Anda di halaman 1dari 19

Tamkin: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam

Volume 2, Nomor 1, 2017, 77-95


Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan Gunung Djati Bandung
https://jurnal.fdk.uinsgd.ac.id/index.php/tamkin

Pemberdayaan Masyarakat dalam Upaya Peningkatan


Kesejahteraan Keluarga Melalui Budidaya Ikan
Safitri Lailasari, Deden Sumpena, Aliyudin
Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi
UIN Sunan Gunung Djati, Bandung
*Email: Safitrilailasari.25@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: implementasi program
pemberdayaan masyarakat di Desa Rancapaku dalam upaya peningkatan
kesejahteraan keluarga melalui budidaya ikan, dampak setelah diadakan kegiatan
pemberdayaan masyarakat melalui budidaya ikan terhadap keadaan masyarakat
Desa Rancapaku, faktor pendukung dan faktor penghambat pelaksanaan
pemberdayaan masyarakat melalui budidaya ikan. Penelitian ini menggunakan
metode deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh hasil bahwa
dalam proses pelaksanaan pemberdayaan yang dilakukan oleh pemerintah Desa
Rancapaku meliputi penyadaran, transformasi kemampuan melalui pembinaan
pengetahuan dan ketrampilan, serta pendayaan melalui kegiatan budidaya ikan
mempunyai dampak terhadap kehidupan masyarakat dalam rangka menambah
meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehingga
terciptanya keluarga yang sejahtera dari aspek ekonomi, aspek sosial dan aspek
pendidikan.
Kata Kunci: Pemberdayaan, Masyarakat, Kesejahteraan Keluarga

ABSTRACT
This study aims to describe: implementation of empowerment activities in Rancapaku village in
an effort to increase family welfare through fish farming, the state of Rancapaku village
community after the empowerment activities through fish farming, suporting factors and
inhibibiting the implementation of community empowerment through fish farming. This
research uses descriptif method. Based on the result of the research, the results obtained that in
the process of implementation of empowerment undertaken by Rancapaku village goverment
include awarness, the transformation of capabilities through fish farming activities have an
impact on the community’s immune in order to increase the income to meet the needs of life so
that the creation prosperous families from econimic, social and educational aspects.
Keywords: empowerment, community, family welfare
Diterima: Maret 2017. Disetujui: Mei 2017. Dipublikasikan: Juni 2017 77
Safitri Lailasari, Deden Sumpena, Aliyudin
PENDAHULUAN
Program pembangunan merupakan program yang bertujuan untuk membentuk
masyarakat yang berdaya (memiliki daya, kemampuan dan kekuatan). Kekuatan
yang dimaksud dapat dilihat dari aspek fisik dan material, ekonomi,
kelembagaan, kerjasama, kekuatan intelektual dan komitmen bersama dalam
menerapkan prinsip-prinsip pemberdayaan. Kemampuan berdaya mempunyai
arti yang sama dengan kemandirian masyarakat. Tujuan yang ingin dicapai dari
program pembangunan adalah untuk membentuk individu dan masyarakat
menjadi mandiri. Kemandirian tersebut meliputi kemandirian berfikir, bertindak
dan mengendalikan apa yang mereka lakukan sehingga mengurangi angka
pengangguran.
Gejala pengangguran yang terjadi, berdampak pada terjadinya urbanisasi ke
kota-kota besar. Dengan kapasitas SDM yang rendah, di kota besar mereka tidak
mendapatkan keidupan yang layak, sehingga sering terjadi suatu kumpulan orang
pinggiran, mereka terpaksa hidup di jalan, pinggiran ruko-ruko atau tempat-
tempat kumuh dan tidak bisa memenuhi kebutuhan dasar, sehinggga keadaan
seperti ini identik dengan kemiskinan.
Kemiskinan pada negara berkembang tidak hanya disebabkan oleh adanya
pengaguuran, banyak faktor yang menicu kemiskinan pada negara berkembang,
antara lain: kualitas SDM masyarakat yang relatif rendah, masyarakat yang tidak
berdaya, potensi alam yang terbatas dan kualitas pendidikan dan kualitas
kehidupan yang rendah. Umumnya faktor tersebut banyak dijumpai di pedesaan.
Untuk mencapai hidup sejahtera dan berkualitas, dibutuhkan suatu upaya
penyadaran dan pemberian kekuatan untuk dapat melakukan perubahan ke arah
yang lebih baik. Kesejahteraan sosial pada masyarakat di awali pada unit terkecil,
yaitu kesejahteraan pada keluarga, keluarga sangat penting posisinya dalam
kehidupan masyarakat, karena keluarga adalah lingkungan pertama bersosialisasi
dalam hidup seseorang. Kesejahteraan keluarga meliputi kesejahteraan sandang,
pangan dan papan yang merupakan suatu kewajiban utama yang harus dicukupi
dalam kehidupan sehari-hari.
Manusia dengan berbagai keistimewaan tertentu dan kelebihan yang
dimilikinya, seperti pandai berbicara, bentuk ragawi yang sempurna, serta
dilengkapi dengan berbagai organ psikofisik yang istimewa, seperti panca indera
dan hati, kemampuan berpikir untuk memahami alam semesta, memiliki akal
untuk memahami tandatanda keagungan-Nya, qalbu untuk mendapat cahaya
iman, dan agama sebagai tuntunan maka manusia diberi tugas memakmurkan
bumi, dan mengemban amanah dan beribadah kepada-Nya, serta diberi
kewajiban menegakkan kebajikan dan menghilangkan keburukan, dengan
sepenuh tanggungjawab.
Oleh sebab itu, proses dakwah membutuhkan sinegitas antara ulama,
umara, keamanan yang kemudian bekerja sama dan sama sama kerja dengan
78 Tamkin: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol. 2 No. 1 (2017) 77-95
Pemberdayaan Masyarakat dalam Upaya Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Melalui Budidaya Ikan
tetap menjujung tinggi dan memegang teguh ajaran Islam yang kemudian
diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari dengan tujuan memakmurkan
bumi dan kehidupan yang penuh dengan: rasa persaudaraan, mengakui adanya
persamaan dihadapan Allah, memiliki sifat toleransi dan tasamuh, menegakkan
amar ma’ruf nahyi munkar, mengambil keputusan dengan cara musyawarah,
keadilan sosial, dan terus berusaha untuk saling membantu dalam meningkatkan
kesejahteraan, yang ditopang oleh tiga rukun agama, yaitu iman, islam, dan ihsan.
Rukun agama di atas, akan menjadi kerangka sekaligus pondasi dalam
mewujudkan tatanan masyarakat secara ideal dalam rangka mewujudkan
Baldatun Thayyibatun warabbun Ghafur (negeri yang baik yang berada dalam
ridla Allah), yaitu dengan cara mewujudkan kesejahteraan sosial dimulai dari
perjuangan mewujudkan dan menumbuhsuburkan aspek-aspek akidah dan etika
pada diri pribadi. Sebab setiap pribadi yang paripurna (insan kamil) akan lahir
masyarakat paripurna. Gambaran masyarakat seperti itu, telah ditunjukkan
kepada dunia oleh periode masyarakat Islam pertama, yang diwujudkan pada
kepemimpinan Nabi Muhammad saw. Melalui kepribadian beliau yang sangat
mengagumkan, melahirkan keluarga seimbang: Khadijah, Ali bin Abi Thalib,
Fathimah Az-Zahra, dan lain-lain. Kemudian lahir di luar keluarga itu Abu Bakar
Ash Shiddiq r.a., dan sebagainya, yang juga membentuk keluarga, dan demikian
seterusnya. Sehingga pada akhirnya terbentuklah sebuah tatanan masyarakat yang
seimbang antara keadilan dan kesejahteraan sosialnya (Aliyudin: 2009:10-13.
Prioritas utama dalam kesejahteraan sosial adalah kelompok-kelompok
kurang beruntung, khususnya keluarga miskin, dimana dalam kesejahteraan sosial
ini, dilakukan berbagai upaya untuk meningkatakan kualitas hidupnya. Upaya
tersebut dilakukan melalui pemberdayaan. Pemerintah menyediakan layanan
program pemberdayaan baik untuk masyarakat luas maupun kelompok
masyarakat tertentu, karena pemberdayaan tidak dapat terlepas dari partisipasi
masyarakat.
Masyarakat perlu aktif berpartisipasi dan dilibatkan dalam pembangunan,
sehingga mampu mengembangkan dayanya secara kreatif serta memiliki
kesadaran kritis. Partisipasi masyarakat merupakan keikutsertaan masyarakat
dalam proses pengidentifikasian masalah dan potensi yang ada dimasyarakat,
pemilihan dan pengambilan keputusan tentang alternatif solusi untuk menangani
masalah, pelaksanaan upaya mengatasi masalah, dan keterlibatan masyarakat
dalam proses mengevaluasi perubahan yang terjadi. Keikutsertaan masyarakat
dalam berbagai tahap perubahan ini akan membuat masyarakat lebih berdaya dan
memiliki ketahanan terhadap perubahan.
Desa Rancapaku Kecamatan Padakembang Kabupaten Tasikmalaya
memiliki potensi lokal yakni luasnya lahan dan cukup melimpahnya air yang
dapat digunakan untuk budidaya ikan. Awalnya masyarakat hanya memanfaatkan
lahan tersebut untuk kegiatan pertanian saja dimana sangat bergantung pada

