Anda di halaman 1dari 8

LEMBAR SOAL TUGAS TUTORIAL II

Fakultas : Sains dan Teknologi Kode MK &


Nomor KB
Program Studi : Teknologi Pangan Nomor Modul
Kode/Nama MK : KIMD4110 /Kimia Dasar KIMD4110 KB1 & KB2
I M5
Penulis Soal/Institusi : Agus Rimus Liandi, M.Si
/UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
Penelaah Soal/Institusi : Iffana Dani Maulida,
M.Sc / Universitas
Terbuka
Tahun Penulisan : 2022
Butir Soal No. : 1
Skor Maks. : 30

Capaian Pembelajaran : Menggunakan simbol lewis dalam mementukan jenis ikatan


kimia yang terbentuk dari suatu senyawa (ionik atau
kovalen)

Indikator : (a), (b) Menggambarkan simbol lewis dan konfigurasi elektron dengan
benar, dan menentukan jenis ikatan kimia yang terjadi pada suatu senyawa

1. Gambarkan dengan simbol lewis ikatan kimia apa yang terjadi pada senyawa berikut
beserta alasannya. Lengkapi dengan konfigurasi elektron.
a. C2H6
b. MgBr2

Waktu : 25 menit

JAWABAN SOAL NO1


Gambar struktur Lewis untuk senyawa C₂H₆ dan senyawa MgBr₂ dapat dilihat pada lampiran.

 Untuk ikatan yang terjadi antara C dengan H dan C dengan C pada senyawa C₂H₆ adalah ikatan kovalen tunggal.

Alasan: karena terjadi pemakaian bersama satu pasang elektron antara unsur C (nonlogam) dengan unsur H

(nonlogam) dan antara unsur C (nonlogam) dengan unsur C (nonlogam).

 Untuk ikatan yang terjadi antara atom Mg dan atom Br pada senyawa MgBr₂ adalah ikatan ionik.

Alasan: karena terjadi donor elektron dari atom Mg (unsur logam) ke atom Br (unsur nonlogam).

Konfigurasi elektron (model Bohr) setiap unsur pada soal:


1. C = 2.4

2. H = 1

3. Mg = 2.8.2

4. Br = 2.8.18.7

Penjelasan dengan langkah-langkah

Struktur Lewis merupakan salah satu model penggambaran struktur molekul untuk mengetahui jenis ikatan kimia

dalam senyawa. Berikut langkah-langkah penggambaran struktur Lewis untuk kedua senyawa:

Langkah 1

Penentuan elektron valensi masing-masing atom penyusun senyawa.

Dari tabel periodik unsur:

 Nomor atom C = 6.

 Nomor atom H = 1.

 Nomor atom Mg = 12.

 Nomor atom Br = 35.

Penentuan konfigurasi elektron menurut model Bohr di mana rumus jumlah elektron maksimum di kulit ke-n adalah

2ⁿ dan elektron valensi maksimal adalah 8. Berikut konfigurasi elektron masing-masing atom:

1. C = 2.4

Elektron valensi C = 4.

C adalah unsur nonlogam.

2. H = 1

Elektron valensi H = 1.

H adalah unsur nonlogam.

3. Mg = 2.8.2

Elektron valensi Mg = 2.

Mg adalah unsur logam.

4. Br = 2.8.18.7

Elektron valensi Br = 7.

Unsur Br adalah unsur nonlogam.

Catatan:

 Ikatan ionik biasanya terjadi antara unsur logam dan nonlogam.


 Ikatan kovalen cenderung terjadi pada unsur nonlogam dengan unsur nonlogam yang berikatan.

 Atom umumnya akan stabil dalam bentuk senyawa ketika elektron valensi unsur mengikuti elektron valensi gas

mulia. Kaidah untuk elektron valensi maksimal adalah dua (aturan duplet untuk unsur bernomor atom 1 - 5) atau

delapan (aturan oktet untuk unsur bernomor atom >5).

Langkah 2

Penentuan atom pusat dan atom cabang.

 Atom pusat biasanya lebih elektropositif. Namun, untuk atom H selalu diletakkan di luar atau sebagai atom cabang

karena elektron valensi H hanya 1.  


 Atom C dengan H.

Atom C akan berperan sebagai pusat.


 Atom Mg dan Br.

Atom Mg bersifat lebih elektropositif karena termasuk unsur logam alkali tanah maka Mg berperan sebagai atom

pusat.

Langkah 3

Hubungkan elektron pada atom cabang ke atom pusat.

Huruf a

 Unsur C tampak memiliki 8 elektron di sekelilingnya dan sudah memenuhi kaidah oktet karena ada 3 elektron

yang dibagikan oleh 3 atom H dan 1 elektron dari 1 atom C lain.


 Atom H tampak memiliki 2 elektron valensi yang berarti telah memenuhi aturan duplet, sehingga atom H di sini sudah

stabil dalam senyawa etana (C₂H₆).

Huruf b

 Untuk ikatan ionik antara unsur logam Mg dan unsur nonlogam Br tampak bahwa unsur Mg hanya mendapat 4

elektron.
 Sebenarnya unsur Mg "sudah melepas elektron" untuk diberikan ke Br (donor elektron). Di mana dengan melepas 2

elektron maka elektron valensi Mg (dilihat dari konfigurasi elektronnya) akan memenuhi kaidah oktet, yaitu 2.8.

