Tipus NHS Tugas
Tipus NHS Tugas
21 Juni 2022
FAKULTAS KEDOKTERAN
TINJAUAN PUSTAKA
Disusun Oleh:
Rahman Kapitanhitu
21 21 777 14 450
Pembimbing:
dr. Ruslan Ramlan Ramli, Sp.S
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ALKHAIRAAT
PALU
2022
HALAMAN PENGESAHAN
Fakultas : Kedokteran
Program Studi : Pendidikan Dokter
Universitas : Al-Khairaat Palu
Judul Tutorial : Non Hemoragic Stroke
Bagian : Ilmu Penyakit Saraf
Pembimbing Pembimbing
,
BAB I
PENDAHULUAN
Stroke didefinisikan oleh WHO sebagai sindrom klinis yang terdiri dari tanda-
tanda klinis yang berkembang pesat dari gangguan fokal (atau global dalam kasus
koma) fungsi otak yang berlangsung lebih dari 24 jam atau menyebabkan
kematian tanpa penyebab yang jelas selain penyebab vaskular. ¹
Stroke iskemik terjadi pada 87% kasus sedangkan 10% adalah perdarahan
intraserebral dan 3% adalah perdarahan subaraknoid. Beban stroke di Amerika
Serikat mengakibatkan biaya langsung Stroke iskemik disebabkan oleh gangguan
atau gangguan signifikan dari suplai darah ke otak, yang menyebabkan aliran
perubahan metabolik dan molekuler yang mengakibatkan gangguan fungsional
dan kerusakan morfologis.Tanda dan gejala pada pasien stroke iskemik dapat
berkembang secara perlahan, dan dapat berkembang selama beberapa jam dengan
tingkat keparahan yang bervariasi. Berbagai manifestasi dapat muncul sebagai
akibat dari stroke iskemik, termasuk paresis, ataksia, kelumpuhan, muntah, ,
namun, tempat terjadinya tanda-tanda ini tergantung pada area otak yang diberi
makan oleh pembuluh darah yang menderita. 14
Kriteria diagnosis stroke iskemik adalah terdapat gejala defisit neurologi atau
salah satu/beberapa defisit neurologis fokal yang terjadi mendadak dengan bukti
gambaran pencitraan otak (CT scan atau MRI). 15
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Stroke didefinisikan oleh WHO sebagai sindrom klinis yang terdiri dari tanda-
tanda klinis yang berkembang pesat dari gangguan fokal (atau global dalam kasus
koma) fungsi otak yang berlangsung lebih dari 24 jam atau menyebabkan
kematian tanpa penyebab yang jelas selain penyebab vaskular. ¹
Stroke iskemik (IS) adalah gangguan multifaktorial heterogen yang dikenali
oleh gejala neurologis yang muncul secara tiba-tiba yang berhubungan langsung
dengan lokasi cedera di otak di mana terjadi proses tidak wajar.2
Stroke iskemik didefinisikan sebagai episode disfungsi neurologis yang
disebabkan oleh infark fokal cerebral, spinal, atau retinal dengan gejala yang
berlangsung selama lebih dari 24 jam.3
B. EPIDEMIOLOGI
Secara umum, stroke dapat diklasifikasikan menjadi dua kategori besar, yaitu
stroke iskemik dan stroke hemoragik. Secara umum, stroke iskemik terjadi pada
sekitar 80% kasus stroke sedangkan stroke hemoragik mencapai 20% tetapi
