CBR Psipen Silvia Dwi Putri 4211111005
CBR Psipen Silvia Dwi Putri 4211111005
FERBRUARI 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena ATAS
karunia dan Rahmat-Nya lah saya dapat menyelesaikan tugas Critical Book Report ini.
Tidak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Septian Prawijaya
S.Pd.,M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah ini, yang telah memberi tugas kepada
kami mahasiswa untuk memenuhi kewajiban kami dalam mata kuliah ini dan tentunya
untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan serta menambah pengalaman.
Saya telah menyusun Critical Book Report ini dengan sebaik-baiknya, tetapi kami
menyadari bahwa Critical Book Report yang saya susun ini masih jauh dari kata
kesempurnaan. Oleh sebab itu, saya sebagai penyusun makalah sangat mengharapkan
kritikan dan saran dari pembaca yang bersifat membangun, meningkatkan dan
menambah wawasan dan ilmu pengetahuan.
Akhir kata, saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak, khususnya kepada kelompok kami yang telah bekerja sama dalam menyusun
makalah ini hingga selesai. Saya berharap, melalui makalah ini, pembaca dapat
menambah dan meningkatkan wawasannya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
i
BAB I
PENDAHULUAN
C. Manfaat CBR
Penulis berharap laporan ini memiliki manfaat bagi kita semua. Baik dari pembaca
maupun penulis sendiri. Diharapkan juga hasil kritikan buku ini membuat pembaca lebih
tertarik untuk ikut serta membaca ulang tentang buku utama dan buku pembanding yang
dijadikan acuan oleh penulis.
1
D. Identitas buku yang diriview
Edisi : Pertama
Pengarang : Prof. Dr. Nur Hidayah, M.Pd Dr. Hardika, M.Pd Yuliati Hotifah, S.Psi., M.Pd
Sinta Yuni Susilawati, S.Pd., M.Pd Imam Gunawan, S.Pd., M.Pd
ISBN : 978-979-495-934-3
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam Bab I membahas tentang konsep dasar psikologi, dan kita juga akan
mengetahui bagaimana hakikat dari psikologi, karakteristik perkembangan peserta didik
mulai dari anak anak, remaja sampai dengan dewasa.
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku organisme. Psikologi berasal
dari Bahasa Yunani psyche yang artinya jiwa dan logos yang artinya ilmu pengetahuan.
psikologi artinya ilmu yang mempelajari tentang jiwa, baik mengenai sendiri. Ada yang
berpen dapat bahwa psikologi adalah ilmu jiwa ada pula yang berpendapat bahwa
psikologi adalah ilmu tentang tingkah Sebagai bagian dari ilmu pengetahuan, psikologi
melalui perjalanan. Psikologi berakar pada ilsafat ilmu dimulai sejak zaman Aristoteles
sebagai ilmu jiwa, yang merupakan ilmu kekuatan hidup (levens beginsel). Aristoteles
melihat psikologi sebagai ilmu yang mempelajari Jiwa adalah unsur kehidupan (anima),
sehingga sejarah psikologi sejalan dengan perkembangan intelektual Eropa dan serta
tanggal berdirinya psikologi sebagai ilmu.
2
Jadi Psikologi adalah anggapan bahwa jiwa itu selalu diekspresikan Dengan
mempelajari ekspresi yang nampak pada tubuh seseorang, orang akan dapat mengetahui
keadaan jiwa orang yang membedakan antara nyawa dan jiwa. Nyawa adalah daya
jasmaniah, Sedang jiwa adalah daya hidup rohaniah yang bersifat abstrak, yang menjadi
penggerak dan pengatur perbuatan Jiwa adalah sesuatu yang tidak nampak, tidak dapat
Manusia dapat mengetahui jiwa seseorang hanya yang dapat dihayati dari luar. Dari
itulah kemudian orang membuat definisi, ilmu jiwa (psikologi) yaitu ilmu yang
mempelajari tingkah laku manusia dalam hubungan dengan Objek ilmu jiwa (psikologi)
yaitu jiwa pertanyaan ghaib, yang oleh ahli-ahli pada zaman itu menerangkan dan
menjawabnya dengan pandangan dan tinjauan ilosois dan metaisis yang menjadi objek
adalah hal-hal yang mengenai asal usulnya jiwa, wujudnya jiwa, akhir jadinya sesuatu
yang tidak berujud nyata dan dengan mata, namun dapat diketahui dengan perilaku rasio.
Descrates menyatakan bahwa ilmu jiwa yang benar hanya diperoleh dengan
berpikir, bukan dengan pengalaman dan percobaan. para ahli menyelidiki dan
menguraikan proses-proses jiwa dan gejala gejala jiwa. Menurut ahli ahli empiris ini, ilmu
jiwa tidak dapat didasarkan atau diuraikan dengan adalah bagaikan kertas putih bersih
yang dapat dilukis dengan adanya gejala-gejala jiwa yang nyata dan positif.
Psikologi pendidikan sebagai bagian dari filsafat. Sebelum lahir sebagai ilmu yang
berdiri sendiri, cara-cara berpikir psikologi dipengaruhi oleh filsafat itu sendiri
dikarenakan para ahli psikologi pada masa itu adalah juga ahli filsafat atau para ahli
filsafat waktu itu juga ahli psikologi bahwa semua ilmu tergolong dalam apa yang disebut
filsafat ahli ilsafat ada yang mengatakan bahwa ilsafat adalah induk ilmu . Dan ada dua
unsur yang tidak dapat dipisahkan, yaitu jiwa dan raga.
Pemakaian yang luas dari kata ilmu (science) diteruskan dalam Bahasa sebagai
the humanitis (pengetahuan kemanusiaan) mencakup pengetahuan tentang bahasa dan
sastra, estetika, sejarah, Definisi umum merumuskan bahwa ilmu pengetahuan adalah
kajian Ilmu didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan Untuk dapat dikatakan sebagai ilmu,
para ahli umumnya menyebutkan Psikologi sebagai ilmu pengetahuan yang berdiri
sendiri, telah menggunakan metode-metode ilmiah dalam mengumpulkan data dan
informasi yang diperlakukan suatu ilmu pengetahuan (Efendi dan Praja).
3
Psikologi sebagai ilmu pengetahuan dapat dikatakan telah memiliki sistematika
yang diteliti, baik sistematika dalam pencabangannya mengenai pembagian dan
sistematika dalam psikologi, ikhtisar sederhana mengenai beberapa cabang psikologi
yaitu psikologi teoritis dan psikologi. keempat bahwa psikologi layak sebagai ilmu
.penggunaan konsep dan teori psikologi, karena dengan kritik para ahli antropologi para
ahli psikologi dapat berusaha untuk lebih mempertajam . Psikologi mulai mandiri dan
berdiri sebagai disiplin ilmu tersendiri adalah ilmu pengetahuan mengenai gejala-gejala
kesadaran manusia . Tokoh lain pada awal dijadikannya psikologi sebagai ilmu. Adalah
Helmholz dikenal sebagai seorang empirikus dengan keahlian dalam ilmu faal, fisika, dan
psikologi. sebagai empirikus, Helmholtz menentang apa yang disebut sebagai metalism,
dan menurutnya psikologi merupakan pengetahuan yang eksak dan banyak bergantung
pada matematika masih dianggapnya sebagai misteri yang belum terpecahkan.
Dalam buku ini sendiri saya tertarik di bagian Bab III yaitu tentang
“Karakteristik Peserta Didik”. Dimana itu sangat penting untuk kita para calon guru.
Akan tetatpi di Bab I dan II saya juga sudah membacanya. Akan tetapi dibagian Bab III ini
saya berhenti dan berusaha memahami isi supaya bisa saya aplikasikan nantinya.
Perbedaan diantara peserta didik seperti jenis kelamin, kemampuan, sosial, dan
kepribadian akan mewarnai proses pengajaran. itu hal yang membuat guru harus
mengerti apa itu psikologi, dan bagaimana menangani peserta didik dengan berbagai
karakteristikya.
4
Psikologi pendidikan Kontribusi Psikologi bagi dunia pendidikan Pembelajaran
kegiatan pendidikan, pengembangan kurikulum, Proses pendidikan dan pembelajaran,
sistem penilaian, dan layanan konseling Serta beberapa kegiatan utama dalam
pendidikan Siswa dan pendidik. Psikologi pendidikan Mempelajari bagaimana manusia
belajar dalam bidang pendidikan,Intervensi pendidikan, psikologi pendidikan, dan
efektivitas psikologi Sekolah sebagai sebuah organisasi. Psikologi pendidikan terkait
Bagaimana siswa belajar, tumbuh dan sering berkonsentrasi Subkelompok seperti anak-
anak berbakat dan anak-anak penurut Khusus untuk penyandang disabilitas.
