Anda di halaman 1dari 5

Nama : Fresa G.

B Mosey

NIM : 17 504 188

Matematika Keuangan

 Diskonto
Diskonto adalah kebijakan yang dikeluarkan oleh Bank Sentral. Berdasarkan
keterangan di Kamus Besar Bahasa Indonesia, diskonto adalah potongan atau bunga yang
harus dibayar oleh orang yang menjual wesel atau surat dagang yang diuangkan sebelum
waktunya. Pengertian diskonto juga tertuang dalam buku "Ekonomi dan Akuntansi:
Membina Kompetensi Ekonomi". Pada buku tersebut disebutkan bahwa diskonto atau
politik diskonto adalah salah satu kebijakan yang dilakukan bank sentral untuk
menambah atau mengurasi jumlah uang yang beredar dengan cara menaikan atau
menurunkan suku bunga bank.
 Tujuan Politik/Kebijakan Diskonto
Berdasarkan keterangan di finansialku.com, tujuan diskonto yaitu untuk melancarkan
likuiditas. Sementara itu, Bank Indonesia menerangkan bahwa kebijakan diskonto
adalah kebijakan yang dilakukan Bank Indonesia dengan mempengaruhi jumlah uang
yang beredar lewat pengaturan suku bunga pemberian kredit bank sentral kepada bank
umum atau pengertian lainnya diskonto adalah kebijakan bank sentral guna menambah
atau mengurangi jumlah uang beredar di masyarakat untuk tujuan tertentu, seperti
mencegah inflasi, meningkatkan gairah investasi, dan sebagainya. Dengan demikian,
pemerataan dalam sektor ekonomi lebih mudah tercapai.
Saat bank sentral hendak mengurangi jumlah uang, maka dampak yang terjadi yaitu
terjadi kenaikan suku bunga. Saat suku bunga naik, harapannya masyarakat akan
menyimpan uang yang dimiliki di bank. Dengan demikian, uang yang beredar di
masyarakat akan berkurang. Kebijakan meningkatkan suku bunga yang dilakukan oleh
bank sentral bisa digunakan untuk menekan inflasi. Sementara itu, jika bank sentral
hendak menambah uang yang beredar, maka bank sentral akan menurunkan suku bunga.
Saat suku bunga turun, maka secara alamiah masyarakat akan mengurangi uang yang
disimpan di bank. Maka dari itu, jumlah uang cash yang dimiliki masyarakat akan
bertambah. Penurunan suku bunga ini dilakukan saat ekonomi sedang resesi atau deflasi.
Politik/kebijakan diskonto adalah kebijakan krusial yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi suatu negara. Oleh karena itu, biasanya Bank Indonesia
melakukan perhitungan matang dan mendalam dulu sebelum memutuskan politik
diskonto.
 Manfaat Kebijakan/Politik Diskonto
Kebijakan diskonto adalah salah satu jenis kebijakan moneter yang punya berbagai
manfaat. Selengkapnya tentang manfaat politik diskonto adalah sebagai berikut.

1. Meningkatnya Cadangan Uang untuk Krisis Moneter

Krisis moneter adalah masalah multi-level yang dialami negara ketika tidak
mampu memenuhi kebutuhan masyarakat atau membayar hutangnya (terutama hutang
luar negeri). Saat suatu negara mengalami krisis moneter, mengeluarkan politik diskonto
adalah salah satu solusi terampuhnya. Bank sentral dapat mengeluarkan kebijakan
tersebut dengan menaikkan suku bunga, agar masyarakat yang menyimpan uang mau
menabung/meminjamkannya ke negara.
2. Harga Barang Terkendali di Pasar

Manfaat selanjutnya kebijakan diskonto adalah terkendalinya harga barang di


pasar, tidak terlalu tinggi atau terlalu rendah. Saat harga suatu barang terlalu tinggi,
contoh politik diskontonya adalah dengan menaikkan suku bunga acuan. Akibatnya, uang
masyarakat lebih banyak tersimpan di bank dan permintaan terhadap barang yang
harganya naik pun akan turun. Akhirnya, harga barang tersebut pun ikut turun mengikuti
turunnya permintaan masyarakat.
3. Kurs Uang Menguat

