Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH KIMIA UMUM

Gugus fungsi, isomer dan senyawa aromatik dan turunannya


Dosen Pengampu: Muhammad Isa Siregar, S.Si, M.Pd
Dr. Ajat Sudrajat, M.Si

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 4
NAMA: NIM:
AGUNG SIMARMATA (4213111031)
KRISTIANA SIMBOLON (4212411005)
SARAH NURUL AINI LUBIS (4213111031)

KELAS: PSPM B 2021

FAKULTAS MATAMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


PRODI S1 PENDIDIKAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami pajatkan atas kehadiran Tuhan Yang Maha Kuasa, atas berkat
dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah tentang “ Gugus fungsi, isomer
dan senyawa aromatik dan turunannya” ini dengan baik.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Muhammad Isa Siregar selaku dosen
pengampu mata kuliah kimia umum yang telah bersedia membimbing kami dalam mata kuliah
ini dan telah memberikan tugas kepada kami guna untuk meningkatkan ilmu pengetahuan.

Namun, kami juga menyadari makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata
sempurna untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna untuk
menambah wawasan dan cara penulisan kami agar lebih baik lagi. Akhir kata, kami ucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini
terutama anggota kelompok dua yang telah bekerja sama dari awal sampai akhir. Dan kami
ucapkan terima kasih kepada berbagai media yang telah menyediakan informasinya sebagai
sumber dalam pembuatan makalah ini. Dan kami sangat berharap semoga makalah ini
bermanfaat bagi pembaca.

Medan, Februari 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ................................................................................................. i
Daftar isi .......................................................................................................... ii

BAB I Pendahuluan ......................................................................................... 1

1. Latar belakang ......................................................................................... 1


2. Rumusan masalah .................................................................................... 1
3. Tujuan penulisan ..................................................................................... 1

Bab II Pembahasan ........................................................................................... 2

A. Gugus fungsi .......................................................................................... 2


B. Isomer .................................................................................................... 18
C. senyawa aromatik dan turunannya .......................................................................... 20

Bab III Penutup ................................................................................................ 29


A. Kesimpulan ............................................................................................................. 29
B. Saran ....................................................................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 30

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ilmu kimia merupakan ilmu yang digunakan untuk menjelaskan fenomena-fenomena
yang ada secara mikroskopis. Ilmu kimia memiliki beberapa ciri yaitu:sebagian besar
ilmu kimia bersifat abstrak, konsep-konsep ilmu kimia merupakanpenyederhanaan
dari yang sebenarnya, materi kimia sifatnya berurutan danberkembang dengan
cepat, kimia tidak hanya sekedar menyelesaikan soal-soal,dan bahan yang harus
dipelajari dalam ilmu kimia sangat banyak.
Materi gugus fungsi, isomer dan senyawa aromatik salah satu materi kelas XII SMA
semester genap. Pada materi ini membahas tentang tata nama, kegunaan pada gugus
fungsi dan pada isomer membahas tentang pembagian isomer pada senyawa aromatik
ini dibahas mengenai struktur, tatanama, sifat serta kegunaan benzena dan turunannya
dalam kehidupan sehari-hari.Oleh karena benzena dan turunannya sangat erat dengan
kehidupan sehari-hari,diharapkan siswa dapat menyadari dan merasakan pentingnya
mempelajari materibenzena dan turunannya.

B. RUMUSAN MASALAH
1) Apa yang dimasud dengan gugus fungsi?
2) Bagaimana Pemberian tata nama senyawa yang benar?
3) Pengertian isomer?
4) Bagaimana pengelompokan isomer berdaarkan strukturnya?
5) Apa saja contoh-contoh senyawa aromatik?
6) Bagaimana tata nama pemberian senyawa aromatik?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui gugus fungsi dari aldehid
2. Untuk mengetahui pengertian dan jenis-jenis isomer
3. Memberikan pemahaman dari senyawa aromatic

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. GUGUS FUNGSI
Gugus fungsi adalah gugus dalam suatu molekul senyawa karbon yang mudah bereaksi
dengan pereaksi tertentu. Gugus fungsi berperan sebagai ciri khas dari senyawa karbon
tertentu juga berperan pada sifat kimia suatu senyawa. Dapat di artikan juga bahwa gugus
fungsi adalah gugus atom pengganti atom H pada hidrokarbon (alkana) yang memiliki ciri
khas dan mengakibatkan perbedaan sifat dari senyawa tersubstitusi tersebut. Senyawa
hidrokarbon tersubstitusi dikenal dengan nama Senyawa Turunan Alkana.
Perhatikan struktur metana dan metanol berikut:

Gugus –OH pada metanol menggantikan atom H pada metana. Gugus pengganti ini
disebut gugus fungsi.
Suatu senyawa yang memiliki rumus molekul sama dapat memiliki rumus struktur yang
berbeda. Senyawa dengan rumus molekul C2H6O dapat berupa etanol dan metoksi metana.

