Anda di halaman 1dari 17

ANALISIS TINDAK TUTUR ASERTIF PADA VIDEO YOUTUBE

“MAJAS DAN CONTOH-CONTOHNYA’’ KARYA ARISA NUR AINI

Dika Amaliya Darojah, Febrianti Baktiara, Asep Purwo Yudi Utomo


Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Semarang
Email: dikamaliya03@students.unnes.ac.id , febriantibaktiara06@students.unnes.ac.id ,
aseppyu@mail.unnes.ac.id.

Abstrak
Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk melihat dan menyimak tindak tutur asertif
yang terdapat pada video You Tube “majas dan contoh- contohnya” karya Arisa Nur Aini.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data kita
lakukan dengan menggunakan metode simak, catat, dan rekam. Sehingga, data yang kami
peroleh pada jurnal ini, diperoleh dari menyimak penggunaan bahasa. Proses menyimak
diawali dengan teknik sadap dan teknik dasar simak bebas libat cakap. Setelah data
terkumpul,analisis dilanjutkan dengan menggunakan metode padan. Dalam metode padan,
teknik yang digunakan adalah teknik dasar kemudian teknik lanjutan. Teknik pilah unsur
penentu adalah teknik dasar yang dipakai dalam analisis penelitan ini. Kemudian teknik
hubung membedakan, dan teknik hubung menyamakan merupakan teknik yang dipakai
dalam teknik lanjutan penelitian ini. Setelah analisis data kami lakukan dengan teknik-teknik
yang sudah disebutkan tadi,penelitian dilanjutkan dengan menyajikan hasil analisis. Dari
penelitian ini, diperoleh hasil 15 tindak tutur asertif pada bentuk memberitahu, menjelaskan,
melaporkan, dan membanggakan. Manfaat dari penelitian ini adalah untuk menambah
pengetahuan dalam bidang pragmatik khususnya pada jenis tindak tutur asertif.

Kata kunci : analisis, tindak tutur asertif, majas dan contoh-contohnya

Abstract
The purpose of this research is to see and listen to the assertive speech acts contained in the
You Tube video "majas and examples" by Arisa Nur Aini. This type of research is descriptive
qualitative research. The data collection technique is done by using the listen, note, and
record method. Thus, the data that we obtained in this journal, were obtained from listening
to the use of language. The listening process begins with tapping techniques and basic
listening techniques, free to engage in conversation. After the data is collected, the analysis is
continued by using the equivalent method. In the matching method, the technique used is the
basic technique and then the advanced technique. The determining element sorting technique
is the basic technique used in this research analysis. Then the distinguishing link technique,
and the equalizing link technique are the techniques used in the advanced technique of this
research. After we analyzed the data using the aforementioned techniques, the research
continued by presenting the results of the analysis. From this research, obtained the results of
15 assertive speech acts in the form of telling, explaining, reporting, and boasting. The
benefit of this research is to increase knowledge in the field of pragmatics, especially in the
type of assertive speech acts.

Keywords: analysis, assertive speech, majas and examples

PENDAHULUAN
Komunikasi adalah salah satu hal yang paling utama dalam kehidupan.Dan bahasa
merupakan aspek yang sangat penting dalam berkomunikasi. Dalam menggunakan suatu
bahasa, tentu terdapat tuturan atau unsur-unsur tindak berbahasa yang berkaitan dengan
ragam bahasa yang dipilih oleh penutur didalamnya. Seperti: berbicara dengan siapa, dalam
sebuah situasi yang seperti apa, membahas tentang apa, dan lain sebagainya. Bahkan bahasa
disebut memiliki sifat manusiawi dimana hanya dimilki oleh manusia bukan makhluk
lainnya. maka dari itu, bahasa bisa dibilang sebgai pembeda dengan makhluk lain.karena
bahasa digunakan manusia untuk menyampaikan maksud dan tujuan, menyampaikan
informasi, mengutarakan kalimat,berinteraksi dengan lingkungan sehingga mitra tutur dapat
memahami apa yang kita coba sampaikan menggunakan bahasa.

Tindak tutur terdiri tiga jenis yaitu, tindak lokusi, tindak ilokusi, dan tindak perlokusi
(Nababan, 1987: 18). Tindak tutur ilkosi sendiri merupakan tindak tutur yang bercirikan
dengan melakukan tindakan saat ingin menyampaikan sesuatu. Di dalam tindak tutur ilokusi
dibagi lagi menjadi beberapa bagian seperti asertif, direktif, komisif, ekspresif ,dan deklaratif.
Ciri dari tindak tutur asertif tentu berbeda dengan tindak tutur lainnya. karena tindak tutur
asertif ini tindak tutur yang melibatkan penutur pada kebenaran proporsi yang di ekspresikan.
Biasanya tindak tutur asertif di tandai dengan kalimat-kalimat yang menyatakan:
memberitahukan, menyarankan, membanggakan, mengeluh, menuntut, dan melaporkan
merupakan tuturan termasuk ke dalam jenis asertif atau representatif.