Selain untuk menjaga stabilitas ekonomi, politik diskonto juga sering diambil
pemerintah guna menguatkan kurs Rupiah terhadap USD. Dalam konsep pertukaran
valas, apabila permintaan suatu kurs naik, maka nilai kurs tersebut pun akan meningkat,
begitu juga sebaliknya. Contoh politik diskonto berkaitan kurs misalnya kemudahan
berinvestasi bagi pemodal asing.
4. Inflasi Lebih Terkendali

Selama ini, banyak orang mengira inflasi adalah sesuatu yang buruk, padahal
faktanya tidak selalu begitu. Salah satu tujuan utama politik diskonto adalah guna
mengendalikan inflasi, agar bisa terjadi tepat waktu sesuai kebutuhan ekonomi pada saat
itu. Jika tidak ada inflasi, justru itu berarti jumlah konsumsi masyarakat sebuah negara
mengalami stagnasi, dan menandakan ekonomi negara tersebut tidak mengalami
perkembangan.
 Penerapan Kebijakan/Politik Diskonto Di Indonesia

1. Perilisan Surat Berharga Negara (SBN)


Contoh kebijakan diskonto pertama adalah perilisan Surat Berharga Negara
(SBN), bisa berupa surat utang, obligasi negara, atau Saving Bond Ritel (SBR) seperti
yang baru ini dilakukan pemerintah.
Tujuan perilisan SBN adalah guna menampung sebanyak-banyaknya dana dari
masyarakat, dengan periode pengembalian tertentu plus bunganya. Nantinya, dana
dari penjualan SBN akan dimanfaatkan pemerintah guna membiayai sektor-sektor
penting negara, seperti memenuhi APBN, pembangunan infrastruktur, atau
pendanaan penanganan pandemi.
2. Peningkatan BI Repo Rate
Contoh kebijakan diskonto berikutnya adalah peningkatan BI 7 Day Reverse
Repo Rate (BI7DRR), atau disebut juga dengan BI Repo Rate/BI Rate. BI7DRR
adalah suku bunga acuan yang ditetapkan pada tanggal 19 Agustus 2016 oleh Bank
Indonesia selaku bank sentral dan wajib dipatuhi seluruh bank umum beroperasi di
Indonesia. Saat BI Rate naik, maka tingkat bunga bank juga akan naik. Dengan
harapan mendapat bunga tinggi, masyarakat pun akhirnya beramai-ramai menaruh
dana di bank. Akhirnya, tingkat inflasi pun turun.
3. Penurunan BI Repo Rate
Contoh terakhir kebijakan diskonto adalah kebalikan dari peningkatan BI Rate,
yaitu penurunannya. Ada berbagai tujuan dibalik penurunan BI rate, seperti misalnya
meningkatkan perputaran uang di masyarakat, mendistribusikan uang ke sektor-sektor
lebih produktif, dan sebagainya.
Saat BI menurunkan acuan bunga, umumnya masyarakat akan menarik dana dari
bank dan menggunakannya untuk bertransaksi di pasar. Selain itu, saat suku bunga
turun biasanya harga barang akan meningkat (inflasi), kurs Rupiah turun, dan
masyarakat jadi makin konsumtif. Akan tetapi, sekali lagi ini tidak selalu berarti
buruk, karena dengan banyaknya uang beredar, uang akan mengalir ke lebih banyak
masyarakat, terutama masyarakat yang mengalami kekurangan finansial.

