PENDAHULUAN
A. Pengertian
Morbili suatu penyakit akut menular di tandai 3 stadium, (! stadium inkubasi sekitar "
# $ %ari dengan sedikit, &ika ada, tanda # tanda, atau ge&ala # gela&a, ($! stadium prodromal
dengan ber'ak kolpik pada mukosa bukal dan aring, demam ringan sampai sedang,
kon&ungti)itis ringan, kory*a, dan batuk yang semakin berat. Dan (3! stadium ak%ir dengan ruam
makuler yang mun'ul berturut+ turut pada muka, tubu%, lengan dan disertai ole% demam tinggi.
. Epidemiologi
-ampak adala% endemik pada sebagian besar dunia. -ampak sangat menular, sekitar "/
kontak keluarga yang rentan mendapat penyakit. Di dunia se'ara global "/ dari
semua penyebab kematian balita disebabkan ole% 'ampak (kira+kira 0"".""" kematian setiap
ta%un!. 1ela% diketa%ui ba%2a ak%ir+ak%ir ini penyakit morbili merupakan masala% kese%atan
masyarakat di negara kita, yakni dengan dilaporkannya ke&adian 2aba% penyakit morbili di
beberapa daera% dengan angka kesakitan dan kematian yang 'ukup tinggi. Di ndonesia menurut
sur)ei kese%atan ruma% tangga ta%un $"", 'ampak menduduki urutan ke+4 dari " ma'am
penyakit utama pada bayi (",5/! dan urutan ke+4 dari " ma'am penyakit utama pada anak+
anak umur +6 ta%un (",55/!.Umur terbanyak menderita 'ampak adala% 7$ bulan, diikuti
kelompok umur +6 dan 4+6 ta%un.$
-. Etiologi
8irus 'ampak merupakan )irus 9NA amily paramyxoviridaedengan genus Morbilivirus.
:ampai saat ini %anya diketa%ui tipe antigenik yang mirip dengan )irus Parainluen*adan
Mumps. 8irus bisa ditemukan pada sekret nasoaring, dara% dan urin paling tidak selamamasa
prodromal %ingga beberapa saat setela% ruam mun'ul. 8irus 'ampak adala% organisme yang
tidak memiliki daya ta%an tinggi apabila berada di luar tubu% manusia. Pada temperatur kamar
selama 3+4 %ari )irus ke%ilangan ;"/ siat inektiitasnya. 8irus tetap akti minimal 36 &am pada
temperatur kamar, 4 minggu di dalam penga2etan beku, minimal 6 minggudalam temperatur
34<-, beberapa %ari pada su%u "<-, dan tidak akti pada pH renda%.
D. Maniestasi =linis
1. Inkubasi
iasanya tanpa ge&ala dan berlangsung "+$ %ari.
2. Prodromal
iasanya berlangsung $+4 %ari. >e&ala yang utama mun'ul adala% demam, yang terus
meningkat %ingga men'apai pun'aknya su%u 3,6" # 6",;"- pada %ari ke+ 6 atau 4, yaitu
pada saat ruam mun'ul. >e&ala lain yang &uga bisa mun'ul batuk, pilek, arings mera%,
nyeri menelan, stomatitis, dan kon&ungti)itis.
er'ak koplik ber2arna puti% kelabu, sebesar u&ung &arum dikelilingi eritema %ampir
selalu didapatkan pada ak%ir stadium prodromal. er'ak =oplik ini mun'ul pada +$ %ari
sebelum mun'ul ras% (%ari ke+3 # 6! dan meng%ilang setela% +$ %ari mun'ulnya ras%.
-enderung ter&adi ber%adapan dengan molar ba2a%, terutama molar 3, tetapi dapat
menyebar se'ara tidak teratur pada mukosa bukal yang lain.