You Tube merupakan salah satu aplikasi yang saat ini sedang digemari oleh
anak-anak muda untuk membagikan video karya mereka. Situs web ini memungkinkan
pengguna mengunggah, mononton, dan berbagi video yang mereka inginkan. Jadi ada
beragam video pada aplikasi ini sesuai dengan apa yang kita ingin lihat atau ingin kita cari
tahu. Penggunaan bahasa pada setiap konten yang ada di YouTube sangatlah beragam, ada
pengguna media sosial yang menyampaikan suatu hal langsung pada inti permasalahannya,
adapula beberapa akun yang melakukannya dengan sindiran-sindiran halus dan memiliki
makna tersirat di dalamnya (Pradana & Utomo, 2020). Penggunaan aplikasi ini bukan hanya
sekedar vlog untuk mengabadikan momen yang diinginkan kemudian dibagian kepada orang
lain. namun sekarang digunakan sebagai media penyampaikan informasi dan digunakan
sebagai salah satu media belajar yang sering digunakan di kondisi saat ini dimana pendidik
dan peserta didik tidak dapat bertatap muka secara langsung. Aplikasi ini juga membantu
pesera didik menambah wawasan dan informasi terkait hal-hal yang ingin dipelajari. seperti
contohnya video You Tube “majas dan contoh- contohnya” karya Arisa Nur Aini. Dalam
video tersebut Arisa Nur Aini sebagai kreator membagikan video yang bermanfaat bagi siapa
saja yang ingin mengakaji lebih dalam terkait majas dan juga contoh- contoh nya.

Kanal YouTube Arisa Nur Aini, seringkali membagikan video yang berkenaan
dengan pembelajaran Bahasa Indonesia. Dalam kanal YouTube Arisa ini, memfokuskan
sasaran penikmat video YouTube nya, pada siswa dan siswi sekolah menengah keatas(SMA)
yang ingin mendalami materi Bahasa Indonesia yang dijelaskan di sekolah. Kanal Youtube
dengan subscriber 35,1 k ini mayoritas berasal dari siswa- siswi sekolah menengah atas yang
selalu menunggu penjelasan rinci terkait pembelajaran bahasa Indonesia. Pada setiap
videonya seringkali siswa-siswa mengeluh dalam kolom komentar akibat tidak begitu
memahami makasud tuturan yang dijelaskan oleh Arisa. Jadi bisa disimpulkan kita sebagai
penonton tidak memahami makna dan maksud yang benar atas apa yang ingin disampaikan
oleh Arisa dalam penyampaian materi. Oleh karena itu, dikarenakan maksud dan tujuan
Arisa dalam pembatan video adalah untuk mempresentasikan atau menjelaskan terkait materi.
Hal ini tentu berkaitan dengan tindak tutur asertif yang di tandai dengan kalimat-kalimat yang
menyatakan: memberitahukan, menyarankan, membanggakan, mengeluh, menuntut, dan
melaporkan merupakan tuturan termasuk ke dalam jenis asertif atau representatif. Sehingga
hal ini menjadi media yang layak dan efektig untuk dikaji lebih dalam terkait tindak tutur
asertif yang terdapat dalam video sehibgga lebih memahami maksud tuturan dalam video
Arisa Nur Aini,

Berkaitan dengan penggunaan bahasa yang beragam pada video You Tube banyak
sekali analisis tindak tutur ilokusi pada beberapa video sepertiAnalisis Tindak Tutur Lokusi
Dalam Video “Jangan Lelah Belajar_B.J. Habibie” Pada Saluran Youtube Sang Inspirasi
(Aini & Utomo, 2021),Berdasarkan penjelasan mengenai macam-macam tindak tutur dan
juga mendalami pada tindak tutur asertif diatas, membuat kami ingin lebih dalam
menganalisis terkait penggunaan tindak tutur asertif ini dalam kehidupan sehari- hari. Seperti
pada video You Tube “majas dan contoh-contohnya” karya Arisa Nur Aini ini, yang
berisikan penjelasan mengenai majas. Dimana dalam video tersebut tentu menggunakan
banyak tindak tutur asertif guna menyampaikan informasi berupa penyampaian materi,
memberitahukan informasi seputar majas, dan lain sebagainya. Sehingga hal ini menjadi
media yang layak dan efektif untuk dikaji lebih dalam terkait kajian tindak tutur.

Selain itu, terdapat beberapa penelitian yang berkaitan dengan materi tindak tutur
ilokusi . diantaranya,Analisis Tindak Tutur Lokusi Dalam Video “Jangan Lelah Belajar_B.J.
Habibie” Pada Saluran Youtube Sang Inspirasi (Aini & Utomo, 2021),Tindak Ilokusi dalam
Serial Mata Najwa dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran Bahasa Indonesia, (Wekke,
2019), Analisis Tindak Ilokusi Yang dilakukan Oleh Gsd Dalam Video Kenapa Kita
Membenci? (Afidah & Utomo, 2021),Analisis Tindak Tutur Lokusi Dalam Video “Jangan
Lelah Belajar_B.J. Habibie” Pada Saluran Youtube Sang Inspirasi (Aini & Utomo,
2021),Tindak Tutur Ilokusi dalam Video Podcast Deddy Corbuzier dan Najwa Shihab pada
Media Sosial Youtube (Widyawati & Utomo, 2020),..... Dari beberapa penelitain diatas
terdapat beberapa persamaan dan perbedaan diantara peneitian tersebut dengan materi yang
kami analisis. Persamaan yang dapan di lihat yaitu, sama-sama berkaitan dengan tindak tutur
ilokusi. Sedangkan perbedaan pembahasan materinya ada dalam pembahasannya sendiri,
karena dalam penelitian tindak tutur ilkusi lebih bersifat umum yang mencakup tindak tutur
asertif, ekspresif, direktif, dan ain-lain. Sedangkan dalam pembahasan analisis ini lebih
mengerucut hanya membahas terkait materi asertif dimana cakupannya lebih sedikit
dibandingkan dengan analisis tindak tutur ilokusi. Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan ragam tindak tutur asertif pada video youtube Majas dan Contoh-contohnya
Karya Arisa Nur Aini. Manfaat dari penelitian ini untuk memberikan pengetahuan bidang
pragmatik khusunya pada topik tindak tutur asertif.