Kedua senyawa tersebut memiliki sifat yang berbeda, etanol dan metoksi metana
memiliki gugus fungsi yang berbeda, yaitu OH dan O. Hal ini menunjukkan bahwa sifat suatu
senyawa karbon ditentukan oleh gugus fungsinya. Sehingga gugus fungsi adalah atom atau
gugus yang menentukan sifat suatu senyawa. Gugus fungsi dapat berupa ikatan karbon
rangkap dua (-C = C-), ikatan karbon rangkap tiga (-C Ξ C-), atom atau gugus atom.

2
No. Gugus Homolog Rumus Contoh Senyawa
Fungsi IUPAC senyawa Rumus Struktur (n=3) Nama
IUPAC
1 −C=C− Alkena CnH2n CH2 = CH − CH3 Propena

2 −C ≡ C − Alkuna CnH2n-2 CH ≡ C − CH3 Propuna


3 −OH Alkanol CnH2n+2O CH3 − CH2 − CH2 OH Propanol
4 −O − Alkoksi CnH2n+2O CH3 − O − CH2 − CH3 Metoksi
Alkana Etana
5 −COH − Alkanal CnH2nO CH3 − CH2 − COH Propanal
6 −CO − Alkanon CnH2nO CH3 − CH2 − COH Propanon
7 −CO − OH Asam CnH2nO2 CH3 − CH2 − COOH Asam
Alkanoat Propanoat
8 −CO − OR Alkil CnH2nO2 CH3 − CO − OCH3 Metil
Alkanoat Etanoat

A. ALKOHOL DAN ETER


Alkohol dan eter merupakan isomer fungsional. Keduanya memiliki rumus molekul yang
sama tetapi rumus struktur fungsional yang berbeda. Berikut perbedaan rumus struktur alkohol
dan Eter.

1. Alkohol
Alkohol merupakan senyawa karbon dengan gugus fungsi -OH (gugus hidroksi). Rumus
umumnya ialah R – OH di mana R adalah alkil (R = CnH2n+1). Dengan demikian alkohol
dapat dianggap sebagai turunan dari alkana (R-H) di mana 1 atom H nya diganti dengan gugus
-OH.

3
Berdasarkan letak gugus hidroksinya, alkohol dibedakan jadi 3 jenis, yakni alkohol
primer, sekunder, dan tersier.
• Alkohol Primer adalah alkohol yang gugus-OH nya terikat pada atom C primer (atom C
yang terikat pada satu atom C lain).
• Alkohol Sekunder adalah alkohol yang gugus-OH nya terikat pada atom C sekunder.
• Alkohol Tersier adalah alkohol yang gugus -OH nya terikat pada atom C tersier.

Tata Nama Alkohol


Menurut IUPAC, tata nama alkohol adalah sebagai berikut.
• Rantai terpanjang yang menjadi nama alkoholnya harus mengikat gugus fungsi -OH.
• Penomoran atom karbon dimulai dari yang paling dekat dengan atom karbon pengikat
gugus fungsi -OH.
• Penamaan diambil dari nama alkana dengan mengganti akhiran -a menjadi -ol.
• Urutan penamaan: nomor atom C yang mengikat cabang-nama cabang-nomor atom C
yang mengikat gugus -OH (kecuali untuk C nomor 1)- Nama rantai induk (alkanol)

5 - etil - 3,6 - dimetil - 3 - heptanol


2. Eter
Eter merupakan senyawa karbon turunan alkana, satu atom H dari alkana diganti dengan
gugus alkoksi (- O – R), sehingga eter dinyatakan dengan rumus umum: R – O – R’. Senyawa
eter dapat membentuk ikatan hidrogen dengan senyawa lain yang mengandung gugus –OH,
seperti air, alkohol, fenol, dan senyawa dengan gugus amina.

Tata Nama Eter


Menurut IUPAC, tata nama eter adalah sebagai berikut.
4
• Jika R yang berbeda, maka yang menjadi nama Alkoksi adalah R dengan rantai R yang
lebih pendek sedangkan alkana adalah rantai R yang lebih panjang.
• Penomoran digunakan untuk menunjukkan letak gugus alkoksi dan letak cabang alkil
pada rantai alkane. Penomoran dimulai dari atom C yang dekat dengan gugus alkoksi
─OR.
Contoh:

