Anda di halaman 1dari 21

Soal-soal Kode Etik

UPPAT

1. PPAT mempunyai peranan penting dalam kegiatan pendaftaran tanah dan


pendaftaranan peralihan hak atas tanah. Kegiatan pendaftaran tanah yang
dimaksud pada ketentuan Pasal 19 ayat 1 dan 2 UUPA adalah :
a. Pengukuran, perpetaan dan pembukuan tanah;
b. Pendaftaran hak-hak atas tanah dan peralihan hak-hak tersebut;
c. Pemberian surat-surat tanda bukti hak, yang berlaku sebagai alat
pembuktian yang kuat;
d. Semua benar

2. Untuk melaksanakan amanah Pasal 19 ayat (1) dan (2) UUPA, bahwa
pendaftaran tanah diseluruh Indonesia diatur dengan Peraturan Pemerintah
sebutkan :
a. PP Nomor 10 Tahun 1961;
b. PP Nomor 24 Tahun 1997 Jo. PP Nomor 18 Tahun 2021;
c. PP Nomor 24 Tahun 1997 Jo. PP Nomor 20 Tahun 2021;
d. PP Nomor 10 Tahun 1961 Jo. PP Nomor 24 Tahun 1997;

3. Pengaturan yang terkait dengan tugas pokok yang terkait dengan Pendaftaran
Tanah pada ketentuan Pasal 6 dan Pasal 7 PP Nomor 24 Tahun 1997 :
a. Bahwa Pendaftaran diselenggarakan oleh Badan Pertanahan Nasional,
sedangkan pelaksanaan pendaftaran dilakukan oleh Kepala Kantor
Pertanahan;
b. Bahwa Pendaftaran diselenggarakan oleh Kantor Pertanahan setempat
sedangkan pelaksanaan pendaftaran dilaksanakan oleh Badan Pertanahan
Nasional;
c. Bahwa Pelaksanaan Pendaftaran dilaksanakan oleh Kantor Pertanahan
setempat bersama dengan Badan Pertanahan Nasional yang ada;
d. Bahwa Penyelenggarakan pendaftaran dilaksanakan oleh Kantor Pertanahan
setempat sematana bersama dengan pejabat daerah lainnya;

4. Pada ketentuannya pelaksanaan pendaftaran tanah dilaksanakan oleh Kepala


Kantor Pertanahan setempat, kecuali pada kegiatan-kegiatan tertentu yang
ditugaskan pada pejabat lain. Apa yang dimaksud pada kegiatan-kegiatan
tertentu tersebut :
a. Adalah kegiatan pemanfaatan bersifat nasional atau melebihi wilayah kerja
Kepala Kantor Pertanahan;
b. Adalah kegiatan pada wilayah kerjanya semata;
c. Adalah kegiatan tambahan;
d. Semua benar;
5. Dalam melaksanakan pendaftaran tanah, Kepala Kantor Pertanahan dibantu oleh
PPAT dan pejabat lainnya yang ditugaskan pada kegiatan-kegiatan tertentu. Apa
yang dimaksud dengan kegiatan-kegiatan tertentu tersebut ?
a. Pembuatan akta PPAT oleh PPAT atau PPAT Sementara;
b. Pembuatan Pembuatan Risalah Lelang oleh Pejabat Lelang;
c. Ajudikasi dalam pendaftaran tanah secara sistematik oleh Panita Ajudikasi; Commented [AL1]: Pasal 8 ayat (1) PP No. 24/1997
d. Semua benar :

6. Yang ditunjuk sebagai PPAT Sementara adalah ?


a. Pejabat Pemerintah yang menguasai keadaan daerah yang bersangkutan
yaitu Pejabat BPN setempat;
b. Pejabat Pemerintah yang mengusasi keadaan daerah yang bersangkutan
yaitu Camat Kepala wilayah selaku PPAT Commented [AL2]: Pasal 5 ayat (3) huruf a PP
No.37/1998
c. Pejabat Pemerintah yang mengusasi keadaan daerah yang bersangkutan
yaitu Pejabat Kepala Desa;
d. Pejabat Pemerintah yang mengusasi keadaan daerah yang bersangkutan
yaitu Pejabat Sekretaris Camat setempat;

7. Dalam PP Nomot 37 Tahun 1998 Jo. PP Nomor 24 Tahun 2016 tentang


Perubahan PP Nomor 37 Tahun 1998 tentang PPAT. Pasal 1 disebutkan PPAT
adalah pejabt umum yang diberikan kewenangan untuk membuat akta-akta
otentuk mengenai perbuatan hukum tertentu mengenai hak atas tanah atau Hak
Milik Satuan Rumah Susun. Selain PPAT terdapat juga :
a. PPAT Khusus, PPAT Sementara Commented [AL3]: Pasal 2 dan Pasal 3 PP No.37/1998
b. PPAT, Notaris dan Pejabat Lelang
c. PPAT, Notaris, Pejabat Lelang dan Panita Ajudikasi
d. Benar Semua

8. Untuk dapat melayani masyarakat dalam pembuatan akta sebagaimana yang


dimaksud pada ketentuan Pasal 5 ayat (3), yang belum cukup PPATnya, maka
Menteri dapat menunjuk pejabat terkait sebagai PPAT Khusus :
a. Notaris, Pejabat Lelang dan Pejabat Wilayah setempat ;
b. Pejabat Rukun Tetanga dan Pajabat Rukun Warga;
c. Camat atau Kepala Dewasa atau Kepala Kantor Pertanahan;
d. Salah semua.

9. Apa yang dimaksud dengan asas resiprositas pada pengangkata PPAT Khusus :
a. Asas timbal balik dalam perlakuan yang baik;
b. Asas penempatan dalam kekuasaan;
c. Asam manfaat dan menguntungkan;
d. Asas keseimbangan;
10. Apa yang dimaksud dengan PPAT mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian kegiatan pendaftaran tanah dengan membuat akta sebagai telah
dilakukannya perbuatan hukum tertentu mengenai hak atas tanah atau Hak Milik
Atas Satuan Rumah Susun :
a. Tugas yang diamanahkan;
b. Tuugas yang diminta;
c. Tugas yang dijalankan;
d. Tugas yang mencocokan;

11. Untuk melaksanakan tugas pokok seorang PPAT mempunyai kewenangan


membuat akta otentik mengenai semua perbuatan hukum mengenai hak atas
tanah dan Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun, hal ini didasari dari :
a. Wilayah Jabatan;
b. Wilayah Kedudukan;
c. Wilayah Teritorial;
d. Wilayah Kerja;

