RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN
( RPP )
KELAS: 3
TAHUN PELAJARAN
2016 / 2017
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
Nama Sekolah : SDN KEMBANGAN SELATAN 01
Mata Pelajaran : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI
Kelas/Semester : 3/I
Alokasi Waktu : 8 Jtm ( 2 x Pertemuan)
C. Materi Pembelajaran
Nabi Muhammad saw. diutus oleh Allah Swt. untuk menyempurnakan akhlak
manusia
A. Sikap Percaya Diri Nabi Muhammad saw.d saw. berpesan kepada kita agar hari
ini harus lebih baik dari pada hari kemarin. Hari esok harus lebih baik dari pada
hari ini. Dengan iman yang kuat. Nabi Muhammad saw. Selalu percaya diri dalam
melakukan dakwahnya.
Nabi Muhammad saw. selalu melakukan perbuatan dengan percaya diri. Pantaslah
hasilnya sukses dan berhasil. Kita perlu meneladani Nabi Muhammad saw. dalam
melakukan pekerjaan. Salah satu kunci kesuksesan dalam melakukan suatu
pekerjaan atau perbuatan, adalah mengerjakannya dengan percaya diri.
Seseorang yang ingin menyeberangi sungai menggunakan seutas tali, akan berhasil
melakukannya jika ia tahu dirinya mampu melakukannya. Bentuk keyakinan akan
kemampuan diri misalnya tenaganya kuat, tidak takut melihat ketinggian, dll. Akan
tetapi jika seseorang ragu akan kemampuannya, juga mudah takut melihat arus
sungai dari ketinggian, ia akan melakukan pekerjaan itu dengan ragu-ragu. Bahkan
karena tidak mengenali dirinya yang sebenarnya atau ia penakut, maka ia bisa
tercebur ke sungai.
a. Bertawakal kepada Allah Swt. Jika seseorang akan mengerjakan sesuatu maka
hendaknya bertawakal kepada Allah Swt. sebelum melakukannya. Insya Allah, Allah
Swt. akan menolong. Allah Swt. ber!rman: (QS. Ali-Imran/3:159)
Artinya: “... Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka
bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.”
Jika engkau telah berniat, maka bertawakallah kepada Allah Swt.! Bertawakal
artinya menyerahkan keberhasilan pekerjaan yang sedang kita lakukan hanya
kepada Allah Swt. Dengan bertawakal, Allah Swt. Akan menolong kita. Akan lebih
sempurna bilamana setiap kali kita hendak mengerjakan sesuatu sebaiknya
membaca basmallah terlebih dahulu lalu bertawakal kepada Allah Swt.
b. Jangan ragu-ragu
Kita dianjurkan untuk selalu mengerjakan segala sesuatu dengan sungguh-sungguh
tanpa ragu. Salah satu cara agar kita tidak ragu adalah mengenali diri sebelum
mengerjakan, apakah kita benar-benar mampu mengerjakannya ataukah tidak.
Peserta didik perlu dibelajarkan untuk selalu bertanya pada diri sendiri seperti itu.
Apakah ia mampu? Lalu apakah waktunya cukup? Apakah bila ada halangan bisa
mengatasi?
Jika peserta didik menjawab (setelah memahami diri sendiri) mampu, karena punya
keahlian, waktunya cukup, serta bisa mengatasi halangan, maka peserta didik
tersebut akan memiliki kepercayaan diri. Berbeda halnya jika ia tidak tahu atau ia
tidak yakin akan kemampuan dirinya ,akan tetapi tetap melakukannya, maka
kemungkinan ia akan melakukannya dengan penuh keraguan dan takut pada diri
sendiri. Jika seseorang mengerjakan sesuatu dengan diliputi keraguan dan rasa
takut, besar kemungkinan akan gagal dalam pekerjaan itu.
Hadis ini harus diletakkan pada makna yang sebenarnya. Jika dalam hati kita
terbetik ingin melakukan sesuatu yang salah dan keliru maka kita perlu malu dan
memilih tidak mengerjakannya. Akan tetapi kalau untuk mengerjakan kebaikan kita
justru tidak boleh malu. Misalnya mau membantu orang yang sedang susah tidak
boleh malu. Mau melewati jalan yang sudah benar juga tidak boleh malu. Tetapi
misalnya seseorang diajak melakukan perbuatan yang merugikan banyak orang
(korupsi, berbohong, dll) maka kita harus malu. Malu melakukan maksiat/perbuatan
tidak terpuji, adalah awal bagi kebiasaan seseorang yang berakhlak mulia.
Jadi, jika tiba waktu salat, maka seseorang tidak boleh malu melaksanakannya. Jika
seseorang disuruh berpidato naik ke panggung (misalnya mewakili teman-temannya)
dan ia mampu melakukannya, maka ia tidak boleh menolaknya. Ia harus percaya
diri, tidak boleh ragu-ragu dan tidak boleh malu dalam semua kebaikan.
Nabi Muhammad saw. pernah ikut Abu Talib berdagang ke negeri Syam. Rasulullah
saw. adalah contoh manusia yang sangat mandiri. Sejak kecil, Nabi sudah yatim
piatu. Ayahnya, bernama Abdullah, sudah meninggal sejak ia belum lahir.