Perbedaan yang langsung terlihat oleh guru dari siswanya adalah Perbedaan fisik
seperti warna kulit, tinggi badan, berat badan, bentuk wajah, warna rambut dan cara
berpakaian. Sedangkan Perbedaan aspek psikologis adalah perilakunya, keahliannya,
Kecerdasan, motivasi, bakat dan gairah. Gary mengkategorikan perbedaan individu,
yaitu:
(1) perbedaan fisik, meliputi: Usia, Tinggi dan Berat Badan, Jenis Kelamin,
Pendengaran, Penglihatan, kemampuan untuk bertindak;
(2) perbedaan sosial, termasuk sosial ekonomi, agama, hubungan keluarga, suku;
(3) perbedaan kepribadian, termasuk watak, motif, sikap dan minat;
(4) perbedaan keterampilan, termasuk kecerdasan, bakat; dan
(5) perbedaan kemampuan atau kecerdasan dalam Sekolah (Hartono, 1994)
Dalam buku ini juga di jelaskan bagaimana karakter peserta didik secara individu
ataupun kelompok. Dan bagaimana karakterk peserta didik menurut para ahlijuga di
jelaskan dalam buku ini. Dalam buku ini juga menjelaskan karakteristik dari ana yang
berkebutuhan khusus. Misalnya di jelaskan di dalma buku ini dimana Kanner
menyatakan bahwa anak autis adalah anak yang mengalami outstanding fundamental
disorder, sehingga tidak mampu melakukan interaksi dengan lingkungannya (Jamaris,
2010). Maka dari itu Heward (2011) menyatakan ABK adalah anak dengan karakteristik
khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukan pada
ketidakmampuan mental, emosi, atau fisik.
Bagaimana cara kita beradapan dengan anak kebutuhan khusus, bagaimana sikap
kita saat sedang menghadapi anak berkebutuhan khusus. Maka dari itu lahirlah sekolah
khusus untuk anak yang berkbutuhan khusus yaitu sekolah inklusi. Olsen menyatakan
pendidikan inklusi adalah sekolah harus mengakomodasi semua anak tanpa memandang
5
kondisiisik, intelektual, sosial emosional, linguistik, atau kondisi lainnya (Tarmansyah,
2007:82). Ini harus mencakup anak-anak penyandang cacat dan anak berbakat. Anak-
anak jalanan dan pekerja anak berasal dari populasi terpencil atau berpindah-pindah.
Anak yang berasal dari populasi etnis minoritas, linguistik, atau budaya dan anak-anak
dari area atau kelompok yang kurang beruntung.
Adapun tujuan dari sekolah inklusi di untuk para AKB ini yaitu
6
mengajarkan kita bagaimana menyikapi peserta didik dengan karateristik yang berbeda-
beda. Peserta didik menjadi pokok persoalan dan tumpuan perhatian dalam semua
transformasi yang disebut pendidikan. Karena peserta didik merupakan komponen
manusiawi yang terpenting dalam proses pendidikan, maka seorang guru dituntut
mampu memahami perkembangan peserta didik, sehingga guru dapat memberikan
pelayanan pendidikan atau menggunakan strategi pembelajaran yang relevan sesuai
dengan tingkat perkembangan siswa tersebut. Ketepatan materi yang disampaikan guru
dengan tingkat perkembangan siswa, akan mempengaruhi hasil belajar siswa itu sendiri.
7
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Dengan demikian, psikologi adalah salah satu landasan pokok dari pendidikan.
Antara psikologi dengan pendidikan merupakan satu kesatuan yang sangat sulit
dipisahkan. Subyek dan obyek pendidikan adalah manusia, sedangkan psikologi
menelaah gejala-gejala psikologis dari manusia. Dengan demikian, keduanya menjadi
satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Saran
Saran untuk calon guru masa depan, agar meningkatkan pengetahuan kita tentang
menghadapi para peserta didik yang akan kita hadapi. Membuat buku itu bisa di lakukan
oleh semua orang, kantetapi tidak semua orang dapat membuat buku yang mudah
dimengerti dan tepat sasaran.
8
DAFTAR PUSTAKA
9
LAMPIRAN
10