12. Akta Tukar Menukar, Akta Pemasukan ke dalam Perusahaan dan Akta
Pembagian Hak Bersama megenai beberapa hak atas tanah atau Hak Milik Atas
Satuan Rumah Susun, tidak dapat semuanya terletak di dalam daerah kerja
seorang dan dapat dibantu oleh PPAT dengan daerah kerjanya, meliputi :
a. Satu bidang tanah atau Satuan Rumah Susun;
b. Satu bidang tanah atau Satuban Rumah Susun dan Wilayahnya;
c. Satu bidang tanah atau Satuan Rumah Susun tempat pelantikan;
d. Satu bidang tanah atau Satuan Rumah Susun yang haknya menjadi obyek
perbuatan dalam akta;

13. Peningkatan Kualitas PPAT sebagaimana yang dimaksud pada Pasal 15 dari
Permen ATR BPN RI Nomor 2 Tahun 2018 diperuntukan untuk :
a. Bagi calon PPAT telah lulus ujian PPAT dan belum diangkat sebagai PPAT;
b. Bagi yang telah menjabat sebagai PPAT dalam wkatu tertentu;
c. Bagi Camat sebelum dilantik/menajalankan tugas sebagai PPAT Sementara;
d. Semuanya benar;

14. Peningatan kualitas yang diselenggarakan oleh Kementrian ATR untuk :


a. Menghasilkan PPAT siap pakai;
b. Menghasilkan PPAT siap Kerja;
c. Menghasilkan PPAT yang berkualitas dan professional;
d. Menghasilkan PPAT yang dapat menjalankan jabatannya sebagaimana yang
diamanahkan pada PP Nomor 37 Tahun 1998;
15. Peningkatakan kualitass sebagaimana yang diperuntukan oleh bagi PPAT telah
lulus Ujian PPAT dan belum diangkat sebagai PPAT dan bagi yang telah
menjalankan jabatan sebagai PPAT dalam waktu tertentu dilaksanakan :
a. Direktur Jenderal Penetapan Hak dan Pendaftaran Tanah;
b. Direktur Jenderal Tata Ruang;
c. Direktur Jenderal Penataan Agraria;
d. Direktur Jenderal Pengadaan Tanah dan Pengembangan Pertanahan;

16. Sedangkan peningkatan kualitas bagi Camat sebelum dilantik atau menjalankan
tugas sebagai PPAT dilaksanakan oleh :
a. Kantor Pertanahan setempat;
b. Kementrian ATR BPN RI;
c. Kantor Wilayah BPN setempat; Commented [AL4]: Permen ATR/BPN 20/2018 Pasal 15
ayat (4)
d. Kantor Direktur Jenderal Tata Ruang;

17. Magang adalah rangkaian system dalam proses pengangkatan PPAT berupa
kegiatan untuk memperdalam tugas pokok dan fungsi dibidang hubungan
hukum keagrariaan yang dilakukan secara praktek di Kantor Pertanahan dan
Kantor PPAT untuk membentuk PPAT yang profesioanl dan berintegritas. Hal ini
di atur dipasal berapa :
a. Pasal 20 s.d Pasal 25;
b. Pasal 16 s.d Pasal 20; Commented [AL5]: Permen ATR/BPN 20/2018
c. Pasal 26 s.d Pasal 30;
d. Pasal 16 s.d Pasal 18;

18. Ketentuan Magang dikecualikan :


a. Peserta yang lulus ujian dan telah menjabat sebagai Notaris;
b. Lulus Program Pendidikan Khusus yang diselenggarakan oleh Kementrian;
c. Pernah menduduki jabatan structural di bidang hubungan hukum
keagrariaan atau setara dengan itu, paling rendah pejabat pengawas di
lingkungan Kementrian;
d. Benar semua; Commented [AL6]: Permen ATR/BPN 20/2018 Pasal 16
ayat (3)

19. Pelaksanaan magang dilakukan :


a. Sebelum mengikuti ujian dan lulus dan setelah lulus dan sebelum diangkat
sebagai PPAT; Commented [AL7]: Permen ATR/BPN 20/2018 Pasal 17
ayat (1)
b. Setelah lulus dan sebelum diangkat sebagai PPAT;
c. Setelah lulus program M.Kn;
d. Lulus dibidang Pertanahaan;

20. Magang dilaksanakan selama 1 (satu)tahun pada Kantor Pertanahan dan Kantor
PPAT :
a. 6 (enam) bulan di kantor Pertanahan dan 6 (enam) bulan di Kantor PPAT; Commented [AL8]: Permen ATR/BPN 20/2018 Pasal 17
ayat (2)
b. 6 (enam) bulan di kantor Kecamatan;
c. 12 (dua belas) bulan di kantor Pertanahan;
d. 6 (enam) bulan di Kantor Pejabat Lurah setempat;

21. Kantor PPAT yang menjadi tempat magang mempunyai kriteria :


a. PPAT dengan masa kerja 12 (dua belas) bulan atau lebih;
b. PPAT dengna masa Kerja 24 (dua puluh empat) bulan atau lebih;
c. PPAT denga masa kerja paling sedikit 5 (lima) tahun atau telah menerbitkan
paling sedikit 60 (enam puluh) akta; Commented [AL9]: Permen ATR/BPN 20/2018 Pasal 18
ayat (2)
d. PPAT dengan masa kerja 10 tahun atau telah menberbitkan paling sedikit 60
(enam puluh) akta;

22. Dalam hal magang dilaksanakan pada Kantor Pertanahan, Peserta Magang wajib
membantu :
a. Proses kegiatan dan pelayanan pertanahan;
b. Proses penerimaan dan pemeriksaan akta yang didaftarkan;
c. Proses pemeriksanaan data yuridis permohonan Hak Atas Tanah;
d. Benar semua; Commented [AL10]: Permen ATR/BPN 20/2018 Pasal
19 ayat (1)

23. Magang dilaksanakan pada Kantor PPAT, Peserta Magang wajib membantu
dalam pelaksanaan kegiatan :
a. Pembuatan akta perbuatan hukum Hak Atas Tanah;
b. Pembuatan akta perbuatan hukum Hak Atas Tanah atau Hak Milik Atas
Rumah Susun paling sedikit 7 (tujuh) akta;
c. Pembuatan akta perbuatan hukum dan Ha katas Rumah Susun;
d. Pembuatan akta perbuatan hukum Hak Atas Tanah atau Hak Milik Atas
Satuan Rumah Susun paling sedikit 7 (tujuh)akta serta proses penata
usahaan dan pengelolaan Protokol PPAT; Commented [AL11]: Permen ATR/BPN 20/2018 Pasal
19 ayat (2)

24. Berdasarkan ketentuan Pasal 21 dan Pasal 22 Peraturan Menteri ATR/BPN RI


Nomor 2 Tahun 1998, seorang yang telah lulus Ujian PPAT mengajukan
permohonan pengangkatan sebagai PPAT pada tempat kedudukan sesuai dengan
tercantum dalam :
a. Surat Keterangan Lulus Ujian PPAT; Commented [AL12]: Permen ATR/BPN 20/2018 Pasal
21 ayat (1)
b. Seurat Keterangan Lulus Ujian yang dikeluarkan Kementrian Hykum Dan
HAM RI;
c. Surat Keterangan Lulus sebagai Peserta Magang;
d. Surat Keterangan Lulus sebagai peserta Ujian PPAT;

