ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: implementasi program
pemberdayaan masyarakat di Desa Rancapaku dalam upaya peningkatan
kesejahteraan keluarga melalui budidaya ikan, dampak setelah diadakan kegiatan
pemberdayaan masyarakat melalui budidaya ikan terhadap keadaan masyarakat
Desa Rancapaku, faktor pendukung dan faktor penghambat pelaksanaan
pemberdayaan masyarakat melalui budidaya ikan. Penelitian ini menggunakan
metode deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh hasil bahwa
dalam proses pelaksanaan pemberdayaan yang dilakukan oleh pemerintah Desa
Rancapaku meliputi penyadaran, transformasi kemampuan melalui pembinaan
pengetahuan dan ketrampilan, serta pendayaan melalui kegiatan budidaya ikan
mempunyai dampak terhadap kehidupan masyarakat dalam rangka menambah
meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehingga
terciptanya keluarga yang sejahtera dari aspek ekonomi, aspek sosial dan aspek
pendidikan.
Kata Kunci: Pemberdayaan, Masyarakat, Kesejahteraan Keluarga
ABSTRACT
This study aims to describe: implementation of empowerment activities in Rancapaku village in
an effort to increase family welfare through fish farming, the state of Rancapaku village
community after the empowerment activities through fish farming, suporting factors and
inhibibiting the implementation of community empowerment through fish farming. This
research uses descriptif method. Based on the result of the research, the results obtained that in
the process of implementation of empowerment undertaken by Rancapaku village goverment
include awarness, the transformation of capabilities through fish farming activities have an
impact on the community’s immune in order to increase the income to meet the needs of life so
that the creation prosperous families from econimic, social and educational aspects.
Keywords: empowerment, community, family welfare
Diterima: Maret 2017. Disetujui: Mei 2017. Dipublikasikan: Juni 2017 77
Safitri Lailasari, Deden Sumpena, Aliyudin
PENDAHULUAN
Program pembangunan merupakan program yang bertujuan untuk membentuk
masyarakat yang berdaya (memiliki daya, kemampuan dan kekuatan). Kekuatan
yang dimaksud dapat dilihat dari aspek fisik dan material, ekonomi,
kelembagaan, kerjasama, kekuatan intelektual dan komitmen bersama dalam
menerapkan prinsip-prinsip pemberdayaan. Kemampuan berdaya mempunyai
arti yang sama dengan kemandirian masyarakat. Tujuan yang ingin dicapai dari
program pembangunan adalah untuk membentuk individu dan masyarakat
menjadi mandiri. Kemandirian tersebut meliputi kemandirian berfikir, bertindak
dan mengendalikan apa yang mereka lakukan sehingga mengurangi angka
pengangguran.
Gejala pengangguran yang terjadi, berdampak pada terjadinya urbanisasi ke
kota-kota besar. Dengan kapasitas SDM yang rendah, di kota besar mereka tidak
mendapatkan keidupan yang layak, sehingga sering terjadi suatu kumpulan orang
pinggiran, mereka terpaksa hidup di jalan, pinggiran ruko-ruko atau tempat-
tempat kumuh dan tidak bisa memenuhi kebutuhan dasar, sehinggga keadaan
seperti ini identik dengan kemiskinan.
Kemiskinan pada negara berkembang tidak hanya disebabkan oleh adanya
pengaguuran, banyak faktor yang menicu kemiskinan pada negara berkembang,
antara lain: kualitas SDM masyarakat yang relatif rendah, masyarakat yang tidak
berdaya, potensi alam yang terbatas dan kualitas pendidikan dan kualitas
kehidupan yang rendah. Umumnya faktor tersebut banyak dijumpai di pedesaan.
Untuk mencapai hidup sejahtera dan berkualitas, dibutuhkan suatu upaya
penyadaran dan pemberian kekuatan untuk dapat melakukan perubahan ke arah
yang lebih baik. Kesejahteraan sosial pada masyarakat di awali pada unit terkecil,
yaitu kesejahteraan pada keluarga, keluarga sangat penting posisinya dalam
kehidupan masyarakat, karena keluarga adalah lingkungan pertama bersosialisasi
dalam hidup seseorang. Kesejahteraan keluarga meliputi kesejahteraan sandang,
pangan dan papan yang merupakan suatu kewajiban utama yang harus dicukupi
dalam kehidupan sehari-hari.
