Anda di halaman 1dari 11

Kelompok 3

Anggota Kelompok:
Thariq Ahmad Rasyid (140110190004)
Adisty Pratiwi (140110190059)
Nurhaliza Rahmadini (140110190060)
Ester Pardede (140110190068)

Tugas 3 Kelompok Kapita Selekta Pemodelan Matematika


Boston Consulting Group
Matriks Boston Consulting Group (BCG) digunakan untuk analisis portofolio. Metode ini
digunakan untuk mengidentifikasi dan mengindikasikan posisi strategis suatu perusahaan pada
saat yang bersamaan, kemungkinan pengembangannya. Gagasan metode BCG terdiri dari
perencanaan portofolio produksi atau portofolio layanan sehingga memungkinkan untuk menjaga
keseimbangan antara produk/jasa dalam jangka panjang yang ditandai dengan daya saing dan
profi tabilitas yang tinggi, serta produk/layanan baru yang sering terjadi dan pada tahap
pembangunan yang tidak ditandai oleh daya saing dan profi tabilitas yang tinggi (Jurek-Stepień,
2007).

Matriks BCG memungkinkan untuk menentukan produk mana yang harus ditarik dari stok dan
mana yang harus menghasilkan keuntungan lebih tinggi di masa depan.

Matriks BCG terdiri dari 4 posisi yaitu Stars, Cash Cows, Question marks, Dogs.
● Bintang (Stars) : Melambangkan bisnis-bisnis yang berada di dalam pasar yang tumbuh
pesat dengan pangsa pasar yang besar.
● Sapi Perah (Cash Cows) : Bisnis yang memiliki pangsa pasar besar dalam pasar atau
industri dengan pertumbuhan rendah.
● Tanda Tanya (Question marks) : Bisnis-bisnis yang tingkat pertumbuhannya tinggi
sehingga memiliki daya tarik yang besar namun pangsa pasarnya rendah sehingga
membuat potensi labanya menjadi tidak pasti.
● Anjing (Dogs) : Bisnis-bisnis dengan pangsa dan pertumbuhan pasar yang rendah.
BCG Matriks dasar dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Setiap lingkaran merupakan divisi
yang terpisah . Ukuran lingkaran sesuai dengan proporsi pendapatan perusahaan dihasilkan oleh
unit bisnis, dan potongan pie menunjukkan proporsi keuntungan perusahaan yang dihasilkan
dengan pembagian itu.

Matriks BCG (Sumber: David, 2016:180)

Posisi pangsa pasar relatif diberikan pada sumbu x dari matriks BCG. Titik tengah dari sumbu x
dibuat 0,50 atau sama dengan divisi yang memiliki separuh pangsa pasar dari perusahaan
pemimpin dalam industri. Sumbu y menggambarkan tingkat pertumbuhan industri dalam
penjualan yang diukur dalam bentuk persentase. Persentase tingkat pertumbuhan pada sumbu y
dapat berkisar antara -20 hingga +20 persen, dengan 0,0 sebagai titik tengah. Angka kisaran ini
pada sumbu x dan y seringkali digunakan, tetapi angka lainnya dapat dibuat bila dianggap sesuai
untuk organisasi tertentu. (David, 2016:179)

Pangsa Pasar Relatif


Volume PenjualanTahun N
PPR= × 100 %
Volume Penjualan PesaingTahun N
Pangsa pasar adalah rasio yang menghitung total penjualan produk suatu perusahaan
dibandingkan dengan total industri dan merefleksikan posisi persaingan saat ini di dalam pasar.
Tingkat Pertumbuhan Pasar (Market Growth Rate) (Antonio, 2001).
PenjualanTahun N −PenjualanTahun ( N−1)
MGR=
PenjualanTahun ( N−1)
Pertumbuhan pasar adalah proyeksi tingkat penjualan untuk pasar yang akan dilayani, diukur
dengan peningkatan persentase dalam nilai atau volume penjualan dua tahun terakhir.
Pertumbuhan pasar menggambarkan jangkauan organisasi atau menunjukkan perkembangan
organisasi.

Tujuan Matriks BCG


Menurut Rangkuti (2006) tujuan matriks BCG adalah:
a. Mengembangkan strategi pangsa pasar untuk portofolio produk berdasarkan karakteristik cash
flow-nya.
b. Mengembangkan portofolio produk perusahaan sehingga jelas kekuatan dan kelemahannya.
c. Memutuskan apakah perlu meneruskan investasi untuk produk yang tidak menguntungkan.
d. Mengalokasikan anggaran pemasaran produk guna memaksimalkan cash flow jangka panjang.
e. Mengukur kinerja manajemen berdasarkan kinerja produk di pasaran
f. Melihat peluang bisnis yang bisa dilakukan dari opsi yang ada dengan memperhatikan
keuntungannya.