25. Tempat keduduakan PPAT dapat diubah:


a. Untuk menyesuaikan dengan tempat kedudukan Notaris dalam hal calon
PPAT telah menjabat sebagai Notaris; Commented [AL13]: Permen ATR/BPN 20/2018 Pasal
21 ayat (2)
b. Untuk menyesuaikan dengan tempat kedudukan pada Surat keterangan
Magang di PPAT;
c. Untuk menyesuaikan dengan tempat kedudukan yang ada;
d. Untuk menyesuaikan dengan tempat pendaftaran yang ada;

26. Pengangkatan kembali sebagai PPAT dapat diberikan :


a. PPAT yang merangkap jabatan sebagai Notaris yang dipindah daerah kerja
lain untuk menyesuaikan dengan kedudukannya sebagai Notaris;
b. PPAT yang berhentik atas permintaan sendiri dengan maksud untuk pindah
daerah kerja lain dengan syarat telah melaksanakan tugasnya paling sedikit 3
(tiga) tahun;
c. PPAT yang daerah kerja berubah dalam terjadi pemkaran wilayah;
d. Semua benar; Commented [AL14]: Permen ATR/BPN 20/2018 Pasal
23 ayat (1)

27. PPAT dapat mengajukan permohonan pindah daerah kerja lain, setelah yang
bersangkutan mengajukan permohonan berhenti sebagai PPAT didaerah semula.
Permohonan pengangkatan kembali sebagai PPAT diajukan :
a. Kepada Menteri dengan tebusan kepada Kepala Kantor Wilayah dan Kepala
Kantor Pertanahan setempat; Commented [AL15]: Permen ATR/BPN 20/2018 Pasal
23 ayat (3)
b. Kepada Kepala Kantor Wilayah;
c. Kepada Kepala Kantor pertanahan setempat dan lainnya;
d. Kepada Kepala kantor Wilayah yang tembusan kepada Kepala Kantor
Pertanahan setempat;

28. Perpanjangan masa jabatan PPAT pada Permen ATR BPN RI Nomor 2 Tahun
2018 diatur :
a. Pasal 24 dan Pasal 25;
b. Pasal 25 dan Pasal 26;
c. Pasal 26 dan Pasal 27;
d. Pasal 27 dan Pasal 28;

29. Permohonan perpanjangan Masa Jabatan PPAT diajukan kurang dari 6 (enam)
bulan sebelum masa jabatan berakhir dan diajukan kepada :
a. Kepala Kantor Pertanahan setempat;
b. Kepada Kantor Wilayah BPN setempat;
c. Kepada Menteri ATR BPN RI; Commented [AL16]: Permen ATR/BPN 20/2018 Pasal
25 ayat (2)
d. Kepada Dirjen PHPT;

30. Permohonan perpanjangan harus melengkapi :


a. Fotocopi Surat Keputusan pengangkatan dan penunjukan daerah kerja PPAT
terakhir yang dilagalisir;
b. Fotocopi Surat Keputusan pengangkatan dan penunjukan daerah kerja
Notaris terakhir yang dilagilisir, bagi PPAT yang merangkap jabatan sebagai
Notaris;
c. Surat Keputusan sehat jasmani dan rohani serta bebas narkoba;
d. Benar semua; Commented [AL17]: Permen ATR/BPN 20/2018 Pasal
25 ayat (3)

31. Menurut ketentuan Pasal 7 ayat (2) PP Nomor 24 Tahun 2016, PPAT dilarang
merangkap jabatan:
a. Advokat dan konsultan atau penasehat hukum;
b. Pegawai Negeri, pegawai badan usaha milik negara, pegawai badan usaha
milik daerah, pegawai swasta;
c. Pejabat negara atau pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK)
d. Semua benar;

32. Berdasarkan ketentuan Pasal 10 PP Nomor 24 tahun 2016, yang dinyatakan


diberhentikan dengan tidak hormat berupa :
a. Permintaan sendiri;
b. Tidak mampu lagi menjalankan tugasnya karena keadaan kesehatan badan
atau kesehatan jiwa;
c. Tidak melaksanakan jabatan PPAT secara nyata untuk jangka waktu 60
(enam puluh) hari terhitung sejak tanggal pengambilan sumpah;
d. Melakukan pelanggaran Berat terhadap larangan atau kewajiban sebagai
PPAT;

33. Yang dinyatakan PPAT diberhentikan sementara adalah :


a. Berada dibawah pengampuan;
b. Dinyatakan pailit berdasrkan putusan pengadilan yang telah memperoleh
kekuatan hukum tetap;
c. Sedang dalam pemeriksaan pengadilan sebagai terdakwa suatu perbuatan
pidana yang diancam dengan hukuman kurungan atau penjara selama-
lamanya 5 (lima) tahun atau leboh berat; Commented [AL18]: PP No 24/2016 Pasal 10 ayat (4)
d. Melakukan pelanggaran berat terhadap larangan atau kewajiban sebagai
PPAT;

34. Daerah Kerja PPAT adalah :


a. Suatu daerah kerja yang menunjukan kewenangan seorang PPAT untuk
membuat akta mengenai hak atas tanah dan Hak Milik Atas Satuan Rumah
Susun yang terletak di dalamnnya;
b. Suatu daerah kerja yang ditetapkan sebagaimana yang dimaksud pada satu
kawasan propinsi; Commented [AL19]: PP No 24/2016 Pasal 12 ayat (1)
c. Suatu daerah kerja bagi PPAT dalam menjalankan jabatannya selama dia
menjalankan jabatannya;
d. Suatu kedudukan bagi PPAT dalam menjalankan jabatannya;
35. Hak dan kewajiban PPAT :
a. Cuti dan memperoleh uang jasa (honorarium) dari pembuatan akta sesuai
Pasal 32 ayat (1) PP Nomor 37 Tahun 1998;
b. Memperoleh informasi serta perkembangan peraturan perundang-undangan
pertanahan;
c. Memperoleh kesempatan untuk mengajukan pembelaan diri sebelum
ditetapkannya keputusan pemberhentian sebagai PPAT;
d. Semuanya benar;

36. Berdasarkan Pasal 30 sd Pasal 32 PP Nomor 37 Tahun 1998, bahwa PPAT


dilarang meninggalkan kantor lebih dari :
a. 7 hari kerja berturut turut;
b. 6 hari kerja berturut turut; Commented [AL20]: PP No 37/1998 Pasal 30 ayat (1)
c. 2 hari kerja berturut turut;
d. 1 hari kerja berturut turut;