METODE
Jenis penelitian yang kami lakukan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian
ini dapat dikatakan sebagai penelitian deskriptif karena peneliti melakukan pengamatan guna
mencari tindak tutur asertif pada kanal You Tube Arisa Nur Aini. Alasan kami menggunakan
atau memakai metode deskriptif ini yaitu karena kami ingin mengamati penggunaan tindak
tutur asertif dan peneliti berkeinginan untuk menjabarkan maksud dari tindak tutur asertif
“majas dan contoh-contohnya”yang diunggah ke laman YouTubenya. Lalu Pendekatan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metodologis dan teoritis. Penelitian pedekatan
metodologis menggunakan deskriptif kualitatif dan pendekatan teoritis menggunakan
pendekatan pragmatik Untuk menemukan arti atau maksud data-data pragmatik yang didapat
peneliti menggunakan pendekatan tersebut.

Inti penelitian penelitian yang kami lakukan terdapat pada tindak tutur asertif “majas dan
contoh-contohnya”. Peneliti memakai data yang bersumber dari sepotong paragraph, kalimat
maupun kata yang terdapat dalam kanal YouTube tersebut. Dan dalam penelitian ini
Sehingga, data yang kami peroleh pada jurnal ini, diperoleh dari menyimak penggunaan
bahasa. Proses menyimak diawali dengan teknik sadap dan teknik dasar simak bebas libat
cakap. Setelah data terkumpul, analisis dilanjutkan dengan menggunakan metode padan.
Dalam metode padan, teknik yang digunakan adalah teknik dasar kemudian teknik lanjutan.
Teknik pilah unsur penentu adalah teknik dasar yang dipakai dalam analisis penelitan ini.
Kemudian teknik hubung membedakan, dan teknik hubung menyamakan merupakan teknik
yang dipakai dalam teknik lanjutan penelitian ini. Setelah analisis data kami lakukan dengan
teknik-teknik yang sudah disebutkan tadi,penelitian dilanjutkan dengan menyajikan hasil
analisis. Pada penelitian ini peneliti disini sepenuhnya hanya mengamati apa yang
disampaikan dan didiskusikan oleh penutur pada kanal YouTube Arisa Nur Aini.

PEMBAHASAN
Berdasarkan kajian data ditemukan tindak tutur asertif dalam video yang berjudul
“Majas dan contoh-contohnya” pada saluran youtube Arisa Nur Aini. Tujuan dari penelitian
ini yaitu menjelaskan maksud dari tuturan dalam tindak tutur lokusi pada video yang berjudul
“Majas dan contoh-contohnya” pada saluran youtube Arisa Nur Aini. Dilihat dari
keseluruhan data yang dianalisis diperoleh sebanyak 15 data tindak tutur. Uraian dari analisis
dapat dilihat pada tabel berikut:

No. Bentuk Tindak Tutur Asertif Jumlah Tuturan


1. Memberitahukan 7
2. Menjelaskan 6
3. Melaporkan 1
4. Membanggakan 1

1) Memberitahukan
Tindak tutur asertif memberitahukan adalah bentuk tindak tutur yang
dilakukan penutur kepada mitra tutur untuk memberikan suatu informasi yang
bermanfaat ataupun berguna.

Data 1:
Percakapan pada detik ke-41
Arisa Nur Aini: Majas adalah gaya bahasa yang digunakan penulis untuk
menyampaikan pesan secara imajinatif dan kias.
Konteks tuturan:
Tuturan pada data di atas merupakan tindak tutur asertif. Tuturan tersebut
diucapkan oleh Arisa Nur Aini pada detik awal setelah perkenalan diri dalam
video yang berjudul “Majas dan contoh-contohnya” pada saluran youtube Arisa
Nur Aini. Pada ujaran tersebut, Arisa memberitahu penonton tentang pengertian
majas sebagai langkah dasar dalam mempelajari materi majas. Tuturan tersebut
termasuk tindak tutur asertif memberitahu karena dalam pernyataan penutur
berisikan informasi bermanfaat kepada mitra tutur, yaitu penonton.
Hasil analisis pada data di atas memiliki kesamaan hasil analisis pada
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Huszaimah Yanuar (2018) yang
membahas Tindak Tutur Asertif Interaksi Belajar Mengajar Di Kelas VII-C SMP
Islam Terpadu Al-Ghozali. Dalam penelitian tersebut terdapat tindak tutur asertif
memberitahu. Kesamaan itu terletak pada tindak tutur asertif memberitahu yang
memberikan suatu informasi yang bermanfaat kepada mitra tutur, yaitu penonton.