3. Erupsi (Rash)
1er&adinya eritema berbentuk makula+papula disertai menaiknya su%u badan. 9uam ini
mun'ul pertama pada daera% batas rambut dan da%i, serta belakang telinga kemudian
menyebar dengan 'epat pada seluru% muka, le%er, lengan atas dan bagian atas dada pada
sekitar $6 &am pertama. :elama $6 &am berikutnya ruam menyebar ke seluru% punggung,
abdomen, seluru% lengan, dan pa%a. 9uam umumnya saling rengku% se%ingga pada muka
dan dada men&adi confluent . erta%an selama 4+; %ari. :u%u naik mendadak ketika ruam
mun'ul dan sering men'apai 6"+6",4 ?-. Penderita saat ini mungkin tampak sangat sakit,
tetapi dalam $6 &am sesuda% su%u turun mereka pada dasarnya tampak baik. :elain itu,
batuk dan diare men&adi bertamba% para% se%ingga anak bisa mengalami sesak naas atau
de%idrasi. 1idak &arang pula disertai munta% dan anoreksia. @titis media,
bronkopneumonia, dan ge&ala+ge&ala saluran 'erna, seperti diare dan munta%, lebi% sering
pada bayi dan anak ke'il. =adang+kadang terdapat perdara%an ringan pada kulit. 1er&adi
pembesaran kelen&ar geta% bening di sudut mandibula dan di daera% le%er belakang.
Dapat pula ter&adi sedikit splenomegali.
=etika ruam men'apai kaki pada %ari ke $+3, ruam ini mulai meng%ilang dari
muka.Hilangnya ruam menu&u ke ba2a% pada urutan yang sama dengan ketika ruam
mun'ul. 9uam kulit men&adi ke%itaman dan mengelupas (%iperpigmentasi! yang akan
meng%ilang setela% +$ minggu. Hiperpigmentasi merupakan ge&ala yang patognomonik
untuk morbili.3,6
E. Pat%ogenesis
Penularannya sangat eekti, dengan sedikit )irus yang ineksisus suda% dapat menimbulkan
ineksi pada seseorang. Penularan morbili yang ter&adi se'ara droplet melalui udara, ter&adi # $
%ari sebelum timbul ge&ala klinis 6 %ari setela% timbul ruam. Di temapat ineksi, penggandaan
)irus sangat minimal dan &arang diteukan )irusnya. 8irus masuk ke dalam limatik lo'al, bebas
maupun ber%ubungan dengan sel mononu'lear men'apai kelen&ar geta% bening lo'al. Disini )irus
memperbanyak diri dengan sangat perla%an dan disitu mulaila% penyebaran ke sel åan
limoretikular seperti limpa. :el mononu'lear yang terineksi yang terineksi menyebabkan
bentuknya sel raksasa berinti banyak dari 2art%in, sedangkan limosit # 1 meliputi klas
penekanan dan penolong rentan ter%adap ineksi, akti membela%.
>ambaran ke&adian a2al diåan limosid masi% belum diketa%ui se'ara lengkap, tetapi 4
# ; %ari sesuda% ineksi a2al, o'us ineksi ter2u&ud ketika )irus masuk kedalam pembulu%
dara% dan menyebar kepermukaan epitel oroaring, saluran naas, kulit, kandung kemi%, dan
usus. Eksudat serosa dan prolierasi sel mononu'lear dan beberapa sel polimoronuklear ter&adi
disekitar kapiler #kapiler.
Pada %ari ke # " okus ineksi berada di saluran naas dan kon&ungti)a, satu sampai dua
lapisan mengalami nekrosis. Pada saat itu )irus dalam ¨a% banyak masuk kembali
kepembulu% dara% dan menimbulka maniestasi klinis dari saluran naas dia2ali dengan kelu%an
batuk pilek disertai selaput kon&ungti)a yang tampak mera%. 9espon imun yang ter&adi iala%
proses peradangan epitel pada sistem saluran pernapasan diikuti dengan maniestasi demam
tinggi, anak tampak sakit berat dan ruam yang menyebar keseluru% tubu%, tampak suatu ulsera
ke'il pada mukosa pipi yang disebut ber'ak koplik, merupakan tanda pasti untuk menegakkan
diagnosis.
