Anda di halaman 1dari 24

Tamkin: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam

Volume x, Nomor x, xxxx, xx-xx


Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan Gunung Djati Bandung
https://jurnal.fdk.uinsgd.ac.id/index.php/tamkin

Peran Kelompok Wanita Tani Kencana Lestari dalam


Memberdayakan Ekonomi Masyarakat
Ari Mahardika1*, Dadang Kuswana1, Asep Sodiqin2
1
Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan
Gunung Djati, Bandung
2
Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan
Gunung Djati, Bandung
*Email : mahardika.ari11@gmail.com

ABSTRAK
Perkembangan pembangunan di lahan pertanian sangatlah cepat maka
masyarakat harus berperan aktif dan membentuk suatu kelembagaan atau
kelompok yang terfokus pada pembangunan pertanian salah satu solusinya
dengan membentuk KWT yang dapat menjaga alamnya serta meingkatkan
ekonominya. Pada penelitian ini penulis menjelaskan tentang program,
proses, dan keberhasilan ekonomi masyarakat melalui Kelompok Wanita
Tani Kencana lestari di kelurahan Kencana, Rancaekek, Kabupaten Bandung.
Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan jenis data yang
dipakai ialah penelitian kualitatif. Dari program tersebut menghasilkan suatu
kegiatan yang dinamakan KRPL ( Kawasan Rumah Pangan Lestari ), yaitu
memanfaatkan lahan sisa yang ada di lingkungan masing masing, Proses
pembuatan KRPL ini dibantu oleh KWT Kencana Lestari dari awal sampai
menghasilkan suatu produk. Hasil tersebut diolah serta dipasarkan di Toko
KWT Kencana Lestari dan menjadi tambahan ekonomi bagi kaum wanita dan
sudah dapat dirasakan hasilnya.
Kata Kunci : Kelompok Wanita Tani, Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat;
Upaya Peningkatan Ekonomi,

ABSTRACT
The development of agricultural land is very fast, so the community must play
an active role and form an institution or group that focuses on agricultural

Diterima: Bulan Tahun. Disetujui: Bulan Tahun. Dipublikasikan: Bulan Tahun 1


Ari Mahardika

development, one solution is to form a KWT that can protect nature and
improve its economy. The formulation of the problem in this research: How
are the programs, processes, and success of community economic
empowerment through the Sustainable Kencana Women's Farmer Group in
Kencana Village, Rancaekek, Bandung Regency. The purpose of this study:
To determine the program, process, and success of community economic
empowerment through the Sustainable Kencana Women Farmer Group in
Kencana Village, Rancaekek, Bandung Regency. The method used is
descriptive method with the type of data used is qualitative research. From
the program, the initial activity was KRPL (Sustainable Food House Area),
namely each remaining land in their respective environments. The process of
making this KRPL was assisted by KWT Kencana Lestari from to produce a
product. The results are processed and marketed at the Kencana Lestari
KWT Store and become an economic addition for women and the results can
already be felt.
Keywords : Women Farmers Group, Community Economic Empowerment;
Economic Improvement Efforts.

PENDAHULUAN
Perkembangan yang semakin maju ini mebuat kenaikan data penduduk
menjadi tinggi. Badan Pusat Statistik Jawa Barat mengemukakan jumlah
penduduk di jawa barat pada tahun 2010 hingga 2020 berdasarkan sensus
terus meningkat terkhusus di Kabupaten Bandung yang asalnya 3.275.828
jiwa pada tahun 2010 menjadi 3.831.505 di tahun 2020 . Naiknya presentase
data tersebut menjadikan salah satu peluang bagi para pengembang di bidang
perumahan maupun pengembang pembangunan gedung serta jalan yang
khususnya di negara indonesia dari tahun ke tahun menjadi sasaran hingga
menjarah ke pedesaan. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa perkembangan
pembangunan perumahan dan industri yang semakin cepat berdampak pada
kelestarian alam terutama lahan hijau yang produktif di indonesia khususnya
di jawa barat kabupaten bandung.
Setiap tahunnya lahan untuk bertani atau lahan hijau di Provinsi Jawa
Barat mendapati penyusuta atau beralih fungsi menjadi lahan non-
pertanian.akibatnya dampak dari pertumbuhan jumlah penduduk yang
semakin lama semakin meningkat ditambah lagi pembangunan industri
pabrik semakin banyak dan perumahan berkembang pesat sehingga
menghilangkan lahan untuk bertani bagi warganya. efek negatif yang terjadi
dalam hal ini yaitu ketahanan pangan akan terganggu karena meningkatnya

2 Tamkin: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol. x No. x (xxxx) xx-xx


Peran Kelompok Wanita Tani Kencana Lestari dalam Memberdayakan Ekonomi Masyarakat

jumlah populasi di berbagai daerah harus bisa di ukur persediaan konsumsi


pangan. Tidak hanya itu berkurangnya lahan untuk bertani sekaligus
merenggut mata pencaharian bagi masyarakat dalam hal ini pembangunan
perumahan dan industri yang tidak menjamin solusi pekerjaan bagi warganya
karena kalah bersaing dalam bidang pertanian ke industri.
Perempuan hanya dipandang sebelah mata sebagai pelayan rumah
tangga yang pekerjaanya pun hanya sebatas mengurus anak-anak dan
peralatan rumah tangga.padahal perempuan menjadi salah satu aspek yang
mempunyai potensi dalam bidang ekonomi, politik dan budaya. Faktor inilah
yang mendorong perempuan untuk tetap ikut berperan dalam melaksanakan
tanggung jawabnya. Sejak dahulu hingga sekarang ini peranan perempuan
dibandingkan dengan laki-laki memang sangatlah minim namun peran
perempuan di zaman sekarang ini semakin berkembang.
Tindakan pemberdayaan salah satu cara yang harus dilakukan. Karena
pemberdayaan ialah transformasi hubungan kekuasaan antara laki-laki dan
wanita. Demi mewujudkan keadilan dalam mendapatkan kesempatan
pendidikan serta pelatihan maka harus dilakukan proses pemberdayaan
terhadap perempuan, hal tersebt merupakan peningkatan kualitas sumber
daya. Sumberdaya pada tingkatan masyarakat, harus adanya perbaikan yang
pertama akses dan kedua kontrol seperti peluang kerja, penyuluhan,
informasi, dan lain- lain. Dengan ini mendukung semua pihak agar dapat
melaksankan program pelatihan pemberdayaan perempuan. Awalnya sasaran
pelatihan pertanian ditujukan bagi kalangan masyarakat pedesaan namun di
zaman modern ini sasarannya di tambah lagi yaitu masyarakat perkotaan
serta masyarakat pinggiran kota agar semuanya faham akan pentingnya
pelatihan pertanian tersebut.
Dalam pembangunan pertanian tugas perempuan harus di realisasikan
dalam bentuk kelembagaan atau kelompok yang terfokus pada pembangunan
pertanian yang akan menghasilkan banyak manfaat di antaranya menjaga
alamnya serta membantu suaminya untuk kebutuhan dapur agar bisa lebih
mandiri dan berdaya. Salah satunya dilaksanakan di Kabupaten Bandung,
Kecamatan Rancaekek, Kelurahan Kencana yang membentuk
kelembagaanatau kelompok perempuan yang terkonsentrasi pada pertanian
yaitu Kelompok Wanita Tani Kencana Lestari. Kelembagaan atau kelompok
ini mempunyai berbagai macam kegiatan yang terfokuskan dengan kegiatan
pertanian dan dikelola oleh perempuan yang tergabung didalamnya
(Wawancara pada tanggal 07 September 2021 dengan Abah Mustafa selaku
Pembina KWT).