Data 2:
Percakapan pada detik ke-49
Arisa Nur Aini: Jadi sebenarnya dikehidupan sehari-hari, kita sudah sering lho,
mendengar atau membaca majas. Majas tertera di novel, cerpen, puisi, bahkan
lagu.
Konteks tuturan:
Tuturan pada data di atas merupakan tindak tutur asertif. Tuturan tersebut
diucapkan oleh Arisa Nur Aini pada detik awal setelah pembukaan materi
pengertian majas dalam video yang berjudul “Majas dan contoh-contohnya” pada
saluran youtube Arisa Nur Aini. Pada ujaran tersebut, Arina memberitahu
penonton bahwa sebenarnya kita sudah sering menemukan majas pada kehidupan
sehari-hari. Tuturan tersebut termasuk tindak tutur asertif memberitahu karena
dalam pernyataan penutur berisikan informasi bermanfaat kepada mitra tutur,
yaitu penonton.
Hasil analisis pada data di atas memiliki kesamaan hasil analisis pada
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Huszaimah Yanuar (2018) yang
membahas Tindak Tutur Asertif Interaksi Belajar Mengajar Di Kelas VII-C SMP
Islam Terpadu Al-Ghozali. Dalam penelitian tersebut terdapat tindak tutur asertif
memberitahu. Kesamaan itu terletak pada tindak tutur asertif memberitahu yang
memberikan suatu informasi yang bermanfaat kepada mitra tutur, yaitu penonton.

Data 3:
Percakapan pada menit ke-2 detik ke-04
Arisa Nur Aini: Majas perbandingan adalah gaya bahasa yang disampaikan
untuk menyandingkan atau membandingkan suatu objek dengan objek lain
melalui proses penyamaan, pelebihan, atau penggantian.
Konteks tuturan:
Tuturan pada data di atas merupakan tindak tutur asertif. Tuturan tersebut
diucapkan Arisa untuk memberitahu penonton tentang pengertian majas
perbandingan yang termasuk jenis majas. Tuturan tersebut termasuk tindak tutur
asertif memberitahu karena dalam pernyataan penutur berisikan informasi yang
bermanfaat untuk mitra tutur, yaitu penonton.
Hasil analisis pada data di atas memiliki kesamaan hasil analisis pada
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Huszaimah Yanuar (2018) yang
membahas Tindak Tutur Asertif Interaksi Belajar Mengajar Di Kelas VII-C SMP
Islam Terpadu Al-Ghozali. Dalam penelitian tersebut terdapat tindak tutur asertif
memberitahu. Kesamaan itu terletak pada tindak tutur asertif memberitahu yang
memberikan suatu informasi yang bermanfaat kepada mitra tutur, yaitu penonton.

Data 4:
Percakapan pada menit ke-2 detik ke-33
Arisa Nur Aini: Nah, majas sindiran ini memang ditujukan untuk memberikan
sindiran kepada seseorang atau kondisi tertentu.
Konteks tuturan:
Tuturan pada data di atas merupakan tindak tutur asertif. Tuturan tersebut
diucapkan Arisa untuk memberitahu penonton tentang pengertian majas sindiran
yang merupakan jenis majas. Tuturan tersebut termasuk tindak tutur asertif
memberitahu karena dalam pernyataan penutur berisikan informasi bermanfaat
kepada mitra tutur, yaitu penonton.
Hasil analisis pada data di atas memiliki kesamaan hasil analisis pada
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Huszaimah Yanuar (2018) yang
membahas Tindak Tutur Asertif Interaksi Belajar Mengajar Di Kelas VII-C SMP
Islam Terpadu Al-Ghozali. Dalam penelitian tersebut terdapat tindak tutur asertif
memberitahu. Kesamaan itu terletak pada tindak tutur asertif memberitahu yang
memberikan suatu informasi yang bermanfaat kepada mitra tutur, yaitu penonton.

Data 5:
Percakapan pada menit ke-2 detik ke-54
Arisa Nur Aini: Majas penegasan adalah jenis gaya bahasa yang bertujuan
meningkatkan pengaruh kepada pembacanya agar menyetujui sebuah ujaran
ataupun kejadian.
Konteks tuturan:
Tuturan pada data di atas merupakan tindak tutur asertif. Tuturan tersebut
diucapkan Arisa untuk memberitahu penonton tentang pengertian majas
penegasan yang termasuk dalam jenis majas. Tuturan tersebut termasuk tindak
tutur asertif memberitahu karena dalam pernyataan penutur berisikan informasi
bermanfaat kepada mitra tutur, yaitu penonton.
Hasil analisis pada data di atas memiliki kesamaan hasil analisis pada
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Huszaimah Yanuar (2018) yang
membahas Tindak Tutur Asertif Interaksi Belajar Mengajar Di Kelas VII-C SMP
Islam Terpadu Al-Ghozali. Dalam penelitian tersebut terdapat tindak tutur asertif
memberitahu. Kesamaan itu terletak pada tindak tutur asertif memberitahu yang
memberikan suatu informasi yang bermanfaat kepada mitra tutur, yaitu penonton.

