Anda di halaman 1dari 10

Capaian Pembelajaran Pendidikan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa

RASIONAL
Negara Indonesia memiliki dasar negara dan landasan ideologi, yaitu Pancasila. Pancasila
merupakan kristalisasi nilai-nilai budaya Bangsa Indonesia. Sila pertama yang menjiwai dan meliputi
sila-sila dalam Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa. Perwujudan sila pertama itu di antaranya
adalah Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa selanjutnya ditulis Kepercayaan. Kepercayaan itu
merupakan salah satu modal dasar pembangunan nasional yang meyakini nilai-nilai budaya yang lahir
dan rujukan pembentukan karakter bangsa Indonesia.
Pentingnya pendidikan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa untuk menjawab tentang
sejarah asal usul Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa (Bustami, 2017), makna dan tujuan
utama kehidupan melalui budi pekerti (Sumiyati & Sumarwanto, 2017), dasarnya Kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa (Hernandi, 2017), martabat spiritual, masalah larangan dan kewajiban,
dan arti menjadi manusia. Pendidikan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa tentang budi
pekerti meliputi budi pekerti kepada sesama makhluk, kepada masyarakat, kepada lingkungan, kepada
bangsa dan negara, serta anjuran serta larangan. Sejarah Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
di Indonesia meliputi asal usul ajaran, perkembangan Penghayat, dan peran dan sumbangsih dalam
perjuangan dan pergerakan nasional serta pembangunan nasional. Pelindungan, pelayanan, dan
pembinaan negara terhadap Penghayat menjadi bagian penting materi sejarah. Martabat Kepercayaan
meliputi unsur-unsur dan bentuk martabat Kepercayaan bidang filsafat, seni, arsitektur, dan ekspresi
budaya spiritual.
Pendidikan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa berkontribusi dalam mempromosikan
rasa saling menghormati dan toleransi dalam masyarakat beragam. Pendidikan Kepercayaan terhadap
Tuhan yang Maha Esa ini juga menawarkan untuk refleksi pribadi untuk membangun keindonesiaan
(Basuki, 2005) dan perkembangan spiritual nusantara sehingga memperdalam pemahaman tentang
pentingnya nila-nilai kearifan lokal dalam kehidupan berbangsa dan bernegara pada situasi
keberagaman global.

TUJUAN BELAJAR PENDIDIKAN KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN


YANG MAHA ESA
Mata Pelajaran Pendidikan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa bertujuan untuk memastikan
peserta didik:

1. Memahami sejarah Kepercayaan terhadap Tuhan YME untuk mengetahui keteladanan tentang
kejujuran (tokoh, sosok, panutan) mengenai perjuangan, pendidikan, dan kemanusiaan;
2. Memiliki kepedulian dalam berbagai persitiwa kehidupan baik lingkungan dan masyarakat di
sekitarnya pada khususnya serta kehidupan berbangsa dan bernegara pada umumnya,
bersikap disiplin dan bertanggung jawab terhadap tugas dan kewajiban yang diembannya serta
memiliki sikap santun, pemaaf, adi luhung yang merupakan budaya asli pemahaman dari ajaran
budi pekerti luhur;
3. Memiliki sikap toleransi terhadap sesama manusia untuk bisa menerima perbedaan pada
masyarakat yang beragam baik secara lokal maupun global dengan cara menyampaikan
pendapat secara santun dan menghargai serta mendengarkan pendapat yang berbeda sebagai
bukti penumbuhan budi pekerti luhur serta pengembangan kedewasaan diri.
4. Meyakini adanya Tuhan dan Tuhan itu Maha Esa, meyakini kemahakuasaan Tuhan, mengenal
dan mensyukuri karunia Tuhan berupa alam semesta beserta isinya yang merupakan ciptaan
Tuhan.
5. Mencintai budaya spiritual nusantara dan kearifan lokal masing-masing daerah, serta mampu
menunjukkan percaya diri sebagai pengemban ajaran Kepercayaan warisan leluhur yang
proaktif mempromosikan penghargaan kebhinekaan dan keragaman global.
6. Menunjukkan perbuatan baik dan menjauhkan perbuatan buruk serta mampu menjelaskan
pentingnya menunaikan kewajiban untuk senantiasa mendasarkan budi luhur dalam semua
tindakan dan mencegah perbuatan buruk yang ada di rumah, sekolah, dan lingkungan
sekitarnya.

