Anda di halaman 1dari 7

ESSAI KULIAH

BLOK MATA & THT

Trauma Aurikular

Nama : Made Ngurah Jiyesta Wibawa

NIM : 019.06.0055

Kelas :A

Blok : Blok Mata & THT

Dosen : dr. Dadan Rohdiana, Sp. THT-KL

PENDIDIKAN DAN PROFESI DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR
2021/ 2022
Trauma Aurikular

I. Pendahuluan

Trauma auricular merupakan suatu kondisi terjadinya cedera pada telinga


luar yang dapat menyebabkan memar, oedema, robekan atau kehilangan jaringan
pada daun telinga dimana penyebab paling seringnya adalah kecelakaan lalu
lintas. Trauma telinga adalah kompleks, sebagai agen berbahaya yang berbeda
dapat mempengaruhi berbagai bagian telinga. Para agen penyebab trauma telinga
termasuk faktor mekanik dan termal, cedera kimia, dan perubahan tekanan.
Tergantung pada jenis trauma, baik eksternal, tengah, dan / atau telinga bagian
dalam bisa terluka.

II. Isi

Definisi

Trauma telinga adalah trauma yang dapat terjadi berbagai cidera traumatika
yang nyeri pada aurikula, meatus akustikus eksterna dan membran timpani.
Trauma telinga adalah tuli yang disertai gambaran atoskopik yang dapat
disebabkan oleh berbagai jenis trauma, meliputi kompresi udara mendadak, udara
di meatus akustikus eksternus, masuknya benda asing ke dalam telinga mserta
trauma kapitis yang menyebabkan fraktura os temporal (Cody, D Thane, Kern,
Eugene & Pearson, W Bruce. 1991).

Etiologi

- Kecelakaan lalu lintas


- Perkelahian
- Jatuh dari ketinggian
- Luka tembak
- Gigitan manusia ataupun hewan
- Terbakar (Cody, D Thane, Kern, Eugene & Pearson, W Bruce. 1991).

Trauma Aurikular 2
Manifestasi Klinis

Pada trauma auricular akan memberikan gambaran klinis seperti edema,


laserasi, luka robek, hilangnya sebagian atau seluruh daun telinga dan perdarahan
(Cody, D Thane, Kern, Eugene & Pearson, W Bruce. 1991).

Jenis Trauma

1. Laserasi
Laserasi merupakan luka robek yang dapat diakibatkan oleh benda tajam,
kecelakaan. Laserasi wajah adalah presentasi pasien yang umum, dan telinga
menghadirkan tantangan unik karena strukturnya. Telinga sangat rentan terhadap
laserasi, avulsi, dan trauma tumpul karena posisi telinga yang menonjol di atas
permukaan tulang (Williams, Christopher., Sternard, Britni T. 2021).
Idealnya, laserasi telinga harus diperbaiki pada saat datang, asalkan pasien
tidak datang lebih dari 24 jam setelah cedera terjadi. Jika tulang rawan aurikularis
terbuka, telinga harus diperbaiki untuk mengurangi risiko komplikasi seperti
infeksi, kondritis, nekrosis, atau kelainan bentuk seperti "telinga kembang kol"
Penutupan tertunda atau perbaikan bertahap harus dipertimbangkan pada pasien
yang datang setelah 24 jam, pasien dengan bukti infeksi tentang laserasi, pasien
dengan bagian pinna yang relatif devaskularisasi, dan pasien dengan peningkatan
risiko infeksi, misalnya, pasien dengan diabetes yang tidak terkontrol. militus.
Dokter darurat harus merujuk pasien ke THT atau operasi plastik jika pasien
memiliki avulsi daun telinga, laserasi meluas ke saluran pendengaran
eksternal,laserasi yang berhubungan dengan kerusakan telinga dalam atau tengah,
atau laserasi bersamaan dengan fraktur dasar tengkorak. Cedera avulsi parsial
dapat diperbaiki oleh dokter primer atau darurat selama ada pedikel yang lebar
dan pengisian kapiler yang memadai pada segmen cedera yang paling distal.
Cedera pedikel sempit membutuhkan perhatian bedah karena suplai darah yang
lemah (Williams, Christopher., Sternard, Britni T. 2021).