Data 6:
Percakapan pada menit ke-3 detik ke-19
Arisa Nur Aini: Majas pertentangan adalah gaya bahasa yang digunakan penulis
yang sengaja menggunakan kata-kata kias yang bertentangan dengan maksud asli
yang penulis.
Konteks tuturan:
Tuturan pada data di atas merupakan tindak tutur asertif. Tuturan tersebut
diucapkan Arisa untuk memberitahu penonton tentang pengertian majas
pertentangan yang merupakan jenis majas. Tuturan tersebut termasuk tindak tutur
asertif memberitahu karena dalam pernyataan penutur berisikan informasi
bermanfaat kepada mitra tutur, yaitu penonton.
Hasil analisis pada data di atas memiliki kesamaan hasil analisis pada
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Huszaimah Yanuar (2018) yang
membahas Tindak Tutur Asertif Interaksi Belajar Mengajar Di Kelas VII-C SMP
Islam Terpadu Al-Ghozali. Dalam penelitian tersebut terdapat tindak tutur asertif
memberitahu. Kesamaan itu terletak pada tindak tutur asertif memberitahu yang
memberikan suatu informasi yang bermanfaat kepada mitra tutur, yaitu penonton.

Data 7:
Percakapan pada menit ke-14 detik ke-48
Arisa Nur Aini: Nah itu tadi adalah macam-macam majas, memang saya hanya
menuturkan sedikit sekali contoh majas tapi biasanya majas itulah yang sering
sekali muncul di pembelajaran atau kehidupan sehari-hari.
Konteks tuturan:
Tuturan pada data di atas merupakan tindak tutur asertif. Tuturan tersebut
diucapkan Arisa untuk memberitahu mitra tutur mengenai jenis-jenis majas yang
sering muncul dalam pembelajaran dan kehidupan sehari-hari. Dengan penjelasan-
penjelasan di videonya, ia memberitahu bahwa besar kemungkinan materi majas
yang ia sampaikan akan ditemui dalam proses pembelajaran. Tuturan tersebut
termasuk tindak tutur asertif memberitahu karena dalam pernyataan penutur
berisikan informasi bermanfaat kepada mitra tutur, yaitu penonton.
Hasil analisis pada data di atas memiliki kesamaan hasil analisis pada
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Huszaimah Yanuar (2018) yang
membahas Tindak Tutur Asertif Interaksi Belajar Mengajar Di Kelas VII-C SMP
Islam Terpadu Al-Ghozali. Dalam penelitian tersebut terdapat tindak tutur asertif
memberitahu. Kesamaan itu terletak pada tindak tutur asertif memberitahu yang
memberikan suatu informasi yang bermanfaat kepada mitra tutur, yaitu penonton.

2) Menjelaskan
Tindak tutur asertif menjelaskan adalah bentuk tindak tutur yang dilakukan
penutur kepada mitra tutur untuk menjelaskan atau menguraikan suatu hal secara
lebih detail sehingga dapat dipahami dengan jelas oleh mitra tutur.

Data 1:
Percakapan pada menit ke-1 detik ke-25
Arisa Nur Aini: Sebenarnya majas atau gaya bahasa tadi itu seperti manusia. Kok
bisa bu? Ya, manusia itu kan banyak sekali jenisnya ya. Ada yang pemarah, ada
yang murah senyum, ada yang sinis, ada yang tegas, dan lain sebagainya. Nah
kalau majas ada jenis-jenisnya juga, tetapi berbagai macam jenis itu
dikelompokkan menjadi empat, yaitu majas perbandingan, sindiran, penegasan,
dan pertemtangan.
Konteks tuturan:
Tuturan pada data di atas merupakan tindak tutur asertif. Tuturan tersebut
diucapkan oleh Arisa Nur Aini setelah ia memberi informasi awal mengenai majas
dalam penggunaannya di kehidupan sehari-hari. Pada ujaran tersebut, Arisa
menjelaskan kepada penonton bahwa majas atau gaya bahasa memiliki berbagai
macam jenis, yang diibaratkan dengan manusia. Jika manusia bisa dikategorikan
menjadi pemarah, murah senyum, sinis, dan tegas, maka majas juga memiliki
berbagai jenis yang dikelompokkan menjadi empat macam yaitu majas
perbandingan, sindiran, penegasan, dan pertentangan. Tuturan tersebut termasuk
tindak tutur asertif menjelaskan karena dalam pernyataan penutur menjelaskan
dan menguraikan secara mendetail sehingga dapat dipahami oleh mitra tutur, yaitu
penonton.
Hasil analisis pada data di atas memiliki kesamaan hasil analisis pada
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Huszaimah Yanuar (2018) yang
membahas Tindak Tutur Asertif Interaksi Belajar Mengajar Di Kelas VII-C SMP
Islam Terpadu Al-Ghozali. Dalam penelitian tersebut terdapat tindak tutur asertif
menjelaskan. Kesamaan itu terletak pada tindak tutur asertif menjelaskan yang
menguraikan atau menjelaskan suatu hal secara lebih detail kepada mitra tutur,
yaitu penonton.