KARAKTERISTIK MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEPERCAYAAN


TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA
Mata pelajaran pendidikan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa digambarkan dalam 5 elemen
pendidikan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sebagai berikut:

1. Sejarah
Pada elemen ini, peserta didik peserta didik sejarah Kepercayaan terhadap Tuhan YME, sejarah
tokoh penghayat Kepercayaan, serta pelaku dan pejuang Kepercayaan
2. Keagungan Tuhan
Pada elemen ini, peserta didik mengenal konsep Tuhan dan pengertian Sifat-sifat Tuhan serta
hukum alam semesta.
3. Budi Pekerti
Pada elemen ini, peserta didik menunjukkan perilaku budi pekerti luhur dan keteladanan
dengan cara menghayati peran serta dan sumbangsih penghayat Kepercayaan dalam kegiatan
kemasyarakatan serta di kehidupan berbangsa dan bernegara.
4. Martabat Spiritual
5. Pada elemen ini, peserta didik mempelajari keragaman budaya nusantara dan kearifan lokal,
bentuk-bentuk ritual, serta menunjukkan sikap religius dengan kecerdasan spiritual.
6. Larangan dan Kewajiban
Pada elemen ini, peserta didik memahami pentingnya berbuat baik dan menghindari perbuatan
buruk serta melaksanakan kewajiban dalam Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa

CAPAIAN PEMBELAJARAN SETIAP FASE


Fase A (Umumnya Kelas 1-2)

Peserta didik mampu menerima ajaran Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang ditunjukkan
dengan budi pekerti luhur dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru dan tetangganya dengan
cara mengenal dirinya dengan berbagai aturan dalam ajaran Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa di keluarga, sekolah, dan lingkungan sekitarnya. Peserta didik juga dapat memahami pengetahuan
faktual dengan cara mengamati dan berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya sebagai makhluk
ciptaan Tuhan dan benda-benda di sekitarnya baik di rumah maupun di sekolah sehingga
menumbuhkan rasa syukur atas adanya kekuasaan dan keberadaan Tuhan. Selain itu peserta didik juga
mampu memperlihatkan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dalam karya martabat spiritual
dalam tindakan yang mencerminkan anak berperilaku budi pekerti luhur.
Diakhir fase ini, peserta didik mampu menunjukkan fakta dan contoh konkret terkait fenomena dan
kejadian tampak mata berdasarkan pengalamannya sehari-hari melaksanakan sikap budi pekerti luhur,
rasa bersyukur kepada Tuhan, serta nilai-nilai kebaikan yang dibawa dari rumah yang diaplikasikan di
lingkungan sekolah. Peserta didik juga mampu menunjukkan sikap budi pekerti luhur dalam lingkungan
keluarga dan sekolah.

Fase B (Umumnya Kelas 3-4)

Peserta didik mampu menerima dan menjalankan ajaran Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
yang ditunjukkan dengan budi pekerti luhur dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru dan
tetangganya dengan cara mengenal berbagai aturan dalam ajaran Kepercayaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa di keluarga, sekolah, dan lingkungan sekitarnya. Peserta didik juga dapat memahami
pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan bertanya atas kesamaan dan perbedaan dirinya
dengan orang lain atas dasar rasa ingin tahu tentang dirinya dan orang lain sebagai makhluk ciptaan
Tuhan dan benda-benda di sekitarnya baik di rumah maupun di sekolah sehingga menumbuhkan rasa
syukur atas adanya kekuasaan dan keberadaan Tuhan. Selain itu peserta didik juga mampu
memperlihatkan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dalam karya martabat spiritual
dalam tindakan yang mencerminkan anak berperilaku budi pekerti luhur.