Sedangkan ibunya, Aminah, meninggal ketika usianya baru 6 tahun. Meskipun
yatim piatu, Nabi tidak pernah menyusahkan orang di sekitarnya. Nabi kemudian
diasuh oleh Ummu Aiman. Ummu sangat mencintai Nabi oleh karena sifat-sifat Nabi
yang mandiri. Nabi tidak pernah bermanja-manja kepada siapapun juga. Ketika
usianya beranjak remaja, Nabi pergi ke pasar berdagang mencari rezeki sendiri
mengikuti pamannya, Abu Talib. Nabi menabung setiap uang yang dihasilkannya
dari berdagang untuk bekal hidup mandiri. Karena kemandiriannya Rasulullah
dikenal sebagai pekerja keras, jujur, disiplin dan sabar.
Tahukah kamu, seperti apakah sifat mandiri itu? Bila kita suka menyusahkan orang
di sekitar kita, bermanja-manja kepada orangtua, tidak mau membantu orangtua,
tidak ikut merapikan tempat tidur setiap pagi hari, suka menyuruh pembantu,
sering meminta bantuan orang lain padahal kita mampu melakukannya, maka itulah
tanda-tanda kita tidak mandiri.
Mandiri adalah kebalikan dari sifat manja. Anak yang mandiri akan disukai banyak
orang. Anak yang manja akan menyusahkan banyak orang. Anak mandiri biasanya
suka membantu orangtua dan bisa mengurus diri sendiri. Sebaliknya, anak manja
selalu minta tolong dan bergantung kepada orang lain. Anak mandiri tidak mudah
menyerah jika menghadapi masalah. Sedangkan anak manja akan cepat menyerah
dan putus asa ketika menghadapi masalah.
Jadilah anak mandiri. Baik kita anak orang miskin ataupun anak orang kaya.
Mengapa? Karena anak yang mandiri akan lebih sabar menghadapi segala situasi,
disukai teman-teman, orangtua dan semua orang yang kita kenal. Jadi janganlah
mau menjadi anak manja!.
Menanya
Melalui motivasi dari guru mengajukan pertanyaan tentang apa saja sikap
teladan Nabi Muhammad saw
Mengajukan pertanyaan tentang contoh-contoh sikap percaya diri dan
kemandirian Nabi Muhammad saw.
Eksperimen/explore/mengumpulkan informasi
Secara kelompok kecil mendiskusikan kisah keteladanan Nabi
Muhammad saw (mengidentifikasi).
Mengkomunikasikan
Menyampaikan hasil diskusi tentang kisah keteladanan Nabi Muhammad
saw
Menyampaikan hasil pengamatan tentang perilaku warga sekolah sehari-
hari terkait dengan sikap teladan Nabi Muhammad saw
Membuat kesimpulan dengan bimbingan guru
2. Pertemuan Kedua
a. Kegiatan Awal ( 20 Menit)
Pendahuluan
Membuka pembelajaran dengan salam dan berdo’a bersama dipimpin oleh
salah seorang peserta didik dengan penuh khidmat;
Memulai pembelajaran dengan membaca al-Qur’an surah pendek pilihan
dengan lancar dan benar (nama surat sesuai dengan program pembiasaan
yang ditentukan sebelumnya);
Memperlihatkan kesiapan diri dengan mengisi lembar kehadiran dan
memeriksa kerapihan pakaian, posisi dan tempat duduk disesuaikan
dengan kegiatan pembelajaran;
Mengajukan pertanyaan secara komunikatif berkaitan dengan materi
sebelumnya tentang: kisah keteladanan Nabi Muhammad saw
Menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan yang akan dicapai
Menyampaikan tahapan kegiatan yang meliputi kegiatan mengamati,
menanya, mengumpulkan informasi, mengolah informasi dan
mengkomunikasikan
Mempersiapkan media/alat peraga/alat bantu bisa berupa tulisan di
papan tulis/white board, potongan kartu/kertas karton (tulisan yang
besar dan mudah dilihat/dibaca atau gambar), jika memungkinkan
melalui tayangan slide (media LCD projector).
b. Kegiatan Inti ( 100 Menit)
Mengamati
Menyimak hadits yang terkait dengan perilaku mandiri, percaya diri, dan
tanggung jawab
Mengamati ciri-ciri perilaku mandiri, percaya diri, dan tanggung jawab
Menanya
Melalui motivasi dari guru mengajukan pertanyaan tentang isi hadits
mengenai perilaku mandiri, percaya diri, dan tanggung jawab
Mengajukan pertanyaan tentang ciri-ciri perilaku mandiri, percaya diri, dan
tanggung jawab
Eksperimen/explore/mengumpulkan informasi
Secara kelompok kecil mendiskusikan isi hadits yang terkait dengan
perilaku mandiri, percaya diri, dan tanggung jawab.
