Anda di halaman 1dari 30

TUGAS LAPORAN TECHNOPRENEURSHIP

SEMESTER GASAL 2015/ 2016

POP-UP CASE

Kelompok 9
Anggota Kelompok:

Nurfain 1312100042
Atikah Badriya Husein 2314105036
Septi Triana 3212100005
M. Alfian Aziz 3212100017

Institut Teknologi Sepuluh Nopember


Surabaya
2015
I.1 Pendahuluan

Seiring dengan perkembangan teknologi, kebutuhan akan plastik terus


meningkat. Data BPS tahun 2001 menunjukkan bahwa volume perdagangan
plastik impor Indonesia, terutama polipropilena (PP) pada tahun 2014 sebesar
136.122,7 ton sedangkan pada tahun 2001 sebesar 182.523,6 ton, sehingga dalam
kurun waktu tersebut terjadi peningkatan besar 34,15%. Jumlah tersebut
diperkirakan akan terus meningkat pada tahun-tahun selanjutnya. Sebagai
konsekuensinya, peningkatan limbah plastikpun tidak terelakkan.

Menurut Hartono (1998) komposisi sampah atau limbah plastik yang


dibuang oleh setiap rumah tangga adalah 9,3% dari total sampah rumah tangga. Di
Surabaya rata-rata setiap pabrik menghasilkan satu ton limbah plastik setiap
minggunya. Jumlah tersebut terus akan bertambah, disebabkan sifat-sifat yang
dimiliki plastik, antara lain tidak dapat membusuk, tidak dapat terurai secar alami,
tidak dapat menyerap air, maupun tidak dapat berkarat, dan pada akhirnya menjadi
masalah bagi lingkungan.

Plastik juga merupakan bahan anorganik buatan yang tersusun dari bahan-
bahan kimia yang cukup berbahaya bagi lingkungan. Limbah dari plastik ini sangat
sulit untuk diuraikan secara alami. Untuk menguraikan sampah plastik itu sendiri
membutuhkan kurang lebih 80 tahun agar dapat terdegradasi secara sempurna.
Oleh karena itu penggunaan bahan plastik dapat dikatakan tidak bersahabat
ataupun konservatif bagi lingkungan apabila digunakan tanpa menggunakan
batasan tertentu. Sedangkan didalam kehidupan sehari-hari, khususnya kita yang
berada di Indonesia, pengguna bahan plastik bisa kita temui hampir diseluruh
aktivitas hidup kita. Padahal apabila kita sadar, kita mampu berbuat lebih untuk hal
ini yaitu dengan menggunakan kembali (reuse) kantung plastik yang disimpan
dirumah. Dengan demikian secara tidak langsung kita telah mengurangi limbah
plastik yang dapat terbuang percuma setelah digunakan (reduce). Atau bahkan
lebih bagus lagi jika kita dapat mendaur ulang plastik menjadi sesuatu yng lebih
berguna (recycle). Bayangkan saja jika kita berbelanja makanan di warung tiga kali
sehari berarti dalam satu bulan satu orang dapat menggunakan 90 kantung plastik
yang seringkali dibuang begitu saja. Jika setengah penduduk Indonesia melakukan
hal maka akan terkumpul 90×125 juta=11250 juta kantung plastik yang mencemari
lingkungan. Berbeda jika kondisi berjalan sebaliknya yaitu dengan penghematan
kita dapat menekan hingga nyaris 90% dari total sampah yang terbuang percuma.
Namun fenomena yang terjadi adalah penduduk Indonesia yang masih malu jika
membawa kantung plastik kemana-mana. Untuk informasi saja bahwa di
supermarket negara China, setiap pengunjung diwajibkan membawa kantung
plastik sendiri dan apabila tidak membawa maka akan dikenakan biaya tambahan
atas plastik yang dikeluarkan pihak supermarket.

Gambar I.1. Banyaknya sampah plastik yang mengotori lingkungan


Selain dengan berlatar belakang limbah plastik yang semakin hari semakin
meningkat. Kami juga mengangkat latar belakang tingginya permintaan akan
kebutuhan peralatan tulis bagi calon siswa, siswi, maupun mahasiswa baru.
Berbagai pilihan peralatan tulis dari merk-merk ternama dengan berbagai model
dan keunggulannya masing-masing selalu terpajang di setiap toko yang
menyediakan peralatan tulis dan kantor. Akan tetapi di setiap produk peralatan
tulis tersebut ternyata belum cukup memenuhi permintaan para pelajar dan
mahasiswa akan kemudahan penggunaan dan fleksibilitas peralatan tulis tersebut.