Tamkin: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol. 2 No. 1 (2017) 77-95 79


Safitri Lailasari, Deden Sumpena, Aliyudin
cuaca atau musiman sehingga hasil yang didapat tidak menentu. Masyarakat
belum memaksimalkan pemanfaatan sumber daya alam di lingkungan sekitar
untuk lebih meningkatkan kesejahteraan mereka. Hal ini disebabkan karena
masyarakat memiliki keterbatasan pengetahuan dan ketrampilan mengolah
potensi alam khususnya dalam bidang budidaya ikan.
Program pengembangan masyarakat yang dilakukan oleh pemerintah Desa
Rancapaku dibawah naungan Dinas Perikanan dan masyarakat Desa Rancapaku
cukup gencar sehingga membentuk suatu kelompok binaan pembudidaya ikan.
Budidaya ikan merupakan usaha pemberdayaan masyarakat yang diterapkan
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa Rancapaku. Pada awal
mulanya, di Desa ini hanya ada beberapa yang mengembangkan usaha perikanan.
Masyarakat dengan jenis profesi yang beragam dan masih ada masyarakat yang
menganggur. Akan tetapi, sebagian masyarakat mempunyai kesadaran untuk
melakukan usaha meningkatkan pendapatan melalui pemanfaatan sumber daya
disekitar.
Budidaya ikan dirasa tepat sebagai suatu usaha pemberdayaan masyarakat
Desa Rancapaku karena sesuai dengan potensi lokal yang ada. Budidaya ikan juga
bisa menjadi referensi daerah lain agar bisa mengembangkan potensi lokal yang
ada. Budidaya ikan dirasa tepat sebagai program pemberdayaan masyarakat di
Desa Rancapaku karena sesuai dengan potensi lokal yang ada. Budidaya ikan juga
menjadi wadah bagi anggota dan masyarakat dalam belajar bersama kaitannya
dalan peningkatan pengetahuan dan ketrampilan budidaya ikan yang benar.
Melihat kondisi seperti yang disebutkan, pemberdayaan sangat penting
dilakukan agar masyarakat di Desa Rancapaku lebih berdaya guna dan dapat
memanfaatkan potensinya dalam mengelola sumber daya yang ada untuk
mencapai kehidupan yang lebih sejahtera. Peningkatan kesejahteraan keluarga
dari segi ekonomi, pendidikan, kesehatan serta kehidupan sosial pada masyarakat
desa Rancapaku.
Dari latar belakang masalah tersebut dapat dirumuskan beberapa masalah
dengan rumusan maslah: bagaimana implementasi kegiatan pemberdayaan
masyarakat melalui budidaya ikan dalam upaya peningkatan kesejahteraan
keluarga? Bagaimana dampak pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat
melalui budidaya ikan terhadap masyarakat Desa Rancapaku? Apa saja yang
menjadi faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan kegiatan pemberdayaan
masyarakat dalam upaya peningkatan kesejahteraan keluarga?
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
kualitatif, yaitu metode penelitian yang mengungkap permasalahan-permasalahan
yang terjadi di masyarakat untuk dianalisa. Teknik pengumpulan data yang
dipergunakan yaitu: obsevasi, wawancara, studi dokumentasi dan studi litelatur.
Observasi dilakukan untuk memberikan pengamatan secara langsung terhadap
kegiatan pemberdayaan masyarakat di Desa Rancapaku Kecamatan Padakembng

80 Tamkin: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol. 2 No. 1 (2017) 77-95


Pemberdayaan Masyarakat dalam Upaya Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Melalui Budidaya Ikan
Kabupaten Tasikmalaya. Wawancara ini dilakukan sebagai alat ukur untuk
mengumpulkan data pada studi pendahuluan yang dilakukan kepada Kepala
Desa Rancapaku, Seketaris Desa Rancapaku, ketua kelompok budidaya ikan,
sekretaris kelompok budidaya ikan, anggota kelompok budidaya ikan, tokoh
agama, tokoh masyarakat dan sebagian masyarakat Desa Rancapaku. Untuk
melengkapi kajian dan analisa, peneliti juga melakukan studi dokumentasi dan
studi litelatur yang sesuai dengan permasalahan yang diajukan oleh peneliti.
Teknik yang digunakan dalam analisis data adalah reduksi data, display data, dan
penarikan kesimpulan.

LANDASAN TEORITIS
Teori yang dijadikan landasan dalam penelitian adalah teori Pemberdayaan
Masyarakat (community development) yang dikemukakan oleh Ambar Teguh
Sulistyani (2004: 77) pemberdayaan dapat dimaknai sebagai suatu proses menuju
berdaya atau proses pemberian daya/kekuatan/ kemampuan, dan atau proses
pemberian daya/ kekuatan/ kemampuan dari pihak yang mempunyai daya
kepada pihak yang tidak atau kurang berdaya.Menurut Sumodiningrat dalam
Ambar teguh, (2004: 78) istilah pemberdayaan merupakan terjemahan dari istilah
empowerment yang secara harfiah dapat diartikan sebagai “pemberkuasaan” kepada
masyarakat yang lemah. Istilah empowerment itu benar tetapi tidak tepat,
pemberdayaan yang dimaksud adalah memberi “daya” bukanlah “kekuasaan”.
Dengan kata lain, pemberdayaan dalam konteks Indonesia merupakan suatu
usaha untuk memberikan daya, atau meningkatkan daya. Namun, hal yang
penting dalam pemberdayaan adalah peningkatan kesadaran. Masyarakat yang
sadar adalah masyarakat yang memahami hal dan tanggung jawab secara politik,
ekonomi dan budaya. Dengan demikian, pemberdayaan merupakan suatu upaya
yang dilakukan sebagaian masyarakat dalam meningkatkan harkat dan martabat
masyarakat agar lebih baik dari sebelumnya dan memberikan kesadaran sehinga
masyarakat mempunyai kesadaran dalam menghadapi persoalan.
Menurut Edi Suharto (2010: 68) Pemberdayaan tidak dapat terlepas dari
peran serta masyarakat perlu aktif berpartisipasi dan dilibatkan dalam
pembangunan, sehingga mampu mengembangkan dayanya secara kreatif serta
memiliki kesadaran kritis. Partisipasi rakyat dalam pembangunan adalah kerjasma
rakyat dan pemerintah. Oleh karena itu, upaya perlu dilakukan agar rakyat
memiliki kapasitas baik secara individu maupun kelembagaan dalam menunjang
keberhasilan pembangunan.
Menurut Anwas (2013: 3) pemberdayaan masyarakat merupakan upaya
menjadikan masyarakat berdaya dan mandiri, mampu berdiri diatas kakinya
sendiri. Pemberdayaan masyarakat pada dasarnya mengubah perilaku masyarakat
kearah yang lebih baik sehingga kualitas dan kesejahteraan hidupnya secara
bertahap dapat meningkat. Sedangkan menurut Mardikanto dan Soebiato (2013:

Tamkin: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol. 2 No. 1 (2017) 77-95 81


Safitri Lailasari, Deden Sumpena, Aliyudin
16) pemberdayaan merupakan serangkaian kegiatan untuk memperkuat dan atau
mengoptimalkan keberdayaan (dalam arti kemampuan dan atau keunggulan
bersaing) kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk individu-individu yang
megalami masalah kemiskinan.
Sebagaimana disampaikan di atas bahwa proses belajar dalam rangka
pemberdayaan masyarakat akan berlangsung secara bertahap. Tahap pertama
atau tahap penyadaran dan pembentukan prilaku merupakan tahap persiapan
dalam proses pemberdayaan masyarakat. Pada tahap ini pihak pemberdaya/
aktor/ pelaku melakukan sosialisasi terhadap komunitas tentang pentingnya
kegiatan pemberdayaan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat, dan
dilakukan secara mandiri (self help). Masyarakat perlu menyadari tentang kondisi
kehidupan mereka dan mampu mengetahui apa yang seharusnya dilakukan.
Kedua yaitu tahap transformasi pengetahuan dan kecakapan-ketrampilan dapat
berlangsung baik, penuh semangat dan berjalan efektif, jika tahap pertama telah
terkondisi. Masyarakat akan menjalani proses beajar tentang pengetahuan dan
kecakapan-ketrampilan yang memiliki relevansi dengan apa yang menjadi
tuntutan kebutuhan tersebut. Keadaan ini akan menstimulasi terjadinya
keterbukaan wawasan pengetahuan, dan dapat mengambil peran di dalam
pembangunan. Ketiga adalah merupakan tahap peningkatan kemampuan
intelektualitas dan kecakapan-kerampilan yang diperlukan, supaya mereka dapat
membentuk kemampuan kemandirian. Kemandirian tersebut akan ditandai oleh
kemampuan masyarakat dalam membentuk inisiatif, melahirkan kreasi-kreasi,
dan melakukan inovasi-inovasi di dalam lingkunganya. Apabila masyarakat telah
mencapai tahap ketiga ini maka masyarakat dapat secara mandiri melakukan
pembangunan. Dalam konsep pembangunan masyarakat dalam kondisi seperti
ini seringkali didudukan sebagai subjek pembangunan atau pemeran utama.
Implementasi pemberdayaan terlihat dari upaya pemerintah dalam
mensejahterakan masyarakat dengan memberikan salah satu program budidaya
ikan, program ini dipilih karena melihat potensi alam yang bisa dijadikan bahan
baku produksi dan budi daya ikan air tawar sendiri dirasa cukup efektif dan
efisien dalam upaya mensejahterakan masyarakat. Masyarakat miskin dianggap
berdaya menurut Vidhyandika Moeljarto dalam Onny S. Prijono (1996: 132)
yaitu apabila dia mampu meningkatkan kesejahteraan sosial-ekonominya melalui
peningkatan kualitas sumber daya manusia, peningkatan kemampuan
permodalan, pengembangan usaha dan pengembangan kelembagaan usaha
bersama dengan menerapkan prinsip gotong royong, keswadayaan dan
partisipasi.
Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) sejak tahun
1994 mengembangkan beberapa indikator untuk mengukur tingkat kesejahteraan
keluarga dengan menggunakan indikator ekonomi, kesehatan gizi, dan sosial.
BKKBN mengelompokan menjadi lima tahapan dan diterjemahkan kedalam 23

82 Tamkin: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol. 2 No. 1 (2017) 77-95


Pemberdayaan Masyarakat dalam Upaya Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Melalui Budidaya Ikan
indikator terkait dengan kesejahteraan keluarga (BKKBN, 2011: 14).
Peningkatan kesejahteraan masyarakat dimulai dari unit terkecil yaitu dari
keluarga, keluarga merupakan tahap awal seseorang untuk bersosialisasi. Setiap
masyarakat mempunyai sistem sosial yang terkecil yaitu keluarga. Menurut
Coleman dan Cressey yang dikutip Zastrow dalam Miftachul Huda (2009: 218)
mengatakan yang disebut keluarga adalah sekelompok orang yang dihubungkan
oleh pernikahan, keturunan atau adopsi, yang hidup bersama dalam sebuah
rumah tangga.
Menurut Friedlander dalam Fahrudin (2014: 9) istilah kesejahteraan sosial
dapat diartikan sebagai “Social welfare is the organizes system of social services and
institutions, designed to aid individuals and social relationships that permit them to develop
their full capaties and to promote their well being in harmony with the needs of their families
and the community (Kesejahteraan sosial adalah sistem yang terorganisasi dari
pelayanan-pelayanan sosial dan institusi-institusi yang dirancang untuk
membantu individu-individu dan kelompok-kelompok guna mencapai standar
hidup dan kesehatan yang memadai dan relasi-relasi personal dan sosial sehingga
memungkinkan mereka dapat mengembangkan kemampuan dan kesejahteraan
sepenuhnya selaras dengan kebutuhan-kebutuhan keluarga dan masyarakatnya)”.
Seperti yang diketahui bahwa penduduk indonesia sebagian besar tinggal
dan menetap di pedesaan yang memiliki mata pencaharian di bidang pertanian,
berbicara tentang pedesaan dapat diidentikasikan dengan permasalahan
kemiskinan. Kenyataanya sebagian besar masyarakat tinggal di pedesaan memiliki
kehidupan yang belum mendapat kesejahteraan atau pas-pasan. Bidang pertanian
bagi masyarakat merupakan satu-satunya lahan untuk mendapatkan sumber
penghasilan. Dengan demikian lapangan pekerjaan di desa sangat terbatas untuk
menampung jumlah tenaga kerja yang semakin meningkat. Kondisi – kondisi
tersebut dipengaruhi oleh rendahnya kualitas SDM masyarakat, sempitnya
lapangan kerja di pedesaan yang berorientasi pada pertanian, terdesaknya
pengangguran yang melakukan urbanisasi, akibatnya desa kurang berkembang
dalam memanfaatkan potensi alamnya, padahal potensi yang dimiliki oleh desa
tersebut bisa merubah kehidupan yang lebih baik jika dimanfaatkan dengan
tepat.
Seperti halnya yang terjadi di Desa Rancapaku, desa tersebut memiliki
potensi alam yang bisa dimanfaatkan tetapi masyarakat belum bisa
mengoptimalkan pemanfaatannya sehingga menyebabkan pengangguran dan
berdampak pada kemiskinan masyarakat, melihat keadaan tersebut pemerintah
berupaya memberikan program pemberdayaan dalam bentuk kegiatan budidaya
ikan. Budidaya ikan merupakan suatu upaya dalam memanfaatkan sumber daya
yang ada disekitar untuk mencapai tujuan bersama dalam kelompok.
Menurut Eddy Afrianto dan Evi liviawati (2011: 11) budidaya ikan adalah
usaha manusia dengan segala tenaga dan kemampuannya untuk memelihara ikan

Tamkin: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol. 2 No. 1 (2017) 77-95 83