proporsi sebenarnya dari jenis stroke tergantung pada populasi.4
Stroke iskemik terjadi pada 87% kasus sedangkan 10% adalah perdarahan
intraserebral dan 3% adalah perdarahan subaraknoid. Beban stroke di Amerika
Serikat mengakibatkan biaya langsung dan tidak langsung yang rata-rata
mencapai $ 33,9 miliar per tahun pada tahun 2013. 5
C. ETIOLOGI
Penyebab stroke iskemik disebabkan oleh peristiwa trombotik atau emboli
yang menyebabkan penurunan aliran darah ke otak. Dalam peristiwa trombotik,
aliran darah ke otak terhalang di dalam pembuluh darah karena disfungsi di dalam
pembuluh itu sendiri, biasanya akibat penyakit aterosklerotik, diseksi arteri,
displasia fibromuskular, atau kondisi inflamasi. Dalam kejadian emboli, puing-
puing dari tempat lain di tubuh menghalangi aliran darah melalui pembuluh yang
terkena.6
Stroke iskemik disebabkan oleh gangguan atau gangguan signifikan dari suplai
darah ke otak, yang menyebabkan aliran perubahan metabolik dan molekuler yang
mengakibatkan gangguan fungsional dan kerusakan morfologis.7
D. FAKTOR RESIKO
Faktor risiko dari stroke iskemik termasuk kondisi yang dapat dimodifikasi dan
tidak dapat dimodifikasi. Identifikasi faktor risiko pada setiap pasien dapat
mengungkap petunjuk penyebab stroke dan pengobatan yang paling tepat serta
rencana pencegahan sekunder. Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi
meliputi yang berikut (meskipun kemungkinan besar ada banyak faktor lainnya):8
1. Usia
2. Ras
3. Jenis Kelamin
4. Etnis
2. Diabetes mellitus
4. Hiperkolesterolemia
6. Stenosis karotis
8. Kegemukan
E. KLASIFIKASI
Infark arteri besar terkadang melibatkan oklusi in situ thrombosis pada lesi
aterosklerotik di carotis, vertebrobasilar dan arteri cerebral, yang umumnya
proksimal terhadap cabang utama. Sekalipun demikian infark arteri besar juga bisa
disebabkan oleh kardioemboli. Embolus kardiogenik merupakan sumber utama
penyebab stroke rekurens. Stroke arteri kecil (lacunar) berhubungan dengan area
fokal iskemik kecil karena oklusi vasa darah kecil tunggal, umumnya deep
penetrating arteries, sehingga mampu menyebabkan patologi vascular spesifik.
Pada beberapa pasien yang etiologi stroke tidak bisa diidentifikasi dengan jelas
dikategorikan sebagai stroke cryptogenic.9
F. PATOFISIOLOGI
Stroke iskemik terjadi akibat adanya oklusi pada pembuluh darah. Oklusi
akut dari pembuluh intrakranial menyebabkan penurunan aliran darah
ke daerah otak yang disuplai. Iskemik serebral fokal terjadi melalui dua
jalur yang berbeda yaitu jalur nekrotik yang menyebabkan kerusakan
sitoskeletal seluler terjadi dengan cepat, terutama karena kegagalan energi
sel dan jalur apoptosis yang menyebabkan sel – sel diprogram untuk mati.