Ak%ir mun'ul ruam makulapapular pada %ari ke 6 sesuda% a2al ineksi dan pada saat itu
antibodi %umoral dapat dideteksi. :elan&utnya daya ta%an tubu% menurun sebagai respon delayed
%ypersensiti)ity ter%adap antigen )irus ter&adila% ruam pada kulit, ke&adian ini tidak tampak pada
kasus yang mengalami deisit sel 1 # o'us. neksi tidak menyebar &au% kepembulu% dara%.
8asikel tampak mikroskopik di epidermis tetapi )irus tidak ber%asil timbul di kulit. Penelitian
dengan imunoluoresensi dan %istologik menun&ukkan ba%2a antigen morbili dan gambaran
%istoligik pada kulit di duga suatu reaksi artus. Daera% epitel yang nekrotik di nasoaring dan
saluran pernaasan memberikan kesempatan serangan ineksi bakteri sekunder berupa
bronkopneumoni, otitis media, dan lain # lain. Dalam keadaan tertentu adeno)irus dan %erpes
)irus dapat ter&adi pada kasus morbili selain itu morbili dapat menyebakan gi*i kurang.;
. Diagnosis
penyakit # penyakit lain dengan eritema atau eksantema ruam kulit meng%ilang tanpa
%iperpigmentasi. :u%u menurun sampai normal ke'uali ada komplikasi.5
adi dapat disimpulkan ba%2a diagnosis morbili dapat di tegakkan se'ara klinis ,
sedangkan beberapa pemeriksaan penun&ang seperti pada pemeriksaan sitologik di temukan sel
raksasa pada mukosa %idungdan pipi dan pada pemeriksaan serologi' di dapatkan gM spesiik,
'ampak dapat bermaniestasi tidak k%as disebut 'ampak atipikal. Diagnosis banding lainnya
adala% rubella, demam skarlatina, ruam akibat obat # obatan, eksantena subitum dan ineksi
stailokokus.;
>. Diagnosa anding
>e&ala lebi% ringan dari morbili, terdiri dari ge&ala ineksi saluran naas bagian
atas, demam ringan, namun terdapat pembesaran kelen&ar regional di daera% subo''ipital danpost
aurikuler. 9uam lebi% %alus yang mula+mula timbul pada daera% 2a&a% lalu menyebar ke batang
tubu% dan meng%ilang dalam 2aktu 3 %ari.
$. Eksantema subitum
9uam akan mun'ul bila su%u badan men&adi normal. 9ubeola inantum (eksantema subitum!
dibedakan dari 'ampak dimana ruam dari roseola inatum tampak ketika
demam meng%ilang.9uam rubella dan ineksi ententero)irus 'enderung untuk kurang men'olok
daripada ruam 'ampak, sebagaimana tingkat demam dan kepara%an penyakit.2alaupun batuk ada
pada banyak ineksiri'ketsia,ruam biasanya tidak melibatkan muka, yang pada 'ampak k%as
terlibat. 1idak adanya batuk atau ri2ayat in&eksi serum atau pemberian obat biasanyamembantu
mengenali penyakit serum atau ruam karena obat. Meningokoksemia dapat disertai dengan ruam
yang agak serupa dengan ruam 'ampak, tetapi batuk dan kon&ungti)itis biasanya tidak ada. Pada
meningokoksemia akut ruam k%as purpura petekie. 9as% karena obat # obatan lebi% bersiat
urtikaria, se%ingga ras%nya lebi% besar, luas menon&ol, dan umumnya tidak disertai panas.
LAPORAN KASS
Id!n"i"as Pasi!n
Nama C An. 9P
enis kelamin C Perempuan
1anggal la%irumur C $$ uni $""0 (; ta%un !
La%ir di C 9uma% :akit
erat 2aktu la%ir C 3$"" gram, 'ukup bulan
Partus ole% C Dokter
=ebangsaan C ndonesia
:uku C Mina%asa
amily 1ree C
No :eG Umur :e%at :akit apa Meninggal (sebab!