Tamkin: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol. x No. x (xxxx) xx-xx 3


Ari Mahardika

Terbentuknya (KWT) Kencana Lestari merupakan hasil dari program


Pemerintah Kelurahan Rancaekek Kencana. Kelompok tersebut mempunyai
kegiatan yang terfokus pada pertanian serta menciptakan masyarakat yang
aktif. Kegiatan tersebut diantaranya mempunyai tanaman vertikal garden
serta tanaman metode hidroponik yang menghasilkan berupa sayuran, buah-
buahan, dan tanaman hias sehingga dapat menambah ekonomi bagi dirinya,
keluarga dan masyarakat.
Pembina KWT Abah Mustafa mengatakan kelompok Wanita Tani
bukan hanya di jadikan solusi saja untuk mengimbangi pembangunan industri
serta pengembangan perumahan yang mempersempit lahan tani, juga sebagai
manfaat sosial yaitu masyarakat menjadi sadar dan mencintai lingkungan.
Bukan hanya untuk wadah bagi wanita berkarya saja namun, Kelompok
Wanita Tani Kencana Lestari selain melestarikan lingkungan juga bisa
mendapatkan tambahan ekonomi dari penjualan hasil Tani itu sendiri, karena
hasil tani yang didapat dalam Kelompok Wanita Tani ini dipasarkan atau
dijual secara langsung oleh pengelola setiap hari di toko kwt yang berlokasi
di tengah tengah pasar tradisional.
Rumusan masalah pada penelitian ini: 1) Bagaimana program
pembrerdayaan ekonomi masyarakat melalui Kelompok Wanita Tani
Kencana lestari di kelurahan Kencana, Rancaekek, Kabupaten Bandung, 2)
Bagaimana Proses pembrerdayaan ekonomi masyarakat melalui Kelompok
Wanita Tani Kencana lestari di kelurahan Kencana, Rancaekek, Kabupaten
Bandung, 3) Bagaimana keberhasilan pembrerdayaan ekonomi masyarakat
melalui Kelompok Wanita Tani Kencana lestari di kelurahan Kencana,
Rancaekek, Kabupaten Bandung.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan
teknik analisis kualitatif. Penulis memakai teknik pengumpulan data yaitu (1)
observasi, untuk mengetahui sejauh mana program Kelompok Wanita Tani
Kencana Lestari dilakukan dalam pengembangan ekonomi masyarakat di
Kelurahan Kencana, Rancaekek; (2) wawancara peneliti langsung
mewawancarai Kepala kelurahan, Kepala Bidang Pemberdayaan kelurahan
Kencana, Ketua Kelompok Wanita Tani Kencana Lestari dan anggotanya; (3)
dokumen mengumpulkan data melalui catatan, foto-foto kegiatan, terutama
dalam bentuk arsip dan buku-buku yang berkaitan dengan masalah penelitian.
Dalam kegiatan analisis data ada beberapa hal yang perlu diketahui,yaitu:
pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

4 Tamkin: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol. x No. x (xxxx) xx-xx


Peran Kelompok Wanita Tani Kencana Lestari dalam Memberdayakan Ekonomi Masyarakat

Lokasi penelitian ini adalah di Kelompok Wanita Tani Lestasi yang


terletak di Kelurahan Rancaekek Kencana tergolong sebagai suatu Kelurahan
dimana terletak di Kec. Rancaekek, Kab. Bandung, Jawa Barat. Berdasarkan
hasil penelitian terdahulu bahwa :
Pertama, penelitian dilaksanakan Ira Zachra Nurullah 2017). Hasil
dari penelitian tersebut adalah manfaat yang didapat, terpenuhinya
kebutuhan. Menurunnya angka kemiskinan, pengangguran, dan penyerapan
tenaga kerja.
Kedua, penelitian di lakukan oleh Muhammad Ilham Fikri Azmi
(2018). Hasil penelitian tersebut terdapat beberapa indikator yaitu: (1)
Meningkatnya ekonomi masyarakat dari bidang pertanian. (2) Timbulnya
rasa sadar masyarakat akan pentingnya mengelola potensi pertanian (3)
Meningkatkan perhatian pemerintah terbukti dengan banyaknya bantuan
pemerintah ke Desa Cisaat. Dan (4) Berjalannya Program pelatihan pertanian
secara terus menerus dengan jumlah peserta semakin banyak dan materi yang
lebih vareatif
Ketiga, penelitian yang di lakukan oleh Cyntria Nursalamah (2018).
Hasil penelitian adalah kondisi Kesejahteraan Keluarga Pasca Terbentuknya
KWT Sejalan dengan adanya kelompok wanita tani Dayang Sumbi kondisi
kesejahteraan keluarga sudah mulai terpenuhinya kebutuhan Fisik material,
kebutuhan sipiritual dan kebutuhan sosial, selain ketiga kebutuhan tersebut
terpenuhi, ada beberapa aspek yang mengalami peningkatan seperti,
peningkatan mellaui pendidikan, ekonomi, psikologi, sosial budaya dan
politik.

LANDASAN TEORITIS
Pemberdayaan masyarakat dilakukan dengan langkah pendekatan secara
individu, kelompok, maupun lembaga. Salah satu pendekatan yang dilakukan
disini berupa pendekatan melalui kelompok masyarakat yaitu kelompok
wanita tani
Sistem sering diberi batasan sebagai suatu entitas (system as an
entity), yaitu satu kesatuan. Suatu sistem merupakan kumpulan unsur yang
mungkin berupa benda atau perihal yang membentuk suatu unit yang satu
sama lainnya saling berkaitan dan saling mempengaruhi dalam menjacapai
tujuan (Asep Shodiqin, 2011:154)
Pemberdayaan ekonomi masyarakat mempunyai tujuan salah satunya
meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik dengan meningkatkan potensi
Tamkin: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol. x No. x (xxxx) xx-xx 5
Ari Mahardika

bagi seluruh warga masyarakat melalui kegiatan-kegiatan swadaya. Upaya


dalam mencapai tujuan tersebut, ialah dengan melakukan peningkatan
kualitas sumber daya alam yang ada san harus mendapat prioritas. Dalam hal
ini pembangunan masyarakat harus lebih mandiri, dengan arti masyarakat
tersebut mampu memecahkan masalah- masalah yang di hadapi oleh mereka
serta sanggup memenuhi kebutuhannya dan tidak bergantung kepada pihak
luar seperti organisasi, pemerintah atau non pemerintah. Jika pihak luar
melakukan pembangunan guna mensukseskannya, maka masyarakat harus
mendukung dan berpartisipasi dalam penyelenggaraannya sehingga
masyarakat akan lebih baik dari sebelumnya. (Sumaryadi, 2013: 51).
Prinsip utama dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat terdiri atas,
sebagai berikut: (1) Pendekatan dari bawah (buttom up approach). Pada
kondisi ini pengelola dan para stakeholder menyetujui tujuan yang ingin
dicapai untuknkemudian mengembangkankgagasan dan beberapa kegiatan
setahap demi setahap untuk mencapaintujuan yang telah dirumuskan
sebelumnya; (2) Partisipasi (participation) yaitu setiap aktor yang terlibat
memiliki kekuasaan dalam setiap fase perencanaan dan perencanaan; (3)
Konsep keberkelanjutan. Yaitu pengembangan kemitraan dengan seluruh
lapisan masyarakat sehingga program pembangunan berkelanjutan dapat
diterima secara sosial dan ekonomi; (4) Keterpaduan. Yaitu kebijakan dan
strategi pada tingkat lokal, regional dan nasional; (5) Keuntungan sosial dan
ekonomi yaitu bagian dari program pengelola. (Jamaludin, 2017: 249)
Kegiatan pemberdyaan pada setiap individu dalam suatu organisasi
merupakan suatu siklus kegiatan yang terdiri dari : (1) Menumbuhkan
keinginan pada diri seseorang untuk berubah dan memperbaiki, yang
merupakan titik awal perlunya pemberdayaan. Tanpa adanya keinginan untuk
berubah dan memperbaiki, maka semua upaya pemberdyaan masyarakat
yang dilakukan tidak akan memperoleh perhatian, simpati, arau partisipasi
masyarakat; (2) Menumbuhkan kemauan dan keberanian untuk melepaskan
diri dari kesenangan atau kenikmatan dan atau hambata- hambatan yang
dirasakan untuk kemudian mengambil keputusan mengikuti pember
dayaandemi terwujudnya perubahan dan perbaikan yang diharapkan; (3)
Mengembangkan kemauan untuk mengikuti atau mengambil bagian dalam
kegiatan pemberdyaan yang memberikan manfaat atau perbaikan keadaan;
(4) Peningkatan peran atau partisipasidalam kegiatan pemberdayaan yang
telah dirasakan manfaat atau perbaikannya; (5) Peningkatan peran dan
kesetiaan pada kegiatan pemberdayaan yang ditunjukan berkembangnya
motivasi- motivasi untuk melakukan perubahan; (6) Peningkatan efektivitas

