Anda di halaman 1dari 27

III.

LAPORAN PENGUJIAN

A. UJI SONDIR (DUCTH CONE PENETROMETER TEST)

1. Tujuan

Mengetahui perlawanan tanah terhadap conus dan hambatan pelekat tanah

pada kedalaman tertentu sampai nilai conus mencapai angka 150 kg/cm².

2. Bahan

Lokasi/areal yang akan digunakan dalam percobaan ini dilaksanakan di

Fakultas Teknik Universitas Lampung.

Gambar 3.A.1. Lokasi pengambilan sampel.


3. Peralatan

a. Peralatan Utama

1. Mesin sondir 2. Jangka spiral

3. Ambang penekan 4. Conus atau biconus

5. Batang sondir 6. Stang T


7. Besi siku 8. Baut pemutar

Gambar 3.A.2. Peralatan utama uji sondir.

b. Peralatan penunjang

1. Kunci pipa 2. Oli

3. Waterpass 4. Cangkul
5. Ring conus

Gambar 3.A.3. Peralatan penunjang uji sondir.

4. Prosedur pengujian

a. Pemasangan jangka spiral dan mesin sondir

1) Menekan batang jangka spiral tegak lurus ke permukaan tanah,

kemudian diputar sambil ditekan dengan stang pemutar hingga

masuk ke dalam tanah. Lakukan dengan cara yang sama untuk jangka

spiral lainnya.

Gambar 3.A.4. Menekan batang jangka spiral.


2) Meletakkan mesin sondir di antara dua jangka spiral sehingga posisi

tegak lurus dan rata terhadap permukaan tanah.

Gambar 3.A.5. Meletakkan mesin sondir.

3) Mengambil ambang penekan duah buah dan susun saling tegak lurus

sehingga ujung masing-masing ambang penekan masuk ke drag

jangka spiral dan kunci dengan baut pemutar sebanyak dua buah.

Gambar 3.A.6. Memasang ambang penekan.


4) Menstabilkan mesin sondir dengan waterpass untuk mencapai

keseimbangan. Apabila belum stabil maka baut pemutar pada jangka

spiral diatur sehingga mesin sondir akan stabil kembali.

Gambar 3.A.7. Menstabilkan mesin sondir.

5) Memasang conus/biconus pada drag batang sondir di lubang pemusat

kaki sondir tepat di bawah ruang oli. Pasang knop penekan dan

kencangkan.

Gambar 3.A.8. Memasang conus/biconus.


6) Mendorong tracker posisi lubang terpotong, putar engkol pemutar

(handle) sampai menyentuh ujung atas batang sondir.

Gambar 3.A.9. Memutar engkol pemutar.

b. Pelaksanaan uji sondir.

1) Memberi tanda pada batang sondir setiap 20 cm dengan spidol untuk

mengetahui pembacaan manometer setiap sondir 1 meter.

Gambar 3.A.10. Memberi tanda pada batang sondir.


2) Memutar kembali engkol sehingga conus/biconus masuk ke dalam

tanah. Setelah 20 cm, engkol diputar sedikit demi sedikit dengan arah

berlawanan.

Gambar 3.A.11. Memutar engkol setelah 20 cm.

3) Memutar engkol pemutar untuk conus dan mencatat angka yang

ditunjukkan oleh manometer. Melanjutkan penekanan sampai jarum

manometer bergerak yang kedua kalinya dan mencatatnya.

Gambar 3.A.12. Memutar engkol pemutar.


4) Untuk biconus, setelah batang sondir tertekan 20 cm, mencatat

pembacaan manometer sebagai pembacaan pertama atau nilai conus.

Gambar 3.A.13. Pembacaan manometer.

5) Pada pembacaan pertama kali, engkol pemutar tidak dihentikan tetapi

terus diputar konstan. Jarum manometer akan bergerak kembali dan

tekanan menunjukkan pembacaan kedua (pembacaan tekanan total

sebagai tekanan conus tambah gesekan).

Gambar 3.A.14. Memutar engkol untuk pembacaan pertama.