37. Permohonan cuti yang ditujukan untuk jangka waktu tiga (3) bulan wajib
disampaikan kepada :
a. Kantor Wilayah BPN Propinsi;
b. Kantor Kementrian ATR BPN RI;
c. Kantor Pertanahan Kabupaten dan Kota; Commented [AL21]: PP No 37/1998 Pasal 30 ayat (2)
huruf a
d. Kantor pada Pengurus Pengda IPPAT setempat;

38. Sedangkan cuti untuk jangka waktu 6 (enam) bulan atau lebih, permohonan cuti
diajukan :
a. Menteri untuk permohonan cuti; Commented [AL22]: PP No 37/1998 Pasal 30 ayat (2)
huruf c
b. Kepada Kantor Wilayah BPN RI setempat;
c. Kepala kantor Pertanahan Kota dan Kabupaten;
d. Salah semua;

39. Persyaratan untuk menjadi PPAT Pengganti :


a. Telah lulus program pendidikan strata satu jurusan hukum; Commented [AL23]: PP No 37/1998 Pasal 31 ayat (3)
b. Telah lulus program pendidikan strata satu ekonomi;
c. Telah lulus program pendidikan strata satu Ilmu Politik;
d. Benar semua;

40. Berdasarkan Pasal 32 PP Nomor 37 Tahun 1998 Jo. PP. Nomor 24 Tahun 2016,
uang jasa (honorarium) PPAT dan PPAT Sementara :
a. Tidak boleh melebihi 1 % dari harga transaksi;
b. Tidak boleh melebihi 2 % dari harga transaksi;
c. Tidak boleh melebihi 2,5 % dari harga transaksi;
d. Tidak boleh melebihi 1,5 % dari harga transaksi;
41. Berdasarkan ketentuan Pasal 37 sd Pasal 43 Peraturan Kepala BPN Nomor : 1
Tahun 2006, PPAT dapat melaksanakan cuti sebagai berikut :
a. Cuti tahunan paling lama 2 (dua) minggu setiap tahun taksin;
b. Cuti sakit termasuk cuti melahirkan, untuk jangka wartu menurut keterangan
dari dokter yang berwenang;
c. Cuti karena alasan penting dan diambil dari setiap kali diperlukan dengan
jangka waktu paling lama 9 (Sembilan) bulan dalam setiap 3 (tahun) takwin;
d. Semuanya benar; Commented [AL24]: Perkaban No 1/2006 Pasal 37 ayat
(1)

42. PPAT yang baru diangkat, maka permohonan cutinya harus terpenuhi :
a. Telah membuka kantor minimal 2 tahun;
b. Telah membuka kantor minimal 3 tahun; Commented [AL25]: Perkaban No 1/2006 Pasal 37 ayat
(2)
c. Telah membika kantor minimal 1 tahun;
d. Telah membuka kantor minimal 4 tahun;

43. Untuk mengajukan permohonan cuti yang lamanya kurang dari 3 (tiga) bulan,
maka permohonan tersebut harus mendapatkan persetujuan :
a. Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional;
b. Kepala Kantor Pertanahan setempat; Commented [AL26]: Perkaban No 1/2006 Pasal 37 ayat
(3)
c. Kepala Kecamatan setempat;
d. Menteri Agraria Tata Ruang Kepala BPN RI;

44. Permohoan persetujuan cuti bagi PPAT yang diajukan secara tertulis kepada
pejabat yang berwenang, maka persetujuan tersebut :
a. Paling lambat 7 hari kerja sebelum dilaksanakan cuti wajib dikeluarkan;
b. Palaing lambat 15 (lima belas) hari kerja sebelum tanggal mulai pelaksanaan
cuti, kecuali permohonan cuti sakit yang dapat diajukan sewaktu-waktu
sesudah diperoleh keterangan dokter; Commented [AL27]: Perkaban No 1/2006 Pasal 38 ayat
(1) huruf a
c. Paling lambat 12 (dua belas) hari kerja sebelum tanggal mulai pelaksanaan
cuti;
d. Benar semua;

45. Dalam hal permohoan cuti diajukan kurang dari waktu sebagaimana dimaksud
atau melampaui tanggal mulai pelaksanaan cuti, maka :
a. Keputusan cuti berlaku surut; Commented [AL28]: Perkaban No 1/2006 Pasal 38 ayat
(1) huruf b
b. Keputusan cuti tidak berlaku surut;
c. Keputusan cuti berdasarkan tanggal permohonannya;
d. Keputusan cuti berdasarkan dari surat yang dikeluarkan oleh Perkumpulan;

46. Pada permohonan cuti harus mencantumkan :


a. Lamanya cuti, tanggal mulai pelaksanaan dan berakhirnya cuti, alasan
pengmabilan cuti, dan daftar cuti yang telah dilaksanakan dalam 3 (tiga)
tahun terakhir dan alamat selama menjalankan cuti; Commented [AL29]: Perkaban No 1/2006 Pasal 38 ayat
(2)
b. Permohonan dengan memuat alasan-alasan dalam cuti;
c. Lama cuti, dan tanggal cuti saja serta alas am cuti;
d. Permohonan dengan memuat alasan-alasan cuti serta menyebutkan PPAT
Pengganti;

47. PPAT Pengganti sebagaimana yang dimaksud pada ketentuan Pasal 31 PP Nomor
37 Tahun 1998, harus memenuhi syarat :
a. Berusia sekurang-kurangnnya 30 tahun dan belum berumur 65 tahun;
b. Berusia sekurang-kurangannya 22 (dua puluh dua) dan belum berumur 65
(enam puluh lima) tahun;
c. Berusia 25 (dua puluh lima) tahun dan belum berumur 65 (enam puluh lima)
tahun batas akhir jabatan;
d. Berusia 27 (dua puluh tujuh) tahun dan belum berumur 65 (dua puluh lima)
tahun batas akhir jabatan;

48. Kewajiban PPAT berdasarkan ketentuan Pasal 45 dari Peraturan Kepala BPN
Nomor 1 Tahun 2006, PPAT mempunyai Kewajiban :
a. Menjunjung tingggi Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan Negara
Kesatuan RI;
b. Mengikuti pelantikan dan pengangkatan sumpah jabatan sebagai PPAT;
c. Menyampaikan laporan bulanan mengenai akta yang dibuatnya kepada
Kepala Kantor Pertanahan, Kepala Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan
Bangunan setempat paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya;
d. Benar semua;

49. Penyerahah protocol PPAT dalam hal :


a. PPAT yang berhenti menjabat sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 28
ayat (1) dan (2) kepada PPAT di daerah kerjanya atau kepada Kepala Kantor
Pertanahan;
b. PPAT Sementara yang berhenti sebagai PPAT Sementara kepada PPAT
Sementara yang menggantikan atau kepada Kepala Kantor Pertanahan;
c. PPAT Khusus yang berhenti sebagai PPAT Khusus kepada PPAT Khusus yang
menggantikannya atau Kepala Kantor Pertahan Peranahan; Commented [AL30]: PP No 37/1998 Pasal 27 ayat (2)
dan (3)
d. PPAT menjalankan jabatannya sesuai peraturan yang berlaku;