Beberapa produk biasanya hanya menyediakan peralatan tulis secara


terpisah. Sedangkan, pelajar dan mahasiwa membutuhkan perlatan tulis sekaligus
alas belajar yang bisa digunakan sebagai alas untuk menulis. Hal ini sangat
dibutuhkan, terutama saat pelaksanaan ujian atau tes masuk Perguruan Tinggi.
Pelajar dan calon mahasiswa baru tersebut seringkali lupa untuk membawa alas
ujian yang diperlukan. Sehingga pelaksanaan tes atau ujian yang dilakukannya
menjadi kurang nyaman. Oleh karena itu, diperlukan suatu produk peralatan tulis
sekaligus yang dapat berfungsi sebagai alas ujian.

Gambar I.2 Pelajar sedang menggunakan alat tulis


I.2 Plastik

I.2.1      Sejarah Plastik

       Sejak tahun 1950-an plastik menjadi bagian penting dalam hidup manusia.
Plastik digunakan sebagai bahan baku kemasan, tekstil, bagian-bagian mobil dan
alat-alat elektronik. Dalam dunia kedokteran, plastik bahkan digunakan untuk
mengganti bagian-bagian tubuh manusia yang sudah tidak berfungsi lagi. Pada
tahun 1976 plastik dikatakan sebagai materi yang paling banyak digunakan dan
dipilih sebagai salah satu dari 100 berita kejadian pada abad ini.

                  Plastik pertama kali diperkenalkan oleh Alexander Parkespada tahun


1862 di sebuah ekshibisi internasional di London, Inggris. Plastik temuan Parkes
disebut parkesine ini dibuat dari bahan organik dari selulosa. Parkes mengatakan
bahwa temuannya ini mempunyai karakteristik mirip karet, namun dengan harga
yang lebih murah. Ia juga menemukan bahwa parkesine ini bisa dibuat transparan
dan mampu dibuat dalam berbagai bentuk. Sayangnya, temuannya ini tidak bisa
dimasyarakatkan karena mahalnya bahan baku yang digunakan.  

                 Pada akhir abad ke-19 ketika kebutuhan akan bola biliar meningkat,
banyak gajah dibunuh untuk diambil gadingnya sebagai bahan baku bola biliar.
Pada tahun 1866, seorang Amerika bernamaJohn Wesley Hyatt, menemukan
bahwa seluloid bisa dibentuk menjadi bahan yang keras. Ia lalu membuat bola
biliar dari bahan ini untuk menggantikan gading gajah. Tetapi, karena bahannya
terlalu rapuh, bola biliar ini menjadi pecah ketika saling berbenturan.       

                 Bahan sintetis pertama buatan manusia ditemukan pada tahun 1907


ketika seorang ahli kimia dari New York bernama Leo
Baekeland mengembangkan resin cair yang ia beri nama bakelite. Material baru
ini tidak terbakar, tidak meleleh dan tidak mencair di dalam larutan asam cuka.
Dengan demikian, sekali bahan ini terbentuk, tidak akan bisa berubah. Bakelite ini
bisa ditambahkan ke berbagai material lainnya seperti kayu lunak.  

                 Tidak lama kemudian berbagai macam barang dibuat daribakelite,


termasuk senjata dan mesin-mesin ringan untuk keperluan perang. Bakelite juga
digunakan untuk keperluan rumah tangga, misalnya sebagai bahan untuk membuat
isolasi listrik.     

                Rayon, suatu modifikasi lain dari selulosa, pertama kali dikembangkan


oleh Louis Marie Hilaire Bernigaut pada tahun 1891 di Paris. Ketika itu ia
mencari suatu cara untuk membuat sutera buatan manusia dengan cara mengamati
ulat sutera. Namun, ada masalah dengan rayon temuannya ini yaitu sangat mudah
terbakar. Belakangan masalah ini bisa diatasi oleh Charles Topham. 

I.2.2      Pengertian sampah plastik               

Sampah plastik merupakan sampah yang dapat didaur ulang menjadi


barang2 yang berguna bahkan menjadi barang yang bernilai bila dikerjakan oleh
orang2 yang berkreatifitas, contoh smpah plastik itu seperti bungkus makanan
ringan, bungkus ditergen, botol air mineral dll.

