Tugas Akhir
Tugas Akhir
Macam-Macam Bilangan
Berikut ini ringkasan materi mengenai himpunan-himpunan bilangan :
3. Bilangan bulat/Integers
Bilangan bulat adalah semua bilangan cacah ditambah dengan bilangan bulat negatif.
4. Bilangan rasional
Bilangan rasional adalah bilangan yang dapat dinyatakan dalam bentuk p/q, dimana p
dan q adalah bilangan bulat dan q ≠ 0. Simbol bilangan rasional adalah Q.
Jika p habis dibagi q maka bilangan itu adalah bilangan bulat (pecahan palsu), jika
tidak maka berupa pecahan.
Ada 4 macam pecahan yaitu pecahan sejati, pecahan campuran, pecahan palsu
dan pecahan desimal. Bilangan rasional yang dinyatakan dalam bentuk pecahan
desimal dapat berupa desimal terbatas dan desimal tak terbatas berulang.
5. Bilangan irasional
Bilangan irasional adalah bilangan yang tidak dapat dinyatakan dalam bentuk p/q,
dimana p dan q adalah bilangan bulat dan q ≠ 0.
Bilangan irasional dikenal sejak sekitar 600 SM di Yunani, ketika orang berusaha
mencari solusi dari rumus Pythagoras a 2 +b2 =c2 untuk a=1 dan b=1 ternyata tidak
ada bilangan rasional yang tepat untuk c, karena tidak ada bilangan rasional yang jika
dikalikan dengan dirinya sendiri hasilnya 2.
Ketika dinyatakan dalam desimal, bilangan irasional adalah desimal yang tak terbatas
dan tak berulang. Contoh bilangan Irasional yang menarik adalah π (phi) yaitu
bilangan yang didapat dari perbandingan antara keliling dan luas lingkaran.
7. Bilangan imajiner
Kata “imajiner” digunakan untuk menggambarkan bilangan seperti √−1 √−15 √−8.
Unit imajiner (disimbolkan i) didefinisikan sebagai berikut: i=√ −1 dani 2=−1.
Selanjutnya didefinisikan akar dari bilangan negatif sebagai berikut: jika a > 0,
√−a=i √ a .
8. Bilangan kompleks
Setiap bilangan yang berbentuk a+ bi, dimana a dan b adalah bilangan real dan i
adalah unit imajiner, disebut bilangan kompleks.
Contohnya 4 i, 3+2 i, 2 – i √7 , 7 dan 0. Pada a+ bi, a di sebut bagian real, dan b
disebut bagian imajiner. Jika b ≠ 0, maka bilangan tersebut disebut bilangan imajiner.
Pada bilangan imajiner, a+bi, jika a = 0, maka disebut bilangan imajiner murni.
Contohnya 3 i,−i ,i √ 7 dan sebagainya.
Bilangan Komposit
Bilangan komposit merupakan lawan dari bilangan prima dengan nilai diatas 1 (satu).
Dapat dikatakan bahwa bilangan komposit adalah bilangan asli (natural number)
yang lebih dari 1 (satu) dan dapat dibagi habis dengan bilangan selain 1 (satu) dan
bilangan itu sendiri. Pengertian lainnya yaitu suatu bilangan yang dapat dinyatakan
sebagai faktorisasi bilangan bulat atau bilangan yang tercipta dari hasil
perkalian setidaknya dua bilangan prima.
Contoh 50 bilangan komposit pertama yaitu :
4, 6, 8, 9, 10, 12, 14, 15, 16, 18, 20, 21, 22, 24, 25, 26, 27, 28, 30, 32, 33, 34, 35, 36,
38, 39, 40, 42, 44, 45, 46, 48, 49, 50, 51, 52, 54, 55, 56, 57, 58, 60, 62, 63, 64, 65, 66,
68, 69, dan 70.
Apabila bilangan komposit digambarkan dalam diagram venn dengan semestanya
adalah bilangan asli, maka dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Penjumlahan (+)
Menurut David Glover (2006), penjumlahan adalah cara yang digunakan untuk
menghitung total dua bilangan atau lebih. Penjumlahan bilangan bulat adalah operasi
penjumlahan yang digunakan untuk menghitung total dua atau lebih bilangan bulat.
Note :
Penjumlahan dengan bilangan negatif sama dengan (ekuivalen) mengurangi
suatu bilangan dengan lawan bilangan negatif.
Contoh :
Bilangan + (- Bilangan) = Bilangan – Bilangan
3 + (-2) = 3 – 2 = 1
Penjumlahan antar bilangan negatif dapat diubah dalam operasi kurung.
Contoh :
(- Bilangan) + (- Bilangan) = - (Bilangan + Bilangan)
(- 3) + (- 7) = - (3 + 7) = - 10
2. Pengurangan (-)
Pengurangan adalah operasi dasar matematika yang digunakan untuk mengeluarkan
beberapa angka dari kelompoknya.
Note :
Pengurangan dengan bilangan negatif sama dengan menambahkan bilangan
dengan lawan bilangan negatif.
Contoh :
Bilangan – (- Bilangan) = Bilangan + Bilangan
3 – (- 4) = 3 + 4 = 7
3. Perkalian (x)
Perkalian adalah salah satu operasi aritmatika (operasi dasar matematika) yang
berfungsi sebagai simbol operasi penjumlahan berulang. Rumus dasar perkalian :
Note :
Bilangan positif kali bilangan positif menghasilkan bilangan positif.
Contoh : Positif x Positif = Positif
Bilangan positif kali bilangan negatif atau sebaliknya menghasilkan bilangan
negatif.
