7.makalah Anlisis Kestabilan Lereng Tanah Ruas Jalan Bayah - Cibareno (Bts Jabar) KM 261+700 Provinsi Banten
7.makalah Anlisis Kestabilan Lereng Tanah Ruas Jalan Bayah - Cibareno (Bts Jabar) KM 261+700 Provinsi Banten
Assalamualaikum Wr.Wb.
Dengan mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat dan
ridho-Nya, penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Makalah Anlisis Kestabilan
Lereng Tanah Ruas Jalan Bayah – Cibareno (Bts Jabar) Km 261+700 Provinsi Banten” tepat pada
waktunya.
Maksud dari penyusunan makalah ini, antara lain adalah untuk memenuhi sebagian
persyaratan dalam pengajuan usulan penilaian angka kredit Jabatan Fungsional Teknik Jalan dan
Jembatan Muda, Direktorat Jenderal Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat; serta dengan harapan dapat memotivasi penyusun sehingga mampu memahami dan
memperdalam segala pembahasan dan aplikasi terkait perencanaan jembatan gantung.
Pada kesempatan ini, penulis banyak mengucapkan terima kasih kepada rekan – rekan kerja
pada Satuan Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional, Balai Pelaksanaan Jalan Nasional VI
Jakarta, dan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VI Jakarta, atas segala dukungan dan
bantuannya, sehingga penyusun bisa menyelesaikan makalah ini. Penyusun menyadari bahwa
makalah ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan, oleh karena itu penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan makalah ini.
Akhir kata, penyusun berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak terkait.
Serta Penyusun berharap semoga apa yang kita lakukan mendapatkan limpahan rahmat dari Allah
SWT dan berguna bagi kita semua. Aamiin ya rabbalallamiin..
I.PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1
II.TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................................... 3
III.METODE KERJA ................................................................................................................. 6
IV.PEMBAHASAN ................................................................................................................... 7
IV.1 Lokasi longsor Km 242+600/STA 15+400 ................................................................................ 7
IV.2. Lokasi longsor pada Km 261+000/STA 33+800 ....................................................................... 9
V.KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................................................ 16
V.1. Kesimpulan ........................................................................................................................... 16
V.2. Saran .................................................................................................................................... 17
VI. DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 18
I.PENDAHULUAN
1
parameter masukan dan data yang diuji untuk mendapatkan geometri lereng
optimum.
Perhitungan stabilitas dilakukan pada lokasi ruas Cibarenok km 261+700
dimaksudkan untuk mengetahui kemantapan lereng yang direkomendasikan
berdasarkan data parameter geoteknik dari hasil parameter yang diperoleh dari
hasil pengujian. Parameter yang diperoleh dari hasil pengujian laboratorium
geoteknik berupa nilai bobot isi material (γn), nilai kohesi (c), dan sudut geser
dalam. Kemudian dilakukan pengambilan data di lokasi penelitian dengan
mengambil data orientasi lereng (tinggi, lebar jenjang dan kemiringan lereng)
pada daerah yang longsor. Turunnya nilai kohesi dan sudut geser dalam
merupakan penyebab utama terjadinya longsor, sehingga membuat lereng
mencari kondisi stabil dengan kesetimbangan baru.
2
II.TINJAUAN PUSTAKA
Investigasi tanah adalah kegiatan untuk mengetahui daya dukung tanah, jenis dan
karateristik tanah, kondisi geologi tanah, susunan lapisan tanah. Investigasi tanah
memiliki peranan penting dalam proses perencanaan struktur dan lereng karena
dimensi dan bentuknya akan bergantung pada karateristik tanah. Tujuan dilakukan
investigasi tanah antara lain : mengetahui jenis tanah, mendapatkan sampel
disturbed dan undisturbed untuk identifikasi visual dan pengujian tanah di
laboratorium, mengetahui kedalaman bedrock, mengamati kondisi drainase dan
mengetahui letak muka air tanah. (Braja M.Das, 2014).
Stratifikasi perlapisan tanah yang digunakan dalam analisis stabilitas dan
settlement ditentukan berdasarkan hasil evaluasi terhadap data hasil penyelidikan
tanah di lapangan. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil lapangan dengan
menggunakan korelasi yang direkomendasikan oleh Sanglerat (1972)
sebagaimana disajikan pada Tabel 2 1, dan hasil laboratorium dapat dikorelasikan
dengan ASTM D-2487-98 sebagaimana disajikan pada Tabel 2.2 dapat diketahui
konsistensi perlapisan tanah.
Tahanan Konus, qc
Klasifikasi konsistensi
Konsistensi 2 2
kg/cm kN/m tanah berdasarkan nilai
tahanan ujung konus
Sangat lunak (very soft) 0-6 0-588 (sumber : Sanglerat,
1972)
Lunak (soft) 6-10 588-980
Teguh (firm) 10-30 980-2940
Kenyal (stiff) 30-60 2940-5880
Sangat kenyal (very stiff) 60-150 5880-14700
Keras (hard) >150 >14700
Tabel Klasifikasi konsistensi tanah berdasarkan nilai SPT (sumber : ASTM D-2487-98)
3
Terdapat beberapa metode yang bisa digunakan untuk melakukan investigasi
tanah secara in-situ. Salah satunya adalah Standart Penetration Test (SPT). SPT
adalah sebuah metode uji pengeboran tanah untuk mendapatkan parameter
tanah. Tes ini adalah metode uji pengeboran tanah yang paling banyak dilakukan.
