Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA UMUM
“LARUTAN 1 “

OLEH:
KELOMPOK 13
KELAS PSPM 2021 B

1. ERINNA NAIBAHO (4212411003)


2. SILVIA DWI PUTRI (4211111005)
3. RIRI NOVIRTA RAMADHANI (4212111009)

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2022
I. JUDUL : “Larutan 1”
II. TUJUAN PRAKTIKUM :
1. Untuk mengetahui cara perhitungan molaritas suatu lauran kimia.
2. Untuk mengetahui bagaimana penyelesaian masalah larutan yang
bersangkutan dengan molaritas.
3. Untuk mengetahui hubungan massa mol dengan volume larutan.
III. MANFAAT PRAKTIKUM:

Manfaat dari kegiatan praktikum ini bagi pembaca yaitu dengan melakukan
praktikum ini pembaca dapat mengetahui apa itu molaritas. Selain itu juga, para
pembaca dapat menghitung kemolaran suatu larutan.

IV. TINJAUAN TEORITIS:


A. Pengertian Larutan
Dalam Istilah kimia, larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau
lebih zat. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut zat terlarut atau solut,
sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam larutan disebut
pelarut atau solven. Komposisi zat terlarut dan pelarut dalam larutan dinyatakan dalam
konsentrasi larutan, sedangkan proses pencampuran zat terlarut dan pelarut membentuk
larutan disebut pelarutan atau solvasi. Contoh larutan yang umum dijumpai adalah padatan
yang dilarutkan dalam cairan, seperti garamatau gula dilarutkan dalam air. Gas juga dapat
pula dilarutkan dalam cairan, misalnya karbon dioksidaatau oksigen dalam air. Selain itu,
cairan dapat pula larut dalam cairan lain, sementara gas larut dalam gas lain. Terdapat pula
larutan padat, misalnya aloi (campuran logam) dan mineral tertentu.
Elektrolit adalah suatu zat yang larut atau terurai ke dalam bentuk ion-ion dan
selanjutnya larutan menjadi konduktor elektrik,ionion merupakan atom-atom bermuatan
elektrik. Elektrolit bisa berupa air, asam, basa atau berupa senyawa kimia lainnya. Elektrolit
umumnya berbentuk asam, basaatau garam. Beberapa gas tertentu dapat berfungsi sebagai
elektrolit pada kondisi tertentu misalnya pada suhu tinggi atau tekanan rendah. Elektrolit kuat
identik dengan asam, basa, dan garam kuat.Larutan merupakan campuran homogen yang
dibentuk melalui reaksi antara pelarut dan zat terlarut. Pelarut adalah zat yang jumlahnya
banyak, sedangkan zat terlarut adalah zat jumlahnya lebih sedikit.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan antara lain jenis zat terlarut, jenis pelarut,
temperatur, dan tekanan.
a. Pengaruh Jenis Zat pada Kelarutan

Zat-zat dengan struktur kimia yang mirip umumnya dapat saling bercampur dengan
baik, sedangkan zat-zat yang struktur kimianya berbeda umumnya kurang dapat saling
bercampur (like dissolves like). Senyawa yang bersifat polar akan mudah larut dalam pelarut
polar, sedangkan senyawa nonpolar akan mudah larut dalam pelarut nonpolar. Contohnya
alkohol dan air bercampur sempurna (completely miscible), air dan eter bercampur sebagian
(partially miscible), sedangkan minyak dan air tidak bercampur (completely immiscible).

b. Pengaruh Temperatur pada Kelarutan

Kelarutan gas umumnya berkurang pada temperatur yang lebih tinggi. Misalnya jika air
dipanaskan, maka timbul gelembunggelembung gas yang keluar dari dalam air, sehingga gas
yang terlarut dalam air tersebut menjadi berkurang. Kebanyakan zat padat kelarutannya lebih
besar pada temperatur yang lebih tinggi. Ada beberapa zat padat yang kelarutannya
berkurang pada temperatur yang lebih tinggi, misalnya natrium sulfat dan serium sulfat. Pada
larutan jenuh terdapat kesetimbangan antara proses pelarutan dan proses pengkristalan
kembali. Jika salah satu proses bersifat endoterm, maka proses sebaliknya bersifat eksoterm.
Jika temperatur dinaikkan, maka sesuai dengan azas Le Chatelier (Henri Louis Le Chatelier:
1850-1936) kesetimbangan itu bergeser ke arah proses endoterm. Jadi jika proses pelarutan
bersifat endoterm, maka kelarutannya bertambah pada temperatur yang lebih tinggi.
Sebaliknya jika proses pelarutan bersifat eksoterm, maka kelarutannya berkurang pada suhu
yang lebih tinggi.

