Draft Proposal Riset Yesser Priono Revisi
Draft Proposal Riset Yesser Priono Revisi
Yesser Priono
2106682161
LATAR BELAKANG
PERTUMBUHAN KOTA PALANGKA RAYA TIDAK TERLEPAS DARI PERAN SUNGAI, BAIK SEBAGAI URAT NADI SUMBER KEHIDUPAN MAUPUN SEBAGAI SARANA TRANSPORTASI.
BREEN DAN RIGBY (1994:10) MENGUNGKAPKAN BAHWA PERAIRAN MERUPAKAN SALAH SATU UNSUR KEHIDUPAN ALAMI YANG DALAM PEMANFAATANNYA SERINGKALI
DIJADIKAN SEBAGAI TEMPAT BERGERAK DAN BERAKTIFITAS.
KOTA-KOTA DI KALIMANTAN DIGAMBARKAN SEBAGAI “KOTA SUNGAI” KARENA BANYAKNYA SUNGAI YANG MEMBELAH KOTA DAN MENJADI SUMBER KEHIDUPAN
MASYARAKATNYA.
LUAS PERAIRAN UMUM DI KALIMANTAN TENGAH TERCATAT SEKITAR 2.267.800 HA YANG TERDIRI ATAS DANAU SELUAS 132.800 HA, SUNGAI SELUAS 323.500 HA, DAN RAWA
SELUAS 1.811.500 HA (KEMBARAWATI & LILIA, 2009)
KAMPUNG PAHANDUT MERUPAKAN KAMPUNG DI TEPIAN SUNGAI KAHAYAN YANG MENJADI EMBRIO CIKAL BAKAL TUMBUH DAN BERKEMBANGNYA KOTA PALANGKA RAYA
Location of Study
Source: Authors, 2022
Sejarah Lahirnya Kota Palangka Raya
CIKAL BAKAL KOTA PALANGKA RAYA
- Sultan Banjarmasin Sultan Tahmidullah II pada tahun 1787 menyerahkan kemerdekaan dan kedaulatan kerajaan kepada VOC (Verenigde Oost Indische
Abad Company) yang ditandai dengan Akte Penyerahan (Acte van afstand) tertanggal Kayutangi, 17-8-1787
18-19 - Status wilayah kekuasaannya termasuk Daerah-Daerah Dayak (Dajaksche provintien) ke bawah kekuasaan VOC
- 1 Januari 1817, ditandatangani Kontrak Persetujuan Karang Intan I oleh Sultan Sulaiman di depan Residen Aernout van Boekholzt dari Pemerintah Hindia
Belanda.
- 13 September 1823, dilakukan alterasi dan ampliasi (perubahan, peralihan, penambahan, perluasan dan penyempurnaan) yang dikenal dengan nama Kontrak
Persetujuan Karang Intan II.
- Pemerintah Hindia Belanda kemudian melakukan pemetaan di kawasan Dajaksche provintien. Sungai Kahayan dalam pemerintahan Belanda disebut Groote
Dajak Rivier sedang Sungai Kapuas disebut Kleinee Dajak Rivier
- Belanda membatasi kekuasaan langsungnya pada tingkat PERANG BANJAR DENGAN SUKU DAYAK MASIH - Salah satu distrik dilingkup
MELANJUTKAN PERTEMPURAN Onderafdeling Koeala
Onderafdeling BELANDA SEBAGAI
- Untuk pemerintahan distrik dan Onderdistrik, Belanda MELAWAN BELANDA DENGAN Kapoeas adalah Distrik
PEMENANGNYA Pangkoh
menggunakan para petinggi suku Dayak. Beberapa NAMA PERANG BARITO
Tamanggong dan Damang diangkat menduduki jabatan - Wilayah distrik Pangkoh
Kepala distrik dan Kepala Onderdistrik meliputi seluruh aliran sungai
- Kawasan yang disebut wilayah Dayak (Dajaksche provintien) Kahayan di pimpin oleh
dimasukkan dalam wilayah yang disebut Kapoeas-Moeroeng Tamanggong Rambang
gebied bagian dari Afdeling Marabahan yang berkedudukan di sebagai kepala distrik
Marabahan dan dikepalai oleh seorang residen.