Nama : 2-metoksi-butana

Nama : 2-metoksi-3-metilbutana

3. Sifat Alkohol dan Eter


• Sifat Fisik
Variabel Alkohol Eter
sifat fisik
Wujud • Pada suhu kamar, alkohol • Dimetil eter berbentuk gas pada
bersuku rendah akan berwujud temperatur kamar dan eter
cair, sederhana lainnya berbentuk
• Sedangkan yang bersuku tinggi cairan yang mudah menguap
berwujud padat.
Titik • Alkohol dengan suku makin • Eter mempunyai titik didih dan
didih dan tinggi akan mempunyai titik didih titik leleh lebih rendah daripada
titik leleh dan titik leleh yang makin tinggi alkohol yang bersesuaian. Hal ini
karena tidak adanya ikatan
hidrogen pada eter
Kelarutan • Alkohol larut dalam air, tetapi • Eter sukar larut dalam air karena
kelarutannya berkurang jika suku molekulnya tidak begitu polar.
makin tinggi. • Dalam laboratorium, eter sering
dipakai sebagai pelarut senyawa
nonpolar seperti lemak dan damar
5
• Khusus untuk metanol, etanol,
dan propanol larut dalam air pada
semua perbandingan.
Daya • Tidak mengantar listrik (Non • Tidak mengantar listrik (Non
hantar Elektrolit) Elektrolit)
listrik

• Sifat Kimia
Variabel Alkohol Eter
sifat kimia
Ikatan • Antar molekul alkohol terdapat • Eter dapat membentuk ikatan H
Hidrogen ikatan hidrogen. dengan senyawa lain yang
• mengandung mengandung
gugus OH seperti air, alkohol,
fenol, atau gugus amina (-NH2).
Kepolaran • Alkohol bersifat polar karena • Molekul eter tidak begitu polar
memiliki gugus OH. sehingga
• Kepolaran alkohol akan makin • kelarutannya dalam air sedikit.
kecil jika sukunya makin
tinggi.
Kereaktifan • Alkohol dapat bereaksi dengan • Eter sangat tidak reaktif, tahan
logam K dan Na. terhadap
• Alkohol primer dan sekunder • pengoksidasi atau pereduksi,
dapat dioksidasi dengan asam-asam
mengunakan oksidator, tetapi • encer, dan basa.
alkohol tersier tidak. • Eter mudah terbakar dengan
adanya oksigen menghasilkan
CO2 dan H2O.

6
4. Pembuatan Alkohol
• Metanol (CH3OH)
Metanol dibuat dengan cara hidrogenasi gas CO pada suhu 4000C dan tekanan 200 atm
dengan katalisator Cr2O3 atau ZnO.

• Etanol (C2H5OH)
Dalam bidang industri, etanol dibuat dengan fermentasi tetes tebu yaitu cairan gula yang
tidak mengkristal/menghablur menjadi gula.

• Glikol (CH2OH CH2OH)


Glikol dibuat dengan cara mengoksidasi etana dengan oksigen kemudian dilanjutkan
hidrolisis. Reaksi dilakukan pada suhu 2500C dengan katalisator serbuk perak.

5. Pembuatan Eter
• Dengan eliminasi alkohol pada suhu 140°C

Contoh:

• Dengan sintesis Williamson.

Contoh:

6. Kegunaan Alkohol dan Eter


7
Alkohol Eter
Metanol digunakan untuk membuat metanol Eter digunakan sebagai pelarut senyawa
sebagai bahan plastik, pelarut, bahan ester, organik, untuk obat bius pada operasi dan
bahan bakar alternatif desinfektan (tetapi sekarang tidak digunakan
lagi sebagai obat bius).
Etanol digunakan sebagai pelarut, MTBE (metil tersier butil eter) ditambahkan
desinfektan, bahan pembuatan ester dan ke dalam bensin untuk meningkatkan
sebagai bahan bakar bilangan oktan.
Glikol digunakan untuk zat anti beku pada Dalam laboratorium, eter dipakai sebagai
radiator mobil, bahan baku dalam industri pelarut senyawa nonpolar, seperti lemak dan
serat sintesis dan pelarut. damar
Gliserol digunakan untuk pelarut obat-
obatan, dan bahan pembuatan gliserol
trinitrat, yaitu suatu bahan peledak.
Isopropil alcohol, cairan tak berwarna (td
82oC), adalah alkohol gosok untuk
keperluan pijat dan menurunkan suhu
demam, juga digunakan sebagai pelarut
minyak wangi, krim, lotion dan kosmetik
lainnya

8
B. ALDEHID DAN KETON
Aldehid mempunyai nama lain dalam IUPAC sebagai Alkanal sedangkan keton
mempunyai istilah Alkanon. Keduanya merupakan isomer fungsional, mempunyai rumus
molekul sama tetapi gugus fungsi yang berbeda.