6) Melanjutkan memutar engkol dengan batas setiap 20 cm dan

memperhatikan bacaan pada manometer lalu mencatat hasil bacaan

pada manometer.

Gambar 3.A.15. Memperhatikan bacaan pada manometer.

7) Setelah mencapai kedalaman tertentu, di mana pembacaan telat

mencapai 150 kg/cm2 atau lebih, percobaan dapat dihentikan dan

batang-batang sondir yang masuk ke dalam tanah dapat diangkat

kembali.

Gambar 3.A.16. Pembacaan pada manometer saat 150 kg/cm2.


c. Pengangkatan batang-batang sondir.

1) Memutar engkol pemutar agar piston terangkat

Gambar 3.A.17. Memutar engkol pemutar ke atas.

2) Memasang trecker pada posisi lubang penuh lalu memasang socket

penarik dan putar engkol sampai trecker melewati kepala stang

batang sondir.

Gambar 3.A.18. Memasang trecker pada posisi lubang penuh.


3) Memutar engkol pemutar sehingga batang sondir terangkat sampai

batang sondir berikutnya terlihat.

Gambar 3.A.18. Mengangkat batang sondir.

4) Menahan batang sondir yang berada di bawah dengan kunci pipa

agar rangkaian batang sondir tidak terjatuh lalu melepaskan batang

sondir atas dengan kunci pipa yang lain.

Gambar 3.A.19. Menahan batang sondir.

5) Mengulangi Langkah 1-4 sampai semua batang sondir terangkat.


5. Data Hasil Percobaan

Tabel 3.A.1 Tabel Hasil Percobaan


Depth of Penetration Qc Lf Tp
No.
(cm) (kg/cm2) (kg/cm2) (kg/cm2)
1 16 16
2 20 20 4 24
3 36 25
4 40 24 1 25
5 56 19
6 60 17 2 19
7 76 35
8 80 34 1 35
9 96 38
10 100 44 6 50
11 116 46
12 120 47 1 48
13 136 50
14 140 51 1 52
15 156 53
16 160 55 2 57
17 176 65
18 180 66 1 67
19 196 69
20 200 70 1 71
21 216 76
22 220 75 1 76
23 236 80
24 240 82 2 84
25 256 76
26 260 75 1 76
27 276 82
28 280 84 2 86
29 296 87
30 300 85 2 87
31 316 86
32 320 87 1 88
33 336 85
34 340 86 1 87
35 356 89
36 360 101 2 103
37 376 98
38 380 85 13 98
39 396 86
40 400 85 1 86
41 416 89
42 420 90 1 91
43 436 96
44 440 97 1 98
45 456 95
46 460 91 4 95
47 476 88
48 480 93 5 98
49 496 100
50 500 101 1 102
51 516 95
52 520 91 4 95
53 536 99
54 540 100 1 101
55 556 98
56 560 92 6 98
57 576 88
58 580 91 3 94
59 596 95
60 600 96 1 97
61 616 101
62 620 100 1 101
63 636 96
64 640 98 2 100
65 656 95
66 660 98 3 101
67 676 94
68 680 101 7 108
69 696 124
70 700 125 1 126
71 716 119
72 720 115 4 119
73 736 142
74 740 139 3 142
75 756 122
76 760 131 9 140
77 776 127
78 780 152 25 177

Keterangan:
Qc = Perlawanan tanah terhadap conus (kg/𝑐𝑚2 )
Lf = Hambatan lekat (kg/𝑐𝑚2 )
Tp = Qc + Lf
6. Perhitungan

a. Perhitungan hambatan lekat.