L 5 t%n :e%at
$ P 6 t%n :e%at
3 P $ t%n :e%at
6 P " t%n :akit kelu%an yang sama
4 P ; t%n Penderita
Ri#a$a" imunisasi&
-> C+
Polio C+
DP1 C G
-ampak C+
Hepatitis C G
Anamn!sis K!luar%a&
. 9i2ayat keluarga
Dalam keluarga kakak penderita &uga sakit seperti ini.
P!m!riksaan *isik&
Umur C ; ta%un
erat adan C .4 kg
1inggi adan C " 'm
=eadaan umum C tampak sakit
>i*i C baik
:ianosis C (+!
Anemia C (+!
kterus C (+!
=e&ang C (+!
=eadaan mental C E6M;84
1ensiC "5" mmHg NC 0" Gmenit 99C $" Gmenit :C 35.3?-
=ulit CFarna C sa2o matang
Lapisan lemak C 'ukup
1urgor C kembali normal
1onus C eotonus
@edema C (+!
=epalaC entuk C mesoo'ep%al
9ambut C %itam, tidak muda% di'abut
Ubun+ubun besar C tertutup
Mata C EGop%talmus Enop%talmus C ++
1ekanan bola mata C normal pada perabaan
=on&ungti)a C anemis ++
:klera C ikterik
9eleks kornea C normal
Pupil C bulat, isokor, releks 'a%aya , I 3mm3mm
Lensa C &erni%
undus C tidak die)aluasi
8isus C tidak die)aluasi
>erakan C normal
1elinga C sekret ++, serumen ++
Hidung C sekret ++, P-H (+!
Mulut C ibir C sianosis (+!
Lida% C beslag (+!
>igi C karies (+!
Mukosa mulutC basa%
>usi C perdara%an (+!
au pernapasan C oetor (+!
Pemeriksaan C
DL 'ontrol, Na, =, -l, DD9
R!sum!
Anak perempuan, ; ta%un, ,4 =g, 1 " 'm
M9: ""$$"4, &am ";.64 F1A.
=elu%anC Demam se&ak 6 &am :M9: naik turun, ber'ak kemera%an %ari :M9:, mun'ul bintik+
bintik kemera%an %ari :M9:, A 'air %ari :M9: rekuensi 5G
=eadaan umumC tampak sakit =esadaranC E6M;84
1DC 5" mmHg NC 0"Gmenit 9C $"Gmenit :C 35,3o-
=epalaC kon&unti)a anemis ++, sklera ikterus , P-H (+!
pupil bulat isokor, I 3mm3mm, releks 'a%aya , kaku kuduk (+!
Le%er C Pembesaran => (+!
1%oraGC simetris, retraksi (+!
-or C dbn
Pulmo C :uara pernapasan ronko)esikuler, ronk%i , 2%ee*ing ++
AbdomenC datar, lemas, U (! normal
HeparC tidak teraba LienC tidak teraba
9egio inguinal C pembesaran => (+!
EkstremitasC akral %angat, -91 $
9 9P ++
spastis ++, klonus ++
:tatus lokalisC ma'ula eritematous generalisata
Pada kasus ini, berdasarkan anamnesis, pemeriksaan isik dan pemeriksaan penun&ang di
diagnosis dengan morbili. Morbili atau 'ampak adala% endemik pada sebagian besar dunia. Di
ndonesia menurut sur)ei kese%atan ruma% tangga ta%un $"", 'ampak menduduki urutan ke+4
dari " ma'am penyakit utama pada bayi (",5/! dan urutan ke+4 dari "
ma'am penyakit utama pada anak+anak umur +6 ta%un (",55/!.
Pada pasien ini demam dirasakan penderita se&ak 6 %ari sebelum masuk ruma% sakit,
demam dirasakan naik turun. 1imbul ber'ak kemera%an diseluru% badan se&ak %ari sebelum
masuk ruma% sakit. er'ak pertama kali timbul di le%er dan belakang dada kemudian men&alar
ke seluru% tubu%. Pasien &uga mengalami batuk pilek se&ak 6 %ari sebelum masuk ruma% sakit.
uang air ke'il biasa, buang air besar 'air %ari sebelum masuk ruma% sakit sebanyak 5G.