Derajat iskemia yang lebih rendah, seperti yang terlihat dalam penumbra
iskemik, mendukung kematian seluler apoptosis yang menyebabkan sel mati
beberapa hari hingga beberapa minggu kemudian.11
G. MANIFESTASI KLINIS
Presentasi klinis dari stroke tergantung pada area otak yang terkena oklusi
arteri. AHA / ASA (American heart association/ American stroke association)
telah mempopulerkan algoritma FAST untuk mendiagnosis stroke dalam
pengaturan pra-rumah sakit. Singkatan FAST untuk Facial droop( wajah terkulai ),
Arm weeknes (kelemahan pada lengan), Slurred speech (bicara cadel) dan Time
(Waktu dan onset). Cara lain yang mudah untuk mengingat tanda-tanda stroke
adalah metode 6S atau metode BEFAST. Metode 6S untuk mendiagnosis Stroke :
3. Side weak : sisi Lemah (wajah, lengan atau kaki atau ketiganya bisa menjadi
lemah)
6. Second : detik (catat waktu ketika gejala mulai dan bergegas ke rumah sakit)
Pada stroke embolik muncul dengan onset defisit neurologis mendadak yang
maksimal saat onsetnya, Emboli jantung sering bersarang di arteri distal yang
menyuplai korteks serebral sementara oklusi pembuluh kecil memengaruhi
jaringan subkortikal, sehingga stroke kardioemboli bisa dibedakan dari stroke
lacunar dengan tanda-tanda kortikal, seperti itu sebagai afasia atau defisit lapang
pandang.13
Gambar 1. Membedakan stroke hemoragik dan stroke
iskemik
Tanda dan gejala pada pasien stroke iskemik dapat berkembang secara
perlahan, dan dapat berkembang selama beberapa jam dengan tingkat keparahan
yang bervariasi. Berbagai manifestasi dapat muncul sebagai akibat dari stroke
iskemik, termasuk paresis, ataksia, kelumpuhan, muntah, , namun, tempat
terjadinya tanda-tanda ini tergantung pada area otak yang diberi makan oleh
pembuluh darah yang menderita. 14
H. DIAGNOSIS
Kriteria diagnosis stoke iskemik adalah terdapat gejala defisit neurologi atau
salah satu/beberapa defisit neurologis fokal yang terjadi mendadak dengan bukti
gambaran pencitraan otak ( CT scan atau MRI ). 15
NO KRITERIA SKOR
1. TEKANAN DARAH
SISTOLE ≥200 ; DIASTOLE ≥110 7,5
SISTOLE <200 ; DIASTOLE <110 1
2. WAKTU SERANGAN
SEDANG BERGIAT 6,5
TIDAK SEDANG BERGIAT 1
3. SAKIT KEPALA
SANGAT HEBAT 10
HEBAT 7,5
RINGAN 1
TIDAK ADA 0
4. KESADARAN MENURUN
LANGSUNG, BEBERAPA MENIT S/D 1 JAM
SETELAH ONSET
JAM S/D 24 JAM SETELAH ONSET 10
7,5
SESAAT TAPI PULIH KEMBALI
6
24 JAM SETELAH ONSET
1
TIDAK ADA 0
5. MUNTAH PROYEKTIL
LANGSUNG, BEBERAPA MENIT S/D 1 JAM
SETELAH ONSET
JAM S/D 24 JAM SETELAH ONSET 10
7,5
24 JAM SETELAH ONSET
1
TIDAK ADA
0
Gambar 4. Hassanuddin score
Interpretasi:
< 15 NHS
≥ 15 HS
1. Elektrokardiogram ( EKG )]
4. Doppler transkranial
5. Pemeriksaan Lab
Pencitraan otak darurat sangat penting untuk rule out mimic stroke (masa otak,
hemoragik intracranial, hemoragik subarachnoid) dan konfirmasi potensi
diagnosis stroke iskemik. CT-scan non kontras merupakan pencitraan yang umum
dan sering digunakan pada evaluasi pasien suspek stroke iskemik akut. Pencitraan
dengan CT-Scan memberikan keuntungan banyak dalam diagnosis pasien suspek
stroke akut. Akuisisi gambar lebih cepat dengan pemindaian CT dibandingkan
dengan MRI. 16
Perubahan iskemik awal pada CT non kontras muncul sebagai hipodensitas
(edema sitotoksik), hilangnya diferensiasi abu-abu-putih, pembengkakan kortikal,
dan hilangnya sulkasi (penipisan sulkus otak dari pembengkakan jaringan). 17
memperlihatkan temuan lesi visible pada stroke iskemik akut. Sekuens Diffusion-
weighted imaging (DWI) sangat sensitive terhadap edema cerebri awal, yang
berkorelasi baik dengan temuan iskemik cerebral. DWI MRI dapat mendeteksi
iskemik lebih dini (kondisi hipoperfusi akut dimana proses edema sitotoksik
CT-scan noncontrast untuk diagnosis stroke iskemik akut dalam waktu 12 jam
sejak onset gejala dan harus dilakukan untuk diagnosis stroke iskemik akut yang
paling akurat.16
Gambar 5. MRI pada stroke iskemik
Pada gambar 5 didapatkan hasil (Kiri) Axial MRI FLAIR (Fluid Attenuation
signal juga pada area sama, dengan kesesuaian hipointensitas signal pada
Apperent Diffusion Coefficient (ADC) yang berarti positif terjadi infark akut.