1. Aldehid (Alkanal)
Aldehid ialah senyawa karbon dengan rumus molekul R-CHO yang mengandung gugus
karbonil. Gugus karbonil adalah suatu gugus fungsi yang terdiri atas sebuah atom karbon dan
atom oksigen yang berikatan rangkap.
Tata Nama Aldehid
• Tata nama senyawa Alkanal dengan menggunakan nama alkana yang bersesuaian jumlah
atom C-nya dan akhiran “a” diganti akhiran “al” atau menyebutkan gugus alkil (R) diikuti
aldehid.
• Penomoran dimulai dari atom C yang mengandung gugus O.
Contoh:

Tatanama IUPAC : Propanal


Tatanama trivial : Propana aldehid atau propanaldehid

9
Tatanama IUPAC : 3-metilbutanal
Tatanama trivial : 3-metilbutana aldehid atau 3-metilbutanaldehid

2. Keton (Alkanon)
Alkanon merupakan isomer fungsi dari aldehid dengan gugus fungsional -CO-. Rumus
umum keton merupakan senyawa karbon dengan rumus umum R–CO–R’ , dengan R adalah
alkil.
Tata Nama Keton
• menggunakan nama alkana yang bersesuaian jumlah atom C-nya dan akhiran “a” diganti
akhiran “on”.
• menyebutkan gugus alkil (R) dimulai sesuai abjad diikuti “keton”
Contoh:

Tatanama IUPAC : 2-butanon. Gugus keton berada diatom C nomor 2


Tatanamam trivial : etil metil keton atau metil etil keton

3-metil-2-pentanon.
Rantai utama adalah alkana dengan cabang metil di atom C nomor 3 dan gugusketon berada
di atom C nomor 2
3. Sifat Aldehid dan Keton
• Sifat Fisika
Variabel sifat Aldehid (Alkanal) Keton (Alkanon)
Wujud • Alkanal berwujud gas pada • Senyawa alkanon
suhu kamar (metanal), suku mempunyai sifat fisika
yang lebih banyak berwujud hampir sama untuk molekul
cair yang bersesuaian.

10
Titik didih • Titik didih dan titik leleh lebih • Titik didih alkanon lebih
dan titik leleh rendah dari senyawa alkanol tinggi dibandingkan
dengan jumlah C sama. senyawa hidrokarbon
dengan massa molekul relatif
sama
Kelarutan • Merupakan senyawa polar. • Termasuk senyawa polar dan
• Kelarutan semakin berkurang larut dalam air.
dengan bertambahnya jumlah
suku atom C.
Daya hantar • Termasuk senyawa • Termasuk senyawa
listrik nonelektrolit nonelektrolit.

• Sifat Kimia

Variabel sifat kimia Aldehid (Alkanal) Keton (Alkanon)


Ikatan • Tidak membentuk ikatan • Antar senyawa alkanon
hidrogen hidrogen antar senyawa alkanal tidak terjadi ikatan
hidrogen

Kepolaran • Senyawa polar • Senyawa polar


Kereaktif an • Kereaktifan alkanal lebih reaktif • Alkanon kurang reaktif
daripada keton. daripada aldehid.
• Merupakan reduktor yang
sangat lemah

11
4. Pembuatan Aldehid dan Keton
• Aldehid
Aldehid dapat terbtuk dari oksidai alkohol primer dan reduksi asam karboksilat.
• Keton
Pembuatan keton yaitu dengan oksidasi alkohol sekunder menggunakan katalis natrium
bikromat dan asam sulfat.
5. Kegunaan Aldehid dan Keton
• Aldehid
a) Formalin digunakan untuk mengawetkan preparat anatomi dan mengawetkan mayat.
b) Formaldehida juga dimanfaat sebagai bahan baku untuk industri plastik melamin dan
bakelit.
c) Asetaldehida atau etanal merupakan bahan baku untuk bahan industri, misalnya
polivinilasetat (P VA) yang digunakan sebagai bahan lem dan paraldehida (Obat
penenang).
d) Beberapa jenis aldehida lain, misalnya sinamaldehida merupakan zat yang memberi
aroma khas pada kayu manis, dan vanilin merupakan senyawa aldehida yang
memberi aroma khas pada buah vanili.

• Keton
a) Senyawa keton yang paling banyak dikenal adalah propanon atau aseton. Aseton
banyak dimanfaatkan sebagai pelarut seperti pernis, lak, pembersih cat kayu, cat
kuku.
b) Aseton juga merupakan bahan baku untuk membuat senyawa bahan industri,
misalnya perspex (sejenis plastik) dan bispenol (plastik).
c) Bahan anti ledakan pada penyimpanan gas asetilena.
d) Hormon dalam tubuh manusia, misalnya testosteron, progesteron, kortikosteron, dan
sejenisnya merupakan senyawa keton.

C. ASAM KARBOKSILAT DAN ESTER


Dalam kehidupan sehari-hari cuka makan adalah salah satu contoh dari asam karboksilat,
sedangkan contoh ester adalah aneka perisa makanan dengan aroma buah- buahan. Asam

12
karboksilat dan ester mempunyai istilah dalam aturan IUPAC adalah Asam Alkanoat dan Alkil
Alkanoat. Keduanya merupakan isomer fungsional.