Mengkomunikasikan
Menyampaikan hasil diskusi tentang perilaku mandiri, percaya diri, dan
tanggung jawab
Tugas :
3. Sumber Belajar
Buku PAI dan Budi Pekerti Kls III SD
Buku pelajaran kisa-kisah 25 Nabi dan Rasul
Lampiran-lampiran
C. Materi Pembelajaran
A. Membaca Kalimat dalam Surat an Nashr
Amati cara gurumu melafalkan surat an-Nashr. Perhatikan gerak mulut, panjang dan
pendek bacaannya. Sebelum membaca surat an-Nashr, cermati terlebih dahulu
tulisannya.
رصنال ةروـــــــــــــــــــــس
َ
َ ْت ي
َأر َو حْ َتف ْل َاو ْرصن
َ ل ِّل َ ا َء آ َج اَذِإ
……………………… …………………… ………………….. ………………….
َ ًا
باو َت َن ا َك َهنِإ ف ْغ َتسْ َاو
ِ ْهر ِبر ِد ْم َح ِب
َ َك َ ْح
ِبس َف
……………………… …………………… …………………… ………………….
Setiap menjalankan salat, Nabi Muhammad saw. dan para pengikutnya selalu berdoa
kepada Allah Swt. semoga Allah Swt. selalu menolong mereka dalam berdakwah.
Terbuktilah dalam beberapa peristiwa. Ketika Rasulullah saw. sudah terdesak
diperangi, walaupun jumlah mereka sedikit, kemenangan tetap berpihak kepada
orang mukmin. Contohnya peristiwa perang Badar. Jumlah tentara Rasulullah saw.
Hanya 1000 orang, sedangkan tentara kafr Quraisy 3000 orang. Pada saat perang
berkecamuk, Allah Swt. menurunkan bala tentara berupa malaikat yang tidak
diketahui orang kafr, sehingga pengikut Rasulullah saw. Memperoleh kemenangan
gemilang.
Ada dua hal yang dicatat oleh surat an-Nashr ini saat setelah pertolongan Allah Swt.
turun dan orang mukmin memperoleh kemenangan.
Pertama, orang-orang kafr berbondong-bondong masuk Islam karena Allah Swt.
memberikan hidayah kepada mereka. Masuk Islamnya orangorang musyrik Makkah
juga didorong oleh sikap Nabi Muhammad saw. Dan kaum muslimin yang bersikap
toleran dan cinta damai.
Kedua, orang-orang mukmin membaca tasbih karena kebesaran Allah Swt. itu dan
meminta ampunan kepada Allah Swt. (sebagai perasaan rendah hati). Membaca
tasbih adalah perintah Allah Swt. kepada orang mukmin. Mengapa? Karena biasanya
kemenangan selalu disangka itu hasil kerja mereka dan biasanya mereka lalu
bersikap sombong. Padahal, kemenangan itu datangnya dari pertolongan Allah Swt..
Bukanlah semata-mata itu jasa para pejuang. Setelah meraih kemenangan orang
mukmin seharusnya membaca tasbih “subhanallah” dan istigfar “astagfrullah” agar
terhindar dari perasaan takabbur (sombong).
Menanya
Melalui motivasi dari guru mengajukan pertanyaan tentang kalimat-
kalimat dalam Q.S. An-Nashr dan Al-Kautsar
Mengajukan pertanyaan terkait bacaan, dan tulisan Q.S. An-Nashr
Eksperimen/explore/mengumpulkan informasi
Secara berkelompok mendiskusikan tentang bacaan dan cara menulis
kalimat-kalimat dalam Q.S. An-Nashr dan Al-Kautsar
Mengkomunikasikan
Menyampaikan hasil belajar tentang membaca, dan menulis Q.S. An-Nashr
Membuat kesimpulan dengan bimbingan guru
Menanya
Melalui motivasi dari guru mengajukan pertanyaan tentang kalimat-
kalimat dan pesan-pesan dalam Q.S. An-Nashr
Mengajukan pertanyaan terkait hafalan dan pesan-pesan Q.S. An-
Nashr
Eksperimen/explore/mengumpulkan informasi
Secara berkelompok mendiskusikan tentang pesan-pesan Q.S. An-
Nashr
Mengkomunikasikan
Menyampaikan hasil belajar tentang hafalan Q.S. An-Nashr
Membuat kesimpulan dengan bimbingan guru
2. Alat/Bahan
kalimat-kalimat al-Quran surah An-Nashr dan Al-Kautsar yang berbentuk
kartu
3. Sumber Belajar
Buku PAI dan Budi Pekerti Kls III SD
Buku pelajaran al-Quran
Tuhanku adalah Allah Yang Maha Esa. Allah hanya satu dan tidak ada Tuhan selain
Allah. Allah juga Maha Pemberi. Allah memberikan karunia kepada semua makhluk
yang Dia kehendaki.
Allah Maha Esa artinya Allah Swt. adalah satu dan tidak ada Tuhan selain Allah Swt.
Hanya Allah Swt. yang wajib kita sembah. Allah Swt. tidak beranak dan tidak pula
diperanakkan.
Tidak ada sesuatu pun yang bisa menyamai-Nya. Allah Swt. berbeda dengan
makhluk.
