Laporan Praktikum 6 Kimia Umum
Laporan Praktikum 6 Kimia Umum
KIMIA UMUM
“LARUTAN 1 “
OLEH:
KELOMPOK 13
KELAS PSPM 2021 B
2022
I. JUDUL : “Larutan 1”
II. TUJUAN PRAKTIKUM :
1. Untuk mengetahui cara perhitungan molaritas suatu lauran kimia.
2. Untuk mengetahui bagaimana penyelesaian masalah larutan yang
bersangkutan dengan molaritas.
3. Untuk mengetahui hubungan massa mol dengan volume larutan.
III. MANFAAT PRAKTIKUM:
Manfaat dari kegiatan praktikum ini bagi pembaca yaitu dengan melakukan
praktikum ini pembaca dapat mengetahui apa itu molaritas. Selain itu juga, para
pembaca dapat menghitung kemolaran suatu larutan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan antara lain jenis zat terlarut, jenis pelarut,
temperatur, dan tekanan.
a. Pengaruh Jenis Zat pada Kelarutan
Zat-zat dengan struktur kimia yang mirip umumnya dapat saling bercampur dengan
baik, sedangkan zat-zat yang struktur kimianya berbeda umumnya kurang dapat saling
bercampur (like dissolves like). Senyawa yang bersifat polar akan mudah larut dalam pelarut
polar, sedangkan senyawa nonpolar akan mudah larut dalam pelarut nonpolar. Contohnya
alkohol dan air bercampur sempurna (completely miscible), air dan eter bercampur sebagian
(partially miscible), sedangkan minyak dan air tidak bercampur (completely immiscible).
Kelarutan gas umumnya berkurang pada temperatur yang lebih tinggi. Misalnya jika air
dipanaskan, maka timbul gelembunggelembung gas yang keluar dari dalam air, sehingga gas
yang terlarut dalam air tersebut menjadi berkurang. Kebanyakan zat padat kelarutannya lebih
besar pada temperatur yang lebih tinggi. Ada beberapa zat padat yang kelarutannya
berkurang pada temperatur yang lebih tinggi, misalnya natrium sulfat dan serium sulfat. Pada
larutan jenuh terdapat kesetimbangan antara proses pelarutan dan proses pengkristalan
kembali. Jika salah satu proses bersifat endoterm, maka proses sebaliknya bersifat eksoterm.
Jika temperatur dinaikkan, maka sesuai dengan azas Le Chatelier (Henri Louis Le Chatelier:
1850-1936) kesetimbangan itu bergeser ke arah proses endoterm. Jadi jika proses pelarutan
bersifat endoterm, maka kelarutannya bertambah pada temperatur yang lebih tinggi.
Sebaliknya jika proses pelarutan bersifat eksoterm, maka kelarutannya berkurang pada suhu
yang lebih tinggi.
Perubahan tekanan pengaruhnya kecil terhadap kelarutan zat cair atau padat. Kelarutan
gas sebanding dengan tekanan partial gas itu. Menurut hukum Henry (William Henry: 1774-
1836) massa gas yang melarut dalam sejumlah tertentu cairan (pelarutnya) berbanding lurus
dengan tekanan yang dilakukan oleh gas itu (tekanan partial), yang berada dalam
kesetimbangan dengan larutan itu. Contohnya kelarutan oksigen dalam air bertambah
menjadi 5 kali jika tekanan partial-nya dinaikkan 5 kali. Hukum ini tidak berlaku untuk gas
yang bereaksi dengan pelarut, misalnya HCl atau NH 3 dalam air.
Sebelum mempelajari konsentrasi larutan kita juga harus mengetahui materi dibawah
ini, yaitu:
1. Massa Atom
Massa Atom Nilai massa atom relatif diperoleh dengan membandingkan massa suatu
1
atom dengan massa atom yang lain. Sebagai pembanding (patokan ditetapkan sebesar dari
12
massa satu atom C-12. Jadi, massa atom relatif (simbol: Ar).
1
Nilai masa molekul (symbol : Mr). Merupakan perbandingan masa molekul zat dengan
12
masSa 1 atom C-12.