         Nama plastik mewakili ribuan bahan yang berbeda sifat fisis, mekanis, dan
kimia. Secara garis besar plastik dapat digolongkan menjadi dua golongan besar,
yakni plastik yang bersifat thermoplastic dan yang bersifat thermoset.
Thermoplastic dapat dibentuk kembali dengan mudah dan diproses menjadi bentuk
lain, sedangkan jenis thermoset bila telah mengeras tidak dapat dilunakkan
kembali.     
        Plastik yang paling umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah
dalam bentuk thermoplastic.Plastik juga merupakan bahan anorganik buatan yang
tersusun dari bahan-bahan kimia yang cukup berbahaya bagi lingkungan. Limbah
daripada plastik ini sangatlah sulit untuk diuraikan secara alami. Untuk
menguraikan sampah plastik itu sendiri membutuhkan kurang lebih 80 tahun agar
dapat terdegradasi secara sempurna. Oleh karena itu penggunaan bahan plastik
dapat dikatakan tidak bersahabat ataupun konservatif bagi lingkungan apabila
digunakan tanpa menggunakan batasan tertentu. Sedangkan di dalam kehidupan
sehari-hari, khususnya kita yang berada di Indonesia, penggunaan bahan plastik
bisa kita temukan di hampir seluruh aktivitas hidup kita. Padahal apabila kita
sadar, kita mampu berbuat lebih untuk hal ini yaitu dengan menggunakan kembali
(reuse) kantung plastik yang disimpan di rumah. Dengan demikian secara tidak
langsung kita telah mengurangi limbah plastik yang dapat terbuang percuma
setelah digunakan (reduce). Atau bahkan lebih bagus lagi jika kita dapat mendaur
ulang plastik menjadi sesuatu yang lebih berguna (recycle).

I.2.3      Jenis Jenis Plastik

a) PET atau PETE adalah  polyethylene terephtalate. Plastik ini digunakan


untuk membuat sebagian besar botol plastik dan kontainer dari minuman,
dan juga digunakan untuk salad dressing kontainer, botol minyak sayur dan
tempat makanan ovenproof. PET dapat didaur ulang menjadi pakaian, tote
bags, furniture, karpet, hiasan jalur, dan kontainer baru.
b) HDPE adalah polyethylene densitas tinggi, plastik serbaguna yang dapat
didaur ulang. Digunakan untuk membuat botol detergen dan pemutih, botol
jus, botol oli motor, tempat mentega dan yogurt, beberapa kantong sampah
dan kotak cereal.
dapat didaur ulang lagi menjadi botol dan kontainer, lantai keramik.

c) Vinyl /PVC atau V atau Polyvinyl chloride yang keras dan tahan cuaca.
PVC mengandung khlor, yang berarti bahwa beberapa berbahaya karena
dioxins diproduksi selama manufaktur. Digunakan untuk membuat beberapa
kontainer dan botol untuk deterjen dan minyak goreng, serta jendela, pipa
saluran, kawat jacketing, dan bungkus makanan cerah.

d) LDPE adalah low density polyethylene dan memiliki banyak aplikasi.


Sering ditemukan dalam botol, tote bags. umumnya dapat di daur ulang
untuk bil pesawat milik maskapai, tong penyimpan pupuk kompos, bahan
untuk lantai dan bahan bangunan.

e) PP adalah Polypropylene umum ditemukan dalam tutup botol, yogurt


kontainer, botol saus, dan straws. memiliki titik lebur yang tinggi dan dapat
digunakan untuk tempat cairan panas. Dapat didaur ulang dan merupakan
bagian dari pertumbuhan jumlah program daur ulang kota yang kemudian
lebih berbelok tutup botol dan item lainnya termasuk kabel baterai, wadah,
tong dan nampan.
f) PS adalah polystyrene. yang biasa dikenal dengan merek dagang Styrofoam.
styrene itu ada di mana-mana dalam kontainer barang dan daftar pada
banyak kelompok environental. Styrene telah diklaim oleh banyak anti-
waste dan kelompok kesehatan bahwa polystyrene dapat melepaskan toksin
ke dalam makanan.

g) Other/Lainnya/Polycarbonate, klasifikasi ini meliputi berbagai plastik


bukan Resins yang cocok ke dalam kategori lainnya. Produk yang sering
mengandung sejumlah plastik. "Lainnya" adalah produk yang digunakan
untuk membuat iPod, DVD, kacamata hitam, Anti-peluru dan galon air 5
liter. jenis plastik ini tidak mudah untuk didaur ulang, namun dapat
dilakukan.

h) SM atau Sampah Masyarakat, sampah plastik jenis ini tidak dapat


diklasifikasikan dengan jenis sampah manapun. Tidak dapat didaur ulang
namun sangat ramah lingkungan. Semua bagiannya dapat dibusukkan oleh
mikroba. Sampah ini tidak mempunyai nilai apapun. Jenis ini mendapat
penolakan sosial dimana-mana.