Diakhir fase ini, peserta didik mampu menjelaskan dengan bernalar kritis sederhana hubungan fakta
dan konsep terkait fenomena dan kejadian tampak mata berdasarkan pengalamannya sehari-hari
melaksanakan sikap budi pekerti luhur, rasa bersyukur kepada Tuhan, serta nilai-nilai kebaikan yang
dibawa dari rumah yang diaplikasikan di lingkungan sekolah. Peserta didik juga mampu menunjukkan
sikap budi pekerti luhur dalam lingkungan keluarga dan sekolah serta memahami perbedaan dirinya
dan orang lain dengan melakukan dialog antar Agama dan Kepercayaan.

Fase C (Umumnya Kelas 5-6)

Peserta didik mampu menjalankan dan menghargai ajaran Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa sehingga dapat menunjukkan sikap budi pekerti luhur dalam berinteraksi bukan hanya dengan
keluarga, teman, guru, serta sekolah, bahkan dengan bangsa dan negaranya sebagai dasar kodrati.
Peserta didik juga bukan hanya memahami pengetahuan faktual, tetapi juga pengetahuan konseptual
dengan cara mengamati, menanya, dan mencoba berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya sebagai
makhluk ciptaan Tuhan dan benda-benda di sekitarnya baik di rumah, sekolah, serta tempat
bermainnya sehingga menumbuhkan rasa syukur atas adanya kekuasaan dan keberadaan Tuhan. Selain
itu peserta didik juga harus mampu menyajikan pengetahuan faktual dan konseptual dalam bahasa
yang jelas, sistematis, dan logis dalam karya martabat spiritual melalui tindakan yang mencerminkan
anak berperilaku budi pekerti luhur.

Diakhir fase ini, peserta didik mampu mengunakan nalar kritis terkait fenomena dan kejadian tampak
mata berupa fakta konkret dan konsep sederhana dalam mengidentifikasi keteladanan ajaran
Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa baik ditingkat keluarga, tokoh, dan lingkungan sekitarnya
sehingga peserta didik dapat menyimpulkan perbuatan budi pekerti luhur baik di lingkungan keluarga,
teman, guru, serta sekolah bahkan dengan bangsa dan negaranya. Peserta didik juga mampu
menunjukkan sikap budi pekerti luhur dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan lingkungan sekitarnya
bahkan dengan bangsa dan negaranya serta memahami perbedaan pendapat dengan cara melakukan
dialog antar Agama dan Kepercayaan.
Fase D (Umumnya Kelas 7-9)

Peserta didik mampu menghargai dan menghayati ajaran Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
sehingga dapat menunjukkan sikap budi pekerti luhur dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam pada jangkauan pergaulan dan keberadaannya. Peserta didik juga mampu
memahami dan menggunakan pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural berdasarkan rasa ingin
tahu tentang ilmu dan teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata sehingga
menumbuhkan rasa syukur atas adanya kekuasaan dan keberadaan Tuhan. Selain itu, peserta didik juga
harus mampu mengolah, menyajikan, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung,
menggambar, dan mengarang) sesuai dengan sudut padang yang sama dalam ajaran Kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Diakhir fase ini, peserta didik mampu menyimpulkan dan menjelaskan secara nalar pentingnya budi
pekerti luhur dalam ajaran Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa serta menjelaskan bukti-bukti
kemahakuasaan Tuhan dalam berbagai kehidupan baik itu lingkungan keluarga, teman, guru, serta
sekolah, bahkan di lingkungan berbangsa dan bernegara. Peserta didik juga mampu menunjukkan
sikap budi pekerti luhur dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan lingkungan sekitarnya serta
lingkungan sosial dan alam pada jangkuan pergaulan dan keberadaannya.

Fase E (Umumnya Kelas 10)

Peserta didik mampu menghayati ajaran Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sehingga dapat
menunjukkan perilaku budi pekerti luhur yang responsif dan proaktif untuk menjadi bagian dari solusi
atas permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dan negara dalam pergaulan keragaman global. Peserta
didik juga mampu menerapkan, menganalisis dan menilai pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
serta hasil kreasinya berdasarkan rasa ingin tahunya tentang tentang ilmu dan teknologi, seni, budaya
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah sehingga menumbuhkan rasa
syukur atas adanya kekuasaan dan keberadaan Tuhan. Peserta didik juga harus mampu mengolah,
menalar, menyajikan hasil analisis dan penilaiannya secara kreatif dalam ranah konkret dan abstrak
terkait dengan pengkajian ajaran Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa secara mandiri serta
bertindak secara efektif, kreatif, dan mampu menjalankan ajaran Kepercayaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan yang luas dan beragam.

