Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan dan mengelaborasi hasil analisis senyapan dan sebab
terjadinya dalam vidio "Cara Bersahabat dengan Anak Zaman Now oleh dr. Aisyah Dahlan". Metode
yang digunakan adalah deskriptif dalam bentuk kualitatif. Sumber data adalah tuturan yang
dilontarkan oleh dr. Aisyah Dahlan dan Bunda Marsya dalam sebuah webinar bersama orang-orang
yang terlibat. Data penelitian adalah kesenyapan yang terjadi pada sesi tanya jawab webinar
tersebut. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik eksposur dan analisis konteks.
Alat pengumpulan datanya adalah video catatan. Metode analisis data yang digunakan adalah
teknik SBLC – metode mendengarkan. Berdasarkan hasilnya, terjadi 29 kali kesenyapan dalam
debat. Jenis kesenyapan adalah tipe kesenyapan isi, kesenyapan diam, pengulangan progresif, salah
mulai, perpanjangan, serta pembetulan. Beberapa penyebab kesenyapan adalah memerlukan lebih
banyak waktu, pengulangan, awal yang salah, ragu-ragu, gugup, dan penyempurnaan. Penelitian ini
dapat memberikan kontribusi untuk pembelajaran khususnya dalam berbicara aspek.
Abstract
This study aims to explain and elaborate on the results of the analysis of silence and its causes in the
video "How to be Friendly with Children of Today by Dr. Aisyah Dahlan". The method used is
descriptive in the form of qualitative. The source of the data is the speech uttered by dr. Aisyah Dahlan
and Mother Marsya in a webinar with the people involved. Research data is the silence that occurs in
the question and answer session of the webinar. Data collection techniques used are exposure
techniques and context analysis. The data collection tool is video notes. The data analysis method used
is the SBLC technique – the listening method. Based on the results, there were 29 times of silence in the
debate. The types of silence are content silence, silent silence, progressive repetition, misstart,
extension, and correction. Some of the causes of silence are needing more time, repetition, wrong
starts, hesitation, nervousness, and refinement. This research can contribute to learning especially in
speaking aspects.
1. Pedahuluan
Berbicara adalah keterampilan yang sederhana untuk dilakukan. Namun, berbicara
sebenarnya tidak sesederhana yang terlihat. Pada umumnya orang tidak menyadari bahwa
berbicara melibatkan proses yang kompleks. Pangesti (2019) mengemukakan bahwa dalam
komunikasi verbal manusia memproduksi hingga 150 kata per menitnya. Sedangkan, proses
produksi ujaran merupakan peristiwa kompleks yang terdiri dari konseptualisasi, formulasi,
serta artikulasi. Sehingga, penutur sering mengalami hambatan saat berbicara. Sejalan dengan
pendapat Pangesti (2019) bahwa penutur sering mengalami hambatan saat bertutur yang
terealisasi dalam bentuk interupsi berupa: diam; pengucapan bunyi, kata, atau pun kalimat
yang bukan menjadi bagian dari pesan; mengulang-ulang kata; serta semacamnya yang
menonjolkan kesan bahwa tuturan yang diproduksi tidaklah tuturan yang lancar dan ideal.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
JoLLA: Journal of Language, Literature, and Arts, xx(xx), 2022, xxx–xxx
Salah satu kasus yang berkaitan dengan hal tersebut terdapat pada temuan penelitian Mulyani
(2013) yang berisi pernyataan bahwa berdasarkan analisis dari kegiatan menceritakan ulang,
dari segi kelancaran terdapat beberapa siswa yang terlihat gugup dan kurang lancar. Hal itu
terlihat dengan adanya jeda berupa pengucapan “eee...”.
Terjadinya senyapan ditandai dengan adanya gumam yang dihasilkan oleh penutur saat
proses retrieve kata. Senyapan tentu berkaitan dengan kilir lidah. Ketika terjadi kilir lidah yang
disebabkan oleh peristiwa terkilirnya lidah maka, penutur akan menyadarinya dan cenderung
melakukan senyap untuk mencari kata yang dimaksud. Kemudian penutur akan membetulkan
dan melanjutkan kembali pembicaraannya. Hal ini tentu menghambat proses berbicara
penutur. Terjadinya kilir lidah menunjukan bahwa kata tidak tersimpan dengan baik sehingga
ketika hendak diujarkan pembicara harus meramunya (Andari, 2013).