Safitri Lailasari, Deden Sumpena, Aliyudin
dengan cara memasukkan ikan tersebut dalam tempat dengan kondisi tertentu
atau dengan cara menciptakan kondisi lingkungan alam yang cocok bagi ikan
Usaha ke arah pembudidayaan ikan, kian hari memang terasa kian
mendesak. Hal ini perlu dimaklumi karena usaha penangkapan yang tidak
diimbangi dengan usaha budidaya dan penebaran ikan, lambat laun akan
mengakibatkan terganggunya kelestarian sumber daya perairan (Rochdianto,
2002: 1-2).
Ikan konsumsi air tawar merupakan ikan yang sudah cukup dikenal dan
digemari oleh sebagian masyarakat Indonesia. Misalnya, masyarakat di Jawa Barat
yang sudah tidak asing denngan ikan air tawar, begitu pula dengan masyarakat
yang tinggal di dekat sungai, rawa, waduk, atau danau. Bagi masyarakat stempat,
selain dikonsumsi untuk kebutuhan makan keluarga, ikan juga dapat
dimanfaatkan sebagai lahan penghasilan atau sebagai mata pencaharian dengan
cara menjual ikan kepada masyarakat yang membutuhkan.
Dengan semakin berkembangnya pengetahuan masyarakat, bertambahnya
jumlah penduduk, serta meningatkan kesejahteraan hidup maka kebutuhan
pemenuhan pangan yang terus meningkat. Begitu pula dengan kondisi
perekonomian yang tidak menentu, yakni ketika bahan pangan mengalami
peningkatan harga, sementara itu kebutuhan pangan dengan gizi yang cukup
tetap harus terpenuhi. Produk ikan menjadi alternatif untuk memenuhi
kebutuhan protein hewani berbagai kalangan masyarakat. Ikan merupkan produk
yang mudah diperoleh, harganya relatif lebih terjangkau, dan hampir sebagian
masyarakat menyukainya.
Tujuan dari program-program pemberdayaan yang diberikan adalah agar
masyarakat memiliki kemampuan untuk meningkakan taraf hidupnya dengan
mengandalkan potensi yang dimiliki. Diharapkan melalui program yang diberikan
berupa pelatihan keterampilan membudidayakan ikan air tawar dan
dikembangkan sikap, pengetahuan, keterampilan dan pelatihan pemasaran melaui
tahap persiapan, pelaksanaan, selanjutnya evaluasi kegiatan tersebut akhirnya
membawa masyarakat yang berdaya, sejahtera dan dapat meningkatkan
partisipasi dan pendapatan masyarakat dari segi ekonominya, salah satu wujud
nyata dari penerepan yaitu dibentuk program pelatihan budidaya ikan air tawar di
Desa Rancapaku, Kecamatan Padakembang, Kabupaten Tasikmalaya.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Penelitian ini dilakukan di Desa Rancapaku Kecamatan Padakembang
Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Indonesia. Desa Rancapaku terletak di kaki
gunung Galunggung. Kehidupan ekonomi masyaraat berkaitan erat dengan
potensi yang dimiliki Desa Rancapaku terhadap mata pencaharian masyarakat.
luas wilayah Desa Rancapaku sekitar 336,24 Ha. Dengan penggunaan lahan
yaitu: sawah 231.15 Ha, Darat 95.45 Ha, pekarangan 20.30 Ha, kolam 19.15 Ha,
84 Tamkin: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol. 2 No. 1 (2017) 77-95
Pemberdayaan Masyarakat dalam Upaya Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Melalui Budidaya Ikan
lain-lainnya 9.20 Ha. Berdasarkan data tersebut luas sawah dan kolam
menunjukan besarnya potensi yang dimiliki Desa Rancapaku di bidang pertanian
dan perikanan yang dapat digunakan sebagai modal dalam pengembangan
ekonomi Desa untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa Rancapaku.
Melihat peluang tersebut, sebagian masyarakat memanfaatkan lahan yang
luas untuk dijadikan tempat pembudidayaan ikan. Mata pencaharian hidup yang
semakin beragam dengan memanfaatkan sumber daya alam (SDA) yang tersedia,
tentunya menjadi peluang bagi masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan
hidup mereka. Jenis komoditi/sub sektor sebagai salah satu sumber penghasilan
sebagian masyarakat adalah ikan air tawar, karena nilai ekonomi yang cukup
tinggi dan memiliki nilai gizi bagi kesehatan.
Berkaitan tingkat pendidikan yang ada di Desa Rancapaku bisa dikatakan
cukup baik, karena pada dasarnya warga sudah menyadari pentingnya
pendidikan. Sebagian besar penduduk Desa Rancapaku tamat Sekolah Dasar
(SD), tamat SLTP, dan tamatan SLTA Ini menunjukan tingkat kesadaran
masyarakat Desa Rancapaku terhadap pendidikan sudah cukup baik.
Pemberdayaan yang dilakukan untuk masyarakat Desa Rancapaku dalam
upaya peningkattan kesejahteraan keluarga adalah dengan program budidaya
ikan. Proses pemberdayaan dilakukan untuk meningkatkan kemandirian
masyarakat, meningkatkan kesejahteraan dan mampu menjaga lingkungan.
Proses pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan dengan tiga tahap.
Implementasi Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Dalam Upaya
Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Melalui Budidaya Ikan
Pemerintah Desa Rancapaku dalam menyusun program desa menyesuaikan
dengan kebutuhan masyarakat. Upaya yang dilakukan adalah dengan
mengadakan kegiatan pemberdayaan masyarakat melalui budidaya ikan. Pada
bulan Desember 2015 pemerintah Desa Rancapaku membentuk kelompok
budiaya ikan melalui musyawarah yang dihadiri oleh PPL (petugas pendamping
lapangan) Dinas Perikanan Kabupaten Tasikmalaya. Pemerintah Desa
Rancapaku bersosialisasi tentang pentingnya kegiatan pemberdayaan untuk
peninhkatan kualitas hidup masyarakat khususnya kelompok.
Pemerintah desa bekerjasama dengan pembudidaya ikan, dan Dinas
Perikanan Kabupaten Tasikmalaya memfasilitasi kegiatan pemberdayaan
masyarakat melalui budidaya ikan, dengan meninjamkan lahan seluas 1.400 m2,
kemudian membuat kolam-kolam untuk budidaya ikan. Jumlah kolam di lokasi
budidaya ikan adalah 18 kolam yang awalnya hanya 14 kolam. Pemerintah Desa
Rancapaku lebih berfungsi sebagai narasumber, fasilitator dan penanggung jawab
kegiatan. Sedangkan pakar budidaya ikan yaitu bapak Juhan berperan sebagai
narasumber dan satu diantaranya dipilih sebagai pembina dalam proses budidaya.
Budidaya ikan dilaksanakan di Desa Rancapaku Rt 11 Rw 03.
Dalam proses pelaksanaan pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan
Tamkin: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol. 2 No. 1 (2017) 77-95 85
Safitri Lailasari, Deden Sumpena, Aliyudin
budidaya ikan air tawar yang diadakan oleh pemerintah Desa Rancapaku,
dilakukan dengan tahapan adalah sebagai berikut:
Pertama, perencanaan program. Perencanaan pelaksanaan program
pemberdayaan masyarakat melalui budidaya ikan merupakan tahap awal proses
penyadaran dan pembentukan perilaku sadar dan mandiri sehingga
membutuhkan kapasitas diri. Budidaya ikan air tawar ini merupakan salah satu
alternative kegiatan pemberdayaan yang dilakukan secara sadar oleh perintis.
Perintis tersebut adalah Bapak Kolik Abdul Kolik selaku Kepala Desa
Rancapaku, Bapak Iwan Sumantri selaku Sekretaris Desa dan Bapak Juhana yaitu
seorang pembudidaya ikan yang sudah sukses di Desa Rancapaku.
Pemilihan program pemberdayaan masyarakat melalui budidaya ikan
disusun berdasarkan kebutuhan dan potensi masyarakat. Kegiatan pemberdayaan
ini dilakukan dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat Desa
Rancapaku karena melihat keadaan ekonomi dan kesejahteraan mengharuskan
masyarakat memiliki keterampilan yang spesifik sebagai calon wirausaha mandiri.
Oleh karena itu, yang dilakukan pemerintah Desa Rancapaku dalam proses
perencanaan pemberdayaan melalui budidaya ikan di Desa Rancapaku adalah:
pertama, mengidentifikasi kebutuhan, Dalam mengidentifikasi kebutuhan,
yang dilakukan oleh perintis adalah dengan melihat potensi alam yang berupa
lahan pertanian dengan potensi air yang melimpah dan keadaan masyarakat yang
kurang sejahtera. Pihak perintis bermusyawarah mengajak masyarakat agar sadar
tentang suatu kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam upaya peningkatan
kesejahteran keluarga melalui budidaya ikan di Desa Rancapaku serta pemberian
pengertian dan manfaat program tersebut.
Kedua, menentukan tujuan program. Proses pelatihan pada hakikatnya
adalah proses belajar. Dalam proses belajar terdapat sub sistem pembelajaran
yang saling terkait untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam sebuah kegiatan
tentunya memiliki tujuan, dari hasil penelitian di lapangan menunjukan bahwa
tujuan pemberdayaan masyarakat melalui program budidaya ikan air tawar adalah
untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat Desa Rancapaku. Sebagian anggota
kelompok budidaya ikan menjadikan hasil dari budidaya ikan ini sebagai
penunjang penghasilan bukan sebagai penghasilan pokok atau utama. Kegiatan
ini berupa pemberian keterampilan kepada masyarakat untuk memahami, dan
mengendalikan aspek ekonomi, aspek sosial, maupun bidang politik sehingga
derajat hidup dan kehidupan menjadi meningkat. Oleh karena itu, pengetahuan
dan ketrampilan yang diperoleh bukan tujuan akhir dari proses pemberdayaan,
akan tetapi lebih jauh lagi adalah bagaimana memanfaatkan pengetahuan dan
keterampilan tersebut untuk memecahkan berbagai masalah yang akan dihadapi
dalam kehidupan sehari-hari, baik individu maupun kelompok secara bersama
dan mencapai kemandirian. Seperti yang disampaikan Kepala Desa Rancapaku:
“Tujuan dari pelaksanaaan program ini, yaitu untuk memberikan