Fs = ( Tp – Qc ) x 10/100 = ( Tp – Qc )/10

10 = Luas penampang conus (10 cm2)

100 = Luas penampang selimut batang conus (100 cm2)

(24−20)
Kedalaman 20 cm : Fs = = 0,4 kg/cm2
10

(25−24)
Kedalaman 40 cm : Fs = = 0,1 kg/cm2
10

(19−17)
Kedalaman 60 cm : Fs = = 0,2 kg/cm2
10

(35−34)
Kedalaman 80 cm : Fs = = 0,1 kg/cm2
10

(50−44)
Kedalaman 100 cm : Fs = = 0,6 kg/cm2
10

(48−47)
Kedalaman 120 cm : Fs = = 0,1 kg/cm2
10

(52−51)
Kedalaman 140 cm : Fs = = 0,1 kg/cm2
10

(57−55)
Kedalaman 160 cm : Fs = = 0,2 kg/cm2
10

(67−66)
Kedalaman 180 cm : Fs = = 0,1 kg/cm2
10

(71−70)
Kedalaman 200 cm : Fs = = 0,1 kg/cm2
10

(76−75)
Kedalaman 220 cm : Fs = = 0,1 kg/cm2
10

(84−82)
Kedalaman 240 cm : Fs = = 0,2 kg/cm2
10

(76−75)
Kedalaman 260 cm : Fs = = 0,1 kg/cm2
10
(86−84)
Kedalaman 280 cm : Fs = = 0,2 kg/cm2
10

(87−85)
Kedalaman 300 cm : Fs = = 0,2 kg/cm2
10

(88−87)
Kedalaman 320 cm : Fs = = 0,1 kg/cm2
10

(87−86)
Kedalaman 340 cm : Fs = = 0,1 kg/cm2
10

(103−104)
Kedalaman 360 cm : Fs = = 0,2 kg/cm2
10

(98−85)
Kedalaman 380 cm : Fs = = 1,3 kg/cm2
10

(86−85)
Kedalaman 400 cm : Fs = = 0,1 kg/cm2
10

(91−90)
Kedalaman 420 cm : Fs = = 0,1 kg/cm2
10

(98−97)
Kedalaman 440 cm : Fs = = 0,1 kg/cm2
10

(95−91)
Kedalaman 460 cm : Fs = = 0,4 kg/cm2
10

(98−93)
Kedalaman 480 cm : Fs = = 0,5 kg/cm2
10

(102−101)
Kedalaman 500 cm : Fs = = 0,1 kg/cm2
10

(95−91)
Kedalaman 520 cm : Fs = = 0,4 kg/cm2
10

(101−100)
Kedalaman 540 cm : Fs = = 0,1 kg/cm2
10

(98−92)
Kedalaman 560 cm : Fs = = 0,6 kg/cm2
10

(94−91)
Kedalaman 580 cm : Fs = = 0,3 kg/cm2
10
(97−96)
Kedalaman 600 cm : Fs = = 0,1 kg/cm2
10

(101−100)
Kedalaman 620 cm : Fs = = 0,1 kg/cm2
10

(100−98)
Kedalaman 640 cm : Fs = = 0,2 kg/cm2
10

(101−98)
Kedalaman 660 cm : Fs = = 0,3 kg/cm2
10

(108−101)
Kedalaman 680 cm : Fs = = 0,7 kg/cm2
10

(126−125)
Kedalaman 700 cm : Fs = = 0,1 kg/cm2
10

(119−115)
Kedalaman 720 cm : Fs = = 0,4 kg/cm2
10

(142−139)
Kedalaman 740 cm : Fs = = 0,3 kg/cm2
10

(140−131)
Kedalaman 760 cm : Fs = = 0,9 kg/cm2
10

(177−152)
Kedalaman 780 cm : Fs = = 2,5 kg/cm2
10

b. Perhitungan total hambatan pelekat.

