Adegan 1 :
musik bermain
Suara azan
A. Ahmad : Sudah waktunya kita salat dan mengaji di mushola, Ayo-ayo kita lanjutkan
main layangan besok
B. Riko: Nanti ah layang-layangku terbangnya tinggi nih, Sayang kalau aku turunkan.
C. Ahmad: bukankah solat dan mengaji lebih penting daripada main layang-layang
Riko?
D. Riko: ah,kita kan sudah sering sholat, kita juga sudah bisa mengaji kok kalau aku
bolos sehari nggak papa kan
E. Umar: Astagfirullah
F. Riko: Sudahlah kalau kalian mau sholat, sholat sajalah
G. Bilal: Yasudah teman-teman biarkan saja mereka, mari kita bergegas ke masjid.
Dan riko pun asyik sekali bermain layang-layang padahal teman-temannya sudah
berangkat shalat dan mengaji, hingga tinggal riko sendirian.
Riko pun pulang dengan wajah sedih. Ia lalu menceritakan pada ibu tentang layang-
layangnya yang tersangkut di dahan pohon. Ibu mendengarkan dengan sabar.
I. Riko: Kenapa layang-layang baruku tersangkut bu? kenapa Allah mengirimkan angin
kencang itu?
J. Ibu Riko: kita tidak selalu tahu tentang banyak hal Riko, hanya Allah yang Maha
Tahu Mungkin Allah mengirim angin kencang itu, agar kamu Segera salat dan
mengaji. (sambil batuk)
K. Riko: Sudahlah, ibu tidak ada solusi (pergi meninggalkan ibu)
L. Ibu riko: Astagfirullah riko (sambil mengelus dada)
Adegan 2 :
Riko seorang anak yatim, ayahnya telah lama meninggal sejak ia masih kecil. Ia hanya
tinggal Bersama ibunya yang sering sakit-sakitan. Riko juga seorang anak yang tempra
mental, banyak waktu yang riko buang hanya untuk bermain game, riko sering diam-
diam mengambil uang orang tua, berbohong dan berperilaku buruk terhadap teman-
teman.
( instrumen sedih)
M. Ibu Riko : Riko untuk kali ini dengarkan ibu,berhentilah nak bermain game, tak ada
gunanya itu semua kita hidup hanya sekali manfaatkanlah masa muda mu dan
laksanakan pertintah Allah serta jauhilah larangan Nya.
N. Riko : ah ibu selalu ceramah. (segera pergi)
Adegan 3 :
Hari demi haripun berlalu, seperti pada umumnya anak-anak bersekolah begitupun
riko. Sesampainya disekolah riko kembali membuat masalah.
Saat pembelajaran berlangsung riko tidak dapat berkonsentrasi akibat bermain game
hingga larut malam, hingga guru pun menasehati riko namun nasehatnya pun tidak
didengarkan lagi oleh riko.
Suara bel
O. Penjual krupuk : kerupuk-kerupuk.. kerupuk dek murah-meriah, beli satu 1.000, beli
dua 2.000 (naik panggung)
P. Hafis : le’k beli
Q. Riko : eh..., stop siap yang suruh jajan, mana-mana uangnya (merampas)
R. Ahmad : Astafiruallah riko, jangan ambil uang yang bukan miliki mu
S. Riko : Apaan sih, ngajak ribut? (mendorong ahmad hingga jatuh)
T. Pak Guru : ada apa ini? Ayo ikut ke rungan bapak! (berlari)
U. Pak guru: “riko sudah berapa kali bapak peringati mengapa masih terulang lagi”
Ibu riko datang dengan tergopoh-gopoh dan segera masuk ruang guru. Pak
guru membuka pembicaraan, bahwa setiap guru disekolah sudah lelah menghadapi
sikap riko. Riko selalu tak peduli ketika dinasehati, riko tak pernah taat aturan, selalu
mengganggu dan mencari masalah dengan siswa lain. Guru mengambil keputusan
untuk menskor riko selama 3 bulan agar merenungi kesalahannya. Ibu riko tak ada
pilihan lain, ia hanya mampu menerima keputusan guru dengan lapang dada, meminta
maaf kepada guru dan segera berpamitan pulang.
Adegan 4 :
V. Ibu riko : riko nak, tolong ibu sebentar nak , kesini sebentar
W. Riko : sebentar ibu , sedikit lagi , nanti kalah ini
Ternyata ibu riko pergi untuk selama-lamanya, rikopun pun menyesali atas apa yang
terjadi.
Buu waktu aku kecil dulu kau mengajariku banyak hal, dengan sabarnya engkau mengajariku
berjalan walaupun Lagi dan lagi aku terjatuh. namun kau tak pernah putus asa untuk
mengajariku hingga akhirnya aku bisa berjalan, berlari bahkan melompat. juga dengan
sabarnya engkau mengajariku berbicara walaupun seringkali aku salah dalam pelafalan kata.
namun kau tak pernah putus asa hingga akhirnya aku bisa berbicara bahkan berteriak. hari
demi hari berganti aku pun berganti menjadi sosok yang tidak lucu seperti dulu. aku tumbuh
menjadi seorang remaja dengan keegoisan yang luar biasa.
kakiku yang dulu Kau ajarkan untuk berjalan seringkali melangkah ke jalan yang ku anggap
benar padahal itu salah. bahkan berjalan terlalu jauh dari apa yang kau harapkan hingga
akhirnya aku tersesat dan kehilangan arah tujuan hidup. Dan juga Mulutku yang Kau ajarkan
untuk berbicara Tak jarang mengeluarkan kata yang Tidak sepantasnya aku katakan dan
bahkan seringkali aku berteriak membentak dirimu memaki-maki dirimu. lalu aku tumbuh
dewasa dan penyesalan itu mulai terasa. Bu kau begitu sabar menghadapi kerasnya diriku
keegoisanku, Keangkuhanku dan juga segala keburukan ku kau selalu mendoakanku.
walaupun aku selalu berbuat dosa kepadamu kau selalu membuka pintu Maafmu Untukku.
Terima kasih telah menyayangiku sepenuh hati Walaupun aku selalu membuatmu sakit hati.
Bu Maafkan anakmu ini.
Nasehat
Beginilah akhir dari kisah riko, nasehat yang dapat kita ambil ialah tak ada
kesempatan kedua. Kesempatan hanya datang satu kali. Jika kesempatan itu di sia-
siakan maka bisa jadi takkan ada kesempatan seperti itu. Hargailah sayangilah dan
cintailah orang tua mu selagi mereka masih ada disisimu. Mulai detik ini, saat ini,
kalua kita masih menganggap orang tua kita cerewet, itu karena mereka sangat
menyayangi kita. Mereka ingin yang terbaik untuk kita, mereka tidak mau anaknya
terjerumus pada hal-hal yang tidak baik. Bersyukurlah bagi kita yang masih memiliki
orang tua yang lengkap. Jangan pernah menyakiti hati mereka, jangan pernah menyia-
nyiakan keberadaan mereka. Namun, jika diantara kita yang kurang beruntung, maka
berdoalah agar orang tua kita senantiasa siberi kubur yang lapang, dijauhkan dari
siksa kubur dan dimudahkan segala kehidupannya di alam kubur.
Maksudnya, kebutaan yang menimpa hati adalah kebutaan hakiki yang menyebabkan
kerugian di dunia dan akhirat.
TAMAT