Anda di halaman 1dari 7

Rumahku

Karya : M. Hermanto

Rumahku tempat berteduh ku


Di saat hujan dan kemarau
Rumahku adalah istanaku
Disaat apapun rumahku
Adalah tempat berlindungku

Rumahku yang selalu melindungiku


Di saat susah atau senang
Rumahku tetap menjadi
Tempat berlindung ku
rumahku oh rumahku

Langit dan Matahariku


karya : M. Hermanto

Engkaulah langitku yang sangat indah


Dan apabila di pagi hari ...
Engkau menyambutku dengan keindahan
Matahari yang sangat terang
Dan langit yang sangat biru

Berapa indahnya suasana pagi


Yang sangat ceria
Dan ketika menjelang malam
Matahari dan langit pun saling menyapa
Dan ketika matahari pun terbenam

Dan langit pun juga meninggalkan


Suasana keindahannya
Langit dan matahariku

Bumiku
karya : FARIDA

Kau tempatku untuk hidup


Dan juga untukku bernafas
Di sini banyak juga makhluk hidup
Tumbuhan hewan maupun manusia

Bumiku oh bumiku .....


Kau telah menampung segalanya
Kurasa bebanmu sungguh berat

Kamu telah hidup jutaan tahun


Dari masa ke masa
Untukmu aku berterima kasih
Senja yang hilang
Karya : FARIDA

Siang telah berlalu ....


Dan sekarang engkau pun telah datang
Setiap saat aku selalu menantimu
Entah diterpa hujan dan badai
Aku sangat tak peduli

Tak lama engkaupun menghilang


Dari pandanganku yang penuh resah
Aku pun bertanya kepadamu
Mengapa kau tak lama di hadapanku?
Sungguh ku tak mau kau hadir hanya untuk sesaat

Tenangnya pagi
Karya : Defi Juliana

Setiap hari kau datang


Temani kesejukan yang indah
Bangun tidurku disapa olehmu

Merasa indah dipandang


Juga kurasa enak diraba
Jika kau hadir
Semua makhlukpun terbangun

diwaktumu awalku untuk beraktivitas


Melihat bunga bunga yang indah
Membantuku ceria saat itu juga

Sungai kecil
Karya : Defi Juliana

Apakah aja kau dibawa


Pencemaran berleluasa
atas sikap manusia
Hilang tanggung jawab
Rendah jati diri
Ditanggung manusia sejagat

Kau tetap mengalir


Biar dibenci dicerca
Karena bau yang menusuk
Akibat onar bikinan warga
Walaupun engkau sungai kecil
Tanggung jawab mesti ditunaikan
Mengalir setia ke laut atas
Patahnya Batang
Karya: Tiovanka

Apakah kau merasa tak sakit?


tubuhmu yang telah terpatah-patah itu?
sungguh malang nasibku batang
tak berdosa namun kamu terluka

Aku sangat merasa kasihan untuk dirimu itu


tidak pernahkaj kau membela tubuhmu
kau ditebang oleh makhluk tuhan
menjadi dirimu adalah sosok yang sakit

Namun ku sangat kagum kepadamu


dimanfaatkan tapi tak mau imbalan

Badai
Karya : Tiovanka A. Y

Badai...
Oh badai ....
engkau turun terlalu deras
sehingga aku bahasa semua

Janganlah engkau turun lama-lama


takut banjir rumah aku
Badai oh badai ...

Jika engkau turun semua akan takut


karena ulahmu semua
kurasa tidak senang kau datang

Buku
Karya : M. IZUL AZROY

Buku ....
Kau tempat mencari ilmu
kau jendela dunia dan
kau jembatan ilmu ...

oh buku ...
Tanpamu aku merasa jadi bodoh
tanpamu masa depanku merasa buram
tapi, karenamu juga
kamu bisa menerangi masa depanku

Jam Weker
Karya : M. IZUL AZROY
jam...
Seberapa banyaknya jasamu
bahkan di setiap harinya
kau telah membuat aku tepat waktu kemanapun tujuanku terima kasih jam

oh jam
Kau selalu membangunkan ku di saat aku tidur
kau mengingatkanku pada waktu
terima kasih atas jasamu

Meratapi Laut
Karya : Abil Fais

Saat ku datang kepadamu


tatapan aku langsung tertuju untukmu
entah mengapa aku selalu berpikir
bahwa dirimu adalah suasana yang paling tenang

Ku mencoba untuk selalu meratapimu


meski terkadang mataku lelah
namun hamparanmulah
yang membuat keadaan baik-baik saja

Namun kutak bisa untuk terus bersamamu


tapi ku berjanji menghampirimu

Sekolahku
Karya : Abil Fais

Sekolahku oh Sekolahku
Engkaulah yang bisa saya banggakan
dan karena engkau saya pintar dan rajin

sekolahku oh sekolahku
walaupun jauh dari rumahku
engkau bisa kan saya pintar dan sopan
sekolahku oh sekolahku

saya berterima kasih sekolahku


sekolahku....
tiada engkau aku bisa apa
terima kasih sekolahku

i love you sekolahku

Pernah ada
Karya : IBNU DWI K.