Segala ibadah yang kita lakukan hanya untuk Allah Swt. Oleh karena itu, kita:
1. Harus beribadah hanya kepada Allah Swt.
2. Tidak boleh menghambakan diri kepada selain Allah Swt.
3. Tidak boleh menyekutukan Allah Swt. dengan sesuatu apa pun.
4. Tidak boleh meyakini pada ramalanramalan nasib.
5. Selalu memperbanyak zikir kepada Allah Swt.
Allah Swt. hanya satu, Maha Esa. Allah Maha Esa artinya Allah hanya satu. Allah
Swt. tidak membutuhkan yang lain. Allah Swt. tidak punya sekutu (sesuatu yang
menyamainya, sama dengannya atau menyerupainya). Allah Swt. hanya satu, juga
berarti Allah Swt. bukan banyak yang menjadi satu.
Dahulu banyak orang mengira tuhan ada banyak. Tuhan dianggap memiliki sekutu,
yang disebut dewa. Ada dewa matahari, dewa api, dewa air, dll. Ada juga yang
mengira sekutu Allah adalah anaknya sendiri. Semua ini sangkaan yang keliru, yang
benar Allah Maha Esa artinya Allah hanya satu. Bagaimana mungkin Allah Swt.
punya sekutu? Bayangkan kalau di dunia ini ada dua tuhan, pasti keadaannya
kacau karena dua tuhan bisa memiliki dua keinginan. Misalnya yang satu mau
menghidupkan, sementara yang satu mau menghancurkan. Jadi kacaulah dunia ini
kalau sampai tuhan ada dua, apalagi lebih. Demikian pula kalau Allah Swt. dianggap
punya anak, lalu siapa ayahnya, kakeknya? Jadi semua anggapan ini adalah keliru.
(Agar lebih menghayati, guru menyampaikan bacaan atau arti Q.S al-Ikhlas).
Menanya
Melalui motivasi dari guru mengajukan pertanyaan tentang Allah SWT
sebagai Pencipta manusia dan alam semesta.
Mengajukan pertanyaan tentang awal penciptaan manusia (diri) dan alam
sekitar
Eksperimen/explore/mengumpulkan informasi
Secara kelompok kecil mendiskusikan Allah SWT adalah Esa, Pencipta
manusia dan alam semesta
Asosiasi /mengolah informasi
Membuat catata hasil diskusi kelompok tentang pengamatan terhadap diri
dan alam semesta di sekitar rumah dan sekolah
Menguhubungkan tentang isi hasil diskusi dengan sikap manusia terhadap
Allah SWT, diri dan alam sekitar dalam perilaku sehari-hari
Mengkomunikasikan
2. Pertemuan Kedua
a. Kegiatan Awal ( 20 Menit)
Pendahuluan
Membuka pembelajaran dengan salam dan berdo’a bersama dipimpin oleh
salah seorang peserta didik dengan penuh khidmat;
Memulai pembelajaran dengan membaca al-Qur’an surah pendek pilihan
dengan lancar dan benar (nama surat sesuai dengan program pembiasaan
yang ditentukan sebelumnya);
Memperlihatkan kesiapan diri dengan mengisi lembar kehadiran dan
memeriksa kerapihan pakaian, posisi dan tempat duduk disesuaikan
dengan kegiatan pembelajaran;
Mengajukan pertanyaan secara komunikatif berkaitan dengan materi
sebelumnya tentang: pengamatan ciptaan Allah Swt. terhadap diri dan
alam semesta di sekitar rumah dan sekolah
Menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan yang akan dicapai
Menyampaikan tahapan kegiatan yang meliputi kegiatan mengamati,
menanya, mengumpulkan informasi, mengolah informasi dan
mengkomunikasikan
Mempersiapkan media/alat peraga/alat bantu bisa berupa tulisan di
papan tulis/white board, potongan kartu/kertas karton (tulisan yang
besar dan mudah dilihat/dibaca atau gambar), jika memungkinkan
melalui tayangan slide (media LCD projector).
b. Kegiatan Inti ( 100 Menit)
Mengamati
Menyimak makna Asmaul Husna: Al-Wahhab
Mengamati lafal dan arti Asmaul Husna: Al-Wahhab
Menanya
Melalui motivasi dari guru mengajukan pertanyaan tentang lafal dan arti
Asmaul Husna: Al-Wahhab
Mengajukan pertanyaan tentang makna Asmaul Husna: Al-Wahhab,
Eksperimen/explore/mengumpulkan informasi
Secara kelompok kecil mendiskusikan lafal dan makna Asmaul Husna:
Al-Wahhab
Mengkomunikasikan
Menyampaikan hasil diskusi tentang makna Asmaul Husna: Al-Wahhab,
Menyampaikan hasil belajar tentang lafal dan makna Asmaul Husna: Al-
Wahhab
Membuat kesimpulan dengan bimbingan guru
f. Bentuk Pengayaan Dalam kegiatan pembelajaran, bagi peserta didik yang sudah
Belajar Kelompok menguasai materi, diminta mengerjakan materi pengayaan
Belajar Mandiri yang sudah disiapkan berupa gambar yang menceritakan
kemahaesaan Allah Swt..
