Anda di halaman 1dari 4

Sri : Saya akan membacakan puisi yang berjudul "Bunga Hatiku Bunga Cintamu"

Ayu : Dan saya akan membacakan puisi yang berjudul "Lebih Baik Merdeka Daripada Tidak
Merdeka"

Alvika : Dan saya akan membacakan puisi yang berjudul "Aku Penjual Telur"

Sri: Saat bulan purnama menerangi alam


Kau datang padaku sambil tersenyum manja
Kulihat samar-samar wajahmu tertimpa cahaya rembulan
Begitu tampannya bagaikan...

Ayu: Granat dan martir berdesingan


Membakar perkampungan
Tak pernah kukenal istilah takut
Walaupun lawan banyaknya 1000 kali
Pedang di kanan keris di kiri
Berselimpang...

Alvika: Telur mas telur


Kubawa keliling kampung setiap hari
Demi sesuap nasi
Telur merupakan bagian dari hidupku
Semua aku jual, ada telur ayam, telur bebek maupun telur...

Sri: Pangeranku... Kau tersenyum padaku


Dan aku pun tersenyum padamu
Tanda cintaku kian merajuk malam itu
Perlahan kau dekatkan bibirmu ke telingaku
Seraya berbisik...

Ayu: Merdeka...
Seluruh rakyat Indonesia harus meneriakkan kata merdeka
Sekali lagi seluruh rakyat Indonesia harus meneriakan kata...

Alvika: Telur.... Telur


Begitu aku menjajakannya setiap hari
Hujan dan panas tidak menjadi rintangan
Satu persatu telur ku elus sambil berkata lirih
Ayamku...

Sri: Aku cinta padamu... Sayang


Hatiku berbunga
Kubelai rambutnya yang hitam
Perlahan ku dekatkan bibirku ke...
Ayu: Tank berlapis baja milik Belanda
Harus kita hancurkan
Terlalu lama kita dijajah
Terlalu lama kita disiksa
Mulai detik ini aku harus...

Alvika: Bertelur sebanyak-banyaknya


Kau telah berjasa
Kadang ku periksa ayam-ayamku
Aku ingin mengetahui bagaimana ayam, telur dapat keluar
Kuperhatikan ayamku dengan seksama dan...

Sri: Kupeluk dengan mesra


Kau berada dalam pelukanku
Kurapatkan diriku Dan dirimu
Kemudian dirimu...

Ayu: Didorong oleh seluruh rakyat Indonesia


Dengan semangat perjuangan yang membara
Aku berada di barisan paling depan
Dengan senapan di tangan semua kutembak...

Alvika: Plung... Plung... Keluar telurnya


Kuambil satu persatu dan kusimpan di...

Sri: Matamu... Terpejam


Kau peluk juga aku
Ternyata kita sama-sama ingin saling...

Ayu: Membunuh...
Mereka yang menyerang dari jauh
Maju... Serang...
Aku berteriak sambil mengangkat tinggi-tinggi...

Alvika: Telurku...
Sekarang aku dalam keadaan bersedih
Merenungi nasib ayamku yang sedang...

Sri: Dimabuk cinta...


Kita sama-sama menangis bahagia
Matamu perlahan ku bersihkan dengan...

Ayu: Senapan mesin yang panas


Se panas darahku
Kembali kusambut serangan yang datang
Dengan peluru peluru yang sudah...
Alvika: Membusuk...
Tidak laku lagi dijual
Oh telurku... Oh ayamku

Sri: Sayang... Tidak perlu disesalkan


Tataplah mataku kembali... Dan kau...

Ayu: Terjang lalu hancurkan...

Alvika: Telurku... Telurku...

Sri: Akan ku dekatkan padamu


Tenanglah... Diamlah... Dan aku akan...

Ayu: Merobek... Robek terus lemparkan semua yang kita punya


Sambil mengucapkan...

Alvika: Telur... Telur...

Sri: Sayangku...

Ayu: Kutusuk kau sampai mati


Aku masih punya banyak...

Alvika: Telur dan ayamku...

Sri: Aku cinta padamu sayang...

Ayu: Sampai darah penghabisan hingga akhirnya...

Alvika: Bertelur lagi


Dan telur ayamku adalah telur...

Sri: Kekasihku...
Kita akan selalu bersama...

Ayu: Berjuang selamanya untuk ber...

Alvika: Telur... Telur


Begitu aku menjajakannya setiap hari di...

Sri: Matamu yang besar bagai bola bekel


Tapi kini hanya tinggal...

Ayu: Mayat mayat yang bergujur kaku dengan penuh luka di dada
Kalau maut mengancamku
Aku takkan berpaling dari...
Alvika: Kotoran ayam yang membujur kaku
Dengan penuh luka
Yang membujur kaku yang menyebabkan bau jingga
Aku penjual telur setiap hari kujual telur-telurku di...

Sri: Bulan Dan bintang menjadi saksi cinta kita


Kasih kalah ku menatap...

Alvika: Telurku begitu besar jasamu


Kau mengubah nasibku dari kemiskinan menjadi...

Ayu: Keberingasan dalam membunuh musuh


Aku berteriak lantang dengan menggenggam...

Sri: Sepucuk surat cinta


Kini hanya kenangan kala kita...

Alvika: Bertelur sebanyak-banyaknya


Kau keluarkan telur-telur mu
Aku sangat bahagia
Walau hanya sekejap melihat...

Ayu: Tetes darah yang tertinggal


Tapi aku masih berdiri kokoh
Ku tantang seribu penjajah dengan sebilah pedang di kanan dan seujung keris di kiriku
Sambil berteriak.....

(Merdeka... Merdeka... Merdeka)

Anda mungkin juga menyukai