50. Menurut ketentuam Pasal 19 ayat PP Nomor 37 Tahun 1998, dalam waktu 60
hari setelah pengambilan sumpah jabatan, maka PPAT wajib :
a. Menyampaikan alamat kantor, contoh tanda tangan, contoh paraf, dan traan
cap/setempel jabatan kepada Kepala Kantor wilayah Badan Pertanahan
Nasional, Bupat/Walikota, Ketua Pengadilan Negeri, dan Kepala Kantor
Pertanahan yang wilayahnya meliputi daerah kerja PPAT yang bersangkutan
dan menjalankan jabatan secara nyata;
b. Menyampaikan segala urusan-urusan PPAT kepada Kapala Kantor
Pertanahan setempat;
c. Menyampaikan segala urusan-urusan PPAT kepada Menteri Agraria Tata
Ruang;
d. Salah semua;

51. Berdasarkan Pasal 15 PP Nomor 24 Tahun 2016 dan Pasal 16 PP Nomor 37


Tahun 1998, bahwa PPAT dan PPAT Sementara sebelum menjalankan
jabatannya wajib :
a. Mengangkatan sumpah jabatan PPAT dihadapan Menteri atau pejabat yang
ditunjuk;
b. Membuat laporan kepada Kepala Kantor Pertanahan setempat, perihal
jabatannya;
c. Menyampaikan laporannya berupa pekerjaan dalam jangka waktu satu bulan
lamanya;
d. Melaporkan dan menutup jumlah akta yang akan dibuat;

52. Apakah PPAT Khusus juga diwajibkan mengangkat sumpah :


a. Wajib;
b. Tidak wajibkan; Commented [AL31]: PP No 24/2016 Pasal 15 ayat (2)
c. Dianjurkan;
d. Tidak anjurkan;

53. Untuk keperluan pengangkatan sumpah jabatan, apabila PPAT yang


bersangkutan tidak melaksanakan dalam jangka waktu 3 bulan terhitung sejak
tanggal ditetapkan :
a. Surat Keputusan Pengangkatan batal demi hukum; Commented [AL32]: PP No 37/1998 Pasal 26 ayat (2)
b. Surat Keputusan Pengangkatan dapat dibatalkan;
c. Surat Keputusan Pengangkatan tetap berlaku sebagaimana mestinya;
d. Suray Keputusan pengangkatan tersebut akan diterbitkan Surat Keputusan
yang baru;

54. Saat pelaksanaan pelantikan dan pengangkatan sumpah jabatan PPAT, maka
akan dibuatkan :
a. Berita Acara Sumpah jabatan dengan dihadiri dua orang saksi;
b. Berita Acara Sumpah Jabatan dan Berita Acara Pelantikan dengan dua saksi; Commented [AL33]: Perkaban No 1/2006 Pasal 35 ayat
(1)
c. Berita Acara Pelantikan dan dua orang saksi;
d. Berita Acara Sumpah Jabatan dan Berita Acara Pelantikan tanpa dihadiri oleh
dua orang saksi;

55. PPAT wajib mempunyai satu kantor, yaitu ditempat kedudukannya. Sedangkan
PPAT yang juga merangkap sebagai Notaris harus berkantor sama, hal ini diatur
pada :
a. Pasal 46 dan 47 Perkaban Nomor 1 Tahun 2006;
b. Pasal 47 dan 49 Perkaban Nomor 1 Tahun 2006;
c. Pasal 25 dan 27 Perkaban Nomor 1 Tahun 2006;
d. Pasal 27 dan 30 Perkaban Nomor 1 Tahun 2006;

56. Pengaturan stempel jabatan PPAT yaitu :


a. Pasal 45 Perkaban Nomor 1 Tahun 2006;
b. Pasal 48 Perkaban Nomor 1 Tahun 2006;
c. Pasal 49 Perkaban Nomor 1 Tahun 2006;
d. Pasal 50 Perkaban Nomor 1 Tahun 2006;

57. Adapun bentuk stempel tersebut yaitu :


a. Berbentuk bulat, terdapat 3 (tiga) lingkaran, ditengah dalam untuk nama
PPAT atau PPAT Pengganti atau tulisan Camat atau Kepala Desa;
b. Berbentuk lonjong, terdapat 3 (tiga) lingkaran, ditengah dalam untuk nama
PPAT atau PPAT Pengganti atau tulisan Camat atau Kepala Desa;
c. Berbentuk bulat, terdapat 2 (dua) lingkaran, ditengah dalam untuk nama
PPAT atau PPAT Pengganti atau tulisan Camat atau Kepala Desa; Commented [AL34]: Perkaban No 1/2006 Pasal 48 ayat
(2) huruf a
d. Berbentuk lonjong, terdapat 2 (dua) lingkaran, ditengah dalam untuk nama
PPAT atau PPAT Pengganti atau tulisan Camat atau Kepala Desa;

58. Tulisan dalam stempel berupa :


a. Untuk PPAT atau PPAT Pengganti, lingkaran luar bagian atas ditulis
“PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH atau “PPAT PENGGANTI” dan lingkaran
luar bagian bawah ditulis daerah kerja nama Kabupaten/Kota yang dibatasi
dengan gambar bintang; Commented [AL35]: Perkaban No 1/2006 Pasal 48 ayat
(2) huruf b angka 1
b. Untuk PPAT atau PPAT Pengganti, lingkaran luar bagian atas ditulis “PPAT”
saja atau “PPAT PENGGANTI” dan lingkaran luar bagian bawah ditulis daerah
kerja nama Kabupaten/Kota yang dibatasi dengan gambar bintang;
c. Untuk PPAT atau PPAT Pengganti, lingkaran luar bagian atas ditulis
“PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH atau “PPAT PENGGANTI” dan lingkaran
luar bagian bawah tidak ditulis daerah kerja nama Kabupaten/Kota yang
dibatasi dengan gambar bintang;
d. Untuk PPAT atau PPAT Pengganti, lingkaran luar bagian atas ditulis
“PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH atau “PPAT PENGGANTI” dan lingkaran
luar bagian bawah tidak ditulis daerah kerja nama Kabupaten/Kota yang
dibatasi dengan gambar bintang;