I.2.4      Dampak Limbah Plastik Bagi Lingkungan

Akibat dari semakin bertambahnya tingkat konsumsi masyarakat serta


aktivitas lainnya maka bertambah pula buangan/limbah yang dihasilkan.
Limbah/buangan yang ditimbulkan dari aktivitas dan konsumsi masyarakat sering
disebut limbah domestik atau sampah. Limbah tersebut menjadi permasalahan
lingkungan karena kuantitas maupun tingkat bahayanya mengganggu kehidupan
makhluk hidup lainnya. Selain itu aktifitas industri yang kian meningkat tidak
terlepas dari isu lingkungan. Industri selain menghasilkan produk juga
menghasilkan limbah. Dan bila limbah industri ini dibuang langsung ke lingkungan
akan menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan. Limbah adalah buangan
yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah
tangga, yang lebih dikenal sebagai sampah), yang kehadirannya pada suatu saat
dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai
ekonomis.Jenis limbah pada dasarnya memiliki dua bentuk yang umum yaitu;
padat dan cair, dengan tiga prinsip pengolahan dasar teknologi pengolahan limbah.

Limbah dihasilkan pada umumnya akibat dari sebuah proses produksi yang
keluar dalam bentuk %scrapt atau bahan baku yang memang sudah bisa terpakai.
Dalam sebuah hukum ekologi menyatakan bahwa semua yang ada di dunia ini
tidak ada yang gratis. Artinya alam sendiri mengeluarkan limbah akan tetapi
limbah tersebut selalu dan akan dimanfaatkan oleh makhluk yang lain. Prinsip ini
dikenal dengan prinsip Ekosistem (ekologi sistem) dimana makhluk hidup yang
ada di dalam sebuah rantai pasok makanan akan menerima limbah sebagai bahan
baku yang baru.

Permasalahan limbah plastik di Indonesia telah memasuki tahap yang sangat


mengkhawatirkan. Diperkirakan lebih dari 100 miliar kantong plastik digunakan
oleh masyarakat tiap tahunnya dan kebanyakan limbah plastik tersebut tidak
dikelola atau diolah secara benar. Limbah plastik sangat sulit sekali terurai secara
sempurna oleh tanah karena prosesnya membutuhkan waktu yang lama.
Partikel hasil uraian plastik juga beresiko mencemari lingkungan.
Pencemaran lingkungan akibat limbah plastik akhirnya menjadi sebuah
konsekuensi yang harus ditanggapi serius terutama oleh masyarakat sebagai pihak
yang sangat berperan dalam permasalahan ini.

Plastik merupakan benda anorganik dan non-biodegradable yang terbuat


dari bahan-bahan kimia yang dapat mencemari lingkungan. Bahan-bahan kimia
inilah yang membuat limbah plastik berbahaya bagi kelestarian lingkungan.
Limbah plastik mengandung Polychlorinated Biphenyl atau PCB sehingga
membuat limbah plastik sulit terurai.

Selain itu jika limbah plastik termakan oleh hewan dan tanaman maka
hewan dan tanaman tersebut beracun sehingga berbahaya bagi keberlangsungan
rantai makanan. Limbah plastik yang terurai di dalam tanah akan menghasilkan
partikel-partikel yang bisa mencemari air dan tanah.

Tanah menjadi tidak subur karena banyak hewan pengurai, misal cacing
tanah yang terbunuh akibat partikel-partikel tersebut, air di dalam tanah tidak bisa
mengalir lancar, dan menghalangi sirkulasi udara di dalam tanah.

Limbah plastik juga berperan dalam pemanasan global sehingga terjadi


perubahan iklim yang ekstrem. Sejak dari proses produksi plastik sampai dengan
pembuangan, plastik telah menghabiskan banyak energi dan mengemisi gas rumah
kaca ke astmosfer dan penipisan lapisan ozon.