Ft = Fs x 20

20 = Tahap pembacaan tetap (tiap 20 cm)

Kedalaman 20 cm : Ft = 0,4 x 20 = 8 kg/cm2

Kedalaman 40 cm : Ft = 0,1 x 20 = 2 kg/cm2

Kedalaman 60 cm : Ft = 0,2 x 20 = 4 kg/cm2

Kedalaman 80 cm : Ft = 0,1 x 20 = 2 kg/cm2

Kedalaman 100 cm : Ft = 0,6 x 20 = 12 kg/cm2

Kedalaman 120 cm : Ft = 0,1 x 20 = 2 kg/cm2


Kedalaman 140 cm : Ft = 0,1 x 20 = 2 kg/cm2

Kedalaman 160 cm : Ft = 0,2 x 20 = 4 kg/cm2

Kedalaman 180 cm : Ft = 0,1 x 20 = 2 kg/cm2

Kedalaman 200 cm : Ft = 0,1 x 20 = 2 kg/cm2

Kedalaman 220 cm : Ft = 0,1 x 20 = 2 kg/cm2

Kedalaman 240 cm : Ft = 0,2 x 20 = 4 kg/cm2

Kedalaman 260 cm : Ft = 0,1 x 20 = 2 kg/cm2

Kedalaman 280 cm : Ft = 0,2 x 20 = 4 kg/cm2

Kedalaman 300 cm : Ft = 0,2 x 20 = 4 kg/cm2

Kedalaman 320 cm : Ft = 0,1 x 20 = 2 kg/cm2

Kedalaman 340 cm : Ft = 0,1 x 20 = 2 kg/cm2

Kedalaman 360 cm : Ft = 0,2 x 20 = 4 kg/cm2

Kedalaman 380 cm : Ft = 1,3 x 20 = 26 kg/cm2

Kedalaman 400 cm : Ft = 0,1 x 20 = 2 kg/cm2

Kedalaman 420 cm : Ft = 0,1 x 20 = 2 kg/cm2

Kedalaman 440 cm : Ft = 0,1 x 20 = 2 kg/cm2

Kedalaman 460 cm : Ft = 0,4 x 20 = 8 kg/cm2

Kedalaman 480 cm : Ft = 0,5 x 20 = 10 kg/cm2

Kedalaman 500 cm : Ft = 0,1 x 20 = 2 kg/cm2

Kedalaman 520 cm : Ft = 0,4 x 20 = 8 kg/cm2

Kedalaman 540 cm : Ft = 0,1 x 20 = 2 kg/cm2

Kedalaman 560 cm : Ft = 0,6 x 20 = 12 kg/cm2

Kedalaman 580 cm : Ft = 0,3 x 20 = 6 kg/cm2

Kedalaman 600 cm : Ft = 0,1 x 20 = 2 kg/cm2


Kedalaman 620 cm : Ft = 0,1 x 20 = 2 kg/cm2

Kedalaman 640 cm : Ft = 0,2 x 20 = 4 kg/cm2

Kedalaman 660 cm : Ft = 0,3 x 20 = 6 kg/cm2

Kedalaman 680 cm : Ft = 0,7 x 20 = 14 kg/cm2

Kedalaman 700 cm : Ft = 0,1 x 20 = 2 kg/cm2

Kedalaman 720 cm : Ft = 0,4 x 20 = 8 kg/cm2

Kedalaman 740 cm : Ft = 0,3 x 20 = 6 kg/cm2

Kedalaman 760 cm : Ft = 0,9 x 20 = 18 kg/cm2

Kedalaman 780 cm : Ft = 2,5 x 20 = 50 kg/cm2

c. Perhitungan jumlah hambatan pelekat.