59. Warna tinta stempel saat PPAT menjalankan jabatannya :


a. Berwana hitam;
b. Berwarna jingga;
c. Berwarna mereh; Commented [AL36]: Perkaban No 1/2006 Pasal 48 ayat
(2) huruf b angka 3
d. Berwarna ungu;
60. Bentuk dan ukuran papan nama Jabatan PPAT, PPAT Sementara :
a. Ukuran 75 X 40 cm atau 100 X 60 cm atau 150 X 80 cm;
b. Ukuran 100 X 40 cm atau 150 X 60 cm atau 200 X 80 cm; Commented [AL37]: Perkaban No 1/2006 Pasal 49 ayat
(1) huruf a
c. Ukuran 120 X 40 cm atau 150 X 50 cm atau 175 X 70 cm;
d. Ukuran 150 X 40 cm atau 200 x 60 cm atau 250 x 80 cm;

61. Warna dasar papan nama :


a. Dasar dicat putih, tulisan hitam; Commented [AL38]: Perkaban No 1/2006 Pasal 49 ayat
(1) huruf b
b. Dasar dicat hitam, tulis Putih;
c. Dasar dicat merah, ditulis hitam;
d. Dasar dicat ungu ditulis merah;

62. Akta PPAT, berikut akta otentik, surat di bawah tangan, atau dokumen lainnya
sebagaimana yang dimaksud dijilid satu (1) sampul yang berisi :
a. 25 akta;
b. 50 akta; Commented [AL39]: Perkaban No 1/2006 Pasal 59 ayat
(1)
c. 15 akta;
d. 60 akta;

63. Warkah merupakan dokumen yang dijadikan dasar pembuatan akta dan dijilid
dalan bundle warkah, yang berisi :
a. 25 warkah pendukung; Commented [AL40]: Perkaban No 1/2006 Pasal 60 ayat
(1)
b. 50 warkah pendukung;
c. 15 warkah pendukung;
d. 60 warkah pendukung;

64. PPAT wajib menyampaikan akta PPAT dan dokumen-dokumen lainnya yang
diperlukan untuk keperluan pendaftaran akta perbuatan hukum pada Kantor
Pertanahan sejak ditandatanganinya akta tersebut, paling lambat :
a. 2 hari kerja;
b. 4 hari kerja;
c. 5 hari kerja;
d. 7 hari kerja; Commented [AL41]: Perkaban No 1/2006 Pasal 61 ayat
(1)

65. Apa yang membedakan pembinaan dan pengawasan PPAT :


a. Pembinaan adalah usaha, tindakan dan kegiatan yang dilakukan oleh menteri
untuk mencapai kualitas PPAT yang lebih baik. Sedangkan pengawasan
adalah kegiatan adminstratif yang bersifat preventif dan refresif agar PPAT
dalam menjalankan jabatan sesuai dengan peraturan undang-undang; Commented [AL42]: Permen No 2/2018 Pasal 1 ayat (2)
dan (3)
b. Pembinaan adalah usaha, tindakan dan kegiatan yang dilakukan oleh Kepala
Kantor Pertanahan setempat untuk mencapai kualitas PPAT yang lebih baik.
Sedangkan pengawasan adalah kegiatan adminstratif yang bersifat preventif
dan refresif untuk memberikan sanksi kepada PPAT;
c. Pembinaan adalah usaha, tindakan dan kegiatan yang dilakukan oleh Kepala
Kantor Wilayah BPN pada Propinsi tersebut untuk mencapai kualitas PPAT
yang lebih baik. Sedangkan pengawasan adalah kegiatan adminstratif yang
bersifat preventif dan refresif menjadi PPAT lebih baik lagi;
d. Pembinaan adalah usaha, tindakan dan kegiatan yang dilakukan oleh
organisasi perkumpulan untuk mencapai kualitas PPAT yang lebih baik.
Sedangkan pengawasan adalah kegiatan yang dilakukan Perkumpulan untuk
yang bersifat preventif dan refresif agar PPAT dalam menjalankan jabatan
sesuai dengan peraturan undang-undang;

66. Pembinaan oleh Menteri kepada PPAT :


a. Penentuan kebijakan mengenai pelaksanaan tugas jabatan PPAT;
b. Pemberian arahan pada semua pihak yang berkepentingan terkait dengan
kebijakan di bidang ke PPAT an;
c. Menjalankan tindakan yang dianggap perlu untuk memastikan pelayanan
PPAT tetap berjalan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang
undangan;
d. Semua benar; Commented [AL43]: Permen No 2/2018 Pasal 5 ayat (1)

67. Pembinaan oleh Kepala Kantor Wilayah BPN dan Kepala Kantor Pertanahan
adalah :
a. Penentuan kebijakan mengenai pelaksanaan tugas jabatan PPAT;
b. Pemberian arahan pada semua pihak yang berkepentingan terkait dengan
kebijakan di bidang ke PPAT an;
c. Menjalankan tindakan yang dianggap perlu untuk memastikan pelayanan
PPAT tetap berjalan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang
undangan;
d. Sosialisasi, diseminasi kebijakan dan peraturan perundang-undangan
pertanahan; Commented [AL44]: Permen No 2/2018 Pasal 5 ayat (2)
huruf b

68. Pembinaan yang dilaksanakan oleh Menteri, Kepala kantor Wilayah, dan Kantor
Pertanahan terhadap PPAT adalah :
a. Majelis Pembinaan dan Pangawasan PPAT sesuai dengan tugas dan
kewenangan; Commented [AL45]: Permen No 2/2018 Pasal 7 ayat (3)
b. Majelis Kehormatan Pusat;
c. Majelis Kehormatan Wilayah;
d. IPPAT;

69. Pengawasan terhadap PPAT dapat berupa:


a. Melaksanakan penegakan aturan hukum dan penegakan kode etik
perkumpulan, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. Pengawasan terhadap pelaksanaan jabatan PPAT dan Penegakan atuaran
hukum sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; Commented [AL46]: Permen No 2/2018 Pasal 8
c. Penegakan aturan hukum dan memberikan sanksi sesuai dengan
kesalahannya;
d. Mejalankan aturan hukum dan segala pelaksanaannya.

70. Pengawasan dan pelaksanaan jabatan PPAT sebagaimana dimaksud dilakukan


dengan memeriksaan ke kantor PPAT atau pengawasan lainnya :
a. Kepala Kantor Wilayah BPN, dilaksanakan secara berkala;
b. Kepala Kantor Wilayah BPN dan Kepala Kantor Pertanahan paling sedikit 1
(satu) kali dalam 1 (satu) tahun; Commented [AL47]: Permen No 2/2018 Pasal 10 ayat
(2)
c. Bapak Menteri bersama Kepala Kantor Wilayah dan Kepala Kantor
Pertanahan;
d. Kepala Seksi Pendaftaran Tanah bersama Kepala Kantor Pertanahan.