erdasarkan anamnesis diatas %al ini sesuai dengan kriteria FH@ ta%un $"" didapatkan
ge&ala a2al adala% demam tinggi yang dimulai "+$ %ari setela% pa&anan ter%adap )irus, dan
berta%an selama 6+5 %ari. :elain itu, -ory*a, batuk dan kon&ungti)itis, ber'ak =oplik pada
mukosa bu'al pada stadium inisial dan setela% beberapa %ari, timbul ruam biasanya pada muka
dan le%er. Dalam 3 %ari, ruam menyebar ke tangan dan kaki serta menetap selama 4 %ingga ; %ari
dan kemudian meng%ilang.
Hal ini &uga sesuai dengan kriteria menurut katan Dokter Anak ndonesia (DA! 1a%un
$""6 ba%2a 'ampak, measles atau rubeola adala% suatu penyakit )irus akut yang menular yang
disebabkan ole%)irus 9NA dari amili ParamiGo)iridae, ge&ala klinis ter&adi setela%
masa inkubasi "+$ %ari, terdiri dari tiga stadiumC
a. :tadium prodromal, berlangsung $+6 %ari, ditandai demam yang diikuti batuk dan pilek,
aring mera%, nyeri menelan, stomatitis, dan kon&ungti)itis. 1anda patognomonik timbulnya
enantema mukosa pipi di depan molar tiga disebut ber'ak =oplik
b. :tadium erupsi, ditandai dengan timbulnya ruam makulo+papular yang berta%an selama
4+; %ari. 1imbulnya ruam dimulai dari batas rambut belakangtelinga, kemudian menyebar
ke 2a&a%, le%er, dan ak%irnya ke ekstermitas
. :tadium penyembu%an (kon)alesens!, setela% 3 %ari ruam berangsur+angsur meng%ilang
sesuai urutan timbulnya. 9uam kulit men&adi ke%itaman dan mengelupas yang akan
meng%ilang setela% +$ minggu
Hasil laboratorium untuk Morbilli berdasarkan sumberC
. Emedi'ine1a%un $""
Pemeriksaan dara% lengkap
Pemeriksaan serologi (measles 'omplement iGation (-! atau Hemaglutinasi
normal0
Pada kasus ini, didapatkan %asil laboratorium yang dilakukan pada tanggal " ebruari $"4
adala% seperti berikut C
Leukosit renda% atau leu'openia
o Demam ringan atau tidak ada selama ruam dan menetap selama ,$ atau 3%ari
o Eksantema mulai pada muka dan menyebar dengan 'epat (dalam $6 &am!, ruam dapat
meng%ilang pada muka saat ruam lan&utannya mun'ul pada badan
o -ory*a
o =etika su%u kembali normal, erupsi ma'ular atau ma'ulopapular tampak diseluru% tubu%
mulai pada badan menyebar ke lengan dan le%er, danmelibatkan muka dan kaki
o 9uam meng%ilang dalam 3 %ari
Pemeriksaan laboratoriumC
Pengobatan bersiat suporti dan simptomatis yang terdiri dari istira%at, pemberian 'airan
'ukup, suplemen nutrisi, dan pemberian terapi sesuai ge&ala dan %asil laboratorium yang ada.
Pada pasien ini diberikan sanmol syrup 3 G ,4 't%, ambroGol 3 G .4 mg puyer, -1M 3 G $mg
puyer, 8it ' G 1ab, Oin' G 1ab dan oralit ad libitum.
ndikasi ra2at inap bila %iperpireksia (su%u 3,4Q-!, de%idrasi, ke&ang, asupan oral sulit
atau adanya penyulit. Pengobatan dengan penyulit disesuaikan dengan penyulit yang timbul.
Prognosis untuk kasus ini sangat baik dengan penyembu%an sempurna tanpa parut dan tanpa
komplikasi. Pada umumnya angka kematian tela% menurun pada ta%un+ta%un ini sampai tingkat
renda% pada semua kelompok umur, terutama karena keadaan sosio ekonomi membaik, tetapi
&uga karena terapi antiba'terial eekti untuk pengobatan ineksi sekunder.