Limbah plastik yang dibuang sembarangan, misalnya di sungai akan


membuat banjir karena sungai dangkal akibat tumpukan limbah plastik. Jika
limbah plastik dibakar juga akan menghasilkan gas karbondioksida sehingga
mengakibatkan polusi pada udara dan pemanasan global.
I.2.5 Pengelolaan Limbah Plastik Dengan Metode Recycle (Daur Ulang)

Pemanfaatan limbah plastik merupakan upaya menekan pembuangan plastik


seminimal mungkin dan dalam batas tertentu menghemat sumber daya dan
mengurangi ketergantungan bahan baku impor. Pemanfaatan limbah plastik dapat
dilakukan dengan pemakaian kembali (reuce ) maupun daur ulang (recycle). Di
Indonesia, pemanfaatan limbah plastik dalam skala rumah tangga umumnya adalah
dengan pemakaian kembali dengan keperluan yang berbeda, misalnya tempat cat
yang terbuat dari plastik digunakan untuk pot atau ember. Sisi jelek pemakaian
kembali, terutama dalam bentuk kemasan adalah sering digunakan untuk
pemalsuan produk seperti yang seringkali terjadi di kota-kota besar (Macklin,
2009).

Pemanfaatan limbah plastik dengan cara daur ulang umumnya dilakukan


oleh industri. Secara umum terdapat empat persyaratan agar suatu limbah plastik
dapat diproses oleh suatu industri, antara lain limbah harus dalam bentuk tertentu
sesuai kebutuhan (biji, pellet, serbuk, pecahan), limbah harus homogen, tidak
terkontaminasi, serta diupayakan tidak teroksidasi. Untuk mengatasi masalah
tersebut, sebelum digunakan limbah plastik diproses melalui tahapan sederhana,
yaitu pemisahan, pemotongan, pencucian, dan penghilangan zat-zat seperti besi
dan sebagainya (Macklin, 2009).

Terdapat hal yang menguntungkan dalam pemanfaatan limbah plastik di


Indonesia dibandingkan negara maju. Hal ini dimungkinkan karena pemisahan
secara manual yang dianggap tidak mungkin dilakukan di negara maju, dapat
dilakukan di Indonesia yang mempunyai tenaga kerja melimpah sehingga
pemisahan tidak perlu dilakukan dengan peralatan canggih yang memerlukan biaya
tinggi. Kondisi ini memungkinkan berkembangnya industri daur ulang plastik di
Indonesia (Macklin, 2009).

Pemanfaatan plastik daur ulang dalam pembuatan kembali barang-barang


plastik telah berkembang pesat. Hampir seluruh jenis limbah plastik (80%) dapat
diproses kembali menjadi barang semula walaupun harus dilakukan pencampuran
dengan bahan baku baru dan additive untuk meningkatkan kualitas. Empat jenis
limbah plastik yang populer dan laku di pasaran yaitu Linear Low Density
Polietilena (LLDPE), High Density Polyethylene (HDPE), dan Polipropilena (PP)
(Macklin, 2009).

Tahapan proses daur ulang digolongkan menjadi 2 bagian besar, yaitu:

 Bagian proses sortir bahan baku yang menggunakan tenaga manusia.

 Bagian proses yang menggunakan mesin.

A. Sortir
Sortir merupakan proses pemisahan yang pertama kali dilakukan.
Pada proses ini dilakukan  pekerjaan untuk memisahkan bahan baku yang
datang dan membuang material / benda asing yang tidak diharapkan masuk
ke dalam proses (Anonim, 2009).

B. Pemotongan
Proses ini dilakukan untuk mengurangi ukuran material dan
mempermudah  proses selanjutnya, dengan cara memotong atau merajang
plastik dalam bentuk asalnya (kantong atau lembaran plastik) (Anonim,
2009).
C. Pencucian
Tujuan dari pencucian adalah agar tidak mengganggu proses
penggilingan. Terdiri dari 2 tahap, yaitu:

a. Prewashing
Untuk memisahkan material-material asing terutama agar tidak ikut
dalam proses selanjutnya dengan menggunakan media cair sebagai
sarana untuk mencuci material dan membawa material asing keluar
dari proses (Anonim, 2009).

b.  Pencucian Tahap 2:


Pada bagian ini dilakukan pencucian menggunakan mesin friction
water. Materi dicuci kembali oleh ulir menanjak  yang berputar pada
putaran tinggi sehingga hasil dari friksi dapat melepaskan material
asing yang masih terdapat pada bahan, dimna bagian ini masih
menggunakan media air untuk membawa material asing keluar dari
proses (Anonim, 2009).

D. Pengeringan
Pengeringan dilakukan secara mekanik yaitu dengan memeras
material dengan gerakan memutar sehingga air dapat keluar. Dengan
menguapkan air pada suhu tertentu agar bahan benar-benar terbebas dari
suhu yang melekat (Anonim, 2009).
E. Pemanasan

Material yang telah bersih dari pengotor dilelehkan dengan proses


pemanasan material pada suhu 2000C, dimana suhu panas dihasilkan oleh
heater. Selanjutnya lelehan dialirkan untuk menuju proses penyaringan
(Anonim, 2009).