- Afdeling Marabahan membawahi beberapa Onderafdeling,
salah satu diantaranya adalah Onderafdeling Koeala Kapoeas
yang dipimpin seorang Controleur..
Sejarah Lahirnya Kota Palangka Raya
CIKAL BAKAL KOTA PALANGKA RAYA
- Setelah proklamasi (1946), afdeling Kapuas-
PERJANJIAN TUMBANG ANOI
Barito beserta seluruh onderafdeling-nya
- Periode pra perjanjian tumbang anoi
dihapus. Bekas wilayah onderafdeling Beneden
disebut periode mengayau atau
Dajak dipecah menjadi 2 distrik, yaitu : (1) Distrik
dikayau keperluan perang dan ritual Muncul tuntutan dari rakyat di 3
Kapuas dan (2) Distrik Kahayan.
- Buku “The Head Hunters of Borneo” Kabupaten : Kapuas, Barito dan
- Distrik Kahayan itu sendiri terbagi menjadi 2
Carl Bocx, 1882. Kotawaringin, agar 3 kabupaten
onderdistrik, yaitu (1) Onderdistrik Kahayan Hilir
- Akar permasalahan kerusuhan Dayak : tersebut dibentuk menjadi
dengan ibukota Pulang Pisau, dan (2)
aksi asang kayau (pembunuhan antar Propinsi Otonom dengan nama
Onderdistrik Kahayan Tengah dengan ibukota
suku) dan peperangan melawan Propinsi Kalimantan Tengah.
Pahandut
Belanda
Pahandut pada tanggal 18 Mei 1957 diumumkan nama ibukota propinsi Kalimantan
Tengah.
Memberi nama Ibukota Propinsi Kalimantan Tengah harus disesuaikan dengan jiwa
pembangunan dan tujuan suci
Perkataan Presiden Soekarno, Kota Palangka Raya adalah kota "Modal" dan kota
"Model" juga dikatakan kota yang punya makna suci, karena kota tersebut tidak
pernah dijajah oleh penjajah.
(a) Village street in Pahandut in 1929 (This village lies on a sandy hill, a dune, and on the edge of a marshy area).
(b) The village of Pahandut in 1924 (In the foreground is a small hut for bathing, boats, and trading posts). The other houses were provided as logs for strangers
who passed through.
(c) The 'Batang' (places for tying up the boats) in Pahandut in 1924. Small houses for bathing were built on the same structures. The motorboat belonged to a
Dutch official.
(d) Pahandut (Kahajan) lower part of the village in 1928
(e) Pahandut Landscape (in the background of the Kahajan River) in 1929.
(f) The landing place and stairway led up to the missionaries' compound in 1929.
LAHIRNYA Kota Palangka Raya
LAHIRNYA Kota Palangka Raya
ASAL KATA PAHANDUT
Pahandut berasal dari kata Bapa Handut, artinya bapaknya atau
ayahnya di Handut.
Di kampong yang belum ada namanya, pada waktu itu dihuni oleh Bapa
Handut sekeluarga
Karena fungsi kampong itu, merupakan tempat orang-orang yang
berhenti dalam perjalanan hilir mudik, ada yang berdagang, membawa
kayu, dan lainlainnya, sering ditanyai, "Dari mana", ('bara kueh'),
kemudian pertanyaan berikutnya "Malem bi kueh" (bermalam di mana);
jawabannya sering dikatakan "Nyelu Pahandut", (kampung Bapa
Handut), dan seterusnya berulang kali pertanyaan dan jawaban yang
sama.
Akhimya nama Pa' Handut (mulanya menunjukkan di tempat Bapaknya
Handut) menjadi Pahandut (menunjukkan tempat).