6 Tamkin: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol. x No. x (xxxx) xx-xx


Peran Kelompok Wanita Tani Kencana Lestari dalam Memberdayakan Ekonomi Masyarakat

dan efisiensi kegiatan pemberdayaan; (7) Peningkatan kompetensi untuk


melakukan perubahan melalui kegiatan pemberdayaan yang baru; (8)
Kegiatan kegitan pemberdayaan biasanya dilakukan secara berkelompok dan
terorganisir dengan melibatkan beberapa strategi seperti pendidikan dan
pelatihan atau lifeskill, ekonomi produktif, dan perawatan sosial, seperti
penyadaran serta pengubahan sikap dan perilaku, advokasi, pendamping dan
pembelaan hak-hak masyarakat. ( Mardikanto, 2015 : 122)
Kelompok wanita tani (KWT) merupakan sekumpulan atau
sekelompok wanita yang memiliki aktivitas dibidang pertanian yang tumbuh
atas dasar keserasian, keakraban, serta kesamaan dalam memanfaatkan
sumber daya hasil pertanian dalam rangka meningkatkan produktivitas usaha
tani dan kesejahteraan anggota yang tergabung didalamnya.
Kelompok wanita tani (KWT) merupakan organisasi atau kelompok
masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan skill warga belajar untuk
mendapatkan pelatihan atau pembinaan dari dinas pertanian dan dinas
ketahanan pangan yang harapannya akan mampu menggerakkan kegiatan-
kegiatan yang dapat menunjang perekonomian. Oleh karena itu upaya
pemberdayaan kelompok tani diarahkan pada tumbuhnya suatu kerjasama
yang didasarkan dari kesadaran petani yang tergabung didalamnya untuk
meningkatkan taraf kehidupannya. (Taufiq, 2018: 215)
Fungsi dari adanya KWT adalah sebagai wadah belajar, unit produksi,
wahana kerjasama serta sebagai wadah pembinaan bagi para petani dalam
mengolah dan mengelola hasil sumber daya pertanian sesuai dengan
kebutuhan pasar selain mereka berperan sebagai istri dan ibu rumah tangga
dengan segala kesibukannya. Anggota KWT tidak hanya aktif dalam
kegiatan KWT saja, mereka tetap melaksanakan kewajibannya sebagai ibu
rumah tangga dalam mengelola dan mengatur rumah tangga serta
memperhatikan anak-anaknya. Dalam pemberdayaan seiring berjalannya
waktu mereka akan dapat mengatur waktu dan menyeimbangkan antara
kegiatan KWT dengan urusan rumah. (Nurmayasari dan Ilyas 2014: 19)
Pemberdayaan perempuan dalam pelaksanaannya sebagai penunjang
dalam meraih taraf kehidupan dan kesetaran gender yaitu antara laki-laki dan
perempuan yang mampu melakukan gerakan perubahan pada seluruh bidang.
Kesuksesan pemberdayaan perempuan menjadi goals semua orang. Tetapi,
terdapat indikator yang menunjukkan suatu kesukesan yang telah dicapai
dalam pemberdayaan perempuan (Suharto, 2003 : 57).

Tamkin: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol. x No. x (xxxx) xx-xx 7


Ari Mahardika

Berikut merupakan beberapa indikator pemberdayaan perempuan


berdasarkan pendapat Riant Nugroho, yakni : (1) Akses, berarti perempuan
dan laki-laki memiliki hal yang sama dalam menghasilkan sumber daya
produktif di dalam lingkungan; (2) Partisipasi, yakni ikut serta dalam
memanfaatkan keterbatasan sumber daya; (3) Kontrol, yakni bahwa laki-laki
dan perempuan memilikii hak dan peluang yang sama dalam mengendalikan
pemanfaatan SDA tersebut; (4) Manfaat, yakni bahwa laki-laki dan
perempuan bersamaan dapat menikmati hasil dari pemanfaatan SDA dan
program pembangunan bersama-sama.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Sejarah terkait lokasi penelitian terletak di Kelurahan Rancaekek Kencana,
berlokasi di Kecamatan Rancaekek yang didirikan pada tahun 2012
berdasarkan peraturan daerah Nomor 19 terkait dibentuknya Kelurahan
Rancaekek Kencana Kabupaten Bandung. Dimana kelurahan ini termasuk
dalam wilayah yang ada di Kec. Rancaekek yang mana peresmian daerahnya
dilakukan Bupati Bandung yakni H. Dadang Muhammad N., S.H.,S.Ip. pada
17 Juli 2012, terkait pendiriannya telah dipelopori tahun 2006 tetapi rupanya
bisa terwujud atau direalisasikan tahun 2012.
Letak geografis wilayah Kelurahan Rancaekek Kencana berada di
sebelah timur Kec. Rancaekek, dimana kelurahan ini berbatasan langsung
dengan Ds. Rancaekek Wetan dan daerah berbatasan dari seluruh arah nya
yakni Ds. Rancaekek Wetan. Wilayah kelurahan ini tergolong cukup rendah
sebab di waktu lampau sebelum dibangunnya daerah tersebut merupakan
bekas persawahan.
KWT atau yang kita kenal dengan sebutan ‘Kelompok wanita Tani’
menjadi sebuah program yang diunggulkan serta merupakan gagasan pihak
Kelurahan Kencana, dimana pembentukannya tepat di tanggal 10 Mei 2016.
Pergerakan para Kelompok Wanita Tani ini berada di sektor pertanian
contohnya yakni tanaman sayuran & obat.
Kelompok wanita Kencana Lestari didirikan dengan tujuan guna untuk
membuat masyarakat lebih aktif atau lebih berpartisipasi, khususnya kaum
perempuan melalui sebuah kegiatan. Mengingat visi dan misi yang ada pada
Kelurahan Kencana Rancaekek, maka hal ini sebagai bentuk
pemaksimalan atas tingkat partisipasi di Kelurahan Kencana Rancaekek.
Daerah Kelurahan Kencana ialah sebuah kompleks (perumahan) yang
hingga sekarang merupakan kompleks biasa para warga kota yang dinilai

8 Tamkin: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol. x No. x (xxxx) xx-xx


Peran Kelompok Wanita Tani Kencana Lestari dalam Memberdayakan Ekonomi Masyarakat

mempunyai tingkat sosialisasi rendah khususnya dalam berpartisipasi


pada berbagai program kegiatan yang biasa diselenggarakan di
lingkungannya. Hal itulah yang membuat Kelurahan Rancaekek
memanfaatkan keikutsertaan para warganya menjadi objek yang ditargetkan
guna mewujudkan Kencana yang lebih maju & unggul terutama di sektor
pemberdayaan sumber daya manusianya.
Pogram Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Melalui Kelompok
Wanita Tani
Pemberdayaan masyarakat adalah sebuah konsep pembangunan ekonomi yang
merangkum nilai-nilai sosial. Konsep ini mencerminkan paradigma baru
pembangunan yaitu yang bersifat “people-centered, participatory,
empowering, and sustainable” (Asep Iwan, 2012:349)
Berbicara mengenai Program pemberdayaan yang berarti
membicarakan mengenai sumber daya. Adapun sumber daya di kembalikan
pada sumberdaya manusia dan sumber daya alam yang mana sumber daya
ini diberdayakan sehingga mencpai keberdayaan ekonomi, Untuk memenuhi
tujuan dari pemberdayaan ekonomi masyarakat dapat dilakukan dengan
kegiatan-kegiatan pemberdayan masyarakat (Jamaludin, 2017: 250)
Bentuk program yang diusung Kelompok Wanita Tani Kencana Lestari
ini adalah KRPL atau yang dinamakan Kawasan Rumah Pangan Lestari,
dimana merupakan sebuah program terobosan guna kemandirian petani
dalam memanfaatkan lahan yang sempit di peumahan Rancaekek Kencana
agar menjadi penghasilan tambahan bagi ibu rumah tangga dan keluarganya
atau masyarakat.
“Dalam progam KWT ada yang di sebut dengan KRPL (Kawasan Rumah
Pangan Lestari) yang bertujuan untuk mewadahi kaum ibu-ibu rumah tangga
yang ada di kelurahan Rancaekek Kencana untuk di bina dan di bimbing
dalam memanfaatkan lahan yang ada di rumah masing-masing, harapannya
lahan sisa di pekarangan rumahnya bisa di manfaatkan agar menambah
penghasilan ekonomi bagi dirinya atau keluarganya”. (Pernyataan ketua KWT
yang diproleh dari hasil wawancara (bu Lilis laeni) 7 september 2021.)
Kegiatan melakukan keberagaman atau diversifikasi pangan yang
diantaranya mencakup komoditas tanman buah-buahan, sayur-sayuran, umbi-
umbian, toge, serta komunitas lainnya, serta perikanan & peternakan menjadi
sebuah dorongan guna memenuhi kebutuhan pangan rumah tangga yang
diatur melalui cara konsumsi pangan yang aman, bergizi, & beragam.
Dimana hal ini dimaksudkan agar model bisa memberikan suatu

