Anda di halaman 1dari 6

Aku Mendaftar Ekstrakurikuler Pramuka (1)

Pada waktu 2019, aku masih kelas 8 dan berada di kelas 8C. Pada awal pertama kelas 8, masing-masing
kelas diberi tugas untuk mendaftarkan setiap siswa untuk kegiatan ekstrakurikuler disekolah an. Dan
saat itu masih terasa bimbang karena belum ada minat dan bakat yang terpendam. Kemudian aku
berbincang-bincang kepada teman sekelas.

Aku: " Dii... , mau ikut apa ekstra nya?"

Adi: " Ehh... Aku bingung lut.

Robani: " Hey.. Kalian mau ikut apa ekstrakurikuler?"

Dimas: "Gimana kalau basket?"

Aku: " Ehh.. Basket ya, kurang tertarik sih aku...

Robani: "Terus pilih apa kalian? "

Dimas: "Ya sudah, nanti kita bahas lagi.. "

Aku, Rohani, & Adi: "Ya sudah. " (Serempak menjawab)

Bel berbunyi.. (Pelajaran keempat) Pada waktu itu jam pelajaran kosong, dan berbincang lagi. Ketua pun
ingin memberikan suatu penjelasan kepada teman-teman..

Ketua: Perhatian.. Bagi yang ingin ikut ekstrakurikuler harap segera dikumpulkan dengan menggunakan
kertas dan pilihan yang akan diambil. Segera ya teman-teman...!

Teman-teman: Siap Pak Ketua..!

Adi: " Jadi gimana, kalian pilih apa?

Robani: Gimana kalau pramuka saja.

Dimas; Lah.. Asikk ngga kalau pilih pramuka?

Rohani: Iyalah, di sana kita akan di beri pelatihan baik disiplin, jiwa korsa, kritis, sosial dan masih banyak
lagi..

Aku: Wih bagus banget, ya sudah aku setuju deh.

Adi & Dimas: Iya aku ikut.

Dan saat itu banyak sekali siswa-siswi yang berpartisipasi dalam ekstrakurikuler pramuka. Pada
pembelajaran keempat, saat itu jam kosong dan memutuskan untuk bergabung ke ekstrakurikuler
pramuka.
Pada awal kepramukaan.., setiap siswa-siswi disuruh oleh kakak pembina untuk membuat regu dan
membuat yel-yel. Dan saat itu aku bergabung dengan teman yang sudah akrab di antara nya: Robani,
Iqbal, Adi, Dimas, DLL. Kemudian kita menamai regu yaitu Rajawali dengan yel-yel ...

Setelah itu setiap regu disuruh untuk mementaskan di depan para regu lainnya dengan yel-yel ciri
khasnya. Kita mendapat undian nomor ke empat.. Dan saat nya tiba, kita merasa grogi saat di depan.
Dengan iringan ketua regu perlahan-lahan bisa mengikuti alurnya.. Kita mendominasi dengan gerakan
tepukan tangan serta ketukan kaki agar lebih bersemangat..

Prok.. Prok.. 2x

Takk.. Tak.. 2x

Rajawali beraksi...

Walau panas terik matahari..

Berjuta kali Rajawali beraksi..

Namun satu langkah pasti...

Hari-hari esok adalah milik kita..

Rajawali jadi nama melegenda..

Akan di kenang sepanjang masa..

Hingga ke mancanegara..

Marilah kita, mari kita ucapkan..

Sebuah lagu..

Tentang kemenangan.. (2x)

Aku pun lega.. Saat itu terasa grogi banget.. Setelah semua regu selesai mementaskan dan sudah
menjelang sore.. Maka disuruh pulang oleh kakak. Hari kedua kita di suruh Kita berkumpul di aula
dengan regu nya masing-masing dan kakak pembina mengumumkan bahwa hari ini materi yang di bawa
yaitu tanya jawab tentang kepramukaan..

Saat itu reguku hanya beberapa yang bisa dan salah satunya aku.. Hasil akhir reguku mengalami
kekalahan. Dan itu menjadi pembelajaran untuk kita. Akhir-akhir ini pembelajaran pramuka sangat
jarang sekali, di karenakan para pembina tidak ada waktu untuk mengajar nya...

Seminggu kemudian para pembina mengadakan jalan sehat dengan tugas-tugas.. Saat itu ada quiz, siapa
yang dapat menjawab dengan cepat maka dapat pergi langsung.. Temanku Iqbal dapat menjawab
dengan cepat, dan reguku berangkat yang pertama kali.. Sesampai di pos pertama terdapat tugas yang
diberikan ke pembina yaitu pelafalan dasadarma pramuka dan bernyanyi lagu daerah tanpa melihat
buku saku pramuka..

Robani (ketua) : wehh ini siapa yang bisa dasadarma??


(Semua berpikir sejenak serta aku mengingat-ingat kembali..)

Adi: ngga bisa saya, hanya sampai lima doang.

Aku: Ehh bentar bentar.. Aku ingat-ingat dulu..

Aku: ehh nomor 8 itu apa ya?? Kurang itu aja sih..

Dimas: Bentar dulu aku lihat di buku saku pramuka..

Rizal: Itu nama nya pelanggaran, Mas..

Dimas: Ssttt diam!

Iqbal: kamu buta kah.. pembina itu berwajah garang.. Nanti kena sanksi gimana coba?

Terik nya matahari membuat regu ku untuk bersandar di bawah ranting pepohonan sambil
mendiskusikan nya. Aku kemudian memutuskan untuk maju ke garis depan dan berhadapan dengan
pembina garang itu.. Dengan suara lantang dan sedikit gerogi saat-saat terakhir.. Akhirnya selesai. Untuk
lagu nya kita memilih "Rayuan Pulau Kelapa"

✍️

Kami pun menyusuri jalan dengan dedaunan yang jatuh pada tanah dan melewati jalan setapak.. Dan
tepat di pertiga an adalah pos kedua. Kami pun istirahat sejenak karena pengaruh daya magnet bumi ke
bagian kaki kita.

Kami pun di beri tugas untuk menjawab soal sandi rumput dan boleh menggunakan saku.. Saat pertama
kali lihat pandanganku terasa buyar seperti tong kosong berbunyi nyaring.. Aku sempat bingung, namun
ada seorang anggota yang mudah memahami nya, serta ✍️akhirnya selesai..

Awan semakin redup, kita melangkah dan berlari selayaknya banjir akan menerjang. Aku menahan lelah
dan keram nya badanku ini, dan perjalanan masih berlanjut. Sesampai nya di siskamling itu adalah pos
3, dan beristirahat sejenak. Para pembina menyuruh setiap regu untuk berbaris 1 Banjar, dan dikasih
sedotan dan gelang sesuai anggota regu nya.. Kemudian para pembina mempraktikkan cara yaitu dari
barisan belakang mengigit sedotan kemudian taruh gelang estafet ke teman depan nya..

Semua pun bersorak ria Dan gembira, Dan yang pertama finish ke garis depan ialah winner...

Peluit pun di tiup prittttt...

Waktu terus berlanjut ada regu tereliminasi dan ada pemenangnya..

Kami pun melanjutkan dan melewati rumah-rumah kampung yang masih indah dan asri... Aku pun
berpikir.. Enak bangett ya, masih segar udara nya, ada pohon-pohon, Dan masih terjaga pula.. Dan tiba-
tiba aku mengingat masa laluku di Semarang pada waktu SD, Lingkungan di sana sangat panas, banyak
sampah berserakan, serta polusi dimana-mana. Hmm jadi beruntung banget bisa tinggal di kampung
kataku waktu itu.

Kami pun bergurau sambil berjalan dan melihat rayuan rumput liar yang bersenandung dengan iringan
angin sejuk yang menusuk ke dalam lubuk hati saat itu. Di depan kita ada regu bluegenvil dan ada satu
mawar dalam bunga bluegenvil itu nama nya ialah Sari Utami. Kita berjalan cepat agar menyeimbangi
dengan regu bluegenvil..

Tanpa ku sadari Iqbal hilang dari reguku.. Ehh ternyata dari kejauhan dia sudah duluan dan menghampiri
regu bluegenfil. Pasti pikiranku ingin bercanda dengan Sari nii... Hahaha

Saat itu Iqbal bercanda kepada Sari yang dalam keadaan basah kuyub di sekujur tubuhnya. Aku pun
melihat Iqbal sedang menendang-nendang dan melempar kerikil kecil ke Sari.. Sari pun lama-kelamaan
kesal. Ihhh!! Siapa sih yang ngelempar batu gak jelas ini ke aku!! Kataku dengan nada tinggi. Iqbal pun
menoleh ke arah yang berlawanan dan menyembunyikan nya..

Setelah lemparan yang kedua, Sari pun tidak tahu siapa pelaku nya.. Hingga lemparan ketiga secara
bersamaan mereka melempar dan menoleh ke belakang.. Sari pun sangat kesal..

Sari: Iqballl!!

Iqbal: Hehe..

Kamu itu bisa diem ngga sih.. Ku pukul kau nanti kalau melempar lagi!? Aku itu capek banget..
Astaghfirullah.. Kata Sari dengan nada tinggi. Ya sudah sini ku gendong mau? Kata Iqbal dengan nada
mengejek. Ihh, najisss!!

Sari pun mempercepat jalan nya dan Iqbal pun mengikuti ke belakang.. Dan kita juga membuntuti
keduanya.. Dan kita pergoki mereka berdua dalam keadaan tawa jelita hahaha... Robani pun bercanda
dengan keras dan lain nya pun mengikuti nya. cie cieee uhuks uhuks uhuks... Dengan raut wajah tak
acuh, seraya sedang menyembunyikan sesuatu.

Seiringan berjalan, Iqbal menjumput anak rambutan dan melemparnya ke Sari saat itu. Hingga kemudian
Sari sangat kesal, dengan tempo jalan yang cepat dan cepat-cepat untuk sampai ke anggota regu
bluegenvil.

Di perjalanan kita melewati irian sungai yang penuh dengan sampah, ganggang, dan eceng gondok yang
menutupi hingga sebagian sungai itu. Uhm tidak kusangka sama persis yang ada di Semarang hingga
sungai sungai itu meluap. Namun saat di Semarang banyak lika liku dalam hidup disana. Saat itu curah
hujan sangat tinggi dan minim sekali kesadaran masyarakat membuang sampah pada tempat, hingga
meluap lah air sungai dan menyeret sampah sampah. Terdapat jalan lebarnya 7 langkah kaki, dan
sampingnya sungai dan pada saat itu banjir, dan sangat berbahaya sekali bila tidak berhati-hati dan juga
banyak lubang-lubang jalan.

Saat SD aku mengalami menerjang banjir untuk bersekolah, dengan ibu yang mengantar, dan mogok
pada pertengahan jalan dengan iringan hujan deras, tinggi banjir saat itu setengah paha. Namun aku
mempunyai semangat belajar dan harus sampai ke sekolah. Terdapat hari-hari dimana aku libur SD
dikarenakan banjir, meluangkan waktu luang aku bersama temen berkeliling desa dan saat itu terdapat
kabar bahwa ada tambak yang jebol. Dan beberapa tetangga mencari ikan-ikan di selokan, dan ada yang
mendapatkan lele jumbo sebesar lengan orang dewasa, dan aku menemukan ikan sepat banyak sekali.
Hari berikutnya aku diajak temen untuk mancing ikan, di pekarangan yang terkena banjir dan aku
menunggu dengan sabar akhirnya mendapatkan satu ikan. Menjelang sore aku pulang ke rumah, bila
sampai malam dimarahi oleh ibu.

