Anda di halaman 1dari 5

1.

Perkembangan jumlah penduduk pada pada suatu kawasan membawa perubahan besar pada
kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan papan beserta fasilitas penunjangnya. Guna
menciptakan lingkungan permukiman yang berkembang, sarana permukiman yang menunjang
aktivitas sosial, aktivitas ekonomi juga aktivitas pelayanan umum tentunya harus memadai.Bila
Kecamatan A memiliki jumlah penduduk sebanyak 35.000 jiwa dengan komposisi penduduk
laki-laki sebanyak 18.000 dan penduduk perempuan 17.000. Hitunglah berapa kebutuhan:
1. Sarana pendidikan setingkat SLTA
2. Sarana kesehatan berupa posyandu
3. Sarana ruang terbuka hijau berupa taman/tempat bermain; dan
4. Sarana perdagangan niaga berupa pertokoan untuk melayani ekonomi penduduk
2. Pengelolaan tata guna lahan meliputi penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan tanah yang
berwujud konsolidasi pemanfaatan tanah melalui pengaturan kelembagaan yang terkait
dengan pemanfaatan tanah sebagai salah satu kesatuan sistem untuk kepentingan
masyarakat secara adil. Untuk mengatur pengelolaan tata guna tanah pemerintah Indonesia
telah menerbitkan PP No 16 tahun 2004. Berdasarkan peraturan tersebut, jelaskan tujuan dari
penggunaan dan pemanfaatan tanah baik di perdesaan maupun perkotaan!

Dalam Pasal 33 ayat(3) Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa, ”Bumi dan air dan
kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”. Realisasi dari pasal ini dituangkan dalam Pasal 2 ayat
(2) Undang-Undang No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (UUPA),
yaitu Negara diberi wewenang untuk mengatur dan menyelenggarakan peruntukan,
penggunaan, persediaan dan pemeliharaan bumi, air dan ruang angkasa. Lebih lanjut dalam
Pasal 14 UUPA dijelaskan bahwa untuk mencapai apa yang menjadi cita-cita bangsa, maka
Pemerintah membuat suatu Rencana Umum mengenai persediaan, peruntukan dan
penggunaan bumi, air dan ruang angkasa untuk berbagai kepentingan hidup rakyat dan
negara.

Menurut Pasal 1 Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan tanah
menyebutkan bahwa penatagunaan tanah adalah sama dengan pola pengelolaan tata guna
tanah yang meliputi penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan tanah yang berwujud
konsolidasi pemanfaatan tanah melalui pengaturan kelembagaan yang terkait dengan
pemanfaatan tanah sebagai satu kesatuan sistem untuk kepentingan masyarakat secara adil.
Pokok-pokok penatagunaan tanah yaitu, dalam rangka pemanfatan ruang dikembangkan
penatagunaan tanah yang disebut juga pola pengelolaan tata guna tanah. Penataan tanah
merupakan kegiatan di bidang pertanahan di kawasan lindung dan kawasan budidaya.

Penatagunaan tanah bertujuan untuk:

a. mengatur penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan tanah bagi berbagai kebutuhan


kegiatan pembangunan yang sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah;

b. mewujudkan penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan tanah agar sesuai dengan arahan
fungsi kawasan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah;

c. mewujudkan tertib pertanahan yang meliputi penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan


tanah termasuk pemeliharaan tanah serta pengendalian pemanfaatan tanah;

d. menjamin kepastian hukum untuk menguasai, menggunakan dan memanfaatkan tanah


bagi masyarakat yang mempunyai hubungan hukum dengan tanah sesuai dengan Rencana
Tata Ruang Wilayah yang telah ditetapkan.

Sejalan dengan ketentuan Pasal 33 Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang


Penataan Ruang dikemukakan secara tegas mengenai penatagunaan tanah dengan penataan
ruang, yaitu :

(1) Pemanfaatan ruang mengacu pada fungsi ruang yang ditetapkan dalam rencana tata ruang
dilaksanakan dengan mengembangkan penatagunaan tanah, penatagunaan air,
penatagunaan udara, dan penatagunaan sumber daya alam lain.
(2) Dalam rangka pengembangan pentagunaan tersebut diselenggarakan kegiatan
penyusunan dan penetapan neraca penatagunaan tanah, neraca penatagunaan sumber daya
air, neraca penatagunaan udara, dan neraca penatagunaan sumber daya alam lain.

(3) Penatagunaan tanah pada ruang yang direncanakan untuk pembangunan prasarana dan
sarana bagi kepentingan umum memberikan hak prioritas pertama bagi Pemerintah dan
pemerintah daerah untuk menerima pengalihan hak atas tanah dari pemegang hak atas tanah.

(4) Dalam pemanfaatan ruang pada ruang yang berfungsi lindung, diberikan prioritas pertama
bagi Pemerintah dan pemerintah daerah untuk menerima pengalihan hak atas tanah jika yang
bersangkutan akan melepaskan haknya.

3. Salah satu kebijakan dalam pengembangan dan penyediaan lahan perkotaan adalah melalui
konsolidasi lahan.
1. Jelaskan obyek konsolidasi lahan dan Tujuan yang ingin dicapai dari konsolidasi lahan,

Salah satu cara dalam mencapai hal tersebut yaitu melalui kegiatan konsolidasi tanah.
Konsolidasi Tanah adalah kebijakan pertanahan mengenai penataan kembali, penguasaan
tanah serta usaha pengadaaan tanah untuk kepentingan pembangunan yang bertujuan
meningkatkan kualitas lingkungan hidup atau pemeliharaan sumber daya alam, dengan
melibatkan partisipasi aktif masyarakat.