 Diskonto Dalam Matematika Keuangan


Diskonto adalah bunga yang dibayarkan oleh peminjam pada saat menerima
pinjaman. Jadi bedanya dengan bunga yang lain, bunga diskonto ini langsung dibayarkan
di awal, sehingga uang pinjaman yang kita dapatkan sudah terpotong dengan bunga
diskonto tersebut. Perhitungan diskonto dapat menggunakan sistem bunga tunggal
sehingga dapat menghitung besarnya diskonto sama dengan perhitungan besarnya bunga.
Misalnya, saat seseorang meminjam Rp100.000 dengan diskonto 2% tiap bulan maka
diskontonya = 2% x Rp 100.000 tiap bulan = Rp 2.000. Jika pinjaman akan
dikembalikan 1 bulan yang akan datang, di awal pinjaman orang tersebut hanya
menerima = Rp 100.000 – Rp 2.000 = Rp 98.000 dan 1 bulan yang akan datang ia harus
membayar Rp100.000.
Diskonto memiliki hubungan antara jumlah uang yang dipinjamkan debitur (Mo),
besar diskonto (D), dan jumlah uang yang diterima debitur. Namun, terdapat beberapa
ketentuan khusus dalam menghitung diskonto sendiri.
Jika pinjaman M dengan diskonto i%/bulan dan akan dikembalikan setelah t bulan
dapat dihitung dengan rumus berikut.
D=M ×i ×t
Keterangan :
 D : Bunga Diskonto
 M : Besar Pinjaman
 i : Besar presentase bunga pinjaman
 t : Lamanya meminjam
Rumus ini dapat digunakan untuk diskonto i% setiap tahun yang akan dikembalikan
setelah t tahun. Hal ini dapat digunakan juga untuk menghitung besarnya modal yang
diterima di awal pinjaman.
Mt=M – M x i x t

Jika diskonto i% setiap bulan dan dikembalikan dalam t tahun dapat dihitung dengan
nilai diskonto untuk besarnya pinjaman M dengan suku bunga i%/tahun seperti berikut.

M × i× t
D= → 1 tahun=12 bulan (Dibayar t bulan yang akan datang)
12

M × i× t
D= → 1 tahun=360hari (Dibayar t bulan yang akan datang)
360

Jika yang diketahui adalah besarnya modal yang diterima peminjam (Mt) dan i%
diskonto dapat dihitung dengan rumus berikut.
D=i % di bawah100 x Modal yang diterima

 Contoh Soal

1. Enjel meminjam uang sebesar Rp 200.000 dengan sistem diskonto 3%/bulan dan
akan dikembalikan setelah 5 bulan. Tentukan Nilai diskonto dan Modal yang
diterima peminjam!
Jawab :
Dik : M = Rp. 200.000
i = 3 % /bulan = 0,03
t = 5 bulan
Dit : Nilai diskonto dan Modal yang diterima peminjam!
P.y :
D=M ×i ×t
D = 200.000 × 0,03 × 5 Modal yang diterima
= 30.000 M – D = 200.000 – 30.000
= 170.000
2. Tasya meminjam uang sebesar Rp 5.000.000,00 dengan sistem diskonto
18%/tahun dan akan dikembalikan setelah 9 bulan. Tentukan Nilai diskonto dan
Modal yang diterima peminjam!
Jawab :
Dik : M = Rp. 5.000.000
i = 18 % /tahun = 0,18
t = 9 bulan
Dit : Nilai diskonto dan Modal yang diterima peminjam!
P.y :
M × i× t
D=
12

5.000 .000 ×18 ×9


D=
12
¿ 675.000
Modal yang diterima
M – D = 5.000.000 – 675.000
= 4.325.000

3. Jeklin meminjam uang sebesar Rp 25.000.000,00 dengan sistem diskonto


30%/tahun dan akan dikembalikan setelah 45 hari. Tentukan modal yang diterima
peminjam jika dianggap 1 tahun sama dengan 360 hari!
Jawab :
Dik : M = Rp. 25.000.000
i = 30 % /bulan
t = 45 hari
Dit : Modal yang diterima peminjam!

P.y :
M × i× t
D=
360

25 .000 .000× 30 ×45


D=
360
¿ 937.500

Modal yang diterima


M – D = 25.000.000 – 937.500
= 24. 062.500

Anda mungkin juga menyukai