2. Alat/Bahan
3. Sumber Belajar
Buku PAI dan Budi Pekerti Kls III SD
Buku pelajaran al-Quran
Lampiran-lampiran
C. Materi Pembelajaran
Berperilaku terpuji akan mendatangkan kebaikan dari Allah Swt. Berperilaku terpuji
akan mendatangkan kebaikan bagi sesama. Setiap muslim yang taat dan berperilaku
terpuji, hidupnya akan bahagia di dunia dan di akhirat.
A. Tanggung jawab
Islam menganjurkan kepada umatnya untuk selalu bertanggung jawab. Perbuatan
kita akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah Swt. Tanggung jawab kepada
Allah Swt. antara lain melaksanakan ibadah dengan sebaik-baiknya dengan cara
melaksanakan salat lima waktu, mengaji dan berbuat baik kepada sesama manusia
dan alam sekitar.
Tanggung jawab terhadap diri sendiri antara lain menjaga kesehatan dan giat
belajar. Tanggung jawab terhadap orangtua antara lain berbakti, taat, patuh dan
bersikap santun.
Tanggung jawab terhadap lingkungan antara lain
menjaga kebersihan lingkungan rumah, sekolah dan alam sekitar. Tanggung jawab
artinya bersungguh-sungguh dalam melaksanakan tugas dan bersedia menerima
akibat dari perbuatannya.
Sikapku:
Aku selalu bersungguh-sungguh melakukan setiap pekerjaan.
Setiap orang harus memiliki sikap mental bertanggung jawab. Paling tidak
bertanggung jawab atas seluruh perbuatannya sendiri. Jika seseorang berbuat
sesuatu, maka ia dapat menjelaskan alasan mengapa ia mengerjakan perbuatan itu
dan bersedia menanggung akibat perbuatannya itu. Misalnya seseorang melempar
bungkus makanan ke tong sampah tetapi meleset dan jatuh ke lantai yang bersih
mengkilat. Ia tidak boleh bersikap mendiamkannya atau pura-pura tidak tahu.
Bagaimana jika bungkus makanan itu mengganggu pemandangan dan kebersihan
umum? Orang akan mencari pelaku dan memintai pertanggungjawabannya.
Misalnya orang bertanya: “Mengapa kamu membuang sampah sembarangan?”
Pelaku menjawab: “Tadi sudah di tong sampah tapi mungkin terkena angina atau
tadi bak sampah kepenuhan”. (padahal tong sampah masih kosong dan tidak
ditemukan banyak angin). Orang bertanya: “Lalu kenapa tidak segera kau ambil dan
taruh secara benar?” Pelaku menjawab: “Saya tidak melihatnya”, (padahal ia tahu
B. Tawaduk
Tawaduk berarti rendah hati. Allah Swt. memerintahkan hamba-Nya untuk
merendahkan hati. Rendah hati kepada sesama dengan cara mengucapkan kata-kata
yang baik dan lemah lembut. Orang tawaduk selalu bersikap tenang, sederhana dan
sungguh-sungguh menjauhi perbuatan sombong. Perbuatan baik orang tawaduk
tidak ingin diketahui orang lain. Orang yang tawaduk tidak sombong dengan
kelebihannya. Dapatkah kamu memberi satu contoh perilaku tawaduk?
Sikapku:
Aku juga harus menghargai dan menghormati orang lain.
Tawaduk artinya rendah hati. Ada dua jenis rendah hati: (1) rendah hati di hadapan
Allah Swt. dan (2) rendah hati di hadapan manusia. Contoh jenis tawaduk yang
pertama misalnya pengakuan manusia terhadap keterbatasan dan kelemahannya
sehingga dengan itu ia merasa wajib selalu berdoa kepada Allah Swt.. Dalam
pelajaran ini hanya akan dijelaskan tawaduk jenis kedua, yakni kepada sesama
manusia. Allah Swt. memerintahkan setiap muslim berendah hati terhadap orang
lain. Artinya tidak boleh bersikap sombong. Contoh sikap sombong, merasa kaya dan
memamerkan kekayaan itu. Walaupun sesungguhnya ia memang kaya. Sombong
paling buruk yang dilakukan oleh orang kaya adalah apabila ia sampai menghina
orang miskin hanya karena kemiskinannya. Contoh sikap sombong yang lain, suka
menganggap harga dirinya lebih tinggi atau menganggap dirinya lebih pintar.
Sungguhpun ia memang pintar dan berasal dari keturunan terhormat. Ia tidak boleh
sekali-kali menunjukkan, memamerkan, membangga-banggakan kelebihannya itu,
hanya karena memandang orang lain lebih rendah derajatnya dibandingkan dirinya.
Beberapa perbuatan berikut ini bisa membantu seseorang berlatih bersikap rendah
hati. Misalnya mengucapkan kata-kata yang baik, lemah lembut dan tidak
menggurui. Tidak mendahului orang yang lebih tua ketika berebut giliran. Sederhana
dalam berpakaian. Ada juga beberapa sikap yang seringkali diduga rendah hati
namun sebetulnya bukan. Misalnya malu atau minder tampil untuk unjuk
kemampuan. Misalnya menolak ketika ditunjuk kawan-kawan menjadi ketua kelas
atau memimpin suatu kegiatan. Selalu enggan menampilkan diri dan menunjukkan
kemampuan dalam hal kebaikan.
Sikap-sikap terakhir ini bukan merupakan sikap tawaduk. Oleh karenanya guru
perlu menjelaskan sikap mana yang termasuk tawaduk dan perlu dikembangkan
sejak dini. Menanamkan dan membangun sikap-sikap yang baik bagi peserta didik
Menanya
Melalui motivasi dari guru mengajukan pertanyaan tentang isi hadits
mengenai perilaku tanggung jawab
Mengajukan pertanyaan tentang ciri-ciri perilaku tanggung jawab
Eksperimen/explore/mengumpulkan informasi
Secara kelompok kecil mendiskusikan isi hadits yang terkait dengan
perilaku tanggung jawab.
Mengkomunikasikan
Menyampaikan hasil diskusi tentang perilaku tanggung jawab
Menyampaikan hasil pengamatan tentang perilaku warga sekolah sehari-
hari
Membuat kesimpulan dengan bimbingan guru
2. Pertemuan Kedua
a. Kegiatan Awal ( 20 Menit)
Pendahuluan
Membuka pembelajaran dengan salam dan berdo’a bersama dipimpin oleh
salah seorang peserta didik dengan penuh khidmat;
Memulai pembelajaran dengan membaca al-Qur’an surah pendek pilihan
dengan lancar dan benar (nama surat sesuai dengan program pembiasaan
yang ditentukan sebelumnya);
Memperlihatkan kesiapan diri dengan mengisi lembar kehadiran dan
memeriksa kerapihan pakaian, posisi dan tempat duduk disesuaikan
dengan kegiatan pembelajaran;
Mengajukan pertanyaan secara komunikatif berkaitan dengan materi
sebelumnya tentang: perilaku tanggung jawab
Menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan yang akan dicapai
Menyampaikan tahapan kegiatan yang meliputi kegiatan mengamati,
menanya, mengumpulkan informasi, mengolah informasi dan
mengkomunikasikan
Mempersiapkan media/alat peraga/alat bantu bisa berupa tulisan di
papan tulis/white board, potongan kartu/kertas karton (tulisan yang
besar dan mudah dilihat/dibaca atau gambar), jika memungkinkan
melalui tayangan slide (media LCD projector).
b. Kegiatan Inti ( 100 Menit)
Mengamati
Menyimak makna sifat Allah Qiyamuhu binafsihi, wahdaniyat, Qudrah,
dan Iradah
Mengamati makna Tawaduk, ikhlas, dan mohon pertolongan
Menanya
Melalui motivasi dari guru mengajukan pertanyaan tentang makna sifat
Allah Qiyamuhu binafsihi, wahdaniyat, Qudrah, dan Iradah
Mengajukan pertanyaan tentang makna Tawaduk, ikhlas, dan mohon
pertolongan
Eksperimen/explore/mengumpulkan informasi
Secara kelompok kecil mendiskusikan perilaku tawaduk, ikhlas, dan
mohon pertolongan sebagai implementasi dari pemahaman sifat Allah
Qiyamuhu binafsihi, wahdaniyat, Qudrah, dan Iradah
Mengkomunikasikan
Menyampaikan hasil diskusi tentang sikap tawaduk, ikhlas, dan mohon
pertolongan
Menyampaikan hasil pengamatan tentang perilaku warga sekolah sehari-
hari terkait dengan sikap tawaduk, ikhlas, dan mohon pertolongan
Tugas
3. Sumber Belajar
Buku PAI dan Budi Pekerti Kls III SD
Lampiran-lampiran
C. Materi Pembelajaran
Sikapku:
Aku yakin salat dapat mencegah perbuatan keji dan mungkar
B. Hikmah Shalat
Hikmah ibadah Salat
Salat merupakan ibadah yang tidak boleh ditinggalkan. Siapa yang rajin
melaksanakannya berarti ia telah menegakkan agama Islam. Sebaliknya, jika ia
meninggalkannya maka sama saja ia telah menghancurkan agama. Rasulullah saw.
bersabda: Salat adalah tiang agama. Siapa orang yang menegakkan maka berarti ia
telah menegakkan agama. Barang siapa meninggalkannya maka ia telah merusak
agama. (Hadis) Karena begitu pentingnya, maka salat menjadi salah satu rukun
Islam. Amal ibadah yang pertama kali akan ditanyakan oleh Allah Swt. di alam
akhirat kelak adalah salat kita. Apakah kita kerjakan dengan rajin ataukah tidak.
