Anda di halaman 1dari 6

NAMA : ALIFFIA SEKARRINI EKSANTI

NIM : 044638111
PRODI : S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

No Tugas Tutorial 3 Skor Maksimal Sumber Tugas Tutorial


1 Jelaskan pengertian pusat Skor maskimal 100 Modul 6
pertumbuhan dan pengaruh terhadap
perubahan sosial masyarakat?
2 Sebutkan dan jelaskan unsur-unsur Skor maskimal 100 Modul 7
apa saja yang harus ada dalam
sebuah peta?
3 Perhatikan skala batang dibawah ini

 Dari skala batang di atas:

1. Berapakah perbandingan
antara jarak di peta dengan
jarak di lapangan
2. Rubah skala batang tersebut
menjadi skala angka

1. Menurut Tarigan, pusat pertumbuhan (growth pole) dapat diartikan dengan dua cara, yaitu secara
fungsional dan geografis.
Secara fungsional, pusat pertumbuhan adalah suatu lokasi konsentrasi kelompok usaha yang karena
sifat hubungannya memiliki unsur-unsur kedinamisan sehingga mampu menstimulasi kehidupan
ekonomi, baik ke dalam maupun ke luar.
Apabila dilihat secara geografis, pusat pertumbuhan adalah suatu lokasi yang memiliki banyak
fasilitas dan kemudahan sehingga menjadi pusat daya tarik (pole of attraction) yang menyebabkan
berbagai usaha tertarik untuk berlokasi di situ dan masyarakat senang datang memanfaatkan fasilitas
yang ada di lokasi tersebut. Kriteria pusat pertumbuhan, yaitu sebagai daerah cepat tumbuh, memiliki
sektor unggulan, dan mempunyai interaksi ekonomi dengan daerah belakangnya.
Penciptaan pusat pertumbuhan ekonomi dapat dimulai dari beberapa sektor yang dinamis dan
mampu memberikan output rasio yang tinggi dan pada wilayah tertentu, yang dapat memberikan
dampak yang luas (spread effect) dan dampak ganda (multiplier effect) pada sektor lain dan wilayah
yang lebih luas. Kekuatan pasar akan menjamin ekuilibrium (keseimbangan) dalam distribusi spasial
ekonomi dan proses trickle down effect atau centre down dengan sendirinya akan terjadi ketika
kesejahteraan di perkotaan tercapai dan dimulai dari level yang tinggi seperti kawasan perkotaan ke
kawasan yang lebih rendah seperti kawasan hinterland dan perdesaan melalui beberapa mekanisme,
yaitu hierarki perkotaan dan perusahaan-perusahaan besar.
Implementasi dari penciptaan pusat pertumbuhan harus diikuti oleh trickle down effect (dampak
penetesan ke bawah) dan spread effect (dampak penyebaran) melalui aktivitas harmonis antara pusat
pertumbuhan dan basis sumber daya di wilayah perdesaan sehingga kegiatan pusat pertumbuhan
berdampak pada daerah sekitarnya yang juga akan dapat tumbuh.
1. Tarigan mengemukakan salah satu tujuan menetapkan orde perkotaan adalah agar dapat
diperkirakan luas wilayah pengaruh dari kota tersebut dan dengan demikian dapat diperkirakan jenis
dan tingkat/mutu fasilitas kepentingan umum apa saja yang perlu dibangun di kota tersebut, baik
untuk melayani penduduk kota itu sendiri maupun penduduk wilayah belakangnya yang sering
datang ke kota tersebut. Di sisi lain, hal ini dapat dipergunakan untuk memperkirakan apakah
fasilitas yang telah ada di kota tersebut akan dimanfaatkan secara penuh oleh penduduk kota itu dan
penduduk wilayah belakangnya. Orde perkotaan umumnya didasarkan atas jumlah penduduk
ataupun gabungan antara jumlah penduduk, jumlah fasilitas kepentingan umum, dan tingkat
aksesibilitas kota tersebut terhadap kota lain yang ordenya lebih tinggi yang berdekatan. Semakin
lengkap fasilitas ekonomi dan sosial maka semakin menarik bagi penduduk untuk melakukan
aktivitas di wilayah itu. Berdasarkan hal tersebut, wilayah itu semakin mampu menunjukkan
perannya sebagai pusat pertumbuhan karena kemampuannya memberikan pelayanan kepada
masyarakat.
2. Dalam sistem kewilayahan, interaksi antara pusat pertumbuhan dan wilayah belakang/hinterland-