Contoh : +×−¿−¿ juga sebaliknya −×+¿−¿
2 × ( - 4) = ( - 8) dan ( - 3) × 4 = ( - 12)
Bilangan negatif kali bilangan negatif menghasilkan bilangan positif.
Contoh : −×−¿+ ¿ / (- 2) × (- 3) = 6
4. Pembagian (:)
Operasi pembagian digunakan untuk menghitung hasil bagi suatu bilangan terhadap
pembaginya. Dalam operasi perkalian diketahui c x b=a dalam operasi pembagian,
bentuk tersebut dapat ditransformasi/ubah menjadi a : b=c .
Note :
Bilangan positif dibagi bilangan positif menghasilkan bilangan positif.
Contoh : 8 : 2 = 4
Bilangan positif dibagi bilangan negatif atau sebaliknya menghasilkan
bilangan negatif.
Contoh : 6 : (- 3) = (- 2) / (- 12) : 4 = (- 3)
Bilangan negatif dibagi bilangan negatif menghasilkan bilangan positif.
Contoh : (- 16) : (- 4) = 4
Setiap bilangan yang dibagi 0 menghasilkan nilai tidak terdefinisi.
5. Tanda Kurung
Operasi matematika yang menggunakan tanda kurung dikerjakan terlebih dahulu atau
diprioritaskan. Berikut jenis tanda kurung yang sering digunakan dalam ilmu
matematika :
Tanda kurung ( ) yang disebut bracket untuk operasi bilangan secara umum.
Tanda kurung siku [ ] yang disebut square bracket, yang biasa digunakan
dalam operasi vektor, matriks, dan interval.
Tanda kurung kurawal { } yang disebut curly bracket, yang biasa digunakan
dalam notasi himpunan.
6. Perpangkatan
Perpangkatan adalah operasi hitung perkalian berulang dengan bilangan yang
dipangkatkan sebanyak pangkatnya.
Adapun sifat-sifat umum operasi perpangkatan :
m n m +n
a × a =a
m n m−n
a : a =a
m n m× n
(a ) =a
7. Operasi Akar
Operasi akar adalah kebalikan dari operasi perpangkatan atau dalam ilmu matematika
disebut invers dari perpangkatan.
Contoh :
Akar Pangkat 2
√ 144=12
Karena 122=12 ×12=144
Akar Pangkat 3
√3 100010
Karena 103=10 × 10× 10=1000
Basis Bilangan
Basis bilangan itu adalah bilangan yang menjadi dasar terbentuknya bilangan lain
dalam suatu system bilangan. Basis bilangan ini dikelompokan ke dalam dua
kelompok, yaitu basis sepuluh dan basis non sepuluh. Basis sepuluh sering disebut
juga dengan bilangan desimal yang terdiri dari 0,1,2,3,4,5,6,7,8 dan 9. Jika ada nilai
yang lebihb besar dari itu maka lambang bilangannya terdiri dari gabungan/kombinasi
lambang bilangan dasarnya. Sedangkan basis non sepuluh adalah basis bilangan yang
kurang atau lebih dari sepuluh.
a. Basis Sepuluh
Bentuk nilai dapat berupa integer desimal atau pecahan. Integer desimal adalah nilai
desimal bulat, misalnya 8598 dapat di artikan :
Susun bilangan dari pohon faktor untuk mendapatkan faktornya. Kita memperoleh
2 3
147=3 ×7 , 189=3 ×7 ,dan 231 = 3 × 7 × 11. Ambil faktor-faktor yang memiliki
pangkat terbesar, dalam hal ini 33 ,72 dan 11 . Kalikan faktor-faktor tersebut:
3 ×7 × 11 = 14553.
3 2
Maka, kelipatan persekutuan terkecil dari ketiga bilangan di atas adalah 14553 .
Dengan kata lain, tidak ada bilangan yang lebih kecil dari 14553 yang dapat dibagi
habis oleh bilangan 147, 189 dan 231.
Metode cara mencari bilangan kelipatan persekutuan terkecil (KPK)
Terdapat tiga metode untuk menentukan kelipatan persekutuan terkecil (KPK), yaitu
metode daftar, metode faktorisasi prima, dan juga metode pembagian.
Faktorisasi prima 15 = 3 x 5
Faktorisasi prima 36 = 2 x 2 x 3 x 3 = 2² x 3²
Faktorisasi prima 85=5 ×17
Kita harus mengalikan faktor-faktor prima untuk mendapatkan KPK-nya. Namun, jika
ada faktor yang sama maka kita harus memiliki faktor dengan pangkat terbesar.
15 dan 36 memiliki faktor prima yang sama, yaitu 2 dan 3. Sehingga, kita harus
memilih 2 dan 3 dengan pangkat tertinggi yaitu 2² dan 3².
Maka KPK dari 15, 36, dan 85 adalah 2² x 3² x 5 x 17 = 4 x 9 x 5 x 17 = 3.060.
3. Cara mencari KPK dengan metode pembagian
Dilansir dari Cuemath, metode pembagian adalah membagi bilangan dengan bilangan
prima yang sama.
Misalnya KPK dari 16 dan 24 dicari dengan metode pembagian sebagai berikut:
Keterbagian
Istilah kelipatan dan faktor bilangan, berikut beserta faktor persekutuan terbesar
(FPB) dan kelipatan persekutuan terkecil (KPK), kemungkinan besar sudah pernah
dipelajari saat sekolah dasar. Semua istilah tersebut sebenarnya merujuk pada salah
satu konsep besar dari teori bilangan yang dikenal sebagai keterbagian (divisibility).
Sebelum itu, perlu diketahui bahwa notasi Z menyatakan himpunan bilangan bulat.