Tamkin: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol. x No. x (xxxx) xx-xx 9


Ari Mahardika

kesejahteraan untuk para warga, mampu menjalankan peranannya guna


menumbuhkan & meratakan perekonomian masyarakat, mampu mendorong
terciptanya lahan hijau lewat sebuah program yakni Sabilulungan bersih
terutama di lingkungan Kelurahan Rancaekek Kencana dengan menerapkan
pendekatan spesifik lokasi.
Keberhasilan program yang dilaksanakan dengan proses maksimal
tentu akan membuahkan hasil yang sejalan dengan tujuan yang direncanakan
hal itu di kemukakan oleh (Sukmadi, 2012 : 18) yaitu pemberdayaan
Ekonomi Masyarakat merupakan pengetahuan tentang fenomena serta
persmalahan yang berhubungan dengan upaya manusia secara perseorangan
(pribadi), kelompok (organisasi, kelompok, suku bangsa) dalam memenuhi
kebutuhan yang tidak terbatas yang dihadapkan pada sumber yang terbatas.
Solusi yang ditawarkan merupakan jawaban atas berbagai masalah
yang terjadi pada Kelurahan Kencana terutama terkait dengan peranan
kalangan perempuan di lingkungan sosial serta masalah kekurangan lahan
hijau, oleh sebab itu diharapkan KRPL bisa berperan sebagai pendorong
lingkup RW, serta tiap rumah supaya mampu menjadikan lahan yang
mulanya mini penghijauan serta sebagai bentuk pemicu dalam menunjukkan
peranan kalangan perempuan, setidaknya dengan sedikit meringankan
(membantu) keuangan di dapur.
Memberdayakan masyarakat tentunya dengan tujuan mendidik
masyarakat agar mampu mendidik diri mereka sendiri atau membantu
masyarakat agar mampu membantu diri mereka sendiri. Tujuan yang ingin
dicapai melalui usaha pemberdayaan masyarakat adalah masyarakat yang
mandiri, berswadaya dan mampu mengadopsi inovasi, dalam membentuk
penyuluhan pembangunan, pendidikan keterampilan, pelatihan-pelatihan
dan sebagainya (Kuswana, 2018:86)
KRPL menjadi sebuah model ataupun suatu bentuk program yang
berguna dalam pengembangan keanekaragaman Komoditas pertanian yang
Lestari serta kontinu, oleh karena itu nantinya program ini akan
menghasilkan berbagai macam Komoditas pertanian yang Lestari yang
mampu menciptakan ketahanan pangan dan konsumsi pangan masyarakat
yang mumpuni sebagai bentuk pemenuhan pangan. Berkaitan dengan model
KRPL dalam hal ini juga berusaha menjalankan sinergi pendekatan pada para
warga demi terwujudnya keberlangsungan serta suksesnya program kegiatan
yang dilaksanakan melalui pendekatan spesifik lokasi serta memacu
perkembangan pangan lokal. Dimana pangan lokal yang dimaksud dalam hal

10 Tamkin: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol. x No. x (xxxx) xx-xx


Peran Kelompok Wanita Tani Kencana Lestari dalam Memberdayakan Ekonomi Masyarakat

ini merupakan sumber mineral, vitamin, protein, serta karbohidrat yang bisa
dihasilkan & dikembangkan sebagaimana dengan apa yang menjadi potensi
sumber daya daerah, serta budaya warga sekitar.
Berkaitan dengan prinsip KRPL maka pembangunan krpl ini berasal
dari sekumpulan rumah tangga yang bisa merealisasikan program
kemandirian pangan dengan memanfaatkan pekaranga, sebagai bentuk usaha
atau cara kegiatan diversifikasi pangan berbasis sumber daya lokal serta
upaya melestarikan tanaman pangan demi kebermanfaatannya di waktu
mendatang dan tercapainya pertumbuhan kesejahteraan para warga &
kelaurga.
Dalam kutipan Soeharto (2003:57) bila keberhasilan pemberdayaan
perempuan ialah mewujudkan kemandirian masyarakat khususnya
perempuan. Tidak hanya itu, indikator keberhasilannya yang lain ialah
terciptanya kemandirian masyarakat, dimana dinyatakan mandiri ialah bisa
menangani permasalahannya secara pribadi, baik masalah budaya, sosial,
serta ekonomi.
Perwujudan kawasan KRPL ini diwujudkan dalam satu RT dan RW
yang sudah mengimplementasikan sebuah prinsip yakni rumah Pangan
Lestari, caranya yakni dengan meningkatkan intensifikasi dalam
memanfaatkan berbagai fasilitas umum, jalan lingkungan, serta pagar hidup.
Sebuah lahan yang terbuka dan juga pengembangan pengelolaan serta
pemasaran hasil suatu daerah bisa menjadi penentu apa jenis komoditas yang
terpilih sekaligus bisa berkembang secara komersial. Hal ini bisa memberi
jaminan pada keberlangsungan upaya dalam memannfaatkan pekarangan
yang ada di daerah(kawasan) tersebut serta bisa melengkapiperkebunan yang
berada di bawah pengelolaan para warga yang telah berpartisipasi aktif.
“KRPL bertujuan untuk memelihara lahan hjau dan membantu
menambah ekonomi bagi ibu rumah tangga dalam memanfaatkan lahan
untuk bertani serta mengelola sampah dapur yang akan di jadikan
pupuk”. (wawancara dengan ketua Kelompok Wanita Tani Kencana
Lestari (bu Lilis laeni) 7 september 2021)
Bersumber dari pernyataan narasumber, bisa diketahui bila pendirian
KWT menjadi sebuah program KRPL, yakni guna memudahkan para IRT
(Ibu Rumah Tangga) guna menambah ekonomi pangan (dapur) serta
membuat lahan Kelurahan menjadi hijau kembali, dalam hal ini kita bisa
menyimpulkan bila kalangan perempuan mempunyai peranan besar untuk
membangun aspek perekonomian sekaligus material, adapun tujuan
Tamkin: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol. x No. x (xxxx) xx-xx 11
Ari Mahardika

pembentukan KRPL secara khusus dikategorikan menjadi 2 bentuk


diantaranya yakni jangka menengah dan jangka panjang.
Jangka menengah terdiri dari (1) Melakukan kegiatan usaha tani, usaha
pertanian tanaman spesifik dan usaha budidaya ikan hias / lele di lahan
pekangan sempit sebagai perwujudan penganekaragaman pangan keluarga;
(2) Meningkatkan proses adopsi teknologi budidaya pada berbagai komoditas
dan melakukan gelar teknologi pada system usaha; (3) Meningkatkan
pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya yang dimiliki secara optimal
khususnya pemanfaatan lahan pekarangan. Menunjukkan keragaan dan
manfaat melakukan diversifikasi sumberdaya pangan di lahan pekarangan;
(4) Langsung tidak langsung keseimbangan lingkungan hidup hijau dan
bersih akan terwujud.
Pada jangka panjang terdiri dari : (1) Kemandirian pangan keluarga; (2)
Diversifikasi pangan berbasis sumberdaya lokal; (3) Pelestarian tanaman
pangan untuk masa depan Peningkatan kesejahteraan keluarga dan
masyarakat; (4) Merubah Pandangan masyarakat mengenai pengelolaan
lingkungan hidup yang selama ini dirasa belum luas.
Dengan ini tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui
kelompok wanita tani dibentuk oleh masyarakat dan dari masyarakat. Secara
umum berbagai pihak menerjemahkan secara konteks Kelompok Wanita Tani
ialah lembaga atau intitusi masyarakat yang kebanyakan merupakan wanita
dengan status sebagai ibu rumah tangga, isteri petani, serta pemuda yang
melaksanakan usaha tani, perikanan dan kehutanan dengan tujuan menambah
pendapat keluarga(Lucya, 2014: 21).
Proses Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat melalui Kelompok Wanita
Tani Kencana Lestari
Proses pemberdayaan masyarakat, menurut Onny S. Priyono dan
Pranarka dalam Roesmidi dan Risyanti (2006: 2) memiliki dua sikap.
Pertama, mengutamakan pada suatu proses menyerahkan atau mengganti
sebagian kewenangan atau intelektual kepada masyarakat itu sendiri guna
menjadi berdaya, yang merupakan makna sikap primer. Sedangkan, sikap
kedua atau sekunder mengutamakan pada suatu prosses medorong dan
memotivasi masyarakat sehingga bertujuan mempunyai keterampilan atau
keberdyaan dalam memutuskan apa yang menjadi pilihan hidupnya melalui
proses dialog.

