Anda di halaman 1dari 7

Kasus Monopoli Listrik Yang Dilakukan PT.

Perusahaan Listrik Negara


(PT. PLN)

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
PT. Perusahaan Listrik Negara (PT. PLN) merupakan Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) yang diberikan mandat untuk menyediakan kebutuhan listrik di Indonesia.
Seharusnya sudah menjadi kewajiban bagi PT. PLN untuk memenuhi itu semua, namun
pada kenyataannya masih banyak kasus dimana mereka merugikan masyarakat. Kasus ini
menjadi menarik karena disatu sisi kegiatan monopoli mereka dimaksudkan
untuk kepentingan mayoritas masyarakat dan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat sesuai
UUD 1945 Pasal 33, namun disisi lain tindakan PT. PLN justru belum atau bahkan tidak
menunjukkan kinerja yang baik dalam pemenuhan kebutuhan listrik masyarakat. Kinerja
PT. PLN yang tidak baik ditunjukkan pada saat terjadi krisis listrik yang parah sehingga
harus dilakukan pemadaman listrik serentak se-Jawa Bali pada Rabu, 20 Februari 2008
karena terjadi defisit pasokan listrik sebesar 1.044 MW. Saat itu, pemerintah bersiap untuk
mengumumkan keadaan darurat jika defisit pasokan listrik mencapai 1.500 MW.

Wacana mengenai krisis listrik ini sebenarnya telah muncul sejak awal tahun 2002
atau akhir tahun 2001. Pada waktu itu hingga sekarang muncul pemikiran untuk keterlibatan
pihak swasta terhadap pengelolaan ketenagalistrikan di Indonesia yang selama ini
dimonopoli oleh PLN. Fungsi PT. PLN sebagai pembangkit, transmisi, dan dustribusi listrik
mulai dipecah. Swasta mulai diizinkan untuk ikut andil dalam upaya pembangkitan tenaga
listrik di Indonesia. Namun untuk distribusi dan transmisi tetap dijalankan PT. PLN. Saat
ini telah ada 27 Independent Power Producer di Indonesia. Mereka termasuk Siemens,
General Electric, Enron, Mitsubishi, Californian Energy, Edison Mission Energy, Mitsui &
Co, Black & Veath Internasional, Duke Energy, Hoppwell Holding, dan masih banyak lagi.
Tetapi dalam menentukan harga listrik yang harus dibayar masyarakat tetap ditentukan oleh
PT. PLN sendiri. Artinya bahwa pihak swasta sangat dibutuhkan untuk upaya pembangkitan
listrik di Indonesia disamping PT. PLN yang menjadi pelaksana usaha penyediaan tenaga
listrik di Indonesia. Hal ini dilakukan untuk kepentingan masyarakat luas terutama dalam
hal menetapkan tarif yang dapat dijangkau masyarakat sesuai dengan kemampuan ekonomi
dan tingkat pendapatan masyarakat.

2. Rumusan Masalah
1. Bagimana kasus tindakan monopoli yang dilakukan oleh PT. PLN terhadap kelistrikan
yang ada di Indonesia ?
2. Apa upaya pemerintah dalam mengatasi dan menangani kasus pasar monopoli di
Indonesia ?
3. Sebutkan contoh kasus monopoli yang dilakukan oleh PT. PLN ?

3. Tujuan
Untuk mengetahui monopoli ketenagalistrikan yang dilakukan oleh PT. PLN dan juga
upaya pemerintah dalam menangani hal tersebut.

BAB II

PEMBAHASAN

Pengertian Pasar Monopoli

Pasar Monopoli adalah salah satu jenis pasar persaingan tidak sempurna dimana di
dalamnya hanya terdapat satu produsen/ penjual yang menguasai pasar untuk melayani
semua konsumen. Pada jenis pasar ini produsen baru yang masuk ke pasar umumnya tidak
dapat menyaingi produsen lama. Dengan begitu maka akan terjadi monopoli murni di
dalam suatu pasar yang dikuasai oleh satu produsen.

Produsen atau penjual di pasar ini umumnya tidak perlu lagi melakukan promosi
terhadap brand utamanya karena sudah dikenal masyarakat luas. Promosi yang dilakukan
biasanya adalah untuk pemasaran produk-produk baru atau produk unggulan mereka.
Selain itu, produsen di pasar ini biasanya telah membuat hak cipta (hak paten) dan hak
ekslusif untuk produk mereka. Hal ini akan membuat perusahan lain yang sejenis tidak
bisa berkembang. Namun agar dapat bertahan sebagai penguasa pasar, produsen di pasar
monopoli dituntut untuk selalu memberikan produk berkualitas, pelayanan yang baik,
menentukan harga yang sesuai, serta melakukan inovasi dan perbaikan terhadap
produknya.