F. Penyaringan

Dilakukan dengan lembaran besi yang dilobangi sebesar kira-kira 4mm


di seluruh permukaannya. Diharapkan lelehan plastik akan melewati saringan
ini untuk menghasilkan lelehan plastik berbentuk silinder panjang yang
nantinya akan dipotong-potong (Anonim, 2009).

G. Pendinginan

Setelan berbentuk silinder, material dilewatkan pada air dingin sebagai


media pendingin (Anonim, 2009).

H. Pencetakan/Penggilingan

Pencetakan bijih plastik dilakukan dengan membentuk lelehan plastik


menjadi berbentuk mie dengan diameter 4 mm (Anonim, 2009).

I. Pembungkusan dan Pemeriksaan

Dilakukan pembungkusan terhadap material kering dalam karung


plastik. Pemeriksaan untuk mengetahui apakah proses produksi berjalan baik
(Anonim, 2009).
Gambar I.3. Flowchart Proses Daur Ulang Limbah Plastik
Gambar I.4. Rangkaian Alat Proses Daur Ulang Limbah Plastik

I.2.6 Plastik Daur Ulang Sebagai Matriks

Di Indonesia, plastik daur ulang sebagian besar dimanfaatkan kembali


sebagai produk semula dengan kualitas yang lebih rendah. Pemanfaatan plastik
daur ulang sebagai bahan konstruksi masih sangat jarang ditemui. Pada tahun 1980
an, di Inggris dan Italia plastik daur ulang telah digunakan untuk membuat tiang
telepon sebagai pengganti tiang-tiang kayu atau besi. Di Swedia plastik daur ulang
dimanfaatkan sebagai bata plastik untuk pembuatan bangunan bertingkat, karena
ringan serta lebih kuat dibandingkan bata yang umum dipakai (Macklin, 2009).

Pemanfaatan plastik daur ulang dalam bidang komposit kayu di Indonesia


masih terbatas pada tahap penelitian. Ada dua strategi dalam pembuatan komposit
kayu dengan memanfaatkan plastik, pertama plastik dijadikan sebagai binder
sedangkan kayu sebagai komponen utama; kedua kayu dijadikan bahan
pengisi/filler dan plastik sebagai matriksnya. Penelitian mengenai pemanfaatan
plastik polipropilena daur ulang sebagai substitusi perekat termoset dalam
pembuatan papan partikel telah dilakukan oleh Febrianto dkk (2001). Produk
papan partikel yang dihasilkan memiliki stabilitas dimensi dan kekuatan mekanis
yang tinggi dibandingkan dengan papan partikel konvensional. Penelitian plastik
daur ulang sebagai matriks komposit kayu plastik dilakukan Setyawati (2003) dan
Sulaeman (2003) dengan menggunakan plastik polipropilena daur ulang. Dalam
pembuatan komposit kayu plastik daur ulang, beberapa polimer termoplastik dapat
digunakan sebagai matriks, tetapi dibatasi oleh rendahnya temperatur permulaan
dan pemanasan dekomposisi kayu (lebih kurang 200°C) (Macklin, 2009).

Titik leleh termoplastik berkisar antara 60°C sampai 300°C (Sulchan, 2007).

BAB II

PEMBAHASAN

II.1 Deskripsi Perusahaan

Pup-up case merupakan usaha yang bahan dasarnya dari limbah plastik.
Pemanfaatan pengolahan sampah plastik ini menjadi produk yang bernilai jual dan
menjadi variasi pada hasil olahan sampah plastik. Produk olahan sampah ini
berupa dragbar atau papan dada.

1. Visi dan Misi


Visi
Memanfaatkan dan meningkatkan hasil olahan sampah plastik
menjadi produk yang lebih menarik dan bervariasi sehingga meningkatkan
nilai jual dan dapat diterima oleh masyarakat luas sebagai salah satu produk
alternative pengganti kayu.

 Misi
Untuk mewujudkan visi tersebut, maka ditetapkan misi-misi yang
harus dilaksanakan, yaitu
1. Memperkenalkan produk yang berupa  (dragbar) atau papan dada konsumen
yaitu mempromosikan keunggulan produk dan manfaatnya.
2. Meningkatkan kualitas produk dragbar dari bahan yang digunakan.
3. Melakukan analisis pasar dengan menentukan sasaran pemasaran produk
4. Memperluas akses pemasaran produk.

