Anda di halaman 1dari 12

BAB III

SISTEM TELEKOMUNIKASI DI PT KERETA API INDONESIA (Persero)

3.1 Gambaran Umum


Sistem telekomunikasi di PT Kereta Api Indonesia (Persero) meliputi :

a. Digital Communication
Merupakan backbone telecommunications system untuk
mengawasi perjalanan kereta api yang terdiri dari
Microwave, Line communication, Carries telephony, dan
data traffic. Jaringan microwave terdiri dari dua jalur untuk
transmisi 34 Mb/s dan 75 jalur untuk transmisi 8+8 Mb/s.
kapasitas bearer-nya adalah :
 34 Mbps (Dua jalur) yang digunakan antara
Manggarai – Karawang.
 8+8 Mbps (75 jalur)
Tranmisi ini menggunakan berbagai media, transmisi yang
menggunakan kabel dapat berupa kabel tembaga, kabel
Fiber Optic (FO), dan kabel Leakage Coaxial Cable
(LCX)β. Sedangkan transmisi yang menggunakan media
frekuensi radio minimal adalah berupa radio microwave
dan trunked mobile radio.
b. Train Dispatching System
Merupakan sistem komunikasi suara dan persinyalan antara
Train Dispatch Centre dengan waystation dan locomotive
untuk mengontrol lalu lintas kereta api. Dengan komunikasi
semi duplex panggilan dan laporan dari setiap waystation
akan diterima oleh train dispatch centre (TDC). Dari train
dispatch centre (TDC) inilah lalu lintas kereta api dapat
dikontrol. Setiap kereta api yang datang kepada stasiun
tertentu, jam kedatangan dan kondisinya akan dilaporkan
oleh stasiun tersebut melalui pesawat waystation kepada
train dispatch centre, sehingga adanya kecelakaan meupun
keterlambatan kereta api bisa diketahui oleh train dispatch
centre.

c. Sistem Telekomunikasi Untuk Manajemen Perusahaan


Selain untuk keperluan perjalanan kereta api,
telekomunikasi juga merupakan suatu hal yang penting
untuk kegiatan manajemen di PT Kereta Api Indonesia
(Persero). Peralatannya dapat berupa telepon kabel biasa,
Telepon Otomatis Kereta Api (TOKA), dan yang sedang
marak pemasangannya saat ini adalah IP Phone yang
memungkinkan melakukan voice call over IP address. Hal
tersebut tentunya untuk menunjang kinerja manajemen
perusahaan, seperti urusan administratif, koordinasi
antarstasiun, dan kegiatan manajerial lainnya.
3.2 Train Dispatch Section
Jaringan PT Kereta Api Indonesia (Persero) di Pulau Jawa terbagi
menjadi 25 section untuk keperluan train dispatching system. Tiap section
memiliki Train Dispatch Control Centre (TDCD) yang mengatur
perjalanan Kereta Api yang berda di section tersebut. Adapun pembagian
section tersebut adalah sebagai berikut :

Gambar 3.1 Train Dispatch System Sections


Gambar 3.2 Jaringan Traindispatching di Pulau Jawa
TD Location2 Dispatch Frequency CTSS
Sectio Console Quadruple Frequency
n Location
S1 Tambun To Cikampek Manggarai E 162.2 Hz
S2 Cikampek To Cirebon Cirebon G 173.8 Hz
S3 Cirebon To Tegal Cirebon D 186.2 Hz
S4 Tegal To Semarang Semarang A 173.8 Hz
S5 Semarang To Bojonegoro Semarang F 162.2 Hz
S6 Bojonegoro To Surabaya Surabaya B 186.2 Hz
S7 Cikampek To Bandung Bandung A 186.2 Hz
S8 Bandung To Banjar Bandung D 162.2 Hz
S9 Banjar To Kroya Purwokerto F 173.8 Hz
S10 Kroya To Sukoharjo Purwokerto G 162.2 Hz
S11 Kutoarjo To Yogyakarta Yogyakarta B 173.8 Hz
S12 Yogyakarta To Walikukun Yogyakarta D 186.2 Hz
S13 Cisauk To Merak Manggarai B 186.2 Hz
S14 Walikukun To Kertosono Madiun A 186.2 Hz
S15 Mojokerto To Blitar Madiun C 162.2 Hz
S16 Mojokerto To Surabaya Surabaya G 173.8 Hz
S17 Cirebon To Prupuk Cirebon B 186.2 Hz
S18 Tegal To Kroya Purwokerto C 186.2 Hz
S19 Surabaya To Malang Surabaya D 162.2 Hz
S20 Bangil To Jember Jember A 173.8 Hz
S21 Jember To Meneng Jember C 186.2 Hz
S22 BPL-ST BPL-ST C 162.2 Hz
S23 Pasarminggu To Bogor Manggarai G 162.2 Hz
S24 Jakarta-Manggarai-Bekasi Manggarai A 173.8 Hz
S25 Tanahabang-Serpong- Manggarai C 162.2 Hz
Tangerang
Tabel 3.1 Section dan Dispatch Console Location

3.3 Train Dispatch System Radio Network


System TDSRN menyediakan komunikasi suara dan persinyalan
antara 25 Train Dispatch Section (TDS) dan lebih dari 402 pesawat
waystation serta 170 lokomotif. Lokasi 25 TDS tersebar di 9 Daerah
Operasi PT Kereta Api Indonesia (Persero)

Train Dispatch System Radio Network (TDSRN) terdiri atas


sejumlah omnibus yang terkoneksi pada VHF radio basestation yang
beroperasi pada 170 MHz band pada komunikasi semi duplex antara TD
dan lokomotif atau waystation. Koneksi antar basestation dipengaruhi oleh
kanal jaringan microwave. Adapun basestation berfungsi sebagai repeater
talk through full duplex dan jangkauannya mencakupi seluruh bagian
section melalui koneksi omnibus menuju basestation lain.

Adapun komunikasi antar waystation, antar lokomotif, maupun


antara waysation dengan lokomotif dapat dilakukan dengan sistem
simplex. Akan tetapi, komunikasi ini hanya dapat berlangsung setelah
mendapat persetujuan dari Train Dispatch Centre, dengan diagram blok
network sebagai berikut :
RADIO
CONNECTED
WAYSTATION

LOCOMOTIVE RADIO SYSTEM RADIAX


RADIAX
CABLE CABLE

UHF RADIO UHF RADIO


LINK LINK
BASESTATIOAN
UHF RADIO
VHF UHF UHF VHF VHF VHF VHF VHF UHF UHF VHF
LINK
TUNNEL RADIO TUNNEL RADIO
UHF UHF
BRANCHING MICROWAVE DIGITAL
MULTIPLEXING RADIO LINK

AUDIO &
CONTROL
PATH WIRE CONNECTED WAYSTATIONS

TRAIN CHIEF TRAIN

Gambar 3.3 Sistem Trainsipatching PT Kereta Api Indonesia


DISPATCH DISPATCH
SYSTEM SYSTEM
CONSOLE CONSOLE
TRAIN DISPATCH CENTER
3.4 VHF Basestation SR2000
Basestation SR 2000 merupakan salah satu basestation yang
digunakan dalam telekomunikasi radio di PT Kereta Api Indonesia DAOP
IV Semarang . Basestation SR 2000 ini telah didesain dengan sedemikian
rupa sehingga pengguna mudah ubtuk melakukan maintenance. Semua
unit adalah modul-modul yang terdapat dalam konstruksi 6RU.
Basestation SR2000 sendiri dari empat modul yang tersusun dalam rak-
rak, yaitu transmitter, receiver, RF Combining dan control/monitoring.
Semua peralatan disusun dalam rak 6RU yang berukuran 19 Inc. didalam
6RU ini terdapat eksternal connector, power socket, 25 way D Connector
dan RF ‘N’ Connector yang merupakan interkoneksi modul. Berikut ini
adalah diagram blok VHF Basestation SR2000

Gambar 3.4 Diagram Blok VHF Base Station SR2000


Fungsi dari basestation adalah sebagai Repeater Full Duplex Talk-
Through, Full fuplex yang berarti dimana frequensi Tx tidak sama dengan
frequensi Rx namun bekerjanya secara bersamaan, artinya pada saat
menerima peralatan tersebut juga memancar (TX). Untuk terjadinya proses
komunikasi maka frequensi Transmitter /Tx pada Base Station harus sama
dengan frequensi Receiver /Rx pada Way Station dan Locomotive Radio.

Gambar3.5 VHF Basestation Talk-through Repeater Interconnection


Dalam sistem jaringan radio traindispatch terdapat satu buah radio VHF
Basestation yang terhubung ombinus yang bekerja pada band 170 Mhz. dan
berdasarkan lokasinya dapat dibedakan seperti berikut :

1. Satu buah Basestation ditempatkan pada digital microwave repeater.

Peralatan ini menyediakan komunikasi semi duplex antara


traindispatch console (TDC) atau Pusat Pengendali Perjalanan Kereta Api
(PK) dengan lokomotif atau antara TDC dengan waystation.
Penyambungan hubungan antara basestation lainnya dilakukan dengan
parantara channel-channel pada microwave link.

Sedangkan Coverage Basestation adalah meliputi secara lengkap


seluruh track (Kereta Api). Pemilihan lokasi basestation adalah secara
omnibus, yaitu hingga lebih dari 90% dari seluruh panjang track serta
memberikan jangkauan yang dibutuhkan.

2. Melayani wilayah VT4F basestation di luar jangkauan digital microwave


repeater.

Maka bilamana ditemukan terrain yang sulit (Terhalang gunung,


terowongan dll) basestation harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga
dapat memberikan penetrasi sinyal yang dapat mencapai track. Dalam
Coverage (Jangkauan) study menghasilkan beberapa daerah dimana
coverage yang disediakan oleh basestation yang ditempatkan pada
microwave repeater tidak memuaskan. Keadaan ini diakibatkan oleh
halangan gedung tinggi atau gunung atau di dalam terowongan, yang
menyebabkan sinyal terhalang sehingga tidak dapat mencapai area jalan
kereta api. Oleh karena pentingnya coverage agar mencapai seluruh track,
maka repeater ditempatkan pada 6 lokasi untuk mengatasi penghalang-
penghalang sehingga track dapat dijangkau seperti yang diharapkan.
Pada terowongan-terowongan diperlukan peralatan khusus untuk
meyakinkan bahwa “Coverage tersebut cukup”, maka ditempatkan
repeater tunnel yang menggunakan tenaga solar untuk memasok sinyal ke
dalam terowongan.

Maka fungsi pemasangan repeater basestation tersebut adalah :

1. Meminimalkan efek yang disebabkan oleh wilayah yang luas


2. Mengatasi masalah tempat atau ruangan, misalnya didalam
terowongan

Dan daftar Lokasi yang memerlukan repeater basestation adalah


sebagai berikut :
1. RU1 Plered
2. RU 2 Sasaksaat
3. RU3 Brojul
4. RU4 Ijo
5. RU5 Kedungjati
6. RU6 Kediri
7. RU7 Tulungagung
8. RU8 Blitar
9. RU9 Kesamben
10. RU10 Karangkates
11. RU11 Ngebruk
12. RU12 Mrawan

Anda mungkin juga menyukai