12 Tamkin: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol. x No. x (xxxx) xx-xx


Peran Kelompok Wanita Tani Kencana Lestari dalam Memberdayakan Ekonomi Masyarakat

Peran pemerintah desa dalam upaya meningkatkan ekonomi


masyarakat dalam rangka memfasilitasi penyelenggaraan pemberdayaan
ekonomi masyarakat melalui kelompk wanita tani, yang dimaksud dengan
memfasilitasi adalah upaya memberdayakan daerah otonomi melalui
pemberian pedoman, bimbingan, pelatihan, arahan dan supervisi
(Rohmannur, 2018:87)
“Kelompok Wanita Tani Kencana Lestari di bentuk saat saber
berkembang lalu mempunyai program penghiajauan yang di
laksanakan oleh KWT, seiring berjalanya waktu ibu-ibu mengusulkan
kepada pihak Kelurahan Kencana untuk dinaungi secara langsung
oleh bidang pertanian yang di Kelurahan Kencana”. (wawancara
dengan Pembina Kelompok Wanita Tani Kencana Lestari (Abah
mustafa) 7 september 2021)
Berkaitan dengan wawancara di atas pemerintah kelurahan
melakukan observasi sebagai bentuk awal dalam tahap pengamatan
kecenderungan atau kebiasaan yang dilakukan masyarakat di sana, dan
hasilnya bahwa salah satu panca indera mereka yakni bertani. Tahapan
selanjutnya yang dilakukan oleh pihak pemerintah kelurahan yakni
melakukan pembentukan KWT Kencana Lestari untuk dijadikan wadah oleh
kalangan Ibu rumah tangga dalam menjalankan berbagai kegiatan yang
sifatnya memberdayakan dan juga prouktif.
Pihak pemerintah kelurahan mengelompokkan daerah yang strategis
dalam pembentukan KWT dengan dukungan ketetapan Pertanian nomor
273/2007 tentang pedoman terkait dengan pembinaan kelembagaan petani.
Harapannya, kegiatan KWT Kencana Lestari bisa dijadikan sarana yang
mampu memberi kesempatan atau berbagai peluang untuk para wanita Tani
khususnya guna menguatkan jati diri serta potensi yang dimilikinya lewat
kegiatan partisipasi aktif dalam program perencanaan & pengelolaan
pertanian, sebagaimana yang di ungkapkan Safei, A.A., (2017 : 948)
Pemberdayaan masyarakat dilakukan dengan langkah pendekatan secara
individu, kelompok, maupun lembaga. Salah satu pendekatan yang di
lakukan disini berupa pendekatan melalui kelompok masyarakat yaitu
kelompok wanita tani.
Tujuan itu tentunya mempunyai pokok yang semestinya diutamakan
atau mendapat perhatian lebih, adapun diantaranya yakni: (1) Guna
memudahkan akses informasi serta peningkatan kemampuan (potensi)
kalangan perempuan untuk memberdayakannya dibutuhkan adanya pelatihan
serta pendampingan supaya bisa memudahkan para perempuan dalam upaya
Tamkin: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol. x No. x (xxxx) xx-xx 13
Ari Mahardika

peningkatan potensinya; (2) KWT Kencana Lestari semstinya bisa


melakukan peningkatan atas Kerjasamanya antar anggota serta antar
kelompok pula; (3) KWT Kencana Lestari hendaknya mengacu pada apa
yang menjadi keperluan dasar para warga.
“Dalam prosesnya, kelompok wanita tani tidak semudah yang kita
kira karena perlu adanya peran aktif sesama anggota serta
keikutsertaan masyarakatpun harus di libatkan agar ikut bepartisipasi
dalam mengadakan program yang di gagas”. (pernyataan Abah
Mustafa yakni pembina KWT Kencana, dalam perolehan hasil
wawancara yang dilakukakan pada 07september 2021).
Kelompok wanita tani (KWT) merupakan organisasi atau kelompok
masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan skill warga belajar untuk
mendapatkan pelatihan atau pembinaan dari dinas pertanian dan dinas
ketahanan pangan yang harapannya akan mampu menggerakkan kegiatan-
kegiatan yang dapat menunjang perekonomian. Oleh karena itu upaya
pemberdayaan kelompok tani diarahkan pada tumbuhnya suatu kerjasama
yang didasarkan dari kesadaran petani yang tergabung didalamnya untuk
meningkatkan taraf kehidupannya. (Taufiq, 2018: 215)
Untuk melaksanakan suatu program tertentu, harus dipastikan bila
seluruh elemen ikut berpartisipasi supaya program usungannya bisa
mengarah pada sasaran yang tepat serta memiliki kesesuaian dengan
keperluan dasar dari yang paling diprioritaskan para IRT (ibu rumah
tangga). Dengan demikian, agar kerjasamanya makin erat, terutama
para warga & anggota senantiasa melakukan pertemuan dalam jangka
waktu tertentu guna mendiskusikan serta evaluasi atas program kegiatan
yang mereka usung. Sebuah organisasi bisa kuat bila memiliki kesolidan
dalam aspek kerja sama antar anggotanya, tetapi di sisi lain seberapa besar
pun suatu organisasi bila tidak mempunyai kesolidan dalam kerja sama,
tentunya organisasi itu akan hancur. Sebagaimana dengan yang KWT
Kencana alami, yang terus berupaya semaksimal mungkin supaya KWT ini
tetap bisa bertahan.
Untuk menciptakan kesejahteraan masyarakat, pemerintah
meluncurkan program pemberdayaan, salah satunya adalah melalui
pemberdayaan perempuan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas
hidup perempuan. Program-program tersebut diharapkan tidak hanya
dapat meningkatkan kualitas hidup perempuan namun juga lebih jauh

14 Tamkin: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol. x No. x (xxxx) xx-xx


Peran Kelompok Wanita Tani Kencana Lestari dalam Memberdayakan Ekonomi Masyarakat

lagi dapat memberikan efek yang baik bagi pembangunan. (Risman,


2018)
Pada dasarnya yang diperankan oleh pemberdayaan adalah untuk
menambah kekuatan (kapasitas dan posisi-tawar) dengan tujuan daerah
setempat semakin mandiri. Dengan cara ini, pemberdayaan diartikan sebagai
proses penguatan kemampuan keterampilan. Penguatan tersebut adalah
peningkatan kemampuan individi, organisasi, kelompok dan kelembagaan
yang lain untuk memahami dan melakukan perbaikan dalam perspektif luas
secara berkelanjutan (totok mardikanto,2015:69). Dalam hal ini, pihak
Kelurahan Rancaekek Kencana bersama KWT melakukan program pelatihan
serta pendampingan untuk para ibu rumah tangga dengan kategori yang
ditimpa masalah tanaman terkait dengan panen, pemeliharaan, serta
pembibitan, dimana tujuannya yakni guna mewujudkan suatu program yang
sudah ada dalam KWT Kencana serta makin meningkatkan potensi dalam
aktivitas pemberdayaan.
Melihat tujuan pihak KWT demi kelancaran dan kemaksimalan
program KRPL, adapun pelatihannya yakni:
Pertama, Pelatihan Penanaman yang tujuan dari pelaksanaan
pelatihan menanam oleh KWT Kencana yakni suapaya pola pikir para warga
bisa berubah terkait dengan tanaman, dengan pemanfatan lahan yang tersedia
baik di halaman maupun pekarangan rumah, melalui pelatihan itu harapannya
bisa menjadi daya tarik bagi para warga terutama bagi para ibu supaya
bersedia ikut berpartisipasi dalam mewujudkan Kelurahan Kencana yang
asri dengan tanaman hijau. Pelaksanaan pelatihan dalam waktu 1 kali
dalam sebulan dilakukan di daerah Green House KWT Kencana Lestari atau
bisa dilaksanakan dalam jangka waktu mingguan di lahan terbuka contohnya
di ranah RW atau RT menggunakan alat yang ada & tersedia misalnya lahan
yang ada, polybag, serta pot. Para anggota Kelompok Tani melakukan
pelatihan dengan cara mendatangkan ahli yang bersedia mengisi
kelangsungan kegiatan pelatihan, kadang-kadang pihak kelurahan pun
memberi bantuan dengan mengundang narasumber. Tidak hanya
mengundang para ahli, tetapi juga mengundang pihak universitas yang
bersedia membantu keberlangsungan pelatihan secara swadaya.
Kedua, Pelatihan Pemeliharaan. Hal yang paling memberi pengaruh
besar pada berhasil atau tidaknya pertanian tidak hanya pada proses awal
penanaman saja, melainkan juga pemeliharaan, dimana pemeliharaan ini
menjadi penentu mutu dan jumlah yang diperoleh dari hasil pertanian,
dengan demikian tahapan pemeliharaan ini menjadi perhatian utama untuk
Tamkin: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol. x No. x (xxxx) xx-xx 15
Ari Mahardika