1. Asam Karboksilat
Asam karboksilat atau alkanoat dapat dianggap turunan alkana yang memiliki gugus -
COOH. Rumus umum asam karboksilat adalah R-COOH dengan R adalah alkil.
Tata Nama Asam Karboksilat
• Penamaan sistem IUPAC menggunakan nama alkana di mana akhiran –a diganti “oat”dan
dengan menambahkan kata “asam” di depannya.
• Penomoran dimulai dari atom C yang mengandung gugus fungsi.
Contoh:

Tata nama IUPAC : Asam metanoat (hanya terdiri dari 1 atom C)


Tata nama Trivial : Asam Formiat

13
Asam-2-etil-3-metilbutanoat
(Rantai utama 4 atom C, dan terdapat cabang etil di nomor 2 serta cabang metil di nomor 3)
2. Ester
Ester merupakan senyawa kabron dengan rumus umum R-COO-R’. Ester dapat dibuat
dengan mereaksikan alkohol dengan asam karboksilat.
Tata Nama Ester
• Dengan menyebutkan gugus alkilnya, kemudian diikuti karboksilatnya. Karena senyawa
ini merupakan turunan dari asam karboksilat, yang mana gugus H digantikan dengan
gugus alkil “R”. Jadi cara memberikan nama dengan mengganti istilah asam dengan alkil
yang bersesuaian.
Contoh:

Nama : Asam propanoat

Tata Nama IUPAC : Metil propanoat


Turunan dari Asam propanoat dengan menggantikan gugus H dengan gugus metal – CH3
Tata Nama Trivial : Etil metil ester

14
3. Sifat Asam Karboksilat dan Ester
• Sifat Fisika
Variabel sifat Asam Karboksilat (Asam Ester (Alkil Alkanoat)
fisik Alkanoat)
Wujud • Pada temperatur kamar, asam • Ester bersuku rendah
karboksilat yang bersuku rendah berwujud cair encer,
adalah zat cair yang encer, suku ester bersuku tengah
tengah berupa zat cair yang berwujud cair kental,
kental, dan suku tinggi berupa ester bersuku tinggi
zat padat yang tidak larut dalam berwujud padat.
air.
Titik didih (Td) • Titik didih dan Titik leleh asam • Titik didih dan Titik
dan titik leleh karboksilat relatif tinggi karena leleh rendah karena
(Tl) kuatnya tarik menarik tidak memiliki ikatan
antarmolekul. Bahkan, lebih Hidrogen.
tinggi dari alkohol yang
bersesuaian −
Kelarutan • Asam karboksilat suku rendah • Ester bersuku rendah
dapat larut dalam air, tetapi asam sedikit larut, sedangkan
karboksilat suku yang lebih ester bersuku tinggi
tinggi sukar larut air makin mudah larut.
Daya hantar • Asam karboksilat dapat • Merupakan senyawa
listrik terionisasi sebagian dalam air, nonelektrolit
sehingga termasuk senyawa
elektrolit lemah.
• R–COOH ⇌ R–COO– + H+

15
• Sifat Kimia
Variabel sifat Asam Karboksilat (Asam Ester (Alkil Alkanoat)
kimia Alkanoat)
Ikatan hidrogen • Asam karboksilat mempunyai • Tidak terdapat ikatan
ikatan hidrogen sesamanya dan Hidrogen, tetapi ada
dapat berikatan secara ikatan ikatan van der Waals.
hidrogen dengan molekul air.
Kepolaran • Asam karboksilat mempunyai • Senyawa bersuku rendah
gugus hidroksil yang bersifat sedikit polar, sedangkan
polar sehingga asam karboksilat senyawa bersuku tinggi
bersifat polar hampir nonpolar
Kereaktifan • Kereaktifan asam karboksilat • Ester kurang reaktif.
merupakan asam lemah dan
makin lemah untuk suku yang
lebih tinggi.
Uji Identifikasi • Menggunakan indikator asam • Menggunakan indikator
basa akan menunjukkan sifat asam basa akan
asam menunjukkan sifat netral.

4. Reaksi – reaksi Asam Karboksilat dan Ester


• Asam Karboksilat
a) Reaksi dengan Basa (penyabunan)

b) Reaksi dengan PCl5

c) Reaksi dengan NH3

d) Reaksi dengan Cl2

e) Reaksi esterifikasi

16
• Ester
a) Proses hidrolisis dalam suasana asam

b) Proses hidrolisis dalam suasana basa

5. Pembuatan Asam Karboksilat dan Ester


• Asam Karboksilat
Oksidasi alkohol primer, oksidasi berlanjut alkohol primer dengan katalis kalium
permanganat akan menghasilkan asam karboksilat.