Sebenarnya banyak faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya kilir lidah salah
satunya adalah faktor psikologis seperti perasaan takut, malu dan gelisah. Penyebab terjadinya
kilir lidah tentu dapat kita amati melalui bahasa tubuh sebagai bahasa pendukung ketika
menyampaikan pesan. Melalui hal tersebut kita dapat mengetahui kondisi yang dialami oleh
penutur.
Banyak yang tidak menyadari bahwasanya bahasa nonverbal juga menyampaikan pesan
yang umumnya tidak disadari oleh penutur. Bahkan Borg (2015) mengemukakan bahwa
bahasa tubuh dapat dijadikan sebagai indikator paling terpercaya untuk menyampaikan
perasaan, pendirian dan emosi. Hal inilah yang menjadi alasan peneliti untuk menjadikan vidio
“Cara Bersahabat dengan Anak Puber Zaman Now oleh dr. Aisyah Dahlan” yang terdapat pada
Youtube sebagai objek kajian. Aktivitas pemberian materi dalam vidio tersebut dapat dijadikan
sebagai salah satu cara untuk mengetahui keterampilan dalam berbicara.
Penelitian terdahulu mengenai kilir lidah telah dilakukan oleh Fitriana (2018) dengan
judul Slips of the Tongue in Speech Production of Indonesia State Officials: A Psycholinguistic
Study. Penelitian tersebut dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif dan ujaran pidato
Menteri Sri Mulyani, Bambang Soesatyo dan Maruar Sirait sebagai objek penelitian. Hasil dari
2
JoLLA: Journal of Language, Literature, and Arts, xx(xx), 2022, xxx–xxx
penelitian tersebut diketahui bahwa kesalahan berbicara didominasi oleh kesalahan semantik
sebagai bagian dari kesalahan seleksi, dan kemudian diikuti oleh kesalahan perseverasi.
Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah pada objek yang diteliti. Penelitian
yang dilakukan oleh Fitriana (2018) menjadikan ujaran pidato Menteri Sri Mulyani, Bambang
Soesatyo dan Maruar Sirait sebagai objek penelitian sedangkan penelitian ini menjadikan
ujaran siswa dalam aktivitas bercerita sebagai objek kajian. Penelitian terdahulu lainnya
dilakukan oleh Asyura (2017) dengan judul “Analisis Kilir Lidah dan Gejala Humor Dalam
Tayangan Komedi Tunggal Serta Pengembangannya Sebagai Bahan Ajar Teks Anekdot” yang
menyatakan bahwa dari 63 tuturan yang bersumber dari 50 tayangan SUCA memperlihatkan
bahwa: (1) jenis kilir lidah yang dominan terjadi adalah jenis kekeliruan asembling pada tipe
perseverasi; (2) gejala kilir lidah dominan terjadi di segmen kata; (3) kilir lidah dominan
terjadi karena faktor grogi serta tergesa-gesa saat bertutur; (4) strategi tutur yang dominan
digunakan oleh para komika menggunakan strategi membuat tuturan ironi; dan (5) struktur
anekdot yang dominan digunakan oleh komika adalah struktur bit tunggal yang didominasi
oleh wacana humor sosial. Perbedaan dengan penelitian ini adalah pada objek yang diteliti
serta perbedaan implikasi terhadap bahan ajar. Pada penelitian terdahulu, implikasinya
terhadap bahan ajar teks anekdot sedangkan penelitian ini diimplikasikan pada bahan ajar
keterampilan berbicara.
Maka dari itu, peneliti tertarik untuk meneliti hambatan berbicara pada vidio “Cara
Bersahabat dengan Anak Puber Zaman Now oleh dr. Aisyah Dahlan” yang terdapat pada
youtube yang kemudian dari hasil penelitian akan dipergunakan untuk memenuhi tugas akhir
semester mata kuliah psikolinguistik.
2. Metode
Bentuk penelitian ini adalah kualitatif dengan metode deskriptif. Sugiyono (2019)
berpendapat bahwa metode penelitian kualitatif ialah metode penelitian yang berlandaskan
pada filsafat pospositivisme dengan peneliti sebagai instrumen kunci. Data yang diperoleh
cenderung data kualitatif, analisis data bersifat induktif dan hasilnya dapat berupa temuan
potensi dan masalah. Nugrahani (2014) mengemukakan bahwa metode kualitatif deskriptif
menekankan catatan dengan deskripsi kalimat yang rinci, lengkap, mendalam yang
menggambarkan situasi yang sebenarnya untuk kebutuhan penyajian data. Hal tersebut
sejalan dengan Moleong (2019) yang mengemukakan bahwa metode deskriptif digunakan
karena data berasal dari catatan lapangan, dokumen pribadi, catatan atau memo. Dengan
demikian, peneliti akan memanfaatkan data tersebut untuk dianalisis satu persatu dan
disajikan untuk kemudian melakukan penarikan kesimpulan. Penelitian ini menggunakan
pisau analisis psikolinguistik dalam menganalisis serta mendeskripsikan secara kualitatif
setiap jenis hambatan untuk selanjutnya memanfaatkan hasilnya sebagai bahan ajar berbicara.
Sumber data dalam penelitian adalah Youtube. Instrumen penelitian ini adalah peneliti
sendiri. Peneliti secara langsung mengakses beberapa episode vidio “Cara Bersahabat dengan
Anak Puber Zaman Now oleh dr. Aisyah Dahlan” yang terdapat pada youtube. Peneliti juga
menggunakan kertas dan alat tulis untuk mencatat berbegai senyapan berbicara yang ditonton
dari hasil unduhan situs youtube. Metode dan teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah metode simak dengan teknik simak bebas libat cakap. Menurut Mahsun
(2005) metode simak merupakan metode yang digunakan untuk memperoleh data dengan
cara menyimak penggunaan bahasa. Data dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut:
(1) mentranskripsikan data hasil unduhan ke dalam bahasa tulis, (2) mengidentifikasikan data,
(3) mengklasifikasikan data tersebut ke dalam jenis-jenis plesetan dan fungsi plesetan,(4)
3
JoLLA: Journal of Language, Literature, and Arts, xx(xx), 2022, xxx–xxx
menganalisis data sesuai dengan tujuan penelitian, (5) melakukan pembahasan, (6)
menyimpulkan hasil temuan penelitian, dan (7) melaporkan hasil temuan penelitian.
(2) Sebagai orang tua, satu hal yang harus kita 02:55 dr. Aisyah
tanamkan dalam otak kita itu ….. (3 detik) bahwa ciri
khas anak-anak generasi Z dan Alpha adalah Hp nya
tidak bisa pisah.
Pada data (1) terdapat tuturan yang di ucapkan oleh Bunda Marsya
yang diujarkan ketika hendak bertanya kepada Dokter Aisyah. Dia senyap
karena berusaha untuk memilih istilah yang tepat dalam menggambarkan
nada. Dapat dilihat pada video tersebut, ketika tengah memilah istilah yang
tepat Bunda Marsya berhenti selama kurang lebih 10 detik, baru kemudian
melanjutkan ujaran tersebut. Jadi, senyapan yang dihasilkan oleh Bunda
Marsya ialah senyapan yang berupa kekosongan.
Pada data (2) terdapat tuturan yang di ucapkan oleh dr. Aisyah ketika
menjawab pertanyaan dari Bunda Marsya. Pada saat itu, dr. Aisyah mengalami
senyap selama kurang lebih 3 detik karena kalimat yang hendak disampaikan
tiba-tiba hilang. Tampak dalam video dr. Aisyah berusaha mengingat akan
tetapi tidak bisa. Sehingga ia menghasilkan senyapan diam yang berupa
kosongan.
4
JoLLA: Journal of Language, Literature, and Arts, xx(xx), 2022, xxx–xxx
Pada data (3) terdapat tuturan yang di ucapkan oleh Bunda Marsya
yang diujarkan ketika hendak bertanya kepada Dokter Aisyah. Dia senyap
karena merasa gugup ketika bertanya. Dapat dilihat pada video tersebut,
ketika tengah pada masa awal bertanya sudah terjadi senyapan berupa
“eee..ee”, baru kemudian melanjutkan ujaran tersebut. Jadi, senyapan yang
dihasilkan oleh Bunda Marsya ialah senyapan yang berupa terisi.
Pada data (4) terdapat tuturan yang di ucapkan oleh dr. Aisyah ketika
menjawab pertanyaan dari Bunda Marsya. Pada saat itu, dr. Aisyah mengalami
senyap karena adanya keragu-raguan pada kalimat yang hendak disampaikan.
Sehingga ia menghasilkan senyapan “se..eee..ee” yang berupa senyapan terisi.
