Anda di halaman 1dari 4

KERANGKA ACUAN

KAWASAN TANPA ROKOK


PUSKESMAS JATIBENING
2018

A. PENDAHULUAN
Pengendalian para perokok yang menghasilkan asap rokok yang sangat
berbahaya bagi kesehatan perokok aktif maupun perokok pasif merupakan salah satu
solusi menghirup udara bersih tanpa paparan asap rokok atau biasa di sebut penetapan
KAWASAN TANPA ROKOK .
Hak untuk menghirup udara bersih tanpa paparan asap rokok telah menjadi
perhatian dunia,WHO memprediksi penyakit yang berkaitan dengan rokok akan
menjadi masalah kesehatan dunia.Dari tiap 10 orang dewasa yang meninggal 1 orang
diantarany meninggal karena di sebabkan asap rokok.Dari data terakhir WHO Tahun
2004 ditemui sudah mencapai 5 juta kasus kematian setiap tahunya. serta 70% terjadi
di negara berkembang termasuk di dalamya Asia dan Indonesia .Di Tahun 2025 nanti,
saat jumlah perokok dunia sekitar 650 Juta orang maka akan ada 10 juta kematian
pertahun .
Indonesia menduduki peringkat ke-3 dengan jumlah perokok terbesar di dunia
setelah Cina dan India (WHO 2008) .Pada tahun 2007 ,Indonesia menduduki
peringkat ke-5 konsumen rokok terbesar setelah Cina,Amerika Serikat,Rusia dan
Jepang.Pada Tahun yng sama riset Kesehatan Dasar menyebutkan bahwa penduduk
berumur diatas 10 Tahun yang merokok sebesar 29,2% dan angka tersebut meningkat
sebesar 34,7% pada Tahun 2010 untuk kelompok umur diatas 15 tahun.
Peningkatan prevalensi perokok terjadi pada kelompok umur 15-24 Tahun,dari
17,3% (2007) menjadi 18,6% atau naik hampir 10% dalam kurun waktu 3
Tahun.Peningkatan juga terjadi pada umur produktif yaitu, 25-34 Tahun dari 29,0%
(2007) menjai 31,1% (2020)
Pelaksanaan kegiatan program Promkes dilaksanakan sesuai visi puskesmas
Jatibening yaitu memberikan pelayanan professional , ramah dan bermutu melalui
pemberdayaan masyarakat dalam pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien sesuai
dengan tata nilai UPTD Puskesmas Jatibening yang telah ditetapkan yaitu Santun,
Unggul, Kompak, Sapa, Empati, Senyum.

B. LATAR BELAKANG
Penetapan Kawasan Tanpa Rokok sebenarnya selama ini telah banyak
diupayakan oleh berbagai pihak baik lembaga/institusi Pemerintah maupun swasta
dan Masyarakat. Namun pada kenyataanya upaya yang telah dilakukan tersebut jauh
tertinggal dibandingkan dengan penjualan ,periklanan/promosi dan ataupun pengguna
rokok.
Asumsi lain adalah perokok membebankan biaya keuangan dari resiko fisik kepada
orang lain yang berarti bahwa seharusnya perokoklah yang menanggung semua
“biaya” atau kerugian akibat rokok ,tetapi pada kenyataanya perokok membebankan
secara fisik dan ekonomi kepada orang lain juga. Beban ini meliputi resiko orang lain
terkena asap rokok di lingkungan sekitarnya ,dan biaya yang di bebankan pada
Masyarakat untuk pelayanan Kesehatan. Agar permasalahan dan kondisi tersebut
diatas dapat dikendalikan maka perlu dilakukan Upaya pengamanan terhadap bahaya
Merokok melalui penetapan Kawasan Tanpa Rokok dan juga membatasi ruang gerak
para perokok.
C. TUJUAN PENETAPAN KAWASAN TANPA ROKOK
Tujuan Penetapan KTR adalah:
 Menurunkan angka kesakitan dan/atau angka kematian dengan cara mengubah
perilaku Masyarakat untuk hidup sehat
 meningkatkan produktivitas kerja yang optimal
 Mewujudkan kualitas udara yang sehat dan bersih ,bebas dari asap rokok
 Menurunkan angka perokok dan mencegah perokok pemula
 Mewujudkan generasi muda yang sehat
 Memberikan acuan bagi pemerintah Daerah dalam menetapkan KTR
 Memberikan perlindungan yang efektif dari bahaya asap rokok
 Memberikan ruang dan lingkungan yang sehat bagi Masyarakat

D. MANFAAT
Penetapan KTR merupakan upaya perlindungan untuk Masyarakat terhadap resiko
ancaman gangguan kesehatan karena lingkungan tercemar asap rokok,penetapan KTR
ini perlu diselenggarakan di fasilitas pelayanan kesehatan ,tempat proses belajar
mengajar ,tempat anak bermain,tempat ibadah,angkutan umum, tempat kerja,tempat
umum dan tempat lain yang di tetapkan.