Masa molekul relative suatu zat = jumlah massa atom relatife atom atom penyusun molekul
zat tersebut.
3. Konsep Mol
Untuk menyatakan jumlah penyusun suatu zat, dipergunakan suatu satuan jumlah zat yaitu
mol. Satu mol zat ialah sejumlah zat yang mengandung 6.0225× 1023 butir partikel (sejumlah
bilangan avogrado). Jadi, bilangan avogrado merupakan “factor penghubung A” antara
jumlah mol zat dengan jumlah partikel yang dikandung zat.
Massa 1 mol suatu zat = massa molekul dalam satuan gram = Mr × 1 gram. Massa dari 1 mol
atom disebut massa molar, misalnya 1 mol atom kalor mempunyai massa molar ; 35.435 g
Cl/mol Cl.
Lalu apa hubungan antara larutan, rumus diatas dengan konsentrasi larutan?
B. Konsentrasi Larutan
Air adalah suatu zat kimia yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui
sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air merupakan bahan pelarut yang
universal, sehingga air merupakan pelarut yang baik. Air mampu melarutkan berbagai jenis
senyawa kimia misalnya seperti garam-garam, gula, asam, beberapa jenis gas dan banyak
macam molekul organic (Utomo, S. 2015).
Garam adalah suatu senyawa ion yang terdiri dari kation basa dan anion sisa asam. Garam
(NaCl) tidak dikonsumsi pada proses elektro kimia, oleh karena itu untuk membuat
konsentrasi elektrolit konstan perlu ditambahkan larutan dalam hal ini adalah H 2O atau
aquades. Konsentrasi yang semakin tinggi yaitu gabungan antara NaCl dan H 2O akan
menyebabkan kadar hidrogen dan asam yang terbentuk semakin tinggi (Budiman, A. 2012).
Semakin banyak jenis zat terlarut yang dicampurkan maka semakin tinggi pula titik didih
larutannya. Jadi semakin besar konsentrasi larutan maka energi yang digunakan juga semakin
besar maka waktu yang diperlukan juga akan semakin kecil. Maka dari itu apa itu konsentrasi
larutan?
Konsentrasi larutan adalah besaran yang menunjukkan kepekatan suatu larutan melalui
perbandingan antara pelarut dan zat terlarut. Jika zat terlarutnya banyak, maka larutan yang
dibentuk memiliki konsentrasi tinggi (pekat). Sebaliknya, jika zat terlarutnya sedikit, larutan
yang dibentuk memiliki konsentrasi rendah (encer). Konsentrasi larutan menyatakan
banyaknya zat terlarut dalam sejumlah tertentu larutan. Secara fisika konsentrasi dapat
dinyatakan dalam % (persen) atau ppm (part per million) = bpj (bagian per juta). Dalam
kimia konsentrasi larutan dinyatakan dalam molar (M), molal (m) atau normal (N).
1. Molaritas (M)
Molaritas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam setiap liter larutan.
2. Molalitas (m)
Molalitas (m) Molalitas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam setiap kilo gram (1
000 gram) pelarut.
3. Normalitas (N)
Normalitas menyatakan jumlah ekuivalen zat terlarut dalam setiap liter larutan.
gram
massa solute Mr gram
nx
ekuivalen solute massa ekuivalen n Mr n x mol
m= = = = = =n xM
Llarutan L L L L
Massa ekuivalen adalah massa zat yang diperlukan untuk menangkap atau
melepaskan 1 mol elektron dalam reaksi (reaksi redoks).
Dr. Kiagus Ahmad Roni, S. M. (2020). KIMIA FISIKA II. Palembang: CV. Amanah.
Putri, L. M. A., Prihandono, T., & Supriadi, B. (2017). Pengaruh konsentrasi larutan
terhadap laju kenaikan suhu larutan. Jurnal Pembelajaran Fisika, 6(2), 151-157.
Supriyono, S., Fitrillah, M., & Putra, A. P. (2020). Validation of High-Performance Liquid
Chromatography Method for Determination of Vitamin B1 in Powder Milk. Jurnal
Kimia Sains dan Aplikasi, 23(5), 177-182.