Konsolidasi tanah yang sebagian besar dilakukan adalah konsolidasi tanah perkotaan,
karena di kawasan perkotaan banyak ditemukan pemanfataan tanah yang tidak tertib dan
merupakan daerah padat pemukiman. Konsep konsolidasi tanah perkotaan merupakan suatu
kegiatan menata tanah yang tidak beraturan sehingga lebih teratur dengan menggeser,
menggabungkan, memecahkan, menghapuskan, dan mengubah hak yang dimiliki terhadap
tanah baik di daerah perkotaan atau pinggiran kota dalam konteks pemekaran serta penataan
permukiman meliputi fasilitas sosial dan umum yang diperlukan oleh pemilik tanah yang sesuai
Rencana Umum Tata Ruang Kota serta Daerah melalui partisipasi aktif dari masyarakat.

Konsolidasi Tanah adalah kebijakan pertanahan mengenai penataan kembali, penguasaan


tanah serta usaha pengadaaan tanah untuk kepentingan pembangunan yang bertujuan
meningkatkan kualitas lingkungan hidup atau pemeliharaan sumber daya alam, dengan
melibatkan partisipasi aktif masyarakat.

Konsolidasi tanah yang sebagian besar dilakukan adalah konsolidasi tanah perkotaan,
karena di kawasan perkotaan banyak ditemukan pemanfataan tanah yang tidak tertib dan
merupakan daerah padat pemukiman. Konsep konsolidasi tanah perkotaan merupakan suatu
kegiatan menata tanah yang tidak beraturan sehingga lebih teratur dengan menggeser,
menggabungkan, memecahkan, menghapuskan, dan mengubah hak yang dimiliki terhadap
tanah baik di daerah perkotaan atau pinggiran kota dalam konteks pemekaran serta penataan
permukiman meliputi fasilitas sosial dan umum yang diperlukan oleh pemilik tanah yang sesuai
Rencana Umum Tata Ruang Kota serta Daerah melalui partisipasi aktif dari masyarakat.
2. Keuntungan diperoleh pemilik lahan dan  masyarakat terhadap lahan dan
lingkungannya?

Dalam upaya peningkatan efisiensi dan produktivitas pemanfaatan tanah


perkotaan secara optimal di kawasan perkotaan, maka dilakukan pembangunan melalui
pemilihan lokasi yang sesuai dengan Rencana Tata Ruang Kota harus memperhatikan
kondisi lingkungan, dan kemampuan serta keinginan para pemilik tanah sebagai
peserta konsolidasi. Oleh karena itu, wilayah yang dapat dijadikan sasaran konsolidasi
tanah meliputi:

a. Wilayah yang direncanakan menjadi kota atau pemukiman baru, di mana bentuk
konsolidasi tanah dilakukan secara swadaya berupa kapling-kapling tanah matang
(KTM) oleh developer yang akan membangun pemukiman baru di wilayah tersebut,
serta developer juga dapat menjual dalam bentuk KTM maupun lengkap dengan
rumahnya;
b. Wilayah yang sudah mulai tumbuh, di mana pada umumnya tanah ini berlokasi di
pinggiran kota yang sudah dihuni oleh kaum urban;
c. Wilayah pemukiman yang tumbuh pesat, di mana pemukiman tersebut tumbuh
dengan pola persil tanah yang tidak teratur sehingga mempunyai kesulitan untuk
menjangkau atau mengakses prasarana dan fasilitas umum lainnya;
d. Wilayah yang relatif kosong, di mana dalam perkembangannya dapat dimungkinkan
untuk dikembangkan;
e. Wilayah yang sebelumnya merupakan wilayah bencana alam maupun sosial, di
mana untuk membangun kembali diperlukan renovasi/rekonstruksi.

Bentuk peningkatan efisiensi dan produktivitas pemanfaatan tanah perkotaan dari


sasaran konsolidasi tanah yaitu dengan merealisasikan prasarana dan fasilitas umum
yang diperlukan masyarakat seperti jalan, jalur hijau, pengairan, dan lain-lain sehingga
memungkinkan tercapainya optimalisasi terhadap efisiensi dan produktivitas
pemanfaatan tanah perkotaan yang juga menunjang efektivitas percepatan
pembangunan dan pengembangan kota yang sesuai rencana tata ruang. Selain itu,
nilai tanah juga mengalami peningkatan karena wilayah tanah tersebut telah dikapling
secara teratur dan dilengkapi dengan fasilitas umum.

Sumber :

https://jdih.kkp.go.id/peraturan/pp-16-2004.pdf

https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kpknl-sorong/baca-artikel/14985/Pelaksanaan-Konsolidasi-Tanah-Sebagai-Upaya-
Meningkatkan-Efisiensi-dan-Produktivitas-Pemanfaatan-Tanah-Perkotaan.html#:~:text=Konsolidasi%20Tanah%20adalah
%20kebijakan%20pertanahan,dengan%20melibatkan%20partisipasi%20aktif%20masyarakat.

https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kpknl-sorong/baca-artikel/14985/Pelaksanaan-Konsolidasi-Tanah-Sebagai-Upaya-
Meningkatkan-Efisiensi-dan-Produktivitas-Pemanfaatan-Tanah-Perkotaan.html#:~:text=Konsolidasi%20Tanah%20adalah
%20kebijakan%20pertanahan,dengan%20melibatkan%20partisipasi%20aktif%20masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai