Anda di halaman 1dari 7

GIRALDO FAINTFMART(15120068) GD3103 FOTOGRAMETRI I TUGAS KE-1

MODUL 2_ Interseksi dari Dua Foto dan Banyak Foto


22 September 2022
1. Pendahuluan
1.1 Tujuan Praktikum
a. Tujuan dari pelaksanaan kegiatan praktikum adalah sebagai berikut.
b. Menentukan nilai parameter orientasi luar dari kamera hasil hitungan model 1
dan 2;
c. Menentukan koordinat dari titik P1-P4 pada model 1 dan 2;
d. Menentukan nilai RMSE X, Y, dan Z perbedaan koordinat yang dihasilkan dari
model gambar 1 dan 2.
1.2 Dasar Teori
Dalam fotogrametri, syarat fundamental yang banyak digunakan adalah syarat
kesegarisan berkas sinar (collinearity condition) yaitu suatu kondisi dimana titik pusat
proyeksi, titik foto dan titik objek di tanah terletak pada satu garis dalam ruang. Kondisi ini
dinamakan kondisi kolinearitas. Kamera fotogrametri tidak mempunya lensa yang
sempurna, sehingga proses perekaman yang dilakukan akan memiliki kesalahan. Oleh
karena itu, perlu dilakukan pengkalibrasian kamera untuk dapat menentukan besarnya
penyimpangan-peyimpangan yang terjadi.
Interseksi mengacu pada penentuan posisi titik dalam ruang objek dengan memotong
sinar citra dari dua citra atau lebih. Metode standar sekali lagi adalah penerapan persamaan
collinearity.

Gambar 1. Ilustrasi dari proses interseksi dari dua foto

Kelas(03) Page 1
GIRALDO FAINTFMART(15120068) GD3103 FOTOGRAMETRI I TUGAS KE-1

Dalam proses interseksi, yang digunakan untuk menentukan parameter XA, YA dan ZA
dibutuhkan paling tidak dua garis sekawan dari dua berkas yang berbeda. Dengan dua garis
tersebut, maka dapat dihasilkan 4 persamaan independen yang digunakan untuk menentukan
tiga parameter yang telah disebutkan. Hal ini dikarenakan parameter yang akan ditentukan
berjumlah tiga buah, maka paling tidak dibutuhkan n+1 buah persamaan. Apabila empat
buah persamaan atau lebih dapat dibaca, maka perhitungan dengan least square dapat
digunakan. Dalam perataan blok berkas, intersection diaplikasikan setelah solusi untuk
unsur orientasi luar diperoleh, untuk menghitung koordinat tanah titik kontrol minor.
Setelah dilakukannya interseksi, maka produk akhir yang dihasilkan adalah model
absolut stereo. Model ini dihasilkan untuk daerah atau medan yang saling bertampalan.
Model inilah yang nantinya akan digunakan pada bagian orientasi absolut. Untuk hasil
pengukuran dan perhitungan terbaik, biasanya diperoleh apabila pemotretan udara
direncanakan secara khusus untuk pembuatan orthophoto. Namun juga harus tetap
memperhatikan aspek lain, seperti jalur terbang dan juga tinggi terbang.
Persamaan yang digunakan pada proses interseksi dapat dilihat pada penjelasan di
bawah, Hubungan perspektif antara foto dan objek dalam koordinat ruang :
𝑋𝐴 𝑋𝐿 𝑥𝑎− 𝑥0 𝑋𝐴− 𝑋𝐿 𝑥𝑎′
𝑋 −𝑋 𝑌 −𝑌 𝑍 −𝑍
[ 𝑌𝐴 ] = [ 𝑌𝐿 ] + 𝑆𝑎 𝑀𝑇 [𝑦𝑎− 𝑦0 ] ⇒ [ 𝑌𝐿− 𝑌𝐿 ] = 𝑆𝑎 [𝑦𝑎′ ] ⇒ 𝑆𝑎 = 𝐴 ′ 𝐿 = 𝐴 ′ 𝐿 = 𝐴 ′ 𝐿
𝑥𝑎 𝑦𝑎 𝑧𝑎
𝑍𝐴 𝑍𝐿 −𝑓 𝑍𝐿− 𝑍𝐿 𝑧𝑎′
Dua persamaan independen dengan 3 koordinat objek yang tidak diketahui
𝑋𝐴 − 𝑋𝐿 𝑌𝐴 − 𝑌𝐿
= ⇒ 𝑦𝑎′ (𝑋𝐴 − 𝑋𝐿 ) = 𝑥𝑎′ (𝑌𝐴 − 𝑌𝐿 ) ⇒ 𝑦𝑎′ 𝑋𝐴 − 𝑥𝑎′ 𝑌𝐴 = (𝑦𝑎′ 𝑋𝐿 − 𝑥𝑎′ 𝑌𝐿 )
𝑥𝑎′ 𝑦𝑎′
𝑌𝐴 − 𝑌𝐿 𝑍𝐴 − 𝑍𝐿
= ⇒ 𝑧𝑎′ (𝑌𝐴 − 𝑌𝐿 ) = 𝑦𝑎′ (𝑍𝐴 − 𝑍𝐿 ) ⇒ 𝑧𝑎′ 𝑌𝐴 − 𝑥𝑎′ 𝑍𝐴 = (𝑧𝑎′ 𝑌𝐿 − 𝑦𝑎′ 𝑍𝐿 )
𝑦𝑎′ 𝑧𝑎′

Gambar 2. Alur proses interseksi dengan menggunakan dua foto

Kelas(03) Page 2
GIRALDO FAINTFMART(15120068) GD3103 FOTOGRAMETRI I TUGAS KE-1

2. Pembahasan
2.1 Tahapan Pelaksanaan Praktikum

Gambar 3. Diagram alir praktikum


Kelas(03) Page 3
GIRALDO FAINTFMART(15120068) GD3103 FOTOGRAMETRI I TUGAS KE-1

Tabel 1. Keterangan Diagram Alir


Bentuk Keterangan
Mulai atau selesai

Proses

Input atau Output

Penghubung bagian dalam satu


halaman

Arah aliran

2.2 Hasil dan Analisis


Praktikum Modul 2: Interseksi dari Dua Foto dan Banyak Foto dilaksanakan pada
Kamis, 29 September 2022 pukul 14.00-15.00 WIB di Lab Komputer I . Praktikum
dilakukan menggunakan software Australis dengan tahapan yang telah dijelaskan dalam
diagram alir pada pembahasan sebelumnya. Pada praktikum ini dicari parameter orientasi
luar dari Model 1 yang terdiri dari foto 1 dan foto 2 serta Model 2 yang terdiri dari foto
2 dan foto 3. Berikut merupakan hasil parameter orientasi luar dari kedua model.

Tabel 2. Parameter Orientasi Luar Model 1


No Foto x y z Azimuth Elevation Roll
1 787400,923 9238902,548 1605,666 133,083 -89,142 -133,055

787867,884 9238893,554 1607,319 164,772 -87,302 -164,542


2

Tabel 3. Parameter Orientasi Luar Model 2


No Foto x y z Azimuth Elevation Roll
1 787400,923 9238902,548 1605,666 133,083 -89,142 -133,055

787867,884 9238893,554 1607,319 164,772 -87,302 -164,542


2

Dari kedua hasil parameter orientasi luar tersebut, dapat dilihat bahwa terdapat
perbedaan antara nilai parameter orientasi luar model 1 dan nilai parameter orientasi luar
model 2. Perbedaan itu disebabkan oleh penandaan titik fidusial dan GCP pada kedua
model tidak identik di tempat yang sama. Pada saat penandaan titik fidusial maupun GCP
sangat rawan terjadi perbedaan posisi sehingga memungkinkan posisi titik-titik terutama

Kelas(03) Page 4
GIRALDO FAINTFMART(15120068) GD3103 FOTOGRAMETRI I TUGAS KE-1

GCP yang bergeser baik pada model 1 maupun model 2 meskipun pergeserannya hanya
sedikit. Hal tersebut juga terjadi dikarenakan adanya ketidak-konsistenan posisi objek
secara horizontal dan vertikal dari model strereo, yang disebabkan oleh adanya adanya
kesalahan seperti kurang presisi ketika melakukan penandaan titik objek, sehingga
terdapat perbedaan nilai.

Kemudian ditentukan pula koordinat X,Y, dan Z titik P1-P4 pada kedua model.
Didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 4. Koordinat P1-P5