Peserta didik dapat menjelaskan Sejarah Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Asal usul kehidupan.
Peserta didik dapat menjelaskan konsep prosedural penumbuhan budi pekerti luhur dalam dirinya
serta penerapan kehidupan. Peserta didik dapat mendeskripsikan unsur-unsur diri manusia sebagai
makhluk ciptaan Tuhan YME dalam kehidupan dan penghidupannya. Peserta didik juga dapat
mendeskripsikan pola ritual religius ajaran Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa serta
mencintai nilai kearifan lokal lingkungan hidup dengan kreasi penerapannya dalam nilai ekospiritual
dan teknologi kekinian. Peserta didik dapat mendeskripsikan ragam larangan dan kewajiban ajaran
Kepercayaannya

Diakhir fase ini, peserta didik mampu mengkomunikasikan hasil analisis dan penilaian tentang aspek
sejarah Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dikaitkan dengan keragaman budaya spiritual
nusantara serta makna berbudi pekerti luhur dalam ajaran Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa dalam lingkungan yang luas dan beragam.
Fase F (Umumnya Kelas 11 -12)

Peserta didik mampu menghayati ajaran Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sehingga dapat
menunjukkan perilaku budi pekerti luhur yang responsif dan proaktif untuk menjadi bagian dari solusi
atas permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dan negara dalam pergaulan keragaman global. Peserta
didik juga mampu menerapkan, menganalisis dan menilai pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,
serta metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang tentang ilmu dan teknologi, seni, budaya
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah sehingga menumbuhkan rasa
syukur atas adanya kekuasaan dan keberadaan Tuhan. Peserta didik juga harus mampu mengolah,
menalar, menyajikan dan menciptakan dalam ranah konkret dan abstrak terkait dengan pengembangan
ajaran Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa secara mandiri serta bertindak secara efektif,
kreatif, dan mampu menjalankan ajaran Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan
situasi dan kondisi lingkungan yang luas dan beragam.

Pesert didik dapat mengkreasi Perjuangan dan eksistensi Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
di daerahnya serta mendeskripsikan nilai-nilai keteladanan tokoh Kepercayaan dalam lingkungan
masyarakat, bangsa dan negara. Peserta didik dapat mendeskripsikan makna kebaikan, bertanggung
jawab, percaya diri, mengamalkan sikap santun, sabar dan pemaaf; dan menyajikan praktik
pengamalan nilai-nilai keteladanan berbudi pekerti luhur dalam kehidupan masyarakat, berbangsa dan
bernegara. Peserta didik dapat mendeskripsikan pentingya perilaku bersyukur atas karunia dan rasa
cinta kepada sesama makhluk ciptaan Tuhan. Peserta didik dapat menjelaskan konsep hubungan antara
manusia dengan Tuhan dan alam semesta. Peserta didik mampu mengevaluasi kecerdasan spiritual dan
kearifan local serta mengekspresikan wujud cinta budaya spiritual nusantara dengan membuat karya
ilmiah dan atau atraksi kebudayaan. Peserta didik dapat menyajikan hasil analisis tahapan prosedural
pencapaian menjalankan kewajiban dan tahapan menghindari larangan dalam Kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa

Diakhir fase ini, peserta didik mampu menghasilkan gagasan dan ide untuk mengkomunikasikan hasil
kreasi dan penilaian tentang makna berbudi pekerti luhur dalam ajaran Kepercayaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa dalam lingkungan yang luas dan beragam. Peserta didik juga mampu menunjukkan sikap
budi pekerti luhur dalam lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan
kehidupan berbangsa dan bernegara dalam pergaulan keragaman global.
CAPAIAN FASE BERDASARKAN ELEMEN
Elemen FASE A (1-2) FASE B (3-4) FASE C (5-6) FASE D (7-9) FASE E (10) FASE F (11-12)
Sejarah Pada akhir FASE B, Pada akhir FASE C, Pada akhir FASE D, Pada akhir FASE E, Pada akhir FASE F,
peserta didik dapat peserta didik dapat peserta didik dapat peserta didik dapat peserta didik dapat
mengenal asal usul mengenal dan mengaitkan sejarah mengamalkan memberikan
Kepercayaan menjelaskan asal keteladanan tokoh – Ajaran argumentasi
terhadap Tuhan usul Kepercayaan tokoh Kepercayaan Kepercayaannya pengetahuan
Yang Maha Esa terhadap Tuhan terhadap Tuhan YME tentang prosedural
dengan cara Yang Maha Esa untuk meningkatkan Peserta didik dapat asal-usul hidup dan
mengenal ajaran dengan cara nilai penghayatan mengkomunikasikan kehidupan dengan
Kepercayaan mengenal ajaran Kepercayaan. sejarah Kepercayaan beberapa teori asal
terhadap Tuhan Kepercayaan terhadap Tuhan mula alam semesta.
Yang Maha Esa serta terhadap Tuhan Peserta didik YME, dan
sejarah penyebaran Yang Maha Esa serta mengahayati ajaran Peserta didik juga Peserta didik
Kepercayaan sejarah penyebaran Kepercayaan dan dapat memberikan mengkontruksi
terhadap Tuhan Kepercayaan mengkontruksi argumentasi sejarah dan
Yang Maha Esa di terhadap Tuhan sejarah dan pengetahuan perjuangan
Indonesia Yang Maha Esa di perjuangan tentang sistem Kepercayaan
Indonesia Kepercayaan Kepercayaan terhadap Tuhan
terhadap Tuhan prosedural asal-usul Yang Maha Esa
Yang Maha Esa hidup dan meliputi
meliputi kehidupan dengan keteladanan dan
keteladanan dan beberapa teori asal perjuangan
perjuangan mula alam semesta. pendidikan dan
pendidikan dan kemanusiaan
kemanusiaan menjadi nilai yang
menjadi nilai yang terkristalisasi dalam
terkristalisasi dalam lingkup pergaulan
lingkup pergaulan global.
global
Elemen FASE A (1-2) FASE B (3-4) FASE C (5-6) FASE D (7-9) FASE E (10) FASE F (11-12)
Keagungan Pada akhir FASE A, Pada akhir FASE B, Pada akhir FASE C, Pada akhir FASE D, Pada akhir FASE E, Pada akhir FASE F,
Tuhan peserta didik dapat peserta didik dapat peserta didik dapat peserta didik dapat peserta didik dapat peserta didik dapat
mengenal kebesaran menunjukkan menunjukkan sikap menceritakan menghayati menjelaskan
Tuhan melalui kebesaran Tuhan taat kepada Tuhan adanya Tuhan dan keagungan Tuhan hubungan Tuhan
pengamatan tubuh. Yang Maha Esa Yang Maha Esa Tuhan itu Maha Esa dengan rasa syukur YME dengan asal-
Peserta didik dapat dengan cara bedasarkan serta sifat-sifat atas karunia adanya usul adanya sesuatu
mengenal dan menunjukkan cara pengamatan Tuhan. Peserta didik ciptaan-Nya serta serta hidup dan
menunjukkan manembah di terhadap dirinya dan dapat menceritakan mendeskripsikan kehidupan.
anggota tubuh, lingkungan alam sekitar. Peserta kemahakuasaan unsur-unsur diri dan
fungsi pancaindra rumahnya. Peserta didik dapat Tuhan dalam kewajiban manusia Peserta didik dapat
agar dapat menjaga didik dapat menunjukkan berbagai peristiwa sujud syukur sebagai menjelaskan
kebersihan merawat mengenal dan perilaku mandiri, kehidupan. Peserta makhluk ciptaan hubungan antara
anggota tubuh mengikuti hari-hari percaya diri dan didik dapat Tuhan YME, manusia dan Tuhan
sebagai anugerah besar Kepercayaan tanggung jawab, mengakui dan melalui pengenalan
dari Tuhan Yang terhadap Tuhan serta menunjukkan menerima adanya dirinya sebagai
Maha Esa. Yang Maha Esa. perilaku hidup bersih keterbatasan dalam ciptaan-Nya,
dan sehat, serta diri manusia. menyadari percikan
menunjukkan sikap energi semesta dan
santun dan KeiIIahian dalam diri
menghargai sesama untuk kepentingn
manusia sesama manusia,
yang selaras dengan
hukum alam
semesta
Budi Pekerti Pada akhir FASE A, Pada akhir FASE B, Pada akhir FASE C, Pada akhir FASE D, Pada akhir Fase E, Pada akhir FASE F,
peserta didik dapat peserta didik dapat peserta didik dapat peserta didik dapat peserta didik dapat peserta didik dapat
mengenal budi menunjukkan budi menunjukkan sikap Menunjukkan sikap mengamalkan dan membangun nilai-
pekerti. Peserta pekerti. Peserta budi pekerti dalam kepedulian dalam mengkomunikasikan nilai Luhur
didik mulai didik mulai berinteraksi dengan berbagai persitiwa konsep prosedural Keindonesiaan baik
mengenal hingga mengenal hingga keluarga, teman, kehidupan dengan penumbuhan sikap dalam lingkungan
menunjukkan sikap- menunjukkan sikap- dan guru serta lingkungan dan budi pekerti luhur maupun dalam
sikap dalam budi sikap dalam budi kehidupan masyarakat di dalam dirinya serta kehidupan
Elemen FASE A (1-2) FASE B (3-4) FASE C (5-6) FASE D (7-9) FASE E (10) FASE F (11-12)
pekerti dalam pekerti dalam berbangsa dan sekitarnya serta penerapannya berbangsa dan
berinteraksi dengan berinteraksi dengan bernegara. kehidupan dalam wujud sikap bernegara.
keluarga, teman, keluarga, lingkungan berbangsa dan tanggungjawab,
dan guru. sekitarnya, teman, Kokulikuler: Dialog bernegara. kerja keras dan Pada akhir
dan guru serta antar Agama dan peduli berbagi, pembelajaran peserta
berdialog antar Kepercayaan sopan -menghargai, didik dapat
Agama dan santun – menerima mengamalkan dan
Kepercayaan berbeda pendapat, meneladankan
serta sikap taat azas pribadi mandiri
– terpercaya dalam bertanggung jawab,
kehidupannya sikap saling
berbangsa dan mengasihi sesama
bernegara mahkluk, dan sikap
berdasarkan nilai memayu hayuning
nilai Pancasila bawono (menjaga
dan melestarikan
alam semesta) di
lingkungan hidupnya.