1. Neoplasma otak
2. Gangguan Konversi dalam Pengobatan Darurat
3. Stroke hemoragik
4. Hipoglikemia
5. Sakit kepala sebelah ( migrain )
6. Penilaian Kejang di Unit Gawat Darurat
7. Syncope
J. PENATALAKSANAAN
Tujuan utama terapi pada stroke iskemik akut adalah untuk mempertahankan
jaringan di penumbra iskemik, di mana perfusi menurun tetapi cukup untuk
mencegah infark. Jaringan di area oligemia ini dapat dipertahankan dengan
mengembalikan aliran darah ke area yang terganggu dan mengoptimalkan aliran
kolateral.
1. Oxygenasi
Mempertahankan oksigenasi jaringan yang memadai penting selama periode
iskemia serebral akut untuk mencegah hipoksia dan potensi memburuknya
cedera neurologis. Oksigen tambahan harus diberikan jika ada bukti hipoksia
dengan penentuan gas darah atau desaturasi yang terdeteksi oleh oksimetri
nadi. Intubasi endotrakeal elektif harus dipertimbangkan jika ada penurunan
tingkat kesadaran yang menunjukkan risiko aspirasi.18
2. Antihipertensi
Pada fase akut stroke iskemik, inisiasi dini atau dimulainya kembali
pengobatan antihipertensi hanya diindikasikan pada pasien yang diobati dengan
aktivator plasminogen tipe jaringan rekombinan atau jika hipertensinya parah.
Untuk pasien yang memenuhi syarat untuk trombolisis IV, pengobatan
antihipertensi direkomendasikan sehingga tekanan darah sistolik ≤185 mmHg
dan tekanan darah diastolik 110 mmHg sebelum pengobatan dan <180/105
mmHg untuk 24 jam pertama setelah pengobatan. uji klinis mengevaluasi
target BP yang lebih ketat setelah trombolisis IV untuk stroke iskemik akut
tidak menunjukkan manfaat jangka panjang dalam kemandirian atau
kelangsungan hidup, namun kadar BP yang lebih rendah dikaitkan dengan
tingkat transformasi hemoragik yang lebih rendah. 19.
Dalam pengaturan banyak pasien akan mengalami peningkatan tekanan
darah selama 24-48 jam pertama. Bila memungkinkan, dokter harus
mengurangi obat oral dengan sedikit efek pada aliran darah otak regional,
seperti reseptor angiotensin, inhibitor enzim konversi angiotensin, atau beta-
blocker. Obat-obatan yang memicu penurunan tekanan arteri yang cepat dan
intens, seperti penghambat saluran kalsium atau diazoksida. , harus dihindari.
Jika obat harus diberikan secara intravena, efeknya harus dapat diprediksi dan
mudah reversibel, seperti dalam kasus labetalol, urapidil, atau nitroprusside.
Obat-obatan harus diberikan di bawah pengawasan ketat untuk mencegah
penurunan mendadak.18,20
3. Thrombolisis
AHA/ASA merekomendasikan alteplase intravena (IV) untuk pasien yang
memenuhi kriteria inklusi dan memiliki onset gejala atau baseline terakhir yang
diketahui dalam waktu 3 jam. Alteplase IV adalah 0,9 mg/kg, dengan dosis
maksimum 90 mg. 10% pertama dari dosis diberikan selama menit pertama
sebagai bolus, dan sisa dosis diberikan selama 60 menit berikutnya.