Jika hadir ku tak berarti


untuk apa aku di sini
menemanimu habiskan senja
ku tak punya apapun
hanya rasa dalam perjalan

biarkan aku menjauh


membawa lara ini
dan hanya jadi sebuah cerita
yang pernah ada dalam kisah diantara kita

Pertemuan
Karya : IBNU DWI K.

Jika kelak kita dipertemukan


boleh tidak aku memeluk tanpa akhiran
aku ingin diam tanpa gangguan
aku ingin terpejam dalam tangisan

jika kita hanya sebuah keinginan


biarkan aku tahu dimana jasadmu bertuan
biar ku lihat dipan tempatmu menghadap tuhan

Senja
Karya : Nurul Amelia

Di sore hari
kududuk di pinggir pantai
menikmati terbenamnya matahari
dan memenuhi kisahku

senja...
kini ku menikmati keindahan mu lagi
bersama sahabatku
bercerita dan tertawa

betapa indah dirimu


kau selalu datang untukku

Hutan
Karya : Nurul Amelia

Hutanku ...
Tetaplah hijau dan berseri
jangan kau usik alamku
wahai tangan manusia perusak

setiap hariku jumpai


pohon-pohon di terbangin
puluhan hektar lenyap
jarang ku jumpai ruang hijau teduh
Oh Hutanku...
aku menangis melihatmu
terbakar dan tertebang
oleh ulah manusia

Desaku
Karya : Vivi Ardianti

Desaku oh desaku
engkaulah tempat rumahku
dan engkaulah tempat rumah tetanggaku
desaku oh desaku

tempatku dilahirkan
bersama teman-temanku bermain di halaman
kini sudah tak seramai dulu

sekejap kau hening dan tak bersuara


desaku....
ku mau seramai dulu...

Tenangnya Malam
Karya : Vivi Ardianti

Tak ditunggu kini kau datang


meratapi mu dengan tenang
hembusan angin kesejukan
membawaku terbang melayang

malam... kini kau telah datang


menemani semua yang ku rasakan
sangat ku ingin bercerita kepadamu
memang tak terjawab

tapi suasana tenang itu


membuatku tak ragu bercerita segalanya

Sahabatku
Karya : Defi Maharani

Sahabatku ...
Engkau pendengar terbaikku
payung di saat hujan dan terikku
penyemangat ku disaat aku lelah

oh sahabatku...
aku tak mau kau jauh
menemaniku setiap waktu
suka maupun duka
Sahabat itu segalanya
aku tak mau engkau pergi
aku takut sendirian

Angin yang sejuk


Karya : Defi Maharani

angin ...
Kau telah menyejukkan seluruh bumi
sangatlah aku berterima kasih
karenamu aku bisa hidup

engkau memang tak diundang


tapi kau selalu datang
ku selalu merasa kehadiranmu
rasa yang tak pernah tersentuh

sungguh resah jika kau tak datang


kau adalah ciptaan tuhan yang selalu kunantikan

Tiupan Seruling
Karya : Anggia Lestari Imelda

Diam tapi kau bersuara


sangat indah lantunan suaramu itu
ku terus terbawa melodi

Kini aku mendengarmu seruling ...


terbawa rasa yang entah sampai kemana
suaramu itu sungguh amat tenang

lama tapi tak pernah bosan


ya ! itulah ketika aku mendengarmu
kau sungguh istimewa bukan?
semua orangpun akan suka mendengarmu

Hujan
Karya : Anggia Lestari Imelda

Hujan hadir di tengah perjalananku


ia turun layaknya papan seluncur di musim salju
lepas landas tanpa beban
Kedinginan menyeruak diantara derasnya
aku bertahan menunggu payungmu

aku masih menunggu payungmu


hingga saat pelangi mulai tersenyum
hujan pun menjauh
dan akan ku lanjutkan perjalananku ini
tanpa butuh sebuah payung

Anda mungkin juga menyukai