II.2 The Solution

II.2.1 Kriteria Produk

Produk wadah penyimpanan peralatan tulis sekaligus papan


ujian ini memiliki judul, yaitu POP-UP CASE. Berikut ini adalah
beberapa kriteria dari POP-UP CASE, antara lain:

a. Fleksibel. POP-UP CASE merupakan produk berupa


wadah untuk menyimpan peralatan tulis yang dapat
digulung, sehingga dapat memperkecil ruang yang
dibutuhkan dan mudah dibawa-bawa. Dan apabila dalam
keadaan tidak digulung produk ini dapat digunakan
sebagai papan atau alas untuk ujian yang tetap nyaman
digunakan sebagai alas untuk menulis.

b. Multi-fungsi. POP-UP CASE selain berfungsi sebagai


wadah penyimpanan peralatan tulis dan alas menulis,
juga terdapat pengait yang bisa diisi dengan beberapa
lembar kertas untuk mencatat materi pelajaran di kelas.

c. Menarik. POP-UP CASE memiliki desain dan warna


yang menarik sesuai selera anak muda, sehingga pelajar
dan mahasiswa akan menyukainya.

d. Ramah lingkungan. POP-UP CASE memanfaatkan


teknologi pengolahan sampah plastik sehingga produk ini
membantu mengurangi permasalahan lingkungan yang
disebabkan oleh sampah plastik. Selain itu, produk
pewarna yang digunakan adalan produk yang aman dan
tidak mengandung zat yang berbahaya.

II.2.2 Deskripsi Produk

Produk ini memiliki cara kerja yang hampir sama dengan


produk jam tangan bagi anak-anak yang culup populer pada
beberapa waktu yang lalu. Produk ini dapat digulung dan diuraikan
agar bisa digunakan sebagai alas untuk menulis yang nyaman.
Gambar II.1 Analogi cara kerja produk

Gambar II.2 Cara kerja produk POP-UP CASE

Beberapa komponen yang terdapat pada produk POP-UP CASE


ini adalah tempat alat tulis, papan atau alas ujian, peralatan tulis,
dan lembaran kertas untuk mencatat.
Gambar II.3 Komponen Produk POP-UP CASE

BAB III

ASPEK PEMASAARAN

III.1 Segmentasi Pasar


Produk POP-UP CASE menargetkan pasar pada kalangan pelajar dan
mahasiswa, serta bekerja sama dengan koperasi sekolah maupun toko-toko
yang menjual peralatlan ATK.

 Produk
Produk POP-UP CASE sangat cocok untuk ujian, mengerjakan
tugas dan mudah dibawa kemana-mana. Produk ini menggunakan
bahan yang aman untuk anak kecil sekalipun serta menggunakan
pewarna alami yang ramah lingkungan. aman digunakani untuk
menarik minat produk Produk POP-UP CASE dikemas dan disajikan
menarik, praktis, dan siap digunakan.

 Promosi
Promosi POP-UP CASE dilakukan dengan mendatangi konsumen
secara langsung yaitu dengan menawarkan produk tersebut ke
koperasi sekolah, pusat perbelanjaan, pusat alat tulis, dan tempat
lainnya.

 Sistem Pemasaran dan Distribusi


Pemasaran produksi dimulai dari koperasi-koperasi sekolah di
sekitar kampus dan di pusat alat tulis kantor yang ada di surabaya.
Selain itu,dengan cara dititipkan di kantor himpunan setiap jurusan
yang ada di ITS, relasi dan para pemilik toko.

 Aspek kedepan
Meingkatkan produksi penjualan, meningkatkan status perusahaan,
menambah jenis produk ,dan memperluas wilayah pemasaran.
III.2 Analisa Kompetitor

Berikut ini adalah beberapa analisa mengenai pesaing atau produk-


produk yang sudah ada terlebih dahulu sebelum produk POP-UP CASE, antara
lain:

a. Produk papan atau alas ujian yang telah ada di pasaran terbuat dari bahan
yang kaku sehingga kurang fleksibel, oleh karean itu POP-UP CASE
memilih bahan yang dapat digulung namun tetap nyaman apabila digunakan
sebagai alas untuk menulis.