JHP = JHP0 + Ft

Kedalaman 20 cm : JPH = 0 + 8 = 8 kg/cm2

Kedalaman 40 cm : JPH = 8 + 2 = 10 kg/cm2

Kedalaman 60 cm : JPH = 10 + 4 = 14 kg/cm2

Kedalaman 80 cm : JPH = 14 + 2 = 16 kg/cm2

Kedalaman 100 cm : JPH = 16 + 12 = 28 kg/cm2

Kedalaman 120 cm : JPH = 28 + 2 = 30 kg/cm2

Kedalaman 140 cm : JPH = 30 + 2 = 32 kg/cm2

Kedalaman 160 cm : JPH = 32 + 4 = 36 kg/cm2

Kedalaman 180 cm : JPH = 36 + 2 = 38 kg/cm2

Kedalaman 200 cm : JPH = 38 + 2 = 40 kg/cm2

Kedalaman 220 cm : JPH = 40 + 2 = 42 kg/cm2

Kedalaman 240 cm : JPH = 42 + 4 = 46 kg/cm2

Kedalaman 260 cm : JPH = 46 + 2 = 48 kg/cm2


Kedalaman 280 cm : JPH = 48 + 4 = 52 kg/cm2

Kedalaman 300 cm : JPH = 52 + 4 = 56 kg/cm2

Kedalaman 320 cm : JPH = 56 + 2 = 58 kg/cm2

Kedalaman 340 cm : JPH = 58 + 2 = 60 kg/cm2

Kedalaman 360 cm : JPH = 60 + 4 = 64 kg/cm2

Kedalaman 380 cm : JPH = 64 + 26 = 90 kg/cm2

Kedalaman 400 cm : JPH = 90 + 2 = 92 kg/cm2

Kedalaman 420 cm : JPH = 92 + 2 = 94 kg/cm2

Kedalaman 440 cm : JPH = 94 + 2 = 96 kg/cm2

Kedalaman 460 cm : JPH = 96 + 8 = 104 kg/cm2

Kedalaman 480 cm : JPH = 104 + 10 = 114 kg/cm2

Kedalaman 500 cm : JPH = 114 + 2 = 116 kg/cm2

Kedalaman 520 cm : JPH = 116 + 8 = 124 kg/cm2

Kedalaman 540 cm : JPH = 124 + 2 = 126 kg/cm2

Kedalaman 560 cm : JPH = 126 + 12 = 138 kg/cm2

Kedalaman 580 cm : JPH = 138 + 6 = 144 kg/cm2

Kedalaman 600 cm : JPH = 144 + 2 = 146 kg/cm2

Kedalaman 620 cm : JPH = 146 + 2 = 148 kg/cm2

Kedalaman 640 cm : JPH = 148 + 4 = 152 kg/cm2

Kedalaman 660 cm : JPH = 152 + 6 = 158 kg/cm2

Kedalaman 680 cm : JPH = 158 + 14 = 172 kg/cm2

Kedalaman 700 cm : JPH = 172 + 2 = 174 kg/cm2

Kedalaman 720 cm : JPH = 174 + 8 = 182 kg/cm2

Kedalaman 740 cm : JPH = 182 + 6 = 188 kg/cm2


Kedalaman 760 cm : JPH = 188 + 18 = 206 kg/cm2

Kedalaman 780 cm : JPH = 206 + 50 = 256 kg/cm2

d. Perhitungan friction ratio.