Keuntungan terbesar dari matriks BCG adalah ia menarik perhatian ke aliran kas, karakteristik
investasi, dan kebutuhan berbagai divisi perusahaan. Dalam beberapa organisasi, tidak ada
perputaran siklis yang nyata. Divisi-divisi dari perusahaan berevolusi dari waktu ke waktu:
anjing menjadi tanda Tanya, tanda Tanya menjadi bintang, bintang menjadi sapi perah, dan sapi
perah menjadi anjing dan berputar secara berkelanjutan. Namun yang jarang terjadi adalah
bintang berubah menjadi tanda Tanya, tanda Tanya menjadi anjing, anjing menjadi sapi perah
dan aliran kas menjadi bintang. Selama beberapa waktu, organisasi sebaiknya berusaha untuk
mendapatkan portofolio divisi yang merupakan bintang. (David, 2016:180).

Membuat Plot Pangsa Pasar Pada Diagram Matriks BCG


1. Masing-masing perusahaan dibuatkan plot sesuai dengan market growth rate (persentase
pertumbuhan penjualan) dan posisi relatif dengan pesaing (market share). Market growth rate
adalah proyeksi tingkat penjualan untuk pasar yang akan dilayani. Biasanya diukur dengan
peningkatan persentase dalam nilai/volume penjualan dua tahun terakhir

2. Market growth rate merupakan indikator relatif attractiveness dari pangsa pasar dibagi dengan
pangsa pasar dari pesaing yang paling dominan.

3. Posisi relative competition merupakan perbandingan dasar dari relative strength dari berbagai
bisnis yang berbeda dalam portofolio bisnis, dalam kaitanya dengan kekuatan masing-masing
posisi di business’s respective market

4. Apabila kita ingin mengetahui posisi relatif antara masing-masing SBU (strategic business
unit) maka SBU tersebut dapat dibuatkan plotnya dalam matriks BCG. Tetapi masing-masing
SBU tersebut harus dihitung besarannya terlebih dahulu dalam bentuk pie diagram. Masing-
masing lingkaran mewakili satu bisnis unit. Luas lingkaran mewakili provinsi tingkat pendapatan
perusahaan yang dihasilkan masing-masing bisnis unit. Secara keseluruhan, hal ini dapat
memberikan gambaran kekuatan masing masing bisnis unit di dalam menghasilkan pendapatan.
(Rangkuti, 2006:37).

Fungsi Konveks

Fungsi konveks banyak diteliti didefinisikan pada sebuah himpunan konveks dari ruang euclid
berdimensi −n atau disebut Rn. Dalam beberapa literatur telah dijelaskan bahwa fungsi konveks
dapat ditandai oleh epigraph yang konveks. Kemudian muncul himpunan yang lebih besar dari
sebuah epigraph, yaitu himpunan level bawah. Para peneliti menemukan bahwa jika himpunan
level bawah dari sebuah fungsi adalah konveks, maka fungsi tersebut adalah konveks. Namun,
ternyata pernyataan ini tidak berlaku sebaliknya. Hal ini telah mengantarkan kita untuk mengenal
kelas fungsi yang lebih besar disebut kuasikonveks.

Definisi (Greenberg dan Pierskalla, 1970, p. 1553)


Fungsi f : S → R dikatakan konveks pada himpunan konveks S ⊆ Rn jika
f ( λ+(1−λ) y )≤ λ(x )+(1−λ) f ( y )
untuk semua λ ∈[0,1] dan x , y ∈ S
Hubungan Fungsi Konveks dengan Epigraph dan Himpunan Level Bawah

Definisi (Boyd, Vandenberghe, 2002, p. 61)


Epigraph dari fungsi f : S → R , S ⊆ Rn himpunan konveks, didefinisikan sebagai
f ={(x , z )∨f ( x)≤ z }
dengan x ∈ S dan z ∈ R

Fungsi konveks dapat ditandai oleh epigraph yang konveks, seperti ditunjukkan oleh teorema
berikut.