Data 2:
Percakapan pada menit ke-3 detik ke-42
Arisa Nur Aini: Ada majas personifikasi, nah personifikasi itu ada kata person,
person itu artinya orang. Oo berarti, majas yang mengibaratkan benda mati
seolah-olah memiliki sifat-sifat seperti orang atau person, manusia. Contohnya,
dengarlah suara pasir yang berbisik, nah pasir itu kan benda mati tetapi dia
seolah-olah memiliki sifat manusia yakni bisa berbisik.
Konteks tuturan:
Tuturan pada data di atas merupakan tindak tutur asertif. Tuturan tersebut
diucapkan Arisa Nur Aini saat menjelaskan mengenai majas personifikasi. Pada
ujaran tersebut, Arina menjelaskan kepada penonton bahwa majas personifikasi
merupakan majas yang mengibaratkan benda mati seolah-olah memiliki sifat
seperti manusia. Dalam video tersebut, Arisa tidak hanya mengungkapkan
pengertian majas personifikasi saja, ia juga memberi contoh dan menjelaskan
contoh tersebut agar dapat dimengerti oleh mitra tuturnya. Tuturan tersebut
termasuk tindak tutur asertif menjelaskan karena dalam pernyataan penutur
menjelaskan dan menguraikan secara mendetail sehingga dapat dipahami oleh
mitra tutur, yaitu penonton.
Hasil analisis pada data di atas memiliki kesamaan hasil analisis pada
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Huszaimah Yanuar (2018) yang
membahas Tindak Tutur Asertif Interaksi Belajar Mengajar Di Kelas VII-C SMP
Islam Terpadu Al-Ghozali. Dalam penelitian tersebut terdapat tindak tutur asertif
menjelaskan. Kesamaan itu terletak pada tindak tutur asertif menjelaskan yang
menguraikan atau menjelaskan suatu hal secara lebih detail kepada mitra tutur,
yaitu penonton.

Data 3:
Percakapan pada menit ke-4 detik ke-41
Arisa Nur Aini: Selanjutnya ada majas hiperbola, ada kata hiper di situ. Kalau
hiper, berarti itu kan lebih, seperti misalnya ada orang tua hipertensi, berarti
tensinya berlebih. Kalau hiperbola, maksudnya adalah melebih-lebihkan suatu
keadaan. Contoh kalimatnya, saya merasa terpanggang di dalam angkot ini.
padahal itu hanya angkot yang panas, mungkin karena memang suhu kota itu
panas. Tetapi ia melebih-lebihkan, menjadi merasa terpanggang karena
hiperbola.
Konteks tuturan:
Tuturan pada data di atas merupakan tindak tutur asertif. Tuturan tersebut
diucapkan oleh Arisa Nur Aini saat menjelaskan mengenai majas hiperbola. Pada
tuturan tersebut, Arisa menguraikan secara detail mengenai pengertian dan contoh
dari majas hiperbola. Tuturan tersebut termasuk tindak tutur asertif menjelaskan
karena dalam pernyataan penutur menjelaskan dan menguraikan secara mendetail
sehingga dapat dipahami oleh mitra tutur, yaitu penonton.
Hasil analisis pada data di atas memiliki kesamaan hasil analisis pada
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Huszaimah Yanuar (2018) yang
membahas Tindak Tutur Asertif Interaksi Belajar Mengajar Di Kelas VII-C SMP
Islam Terpadu Al-Ghozali. Dalam penelitian tersebut terdapat tindak tutur asertif
menjelaskan. Kesamaan itu terletak pada tindak tutur asertif menjelaskan yang
menguraikan atau menjelaskan suatu hal secara lebih detail kepada mitra tutur,
yaitu penonton.

Data 4:
Percakapan pada menit ke-6 detik ke-25
Arisa Nur Aini: Majas metafora ini menyandingkan dua hal yang hampir mirip
sifatnya. Contohnya, Dadang adalah bintang kelas di X MIPA 1. Berarti Dadang
adalah siswa berprestasi, karena sifat dari bintang itu kan paling tinggi, sama
seperti Dadang memiliki nilai yang paling tinggi di kelasnya.
Konteks tuturan:
Tuturan pada data di atas merupakan tindak tutur asertif. Tuturan tersebut
diucapkan oleh Arisa Nur Aini saat menjelaskan mengenai majas metafora. Pada
tuturan tersebut, Arisa menguraikan dengan jelas pengertian dari majas metafora,
tidak hanya pengertian, Arisa juga menguraikan contoh dalam majas metafora ini.
Tuturan tersebut termasuk tindak tutur asertif menjelaskan karena dalam
pernyataan penutur menjelaskan dan menguraikan secara mendetail sehingga
dapat dipahami oleh mitra tutur, yaitu penonton.
Hasil analisis pada data di atas memiliki kesamaan hasil analisis pada
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Huszaimah Yanuar (2018) yang
membahas Tindak Tutur Asertif Interaksi Belajar Mengajar Di Kelas VII-C SMP
Islam Terpadu Al-Ghozali. Dalam penelitian tersebut terdapat tindak tutur asertif
menjelaskan. Kesamaan itu terletak pada tindak tutur asertif menjelaskan yang
menguraikan atau menjelaskan suatu hal secara lebih detail kepada mitra tutur,
yaitu penonton.

Data 5:
Percakapan pada menit ke-7 detik ke-50
Arisa Nur Aini: Majas asosiasi atau simile biasanya menggunakan kata kunci
bak, bagaikan, seperti, laksana, layaknya, dan lain sebagainya. Contoh dalam
kalimat, Andi dan Aldo seperti anjing dan kucing. Maksudnya adalah, anjing dan
kucing merupakan dua binatang yang biasanya tidak bisa akur, maka dijadikan
perumpamaan seperti anjing dan kucing.
Konteks tuturan:
Tuturan pada data di atas merupakan tindak tutur asertif. Tuturan tersebut
diucapkan oleh Arisa Nur Aini saat menjelaskan mengenai majas asosiasi atau
simile. Pada tuturan tersebut, Arisa menjelaskan mengenai kata kunci yang sering
digunakan pada majas asosiasi. Tidak hanya itu, Arisa juga menguraikan contoh
yang sesuai dengan majas asosiasi. Tuturan tersebut termasuk tindak tutur asertif
menjelaskan karena dalam pernyataan penutur menjelaskan dan menguraikan
secara mendetail sehingga dapat dipahami oleh mitra tutur, yaitu penonton.
Hasil analisis pada data di atas memiliki kesamaan hasil analisis pada
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Huszaimah Yanuar (2018) yang
membahas Tindak Tutur Asertif Interaksi Belajar Mengajar Di Kelas VII-C SMP
Islam Terpadu Al-Ghozali. Dalam penelitian tersebut terdapat tindak tutur asertif
menjelaskan. Kesamaan itu terletak pada tindak tutur asertif menjelaskan yang
menguraikan atau menjelaskan suatu hal secara lebih detail kepada mitra tutur,
yaitu penonton.