71. Dalam hal pemeriksaan ke Kantor PPAT, Majelis Pembinaan dan Pengawasan
PPAT dilaksanakan dengan ketentuan :
a. Melalui penugasan Ketua Pengda IPPAT setempat;
b. Melalui penegasan Ketua Pengwil IPPAT setempat;
c. Mendapat penugasan dari Ketua Majelis Pembinaan dan Pengawasan PPAT,
dan dilakukan paling sedikit 2 (dua) orang; Commented [AL48]: Permen No 2/2018 Pasal 10 ayat
(5)
d. Mendapat penugasan dari Ketua Pengda dan Ketua Pengwil bersama Majelis
Pembinaan dan Pengawasan PPAT;

72. Hasil pemeriksaan ke Kantor PPAT sebagaimana dimaksud dilaporkan secara


berkala kepada Menteri. Pelaporan dimaksud pada dilakukan berjenjang, dengan
ketentuan :
a. Kepala Kantor Pertanahan menyampaikan kepada Kepala Kantor Wilayah
BPN, paling lambat pada minggu pertama awal bulan;
b. Kepala Kantor Wilayah BPN menyampaikan pelaporan di wilayahnya dan
pelaporan dadi Kantor Pertanahan Kepada Direktur Jenderal, paling lambat
pada minggu kedua awal bulan;
c. Direktur Jenderal meneruskan laporan Kepala Kantor Pertanahan dan Kepala
Kantor Wilayah BPN kepada Menteri;
d. Semua benar; Commented [AL49]: Permen No 2/2018 Pasal 11 ayat
(2)

73. Pelanggaran PPAT dapat berupa :


a. Pelanggaran atas pelaksanaan jabatan PPAT;
b. Tidak melaksanakan kewajiban yang di atur dalam peraturan perundang-
undangan;
c. Melanggar ketentuan larangan yang diatur dalam peraturan perundang-
undangan dan melanggara Kode Etik;
d. Benar semua; Commented [AL50]: Permen No 2/2018 Pasal 12 ayat
(2)
74. Dalam hal pengaduan dari masyarakat dugaan pelanggaran oleh PPAT, maka
pengaduan tersebut :
a. Harus menyebutkan identitas pelaporan yang jelas dan melampirkan bukti
yang berkaitan dengan pengaduan; Commented [AL51]: Permen No 2/2018 Pasal 12 ayat
(6)
b. Harus menyebutkan identitas pelaporan yang jelas dengan meyebutkan
permasalahannya;
c. Melampiran permasalahannya saja tanpa menyebutkan identiasnya;
d. Mengajukan permohoan dengan melampirkan surat permohonan yang ada;

75. Pemberian sanksi yang dikenakan terhadap PPAT berupa :


a. Teguran tertulis;
b. Pemberhentian sementara;
c. Pemberhentikan dengan hormat dan pemberhentian dengan tidak hormat;
d. Benar semua; Commented [AL52]: Permen No 2/2018 Pasal 13

76. Keanggotaan MPPP dibentuk oleh menteri dalam rangkaian pembinaan dan
pengawasan PPAT terdiri :
a. 9 orang;
b. 8 orang;
c. 7 orang;
d. 11 orang; Commented [AL53]: Permen No 2/2018 Pasal 17 ayat
(2)

77. Unsur MPPP yang berasal dari IPPAT :


a. 5 orang;
b. 4 orang; Commented [AL54]: Permen No 2/2018 Pasal 17 ayat
(2) huruf c
c. 3 orang;
d. 2 orang;

78. MPPW dibentuk dan ditetapkan oleh Direktorat Jenderal atas nama Menteri dan
berkedudukan di Kantor Wilayah BPN dengan susunan :
a. 1 orang Ketua dari unsur Kementrian yang diangkat oleh Kepala Kantor
Wilayah BPN atau pejabat yang ditunjuk;
b. 1 wakil ketua yang dijabat oleh unsur IPPAT;
c. 7 orang anggota terdiri dari 4 orang dari unsur Kementrian dan 3 orang dari
unsur IPPAT;
d. Benar semua; Commented [AL55]: Permen No 2/2018 Pasal 18 ayat
(2)

79. MPPD dibentuk dan ditetapkan oleh Kepala Kantor Wilayah BPN atas nama
menteri dan berkedudukan di Kantor Pertanahan dengan yang terdiri :
a. 7 orang; Commented [AL56]: Permen No 2/2018 Pasal 19 ayat
(2)
b. 6 Orang;
c. 9 orang;
d. 11 orang;
80. Unsur dari IPPAT pada keanggotaan MPPD diluar kedudukan wakil ketua :
a. 2 orang; Commented [AL57]: Permen No 2/2018 Pasal 19 ayat
(2) huruf c
b. 3 orang;
c. 4 orang;
d. 5 orang;

81. MPPD hanya dapat dibentuk di daerah yang jumlah PPATnya paling sedikit 10
orang. Dalam hal Kantor Pertanahan tidak dibentuk MPPD karena tidak
terpenuhinya jumlah anggota, untuk melaksanakan tugas pembinaan dan
pengawasan MPPD dibantu oleh MPPW dengan dibentuk :
a. Tim gabungan MPPD dan MPPW;
b. Tim gabungan MPPD dari daerah lain; Commented [AL58]: Permen No 2/2018 Pasal 19 ayat
(4) hurf b
c. Tim gabungan MPPW dan MPPP;
d. Tim gabungan bersama MPPP, MPPW dan MPPD;

82. Dalam hal didaerah Kabupaten/Kota terdapat jumlah PPAT lebih dari 100 orang
PPAT, Kepala Kantor Wilayah BPN dapat menambah jumlah MPPD sesuai
kebutuhan dengan ketentuan :
a. Setiap kelipatan 100 (seratus) PPAT dalam daerah kerja Kabupaten/Kota
ditmbah 2 orang MPPD dengan ketentuan penambahan jumlah MPPD tidak
boleh melebih jumlah MPPP; Commented [AL59]: Permen No 2/2018 Pasal 19 ayat
(6)
b. Setiap kelipatan 200 (duaratus) PPAT dalam daerah kerja Kabupaten/Kota
ditmbah 2 orang MPPD dengan ketentuan penambahan jumlah MPPD tidak
boleh melebih jumlah MPPP;
c. Setiap kelipatan 300 (tiga ratus) PPAT dalam daerah kerja Kabupaten/Kota
ditmbah 2 orang MPPD dengan ketentuan penambahan jumlah MPPD tidak
boleh melebih jumlah MPPP;
d. Setiap kelipatan 400 (empat ratus) PPAT dalam daerah kerja
Kabupaten/Kota ditmbah 2 orang MPPD dengan ketentuan penambahan
jumlah MPPD tidak boleh melebih jumlah MPPP;