Martabat Pada akhir FASE A, Pada akhir FASE B, Pada akhir FASE C, Pada akhir FASE D, Pada akhir Fase E, Pada akhir FASE F,
Spiritual peserta didik dapat peserta didik dapat peserta didik dapat peserta didik dapat peserta didik dapat
mengenal rasa menunjukkan rasa menunjukkan memahami dan Peserta didik dapat mengamalkan sikap
bersyukur atas bersyukur atas perilaku bersyukur menjelaskan menghayati dan pelajar sepanjang
karunia ciptaan karunia ciptaan atas karunia ciptaan perilaku bersyukur mendeskripsikan hayat yang memiliki
Tuhan dengan cara Tuhan dengan cara Tuhan dengan atas karunia ciptaan pola ritual religius kompetensi global
mengekplorasi mengekplorasi memperlihatkan Tuhan dengan ajaran Kepercayaan dan berperilaku
kecintaanya kepada kecintaanya kepada rasa cinta kepada memperlihatkan terhadap Tuhan sesuai dengan nilai-
dirinya orang tua, orang tua, teman, sesama manusia, rasa cinta kepada Yang Maha Esa di nilai Pancasila,
teman, dan guru, dan guru, bangsa hewan, bangsa, sesama makhluk daerahnya serta
sebagai bukti dan negara serta negara dan alam Tuhan sebagai bukti mencintai nilai Peserta didik dapat
ciptaan-Nya dalam alam sekitarnya sekitar sebagai bukti ciptaan-Nya dalam mengembangkan
Elemen FASE A (1-2) FASE B (3-4) FASE C (5-6) FASE D (7-9) FASE E (10) FASE F (11-12)
lingkungan yang sebagai bukti ciptaan-Nya dalam kehidupan kearifan lokal sikap saling
beragam. ciptaan-Nya dalam lingkungan yang berbangsa dan lingkungan hidup mengasihi antar
lingkungan yang beragam. bernegara serta sesama hidup dalam
Peserta didik juga beragam. lingkungan yang Peserta didik kehidupan sehari-
dapat mengikuti Peserta didik juga beragam. mengamalkan nilai hari dalam
kegiatan ritual di Peserta didik juga dapat menjalankan religius spiritual kehidupan
tempat/bangunan dapat mengikuti kegiatan ritual di Peserta didik juga melalui kreasi berbangsa dan
peribadatan untuk kegiatan ritual di tempat/bangunan dapat penerpan nilai bernegara serta
memahami tempat/bangunan peribadatan untuk memperagakan ekospiritual dan keragaman global
kapasitas dirinya peribadatan untuk memahami budaya lokal daerah teknologi kekinian tanpa kehilangan jati
sebagai ciptaan-Nya memahami kapasitas diri serta yang bersumber dari dalam kehidupan diri penghayat dan
yang patut disyukuri kapasitas dirinya dan lingkungannya kearifan lokal yang dan penghidupan. ke-Indonesiaannya.
yang dapat berupa penghayat lainnya sebagai ciptaan-Nya dikuasai sebagai
martabat spiritual. sebagai ciptaan-Nya yang patut disyukuri wujud rasa Peserta didik dapat
yang patut disyukuri yang dapat berupa bersyukur. Peserta menerima dan
yang dapat berupa martabat spiritual didik juga dapat memahami bisikan
martabat spiritual. dengan menyajikan menjelaskan Fungsi hati nurani dan
salah satu hasil karya budaya nusantara, tanggap terhadap
Kepercayaan manfaat tanda-tanda alam
terhadap Tuhan pengembangan dalam upaya
Yang Maha Esa. budaya ritual, dan mencapai
Interaksi budaya keselarasan hidup
nusantara dan lahir dan batin.
budaya global.