sektor pertanian khususnya untuk individu yang pertama kali terjun ke dalam
sektor pertanian. Tujuan dari dilaksanakannya kegiatan pelatihan ini ialah
supaya Kelompok Tani tetap dapat melakukan pengawasan yang menjadi
tugasnya sebagai induk di lingkungan kelurahan, dimana pelatihan ini
sifatnya terbuka untuk siapa saja termasuk warga yang tidak bertempat
tinggal di Kelurahan Kencana, dimaksudkan untuk kalangan perempuan
ataupun laki-laki tetapi diutamakan pada ibu rumah tangga yang tergolong
sebagai target yang diprioritaskan, pelaksanaan pelatihan ini ialah sebanyak
1 kali dalam 2 minggu. Cakupan materi dari pelatihan ini ialah terkait cara
mengenali ragam (jenis) hama serta cara penanganannya, mengenali beragam
jenis pupuk, serta macam nutrisi untuk tanaman.
Ketiga, Pelatihan Kewirausahaan bertujuan supaya hasil pertaniannya
bisa dikelola dengan tepat yakni dengan cara dipasarkan ataupun diolah
menjadi sebuah hasil olahan produk. Tahap pelatihan ini sangatlah penting
sebab terdapat seksi pemasaran di dalam KWT Kencana, sehingga sasaran
dari pelatihan ini tidak sekadar ibu rumah tangga di lngkungan RW/RT tetapi
juga untuk para anggota internal KWT tersebut. Sistem pemasaran
(penjualan) menjadi inti dari dibuatnya sebuah produk sehingga pelatihan
kewirausahaan sangat perlu dilakukan, bila para anggota KWT tidak dapat
menjual produk tentunya apa yang diperoleh dari hasil pertanian dinilai
kurang memuaskan bila sekadar dikonsumsi secara pribadi, dengan demikian
harus bisa menonjolkan produk tersebut untukk dijadikan sebagai identitas
(ciri khas) atas keberadaan KWT Kencana Lestari.
Pelatihan KWT Kencana Lestari menanamkan berbagai konsep lewat
proses belajar partisipasi dengan beberapa prinsip diantaranya yakni: (1)
Dalam proses belajar, narasumber melakukan metode berkelompok yang
bersifat interaktif; (2) Dalam tahapan pemecahan masalah, pihak narasumber
bertanya pada KWT terkait dengan alternatif atau pemecahan masalah supaya
muncul beragam solusi lain dengan berbagai macam sudut pandang; (3)
Pihak pemerintah serta swasta memfasilitasi pelaksanaan pelatihan tersebut;
(4) Tiap solusi atau penyelesaian permasalahan yang diambil dalam pelatihan
nantinya menjadi dasar atau pedoman untuk KWT.
Hasil Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat melalui Kelompok Wanita
Tani Kencana Lestari
Keberhasilan program yang di laksanakan dengan proses maximal
tentu akan membuahkan hasil yang sejalan dengan tujuan yang direncanakan
hal itu di kemukakan oleh (Sukmadi, 2012 : 18) yaitu pemberdayaan

16 Tamkin: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol. x No. x (xxxx) xx-xx


Peran Kelompok Wanita Tani Kencana Lestari dalam Memberdayakan Ekonomi Masyarakat

Ekonomi Masyarakat merupakan pengetahuan tentang fenomena serta


persmalahan yang berhubungan dengan upaya manusia secara perseorangan
(pribadi), kelompok (organisasi, kelompok, suku bangsa) dalam memenuhi
kebutuhan yang tidak terbatas yang dihadapkan pada sumber yang terbatas.
Masalah kemiskinan dan ketimpangan sosial ekonomi masih dialami oleh
rakyat Indonesia khususnya dalam aspek pendapatan masyarakat. Untuk
meningkatkan pendapatan masyarakat perlu mengubah karakter dari
masyarakat konsumtif menjadi masyarakat produkti (Danica dan Priyanka,
2018:141)
Pemberdayaan perempuan dalam pelaksanaannya sebagai penunjang
dalam meraih taraf kehidupan dan kesetaran gender yaitu antara laki-laki dan
perempuan yang mampu melakukan gerakan perubahan pada seluruh bidang.
Kesuksesan pemberdayaan perempuan menjadi goals semua orang. Tetapi,
terdapat indikator yang menunjukkan suatu kesukesan yang telah dicapai
dalam pemberdayaan perempuan (Suharto, 2003 : 57).
Keberhasilan pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui Kelompok
Wanita Tani Kencana Lestari sebagai upaya peningkatan ekonomi para
anggotanya telah dinyatakan berhasil bila indikator (kriterianya) sudah
nampak. Adapun Indikator keberhasilan Kelompok Wanita Tani Kencana
Lestari yakni mempunyai keterampilan serta wawasan menanam & merawat
tanaman dengan baik dan benar serta hasilnyapun dapat di jual di toko
sayuran yang sudah disiapkan oleh pihak KWT serta letak tokonya berada di
tengah-tengah pasar tumpah yang berlokasi di kelurahan rancaekek
kencana dan menjadikan tambahan eknomi bagi dirinya dan keluarganya.
Sastraatmadja (2008: 69) menyatakan bahwa mutu SDM petani akan
dapat mendukung pembangunan pertanian pada masa kini dan masa
mendatang apabila dengan adanya penyuluhan pertanian yang merupakan
suatu pemberdayaan.
“keadaan sebelum adanya KWT ini masyarakat sangat jarang
membuat tanaman sendiri di rumah, bahkan untuk sayuran
kebanyakan pada beli, terus kalo sebelum ada KWT pada gakenal da
kan disini mh masyarakat urban atau pinggiran kota ga kaya di desa
gitu saling kenal satu sama lain. Nah pas udah adanya KWT yang
berjalan kurang lebih 3 tahun barulah mulai terasa gitu a hasil dari
KRPL tadi tuh, ya kaya sekarang mah pada kenal di Green House
tempat KWT ini terus di lingkup kecilnya antar tetangga saling kenal
karena saling tanya gitu tentang tanaman, yang biasanya beli sekarang

Tamkin: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol. x No. x (xxxx) xx-xx 17