Angioedema orolingual adalah efek samping potensial dari alteplase IV, Jika
ada kecurigaan angioedema, tahan IV alteplase dan ACE inhibitor. Berikan
metilprednisolon, difenhidramin, dan ranitidin atau famotidin.21
Menurut Food and Drug Administration, kontraindikasi trombolisis intravena
termasuk perdarahan internal aktif, operasi intrakranial baru-baru ini atau
trauma kepala serius, kondisi intrakranial yang dapat meningkatkan risiko
perdarahan, diatesis perdarahan, hipertensi berat yang tidak terkontrol,
perdarahan intrakranial saat ini, perdarahan subarachnoid, dan riwayat stroke
baru-baru ini. Agen fibrinolitik lainnya, seperti tenecteplase, dapat
dipertimbangkan sebagai alternatif untuk alteplase.21
4. Antiplatelet
Manifestasi awal dari iskemia serebral akut, seperti stroke iskemik dan
serangan iskemik transien (TIA), sering diikuti oleh kejadian vaskular
berulang, termasuk stroke berulang. Untuk mengurangi beban ini, antiplatelet
terapi adalah komponen kunci dari pengelolaan stroke iskemik
noncardioembolic dan TIA. Pengurangan risiko yang signifikan pada kejadian
vaskular yang serius terlihat dalam uji coba di mana pasien menerima 75
mg/hari Karena dosis yang lebih tinggi lebih bersifat gastrotoksik, disarankan
bahwa 75 hingga 150 mg/hari adalah kisaran dosis optimal untuk aspirin. 22
Aspirin direkomendasikan dalam 24 hingga 48 jam setelah onset gejala.
Sebuah tinjauan Cochrane menyimpulkan bahwa aspirin yang diberikan dalam
waktu 48 jam dari onset gejala untuk stroke iskemik mencegah terulangnya
stroke iskemik dan meningkatkan hasil jangka panjang. Tidak ada risiko besar
perdarahan intrakranial dini dengan aspirin. 23
Clopidogrel secara ireversibel memblok reseptor ADP pada trombosit dan
dengan demikian mencegah kaskade yang mengakibatkan aktivasi reseptor GP
IIb/IIIa. Clopidogrel 75 mg/hari dapat dibandingkan dengan aspirin 325
mg/hari, dengan hasil utama stroke iskemik, infark miokard, atau kematian
vaskular. . Secara keseluruhan, ada pengurangan risiko relatif sebesar 8,7%
mendukung clopidogrel di semua pasien. 22
5. Anti Konvulsan
Kejang setelah stroke iskemik terjadi pada sekitar 5-10% pasien. Mereka
biasanya terjadi dalam 24 jam stroke, dan tipe parsial, dengan atau tanpa
generalisasi sekunder. Pemberian profilaksis agen antiepilepsi (misalnya,
fenitoin) secara rutin setelah stroke tidak direkomendasikan berdasarkan bukti
tidak langsung bahwa pemulihan dari stroke dapat berdampak buruk. Bisa juga
diberikan Diazepam, Diazepam bekerja pada kompleks reseptor asam gamma-
aminobutirat (GABA) dalam sistem limbik dan talamus, menghasilkan efek
menenangkan. Obat ini berguna dalam mengendalikan kejang aktif dan harus
ditambah dengan antikonvulsan yang bekerja lebih lama, seperti fenitoin atau
fenobarbita.22
6. Insulin
Hipoglikemia dapat menyebabkan tanda neurologis fokal yang menyerupai
stroke dan dapat menyebabkan cedera otak. Selain itu, beberapa studi klinis
telah menghubungkan hiperglikemia dengan hasil yang buruk. Oleh karena itu,
pengukuran yang cepat dan normalisasi konsentrasi glukosa serum adalah
penting. Insulin subkutan diberikan untuk menjaga glukosa kurang dari 180
mg/dL. 24
7. Diet
Stroke iskemik berhubungan dengan demensia vaskular; penderita stroke
memiliki tingkat demensia hampir dua kali lipat dibandingkan populasi umum.