Manusia dengan berbagai keistimewaan tertentu dan kelebihan yang
dimilikinya, seperti pandai berbicara, bentuk ragawi yang sempurna, serta
dilengkapi dengan berbagai organ psikofisik yang istimewa, seperti panca indera
dan hati, kemampuan berpikir untuk memahami alam semesta, memiliki akal
untuk memahami tandatanda keagungan-Nya, qalbu untuk mendapat cahaya
iman, dan agama sebagai tuntunan maka manusia diberi tugas memakmurkan
bumi, dan mengemban amanah dan beribadah kepada-Nya, serta diberi
kewajiban menegakkan kebajikan dan menghilangkan keburukan, dengan
sepenuh tanggungjawab.
Oleh sebab itu, proses dakwah membutuhkan sinegitas antara ulama,
umara, keamanan yang kemudian bekerja sama dan sama sama kerja dengan
78 Tamkin: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol. 2 No. 1 (2017) 77-95
Pemberdayaan Masyarakat dalam Upaya Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Melalui Budidaya Ikan
tetap menjujung tinggi dan memegang teguh ajaran Islam yang kemudian
diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari dengan tujuan memakmurkan
bumi dan kehidupan yang penuh dengan: rasa persaudaraan, mengakui adanya
persamaan dihadapan Allah, memiliki sifat toleransi dan tasamuh, menegakkan
amar ma’ruf nahyi munkar, mengambil keputusan dengan cara musyawarah,
keadilan sosial, dan terus berusaha untuk saling membantu dalam meningkatkan
kesejahteraan, yang ditopang oleh tiga rukun agama, yaitu iman, islam, dan ihsan.
Rukun agama di atas, akan menjadi kerangka sekaligus pondasi dalam
mewujudkan tatanan masyarakat secara ideal dalam rangka mewujudkan
Baldatun Thayyibatun warabbun Ghafur (negeri yang baik yang berada dalam
ridla Allah), yaitu dengan cara mewujudkan kesejahteraan sosial dimulai dari
perjuangan mewujudkan dan menumbuhsuburkan aspek-aspek akidah dan etika
pada diri pribadi. Sebab setiap pribadi yang paripurna (insan kamil) akan lahir
masyarakat paripurna. Gambaran masyarakat seperti itu, telah ditunjukkan
kepada dunia oleh periode masyarakat Islam pertama, yang diwujudkan pada
kepemimpinan Nabi Muhammad saw. Melalui kepribadian beliau yang sangat
mengagumkan, melahirkan keluarga seimbang: Khadijah, Ali bin Abi Thalib,
Fathimah Az-Zahra, dan lain-lain. Kemudian lahir di luar keluarga itu Abu Bakar
Ash Shiddiq r.a., dan sebagainya, yang juga membentuk keluarga, dan demikian
seterusnya. Sehingga pada akhirnya terbentuklah sebuah tatanan masyarakat yang
seimbang antara keadilan dan kesejahteraan sosialnya (Aliyudin: 2009:10-13.
Prioritas utama dalam kesejahteraan sosial adalah kelompok-kelompok
kurang beruntung, khususnya keluarga miskin, dimana dalam kesejahteraan sosial
ini, dilakukan berbagai upaya untuk meningkatakan kualitas hidupnya. Upaya
tersebut dilakukan melalui pemberdayaan. Pemerintah menyediakan layanan
program pemberdayaan baik untuk masyarakat luas maupun kelompok
masyarakat tertentu, karena pemberdayaan tidak dapat terlepas dari partisipasi
masyarakat.
Masyarakat perlu aktif berpartisipasi dan dilibatkan dalam pembangunan,
sehingga mampu mengembangkan dayanya secara kreatif serta memiliki
kesadaran kritis. Partisipasi masyarakat merupakan keikutsertaan masyarakat
dalam proses pengidentifikasian masalah dan potensi yang ada dimasyarakat,
pemilihan dan pengambilan keputusan tentang alternatif solusi untuk menangani
masalah, pelaksanaan upaya mengatasi masalah, dan keterlibatan masyarakat
dalam proses mengevaluasi perubahan yang terjadi. Keikutsertaan masyarakat
dalam berbagai tahap perubahan ini akan membuat masyarakat lebih berdaya dan
memiliki ketahanan terhadap perubahan.