83. Persyaratan pengangkatan MPPP, MPPW dan MPPD :


a. Berkewarganegaraan Indonesia;
b. Berpendidikan paling rendah sarjana hukum atau pejabat Kementrian yang
berpengalaman dibidang hak atas tanah dan Pendaftaran Tanah;
c. Tidak sedang ditetapkan sebagai tersangka dengan ancaman hukuman
pidana paling sedikit 5 (lima) tahun dan tidak pernah dihukum karena
melakukan tindak pidana kejahatan yang telah mempunyai kekuatan hukum
tetap;
d. Benar semua; Commented [AL60]: Permen No 2/2018 Pasal 21 ayat
(1)

84. Masa jabatan Majelis Pembinaan dan Pengawasan PPAT :


a. Selama 5 tahun dan dapat diangkat kembali untuk selam dua (2) periode;
b. Selama 4 tahun dan dapat diangkat kembali untuk selam dua (2) periode;
c. Selama 3 tahun dan dapat diangkat kembali untuk selam dua (2) periode; Commented [AL61]: Permen No 2/2018 Pasal 25 ayat
(2)
d. Selama 2 tahun dan dapat diangkat kembali untuk selam dua (2) periode;

85. Setiap hasil pemeriksaan saat dibentuknya tim pemeriksa, MPPD memberikan
rekomendasi berupa :
a. Pemberian sanksi teguran tertulis;
b. Pemberian sanksi pemberhentian berupa pemberhentian sementara,
pemberhentian dengna hormat atau pemberhentian dengan tidak hormat.
c. Tidak terjadi indikasi pelanggaran
d. Benar semua. Commented [AL62]: Permen No 2/2018 Pasal 34 ayat
(4)

86. Yang dapat diberikan Hak Guna Bangunan di atas Tanah Hak Milik :
a. Tanah Negara
b. Tanah Hak Pengelolaan
c. Hak Milik;
d. Benar semua Commented [AL63]: PP No. 18/2021 Pasal 36

87. Hak Guna Bangunan di atas Tanah Hak Milik diberikan untuk jangka waktu :
a. 30 tahun Commented [AL64]: PP No. 18/2021 Pasal 37 ayat (2)
b. 25 tahun
c. 25 tahun
d. 15 tahun

88. Tanah yang dapat diberikan dengan hak pakai dengan jangka waktu
sebagaimana yang dimaksud Pasal 49 PP 18 Tahun 2021, kecuali :
a. Tanah nagara;
b. Tanah Hak Milik
c. Tanah Hak Pengelolaan
d. Tanah Hak Pakai Commented [AL65]: PP No. 18/2021 Pasal 51 ayat (1)

89. Rumah tempat tinggal atau hunian untuk orang asing terletak :
a. Rumah Tapak Atas Tanah dan Rumah Susun dibangun di atas bidnag tanah; Commented [AL66]: PP No. 18/2021 Pasal 71 ayat (1)
b. Rumah tempat tinggal;
c. Rumah tapak saja;
d. Rumah susun .

90. Akta PPAT dapat dibuat secara elektronikk sebutkan dasar hukumnya
a. Pasal 86 Jo Pasal 89 Commented [AL67]: PP No. 18/2021
b. Pasal 89 Jo Pasal 90
c. Pasal 25 jo Pasal 39
d. Pasal 23 jo Pasal 27
91. Berdasarkan Peraturan Menteri ATR BPN RI Nomor 5 Tahun 2017 tentang ?
a. Layanan Informasi Pertanahan secara Elektronik;
b. Layanan pemberian informasi elektronik;
c. Layanan HT elektronik;
d. Layanan pengecekan elektronik.

92. Jenis layanan informasi dibidang pertanahan secara elektronik sebagaimana


yang diatur Peraturan Menteri ATR BPN RI Nomor 5 Tahun 2017 tentang
Layanan Informasi Pertanahan Secara Elektronik kecuali :
a. Pengecekan sertifikat Hak Atas Tanah;
b. SKPT ;
c. Informasi zona nilai tanah
d. Tanah telantar. Commented [AL68]: Permen ATR/BPN No 5/2017 Pasal
2 ayat (2)

93. Aturan yang berhubungan dengan Pengawasan dan Pembinaan PPAT


a. Pemen ATR BPN RI No, 2 Tahun 2020
b. Permen ATR BPN RI No. 2 Tahun 2018
c. Permen ATR BPN RI No. 2 Tahun 2017
d. Permen ATR BPN RI No. 2 Tahun 2016

94. Pengawasan dan Pembinaan PPAT ditingkat Daerah dengang dibentuk :


a. MPPP
b. MPPD
c. MPPW
d. MKW

95. Saat dibentuknya Tim Pemeriksa bagi Terlapor dalam hal ini PPAT oleh MPPD,
maka hasilnya harus dituangkan dalam bentuk :
a. BA Hasil Pemeriksaan
b. BA Hasil Laporan
c. BA Hasil Tinjauan Hukum
d. BA Hasil Pemberian Sanksi

96. MPPW dengan anggota


a. Satu ketua berasal dari Kepala Kantor Wilayah BPN Propinsi Commented [AL69]: Permen ATR/BPN No 2/2018 Pasal
18
b. Satu Ketua berasak dari Kepala Kantpr Pertanahan setempat
c. Satu Ketua dari Majelis Kehormatan IPPAT
d. Satu Ketua dari Majelis Kehormatan Wilayah IPPAT

97. Pada teguran secara tertulis pada pemerian rekomendasi, maka harus memuat :
a. Jenis Pelanggarannya
b. Tindak lanjut yang harus dipenuhi
c. Pertimbangan hukumnya
d. Semua benar Commented [AL70]: Permen ATR/BPN No 2/2018 Pasal
36 ayat (1)
98. Apabila tidak ada idikasi kesalahan dari PPAT tersebut, maka :
a. Kepada Kantor Wilayah menyampaikan kepada yang bersangkutan
b. Kepala Kantor Pertanahan selaku Ketua MPPD memberitahukan kepada
PPAT yang bersangkutan. Commented [AL71]: Permen ATR/BPN No 2/2018 Pasal
35 ayat (2)
c. Tidak memberi tahukan namun akan disampaikan secara tertulis saja
d. Memberitahukan dengan secara lisan

99. Setiap hasil rekomendasi dari pemeriksaan PPAT oleh MPPD, maka :
a. Tembusan disampaikan kepada Kepala Kantor Wilayah BPN selaku Ketua
MPPW Commented [AL72]: Permen ATR/BPN No 2/2018 Pasal
35 ayat (3)
b. Tembusan disampaikan kepada selaku Ketua MPPP
c. Tembusan disampaikan kepada Dirjen PHPT Kementrian ATR BPN RI.
d. Tembusan tidak disampaikan
e.
100. Kapan dibentuknya Tim Pemeriksa oleh MPPD :
a. Saat adanya laporan Commented [AL73]: Permen ATR/BPN No 2/2018 Pasal
30 ayat (1)
b. Saat adanya temuan pelanggaran
c. Saat adanya pemberitahuan
d. Saat adanya saksi diberikan

Anda mungkin juga menyukai