nya terdapat hubungan dan ketergantungan yang saling membutuhkan. Keterkaitan dalam hubungan
ekonomi antara kecamatan sebagai pusat pertumbuhan wilayah dan kecamatan sebagai hinterland-
nya adalah wilayah sebagai sentral penyalur bahan pokok, pusat pemasaran dari hasil-hasil produksi,
pusat pendidikan, penyerap tenaga kerja, sentra perdagangan, pusat pengembangan perkebunan dan
pertanian, pusat pangkalan perikanan, dan pusat perhubungan laut dan udara.
3. Sejalan dengan hal tersebut untuk melihat keterkaitan atau interaksi antara pusat pertumbuhan dan
wilayah pendukungnya (hinterland), Rondinelli mengemukakan antara lain:
(1) Keterkaitan fisik (physical linkages), yang berbentuk integrasi manusia melalui jaringan
transportasi (sungai) baik alami maupun rekayasa. Jalan-jalan baru dan rel kereta api ini
dapat mengurangi waktu perjalanan, bisa memperluas jaringan pemasaran, memberikan
peluang penglaju (commuter), dan migrasi serta bisa memberikan pelayanan (service)
yang baik.
(2) Keterkaitan ekonomi (economic linkages), berkaitan erat dengan pemasaran sehingga
terjadi aliran komoditas berbagai jenis bahan dan barang manufaktur, modal, dan
pendapatan serta keterkaitan produksi ke depan (forward linkages) dan ke belakang
(backward linkages) di antara berbagai kegiatan ekonomi.
(3) Keterkaitan pergerakan penduduk (population movement linkages), pola migrasi baik
permanen maupun temporer. Keterkaitan ini merupakan gambaran dari keterkaitan
wilayah perdesaan dengan keterkaitan antara perdesaan dan perkotaan.
(4) Keterkaitan teknologi (technological linkages), terutama peralatan, cara dan metode
produksi harus terintegrasi secara spasial dan fungsional karena inovasi teknologi saja
tidak akan memacu transformasi sosial dan ekonomi suatu wilayah jika tidak disesuaikan
dengan suatu kebutuhan.
(5) Keterkaitan sosial (social linkages) merupakan dampak dari keterkaitan ekonomi terhadap
pola hubungan sosial penduduk.
(6) Keterkaitan pelayanan sosial (service social linkages), seperti pelayanan kesehatan,
pendidikan, air bersih, listrik, dan bank.
(7) Keterkaitan administrasi, politik, dan kelembagaan, misalnya pada struktur pemerintahan,
batas administrasi ataupun anggaran dan biaya pembangunan yang direfleksikan dalam
hubungan struktural pemerintahan formal.
2. Sebutkan dan jelaskan unsur-unsur apa saja yang harus ada dalam sebuah peta?
1. Judul Peta
Judul peta adalah sebuah identitas dari apa yang ada didalam peta. Biasanya judul diletak di bagian
pojok kanan atas, atau di bagian yang orang mudah untuk melihatnya. Tanpa adanya judul peta, orang
yang membaca bakal kebingungan isi dari peta yang dimilikinya.
2. Petunjuk Arah
Petunjuk arah merupakan komponen yang sangat penting di dalam peta. Dengan adanya petunjuk arah
mata angin pembaca dapat mengetahui mana arah barat, timur, selatan, atau utara. Petunjuk arah
bisanya disimbolkan dengan mata panah dan huruf U sebagai petunjuk arah utara.
3. Skala Peta
Skala peta menunjukan perbandingan luas sebenarnya dengan luas yang digambarkan di peta. Skala
peta biasanya dinotasikan dengan 1 : sekian, semakin besar skalanya maka semakin besar pula wilayah
yang digambarkan pada peta. Skala peta dibagi menjadi tiga, yaitu skala garis dan skala angka, dan
skala batang.
4. Sumber dan Tahun Pembuatan
Sumber peta juga unsur yang tak kalah penting dari unsur-unsur lainnya, dengan adanya sumber peta itu
menunjukan kevalidan dan keakuratan data sebuah peta, apakah dari sumber yang terpercaya atau tidak.
Sumber peta adalah nama perseorangan atau lembaga yang menerbitkan peta tersebut, misalnya
Bakosurtanal, BPN, dan Jawatan Topografi Angkatan Darat, sementara tahun pembuatan berkaitan
dengan kondisi kesesuaian faktual keadaan sebenarnya dengan data yang digambarkan pada peta.
5. Legenda Peta