86 Tamkin: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol. 2 No. 1 (2017) 77-95


Pemberdayaan Masyarakat dalam Upaya Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Melalui Budidaya Ikan
keterampilan pada masyarakat supaya masyarakat tidak jauh-jauh
merantau, tidak bingung mencari pekerjaan, tidak menganggur, serta untuk
meningkatkan pendapatan dan menciptakkan lapangan pekerjaan untuk
masyarakat Desa Rancapaku agar lebih berdaya dan sejahtera”.
(Wawancara dengan Bapak Kolik Abdul Kolik selaku Kepala Desa
Rancapaku hari Kamis tanggal 18 Mei 2017 pukul 10.35 WIB)
Tahap selanjutnya rekuitmen masyarakat sebagai anggota kelompok Proses
rekuitmen anggota kelompok budidaya ikan di Desa Rancapaku melalui
beberapa tahapan, antara lain dengan penyuluhan sekaligus musyawarah. Tujuan
musyawarah ini adalah untuk menyatukan pendapat dalam penyelesaian suatu
masalah yang menyangkut kepentingan bersama. Musyawarah merupakan
membicarakan dan menyelesaikan bersama suatu persoalan dan maksud untuk
mencapai kata mufakat atau kesepakatan. Dalam melakukan perekrutan
masyarakat sebagai anggota kelompok budidaya ikan, yaitu pada awalnya
dilakukan penyuluhan oleh pemerintah Desa Rancapaku dan Bapak Juhana,
masyarakat di kumpulkan kemudian masyarakat dan para perintis kegiatan
budidaya juga tokoh masyarakat bermusyawarah, masyarakat yang berminat bisa
langsung mendaftarkan diri. Kriteria pemilihan masyarakat sebagai anggota
kelompok budidaya tidak menuntut banyak syarat, untuk dapat mengikuti
pelaksanaan program adalah orang yang memiliki niat bersungguh-sungguh
untuk mengikuti kegiatan dan memberikan fotokopi KTP, sudah bisa menjadi
anggota kelompok budidaya ikan di Desa Rancapaku. Keempat, menentukan
struktur pengurus. Dalam proses pelaksanaan program budidaya ikan air tawar
tentu tidak mudah, oleh sebab itu dibentuklah susunan kepengurusan untuk
mengurus segala hal yang berkaitan dengan program tersebut.
Kedua, Tahap pemberdayaan masyarakat selanjutnya adalah proses
pendampingan, pendampingan ini dilakukan sesuai dengan tahap pemberdayaan
yaitu transformasi kemampuan berupa kemampuan dan ketrampilan.
Pendampingan pelaksanaan program budidaya ikan di Desa Rancapaku
dilakukan oleh PPL (petugas penyuluh lapangan) Dinas Perikanan, Bapak Juhana
yang dibantu oleh aparat Desa Rancapaku untuk memberikan arahan,
mengajarkan dan melatih para anggota kelompok, jika anggota belum memahami
tata cara atau sesuatu yang perlu ditanyakan, asisten pengelola siap untuk
memberikan arahan. Proses pendampingan atau pengawasan ini dilakukan agar
pelatihan bisa terpantau, apakah bisa berjalan sesuai rencana, sesuai tujuan yang
diinginkan atau adanya kendala-kendala yang menghambat proses terlaksananya
pelatihan budidaya ikan ini. Seperti yang disampaikan oleh pembina kelompok
program budidaya ikan:
“Proses pengawasan atau pendampingan ini dilakukan agar anggota tau
tentang cara-cara pembenihan/pemijahan, pemberian pakan sampai pada
pemasaran. Dengan pendampingan juga bisa memantau perkembangan

Tamkin: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol. 2 No. 1 (2017) 77-95 87


Safitri Lailasari, Deden Sumpena, Aliyudin
ikan-ikan yang dibudidayakan agar hasilnya berkualitas dan sesuai dengan
rencana dan target yang diharapkan” (Wawancara dengan Bapak Juhana
selaku pembina kelompok hari sabtu tanggal 20 Mei 2017 pukul 14.30
WIB).
Dari pengamatan penulis peningkatan sumber daya manuisa dalam
kelompok budidaya dilakukan dengan berbagai kegiatan, kegiatan tersebut
sebagai langkah untuk mencapai tujuan bersama yang telah direncanakan dalam
kelompok. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan diharapkan dapat merangsang
pengurus dan anggota untuk berpartisipasi aktif dalam kelompok dan mampu
menerapkan ilmu yang diperoleh dari hasil program yang diadakan. Hasil temuan
menunjukkan pelaksanaan kegiatan kelompok yang dilakukan melalui pertemuan
rutin, pembibitan, pembesaran, pemanenan, gotong royong, ronda dan
pembagian kerja.
Ketiga, evaluasi. Tahapan pemberdayaan selanjutnya yaitu peningkatan
kemampuan, dapat dilakukan melalui proses evaluasi. Evaluasi adalah
pengidentifikasian keberhasilan dan kegagalan suatu rencana kegiatan atau
program. Proses evaluasi atau penilaian pada suatu pelaksanaan kegiatan kadang
tidak diperhatikan, padahal evaluasi bukan dimaksudkan untuk mencari
kesalahan melainkan untuk membelajarkan dan menilai sejauh mana pelaksanaan
dilakukan, apakah sudah efektif, mengalami kemunduran atau kenaikan pada
pelaksanaan suatu kegiatan pemberdayaan. Seperti halnya yang dilakukan Kepala
Desa selaku:
“Selaku kepala desa, saya usahakan untuk memantau perkembangan,
apakah sudah sesuai harapan, atau mengalami kemunduran atau
penurunan, atau malah sebaliknya yang diharapkan semua berjalan lancar
sesuai harapan evaluasi yang dilakukan yaitu dengan memantau dari mulai
pembibitan sampai pemasaran dengan harapan dapat menambah
penghasilan bagi masyarakat khusunya anggota kelompok budidaya ikan
air tawar ini”. (Wawancara dengan Bapak Kolik Abdul Kolik selaku kepala
Desa Rancapaku hari kamis tanggal 18 Mei 2017 pukul 10.47 WIB)
Berdasarkan penelitian evaluasi program dilakukan setiap pertemuan rutin
yaitu pada minggu pertama setiap bulannya. Dalam kegiatan pertemuan tersebut
kelompok juga membahas tentang kendala yang dihadapi oleh anggota kelompok
maupun pengurus dapat dan didiskusikan bersama untuk mencari penyelesaian
dari hambatan tersebut. Hal tersebut mereka lakukan dengan harapan akan
bertambahnya pengetahuan dan keterampilan para anggota kelompok dan
pengurus. Para anggota juga mengikuti pelatihan yang diadakan oleh Dinas
Perikanan setempat guna untuk menambah pengetahuan dan keterampilan yang
mereka miliki.
Pelaksanaan pemberdayaan masyarakat desa melalui budidaya ikan air
tawar dalam upaya peningkatan kesejahteraan keluarga di Desa Rancapaku sejauh

88 Tamkin: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol. 2 No. 1 (2017) 77-95


Pemberdayaan Masyarakat dalam Upaya Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Melalui Budidaya Ikan
ini dapat dikatakan sudah terlaksana dengan baik, meskipun tidak dipungkiri
terdapat hambatan dalam tahap pelaksanaan pemberdayaan yang dilakukan.
Tahap yang dilakukan sudah sesuai dengan pendapat Ambar Teguh (2004: 83)
yang menyatakan bahwa tahapan yang harus dilalui tahap penyadaran,
pengkapasitan melaui peningkatan kualitas sumberdaya manusia dan aspek
permodalan, dan tahap pendayaan.
Tahap penyadaran dan pembentukan perilaku menuju perilaku sadar dan
peduli sehingga membutuhkan peningkatan kapasitas diri. Ini dibuktikan dengan
adanya masyarakat yang sadar tentang pentingnya pemberdayaan dengan
pengadaan program budidaya ikan dengan tujuan membelajaran dan
mensejahterakan masyarakat, semakin rajin dan besarnya antusias masyarakat
Desa Rancapaku. tahap pengkapasitasan. Pada tahap ini masyarakat diberian
kapasitas atau kemampuan dan ketrampilan melalui proses pendampingan.
Terbukti sekarang masyarakat belajar membuat suatu ketrampilan yang
memanfaatkan alam sendiri. Tahap pendayaan kemampuan intelektual,
kecakapan ketrampilan sehingga terbentuk inisiatif dan kemampuan inovatif
untuk mengantarkan pada kemandirian, ini terbukti dengan adanya evaluasi
setelah pelaksanaan kegiatan, kemampuan warga berupa pemasaran dan
wirausaha mandiri yang mengantarkan mereka ke keadaan yang lebih sejahtera
dan berdaya.
Konsep pemberdayaan melalui budidaya ikan sudah sesuai dengan yang
dipaparkan oleh Sunit Agus T (2008:9) berkaitan dengan dua konsep berdaya
dan tidak berdaya terutama bila dikaitankan dengan kemampuan mengakses dan
menguasai potensi dan sumber kesejahteraan sosial. Hal ini dibuktikan dengan
cara memberdayakan masyarakat yang tadinya belum bisa memanfaatkan potensi
alam sekitar yang bisa digunakan sebagai cara untuk mensejahterakan masyarakat
untuk tujuan kehidupan yang lebih baik. Dalam hal ini di program budidaya ikan
sudah terlaksana cukup baik. Masyarakat terutama anggota kelompok sudah
mulai kritis membaca potensi alam yang dimiliki sehingga bisa menghasilkan
manfaat. Kapasitas sosial, ekonomi dan budaya juga meningkat seiring
dilaksanakanya kegiatan budidaya ikan.
Dampak Pelaksanaan Pemberdayan Masyarakat Melalui Budidaya Ikan
Terhadap Masyarakat Desa Rancapaku
Dalam kaitan dengan pemberdayaan masyarakat, kegiatan budidaya ikan air
tawar yang ada di Desa Rancapaku memberikan kontribusi bagi peningkatan
kesejahteraan keluarga dan menjadi salah satu alternatif pemberdayaan
masyarakat di Desa Rancapaku, hal ini bisa dilihat dari beberapa manfaat
kegiatan budidaya ikan tersebut. Kegiatan budidaya ikan air tawar merupakan
salah satu kegiatan yang dapat mengasah skill atau kemampuan masyarakat
dalam hal ini anggota kelompok budidaya ikan air tersebut.
Keberhasilan pelaksanaan suatu kegiatan pasti di dukung dengan adanya
Tamkin: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol. 2 No. 1 (2017) 77-95 89
Safitri Lailasari, Deden Sumpena, Aliyudin
partisipasi dan dukungan masyarakat sekitar daerah sasaran pemberdayaan
terhadap pelaksanaan kegiatan tersebut, dengan mengikuti setiap pelaksanaan
kegiatan yang diadakan dengan tujuan mensejhterakan kehidupan ke arah yang
lebih baik. Dengan diadakannya pelaksanaan kegiatan budidaya ini pastinya ada
sebuah harapan yang diinginkan ke depan oleh masyarakat sebagai pengurus
maupun anggota kelompok binaan. Seabagimana disampaikan oleh Kepala Desa
Rancapaku:
“Harapan kami semoga dalam pelaksanaan program ini bisa terus
berkembang dalam rangka memberdayakan dan mensejahterakan
masyarakat Desa Rancapaku, selaku aparat pemerintah saya berusaha
untuk selalu memantau kegiatan budidaya ikan air tawar yang kami adakan
dengan tujuan untuk kesejahteraan masyarakat khususnya anggota
program budidaya ikan air tawar” (Wawancara dengan Bapak KolikAbdul
Kolik hari kamis tanggal 18 Mei 2017 pukul 10.30 WIB)
Pernyataan diatas tentang keadaan masyarakat setelah pelaksanaan
pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan budidaya ikan air tawar yang akan
terus dipantau dan diperbaiki oleh pihak pemerintah desa Rancapaku agar sesuai
dengan harapan yang diinginkan oleh masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian
pemberdayaan melalui budidaya ikan air tawar ini memiliki dampak positif bagi
pembina, pengurus dan anggota kelompok sebagian dari masyarakat. dari segi
ekonomi, menambah penghasilan dan pendapatan keluarga melalui hasil panen
yang dijual. Keadaan masyarakat setelah diadakan pemberdayaan melalui
kegiatan budidaya ikan air tawar dalam upaya peningkatan kesejahteraan keluarga
antara lain: pertama, dengan diadakan kegiatan pemberdayaan ini masyarakat lebih
mengerti dengan SDM dan potensi yang dimiliki Desa Rancapaku. Kedua,
masyarakat sebagai anggota kelompok budidaya ikan bisa mendapatkan
pengetahuan dan ketrampilan tentang budidaya ikan, menambah pendapatan dan
membantu ekonomi keluarga, memberikan motivasi usaha dan membuka
lapangan pekerjaan baru Ketiga, mensejahterakan keluarga dan masyarakat
khsusnya anggota kelompok budidaya ikan air tawar di Desa Rancapaku. keempat,
bagi masyarakat setempat, masyarakat ikut merasakan hasil khususnya dalam hal
konsumsi ikan masyarakat dapat membeli ikan dengan harga terjangkau sehingga
menghemat pengeluaran masyarakat setempat.
Kegiatan budidaya ikan di Desa Rancapaku terbuka dalam membina
masyarakat untuk memberikan pengetahauan dan ketrampilan tentang budidaya
ikan, sehingga muncul kelompok pembudidaya ikan baru dan membuka
lapangan kerja bagi masyarakat. Pengetahuna dan ketrampilan tersebut dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dalam usaha mengembangkan budidaya
ikan yang meraka lakukan. Seperti yang diungkapkan oleh pembina kelompok
budidaya ikan:
“Dampak jelas ada, anggota bisa mendapatkan penghasilan tambahan.