Pada data (5) terdapat tuturan yang di ucapkan oleh dr. Aisyah ketika
menjawab pertanyaan dari Bunda Marsya. Pada saat itu, dr. Aisyah mengalami
senyap pengulangan progresif karena ingin menegaskan kepada Bunda
Marsya bahwa wajar adanya sedikit oemberontakan pada anak-anak generasi
Z, dan hal tersebut terjadi di seluruh dunia bukan hanya pada anak Bunda
Marsya saja.
5
JoLLA: Journal of Language, Literature, and Arts, xx(xx), 2022, xxx–xxx
3.2 Faktor Penyebab Senyapan Berbicara dalam Vidio “Cara Bersahabat Dengan Anak
Puber Zaman Now Oleh Dr. Aisyah Dahlan”
3.2.1 Memerlukan Waktu atau Jeda karena Lupa
Data (8)
dr. Aisyah: “Bunda Marsya udah bisa identifikasi watak anak belum? Kalo
Ananda ini cenderung gimana wataknya?”
Bunda Marsya: “Kalo dia ini koleris…(4 detik) tapi ada sanguinisnya juga.”
3.2.2 Pengulangan
Data (9)
dr. Aisyah: “Jadi, jadi gini bunda eee… berarti Ananda gen Z ya? Nah apa lagi itu
ehmm generasi Z, yang ehmm di waktu kecil teknologinya itu sudah sangat
berkembang ya? Itu satu.
6
JoLLA: Journal of Language, Literature, and Arts, xx(xx), 2022, xxx–xxx
dr. Aisyah: “Buktikan bahwa saya ini ibu yang asyik buat kamu. Salah satu
car..ciri ibu yang asyik adalah tidak terlalu kepo.”
3.2.4 Keraguan
(Data 11)
Bunda Marsya: “Jasi, untuk bahasa kasihnya bener ya di… kasih hadiah dan eee
ini ya kata-kata pujian ya?
3.2.5 Pembetulan
(Data 12)
dr. Aisyah: “Bu Aisyah sendiri juga sudah punya pengalaman. Punya anak
genenerasi Z itu ada tiga eh… empat malah. Kalo mas Lanang eee dia di, di, di Y.
Y, milenial. Milenial itu yang, yang apa, yang, ehammm….lahirnya tahun 80 an
7
JoLLA: Journal of Language, Literature, and Arts, xx(xx), 2022, xxx–xxx
yah sampai ee 96. Nah Z itu 97 sampek 2010. Ananda lahir tahun berapa?
Duaribu?”
4. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian terdapat 29 kali senyapan dalam vidio “Cara Bersahabat
dengan Anak Puber Zaman Now oleh Dr. Aisyah Dahlan”. Jenis senyapan yang terdapat dalam
penelitian ini berupa senyapan isi, senyapan diam, pengulangan progresif, salah mulai,
pemanjangan, serta perbaikan. Beberapa penyebab senyapan, yaitu memerlukan waktu,
pengulangan, permulaan yang salah, ragu, gugup, dan pembetulan. Penelitian ini dapat
memberikan kontribusi terhadap pembelajaran khususnya dalam aspek keterampilan
berbicara.
5. Saran
Kajian senyapan dan penyebabnya pada vidio “Cara Bersahabat dengan Anak Puber
Zaman Now oleh Dr. Aisyah Dahlan”. Peneliti mengharapkan penelitian selanjutnya dapat
meneruskan kajian peneliti tentang psikolinguistik, yaitu berkaitan dengan proses mental
saat produksi ujaran dapat semakin diminati.
Daftar Rujukan
Aqib, Zainal. (2011). Pendidikan Karakter Membangun Perilaku Positif Membangun Anak Bangsa. Bandung:
Yrama Widya.
Dardjowidjojo, Soenjono. 2005. Psikolinguistik: Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia. Jakarta: Yayasan
Obor Indonesia.
Farida, Nugrahani. (2014). Metode Penelitian Kualitatif dalam Penelitian Pendidikan Bahasa. Surakarta:
Cakra Books.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Diakses melalui https://kbbi.web.id/keteladanan, 11 april 2020.
Mahsun. 2012. Metode Penelitian Bahasa Tahapan Strategi, Metode, dan Tekniknya. Jakarta: Rajawali Pers.
Moleong, L. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Nasucha, Yakub. 2008. Teori Berbicara Untuk Terampil Berbicara. Buku Pegangan Kuliah.