• Ester
Pembuatan ester dengan penggunaan reaksi esterifikasi

6. Kegunaan Asam Karboksilat dan Ester


• Asam Karboksilat
a) Asam asetat dalam industri, sebagai bahan baku sintesis serat dan plastik. Untuk
laboratorium, sebagai pelarut dan sebagai pereaksi.adapun larutan asam asetat
dengan kadar 3-6 % disebut cuka makan.
b) Asam oksalat terdapat dalam daun bayam dan buah-buahan, bentuk senyawanya
sebagai garam natrium atau kalsium. Selain itu juga berfungsi menghilangkan karat
dan bahan baku pembuatan zat warna, mengasamkan minuman, permen, dan
makanan lain.
c) Benzoat, propanoat, dan asam sorbat (2,4-heksadienoat), digunakan sebagai
pengawet makanan karena kemampuan mereka untuk memmatikan
mikroorganisme yang dapat menyebabkan pembusukan.
• Ester
a) Karena ester berasal dari buah-buahan digunakan untuk aroma (essence) pada
makanan (sari buah-buahan). Seperti senyawa etil format (Rum), n-pentil asetat
(pisang), isopropil asetat (buah pir), n-oktil asetat (jeruk manis), metal butirat (apel),
etil butirat (nanas).
b) Ester lemak untuk membuat mentega, margarin, dan sabun.
c) Lilin (waxes), yaitu ester dari alkohol suku tinggi dan asam karboksilat suku tinggi

17
B. ISOMER

Kata "isomer" sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu “iso” yang berarti “sama” dan “meros”
yang berarti “bagian”. Maksudnya, senyawa-senyawa ini memiliki bagian yang sama,
meskipun penyusunan atom-atomnya berbeda dengan kata lain isomer Isomer adalah
gabungan senyawa kimia atau lebih yang memiliki rumus yang sama, namun memiliki
struktur dan konfigurasi yang berbeda.

Isomer dapat dibedakan menjadi dua bagian besar, yaitu isomer struktur dan isomer ruang.
Isomer struktur meliputi isomer kerangka, isomer posisi, dan isomer fungsi Sementara, isomer
ruang meliputi isomer geometeri dan isomer optis.
A. Pembagian isomer struktur
1. Isomer kerangka atau dikenal juga dengan isomer rantai terjadi pada senyawa yang
memiliki rumus molekul dan gugus fungsi sama, tetapi struktur kerangka atom
karbonnya berbeda.
Contoh dari isomer kerangka adalah sebagai berikut.

2. Isomer Posisi
Isomer posisi terjadi pada senyawa yang memiliki rumus molekul sama, gugus fungsi sama,
tetapi posisi gugus fungsi atau ikatan rangkapnya berbeda.
Contoh dari isomer posisi adalah sebagai berikut.

3. Isomer Fungsional (Isomer Gugus Fungsi)


Isomer fungsional atau dikenal juga sebagai isomer gugus fungsi terjadi pada senyawa yang
mempunyai rumus molekul yang sama, tetapi gugus fungsinya berbeda.
18
Contoh dari isomer fungsional adalah sebagai berikut.

B. Pembagian isomer ruang


Isomer ruang adalah senyawa karbon yang mempunyai rumus molekul dan gugus yang sama,
tetapi susunan gugusnya dalam ruang yang berbeda.
Isomer ruang dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
a. Isomer Geometris
Isomer geometris terjadi pada senyawa yang memiliki rumus molekul dan rumus struktur yang
sama, tetapi berbeda dalam susunan ruang atom dalam molekul.
Contoh dari isomer geometris adalah sebagai berikut.

2. Isomer Optis
Isomer optis terjadi pada senyawa yang mempunyai atom C asimetris. Atom C asimetris
adalah atom C yang keempat tangannya mengikat gugus yang berbeda.
Contoh dari isomer optis adalah sebagai berikut.

19
C. SENYAWA AROMATIK DAN TURUNANNYA (Benzena dan Turunannya)
I. STRUKTUR BENZENA
Struktur yang mula-mula diusulkan pada tahun 1865 tidak mengandung ikatan rangkap karena
benzena tidak mudah mengalami reaksi adisi seperti pada alkena. Struktur yang demikian ini
tidak sesuai dengan tetravalensi karbon. Agar tidak menyalahi tetravelensi karbon, pada tahun
1872 Friedrich August Kekule mengusulkan bahwa benzena mengandung tiga ikatan tunggal
dan tiga ikatan rangkap yang berselang-seling.