Data 6:
Percakapan pada menit ke-8 detik ke-46
Arisa Nur Aini: Majas ironi adalah majas sindiran yang menggunakan lawan
kata dari kata sebenarnya yang dimaksudkan oleh penulis. Contoh dalam kalimat,
Wow kamarmu bersih sekali, tidak dirapikan 7 hari ya? Di sini maksudnya berarti
kamarnya itu kotor karena tidak dirapikan.
Konteks tuturan:
Tuturan pada data di atas merupakan tindak tutur asertif. Tuturan tersebut
diucapkan oleh Arisa Nur Aini saat menjelaskan mengenai majas ironi. Pada
tuturan tersebut, Arisa menguraikan dengan detail mengenai pengertian dan
contoh dari majas ironi. Tuturan tersebut termasuk tindak tutur asertif
menjelaskan karena dalam pernyataan penutur menjelaskan dan menguraikan
secara mendetail sehingga dapat dipahami oleh mitra tutur, yaitu penonton.
Hasil analisis pada data di atas memiliki kesamaan hasil analisis pada
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Huszaimah Yanuar (2018) yang
membahas Tindak Tutur Asertif Interaksi Belajar Mengajar Di Kelas VII-C SMP
Islam Terpadu Al-Ghozali. Dalam penelitian tersebut terdapat tindak tutur asertif
menjelaskan. Kesamaan itu terletak pada tindak tutur asertif menjelaskan yang
menguraikan atau menjelaskan suatu hal secara lebih detail kepada mitra tutur,
yaitu penonton.

3) Melaporkan
Tindak tutur asertif melaporkan adalah bentuk tindak tutur yang dilakukan
penutur kepada mitra tutur untuk menjelaskan atau memberitahusesuatu yang
terjadi.

Data 1:
Percakapan pada detik ke-35
Arisa Nur Aini: Nah kali ini kita akan membahas mengenai majas.
Konteks tuturan:
Tuturan pada data di atas merupakan tindak tutur asertif. Tuturan tersebut
diucapkan Arisa untuk melaporkan dan memberitahu mitra tutur bahwa pada
videonya kali ini, ia akan membahas mengenai majas. Tuturan tersebut termasuk
tindak tutur asertif melaporkan karena dalam pernyataan penutur sedang
melaporkan atau memberitahu sesuatu yang akan ia lakukan kepada mitra tutur,
yaitu penonton.
Hasil analisis pada data di atas memiliki kesamaan hasil analisis pada
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Artati, Dian Eka Chandra Wardhana,
Rokhmat Basuki (2020) yang membahas Tindak Tutur Ilokusi Asertif, Direktif,
Ekspresif, Komisif, dan Deklaratif pada program Gelar Wicara Mata
Najwa.Dalam penelitian tersebut terdapat tindak tutur asertif melaporkan.
Kesamaan itu terletak pada tindak tutur asertif melaporkan yang memberikan
suatu laporan dan pemberitahuan sesuatu yang akan dilakukan kepada mitra tutur,
yaitu penonton.

4) Membanggakan
Tindak tutur asertif membanggakan adalah bentuk tindak tutur yang dilakukan
penutur kepada mitra tutur untuk mengunggapkan rasa bangga kepada mitra tutur,
yaitu penonton.

Data 1:
Percakapan pada detik ke-17
Arisa Nur Aini: Kalau kalian ngobrol pakai majas, tentu saja level ngobrol kalian
lebih tinggi dari teman kalian. Tepuk tangan dong.
Konteks tuturan:
Tuturan pada data di atas merupakan tindak tutur asertif. Tuturan tersebut
diucapkan Arisa untuk memberikan apresiasi kepada mitra tuturnya, yakni
penonton. Ia mengapresiasi mitra tututrnya bahwa penggunaan majas untuk
pembicaraan sehari-hari akan membuat kita lebih berkualitas dan mengajak
penonton untuk bertepuk tangan atas hal itu. Tuturan tersebut termasuk tindak
tutur asertif membanggakan karena dalam pernyataan penutur mengungkapkan
rasa bangganya kepada mitra tutur, yaitu penonton.
Hasil analisis pada data di atas memiliki kesamaan hasil analisis pada
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Huszaimah Yanuar (2018) yang
membahas Tindak Tutur Asertif Interaksi Belajar Mengajar Di Kelas VII-C SMP
Islam Terpadu Al-Ghozali.Dalam penelitian tersebut terdapat tindak tutur asertif
membanggakan. Kesamaan itu terletak pada tindak tutur asertif membanggakan
yang memberikan suatu apresiasi kepada mitra tutur, yaitu penonton.
SIMPULAN

Penelitian ini dikhususkan pada bentuk tindak tutur asertif pada video yang berjudul
“Majas dan Contoh-contohnya” pada saluran youtube Arisa Nur Aini. Berdasarkan hasil
analisis ditemukan 15 data yang termasuk dalam tindak tutur asertif. Tindak tutur asertif
tersebut terdiri atas 7 tindak tutur asertif memberitahu, 6 tindak tutur menjelaskan, 1 tindak
tutur melaporkan, dan 1 tindak tutur membanggakan. Dari data terbanyak, didapatkan bahwa
dalam video “Majas dan Contoh-contohnya” pada saluran youtube Arisa Nur Aini cenderung
menggunakan tindak tutur asertif memberitahu dan menjelaskan. Masing-masing dari tuturan
tersebut memiliki keunikan dan ciri khasnya sendiri, hal tersebut juga karena adanya cara
pengungkapan yang berbeda yang akan menimbulkan pengaruh serta dampak besar bagi
mitra tutur.

DAFTAR PUSTAKA

A. P. Y. Utomo, G. P. (2020). Tindak Tutur Ilokusi dalam Cuitan Akun Twitter Gubernur
Jawa Tengah Ganjar Pranowo. METABAHAS Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia, 9-22.

Abdul, C. (2010). Kesantunan Berbahasa. Jakarta: Rineka Cipta.

Abdurrahman, A. (2011). Pragmatik: Komsep Dasar Memahami Konteks Tuturan. LINGUA:


Jurnal Ilmu Bahasa dan Sastra, 1-19.

Apriastuti, N. N. (2018). BENTUK, FUNGSI DAN JENIS TINDAK TUTUR DALAM


KOMUNIKASI SISWA DI KELAS IX UNGGULAN SMP PGRI 3 DENPASAR.
Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Pembelajaran, 38-47.

Artati A, Wardhana D, Basuki R. (2020). Tindak Tutur Ilokusi Asertif, Direktif, Ekspresif,
Komisif, dan Deklaratif pada Program Gelar Wicara Mata Najwa. Diksa: Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia, 43-57.

Asep P.Y.U, A. N. (2021). BENTUK TINDAK TUTUR LOKUSI DALAM VIDEO


"BEROPINI TENTANG DUNIA PENDIDIKAN BERKOLABORASI DENGAN
GITASAV" PADA SALURAN YOUTUBE NIHONGO MANTAPPU THE FORM
OF LOCUTION SPEECH ACT IN THE "OPINIONS ABOUT THE WORLD OF
EDUCATION IN COLLABORATION WITH GITASAV" ON T. Jurnal Lingko:
Jurnal Kebahasaan dan Kesastraan, 143-154.

Astri, N. D. (2020). Analisis Tindak Tutur Lokusi, Ilokusi, dan Perlokusi dalam Cuitan atau
Meme di Media Sosial Instagram. Bahasa Indonesia Prima, 20-30.
Azis, S. R. (2012). Tindak Tutur Lokusi dan Perlokusi dalam Novel Surat Kecil Untuk Tuhan
Karya Agnes Davonar.

Commings, L. (2007). Pragmatik Sebuah Perspektif Multisiplener. Yohyakarta: Pustaka


Pelajar.

Education, J. (2020). Analisis Tindak Tutur Lokusi, Ilokusi, dan Perlokusi pada Debat Capres
Cawapres Republik Indonesia . 249-256.

Esti, S. D. (2014). Analisis Tindak Tutur dalam Iklan Produk Minuman di Televisi. Skripsi
Universitas Jember Surakarta.

Gunarwan, A. (2007). Pragmatik: Teori dan Kajiannya. Jakarta: Penerbit Universitas Atma
Jaya.

Neni Widyawati, A. P. (2020). Tindak Tutur Ilokusi dalam Video Podcast Deddy Corbuzier
dan Najwa Shihab pada Media Sosial Youtube. Jurnal Ilmiah Telaah, 18-27.

Ni'am, S. &. (2019). Analisis Pematuhan dan Pelanggaran Prinsip Kesantunan Berbahasa
pada Kegiatan Praktik Debat Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Pecangaan Syahrin.
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 44-59.

Purba, A. (2011). Tindak Tutur dan Peristiwa Tutur. Pena: Jurnal Pendidikan Bahasa dan
Sastra, 77-91.

Rahardi, K. (2005). Pragmatik: Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Suci N, A. P. (2021). ANALISIS TINDAK ILOKUSI YANG DILAKUKAN OLEH GSD


DALAM VIDEO KENAPA KITA MEMBENCI? SEMIOTIKA, 41-48.

Sudaryanto. (2015). Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Sanata Dharma
University Press.

utomo, E. N. (2021). ANALISIS TINDAK TUTUR LOKUSI DALAM VIDEO "JANGAN


LELAH BELAJAR_B.J. HABIBIE" PADA SALURAN YOUTUBE SANG
INSPIRASI. Seminar Nasional Bahasadan Sastra IndonesiaUnpam, 11-20.

Wijana, I. D. (1996). Dasar-dasar Pragmatik. Yogyakarta: Andi.

Yanuar, H. (2018). Tindak Tutur Asertif Interaksi Belajar Mengajar DI Kelas VII-C SMP
Islam Terpadu Al-Ghozali . Universitas Muhammadiyah Jember.

Anda mungkin juga menyukai