Waktu salat sudah ditentukan. Salat yang wajib terdiri atas subuh, zuhur, Asar,
Magrib dan Isya. Salat yang kita laksanakan sehari lima kali itu bias menjadi sarana
beristirahat dan menghentikan penat serta kesibukan sehari-hari. Apalagi bila
pekerjaan seseorang memerlukan otot dan pikiran yang melelahkan. Maka salat bisa
menyejukkan hati dan menenangkan pikiran. Sejuknya air wudu yang membasuh
anggota badan tertentu dan belum kering menambah kesejukan badan kita lahir dan
batin. Salat berisi doa, harapan dan permohonan taubat. Salat bisa berfungsi
mengarahkan pelakunya menjadi orang baik, yaitu orang yang akan meninggalkan
segala larangan Allah Swt., perbuatan keji dan mungkar. Karenanya, orang yang
Sikapku:
Aku selalu berusaha membiasakan menjalankan salat tepat waktu.
C. Praktik Shalat
Gerakan Takbiratul Ihram, Gerakan Ruku’, I’tidal, sujud Gerakan duduk diantara dua
dan Berdiri Tegak sujud (duduk Iftirosy
Menanya
Melalui motivasi dari guru mengajukan pertanyaan tentang makna shalat
sebagai wujud dari pemahaman Q.S. al-Kautsar
Mengajukan pertanyaan terkait dengan tata cara shalat yang baik dan
benar
Eksperimen/explore/mengumpulkan informasi
Secara berkelompok mendiskusikan makna Q.S al-Kautsar
Secara individu memperagakan tata cara shalat yang baik dan benar
Mengkomunikasikan
Menyampaikan hasil belajar tentang makna shalat sebagai wujud dari
pemahaman Q.S. al-Kautsar
Menyampaikan hasil belajar tentang tata cara shalat yang baik dan benar
dengan ibadah shalat yang dilakukan sehari-hari
Membuat kesimpulan dengan bimbingan guru
2. Pertemuan Kedua
a. Kegiatan Awal ( 20 Menit)
Pendahuluan
Membuka pembelajaran dengan salam dan berdo’a bersama dipimpin oleh
salah seorang peserta didik dengan penuh khidmat;
Memulai pembelajaran dengan membaca al-Qur’an surah pendek pilihan
dengan lancar dan benar (nama surat sesuai dengan program pembiasaan
yang ditentukan sebelumnya);
Memperlihatkan kesiapan diri dengan mengisi lembar kehadiran dan
memeriksa kerapihan pakaian, posisi dan tempat duduk disesuaikan
dengan kegiatan pembelajaran;
Mengajukan pertanyaan secara komunikatif berkaitan dengan materi
sebelumnya tentang: makna shalat sebagai wujud dari pemahaman Q.S.
al-Kautsar
Menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan yang akan dicapai
Menyampaikan tahapan kegiatan yang meliputi kegiatan mengamati,
menanya, mengumpulkan informasi, mengolah informasi dan
mengkomunikasikan
Mempersiapkan media/alat peraga/alat bantu bisa berupa tulisan di
papan tulis/white board, potongan kartu/kertas karton (tulisan yang
besar dan mudah dilihat/dibaca atau gambar), jika memungkinkan
melalui tayangan slide (media LCD projector).
b. Kegiatan Inti ( 100 Menit)
Mengamati
Menyimak penjelasan hikmah ibadah shalat
Mencermati cerita pengalaman shalat di rumah dan sekolah
Eksperimen/explore/mengumpulkan informasi
Secara kelompok kecil mendiskusikan hikmah ibadah shalat melalui
pengamatan dan pengalaman di rumah, sekolah, dan di tempat lain
Mengkomunikasikan
Menyampaikan hasil diskusi tentang hikmah ibadah shalat
Menyampaikan hasil pengamatan dan pengalaman melakukan ibadah
shalat di berbagai tempat
Membuat kesimpulan dengan bimbingan guru
2. Alat/Bahan
3. Sumber Belajar
Buku PAI dan Budi Pekerti Kls III SD
Buku Pedoman Sholat
C. Materi Pembelajaran
Nabi diutus oleh Allah Swt. untuk menjadi teladan bagi umatnya. Allah Swt. berjanji
untuk mencintai siapa pun yang mencintai kekasih Allah Swt. Jika kita bersungguh-
sungguh mengenal dan meneladani kisah para Nabi, maka Allah Swt. pasti
mencintai kita.
(Nada lagu: Desaku)
Nabiku
Nabiku yang kucinta
Pujaan hatiku
Akhlakmu sangat mulia
Jadi teladanku
Tak mudah kulupakan
Tak mudah berlalu
Selalu kurindukan
Kucontoh selalu
3. Diselamatkan Saudagar
Tidak lama kemudian ada saudagar yang melewati sumur itu dan mampir untuk
mengambil air. Ketika menurunkan timbanya, Nabi Yusuf a.s. berpegangan pada
timba dan ikut ditarik ke atas. Saudagar itu terkejut bukan kepalang mendapati
anak kecil bergelantung di timbanya, “Oh, ini ada seorang anak yang bias kita bawa
dan kita jual sebagai barang dagangan”. Sesampainya di pasar, Yusuf dijual.
Pembelinya adalah penguasa di negeri itu. Sang pembeli meminta kepada isterinya,
Zulaikha, agar memperlakukan Yusuf dengan baik. Waktu berjalan terus, lambat
laun Yusuf menjadi dewasa dan pemuda yang cerdas.