Pasien dapat dibantu dengan mengikuti diet Mediterranean-DASH Intervention
for Neurodegenerative Delay (MIND), Diet juga dapat membantu mencegah
demensia. Diet MIND merekomendasikan setidaknya tiga porsi biji-bijian
sehari dan enam porsi sayuran berdaun hijau dan dua porsi berry seminggu, dan
mendorong konsumsi teratur sayuran lain, ikan, unggas, kacang-kacangan, dan
kacang-kacangan. Selain itu, ia merekomendasikan minyak zaitun sebagai
minyak utama dan alkohol sekali sehari. Diet membatasi asupan daging merah,
makanan cepat saji, keju, makanan penutup, dan mentega. 25
K. PENCEGAHAN
Modifikasi gaya hidup merupakan salah satu bentuk pencegahan dari stroke
iskemik, seperti diet sehat , penurunan berat badan pada penderita stroke yang
obes , penghentian merokok dan aktivitas fisik sedang pada pasien stroke iskemik
atau TIA, intensitas sedang dikatakan sebagai aktivitas fisiak yang cukup berarti
hingga berkeringat atau meningkatkan denyut jantung 1-5 kali perminggu. 26
Berhenti merokok dapa didukung oleh terapi perilaku dan farmakoterapi. Untuk
Alkohol tidak boleh melebihi 2 minuman per hari (14 minuman untuk pria dan 9
minuman untuk wanita setiap minggu). Melakukan aktivitas fisik seperti jalan
kaki, jogging, bersepeda, dan berenang selama 30 menit hingga 1 jam .4 sampai 7
hari seminggu dapat meningkatkan prognosis. Dari segi sehat dan diet seimbang,
buah segar, sayuran, diet dan serat larut, gandum utuh, protein dari tumbuhan,
produk susu rendah lemak jenuh dan kolesterol, serta asupan natrium harian di
bawah ini 2300 mg (semakin tua pasien, semakin rendah konsumsi)
direkomendasikan.27
L. PROGNOSIS
Dalam studi stroke Framingham dan Rochester, angka kematian secara
keseluruhan pada 30 hari setelah stroke adalah 28%, angka kematian pada 30 hari
setelah stroke iskemik adalah 19%, dan tingkat kelangsungan hidup 1 tahun untuk
pasien dengan stroke iskemik adalah 77%. Namun, prognosis setelah stroke
iskemik akut sangat bervariasi pada masing-masing pasien, tergantung pada
tingkat keparahan stroke dan kondisi pramorbid pasien, usia, dan komplikasi
pasca stroke. Stroke iskemik akut telah dikaitkan dengan disfungsi jantung akut
dan aritmia, yang kemudian berkorelasi dengan hasil fungsional yang lebih buruk
dan morbiditas pada 3 bulan. Data menunjukkan bahwa hiperglikemia berat secara
independen terkait dengan hasil yang buruk dan penurunan reperfusi pada
fibrinolisis, serta perluasan wilayah infark. Pada penderita stroke dari Framingham
Heart Study, 31% membutuhkan bantuan untuk merawat diri mereka sendiri, 20%
membutuhkan bantuan saat berjalan, dan 71% mengalami gangguan kapasitas
kejuruan dalam tindak lanjut jangka panjang .5
Meskipun risiko global kematian jangka panjang rendah, stroke iskemik
pertama kali pada orang muda memiliki implikasi prognostik yang parah. Risiko
kematian lebih tinggi daripada populasi umum, risiko kejadian vaskular berulang
cukup besar, dan hanya sekitar 50% pasien pulih sepenuhnya (tanpa kecacatan
yang signifikan) dan kembali bekerja setelah stroke iskemik pertama.28
BAB III
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS
Nama : Tn.T
Umur : 55 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Poboya
Agama : Islam
II. ANAMNESIS
Keluhan Utama : Kelemahan badan sebelah kanan
Seorang Laki-laki usia 55 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan kelemahan
badan sebelah kanan yang dialami sejak ± 10 jam yang lalu di saat baru bangun
tidur, pasien juga berbicara pelo yang dialami bersamaan saat baru bangun.