E. STRATEGI
1. Identifikasi Permasalahan:
 Merencanakan advokasi
 Menganalisa apa yang di ketahui dan pengetahuan apa yang dapat kita
pakai.Pahami kondisi masyarakat seperti budaya,tingkat
ekonomi,tingkat kepercayaan serta masalah khusus yang mereka
hadapi.gunakan data khas lokal
 Tetapkan tujuan advokasi yang ingin di capai
 Tetapkan tujuan advokasi yang ingin di capai dan cari tahu bagaimana
membuatnya dapat di capai
 Identifikasi kelompok sasaran: siapa saja yang harus dan dapat di
pengaruhi
 Identifikasi siapa yang dapat diajak bermitra: dekati berbagai
pemangku kepentingan.jika mendekati dunia usaha ,pastikan anda
mengerti strategi Corporate Social Responsibility yang mereka
jalankan.
 Kembangkan pesan ,pilih pendekatan yang sesuai dan seleksi
metode,dari serangkaian komunikasi yang anda bisa dapatkan ,pilih
yang paling dapat memberikan dampak pada kelompok sasaran
anda.Buat pesan menjadi kalimat yang sederhana dan mudah di ingat.
 Monitoring dan evaluasi bagaimna mengukur dampak kegiatan kita ?
perlu menetapkan indikator kesuksesan ,termasuk input,output dan
sebisa mungkin.temukan faktor apa yang mempengaruhi kberhasilan
dan kegagalan anda.Informasikan kepada mitra anda dan sampaikan
penghargaan pada panitia perencanaan, sehingga mitra dapat
melanjutkan kemitraan dengan anda

F. EVALUASI
Evaluasi merupakan upaya yang di laksanakan secara terus menerus baik oleh petugas
kesehatan maupun pengelola Kawasan Tanpa Rokok (KTR)di semua tatanan untuk
melihat apakah KTR yang di kembangkan telah berjalan sesuai dengan yang di
rencanakan.

G. PELAKSANAAN KEGIATAN
 Apa yang di pantau
 Bagaimana cara memantau
 Siapa yang memantau
 Kapan mengadakan pertemuaan

H. SASARAN
 Fasilitas Pelayanan Kesehatan
 Tempat proses belajar mengajar
 Tempat ibadah
 Tempat kerja
 Lokasi Masyarakat setempat( Lingkungan setempat)

I. PEMBIAYAAN
 Sumber dan swadaya sesuai tatanan

J. PENCATATAN DAN PELAPORAN


Dilakukan pencatatan dan pelaporan setiap kelurahan binaan PKK dan Puskesmas
sesuai format baku.
PEMERINTAH KOTA BEKASI
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS JATIBENING
Jl.Amarilis Perum.Pondok Cikunir Indah Jatibening,Kec Pondok Gede
Kota Bekasi

PELAKSANAAN KEGIATAN PENERAPAN


KAWASAN TANPA ROKOK

Merokok merupakan hal yang tidak asing di dengar oleh semua kalangan termasuk
remaja. Merokok sangat tidak aik bagi anak sekolah bahkan untuk dewsa pun akan
mengalami efek yang diakibatkan oleh rokok.Contohnya gas yang dihasilkanya adalah gas
CO,CO2 dan NH3yang bersifat racun bagi tubuh apabila terhirup lama-lama oleh perokok
aktif maupun pasif,selain itu asapnya termsuk asap menyamping yang dapat menyebar ke
seluruh ruangan.Walaupun rokoknya telah padam asapnya akan tetapberada di ruangan itu
selama berjam-jam .
Merokok di lingkungan kesehatan bukanlah merupakan contoh yang baik bagi semua
warga masyarakat dan pengunjung karena dapat menganggu aktivitas di lingkungan sekitar.
Penyalahgunaan rokok harus segera di tanggulangi agar dampak yang di timbulkan
tidak banyak.Selain untuk mencegah generasi penerus bangsa agar tidak terjerumus
menggunakan rokok yang bersifat ketergantungan bagi pemakainya,maka pihak puskesmas
melakukan upaya-upaya untuk menanggulanginya ,antara lain:
Menciptakan area bebas rokok di lingkungan Puskesmas
memberi peringtan/sangsi bagi para petugas,pengunjung atau warga masyarakat yang
di dapati merokok di lingkungan Puskesmas
Membuat aturan tentang rokok
Mengadakan seminar tentang bahaya rokok ,serta penanggulanganya

Penetapan kawasan tanpa rokok perlu di selenggarakan di tempat-tempat umum


termasuk lingkungan Puskesmas sebagai contoh,Tujuan dari Kawasan Tanpa Rokok
adalah untuk menurunkan angka kesakian dan angka kematian rokok; mewujudkan
lingkungan bersih ,sehat,aman,melindungi generasi muda dari sejak dini.”
Penanggulangan masalah rokok bukan saja menjadi tanggung jawab sector
kesehatan ,melainkan tanggung jawab semua masyarakat”

Anda mungkin juga menyukai