Gambar II.1 Produk papan ujian yang ada di pasaran

b. Produk tempat pensil yang ada di pasaran seringkali terpisah-pisah sehingga


terkadang pelajar dan mahasiswa lupa untuk membawa papan yang
diperlukan sebagai alas untuk menulis saat ujian.
Gambar II.2 Produk tempat pensil yang ada di pasaran

III.3 Analisa SWOT

STRENGTH
a. Pada proses pemasaran produk POP-UP CASE ini nantinya
akan bekerja sama dengan menggaet pihak-pihak lain seperti
toko yang menjual peralatan ATK dan koperasi-koperasi
sekolah.
b. Produk tempat pensil, papan ujian, sekaligus wadah
lembaran kertas catatan ini memenuhi permintaan pasar
akan peralatan tulis yang praktis.

c. Produk POP-UP CASE juga memanfaatkan pengetahuan


tentang pengolahan sampah plastik sehingga dapat
mengatasi permasalahan lingkungan yang ditimbulkan oleh
sampah tersebut.

WEAKNESS
Akan tetapi produk POP-UP CASE ini masih terkendala
oleh masalah ketersediaan modal untuk penyediaan
peralatan pengolahan limbah plastik.

OPPORTUNITY
a. Momen ujian atau tes masuk Perguruan Tinggi, sehingga
banyak pelajar dan mahasiswa yang membutuhkan alat tulis
dan papan ujian (daya beli meningkat).
b. Jumlah bahan baku sampah plastik yang melimpah di
lingkungan sehingga pasokan bahan baku cukup terjamin.

THREATS
Ancaman dari produk pesaing yang mengeluarkan produk
dengan penawaran harga yang lebih rendah.
III.4 The Benefits

III.4.1 Kelayakan Produk

Berikut ini adalah beberapa analisa mengenai keinginan dan


permintaan pasar terhadap produk POP-UP CASE, antara lain:

a. Pasar yaitu para pelajar dan mahasiswa akan merasa tertolong dengan
adanya produk ini karena praktis dan lengkap.
b. Produk yang ada sebelumnya kurang praktis sehingga tidak memenuhi
keinginan pasar.
c. Produk ini memaksimalkan pengolahan sampah plastik dengan baik dan
membantu mengatasi permasalahan lingkungan.
d. Pewarna plastik yang digunakan juga aman sehingga tidak akan
mempengaruhi kesehatan pengguna.

Melakukan uji kelayakan produk dengan membat kuesioner tulis serta


online dengan tujuan kita dapat mengetahuin seberapa besar customer tertarik
dengan produk kami, serta tidak sedikit pula saran serta komentar dari mereka
yang kami jadikan evaluasi bagi produk kami agar produk kmi lbih bias ditrima
oleh pasar.

III.4.2 Kelayakan Industri

Berikut ini adalah beberapa analisa mengenai kemenarikan industri


dan target pasar terhadap produk POP-UP CASE, antara lain:
a. Pemasaran produk POP-UP CASE melibatkan atau bekerja sama dengan
pihak-pihak lain seperti koperasi sekolah dan toko-toko yang menjual
peralatan ATK.
b. Industri pengolahan sampah plastik juga dapat diajak bekerja sama sebagai
penyedia peralatan-peralatan yang dibutuhkan.
BAB IV

HASIL UJI KELAYAKAN

Berikut adalah kuesioner yang kami sebarkan kepada sebagian teman


dijurusan kami masing-masing dan juga kepada saudara yang kami ajak untuk
berpartisipasi juga terhadap bisnis plan kami yang juga banyak insya Allah
membawa manfaat nantinya terhadap lingkungan sekitar dan akan berdampak
positif terhadap dunia.

Adapun hasil kuesioner yang secara langsung kami bagikan adalah sebagai
berikut.

NO ATRIBUT SKALA PENILAIAN


SS S RR TS
1. Merk produk kami 90% 10%
mudah diingat
2. Design produk kami 10% 90%
sangat menarik
perhatian anda
3. Pemilihan warna pada 20% 30%
produk kami sudah
sesuai dengan selera
anda
4. Produk kami cukup 10% 80% 10%
mudah dikenali
5. Daya tarik produk 80% 20%
kami menimbulkan
minat anda untuk
membeli
6. Dengan menggunakan 30% 70%
teknologi pengolahan
sampah plastik
membuat anda
semakin tertarik
dengan produk kami
DAFTAR PUSTAKA

http://www.angelfire.com/indie/shefoughtbravely/sejarah.htm

http://genderang-perang.blogspot.com/2011/01/pengertian-sampah-plastik.html

http://kerockan.blogspot.com/2011/07/cara-mengolah-sampah-plastik-
menjadi.html

http://herusupanji.blogspot.com/2012/02/daur-ulang.html

http://achmadmarzoeki.blogspot.com/2008/03/daur-ulang-plastik.html

Anda mungkin juga menyukai