Hasil dari SPT ini bisa digunakan untuk mendapatkan parameter tanah yang diuji.
Pengembangan parameter tanah seperti kohesi, sudut geser, dan modulus
elastisitas tanah dengan persamaan korelasi dari hasil SPT.
Analisis dilakukan menggunakan metode kesetimbangan batas Bishop
simplied dikarenakan bidang runtuh yang terjadi berupa busur lingkaran (circular
failure) dengan hasil metode yang cukup teliti. Lereng pertama kali dianalisis
faktor keamanannya pada saat sebelum lereng longsor. Hasil uji Laboratorium dan
hasil pengamatan/pemetaan dari kegiatan geoteknik yang dilakukan dengan
pengujian secara langsung. Simulasi geometri lereng tunggal merupakan data
parameter material properties dari hasil uji laboratorium. Berdasarkan data dari
parameter analisis lereng soil tunggal diatas, maka dapat dilihat hasil nilai FK yang
diolah dengan menggunakan program software plaxis.
Analisis Faktor Keamanan Lereng (aktual) dilakukan pada lereng soil dengan menentukan
nilai FK pada kondisi rancangan awal.
4
dengan cepat membuat model geometrid an jaring elemen berdasarkan
penampang melintang dari kondisi lereng yang akan di analisis (Plaxis, 2012).
5
III.METODE KERJA
Proses investigasi tanah di lapangan dimulai dari penentuan titik lubang bor,
kemudian kegiatan pengeboran, lalu pembuatan laporan borehole log, selanjut nya
pembuatan profil lapisan tanah, dan pengembangan parameter tanah.
Metode dalam analisis geoteknik diperlihatkan pada gambar diagram alir. Pada
dasarnya, alternatif penanganan yang akan dipilih harus dapat memenuhi kriteria
stabilitas dan deformasi yang disyaratkan.
Pemodelan
stratigrafi
Penentuan
parameter desain
Menentukan beberapa
alternatif perencanaan
Tidak
Memenuhi stabilitas
Ya
Tidak
Memenuhi syarat
deformasi
Ya
Tidak
Diuji sesuai dengan
kebutuhan
Ya
Alternatif perencanaan
memenuhi syarat
6
IV.PEMBAHASAN
Lokasi longsor
7
Dokumentasi Survey
Desain 2020
Rencana Penanganan
8
IV.2. Lokasi longsor pada Km 261+000/STA 33+800
9
Pada Ruas Bayah – Cibarenok (Bts.Jabar) sta 33+800, telah terjadi penurunan
pada bronjong,selanjutnya dilakukan penanganan sementara untuk badan jalan
menggunakan timpil dengan diperkuat sand bag dan cerucuk kayu. Berdasarkan
observasi di lapangan, diperoleh data pengukuran penurunan badan jalan sebagai
berikut
10
Penanganan desain tahun 2021
11
Berdasar peta geologi regional (lembar Leuwdamar), longsoran tersusun batuan
berupa : Tmtl : anggota batugamping formasi CITARETE (Miosen Awal) tersusun
Batugamping, napal dan batupasir; Toj : anggota batupasir formasi CIJENGKOL
(Oligosen Awal) tersusun oleh batupasir, konglomerat, breksi, tuf dan batubara.
Lokasi longsoran dekat pada kontak antara kedua formasi dan terdapat struktur
geologi berupa patahan/sesar geser mendatar mengkiri. Berdasarkan garis
penampang, lokasi longsor berada di sayap antiklin yang memiliki perlapisan yang
miring ke selatan.
12
sampel undisturbed (UDS) maka dilaporkan juga interval sampel UDS dan panjang
sampel UDS. Tim lapangan juga mengirimkan dokumentasi core box yang berisi
sampel tanah di masing – masing lubang bor dan deskripsi material tanah sederhana.
Borehole log adalah presentasi grafis dari rincian yang dikumpulkan dari masing
– masing lubang bor. Di dalam borehole log terdapat graphic log dan simbol USCS
yang ditentukan berdasarkan Unified Soil Classification System yang terdapat pada
ASTM D 2487-06.
Di dalam borehole log juga terdapat deskripsi material tanah atau batu,
penulisannya disepakati disesuaikan dengan ASTM D 2488-09a. Selain itu juga
terdapat informasi mengenai judul pekerjaan, deskripsi singkat pekerjaan, drilling,
sampling, grafik nilai N-SPT, dan hasil percobaan laboratorium. Pada bagian drilling
terdapat informasi metode pengambilan sampel dan kedalaman lubang bor. Di bagian
sampling terdapat informasi berupa RQD (untuk batuan), GSI (untuk batuan) dan data
SPT serta UDS.
13
Stratifikasi longsoran (cross section)
14
- Jembatan bentang ± 100 m (tidak layak secara geometric)
15
V.KESIMPULAN DAN SARAN
V.1. Kesimpulan
16
V.2. Saran
b. Perlunya ketelitian saat pengujian laboratorium agar hasil yang didapatkan lebih
efisien.
17
VI. DAFTAR PUSTAKA
Christady H. H., 2006. Penanganan tanah longsor dan erosi. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta.
18