Legenda adalah kumpulan informasi yang ditunjukan pada peta untuk menjelaskan simbol-simbol
tertentu. Dengan adanya legenda pengguna peta bisa paham simbol yang ada di dalam peta itu
bermakna apa. Biasanya legenda diletakan pada sebuah kotak khusus di samping peta.

6. Garis Astronomis

Garis astronomis adalah garis yang dapat menunjukan letak astronomis suatu wilayah. Garis astronomis
dibagi menjadi dua, yaitu garis lintang dan garis bujur. Garis lintang adalah garis yang membagi
wilayah secara vertikal dan letaknya sejajar dengan khatulistiwa (LU-LS), sedangkan garis bujur adalah
garis yang membagi wilayah secara horizontal dan letaknya tegak lurus dengan khatulistiwa (BT – BB).

7. Simbol Peta
Simbol merupakan komponen peta yang cukup vital untuk menyampaikan pesan seorang kartograf
(pembuat peta) kepada para pengguna peta. Simbol terletak menyebar di dalam sebuah peta. Simbol
yang ada di peta dibagi menjadi beberapa jenis
 Simbol Berdasarkan Bentuknya
1. Simbol Titik

digunakan untuk mewakili sebuah tempat, misalnya simbol kota, kecamatan, bandara, stasiun,
pelabuhan.

2. Simbol Garis

simbol garis, digunakan untuk mewakili kenampakan sungai, jalan, rel, batas propinsi, batas negara.

3. Simbol Area/Wilayah

simbol wilayah, digunakan untuk menunjukkan kenampakan area (memiliki volume) seperti rawa,
hutan, pesawahan dll.

4. Simbol Aliran

Simbol aliran, digunakan untuk menunjukkan alur atau gerak suatu barang/komoditas.
 Simbol Berdasarkan Sifatnya
1. Simbol Kuantitas

simbol kuantitas, digunakan untuk menyatakan kenampakan dalam bentuk jumlah.

2. Simbol Kualitatif

Simbol yang digunakan untuk menunjukan perbedaaan fenomena

8. Warna Peta
Selain dapat menambah daya tarik tampilan sebuah peta, warna ternyata juga dapat menjadi sebuah
simbol khusus yang juga digunakan untuk menyampaikan sebuah pesan. Warna pada peta umumnya
digunakan untuk menunjukan perbedaan topografi dari sebuah permukaan bumi. Simbol warna pada
peta dibagi menjadi beberapa jenis.
a). Merah dan Hitam
Di dalam sebuah peta, warna merah dan hitam umumnya dipakai sebagai warna sebuah objek hasil
budaya umat manusia. Jalan, batas daerah, ibukota, rel kereta api, dan lain sebagainya. Selain itu,
warna merah dan hitam juga kerap digunakan untuk menandai apakah sebuah gunung berapi masih
aktif atau tidak. Segitiga merah mewakili gunung aktif, sementara warna segitiga hitam mewakili
gunung yang tidak aktif.
b). Warna Hijau
Warna hijau termasuk warna yang sering digunakan untuk menandai suatu wilayah. Warna ini
dipakai untuk menandai kenampakan vegetasi. Selain itu, warna hijau juga biasa digunakan untuk
menandai dataran rendah dengan ketinggian
c). Warna Kuning, Oren, dan Coklat
Ketiga warna diatas mewakili dataran tinggi, warna ditentukan berdasarkan ketinggian tempat
 Warna kuning muda menggambarkan wilayah dengan ketinggian antara 500 sd 1.000 mdpl.
 Warna kuning cerah menggambarkan wilayah dengan ketinggian antara 1.000 sd 1.500 mdpl.
 Warna kuning pekat menggambarkan wilayah dengan ketinggian antara 1.500 sd 2.000 mdpl.
 Warna oren muda menggambarkan wilayah dengan ketinggian antara 2.000 sd 2.500 mdpl.
 Warna oren tua menggambarkan wilayah dengan ketinggian antara 2.500 sd 3.000 mdpl.
 Warna coklat muda menggambarkan wilayah dengan ketinggian antara 3.000 sd 3.500 mdpl.
9. Lettering
Lettering adalah semua tulisan yang digunakan untuk mempertegas maksud dari sebuah simbol pada
peta. Sebagai contoh, sebuah simbol area berbentuk segitiga merah terletak di tengah daratan Provinsi
Jawa Tengah. Para pengguna peta yang awam tentu akan bingung dengan adanya simbol tersebut.
Dengan dilengkapi tulisan “Gunung Merapi”, maka diharapkan para pengguna peta dapat lebih
memahami maksud dari simbol segitiga merah yang digambarkan.

10. Inset

Inset adalah sebuah peta kecil yang ada di dalam peta utama, biasanya terletak dibagian
bawah. Berdasarkan fungsinya, inset dibedakan menjadi 3 macam, yaitu inset penunjuk lokasi (untuk
menunjukkan letak daerah yang belum dikenali), inset penjelas (untuk memperbesar daerah yang
dianggap penting), dan inset penyambung (untuk menyambung daerah yang terpotong di peta utama).

2. Perhatikan skala batang dibawah ini

 Dari skala batang di atas:

1. Berapakah perbandingan antara jarak di peta dengan jarak di lapangan

Artinya,

1 cm di peta = 4 km di lapangan

1 cm di peta = 40.000 cm di lapangan

Setiap 1 cm di peta sama dengan 40.000 cm di lapangan atau 4 km di lapangan.

2. Rubah skala batang tersebut menjadi skala angka


1 : 40.000

Sumber :
https://www.widyariset.pusbindiklat.lipi.go.id/index.php/widyariset/article/download/332/297
https://suka-suka.web.id/unsur-unsur-peta-dan-penjelasannya/

Anda mungkin juga menyukai