Ari Mahardika

mah ga terlalu mengandalkan karena ada hasil dari pekarangan yang


ditanami itu serta bisa di titip ke toko sayur yang milik KWT itu buat
di jual, lumayan a hasilnya buat tambahan ekonomi di dapur sangat
membantu jadi uang jatah di dapur dari suami bisa di tabunng buat
kebutuhan lainnya.” (Hasil waancara dengan Ibu Lilis (Ketua KWT
Kencana Lestari)
Kondisi Masyarakat Kelurahan Rancaekek Kencana Sebelum
terbentuk KWT Kencana Lestari, hasil kutipan perolehan wawancara dari ibu
lilis Laeni, sebelum terbentuk KWT bisa ditarik beberapa simpulan yaitu
kebutuhan material terutama dalam hal pangan masih bergantung pada
usaha ibu rumah tangga ataupun pendapatan suami. Para warga terutama
para ibu sebelum berdirinya KWT Kencana mayoritas mengacuhkan
pertanian terkhusus untuk mereka yang kurang senang pada sektor pertanian,
dalam keadaan seperti ini menjadikan keperluan dapur harus dibeli dari luar
terutama pada sayuran. Meskipun hanya sedikit dampaknya tetapi bila
para warga peduli pada aspek tersebut dapat memberi pengaruh atau efek
yang cukup besar di waktu mendatang.
Ervinawati (dalam Camalian dan Setiawan, 2017: 349) menegaskan
bahwa wanita tani tidak hanya berkontribusi pada pertanian, tetapi telah
menjadi tulang punggung keluarga dalam memenuhi kebutuhan ekonomi
keluarga. Jadi, fungsi kelompok wanita tani tidak hanya sebagai perkumpulan
isteri petani atau perempuan desa yang memiliki kegiatan dibidang pertanian
saja, tetapi lebih dari itu bahwa kegiatan yang ada dalam kelompok wanita
tani ini dapat memberikan dampak positif yang dapat meningkatkan taraf
ekonomi pada keluarganya.
Kondisi Masyarakat Kelurahan Rancaekek Kencana sesudah KWT
Kencana Lestari terbentuk, pada kebutuhan material bersumber dari
pernyataan Ibu Lilis Laeni dalam hasil wawancanya menyatakan bila
kebutuhan material terutama pangan sesudah KWT ada bagi para ibu-ibu
tidak begitu bergantung pada pembelian di warung dalam mencukupi
keperluan dapur, dimana hal tersebut sesuai dengan misi dilaksanakannya
program KRPL tersebut, serta sesuai dengan tujuan program
pemberdayaan yaitu para warga secara mandiri sebagaimana dalam
kutipan Soeharto (2003:57) bila keberhasilan pemberdayaan perempuan
ialah mewujudkan kemandirian masyarakat khususnya perempuan. Tidak
hanya itu, indikator keberhasilannya yang lain ialah terciptanya kemandirian
masyarakat, dimana dinyatakan mandiri ialah bisa menangani

18 Tamkin: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol. x No. x (xxxx) xx-xx


Peran Kelompok Wanita Tani Kencana Lestari dalam Memberdayakan Ekonomi Masyarakat

permasalahannya secara pribadi, baik masalah budaya, sosial, serta


ekonomi.
Pada kebutuhan sosial, sesudah KWT Kencana terbentuk, kondisi
sosial yang ada di lingkungan masyarakat berubah lebih sejahtera dan
harmonis, sebab antar warga saling kenal dalam cakupan lingkungan yang
lebih luas tidak terbatas hubungan antar tetangga saja, dimana hal ini
memberikan dampak positif sebab para warga dapar memperoleh sejumlah
informasi yang lebih luas.
“sebelum adanya Program KRPL mah ya begitu lah tau sendiri kondisi
perumahan kan memang sedikit lahan hijau, bahkan pengembang nya
juga tidak menyediakan gitu lahan hijau, tapi semenjak adanya program
dari kelurhan Saber dan juga KWT yaitu KRPL, lambat laun lahan
hijau semakin banyak gitu. Kalo kelurahan mah ya fokusnya di jalan-
jalan utama gitu, kalo program KRPL mah khusus ke lingkup rumah,
skala RT/RW.” Pernyataan ibu Inayah (anggota KWT) serta Abah
Mustafa (Pembina) yang didapat dari hasil wawancara.
Sebagaimana dengan yang sudah diketahui, sebelum ada program
Rumah pangan lestari kelurahan Rancaekek Kencana tergolong sebagai
daerah urban yang mulanya desa tetapi berubah menjadi pinggiran kota serta
kecenderungannya lebih ke warga kota, tentunya dilihat dari aspek
geografisnya wilayah kelurahan kencana termasuk wilayah perumahan, yang
pada umumnya sebagian besar perumahan merupakan bangunan yang di
dalamnya hanya ada sedikit lahan hijau. Tetapi sesudah program ini ada,
secara perlahan mulai ada lahan hijau yang berawal dari lingkup kecil yaitu
mencakup rumah saja, selanjutnya ke cakupan RW/RT. Terutama yang ada di
RW 15 sekarang ini hampir semuanya mempunyai tanaman di tiap-tiap
pekarangan rumah, dalam hal ini nampak jelas perbedaan atas keberadaan
Kawasan Rumah ini begitu berpengaruh pada masyarakat terutama pada ibu
rumah tangga yang ujungnya berpengaruh pada lingkungan pula.
Kelompok Wanita Tani Kencana Lestari memberikan ilmu
pengetahuan kepada anggotanya. Pengetahuan merupaka indikator
kemampuan manusia. Kemampuan anggota Kelompok Wanita Tani Kencana
Lestari bisa direalisasikan tergantung dari bagaimana cara anggotanya
mengimplementasikan kemampuan serta wawasan miliknya.
Dalam hal ini, guna merealisasikan kesejahteraan keluarga tergolong
sebagai perkara yang dinilai cukup sulit bila tidak dimilikinya taraf
kehidupan yang baik, kemauan berupaya, serta kesadaran. Para anggota

Tamkin: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol. x No. x (xxxx) xx-xx 19


Ari Mahardika

KWT Kencana Lestari memperoleh wawasan yang bisa menjadi penopang


dalam berkompetisi di lingkungan kerja ataupun berguna dalam memperoleh
tempat kerja yang menjadi sumber pendapatan (penghasilan). Penghasilan
yang didapat para anggota ini bisa dipakai dalam mencukupi keperluan
sehari-harinya, baik kebutuhan primer hingga kebutuhan sekunder. Suatu
keluarga dikatakan sejahtera bila keperluan hidup kesehariannya dapat
terpenuhi. Dari hasil tersebut pemberdayaan bisa di kategorikan sebagai
beikut :
Pertama, melalui pendidikan melalui keikutsertaan dalam organisasi
serta partisipasi aktif dalam KWT Kencana, tentunya para perempuan
terutama ibu rumah tangga memperoleh banyak wawasan berupa pendidikan
dari bermacam pelatihan misalnya yang dilaksanakan pihak kelurahan serta
KWT Kencana diantaranya pelatihan kewirausahaan, pemeliharaan, serta
penanaman.
Kedua, melalui ekonomi dengan mayoritas para ibu rumah tangga
sebelum ada KWT serta berbagai program KRPL belum memiliki
kemandirian untuk mencukupi keperluan dapur, sesudah program KRPL
tersebut berdiri, lambat laun bisa membantu perekonomian warga terutama
keperluan dapur meskipun dengan jumlah yang belum optimal tetapi
kemudian para ibu rumah tangga menjadi terbangun kemandiriannya dari
aspek perekonomian.
Ketiga, melalui psikologi yang ditinjau dari aspek psikologis, individu
yang melakukan penanaman akan minim mengalami stress sebagaimana
dengan yang dikemukakan Ratih Zulhaqqi yakni menanam bisa
memunculkan rasa nyaman (rilex) untuk diri individu serta mencegah
datangnya rasa stress, dalam hal ini individu yang bahagia & tidak
mengalami stress secara tidak langsung memberi pengaruh pada individu di
sekitar. Dari pernyataan itu bisa diketahui selain memengaruhi diri sendiri,
bertanam pun bisa memberi suasan positif di lingkungan keluarga.
Keempat, melalui sosial budaya dalam upaya mewujudkan keluarga
sehat dan sejahtera menjadi tanggung jawab bersama baik ibu dan ayah. Oleh
karena itu, Kelompok Wanita Tani berpengaruh terhadap peningkatan
kesejahteraan keluarga dan kaum ibu dapat berpartisipasi dalam pemecahan
masalah keluarga.
Kelima, melalui politik para anggota KWT Kencana bisa memperoleh
berbagai bekal secara politik dengan cara ikut dalam organisasai serta prgram
KRPL, diantaranya yakni memperoleh pengalaman kepemimpinan,
20 Tamkin: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol. x No. x (xxxx) xx-xx
Peran Kelompok Wanita Tani Kencana Lestari dalam Memberdayakan Ekonomi Masyarakat

hendaknya tiap berlangsungnya program kegiatan KWT para ibu bisa


mendongkrak serta menciptakan perubahan sosial ke sisi yang lebih baik,
dengan dukungan kepekaan, keberanian, serta kemauan pada lingkungan
sekitarnya.
Dimana pernyataan itu sependapat dengan pernyataan Roesmidi &
Riza (2006:110) yakni guna mewujudkan keberhasilan pemberdayaan
perempuan dikategorikan ke dalam 5 aspek yakni guna meningkatkan
pendidikan, melalui pemberdayaan politik, pemberdayaan, sosial-budaya,
pemberdayaan psikologi, serta pemberdayaan perekonomian.

PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian yang dikumpulkan oleh peneliti, maka
dapat disimpulkan pada program yang terbentuk dalam pemberdayaan
ekonomi masyarakat yaitu KWT di kelurahan kencana menjadikan salah satu
solusi untuk kebutuhan yang tidak terbatas pada sumber yang terbatas, karena
program kwt mengusung KRPL (kawasan rumah pangan lestari) yang
bertujuan memudahkan para IRT (Ibu Rumah Tangga) guna menambah
ekonomi pangan (dapur).
Dalam proses pemberdayaan di kelompok Wanita Tani Kencana
Lestari yang dimulai dari keresahan ibu rumah tangga yang menyenangi hobi
bertani namun tidak mempunyai wadah atau sarana untuk mengembakan
potensinya dengan mewujudkan ibu rumah tangga yang produktif. Dengan
harapan kegiatan yang dilaksanakan mampu membantu Kelurahan Kencana
menumbuhkan lahan hijau untuk mengimbangi pembangunan dan juga
mewujudkan ibu rumah tangga yang sejahtera dengan basis pertanian. Proses
yang dilaksanakan dalam pemberdayaanya meliputi : (1) Pelatihan
penanaman; (2) Pelatihan pemeliharaan; (3) Pelatihan kewirausahaan.
Hasil dari program tersebut menghasilkan dua aspek yaitu aspek fisik
dan non fisik. Aspek fisik pertama yakni menghasilkan sayuran daun,
sayuran buah, tanaman hias adapun berbentuk hasil olahan yaitu sambel
tomat yang di kemas dengan botol yang diperoleh dari hasil penanamannya
sendiri di lingkungan Green House KWT. Hasil dari Petanian dari rumah
masing masing atau dari Green House KWT Serta olahan dari anggota KWT
di jual di Toko Kelompok wanita tani yang berlokasi di keluraha kencana
lestari setiap hari. Sedangkan non fisiknya dari aspek sosial menghasilkan
sesuatu yang bersifat kemasyarakatan seperti yang didapat dari penjelasan
hasil wawancara dengan ibu Inayah bahwa masyarakat yang tadinya
hubunganya hanya sebatas kenal hanya sebatas tetangga, lambat laun mereka
Tamkin: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol. x No. x (xxxx) xx-xx 21
Ari Mahardika

bersosialisasi, dengan ini secara tidak disadari bahwa dapat menambah relasi
agar pasar dari produk yang di hasilkan KWT atau dari masyarakatnya itu
sendiri lebih luas tujuannya penjualan produk kita lebih terkenal dan dampak
baiknya penghasilan pun jelas bertambah bagi kelompok wanita tani atau
bagi masyarakatnya.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis di Kelurahan
kencana Rancaekek, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, Jawa Barat
ada beberapa hal yang perlu diajukan bagi : (1) Bagi Akademisi, penelitian
yang didapatkan oleh penulis mungkin masih sangat banyak kekurangan dan
masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu diharapkan akan ada penelitian
lanjutan mengenai Pemberdayaan melalui Kelompok Wanita Tani agar dapat
menyempurnakan penelitian studi deskriptif Peranan Pemberdayaan
Perempuan Dalam Pembangunan Pertanian Melalui Kelompok Wanita Tani.
Saya mengharapkan bagi yang menjadikan penelitian ini sebagai rujukan
dengan tujuan yang sama atau bahkan judul yang sama, diharapkan agar
menambahkan teori lain guna untuk menemukan temuan baru namun dengan
substansi yang sama mengenai pemberdayaan; (2) Bagi Praktisi, diharapkan
pemerintah agar lebih memperhatikan kondisi setempat dengan menyerap apa
yang menjadi keinginan masyarakat dengan melakukan sosialisasi sebelum
membangun sebuah program, agar program menjadi tepat sasaran dan
masyarakat yang memiliki potensi bisa mengembangkan potensinya juga
bagi Kelompok Wanita Tani Kencana Lestari diharapkan untuk tetap
semnagt menjaga keutuhan Kelompok Wanita Tani yang telah dibangun
dengan usaha dan dipertahankan dengan keringat, dan lebih mengembangkan
program serta inovasi baru, dan diharapkan juga bisa berkolaborasi dengan
institusi lainya.

DAFTAR PUSTAKA
Aziz, R. (2018). Jurnal Tamkin: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam.
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati: Fakultas Dakwah dan
Komunikasi: Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam.
Danica dan Priyanca. (2018) Jurnal ilmu dakwah : Jurnal pemberdayaan
usaha kecil dan mikro melalui dana zakat produktif. UIN Sunan
Gunung Djati Bandung.
Setiawan, A. I. (2012) Jurnal llmu Dakwah : Jurnal Dakwah berbasis
pemberdayaan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan mad’u. UIN
Sunan Gunung Djati Bandung

22 Tamkin: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol. x No. x (xxxx) xx-xx


Peran Kelompok Wanita Tani Kencana Lestari dalam Memberdayakan Ekonomi Masyarakat

Jamaludin, A. N. (2017). Sosiologi Perkotaan Memahami Masyarakat Kota


dan Problematikanya. Bandung: CV PUSTAKA SETIA.
Kuswana, D (2018) Jurnal Tamkin: Jurnal Peran Pondok Pesantren Al-
Ittihad Cianjur Dalam Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat. UIN
Sunan Gunung Djati Bandung.
Muhammad I. F (2018) Upaya pemberdayaan kelompok tani dalam
meningkatkan ekonomi masyarakat: study deskriptif kelompok tani
Cisaat Kabupaten Sukabumi. Diploma thesis, UIN Sunan Gunung Djati
Bandung.
Nurmayasari, & Ilyas. (2014). Peran Anggota Kelompok Wanita Tani (KWT)
Laras Asri Pada Peningkatan Kesejahteraan Keluarga (Studi Deskriptif
Di Dusun Daleman Desa Kadirejo Kecamatan Pabelan Kabupaten
Semarang). Journal of Non Formal Education and Community
Empowerment Vol.3 (2).
Nursalamah, Cyntria (2018) Pemberdayaan perempuan melalui kelompok
wanita tani dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga: studi
deskrptif pada kelompok wanita tani KWT Dayang Sumbi Kampung
Pasir Luhur Desa Sipanjalu Kecamatan Cilengkrang Kabupaten
Bandung. Diploma thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Riant, Nugroho. (2008). “Gender dan Strategi Pengaruh Utamannya di
Indonesia”. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Risman, Dede., Syamsuddin R, S., Aziz, Ali. (2018). Jurnal Tamkin: Jurnal
Pengembangan Masyarakat Islam. Universitas Islam Negeri Sunan
Gunung Djati: Fakultas Dakwah dan Komunikasi: Jurusan
Pengembangan Masyarakat Islam.
Riza, Roesmidi, (2006), “Pemberdayaan Masyarakat”, Sumedang : Alqaprint
Jatinangor.
Safei, A. A. (2017). Sosiologi Islam. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Azmi,
Sastraatmadja, E. (2008). Jeritan Petani. Bandung: Masyarakat Geografi
Indonesia.
Shodiqin, Asep (2011) Jurnal ilmu dakwah :Jurnal membingkai “episteme”
ilmu dakwah. UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Suharto, E. (2003). Membangun Masyarakat Melalui Masyarakat. Bandung:
Refika Aditama.
Tamkin: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol. x No. x (xxxx) xx-xx 23
Ari Mahardika

Sukmadi. (2012). Pengantar Ekonomi Bisnis. Bandung: Humaniora Utama


Press.
Sumaryadi, I. N. (2013). Sosiologi Pemerintahan. Bogor: Ghalia Indonesia.
Sumdiningrat, G. (2016). Membangun Indonesia Dari Desa .
Jogjakarta: Media Pressindo.
Taufiq, Amal & Habib R. (2018). Revitalisasi Kelompok Wanita Tani
(KWT) melalui Pemanfaatan Pekarangan Rumah di Desa Metesih
Kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun. Jurnal Pengabdian kepada
Masyarakat, 2(2).
Totok, Mardikanto. (2015). “Pemberdayaan Masyarakat”, Bandung: Alfabeta.
Zaenal, Mukarom (2008). “Metode Riset Aksi” (Sebuah Pengantar)”. Cibiru
Bandung: Pustaka Al-Kasyaf.

Totok, Mardikanto. (2015). “Pemberdayaan Masyarakat”, Bandung:


Alfabeta. Zaenal, Mukarom (2008). “Metode Riset Aksi” (Sebuah
Pengantar)”. Cibiru Bandung: Pustaka Al-Kasyaf.

24 Tamkin: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam Vol. x No. x (xxxx) xx-xx

Anda mungkin juga menyukai