Indikator : (a), (b) Menggambarkan simbol lewis dan konfigurasi elektron dengan
benar, dan menentukan jenis ikatan kimia yang terjadi pada suatu senyawa
1. Gambarkan dengan simbol lewis ikatan kimia apa yang terjadi pada senyawa berikut
beserta alasannya. Lengkapi dengan konfigurasi elektron.
a. C2H6
b. MgBr2
Waktu : 25 menit
Untuk ikatan yang terjadi antara C dengan H dan C dengan C pada senyawa C₂H₆ adalah ikatan kovalen tunggal.
Alasan: karena terjadi pemakaian bersama satu pasang elektron antara unsur C (nonlogam) dengan unsur H
Untuk ikatan yang terjadi antara atom Mg dan atom Br pada senyawa MgBr₂ adalah ikatan ionik.
Alasan: karena terjadi donor elektron dari atom Mg (unsur logam) ke atom Br (unsur nonlogam).
2. H = 1
3. Mg = 2.8.2
4. Br = 2.8.18.7
Struktur Lewis merupakan salah satu model penggambaran struktur molekul untuk mengetahui jenis ikatan kimia
dalam senyawa. Berikut langkah-langkah penggambaran struktur Lewis untuk kedua senyawa:
Langkah 1
Nomor atom C = 6.
Nomor atom H = 1.
Penentuan konfigurasi elektron menurut model Bohr di mana rumus jumlah elektron maksimum di kulit ke-n adalah
2ⁿ dan elektron valensi maksimal adalah 8. Berikut konfigurasi elektron masing-masing atom:
1. C = 2.4
Elektron valensi C = 4.
2. H = 1
Elektron valensi H = 1.
3. Mg = 2.8.2
Elektron valensi Mg = 2.
4. Br = 2.8.18.7
Elektron valensi Br = 7.
Catatan:
Atom umumnya akan stabil dalam bentuk senyawa ketika elektron valensi unsur mengikuti elektron valensi gas
mulia. Kaidah untuk elektron valensi maksimal adalah dua (aturan duplet untuk unsur bernomor atom 1 - 5) atau
Langkah 2
Atom pusat biasanya lebih elektropositif. Namun, untuk atom H selalu diletakkan di luar atau sebagai atom cabang
Atom Mg bersifat lebih elektropositif karena termasuk unsur logam alkali tanah maka Mg berperan sebagai atom
pusat.
Langkah 3
Huruf a
Unsur C tampak memiliki 8 elektron di sekelilingnya dan sudah memenuhi kaidah oktet karena ada 3 elektron
Huruf b
Untuk ikatan ionik antara unsur logam Mg dan unsur nonlogam Br tampak bahwa unsur Mg hanya mendapat 4
elektron.
Sebenarnya unsur Mg "sudah melepas elektron" untuk diberikan ke Br (donor elektron). Di mana dengan melepas 2
elektron maka elektron valensi Mg (dilihat dari konfigurasi elektronnya) akan memenuhi kaidah oktet, yaitu 2.8.
Jadi ikatan pada Mg dan Br tergambar bukanlah ikatan kovalen (pemakaian bersama elektron), tetapi ikatan ionik
Indikator : (a), (b), (c) Menentukan kondisi mula-mula, saat reaksi, dan setelah reaksi,
menentukan pH dari larutan asam lemah dengan nilai Ka, dan menentukan
pH dari larutan basa lemah dengan nilai Kb.
Waktu : 30 menit
JAWABAN SOAL NO2
Nilai pH dari larutan asam asetat 0,1 mol/L adalah 3 (tiga).
Nilai pH menunjukkan derajat keasaman suatu larutan. Nilai ini dapat menentukan sifat larutan asam atau basa.
Berikut perhitungan nilai pH dan konsentrasi ion hidrogen maupun ion hidroksida pada asam lemah dan basa lemah:
Keterangan:
pH = derajat keasaman larutan.
M = konsentrasi.
a = asam lemah.
b = basa lemah.
Diketahui:
Ka₁ = 10⁻⁵.
Ma₂ = 0,01 M.
Ka₂ = 10⁻⁸.
3. Mb = 0,1 mol/L.
Mb = 0,1 M.
Kb = 10⁻⁵.
Ingat: 1 M = 1 mol/L.
Ditanyakan:
pH masing-masing larutan = ?
Penyelesaian:
Langkah 1
Huruf a
Huruf c
(OH-) = √ Kb X Mb
= √ 10−5 X 0,1
= √ 10−6
=10 -3 M
Langkah 2
Perhitungan pH larutan.
pH₁ = 3.
pH₂ = 5.
pH₃ = 14 - 3
pH₃ = 11.
LEMBAR SOAL TUGAS TUTORIAL II
Indikator : (a), (d), Menentukan jenis reaksi bersifat asam atau basa, dan menghitung
pH larutan dari reaksi hidrolisis antara asam lemah dengan basa kuat
3. Salah satu terjadinya hidrolisis adalah reaksi antara asam lemah dengan basa kuat.
Hitunglah pH larutan campuran ketika 30 mL larutan CH3COOH 0,2 M (Ka = 10 –5)
direaksikan dengan 30 mL NaOH 0.2 M.
Waktu: 35 menit
Jawaban Soal No3
30
( CH 3 COONa ) = 0,15
200
Laruran bersifat basa
(OH ) = √ Kw−( G )
Ka
=
√10−14 = 0,15
10−5
=√ 10−10 = 10 -5
PoH = l0g 10 - 5
= 5
PH = 14 – POH
= 14 – 5
=9