1. Ainil Aulia
2. Arif Rahman
3. Bella Meitria Yolanda
4. Biu Delta Rio Arannesia
5. Bobby Syuhada
6. Chintia Anggraini
7. Fauzan Kurnaiwan
8. Firdarena Maisyarah
9. Made Supike
10. M Padly
11. Retno Ayu Saraswati
12. Winda Kartika
STAIN BENGKALIS
2022
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kemiskinan adalah salah satu dari masalah-masalah yang sangat sulit dihadapi
oleh para pembuat kebijakan. Keluarga miskin mempunyai kemungkinan lebih besar
menjadi Tunawisma, masalah kesehatan, pengangguran, dan pendidikan rendah.
Anggota keluarga miskin mempunyai kemungkinan lebih besar untuk menjalankan
kejahatan dan menjadi korban kejahatan. Masalah pengangguran yang dihadapi
bangsa dewasa ini diakibatkan oleh jumlah penduduk yang tidak seimbang dengan
keterbatasan lapangan pekerjaan sehingga mengakibatkan sebagian orang tidak
memiliki pekerjaan dan penghasilan tetap. Hal ini terlihat dari banyaknya tenaga
kerja di daerah perkotaan maupun pedesaan yang bekerja dibawah jam kerja normal,
mereka hanya bekerja secara harian, mingguan, atau musiman. Keadaan ini menuntut
penciptaan lapangan kerja baru sesuai dengan perkembangan jumlah tenaga kerja.1
1
N.Gregory Mankiw, Euston Quah, Peter Wilson, Pengantar Ekonomi Mikro (Jakarta: Salemba
Empat, 2012), h.445
2
Lincolin Arsyad, Ekonomi Pembangunan (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2015), h. 9
(industri gelombang keempat), yang menekankan pada gagasan dan ide kreatif. Hal
ini bukan tanpa alasan, mengingat industri ekonomi kreatif telah mampu mengikat
pasar dunia dengan jutaan kreativitas. Sebagai wujud dari reaksi fenomena yang
terjadi dalam bidang ekonomi tersebut maka muncul ekonomi kreatif sebagai
alternatif pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.3
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan
3
Sutapa Mulyana, Peningkatan Kapabilitas Inovasi,Keunggulan Bersaing, dan Kinerja Melalui
Pendekatan Quardruple Helix: Studi Pada Industri Kreatif Sektor fashion, Jurnal Teknologi, Vol.13,
No.3, 2014. h.309.
4
I Gusti Lanang Suta Artatanaya, I Ketut Suarta, dan Nyoman Meirejeki, Pengembangan Ekonomi
Kreatif di Kota Denpasar Prospektif Pemasaran dan Produks(Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan. Vol.9
No.1. Maret 2013), h.70
Untuk mengetahui Kreatifitas Ekonomi Masyarakat Desa Pasiran dari Sudut
Desa Pasiran adalah salah satu Desa yang ada di Kecamatan Bantan
Kabupaten Bengkalis. Desa ini terletak di 102.182755 LS/LU 1.522578 BT/BB.
Bagian Utara Desa Pasiran berbatasan dengan Desa Jangkang, bagian Selatan
berbatasan dengan Desa Bantan Tua, Penampi dan Air Putih, sedangkan bagian
Timur berbatasan dengan Desa Resam Lapis. Desa Pasiran terbentuk pada tahun 2014
berdasarkan Perda No. 9 Tahun 2012. Desa Pasiran terdiri dari 3 Dusun yakni Dusun
Imam Bulqin, Dusun Samikun dan Dusun Rajimun. Jumlah KK yang ada di Desa
Pasiran sebanyak 398 KK, yang mana 40 KK termasuk ke dalam golongan pra
sejahtera dan 307 KK termasuk ke dalam golongan sejahtera. 5 Lembaga pendidikan
yang ada di Desa Pasiran cukup lengkap mulai dari Paud, TK, SD, SMP dan Pondok
Pesantren, serta Pondok Tahfiz AlQuran.
5
https://bengkaliskab.go.id/view/opd/kecamatan-bantan
BAB III
METODE PELAKSANAAN
Didikan Subuh
Pengembangan BUMDES
Lomba HUT RI ke 77
2. Metode Pelaksanaan
a. Bidang Pendidikan
Didikan subuh ini akan dilakukan pada tiap hari minggu. Selain
mempelajari mengenai seputar dunia islam, disini kami ingin adik-adik di
Desa Pasiran ini menjadi Tahfiz Quran. Oleh karena itu nantinya akan
dibarengi dengan hafalan surah-surah pendek.
b. Bidang keagamaan
Setelah anak-anak ini menjalani didikan subuh, puncaknya akan
diadakan festival anak soleh sebagai bentuk penghargaan kepada anak-anak
ini agar mereka termotivasi dan akan terus giat belajar agama kedepannnya.
c. Bidang ekonomi
d. Bidang sosial
Dalam bidang ini kami ingin mengadakan diskusi ringan dengan topik
mendengarkan berbagai permasalahan yang dihadapi oleh warga desa yang
mana nantinya akan dapat kami jadikan patokan untuk membuat program
dikedepannya agar nantinya dapat memberikan manfaat secara optimal
kepada warga Desa Pasiran
e. Bidang pertanian/kehutanan
Kesimpulan
Dan yang lebih mengesankan lagi adalah bahwasannya sistem ekonomi islam
ini dapat membantu meringkankan masalah ataupun beban-beban yang di hadapi oleh
masyarakat yang ada di desa tersebut. Dan dari keberhasilan desa-desa kecil yang
sudah menggunakan sistem ekonomi islam ini maka akan terbentuk desa mandiri
dengan segala potensi. Terlebih lagi jika sistem ekonomi islam dimulai penerapannya
melalui desa-desa, maka dari situlah akan menyebar ke seluruh penjuru Indonesia dan
negara ini tidak hanya menjadi pengikut saja, namun akan bersaing dengan negara
tetangga yang lebih sejak dulu menggunakan sistem ekonomi islam. Sehingga dari
segi kebaikan yang ada dalam sistem ekonomi islam ini apabila diterapkan untuk
pembangunan desa, maka tak mengherankan jika desa-desa yang menggunakan sitem
ini akan lebih baik masyarakatnya dan lenih tentram, dan dapat dilihat bahwasanya
apabila sistem dibangunnya lembaga-lembaga berbasis islam ini dapat membantu
untuk pembangunan desa, sehingga tidak dapat di ragukan lagi bahwasannya desa
tersebut akan makmur dan sejahtera. Jadi dapat disimpulkan bahwasannya sistem
ekonomi islam untuk pembangunan desa ini sangatlah baik apabila diterapkan
didalam masyarakat desa, sehingga tidak terjadinya penumpukan harta oleh beberapa
orang saja melainkan nantinya juga dapat dibagikan kepada masyarakat desa yang
lainnya yang membutuhkan dengan sistem zakat, karena zakat ini juga merupakan
salah satu prinsip atau kelebihan dalam penerapan sistem ekonomi islam.
DAFTAR PUSTAKA
N.Gregory Mankiw, Euston Quah, Peter Wilson, Pengantar Ekonomi Mikro (Jakarta:
Salemba Empat, 2012), h.445
https://bengkaliskab.go.id/view/opd/kecamatan-bantan
Lampiran
1. Peta Lokasi Pelaksanaan Kegiatan KKN Berbasis Lokasi