Bapa Handut itu berasal dari Kahayan Hulu dari Lewu Bukit Rawi.
Keadaan tanah lahan bertani di Lewu Rawi tidak cocok, pasangan
suami-isteri Bayuh dan Kambang mencari kawasan lain dengan milir
menyusuri sungai Kahayan dan menemukan tempat yang cocok untuk
berusaha “eka satiar tuntang kea malan” dan eka badukuh. Permukiman
Kampung Pahandut Tahun 1957 tersebut dinamakan Dukuh Bayuh.
Sumber : NN
Tokoh Dukuh Bayuh yang “berilmu” itu sangat akrab disapa Bapa
Handut.
Kampung Pahandut Tahun 1957 Kampung Pahandut Tahun 2020
Sumber : NN Sumber : Drone, 2020
Perkembangan Kota Palangka Raya
Sumber : Wijanarka
Result and Discussion
The current situation
(a). Settlement
(b). Lake
1. Kampung Pahandut is one of the oldest villages on the banks of the Kahayan River at
Palangka Raya city. The condition of the waterfront environment is constantly
changing, which makes the community must adapt to environmental conditions and,
in effect, triggers cultural responses.
2. Architectural adaptations found in the riverside area of kampung Pahandut are
adjustable, refillable, and movable.
3. Based on the physical elements of the riverside area of kampung Pahandut, the
configuration of the road and residential patterns are influenced by several factors,
including (a) the shape of the river that naturally formed, (b) the topography of the
environment of the kampung Pahandut area, and (c) the tidal conditions of the
riverside.
Reference
BAPPEDA Kota Palangka Raya, 2003, “Sejarah Kota Palangka Raya“, Perpustakaan nasional.
Patianom, JID dkk, 1992, “Sejarah Sosial Palangka Raya“, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta
Gallion&Eisner, 1980, The Urban Pattern, Four Edition, D van Nostrand Company
Kostof, Spiro, 1991, The City Shaped, Urban Pattern and Meaning Through History, Thames and Hudson, London
Kostof, Spiro, 1992, The City Assambled, The Element of Urban Form Through History, Thames and Hudson, London
Lynch, Kevin. 1962, The Image of The City, The MIT Press, Massachusette.
Haryono, 2012, Iktiofauna perairan lahan gambut pada musim penghujan di Kalimantan Tengah, Jurnal Ektiologi
Indonesia, LIPI, Bogor
Kusliansjah, Karyadi, 2012, Jalan dan Sungai, Kanal sebagai Elemen Pembentuk Struktur Kota Sungai Banjarmasin
Kalimantan Selatan: Laporan Penelitian, LPPM UNPAR, Bandung
Kusliansjah, Karyadi, 2015, Konsep Arsitektur Kawasan Sungai Pasang Surut pada era Pra Kolonial dan Kolonial di Kota
Banjarmasin: Disertasi, UNPAR, Bandung
Kusliansjah, Karyadi, 2017, Model Konseptual Arsitektur Kota tepi Air Kalimantan, LPPM UNPAR, Bandung
Hamidah, Noor; Rijanta, R; Setiawan, Bakti; Marfai A. M, 2014, Kajian Transportasi Sungai untuk Menghidupkan Kawasan
Tepi Sungai Kahayan Kota Palangka Raya, jurnal tata loka, Planologi UNDIP, Semarang
Marshal, Stephen, 2005, Streets & Patterns, Spon Press, London and Newyork
Wijanarka, 2000, Konsep Dasar Pengembangan Struktur Ruang Kota/Permukiman di Kalimantan Tengah, Jurnal PWK
ITB Vol 11 No 2, Bandung
Wijanarka, 2008, Desain Tepi Sungai : Belajar dari Kawasan Tepi Sungai Kahayan Palangka Raya, Penerbit Ombak,
Yogyakarta
Wijanarka, 2008, Kanalisasi Kalimantan Era Belanda, Soekarno dan Soeharto, Harian Kalteng Pos, November 2008
.
TERIMA KASIH