c. Pengaruh tekanan pada kelarutan

Perubahan tekanan pengaruhnya kecil terhadap kelarutan zat cair atau padat. Kelarutan
gas sebanding dengan tekanan partial gas itu. Menurut hukum Henry (William Henry: 1774-
1836) massa gas yang melarut dalam sejumlah tertentu cairan (pelarutnya) berbanding lurus
dengan tekanan yang dilakukan oleh gas itu (tekanan partial), yang berada dalam
kesetimbangan dengan larutan itu. Contohnya kelarutan oksigen dalam air bertambah
menjadi 5 kali jika tekanan partial-nya dinaikkan 5 kali. Hukum ini tidak berlaku untuk gas
yang bereaksi dengan pelarut, misalnya HCl atau NH 3 dalam air.

Sebelum mempelajari konsentrasi larutan kita juga harus mengetahui materi dibawah
ini, yaitu:

1. Massa Atom
Massa Atom Nilai massa atom relatif diperoleh dengan membandingkan massa suatu
1
atom dengan massa atom yang lain. Sebagai pembanding (patokan ditetapkan sebesar dari
12
massa satu atom C-12. Jadi, massa atom relatif (simbol: Ar).

massa 1 unsur atom X


Ar X =
1
massa 1 unsur atomC−12
12

2. Massa Molekul Relatif

1
Nilai masa molekul (symbol : Mr). Merupakan perbandingan masa molekul zat dengan
12
masSa 1 atom C-12.

massa 1 molekul zat X


Mr Zat X=
1
massa 1 atomC−12
12

Masa molekul relative suatu zat = jumlah massa atom relatife atom atom penyusun molekul
zat tersebut.

3. Konsep Mol

Untuk menyatakan jumlah penyusun suatu zat, dipergunakan suatu satuan jumlah zat yaitu
mol. Satu mol zat ialah sejumlah zat yang mengandung 6.0225× 1023 butir partikel (sejumlah
bilangan avogrado). Jadi, bilangan avogrado merupakan “factor penghubung A” antara
jumlah mol zat dengan jumlah partikel yang dikandung zat.

jumlah partikel jumlah partikel


jumlah mol= =
bilangan avogadro 6.0025 x 10
23

Massa 1 mol suatu zat = massa molekul dalam satuan gram = Mr × 1 gram. Massa dari 1 mol
atom disebut massa molar, misalnya 1 mol atom kalor mempunyai massa molar ; 35.435 g
Cl/mol Cl.

Lalu apa hubungan antara larutan, rumus diatas dengan konsentrasi larutan?

B. Konsentrasi Larutan

Air adalah suatu zat kimia yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui
sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air merupakan bahan pelarut yang
universal, sehingga air merupakan pelarut yang baik. Air mampu melarutkan berbagai jenis
senyawa kimia misalnya seperti garam-garam, gula, asam, beberapa jenis gas dan banyak
macam molekul organic (Utomo, S. 2015).

Garam adalah suatu senyawa ion yang terdiri dari kation basa dan anion sisa asam. Garam
(NaCl) tidak dikonsumsi pada proses elektro kimia, oleh karena itu untuk membuat
konsentrasi elektrolit konstan perlu ditambahkan larutan dalam hal ini adalah H 2O atau
aquades. Konsentrasi yang semakin tinggi yaitu gabungan antara NaCl dan H 2O akan
menyebabkan kadar hidrogen dan asam yang terbentuk semakin tinggi (Budiman, A. 2012).

Semakin banyak jenis zat terlarut yang dicampurkan maka semakin tinggi pula titik didih
larutannya. Jadi semakin besar konsentrasi larutan maka energi yang digunakan juga semakin
besar maka waktu yang diperlukan juga akan semakin kecil. Maka dari itu apa itu konsentrasi
larutan?

Konsentrasi larutan adalah besaran yang menunjukkan kepekatan suatu larutan melalui
perbandingan antara pelarut dan zat terlarut. Jika zat terlarutnya banyak, maka larutan yang
dibentuk memiliki konsentrasi tinggi (pekat). Sebaliknya, jika zat terlarutnya sedikit, larutan
yang dibentuk memiliki konsentrasi rendah (encer). Konsentrasi larutan menyatakan
banyaknya zat terlarut dalam sejumlah tertentu larutan. Secara fisika konsentrasi dapat
dinyatakan dalam % (persen) atau ppm (part per million) = bpj (bagian per juta). Dalam
kimia konsentrasi larutan dinyatakan dalam molar (M), molal (m) atau normal (N).

1. Molaritas (M)
Molaritas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam setiap liter larutan.

mol zat terlarut mol mol


M= = = x 1000 ml / L
volume larutan L mL

molaritas (disingkat M) salah satu ukuran konsentrasi larutan. Molaritas suatu larutan


menyatakan jumlah mol suatu zat per liter larutan. Misalnya 1.0 liter larutan mengandung
0.5 mol senyawa X, maka larutan ini disebut larutan 0.5 molar (0.5 M). Umumnya
konsentrasi larutan berair encer dinyatakan dalam satuan molar. Keuntungan menggunakan
satuan molar adalah kemudahan perhitungan dalam stoikiometri, karena konsentrasi
dinyatakan dalam jumlah mol (sebanding dengan jumlah partikel yang sebenarnya). Kerugian
dari penggunaan satuan ini adalah ketidaktepatan dalam pengukuran volum. Selain itu, volum
suatu cairan berubah sesuai temperatur, sehingga molaritas larutan dapat berubah tanpa
menambahkan atau mengurangi zat apapun. Selain itu, pada larutan yang tidak begitu encer,
volume molar dari zat itu sendiri merupakan fungsi dari konsentrasi, sehingga hubungan
molaritas-konsentrasi tidaklah linear.

2. Molalitas (m)

Molalitas (m) Molalitas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam setiap kilo gram (1
000 gram) pelarut.

mol zat terlarut mol


m= = x 1000 g /kg
massa pelarut (kg atau g) gram pelarut

3. Normalitas (N)

Normalitas menyatakan jumlah ekuivalen zat terlarut dalam setiap liter larutan.

gram
massa solute Mr gram
nx
ekuivalen solute massa ekuivalen n Mr n x mol
m= = = = = =n xM
Llarutan L L L L

Massa ekuivalen adalah massa zat yang diperlukan untuk menangkap atau
melepaskan 1 mol elektron dalam reaksi (reaksi redoks).

V. Alat dan Bahan :


a. Bahan
 CuCl2 (tembaga 2 klorida) 500 ml
 Air
b. Alat
 Beaker Glass
 Neraca Digital
 Labu Ukur
 Spatula
 Botol Semprot
 Batang pengaduk
VI. Prosedur Kerja
Adapun langkah-langkah dalam menyiapkan solusi akurat dari padatan :
1. Siapkan larutan yang akurat dari padatan.
2. Tentukan konsentrasi atau molaritas yang diperlukan.
3. Tentukan volume larutan yang dibutuhkan untuk lab. Pastikan volume
diukur dalam liter.
4. Setelah itu akan didapatkan rumus kimia dari bahan yang diperlukan, jika
Anda menggunakan padatan anhidrat atau terhidrasi, periksa labelnya
untuk memastikan Menyatukan volume molaritas dan massa molar. Kita
dapat dengan mudah menemukan massa bahan kimia yang dibutuhkan.

Adapun langkah-langkah contoh menyiapkan solusi akurat padatan adalah :

1. Siapkan CuCl2 sebanyak 500 ml dengan 0.5 molar.


2. Lalu besaran bahan serta jumlah molar CuCl2 dimasukkan ke dalam p
molaritas, selanjutnya diselesaikan persamaan yang ada. Dari hasil
persamaan tersebut akan didapat berapa gram jumlah padatan yang
diperlukan untuk melarutkan 500.ml CuCl2.
Dik : M = 0,50 M
V = 500 mL atau 0,500 L
Mr = 170, 49 gr/mol Dit : massa ?
M = mol/ L
0,50 M = mol/0,500 L
Mol = 0,25
massa = n x Mr
= 0,25 mol x 170,49 gr/mol
= 42,62 gr
3. Untuk mendapatkan jumlah zat yang diperlukan gunakan neraca.
4. Lalu gunakan labu ukur untuk mengukur volume larutan yang akurat.
5. Selanjutnya, masukkan air ke dalam labu ukur.
6. Kemudian tambahkan padatan yang telah ditimbang tadi/yang sudah
sesuai.
7. Lalu tambahkan larutan sambil diaduk hingga sampai pada volume
larutan yang tepat. Langkah-langkah sederhana ini akan memastikan
bahwa kita selalu menyiapkan solusi yang akurat.
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Kiagus Ahmad Roni, S. M. (2020). KIMIA FISIKA II. Palembang: CV. Amanah.

Putri, L. M. A., Prihandono, T., & Supriadi, B. (2017). Pengaruh konsentrasi larutan
terhadap laju kenaikan suhu larutan. Jurnal Pembelajaran Fisika, 6(2), 151-157.
Supriyono, S., Fitrillah, M., & Putra, A. P. (2020). Validation of High-Performance Liquid
Chromatography Method for Determination of Vitamin B1 in Powder Milk. Jurnal
Kimia Sains dan Aplikasi, 23(5), 177-182.

Anda mungkin juga menyukai