Fr = ( Fs : Qc ) x 100%

Kedalaman 20 cm : Fr = ( 0,4 : 20 ) x 100% = 2%

Kedalaman 40 cm : Fr = ( 0,1 : 24 ) x 100% = 0,4%

Kedalaman 60 cm : Fr = ( 0,2 : 17 ) x 100% = 1,8%

Kedalaman 80 cm : Fr = ( 0,1 : 34 ) x 100% = 0,3%

Kedalaman 100 cm : Fr = ( 0,6 : 44 ) x 100% = 1,4%

Kedalaman 120 cm : Fr = ( 0,1 : 47 ) x 100% = 0,2%

Kedalaman 140 cm : Fr = ( 0,1 : 51 ) x 100% = 0,2%

Kedalaman 160 cm : Fr = ( 0,2 : 55 ) x 100% = 0,4%

Kedalaman 180 cm : Fr = ( 0,1 : 66 ) x 100% = 0,2%

Kedalaman 200 cm : Fr = ( 0,1 : 70 ) x 100% = 0,1%

Kedalaman 220 cm : Fr = ( 0,1 : 75 ) x 100% = 0,1%

Kedalaman 240 cm : Fr = ( 0,2 : 82 ) x 100% = 0,2%

Kedalaman 260 cm : Fr = ( 0,1 : 75 ) x 100% = 0,1%

Kedalaman 280 cm : Fr = ( 0,2 : 84 ) x 100% = 0,2%

Kedalaman 300 cm : Fr = ( 0,2 : 85 ) x 100% = 0,2%

Kedalaman 320 cm : Fr = ( 0,1 : 87 ) x 100% = 0,1%

Kedalaman 340 cm : Fr = ( 0,1 : 86 ) x 100% = 0,1%

Kedalaman 360 cm : Fr = ( 0,2 : 101 ) x 100% = 0,2%

Kedalaman 380 cm : Fr = ( 1,3 : 85 ) x 100% = 1,5%

Kedalaman 400 cm : Fr = ( 0,1 : 85 ) x 100% = 0,1%


Kedalaman 420 cm : Fr = ( 0,1 : 90 ) x 100% = 0,1%

Kedalaman 440 cm : Fr = ( 0,1 : 97 ) x 100% = 0,1%

Kedalaman 460 cm : Fr = ( 0,4 : 91 ) x 100% = 0,4%

Kedalaman 480 cm : Fr = ( 0,5 : 93 ) x 100% = 0,5%

Kedalaman 500 cm : Fr = ( 0,1 : 101 ) x 100% = 0,1%

Kedalaman 520 cm : Fr = ( 0,4 : 91 ) x 100% = 0,4%

Kedalaman 540 cm : Fr = ( 0,1 : 100 ) x 100% = 0,1%

Kedalaman 560 cm : Fr = ( 0,6 : 92 ) x 100% = 0,7%

Kedalaman 580 cm : Fr = ( 0,3 : 91 ) x 100% = 0,3%

Kedalaman 600 cm : Fr = ( 0,1 : 96 ) x 100% = 0,1%

Kedalaman 620 cm : Fr = ( 0,1 : 100 ) x 100% = 0,1%

Kedalaman 640 cm : Fr = ( 0,2 : 98 ) x 100% = 0,2%

Kedalaman 660 cm : Fr = ( 0,3 : 98 ) x 100% = 0,3%

Kedalaman 680 cm : Fr = ( 0,7 : 101 ) x 100% = 0,7%

Kedalaman 700 cm : Fr = ( 0,1 : 125 ) x 100% = 0,1%

Kedalaman 720 cm : Fr = ( 0,4 : 115 ) x 100% = 0,3%

Kedalaman 740 cm : Fr = ( 0,3 : 139 ) x 100% = 0,2%

Kedalaman 760 cm : Fr = ( 0,9 : 131 ) x 100% = 0,7%

Kedalaman 780 cm : Fr = ( 2,5 : 152 ) x 100% = 1,6%


Tabel 3.A.2 Tabel Hasil Perhitungan Uji Sondir.
Depth Qc Lf Tp Fs Ft JHP Fr
(cm) (kg/cm2) (kg/cm2) (kg/cm2) (kg/cm2) (kg/cm) (kg/cm) (%)

20 20 4 24 0,4 8 8 2
40 24 1 25 0,1 2 10 0,4
60 17 2 19 0,2 4 14 1,8
80 34 1 35 0,1 2 16 0,3
100 44 6 50 0,6 12 28 1,4
120 47 1 48 0,1 2 30 0,2
140 51 1 52 0,1 2 32 0,2
160 55 2 57 0,2 4 36 0,4
180 66 1 67 0,1 2 38 0,2
200 70 1 71 0,1 2 40 0,1
220 75 1 76 0,1 2 42 0,1
240 82 2 84 0,2 4 46 0,2
260 75 1 76 0,1 2 48 0,1
280 84 2 86 0,2 4 52 0,2
300 85 2 87 0,2 4 56 0,2
320 87 1 88 0,1 2 58 0,1
340 86 1 87 0,1 2 60 0,1
360 101 2 103 0,2 4 64 0,2
380 85 13 98 1,3 26 90 1,5
400 85 1 86 0,1 2 92 0,1
420 90 1 91 0,1 2 94 0,1
440 97 1 98 0,1 2 96 0,1
460 91 4 95 0,4 8 104 0,4
480 93 5 98 0,5 10 114 0,5
500 101 1 102 0,1 2 116 0,1
520 91 4 95 0,4 8 124 0,4
540 100 1 101 0,1 2 126 0,1
560 92 6 98 0,6 12 138 0,7
580 91 3 94 0,3 6 144 0,3
600 96 1 97 0,1 2 146 0,1
620 100 1 101 0,1 2 148 0,1
640 98 2 100 0,2 4 152 0,2
660 98 3 101 0,3 6 158 0,3
680 101 7 108 0,7 14 172 0,7
700 125 1 126 0,1 2 174 0,1
720 115 4 119 0,4 8 182 0,3
740 139 3 142 0,3 6 188 0,2
760 131 9 140 0,9 18 206 0,7
780 152 25 177 2,5 50 256 1,6
7. Kesimpulan dan saran