II. TATA NAMA BENZENA DAN TURUNANNYA


a. Cincin benzena dianggap sebagai induk sama seperti alkana rantai lurus.
Contoh :

: Bromobenzena
b. Jika cincin benzena terikat pada rantai alkana lurus yang memiliki suatu gugus
fungsional atau rantai alkana yang terdiri atas 7 atom karbon atau lebih, maka
benzena tersebut sebagai substituen dengan nama fenil.
Contoh:

20
: 2-fenil-1-etanol

c. Benzena terdisubstitusi diberi nama dengan awalan, orto, meta, dan para.
Contoh :

o-dibromo-benzena m-kloro-anilina p- kloro-fenol

d. Jika terdapat tiga substituen atau lebih pada cincin benzena, maka digunakan
bilangan untuk penomorannya
Contoh :

1,2,4-tribromo-benzena
Urutan prioritas penomoran beberapa subtituen yang umum sebagai berikut :
COOH, SO3H, CHO, CN, OH, NH2, R, NO2, X
Namun demikian, penamaannya disusun menurut abjad. Contoh :

2,4,6-trinitrotoluena (TNT)
Tabel 5.1 Rumus Struktur Beberapa Senyawa Turunan Benzena

21
Struktur Nama Struktur Nama
Toluena Fenol

22
Struktur Nama Struktur Nama
p–xilena Asam
benzoat

Stirena Benzil
alkohol

Anilin (Amino Asetofen on


benzena)

Asetanilida Benzofen on

III. SIFAT-SIFAT BENZENA


A. Sifat-sifat Fisis
Seperti hidrokarbon alifatik dan alisiklik, benzena dan hidroarbon aromatik lain bersifat
nonpolar. Mereka tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik, seperti dietil eter,
karbon tetraklorida, atau heksana. Mengapa? Benzena sendiri digunakan secara meluas
sebagai pelarut. Senyawa ini memiliki sifat yang berguna, yaitu membentuk azeotrop.
Senyawa yang larut dalam benzena mudah dikeringkan dengan menyuling azeotrop tersebut.
Meskipun titik didih dan titik leleh hidrokarbon aromatik (lihat tabel 5.2) bersifat khas,
perhatikan bahwa p– xilena mempunyai titik leleh yang lebih tinggi daripada o–xilena atau
m– xilena. Titik leleh yang tinggi merupakan sifat khas benzena p–substitusi; suatu p–isomer

23
lebih simetris dan dapat membentuk kisi kristal yang lebih teratur dan lebih kuat dalam
keadaan padat daripada o– dan m–isomer yang kurang simetris.
Tabel 5.2 Titik Leleh dan Titik Didih Benzena dan Turunannya

Struktur Nama Titik Leleh Titik Didih


(0C) (0C)
Benzena 5,5 80

Toluena -95 111

24
Struktur Nama Titik Leleh Titik Didih
(0C) (0C)
o–xilena -25 144

m–xilena -48139

p–xilena 13 135

B. Sifat-sifat Kimia
Secara kimia, benzena tidak begitu reaktif tetapi mudah terbakar dengan banyak jelaga.
Benzena lebih mudah mengalami substitusi daripada adisi. Kita akan membahas beberapa
reaksi terpenting dari benzena.
1. Halogenasi
Benzena dapat bereaksi langsung dengan halogen dengan katalisator FeCl3 atau FeBr3.

2. Nitrasi
Benzena bereaksi dengan asam nitrat pekat, HNO 3 dengan katalisator asam sulfat pekat
membentuk nitrobenzena.

3. Alkilasi
Alkilasi benzena dengan alkil halida menggunakan katalisator aluminium klorida, AlCl3
membentuk alkil benzena sering disebut dengan alkilasi Friedel-Crafts (diambil dari nama
ahli kimia Perancis, Charles Friedel dan ahli kimia Amerika, James Crafts, yang
mengembangkan reaksi ini tahun 1877) (Fessenden dan Fessenden, 1983: 71).
25
4. Asilasi
Asilasi benzena dengan senyawa halida asam yang mengandung gugus asil, R–CO– atau Ar–
CO– disebut reaksi asilasi aromatik atau asilasi Friedel-Crafts.

5. Sulfonasi
Benzena yang dipanaskan dapat bereaksi dengan asam sulfat pekat menghasilkan asam
benzena sulfonat.

6. Dapat mengalami reaksi oksidasi


Reaksi oksidasi sempurna terhadap benzena akan membentuk CO 2 dan H2O, tetapi dengan
larutan KMnO4 benzena tidak dapat mengalami reaksi oksidasi.
7. Dapat mengalami reaksi hidrogenasi Reaksi hidrogenasi terhadap benzena dapat
terjadi pada suhu dan tekanan yang cukup tinggi serta memerlukan katalis platina.

IV. PEMBUATAN BENZENA


Benzena dapat dibuat dengan beberapa cara ,yaitu:
1. Polimerisasi asetilena, yaitu dengan mengalirkan asetilena melalui pipa kaca yang
pijar.