Ciri-ciri Pasar Monopoli

1. Hanya Ada Satu Produsen

Seperti yang telah disebutkan pada pengertian pasar monopoli di atas, di dalam pasar ini
hanya ada satu produsen atau penjual. Dengan begitu maka harga ditentukan oleh
produsen tanpa pengaruh dari pembeli. Dengan kata lain, produsen atau penjual bertindak
sebagai penentu harga (price maker) dan memonopoli pasar. Namun, tentu saja produsen
menentukan harga produk yang dijual sesuai dengan nilainya.

2. Barang Yang Diproduksikan Tidak Ada Substitusi

Produk yang dijual adalah barang yang dibutuhkan oleh masyarakat luas dan tidak ada
barang penggantinya (substitusi) yang sejenis. Selain itu, tidak ada perusahaan yang
menyediakan barang substitusinya dengan baik, sehingga produsen pada pasar monopoli
akan mendapatkan banyak permintaan dari konsumen.

3. Produsen Baru Sulit Masuk Pasar Monopoli

Terdapat hambatan atau rintangan bagi produsen baru yang ingin masuk ke pasar
monopoli. Adapun hambatan tersebut diantaranya adalah:

 Pembatasan legalitas yang diatur dalam undang-undang


 Hambatan teknologi tinggi sehingga sulit membuat barang yang sejenis
 Hambatan modal yang besar untuk membuat produk sejenis.
4. Produsen Menjadi Penentu Harga

Pada pasar ini produsen berperan sebagai penentu harga (price maker). Namun, produsen
tidak bisa mempengaruhi harga dan output produk lain yang dijual dalam perekonomian.

5. Produsen Tidak Melakukan Promosi

Produsen tidak perlu melakukan promosi atau mengiklankan brand perusahaannya karena
sudah menjadi penguasa pasar (monopoli). Konsumen terpaksa harus membeli kepada
penjual karena memang tidak ada barang alternatif.

Jenis - Jenis Pasar Monopoli

Monopoli alamiah lahir karena mekanisme murni dalam pasar. Monopoli ini lahir secara
wajar dan alamiah karena kondisi objektif yang dimiliki oleh suatu perusahaan, yang
menyebabkan perusahaan ini unggul dalam pasar tanpa bisa ditandingi dan dikalahkan
secara memadai oleh perusahaan lain. Dalam jenis monopoli ini, sesungguhnya pasar
bersifat terbuka.

Monopoli artifisial. Monopoli ini lahir karena persekongkolan atau kolusi politis dan
ekonomi antara pengusaha dan penguasa demi melindungi kepentingan kelompok
pengusaha tersebut. Monopoli semacam ini bisa lahir karena pertimbangan rasional
maupun irasional. Pertimbangan rasional misalnya demi melindungi industri industri
dalam negeri, suatu rekayasa sadar yang pada akhirnya akan menguntungkan kelompok
yang mendapat monopoli dan merugikan kepentingan kelompok lain, bahkan kepentingan
mayoritas masyarakat.

Contoh Kasus Monopoli PT. PLN

1. Fungsi PT. PLN sebagai pembangkit, distribusi, dan transmisi listrik mulai dipecah.
Swasta diizinkan berpartisipasi dalam upaya pembangkitan tenaga listrik. Sementara
untuk distribusi dan transmisi tetap ditangani PT. PLN. Saat ini telah ada 27
Independent Power Producer di Indonesia. Mereka termasuk Siemens, General Electric,
Enron, Mitsubishi, Californian Energy, Edison Mission Energy, Mitsui & Co, Black &
Veath Internasional, Duke Energy, Hoppwell Holding, dan masih banyak lagi. Tetapi
dalam menentukan harga listrik yang harus dibayar masyarakat tetap ditentukan oleh
PT. PLN sendiri
2. Krisis listrik memuncak saat PT. Perusahaan Listrik Negara (PT. PLN) memberlakukan
pemadaman listrik secara bergiliran di berbagai wilayah termasuk Jakarta dan
sekitarnya, selama periode 11-25 Juli 2008. Hal ini diperparah oleh pengalihan jam
operasional kerja industri ke hari Sabtu dan Minggu, sekali sebulan. Semua industri di
Jawa-Bali wajib menaati, dan sanksi bakal dikenakan bagi industri yang membandel.
Dengan alasan klasik, PLN berdalih pemadaman dilakukan akibat defisit daya listrik
yang semakin parah karena adanya gangguan pasokan batubara pembangkit utama di
sistem kelistrikan Jawa-Bali, yaitu di pembangkit Tanjung Jati, Paiton Unit 1 dan 2,
serta Cilacap. Namun, di saat yang bersamaan terjadi juga permasalahan serupa untuk
pembangkit berbahan bakar minyak (BBM) PLTGU Muara Tawar dan PLTGU Muara
Karang.
Dikarenakan PT. PLN memonopoli kelistrikan nasional, kebutuhan listrik
masyarakat sangat bergantung pada PT. PLN, tetapi mereka sendiri tidak mampu secara
merata dan adil memenuhi kebutuhan listrik masyarakat. Hal ini ditunjukkan dengan
banyaknya daerah-daerah yang kebutuhan listriknya belum terpenuhi dan juga sering
terjadi pemadaman listrik secara sepihak sebagaimana contoh diatas. Kejadian ini
menyebabkan kerugian yang tidak sedikit bagi masyarakat, dan investor menjadi
enggan untuk berinvestasi.

Upaya Pemerintah Dalam Mengatasi dan Menangani Pasar Monopoli Di Indonesia

1. Dengan mengeluarkan Undang–Undang anti monopoli.


2. Campur tangan pemerintah dengan membatasi ruang gerak monopolis yaitu pemerintah
turut campur tangan dengan cara penentuan produksi dan penentuan harga. Untuk
penentuan harga bentuk campur tangan pemerintah yang paling penting adalah
penentuan harga tertinggi/harga maksimum (celling price) yang boleh dikenakan oleh
monopolis.
3. Pengaturan monopoli dapat dilakukan oleh pemerintah melalui pemungutan pajak agar
monopolis tidak menerima seluruh keuntungannya, bisa melalui pajak per unit
barang (specific tax) atau pajak lamp sum (pajak tetap/pajak yang dikenakan
perusahaan tanpa memperhatikan unit barang yang diproduksinya).
4. Mendirikan perusahaan tandingan yaitu mendirikan perusahaan yang sama untuk
menghasilkan barang yang sama seperti yang dihasilkan oleh monopolis.
5. Mengimpor barang dari luar negeri untuk membatasi kekuatan monopoli.

BAB III

PENUTUP

4. Kesimpulan

PT. PLN telah melakukan tindakan monopoli yang telah melanggar undang-undang
Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktik Monopoli dan
Persaingan Usaha Tidak Sehat. Namun, apa yang dilakukan oleh PT. PLN memiliki
landasan yuridis yang kuat tertuang pada Pasal 33 UUD 1945 dan UU
Ketenagalistrikan. Hanya saja, kinerja PT. PLN belum optimal sehingga tidak dapat
memenuhi kebutuhan listrik rakyat Indonesia secara layak. Sehingga tidak sepatutnya
PT. PLN menunjukkan kinerja tersebut, mengingat kedudukan PT. PLN yang kuat
secara yuridis sebagai penyelenggara usaha ketenagalistrikan di Indonesia.

5. Saran

Untuk memenuhi kebutuhan rakyat Indonesia terhadap tenaga listrik. Sebaiknya PT.
PLN melakukan perbaikan kinerja sehingga dapat tercapainya kesejahteraan rakyat.
Dan juga, pemerintah sebaiknya membuka kesempatan untuk penyedia tenaga listrik
yang lain baik investor swasta maupun internasional untuk ikut andil dalam persaingan
usaha ketenagalistrikan. Akan tetapi, tetap pemerintah harus mengontrol dan
memberikan batasan kepada para investor tersebut agar tidak terjadi suatu
penyimpangan yang dapat merugikan masyarakat luas.

BAB IV

DAFTAR PUSTAKA
Pemerintah Indonesia. 1999. Undang-Undang Republik Indonesia No. 5 Tahun 1999
tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.

LPP Community. 2009. Etika Bisnis: Monopoli-Kasus PT. Perusahaan Listrik Negara.
http://lppcommunity.wordpress.com/2009/01/08/etika-bisnis-monopoli-kasus-pt-
perusahaan-listrik-negara/ (diakses tanggal 24 Maret 2019).

Banu Muhammad H, 2005, Urgensi Persaingan Usaha pada Sektor Ketenagalistrikan di


Indonesia, dalam Jurnal Konstitusi Volume 3 Mei 2005.

Maxmonroe.com https://www.maxmanroe.com/vid/bisnis/pengertian-pasar-
monopoli.html (diakses tanggal 25 Maret 2019).

Rifqi, Mohammed. 2008. Monopoli PLN dan Persaingan Usaha dalam Bidang
Ketenagalistrikan Indonesia. http://rifqin.blogspot.com/2008/04/monopoli-pln-dan-
persaingan-usaha-dalam.html (diakses tanggal 24 Maret 2019).

Aparadinar. 2017. 5 Bentuk Campur Tangan Pemerintah Untuk Mencegah Timbulnya


Monopoli. https://ekonomi.sobatmateri.com/5-bentuk-campur-tangan-pemerintah-
untuk-mencegah-timbulnya-monopoli/ (diakses tanggal 25 Maret 2019).

Anda mungkin juga menyukai