Desa Rancapaku Kecamatan Padakembang Kabupaten Tasikmalaya
memiliki potensi lokal yakni luasnya lahan dan cukup melimpahnya air yang
dapat digunakan untuk budidaya ikan. Awalnya masyarakat hanya memanfaatkan
lahan tersebut untuk kegiatan pertanian saja dimana sangat bergantung pada
LANDASAN TEORITIS
Teori yang dijadikan landasan dalam penelitian adalah teori Pemberdayaan
Masyarakat (community development) yang dikemukakan oleh Ambar Teguh
Sulistyani (2004: 77) pemberdayaan dapat dimaknai sebagai suatu proses menuju
berdaya atau proses pemberian daya/kekuatan/ kemampuan, dan atau proses
pemberian daya/ kekuatan/ kemampuan dari pihak yang mempunyai daya
kepada pihak yang tidak atau kurang berdaya.Menurut Sumodiningrat dalam
Ambar teguh, (2004: 78) istilah pemberdayaan merupakan terjemahan dari istilah
empowerment yang secara harfiah dapat diartikan sebagai “pemberkuasaan” kepada
masyarakat yang lemah. Istilah empowerment itu benar tetapi tidak tepat,
pemberdayaan yang dimaksud adalah memberi “daya” bukanlah “kekuasaan”.
Dengan kata lain, pemberdayaan dalam konteks Indonesia merupakan suatu
usaha untuk memberikan daya, atau meningkatkan daya. Namun, hal yang
penting dalam pemberdayaan adalah peningkatan kesadaran. Masyarakat yang
sadar adalah masyarakat yang memahami hal dan tanggung jawab secara politik,
ekonomi dan budaya. Dengan demikian, pemberdayaan merupakan suatu upaya
yang dilakukan sebagaian masyarakat dalam meningkatkan harkat dan martabat
masyarakat agar lebih baik dari sebelumnya dan memberikan kesadaran sehinga
masyarakat mempunyai kesadaran dalam menghadapi persoalan.
Menurut Edi Suharto (2010: 68) Pemberdayaan tidak dapat terlepas dari
peran serta masyarakat perlu aktif berpartisipasi dan dilibatkan dalam
pembangunan, sehingga mampu mengembangkan dayanya secara kreatif serta
memiliki kesadaran kritis. Partisipasi rakyat dalam pembangunan adalah kerjasma
rakyat dan pemerintah. Oleh karena itu, upaya perlu dilakukan agar rakyat
memiliki kapasitas baik secara individu maupun kelembagaan dalam menunjang
keberhasilan pembangunan.
Menurut Anwas (2013: 3) pemberdayaan masyarakat merupakan upaya
menjadikan masyarakat berdaya dan mandiri, mampu berdiri diatas kakinya
sendiri. Pemberdayaan masyarakat pada dasarnya mengubah perilaku masyarakat
kearah yang lebih baik sehingga kualitas dan kesejahteraan hidupnya secara
bertahap dapat meningkat. Sedangkan menurut Mardikanto dan Soebiato (2013:
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Aliyudin, M. (2009). Pengembangan Masyarakat Islam dalam Sistem Dakwah
Islamiyah dalam Ilmu Dakwah: Academic Journal for Homiletic Studies 4(16),
786-789
Anwas, Oos M. (2013) Pemberdayaan Masyarakat di Era Global. Bandung, Alfabeta.
Aziz, M. V. (2014). Peningkatan Perekonomian Masyarakat Melalui Budidaya Ikan Air
Tawar (Studi Kasus Di Kelompok Tani Ikan Mino Ngeremboko Dusun Bokesan,
Sindumartin, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta). Skripsi. Jurusan Pengembangan
Masyarakat Islam, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
BKKBN. (2011). Pelembagaan dan Pembudayaan NKKBS. Jakarta: PUSDIKLAT
Tenaga Program BKKBN.
Fahrudin, A. (2014). Pengantar Kesejahteraan Sosial. Bandung: PT Refika Aditama.
Huda, M. (2009). Pekerjaan Sosial dan Kesejahteraan Sosial. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Liviawati, E. A. (2011). Beberapa Metode Budidaya Ikan. Yogyakarta: Kansius.
Mardikanto, T. dan Poerwoko, S. (2013) Pemberdayaan Masyarakat Dalam Presektif
Kebijakan Publik. Bandung, Alfabeta.
Rochdianto, A. (2002). Budi Daya Ikan di Jaring Terapung. Jakarta: PT Penebar
Swadaya.
Pranarka, O. S. (1996). Pemberdayaan, Konsep, Kebijakan, dan Implementasinya.
Jakarta: CSIS.
Sulistiyani, A. T. (2004). Kemitraan dan Model-model Pemberdayaan. Yogyakarta:
Gava Media.
Suharto, E. (2010). Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Bandung:
Refika Aditama.