Riwayat nyeri kepala (-), mual (-), muntah (-), kejang (-), penurunan kesadaran
(-). Pasien juga mengeluhkan keram-keram pada bagian wajah dan tubuh sebelah
kanan . Riwayat demam (-), riwayat trauma (-), HT tidak diketahui, DM tidak
diketahui. BAB dan BAK dari pasien normal
Tidak ada anggota keluarga yang mengalami keluhan seperti pasien saat ini.
Pasien merupakan seorang pekerja buruh bangunan
KeadaanUmum :
Kondisi : Sakit Sedang
Gizi : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda Vital
Pemeriksaan Thorax :
Paru-paru :
Inspeksi : Simetris Bilateral, bentuk dada normal
Palpasi : Vocal fremitus kiri = kanan, nyeri tekan (-)
Perkusi : Batas normal, sonor diseluruh lapangan paru
Auskultasi : Vesikuler +/+, Rhonki -/-, Wheezing -/-
Jantung :
Pemeriksaan Abdomen :
GCS : E4M6V5
Kepala:
o Penonjolan : (-)
o Posisi : Sentral
o Bentuk/ukuran :Normocephal
N. Cranialis:
o N.Optikus (II) :
- Ptosis: (-)/(-)
- Exopthalmus: (-)/(-)
Pupil :
- Ukuran/bentuk : 2 mm/Bulat
- Isokor/anisokor : Isokor
- Reflex cahaya langsung : (+)/(+)
- Reflex cahaya tidak langsung : (+)/(+)
- Reflex akomodasi : (+)/(+)
Gerakan bola mata :
- Parese kearah : (-)/(-)
- Nistagmus : (-)/(-)
o N. Trigeminus ( N.V ) :
Sensibilitas
- N.V1
- N.V2
- N.V3
Motorik
- Mengigit : Normal
- Membuka mulut : Normal
o N. Facialis ( N. VII )
Motorik : M. Frontalis M. orbik. Okuli M. orbik. Oris
Istirahat :Simetris Simetris Simetris
Gerakan mimic :Simetri Simetris Kelemahan pd dextra
o N. Glossopharingeus/vagus ( N.IX/N.X) :
Fonasi : Disartria
o N. Accecorius ( N.XI):
Palpasi : Berdenyut
Abdomen:
Kolumna vertebralis:
Ekstremitas :
o Motorik:
Superior Inferior
Dextra Sinistra Dextra Sinistra
Pergerakkan T Bebas T Bebas
Kekuatan 3 5 4 5
Tonus Menurun Normal Menurun Normal
Bentukotot Eutrofi Eutrofi Eutrofi Eutrofi
Superior Inferior
Dextra Sinistra Dextra Sinistra
Biceps Menurun Normal - -
Triceps Menurun Normal
Patella Menurun Normal
Achilles Menurun Normal
o Reflex fisiologi
o Klonus :
Lutut : -/-
Kaki: -/-
o Reflex patologis :
Hoffman : -/-
Tromner : -/-
Babinski : -/-
Chaddock : -/-
Gordon : -/-
Schaefer : -/-
Oppenheim : -/-
o Sensibilitas :
Ekstroseptif
Nyeri : Normal
Suhu : Normal
Rasa raba halus : Normal
Rasa sikap : Dalam batas normal
V. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
o WBC : 15,59 x 103/uL
o RBC : 5,66 x 106/uL
o HGB : 17,0 g/dL
o PLT : 346 x 103/uL
o HCT : 43,8
o MCV : 77,4
VII.RESUME
Laki-laki 55 tahun masuk rumah sakit dengan hemiparese dextra , Disartria
(+), Cephalgia (-), Nausea (-), Vomit (-), Seizure (-), Vertigo (-), Penurunan
kesadaran (-), Pasien mengatakan adanya hemiparastesi dextra . Pemeriksaan
tanda vital TD: 180/70 mmHg, N: 76x/menit, S=36,5 0
C, P: 20x/menit.