4. Mimpi Raja
Pada suatu hari Raja bermimpi melihat tujuh ekor sapi betina yang gemuk dimakan
oleh tujuh ekor sapi betina yang kurus, tujuh tangkai gandum yang hijau dan tujuh
tangkai gandum lainnya yang kering. Raja segera mengumpulkan para penasihat
untuk menjelaskan makna mimpinya. Namun tak seorang pun bias menjelaskan
makna mimpi itu. Seorang pelayan melapor kepada Raja, “Baginda saya punya
informasi tentang orang yang pandai menjelaskan mimpi, maka utuslah aku
kepadanya”. Pelayan kemudian diperbolehkan menemui Yusuf di penjara dan
menceritakan perihal mimpi raja. Ketika itu Yusuf dimasukkan ke penjara meskipun
tidak bersalah. Yusuf menjelaskan kepada raja, “Hendaklah kalian bercocok tanam
tujuh tahun berturut-turut, kemudian ketika kalian panen maka hendaklah
menyimpan makanan dengan cara membiarkan tangkainya kecuali sedikit untuk
dimakan. Sebab setelah tujuh tahun itu akan datang tujuh tahun kemudian masa
yang amat sulit. Pada masa sulit tersebut akan menghabiskan simpanan makanan
sebelumnya. Setelah itu akan datang tahun di mana manusia diberi hujan dengan
cukup dan mereka memeras anggur”. Raja tertegun dengan penjelasan Yusuf yang
masuk akal. Kemudian mengangkat Yusuf sebagai pejabat negara urusan pangan.
Menanya
Melalui motivasi dari guru mengajukan pertanyaan tentang apa saja
sikap teladan Nabi Yusuf a.s
Mengajukan pertanyaan tentang contoh-contoh sikap Nabi Yusuf a.s yang
hendak diteladani.
Eksperimen/explore/mengumpulkan informasi
Secara kelompok kecil mendiskusikan kisah keteladanan Nabi Yusuf a.s
(mengidentifikasi).
Mengkomunikasikan
Menyampaikan hasil diskusi tentang kisah keteladanan Nabi Yusuf a.s
Menyampaikan hasil pengamatan tentang perilaku warga sekolah sehari-
hari terkait dengan sikap teladan Nabi Yusuf a.s
Membuat kesimpulan dengan bimbingan guru
2. Pertemuan Kedua
a. Kegiatan Awal ( 20 Menit)
Pendahuluan
Membuka pembelajaran dengan salam dan berdo’a bersama dipimpin oleh
salah seorang peserta didik dengan penuh khidmat;
Memulai pembelajaran dengan membaca al-Qur’an surah pendek pilihan
dengan lancar dan benar (nama surat sesuai dengan program pembiasaan
yang ditentukan sebelumnya);
Memperlihatkan kesiapan diri dengan mengisi lembar kehadiran dan
memeriksa kerapihan pakaian, posisi dan tempat duduk disesuaikan
dengan kegiatan pembelajaran;
Mengajukan pertanyaan secara komunikatif berkaitan dengan materi
sebelumnya tentang: keteladanan Nabi Yusuf a.s
Menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan yang akan dicapai
Menyampaikan tahapan kegiatan yang meliputi kegiatan mengamati,
menanya, mengumpulkan informasi, mengolah informasi dan
mengkomunikasikan
Mempersiapkan media/alat peraga/alat bantu bisa berupa tulisan di
papan tulis/white board, potongan kartu/kertas karton (tulisan yang
besar dan mudah dilihat/dibaca atau gambar), jika memungkinkan
melalui tayangan slide (media LCD projector).
b. Kegiatan Inti ( 100 Menit)
Mengamati
Menyimak kisah keteladanan Nabi Syu‘aib a.s
Mengamati isi kisah Nabi Syu‘aib a.s yang perlu diteladani
(diimplementasikan).
Menanya
Melalui motivasi dari guru mengajukan pertanyaan tentang apa saja sikap
teladan Nabi Syu‘aib a.s
Mengajukan pertanyaan tentang contoh-contoh sikap Nabi Syu‘aib a.s
yang hendak diteladani.
Eksperimen/explore/mengumpulkan informasi
Secara kelompok kecil mendiskusikan kisah keteladanan Nabi Syu‘aib a.s
(mengidentifikasi).
l. Bentuk Pengayaan Jika diperlukan kegiatan pengayaan maka peserta didik perlu
Belajar Kelompok ditekankan pada sifat pemaaf dan tidak pendendam Nabi
Belajar Mandiri Yusuf as. Guru dapat membuat beberapa pertanyaan tentang
seseorang yang berbuat menyakiti orang lain. Sikap apa yang
sebaiknya dikembangkan untuk menghadapi hal tersebut.
Menumbuhkan rasa dendam ataukah mengajak dan memberi
kesempatan untuk saling memaafkan.
3. Sumber Belajar
Buku PAI dan Budi Pekerti Kls III SD
Buku pelajaran kisa-kisah 25 Nabi dan Rasul
Lampiran-lampiran