 Jadi ikatan pada Mg dan Br tergambar bukanlah ikatan kovalen (pemakaian bersama elektron), tetapi ikatan ionik

(hasil serah terima elektron).

Catatan: elektron yang digambar adalah elektron valensi.


LEMBAR SOAL TUGAS TUTORIAL II

Fakultas : Sains dan Teknologi Kode MK &


Nomor KB
Program Studi : Teknologi Pangan Nomor Modul
Kode/Nama MK : KIMD4110 /Kimia Dasar KIMD4110 KB2
I M6
Penulis Soal/Institusi : Agus Rimus Liandi, M.Si
/UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
Penelaah Soal/Institusi : Iffana Dani Maulida,
M.Sc / Universitas
Terbuka
Tahun Penulisan : 2022
Butir Soal No. : 2
Skor Maks. : 35

Capaian Pembelajaran : Memecahkan masalah perhitungan pH, pOH, Ka, Kb dari


reaksi asam-basa.

Indikator : (a), (b), (c) Menentukan kondisi mula-mula, saat reaksi, dan setelah reaksi,
menentukan pH dari larutan asam lemah dengan nilai Ka, dan menentukan
pH dari larutan basa lemah dengan nilai Kb.

2. Tentukan pH dari larutan:


a. 0,1 mol/L asam asetat (Ka = 10-5)
b. 0,01 mol/L asam hipoklorit (Ka = 10-8)
c. 0,1 mol/L amonia (Kb = 10-5)

Waktu : 30 menit
JAWABAN SOAL NO2
Nilai pH dari larutan asam asetat 0,1 mol/L adalah 3 (tiga).

Nilai pH dari larutan asam hipoklorit 0,01 mol/L adalah 5 (lima).

Nilai pH dari larutan amonia 0,1 mol/L adalah 11 (sebelas).

Penjelasan dengan langkah-langkah

Nilai pH menunjukkan derajat keasaman suatu larutan. Nilai ini dapat menentukan sifat larutan asam atau basa.

Berikut perhitungan nilai pH dan konsentrasi ion hidrogen maupun ion hidroksida pada asam lemah dan basa lemah:

Keterangan:
 pH = derajat keasaman larutan.

 [H⁺] = konsentrasi ion hidrogen, M.

 [OH⁻] = konsentrasi ion hidroksida, M.

 Kb = tetapan ionisasi basa lemah.

 Ka = tetapan ionisasi asam lemah.

 M = konsentrasi.

 a = asam lemah.

 b = basa lemah.

Diketahui:

1. Ma₁ = 0,1 mol/L = 0,1 M.

Ka₁ = 10⁻⁵.

2. Ma₂ = 0,01 mol/L.

Ma₂ = 0,01 M.

Ka₂ = 10⁻⁸.

3. Mb = 0,1 mol/L.

Mb = 0,1 M.
Kb = 10⁻⁵.

Ingat: 1 M = 1 mol/L.

Ditanyakan:

 pH masing-masing larutan = ?

Penyelesaian:

Langkah 1

Perhitungan konsentrasi ion hidrogen dan ion hidroksida.

Huruf a

(H+)1 = √ Ka1❑ XMa 1


= √ 10−5❑ X 0,1
= √ 10−6
=10-5 M

Huruf b (H+)2 = √ Ka2 X Ma 2


= √ 10−8 X 0,01
= √ 10−10
=10-5 M

Huruf c

(OH-) = √ Kb X Mb
= √ 10−5 X 0,1
= √ 10−6
=10 -3 M

Langkah 2

Perhitungan pH larutan.

1. pH₁ = - log ([H⁺]₁)

pH₁ = - log (10⁻³)

pH₁ = 3.

2. pH₂ = - log ([H⁺]₂)

pH₂ = - log (10⁻⁵)

pH₂ = 5.

3. pH₃ = 14 + log ([OH⁻])

pH₃ = 14 + log (10⁻³)

pH₃ = 14 - 3

pH₃ = 11.
LEMBAR SOAL TUGAS TUTORIAL II

Fakultas : Sains dan Teknologi Kode MK &


Nomor KB
Program Studi : Teknologi Pangan Nomor Modul
Kode/Nama MK : KIMD4110 /Kimia Dasar KIMD4110 KB2
I M6
Penulis Soal/Institusi : Agus Rimus Liandi, M.Si
/UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
Penelaah Soal/Institusi : Iffana Dani Maulida,
M.Sc / Universitas
Terbuka
Tahun Penulisan : 2022
Butir Soal No. : 3
Skor Maks. : 35

Capaian Pembelajaran : Menjelaskan proses hidrolisis dan perhitungannya.

Indikator : (a), (d), Menentukan jenis reaksi bersifat asam atau basa, dan menghitung
pH larutan dari reaksi hidrolisis antara asam lemah dengan basa kuat

3. Salah satu terjadinya hidrolisis adalah reaksi antara asam lemah dengan basa kuat.
Hitunglah pH larutan campuran ketika 30 mL larutan CH3COOH 0,2 M (Ka = 10 –5)
direaksikan dengan 30 mL NaOH 0.2 M.

Waktu: 35 menit
Jawaban Soal No3
30
( CH 3 COONa ) = 0,15
200
Laruran bersifat basa
(OH ) = √ Kw−( G )
Ka

=
√10−14 = 0,15
10−5
=√ 10−10 = 10 -5
PoH = l0g 10 - 5
= 5
PH = 14 – POH
= 14 – 5
=9

Anda mungkin juga menyukai