90 Tamkin: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol. 2 No. 1 (2017) 77-95


Pemberdayaan Masyarakat dalam Upaya Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Melalui Budidaya Ikan
Terus luas lahan jadi bertambah, bisa mengikuti pelatihan budidaya dari
dinas. Untuk masyarakat bisa membeli ikan dengan praktis dan harga
terjangkau, terus membuka lapangan pekerjaan untuk masyarakat sekitar”.
(Wawancara dengan Bapak Juhana hari sabtu tanggal 20 Mei 2017 pukul
14.30 WIB)
Dari segi sosial, memiliki rasa senasib dan meningkatkan kepedulian antar
anggota kelompok dengan lingkungan serta masyarakat sekitar. Menjalin
silaturahmi dan meningkatkan hubungan yang baik dengan masyarakat dengan
cara menjual ikan hasil panen dengan harga terjangkau, sehingga memberikan
pengaruh yang baik terhadap masyarakat sekitar. Sama halnya dengan pendapat
anggota kelompok budidaya:
“Dampaknya ya menurut saya bagus, untuk anggota bisa nambah
pengalaman, nambah penghasilan. Untuk masyarakat sekitar juga ada
dampaknya, kadang ada masyarakat tanya-tanya tentang budidaya,
istilahnya memebri pengetahuan yang mereka inginkan”. (Wawancara
dengan Bapak Sodikin hari Sabtu tanggal 20 Mei 2017 pukul 15.18 WIB)
Dari hasil pengamatan dan wawancara dapat disimpulkan bahwa dampak
pemberdayaan masyarakat melalui budidaya ikan air tawar adalah dari segi
ekonomi menambah penghasilan dan membantu ekonomi keluarga, memberikan
motivasi usaha dan membuka lapangan kerja baru. Segi sosial, meningkatkan rasa
kepedulian antar kelompok, lingkungan dan masyarakat sekitar. Segi pendidikan,
meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan mengenai budidaya ikan.
Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Program
Pemberdayaan Msyarakat
Berdasarkan hasil penilitian dalam pelaksanaan program pemberdayaan
masyarakat melalui budidaya ikan di Desa Rancapaku terdapat beberapa faktor
pendukung. Anggota memiliki semangat dan kemauan untuk maju, saling
bekerjasama, dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan kelompok binaan. Pengurus
dan anggota kelompok berinteraksi dan bekerjasama dalam usaha mencapai
keberhasilan.
Sebagian besar pengurus dan anggota kelompok gemar memelihara ikan
sehingga peralatan mudah didapat. Pengurus dan anggota memiliki semangat dan
kemauan untuk maju dan bekerjasama untuk berwirausaha, karena hal tersebut
adalah syarat menjadi anggota kelompok. Seperti yang diungkapkan oleh
Sekretaris Desa Rancapaku sebagai berikut:
“Faktor pendukung ketersedian lahan dalam artian mudah pengairan, luas
lahan terus solid anggota untuk mencapai tujuan. Terus potensi pasar yang
sangat besar” (Wawancara dengan Bapak Iwan Sumantri hari kamis
tanggal 18 Mei 2017 pukul 10.10 WIB).
Berdasarkan hasil wawancara di atas faktor pendukung dalam pelaksanaan
kegiatan adalah ketersedian lahan yag luas dan mudah pengairan menjadi peluang
Tamkin: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol. 2 No. 1 (2017) 77-95 91
Safitri Lailasari, Deden Sumpena, Aliyudin
yang dapat dimanfaatakan secara maksimal, harapannya dapat meningkatkan
hasil produksi budidaya ikan. Selain itu, potensi pasar yang cukup besar terhadap
permintaan ikan air tawar mejadi peluang bagi kelompok untuk memperoleh
hasil produksi yang melimpah, tujuan dari budidaya ikan ini adalah mendapatkan
hasil yang melimpah, sehingga pengurus dan anggota kelompok bersama-sama
saling membantu dalam meningkatkan hasil panen mereka. Kepala Desa
Rancapaku megungkapkan bahwa:
“Faktor pendukung adalah ingin cepat mendapatkan hasil, sehingga
semangat. Bisa juga melihat keberhasilan kelompok lain, mendorong
mereka untuk giat sehingga keuntungan yang didapatpun lebih banyak”
(Wawancara dengan Bapak Kolik Abdul Kolik hari kamis tanggal 18 Mei
2017 pukul 10.40 WIB).
Melihat keberhasilan program budidaya ikan air tawar ternyata mendorong
pengurus dan anggota kelompok untuk terus berusaha dalam mencapai
keberhasilan, mereka semakin terdorong untuk giat dalam usaha mendapatkan
hasil yang diharapkan. Bapak maman menambahkan bahwa faktor pendukung
bagi dirinya adalah memiliki semangat untuk mendapatkan hasil yang
memuaskan dan menghasilkan banyak uang. Hal ini sesuai dengan pendapat
yang dikemukakan oleh Muhammad Vathul Aziz (2008: 56) mengungkapkan
beberapa indikator keberhasilan program pemberdayaan, antara lain:
Berkurangnya jumlah penduduk miskin, berkembangnya usaha peningkatan
pendapatan yang dilakukan oleh penduduk miskin dengan memanfaatkan
sumber daya yang tersedia, meningkatnya kepedulian masyarakat terhadap upaya
peningkatan kesejahteraan keluarga miskin dilingkungannya, meningkatkan
kemandirian kelompok yang ditandai dengan makin berkembangnya usaha
produktif anggota dan kelompok, makin kuatnya permodalan kelompok dan
makin rapinya administrasi kelompok serta makin luasnya interaksi kelompok
dengan masyarakat, meningkatnya kapasitas masyarakat dan pemerataan
pendapatan yang ditandai dengan meningkatnya pendapatan keluarga miskin
yang mampu memenuhi kebutuhannya
Menurut hasil penelitian faktor pendukung pelaksanaan kegiatan adalah
memiliki kemauan untuk maju, memiliki semangat untuk mencapai keberhasilan,
bersedia terlibat langsung dalam pelaksanaan kegiatan dan bekerjasama dengan
anggota lain, sebagian besar anggota gemar memelihara ikan. Disamping itu
sumber daya alam (SDA) yang sangat mendukung pelaksanaan kegiatan budidaya
seperti tersedianya lahan yang luas, sumber air yang melimah dan semangat
untuk mendapatkan hasil panen yang memuaskan. Faktor pendukung lain juga
sangat mempengaruhi kegiatan budidaya seperti dorongan dari aparat desa
setempat yang telah menyediakan lahan untuk dijadikan kolam ikan. Donatur
yang sesekali memberikan bibit ikan baru untuk dibudidayakan.
Pemberdayaan Masyarkat melalui budidaya ikan dapat berjalan dengan

