring dalam surveilans kesehatan kerja. Pemantauan kadar bahan
berbahaya di udara lingkungan kerja termasuk pada :
a. Health Monitoring (pemeriksaan kesehatan pekerja)
b. Air Monitoring
c. Biological Monitoring.
d. a + b benar
e. a + b + c benar
87. Sedangkan pemantauan kadar bahan berbahaya di tubuh pekerja disaat belum terjadi efek
toksik termasuk pada :
a. Health Monitoring (pemeriksaan kesehatan pekerja)
b. Air Monitoring
c. Biological Monitoring.
d. a + b benar
e. a + b + c benar
88. Sedangkan pemantauan efek toksik/gangguan fungsi organ tubuh pekerja, termasuk pada :
a. Health Monitoring (pemeriksaan kesehatan pekerja)
b. Air Monitoring
c. Biological Monitoring.
d. a + b benar
e. a + b + c benar
89. Manfaat Analisa hasil pemeriksaan kesehatan pekerja bagi manajemen, adalah :
a. Informasi adanya gangguan kesehatan di kalangan pekerja.
b. Sebagai bahan untuk mengembangkan promosi kesehatan kerja.
c. Evaluasi / review efektifitas program kontrol yang dikembangkan.
d. a + b benar
e. a + b + c benar