Kemudian sampai lah ke pos ke 4 dengan posisi yang berdekatan dengan kuburan. Semua anggota regu
disuruh untuk berdiri diam sebentar, dan hingga kita disuruh menyanyi yel-yel dengan semangat..
Namun disisi lain aku menatap tempat yang sunyi itu. Daun yang berjatuhan dengan iringian suara
bambu yang khas, membuat suasana disana sangat seram. Hingga aku merenung sejenak, tentang
apakah aku punya kesiapan bila waktu telah menjemput ku. Setelah itu aku mulai mengalihkan
pandangan, namun sialnya regu kita akhirnya terpanggil, lalu kita melangkah dengan sedikit grogi dan
percaya diri. Selang waktu berlanjut saat menyanyi yel-yel entah dari mana terdapat pemotor dengan
jerami yang begitu kencang hingga menyenggol teman kita yaitu Dimas, kemudian dia terpental
beberapa langkah kaki. Semua regu ku terkaget dan menolong dengan cepat dan menanyai apakah tidak
apa-apa? Dan dia menjawab tidak apa-apa, namun bagian selangkang sedikit sakit. Lalu setelah selesai
kegiatan pos ke- 4 kita kembali ke halaman basket, dan semua istirahat sejenak.

Kemandirian Tersipu Kabut (2)


Hari telah berlanjut, namun belum muncul kesempatan. Langit pun menjadi saksi, dan panas bumi
meresap di lubuk hati. Saat itu upacara berlangsung, ku lirik dari ketinggian dan mengamati seseorang.
Dengan tegap lantang dia berjalan, tak ragu untuk salah. HahahHahah. . Keren banget batinku saat itu.

Lalu mereka menjalankan tugas nya.. Dengan suara lantang ia berteriak.. Maju jalan!... Brek.. Brek..
Brek..

Entah kenapa aku tertarik dengan hal begituan, namun tidak tahu mulai dari mana... Setelah selesai
upacara, semua kembali ke kelasnya masing-masing. Aku secepat angin kembali ke kelas, saat itu
cuacanya panas sekali dan duduk di bangku ku dan mengipaskan angin yang tak berasa. Ufft rasa panas
serasa menipis hingga tidak ada lagi. Kemudian setelah beberapa minggu, terdapat informasi dari wali
kelas bahwa adanya seleksi PBB di SMAN 1 Andong. Hati terasa campur aduk, namun aku ingin
menerjang rasa kekurangan diriku. Dua hari kemudian aku mendaftar seleksi PBB dan akan
dilaksanakan siang hari. Waktu berlanjut pembina seleksi mengarahkan calon seleksi ke lapangan
upacara. Semua diatur dengan tegas dan disiplin. Dengan berbekal pengalaman SD dan pengalaman
pramuka saat itu, kemudian aku fokus dengan arahan yang dituju oleh pembina-pembina. Baik berupa
gerakan maju jalan, langkah tegap maju jalan, haluan kanan kiri, balik kanan berhenti, dan masih banyak
lagi gerakannnya. Ada banyak sekali yang mendaftarkan, namun masing-masing dibagi menjadi 8 siswa
dengan 1 pembina. Waktu telah berlanjut banyak sekali siswa yang tidak terseleksi, dikarenakan faktor
ketidak fokus dan banyak yang tidak disiplin. Namun banyak sekali teman-teman ku yang lolos termasuk
aku, dan beberapa adik kelas. Hingga kemudian pembina merencanakan beberapa faktor mendasar
untuk pembuatan regu. Setiap hari Jumat dan Sabtu akan dilaksanakan pelatihan untuk PBB. Waktu pun
tiba, pembina dari SMAN 1 Klego dengan latar belakang sudah mengikuti Paskibra dan PBB.

Hari pertama kita dilatih dengan latihan fisik ringan dan sedang. Semua raga badanku ini terkaget-kaget
dan belum menyesuaikan diri.

Anda mungkin juga menyukai