No Model 1 Model 2
Koordinat
X Y Z X Y Z

P1 787845.9992 9239173.8944 838.1923 787846.1068 9239173.9723 839.1572

P2 787829.2003 9239052.2229 821.0019 787829.1855 9239051.8911 821.8833

P3 787792.0421 9238894.0175 821.5689 787792.1512 9238893.7657 822.0729

P4 787852.5556 9238798.8264 790.5354 787852.5368 9238798.6286 791.1000

P5 787893.8687 9238383.5089 780.2157 787893.8069 9238383.2340 779.9528

Hasil perhitungan koordinat tanah pada kedua model diatas diperoleh dengan melalui
proses interseksi. Didapat hasil bahwa pada kedua model terdapat perbedaan koordinat
tanah. Proses interseksi dapat dipengaruhi oleh beberapa hal yang salah satunya yakni
parameter orientasi luar yang dihitung melalui proses reseksi. Dengan demikian, maka
proses interseksi masih dipengaruhi oleh proses reseksi. Hal ini secara tidak langsung
dapat diartikan, jika faktor-faktor yang mempengaruhi proses reseksi juga menjadi faktor
yang mempengaruhi proses interseksi. Selain itu, perbedaan juga dikarenakan penandaan
titik P1 hingga P5 pada model 1 dan model 2 yang tidak identik di tempat yang sama.
Faktor-faktor inilah yang dapat menyebabkan perbedaan hasil hitungan koordinat tanah
pada foto yang sama di model yang berbeda. Pada praktikum ini juga ditentukan
perbedaan koordinat tanah dari kedua model serta nilai RMSEnya. Perhitungan nilai
RMSE dilakukan dengan melakukan perhitungan nilai akar kuadrat dari rata-rata setiap
dimensi yang disebut dengan nilai RMSE.

Kelas(03) Page 5
GIRALDO FAINTFMART(15120068) GD3103 FOTOGRAMETRI I TUGAS KE-1

Tabel 5. Tabel RMSE


No Perbedaan RMSE
Koordinat X Y Z X Y Z
P1 -0.10760000 -0.07790000 -0.96490000 0.01157776 0.00606841 0.93103201
P2 0.01480000 0.33180000 -0.88140000 0.00021904 0.11009124 0.77686596
P3 -0.10910000 0.25180000 -0.50400000 0.01190281 0.06340324 0.25401600
P4 0.01880000 0.19780000 -0.56460000 0.00035344 0.03912484 0.31877316
P5 0.06180000 0.27490000 0.26290000 0.00381924 0.07557001 0.06911641
RMSE Total 0.02787229 0.29425774 2.34980354

Perhitungan nilai RMSE dapat dilihat pada tabel di atas. Perhitungan nilai RMSE
yang cukup signifikan disebabkan oleh kurang tepatnya penandaan titik sehingga adanya
perbedaan yang lebih besar dari sumbu X dan Y. Selain itu, proses interseksi juga masih
dipengaruhi oleh proses reseksi. Nilai RMSE yang dihasilkan pada proses reseksi akan
secara tidak langsung ikut dalam proses perhitungan interseksi sehingga dapat dikatakan
nilai error tersebut saling berkaitan satu sama lain. Tinggi terbang kamera dimungkinkan
juga dapat mempengaruhi hasil dari dimensi Z.
3. Penutup
3.1 Kesimpulan
a) Nilai parameter orientasi luar dari kamera dapat dilihat pada Tabel 3 dan nilai
parameter orientasi luar dari kamera hasil hitungan model gambar 2 dapat dilihat
pada Tabel 3
b) Koordinat tanah dari titik P1-P4 untuk model gambar 1 dan 2 dapat dilihat pada
Tabel 4
3.2 Saran dan Kritik Praktikum
Menurut saya kegiatan praktikum modul dua kali ini sudah berjalan dengan baik dan
lancar. Sedikit saran mungkin mungkin untuk langkah praktikum berupa video supaya
praktikan lebih mudah memahami langkah langkah dari praktikum.

Daftar Referensi
Fotogametri, T. A. “Modul Praktikum Fotogametri. Modul 1: Interseksi dari Dua Foto dan Banyak
Foto” pp. 2-3, 2022

P. Rizki, “Interseksi dari Dua Foto dan Banyak Foto” 2015.

D. Budi and H Gularso, “Studi Pemotretan Udara dengan Wahana Quadcopter UAV
Photogrammetry Menggunakan Kamera Non Metrik Digital” 2018.

Kelas(03) Page 6
GIRALDO FAINTFMART(15120068) GD3103 FOTOGRAMETRI I TUGAS KE-1

Perbandingan Nilai Koordinat dan Elevasi Antar Model Stereo pada Foto Udara Hasil Triangulasi
Udara. Badan Informasi Geospasial

Dasar-Dasar Fotogrametri Interpretasi Foto Udara. Penerjemah : Boesriarti Boerman. UI-Press.


Permadi, Rizki. 2015.

Konsep Dasar Pemetaan Fotogrametri. Semarang : Universitas Diponegoro. Wolf, Paul R. 1993.
Elemen Fotogrametri. Penerjemah: Gunadi, dkk. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada

Kelas(03) Page 7

Anda mungkin juga menyukai