Trauma Aurikular 3
2. Hematom
Hematom merupakan suatu tonjolan dibawah kulit terbentuk diantara
perikondrium dan kartilago yang sering ditemukan pada pegulat. Othematom
merupakan hematoma daun telinga akibat suatu ruda paksa yang menyebabkan
tertimbunnya darah dalam ruangan antara perikondrium dan kartilago. Etiologi
dari hematom adalah pegulat, keadaan ini biasanya terdapat pada remaja atau
orang dewasa yang mempunyai kegiatan yang memerlukan kekerasan namun bisa
saja dijumpai pada usia lanjut dan anak-anak.
Pada othematom aurikula dapat terbentuk penumpukan bekuan darah
diantara perikondrium dan tulang rawan.Bila bekuan darah ini tidak segera
dikeluarkan maka dapat terjadi organisasi dari hematoma, sehingga tonjolan
menjadi padat dan permanen serta dapat berakibat terbentuknya telinga bunga kol.
Penampilan karakteristik telinga kembang kol adalah konsekuensi dari fibrosis
berikutnya, kontraktur dan pembentukan neokartilage. Hematoma daun telinga
ditandai dengan daun telinga yang terlihat membengkak, garis lipatan konka
menghilang, terjadi pembengkakan besar kebiru- biruan yang biasanya dapat
mengenai seluruh daun telinga, meskipun kadangkadang terbatas hanya pada
setengah bagian atas saja. Tidak dijumpai nyeri pada daun telinga, namun bila ada
nyeri tidak begitu nyata, daun telinga terasa panas dan adanya rasa tidak nyaman.
Bila tidak segera diobati, darah ini akan terkumpul menjadi jaringan ikat
yang menyebabkan nekrosis tulang rawan, karena adanya gangguan nutrisi. Massa
jaringan parut yang berlekuk-lekuk ini, terutama dari trauma yang berulang, akan
menimbulkan deformitas yang disebut cauliflower ear. Bila dijumpai oklusi total
liang telinga akan menyebabkan kehilangan pendengaran.

3. Partial loss injury


Partial loss injury merupakan kondisi hilangnya sebagian jaringan daun
telinga. Umumnya tatalaksana yang dapat diberikan untuk pasien partial loss
injury adalah bergantung pada lokasi trauma. Pada topic ini dibahas mengenai
partial loss injury pada daun telinga, tatalaksana bergantung pada banyak avulsi
dan waktu trauma, dapat dilakukan rekontruksi untuk evaulasi nekrotik. Penyebab
nya banyak faktor namun paling sering adalah kecelakaan.

Trauma Aurikular 4
4. Frostbite
Frostbite merupakan trauma pada aurikula yang disebabkan oleh suhu
dingin dibawah 0OC secara perkepanjangan karena vasokontriksi hebat pada
pembuluh darah telinga bagian luar diikuti periode dilatasi yang berlangsung lebih
lama. Auricular frostbite adalah trauma pada auricula yang disebabkan oleh suhu
dingin di bawah 0 C secara berkepanjangan. Keadaan ini ditandai dengan daun
telinga yang pertama berwarna pucat dan jika terus berkepanjangan akan menjadi
eritema dan edema akibat dari pengentalan darah, apabila tidak mendapatkan
penanganan yang tepat akan meningkatkan risiko nekrosis.
Trauma yang dapat menyebabkan perikondritis berupa laserasi aurikular,
operasi telinga luar, trauma dingin, trauma panas, trauma bahan kimia, dan insisi
pada bagian telinga luar, sehingga dapat menyebabkan infeksi superfisial pada
kulit (erisipelas) atau jaringan subkutan (selulitis) yang dapat menyebar ke
perikondrium ( perikondritis ) dan tulang rawan (kondritis).