92 Tamkin: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol. 2 No. 1 (2017) 77-95


Pemberdayaan Masyarakat dalam Upaya Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Melalui Budidaya Ikan
baik ini dikarenakan adanya faktor pendukung adalah: Pertama, respon positif
dari masyarakat yang antusias. Ini terbukti dengan keikutsertaan dan kehadiran
masyarakat, pendapatan masyarakat yang dirasa meningkat dan dapat
memenuhan kebutuhan sehari- hari dan dapat mensejahterakan kehidupan
masyarakat. Kedua, potensi alam yang memadai, tersedianya sumber bahan baku
yang mudah diperoleh di sekitar pedesaan ikut serta membantu mendapatkan
bahan baku produski dengan mudah, sehingga untuk masalah bahan baku tidak
perlu diragukan. Ketiga, adanya dukungan dari pemerintah dan mitra lain,
pemerintah dan mitra-mitra lain yang bekerjasama ikut mendukung, ini
dibuktikan dengan adanya bantuan lahan yang dijadikan kolam untuk budidaya
ikan serta bantuan pemasaran.
Sedangkan yang menjadi faktor penghambat dalam pelaksanaan program
pemberdayaan masyarakat melalui budidaya ikan, diantaranya adalah karakter
dan pemikiran yang berbeda-beda, terkadang menjadi penghambat dalam
perkembangan kegiatan budidaya ikan. Rasa egois dan malas masih sering di
jumpai dalam diri anggota kelompok binaan, sehinggaa kurang berpartisifasi aktif
dalam kegitan kelompok. Sepertinya yang disampaikan oleh Kepala Desa
Rancapaku: “Anggotanya kan banyak jadi kadang banyak pendapat yang
berbeda-beda, tetapi kami selaku pembina harus bisa menengahinya”.
(Wawancara dengan Bapak Kolik Abdul hari kamis tanggal 18 Mei 2017 pukul
10.40 WIB)
Sekretaris Desa Rancapaku juga menambahkan bahwa:
“Faktor penghambat biasanya cuaca, ya hama dan penyakit yang
menghambat perkembangan ikan kaya burung bango, faktor dana serta
tingkat pemahaman anggota yang belum menguasi budidaya”. (Wawancara
dengan Bapak Iwan Sumantri hari kamis tanggal 18 Mei 2017 pukul 10.10
WIB)
Bapak Iwan Sumantri menjelaskan bahwa faktor penghambat yang sering
dijumpai dalam kegiatan beragam. Faktor penghambat tersebut meliputi cuaca
yang tidak bisa diprediksi, hama dan penyakit, dana yang terkadang tidak lancar,
dan karakteristik anggota. sesuai dengan pendapat ketua kelompok budidaya
yang menambahkan bahwa:
Dari hasil penelitian menunjukkan faktor-faktor penghambat dalam
pelaksanaan kegiatan budidaya ikan adalah cuaca yang tidak bisa diprediksi, hama
dan penyakit yang menghambat perkembangan ikan, beragam karakter dan
pendapat sebagian anggota yang terkadang berbeda, dana yang belum lancar
sering menghambat dalam proses pengelolaan kelompok, pemahaman anggota
yang tentang budidaya ikan yang masih rendah dan perawatan ikan yang belum
maksimal.

PENUTUP

Tamkin: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol. 2 No. 1 (2017) 77-95 93


Safitri Lailasari, Deden Sumpena, Aliyudin
Berdasarkan hasil penelitian mengenai pelaksanaan pemberdayaan masyarakat
melalui budidaya ikan air tawar di Desa Rancapaku maka dapat disimpulkan
beberapa hal yang berkaitan dengan temuan-temuan di lapangan antara lain:
Pertama, Proses pelaksanaan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan
pemerintah Desa Rancapaku melalui melalui program budidaya ikan sudah
terlaksana dengan baik. Proses pemberdayaan yang dilakukan meliputi
penyadaran, pengkapsitasan melalui transformasi kemampuan dan ketrampilan,
dan pendayaan. Perintis pembentukan kelompok melakukan sosialisasi dan
diskusi bersama masyarakat tentang pentingnya pemberdayaan sebagai upaya
meningkatkan kesejahteraan. Pemberdayaan yang dilakukan melalui peningkatan
kesadaran masyarakat tentang kondisi yang dialami dan mampu mengetahui apa
yang seharusnya dilakukan, pembinaan dalam rangka peningkatan pengetahuan
dan ketrampilan dalam bidang perikanan. Pengetahuan dan ketrampilan individu
dalam kelompok meningkat khususnya tentang budidaya ikan, sehingga mereka
memiliki kesadaran untuk meningkatkan derajat hidupnya. Anggota semakin
mudah mengakses pasar sebagai penunjang pengembangan usaha, serta
membuka lapangan kerja bagi masyarakat.
Kedua, dampak pelaksanaan pemberdayaan masyarakat melalui budidaya
ikan air tawar terhadap masyarakat Desa Rancapaku bagi anggota dan pengurus
kelompo dari segi ekonomi, menambah penghasilan dan membantu ekonomi
keluarga, memberikan motivasi usaha dan membuka lapangan kerja baru, segi
sosial meningkatkan rasa kepedulian antar kelompok, lingkungan, dan segi
pendidikan, meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan mengenai budidaya
ikan. Sedangkan bagi masyarakat setempat, masyarakat ikut merasakan hasil
khususnya dalam hal konsumsi ikan masyarakat dapat membeli ikan dengan
harga terjangkau sehingga menghemat pengeluaran masyarakat setempat.
Ketiga, faktor pendukung pelaksanaan kegiatan budidaya ikan air tawar di
kelompok antara lain memiliki kemauan untuk maju, pengurus dan anggota
memiliki semangat dan optimis untuk mencapai keberhasilan, adanya
keterterlibat langsung dalam pelaksanaan kegiatan dan bekerjasama antara
pengurus dan anggota, ketersediaan lahan yang luas dan air cukup
melimpah/mudah pengairan. Sedangkan faktor penghambat pelaksanaan
kegiatan budidaya ikan meliputi cuaca yang tidak bisa diprediksi, hama dan
penyakit yang mengganggu perkembangan ikan yang dibudidayakan, karakter
sebagian anggota yang terkadang egois dan malas dan perlu saling memotivasi,
dana yang belum lancar terkadang menghambat dalam pengelolaan kelompok,
rendahnya pemahaman anggota tentang budidaya dan perawatan ikan yang
belum maksimal.
Berdasarkan kesimpulan dan hasil penelitiann mengenai pelaksanaan
pemberdayaan masyarakat melalui budidaya ikan air tawar Saran-saran penulis
terhadap Program Pemberdayaan Masyarakat melalui Budidaya Ikan adalah

94 Tamkin: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol. 2 No. 1 (2017) 77-95


Pemberdayaan Masyarakat dalam Upaya Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Melalui Budidaya Ikan
Program pemerintah dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat yang
dijalankan tetap dipertahankan dan ditingkatkan serta pemantauan terhadap
kelompok budidaya tentang perkembangan dari ketrampilan yang sudah
diberikan dalam berbagai pelatihan hendaknya ditingkatkan sehingga, terutama
pada program kegiatan budidaya ikan, Pengurus dan anggota hendaknya
memahami lebih jauh mengenai karakteristik dari masing-masing kepribadiannya
agar dapat membantu kesulitan yang dihadapi dan Masyarakat hendaknya lebih
memiliki kesadaran untuk memanfaat potensi sekita untuk meningkatkan
pendapatan mereka.

DAFTAR PUSTAKA
Aliyudin, M. (2009). Pengembangan Masyarakat Islam dalam Sistem Dakwah
Islamiyah dalam Ilmu Dakwah: Academic Journal for Homiletic Studies 4(16),
786-789
Anwas, Oos M. (2013) Pemberdayaan Masyarakat di Era Global. Bandung, Alfabeta.
Aziz, M. V. (2014). Peningkatan Perekonomian Masyarakat Melalui Budidaya Ikan Air
Tawar (Studi Kasus Di Kelompok Tani Ikan Mino Ngeremboko Dusun Bokesan,
Sindumartin, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta). Skripsi. Jurusan Pengembangan
Masyarakat Islam, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
BKKBN. (2011). Pelembagaan dan Pembudayaan NKKBS. Jakarta: PUSDIKLAT
Tenaga Program BKKBN.
Fahrudin, A. (2014). Pengantar Kesejahteraan Sosial. Bandung: PT Refika Aditama.
Huda, M. (2009). Pekerjaan Sosial dan Kesejahteraan Sosial. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Liviawati, E. A. (2011). Beberapa Metode Budidaya Ikan. Yogyakarta: Kansius.
Mardikanto, T. dan Poerwoko, S. (2013) Pemberdayaan Masyarakat Dalam Presektif
Kebijakan Publik. Bandung, Alfabeta.
Rochdianto, A. (2002). Budi Daya Ikan di Jaring Terapung. Jakarta: PT Penebar
Swadaya.
Pranarka, O. S. (1996). Pemberdayaan, Konsep, Kebijakan, dan Implementasinya.
Jakarta: CSIS.
Sulistiyani, A. T. (2004). Kemitraan dan Model-model Pemberdayaan. Yogyakarta:
Gava Media.
Suharto, E. (2010). Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Bandung:
Refika Aditama.

Tamkin: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol. 2 No. 1 (2017) 77-95 95

Anda mungkin juga menyukai