26
Atau ditulis: 3C2H2 C6H6
2. Memanaskan kalsium benzoat dengan kalsium hidroksida. Ca(C 6H5COO)2 +
Ca(OH)2 2 C6H6 + 2CaCO3
3. Dengan destilasi bertingkat tir batu bara.
Pada destilasi bertingkat tir batu bara selain dihasilkan benzena juga diperoleh zat-zat lain,
misalnya tokrena, xilena, naftalena, antrosena, fenantrena, fenol, dan kresol.
4. Dengan proses reforming nafta pada industri petrokimia.
V. KEGUNAAN BENZENA DAN BEBERAPA SENYAWA TURUNANNYA
A. Benzena
Benzena digunakan sebagai pelarut untuk berbagai jenis zat. Selain itu benzena juga digunakan
sebagai bahan dasar membuat stirena (bahan membuat sejenis karet sintetis) dan nilon–66.
B. Asam Salisilat
Asam salisilat adalah nama lazim dari asam o–hidroksibenzoat. Ester dari asam salisilat dengan
asam asetat digunakan sebagai obat dengan nama aspirin atau asetosal.
C. Asam Benzoat
Asam benzoat digunakan sebagai pengawet pada berbagai makanan olahan.
D. Anilina
Anilina merupakan bahan dasar untuk pembuatan zat-zat warna diazo. Reaksi anilina dengan
asam nitrit akan menghasilkan garam diazonium, dan proses ini disebut diazotisasi.
E. Toluena
Kegunaan toluena yang penting adalah sebagai pelarut dan sebagai bahan baku pembuatan zat
peledak trinitrotoluena (TNT).
F. Stirena
Jika stirena mengalami polimerisasi akan terbentuk polistirena, suatu jenis plastik yang banyak
digunakan untuk membuat insulator listrik, bonekaboneka, sol sepatu, serta piring dan cangkir.
G. Benzaldehida
Benzaldehida digunakan sebagai zat pengawet serta sebagai bahan baku pembuatan parfum
karena memiliki bau yang sedap.
H. Natrium Benzoat

27
Seperti asam benzoat, natrium benzoat juga digunakan sebagai bahan pengawet makanan
dalam kaleng.
I. Fenol
Fenol (fenil alkohol) dalam kehidupan sehari-hari lebih dikenal dengan nama karbol atau lisol,
dan dipergunakan sebagai zat disinfektan (pembunuh bakteri) karena dapat menyebabkan
denaturasi protein.
J. Nitrobenzena
Nitrobenzena merupakan zat cair berwarna kuning dan beracun. Nitrobenzena digunakan untuk
bahan pewangi sabun.

28
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Gugus fungsi adalah gugus dalam suatu molekul senyawa karbon yang mudah bereaksi
dengan pereaksi tertentu. Gugus fungsi berperan sebagai ciri khas dari senyawa karbon
tertentu juga berperan pada sifat kimia suatu senyawa
2. Isomer adalah gabungan senyawa kimia atau lebih yang memiliki rumus yang sama,
namun memiliki struktur dan konfigurasi yang berbeda.
3. Isomer dapat dibedakan menjadi dua bagian besar, yaitu isomer struktur dan isomer ruang.
Isomer struktur meliputi isomer kerangka, isomer posisi, dan isomer fungsi Sementara,
isomer ruang meliputi isomer geometeri dan isomer optis.
4. Struktur yang mula-mula diusulkan pada tahun 1865 tidak mengandung ikatan rangkap
karena benzena tidak mudah mengalami reaksi adisi seperti pada alkena. Struktur yang
demikian ini tidak sesuai dengan tetravalensi karbon

B. SARAN
Melalui makalah ini diharapkan mahasiswa diharapkan dapat memikirkan masalah secara
mendalam dan kritis, membentuk argumen , mengkomunikasikan ide secara efektif, dan
mampu berfikir secara logis. Maka dengan belajar kimia pendidikan kita paham dan mengerti
mengenai materi-materi pada kimia umum.

29
DAFTAR PUSTAKA
Wardiyah. 2016. kimia organik. Jakarta selatan:P2M2
Suchyadi,Yudhie. 2018. Kimia organik 2.Bogor:Lembaga penelitian dan pengabdian
masyarakat universitas pakuan
Fessenden.1982. kimia organik. Jakarta
Limbong harry. 2017. “Identification of chemia comounds of banana stem pulp based spectra
ftir”: Jurnal Teknik dan teknologi volume 12 (hal. 44-50). Medan: industry medan
Budi wibowo, herry. 2015.”isomerisasi polimer melalui reaksi sain sayef untuk mengubah
konfigurasi HTPB (Hidroxyl Terminated Polybutadiene): jurnal teknologi volume 14(hal.
137-146). Bogor:mekarsari

30

Anda mungkin juga menyukai