Teorema (Cambini, Martein, 2009, p. 12)


Fungsi f : S → R dikatakan konveks pada himpunan konveks S ⊆ ¿ R n jika dan hanya jika f
himpunan konveks

Definisi (Giorgi, Guerraggio, dan Thierfelder, 2004, hlm. 118)


Himpunan level bawah dari fungsi jika f : S →R , S ⊂R n himpunan konveks, didefinisikan sebagai
Lα ={ x∨x ∈ S , f ( x)≤ α }untuk sembarang α ∈ R
Sehubungan dengan himpunan level bawah dari fungsi konveks, diberikan teorema berikut ini.

Teorema (Cambini, Martein, 2009, p. 12)


Jika f : S → R adalah fungsi konveks pada himpunan konveks S ⊆ Rn, maka Lα konveks yang
memiliki himpunan level bawah yang konveks.

Contoh:
−1
f ( x)=tan x=arctan x bukan fungsi konveks (dapat dilihat dari grafik fungsinya),

tetapi himpunan level bawahnya


semua konveks

Jadi, fungsi konveks tidak dapat ditandai oleh himpunan level bawah yang konveks

EFFICIENT FRONTIER
Turunan Teorema 4.4.
Let X 1 , ... , X n be independent exponential random variables with X i having hazard rate
λ i , i=1 ,... , n. Let Y 1 ,... , Y n be a random sample of size n from an exponential distribution with
common hazard rate λ=¿. Then
(a) X n; n ≥disp Y n ;n ;
(b) X n; n ≥hr Y n ;n.

Proof: (a) The distribution function of X n; n is


n
F X ( x ) =∏ ❑ ( 1−e )
−λ i x
n ;n
i=1

F X ( x ) =( 1−e
n ;n
−λ x
)( 1−e− λ x ) … ( 1−e−λ
1 2 (n−1 ) x
) ( 1−e−λ x ) n

d
F X ( x )) =λ 1 e−λ x ( 1−e−λ x ) … ( 1−e ) ( 1−e−λ x ) +¿
−λ x

dx
( n ;n
1 2 ( n−1 ) n

( 1−e−λ x ) λ2 e−λ x … ( 1−e− λ


1 2 ( n−1 ) x
) ( 1−e−λ x ) +…+¿ n

( 1−e−λ x )( 1−e− λ x ) … λ (n−1) e− λ


1 2 (n−1 ) x
( 1−e−λ x ) +¿
n

( 1−e−λ x ) ( 1−e− λ x ) … ( 1−e−λ x ) λ n e− λ x


1 2 n n

f X ( x )=[ ( 1−e )( 1−e− λ x ) … ( 1−e− λ ) ( 1−e− λ x ) ]


−λ 1 x 2 (n−1) x n

n ;n

[ λ1 e−λ x λ2 e−λ
]
x
1 2
λn−1 e−λ n−1 x
λ n e− λ n x

+ +…+ +
( 1−e− λ x ) ( 1−e− λ x )
1 2
( 1−e−λ x ) ( 1−e−λ x )n−1 n

n n −λ i x
λi e
f X ( x )=∏ ❑ ( 1−e )∑ ❑
−λ i x
n ;n
i=1 i=1 ( 1−e−λ x ) i
DAFTAR PUSTAKA

David, F.R. 2016. Manajemen Strategik: Suatu Pendekatan Keunggulan Bersaing-Konsep. Edisi
15 (Terjemahan). Jakarta: Salemba Empat.
Rangkuti, Freddy. 2006. Analisis SWOT Membedah Kasus Bisnis. Jakarta : Penerbit Gramedia
Pustaka Utama
Antonio, M. Syafi ’i. Bank Syariah: Dari Teori ke Praktek. (Jakarta: Gema Insani Press, 2001),
Maristia, K., 2020. Analisis matriks bcg (boston consulting group) dalam strategi
mempertahankan pangsa pasar pada smartphone merek samsung (studi kasus pada pt. samsung
elektronik indonesia tahun 2019). Jurnal Ekonomika, 11(2).
Prasetyo, Y.W., Yulianto, E. and Sunarti, S., Perumusan Strategi Bisnis Perusahaan
Menggunakan Matriks Boston Consulting Group (Bcg) Dan Matriks Tows-k (Studi Pada PT
Bank Muamalat Tbk.) (Doctoral dissertation, Brawijaya University).
Andina, V., Cahya, E. and Fatimah, S., 2015. Sifat-sifat Fungsi Konveks yang Tidak Dapat
Digeneralisasi Menjadi Sifat-sifat Fungsi Kuasikonveks. Jurnal EurekaMatika, 3(1), pp.42-58.

Anda mungkin juga menyukai