5. Burn Ear

Luka bakar pada daun telinga, yang diabaikan dapat menyebabkan kelainan
bentuk kosmetik yang dapat bervariasi dari ringan hingga sangat parah. Memberi
perhatian pada struktur kecil ini dapat mencegah banyak morbiditas selama fase
akut dan deformitas di kemudian hari sebagai lanjutan dari luka bakar. Koreksi
deformitas tersebut dan memberikan bentuk normal pada telinga bisa menjadi
tugas yang sangat berat karena kerumitan yang terlibat dalam membingkai tulang
rawan dan ketersediaan jaringan lunak yang tidak memadai di daerah sekitarnya
(Sarabahi, Sujata. 2021).
Telinga yang terbakar dapat dicirikan oleh ciri- ciri berikut :
- Jaringan parut di lokasi dan sekitar telinga,

Trauma Aurikular 5
- Hilangnya berbagai komponen heliks/antihelix/lobulus kerangka
telinga,
- Hilangnya total telinga yang menyebabkan berbagai kelainan bentuk.
Tatalaksana yang dapat diberikan adalah aplikasi antibiotik topikal seperti
1% silver sulphadiazene, sulfamylon, dan 0,3% silver nitrate mengurangi
kontaminasi luka dan memungkinkan luka bakar parsial untuk sembuh.[5,6]
Namun, agen topikal yang paling efektif untuk telinga yang dapat mencegah dan
bahkan mengobati kondritis adalah krim mafenide (Sulfamilon) karena
kemampuannya yang sangat baik untuk menembus eschar dan tulang rawan dan
memiliki spektrum antibakteri yang luas dengan aksi bakteriostatik yang baik. Itu
harus diterapkan dua kali sehari karena penetrasi aktifnya. Pembalut kontur dan
bidai dengan tekanan minimal selama pembalutan juga membantu (Sarabahi,
Sujata. 2021).

III. Penutup

Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dari materi diatas maka dapat disimpulkan


bahwa trauma auricular merupakan suatu kondisi yang kompleks, sebagai agen
berbahaya yang berbeda dapat mempengaruhi berbagai bagian telinga. Para agen
penyebab trauma telinga termasuk faktor mekanik dan termal, cedera kimia, dan
perubahan tekanan. Tergantung pada jenis trauma, baik eksternal, tengah, dan /
atau telinga bagian dalam bisa terluka. Adapun penyebab paling sering dari
trauma auricular adalah kecelakaan lalu lintas. Penataksanaan tergantung pada
jenis dari trauma dimana setiap trauma meliputi laserasi, frost bite, hematom, loss
partial injury dan burn ear memiliki tatalaksana yang berbeda. Untuk
mendapatkan prognosis yang baik maka diperluka tatalaksana awal yang baik.

Trauma Aurikular 6
DAFTAR PUSTAKA
Boies., Adams., Higler. 1997. Boies Buku Ajar Penyakit THT (BOIES
Fundamental of Otolaryngology). Edisi 6. Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Cody, D Thane, Kern, Eugene & Pearson, W Bruce. 1991. Penyakit Telinga
Hidung Dan Tenggorokan. Jakarta: EGC.

Doengoes, M.E., Moorhouse, Many Frances, & Geissler, Alice CC. 1999.
Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk Perencanaan Dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien. edisi 3. Jakarta: EGC.

Sarabahi, Sujata. 2021. Manajemen Luka Bakar Telinga. Departemen Luka Bakar
Dan Bedah Plastik, VMMC dan Rumah Sakit Safdarjung, New Delhi, India.

Williams, Christopher., Sternard, Britni T. 2021. Laserasi Telinga Kompleks.


Pubmed

Trauma Aurikular 7

Anda mungkin juga menyukai