Larangan Pada akhir FASE A Pada akhir FASE B Pada akhir FASE C Pada akhir FASE D Pada akhir FASE E Pada akhir FASE F,
dan peserta didik dapat peserta didik dapat peserta didik dapat peserta didik dapat peserta didik dapat peserta didik dapat
Kewajiban belajar menahan diri belajar menerima mengendalikan menunjukkan dan menghayati dan mengamalkan ajaran
terhadap larangan- terhadap larangan- dirinya terhadap menjelaskan mengamalkan Kepercayaan
larangan yang larangan yang larangan-larangan perbuatan baik
terdapat di terdapat di yang terdapat di menerapkan ajaran
Elemen FASE A (1-2) FASE B (3-4) FASE C (5-6) FASE D (7-9) FASE E (10) FASE F (11-12)
lingkungan keluarga, lingkungan keluarga, lingkungan keluarga, perbuatan baik dan Kepercayaannya. Peserta didik dapat
teman, dan guru. teman, dan guru. teman, guru dan perbuatan buruk. Peserta didik dapat memahami,
Peserta didik dapat Peserta didik dapat lingkungan mendeskripsikan menghadapi, dan
menunjukkan menunjukkan sekitarnya. Peserta Peserta didik dapat ragam larangan dan mengatasi berbagai
kewajiban dirinya kewajiban dirinya didik dapat menjelaskan kewajiban ajaran masalah dan
dalam lingkungan dalam lingkungan menunjukkan pentingnya Kepercayaannya tantangan hidup
keluarga, guru, dan keluarga, guru, dan kewajiban dalam menunaikan dengan kematangan
temannya. temannya. lingkungan keluarga, kewajiban dalam jiwa dalam
guru, temannya dan Kepercayaan pengamalan budi
lingkungan terhadap Tuhan pekerti luhur..
sekitarnya. Yang Maha Esa

Anda mungkin juga menyukai