a. Kesimpulan

Berdasarkan hasil percobaan dan perhitungan yang telah dilakukan, maka

dapat disimpulkan bahwa:

1) Perlawanan conus dan hambatan lekatnya akan semakin besar sesuai

bertambahnya kedalaman tanah.

2) Pada kedalaman 1,4 m diperoleh lapisan tanah keras dengan nilai

conus sebesar 29 kg/cm dan pada kedalaman tersebut diperoleh nilai

hambatan pelekat sebesar 200 kg/cm.

3) Berdasarkan nilai Friction Ratio (FR), pada kedalaman 20, 60, 100,

380, dan 780 termasuk tanah lempung, karena memiliki Fr antara 1 –

6 %. Sedangkan tanah pada kedalaman 40, 80, 120, 140, 160, 180,

200, 220, 240, 260, 280, 300, 320, 340, 360, 400, 420, 440, 460, 480,

500, 520, 540, 560, 580, 600, 620, 640, 660, 680, 700, 720, 740, dan

760 termasuk tanah dominan pasir, karena memiliki Fr antar 0 – 1 %.

4) Pada saat percobaan dilaksanakan ada beberapa hal yang menjadi

hambatan dalam melaksanakan percobaan. Antara lain terdapatnya

batu yang keras ataupun akar pohon yang mengganggu dalam proses

pengeboran tanah, dan mengharuskan untuk mengganti lokasi uji ke

titik lain.
b. Saran

Setelah melakukan praktikum uji sondir, maka praktikan mengharapkan:

1) Dalam pelaksanaan praktikum sebaiknya dilakukan dengan teliti serta

pembagian tugas yang baik dengan teman sekelompok agar

pelaksanaan lebih kondusif.

2) Diharapkan kepada praktikan untuk tetap menahan kunci pipa saat

pelepasan batang conus karena, apabila kunci terlepas dari batang conus

maka, batang conus akan terjatuh pada lubang dibawahnya.

3) Diharapkan untuk praktikan agar menggunakan alat dengan baik dan

benar.

4) Diharapkan untuk praktikan membersihkan dan mengembalikan alat

praktikum ke tempat semula.

5) Diharapkan untuk praktikan agar menggunakan waktu semaksimal

mungkin.

6) Akan lebih baik jika praktikan bekerjasama dalam melakukan

praktikum.

7) Peralatan-peralatan yang rusak sebaiknya diperbaiki, sehingga pada

praktikum berikutnya tidak ada hambatan.


SOIL MECHANICS LABOLATORY
CIVIL ENGINEERING
LAMPUNG UNIVERSITY
Jl. Prof. Dr. Sumantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung
Telp./fax.(0721) 704947

Kegiatan : Praktikum Mekanika Tanah 1


Lokasi : Kampus Fakultas Tenik Universitas Lampung

GRAFIK HUBUNGAN ANTARA KEDALAMAN


DENGAN NILAI PENETRASI CONUS DAN HAMBATAN PELEKAT

Total Friction (kg/cm)


0 50 100 150 200
0.00

1.00

2.00

3.00

4.00
Depth (m)

QC
5.00 FT

6.00

7.00

8.00

9.00

Conus Penetrartion (kg/cm²)

Gambar 3. A. 31 Hubungan antara kedalaman dengan nilai Qc dan Fr

Anda mungkin juga menyukai