Pemeriksaan rangsang menings (-), Pemeriksaan kesadaran GCS=E4M6V5
(compos mentis),. SSO BAB biasa BAK Lancar.
VIII. DIAGNOSIS
XI. ANJURAN
1) Pemeriksaan Lab : GDP, Ureum, Kreatinin, Fraksi Lipid
2) Pencintraan : CT-scan kepala
3) Memberikan Edukasi :
- Mengatur pola makan yang sehat
- Berlatih menggerakkan bagian tangan dan kaki
- Istirahat yang cukup
- Melakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur
BAB IV
PEMBAHASAN
Kekuatan: 3 5
4 5
Tonus : N
Refleks Fisiologis : N
KESIMPULAN
2. Favate AS, Younger DS. Epidemiology of Ischemic Stroke. Neurol Clin. 2016
Nov;34(4):967-980. doi: 10.1016/j.ncl.2016.06.013. PMID: 27720004.
5. Benjamin E.J., Blaha M.J., Chiuve S.E., Cushman M . 2017, Heart Disease and
Stroke Statistics 2017 Update: A Report from the American Heart Association,
Circulation, 135 (10), e146–e603.
16. Mirawati DK, Prabaningtyas HR, Putra SE, Muhammad F, et all. Stroke
Iskemik Akut: Dasar dan Klinis. 2020
18. Bansal S, Sangha KS, Khatri P. Drug treatment of acute ischemic stroke. Am
J Cardiovasc Drugs. 2013;13(1):57-69. doi:10.1007/s40256-013-0007-6
20. Lecinana MAD, Egido JA, Casado I, Ribo M, et all. Guideline foo Treatment
of Acute Ischaemic Stroke. Neurología. 2014;29:102—122.
21. Demaerschalk BM, Kleindorfer DO, Adeoye OM, Demchuk AM, et all. n.
Scientific Rationale for the Inclusion and Exclusion Criteria for Intravenous
Alteplase in Acute Ischemic Stroke: A Statement for Healthcare Professionals
From the American Heart Association/American Stroke
Association. Stroke. 2016 Feb;47(2):581-641
22. Hackam DG, Spence JD. Antiplatelet Therapy in Ischemic Stroke and
Transient Ischemic Attack. 2019;50:773–778.
https://doi.org/10.1161/STROKEAHA.118.023954
23. Sandercock PA, Counsell C, Tseng MC, Cecconi E. Oral antiplatelet therapy
for acute ischaemic stroke. Cochrane Database Syst Rev. 2014 Mar 26;
(3):CD000029.
24. Johnson KC. [Accessed 5-17-2012];SHINE Trial (NCT 01369069)
25. Anderson P. MIND Diet May Slow Cognitive Decline in Stroke Survivors.
January 30, 2018.
26. Diener CH, Hankey GJ. Primary and Secondary Prevention of Ischemic
Stroke and Cerebral Hemorrhage. VOL. 75, NO. 15. 2020
27. Niewada M, Członkowska A. Prevention of ischemic stroke in clinical
practice: a role of internists and general practitioners. Pol Arch Med Wewn.
2014; 124 (10): 540-548
28. Varona JF. Long-term prognosis of ischemic stroke in young adults. Stroke
Res Treat. 2012:879817. Published 2010 Dec 20. doi:10.4061/2011/879817
29. Praja, Dini Setiya, Didik Hasmono, Nailis Syifa. Studi Penggunaan Obat
Neuroprotektan Pada Pasien Stroke Iskemik Di Rumah Sakit Umum Dr.
Saiful Anwar Malang Pharmacy Vol.10 No. 02 Issn 1693-3591 Malang:
Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Malang.2013. h. 153-154.
35