Anda di halaman 1dari 11

Pemecahan Masalah Lingkungandengan Konsep Redoks: Pengolahan AirKotor

(Aerobik dan Anaerobik)

Latar Belakang
Jika kita mengamati sungai di daerah perkotaan, seringkali kotor dan berbau tidak sedap. Hal itu
terjadi karena banyaknya sampah atau limbah yang dibuang ke saluran air dan akhirnya masuk
kesungai. Air harus diolah terlebih dahulu sebelum dialirkan ke sungai, sehingga sungainya tetap
bersihdan dapat digunakan untuk rekreasi.Para ilmuwan, dengan kemajuan ilmu pengetahuan,
dapat menemukan cara untuk mengatasi permasalahan-permasalahan lingkungan yang dapat
mengganggu kesejahteraan manusia, salah-satunya dengan cabang ilmu pengetahuan Kimia.
Dalam Kimia, terhadap Konsep Redoks yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan
lingkungan semacam pengolahan air kotor, dll.Diharapkan dengan diketahuinya kegunaan dari
Konsep Redoks, pembaca menjadi termotivasi untuk menemukan resolusi-resolusi baru di ilmu
pengetahuan yang dapat diterapkan dalam kehidupansehari-hari dan menyangkut kesejahteraan
manusia.

Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dari pembuatan laporan ini adalah:
 Mengetahui tentang fungsi dari konsep redoks dalam kehidupan sehari-hari.
 Mengetahui salah satu penerapan konsep redoks dalam kehidupan sehari-hari.
 Mengetahui cara menerapkan konsep redoks dalam kehidupan sehari-hari.
 Mendapatkan inspirasi untuk mengembangkan ilmu murni ke dalam kehidupan sehari-
hari.
 Dapat menerapkan konsep redoks dalam usaha memecahkan permasalahan sehari-hari.

Teori Dasar
Redoks (singkatan dari reaksi reduksi/oksidasi) adalah istilah yang menjelaskan berubahnya
bilangan oksidasi (keadaan oksidasi) atom-atom dalam sebuah reaksi kimia. Hal ini dapat
berupa proses redoks yang sederhana seperti oksidasi karbon yang menghasilkan karbon
dioksida,atau reduksi karbon oleh hidrogen menghasilkan metana(CH 4), ataupun ia dapat berupa
proses yang kompleks seperti oksidasi gula pada tubuh manusia melalui rentetan transfer
elektron yang rumit.Istilah redoks berasal dari dua konsep, yaitu reduksi dan oksidasi. Ia dapat
dijelaskan dengan mudah sebagai berikut:
Oksidasi menjelaskan pelepasan elektron oleh sebuah molekul, atom,atau ion
Reduksi menjelaskan penambahan elektron oleh sebuah molekul, atom, atau ion.

Walaupun cukup tepat untuk digunakan dalam berbagai tujuan, penjelasan di atas tidaklah persis
benar. Oksidasi dan reduksi tepatnya merujuk pada perubahan bilangan oksidasi karena transfer
elektron yang sebenarnya tidak akan selalu terjadi. Sehingga oksidasi lebih baik didefinisikan
sebagai peningkatan bilangan oksidasi , dan reduksi sebagai penurunan bilangan oksidasi . Dalam
prakteknya,transfer elektron akan selalu mengubah bilangan oksidasi, namun terdapat banyak
reaksi yang diklasifikasikan sebagai "redoks" walaupun tidak ada transfer elektron dalam reaksi
tersebut (misalnya yang melibatkan ikatan kovalen).
Reaksi non-redoks yang tidak melibatkan perubahanmuatan formal( formal charge) dikenal
sebagai reaksi metatesis.
Oksidator dan Reduktor
Senyawa-senyawa yang memiliki kemampuan untuk mengoksidasi senyawa lain dikatakan
sebagai oksidatif dan dikenal sebagai oksidator atau agen oksidasi. Oksidator melepaskan
elektron dari senyawa lain, sehingga dirinya sendiri tereduksi. Oleh karena ia "menerima"
elektron, ia juga disebut sebagai penerima elektron.Oksidator bisanya adalah senyawa-senyawa
yang memiliki unsur-unsur dengan bilangan oksidasi yang tinggi (seperti H2O2, MnO4−, CrO3,
Cr2O72−, OsO4) atau senyawa-senyawa yang sangat elektronegatif,sehingga dapat mendapatkan
satu atau dua elektron yang lebih dengan mengoksidasi sebuah senyawa (misalnya oksigen,
fluorin, klorin,dan bromin).

Senyawa-senyawa yang memiliki kemampuan untuk mereduksi senyawa lain dikatakan sebagai
reduktif dan dikenal sebagai reduktor atau agen reduksi. Reduktor melepaskan elektronnya
kesenyawa lain, sehingga ia sendiri teroksidasi. Oleh karena ia "mendonorkan" elektronnya, ia
juga disebut sebagai penderma elektron.Senyawa-senyawa yang berupa reduktor sangat
bervariasi. Unsur-unsur logam seperti Li, Na, Mg, Fe, Zn, dan Al dapat digunakan sebagai
reduktor. Logam-logam ini akan memberikan elektronnya dengan mudah. Reduktor jenis lainnya
adalah reagentransfer hidrida, misalnya NaBH4 dan LiAlH4), reagen-reagen ini digunakan dengan
luas dalam kimiaorganik, terutama dalam reduksi senyawa-senyawa karbonil menjadi alkohol.
Metode reduksi lainnya yang juga berguna melibatkan gas hidrogen (H2) dengan
katalispaladium, platinum, atau nikel, Reduksi katalitik ini utamanya digunakan pada reduksi
ikatan rangkap dua ata tiga karbon-karbon.

Cara yang mudah untuk melihat proses redoks adalah, reduktor mentransfer elektronnya
keoksidator. Sehingga dalam reaksi, reduktor melepaskan elektron dan teroksidasi, dan oksidator
mendapatkan elektron dan tereduksi. Pasangan oksidator dan reduktor yang terlibat dalam
sebuah reaksi disebut sebagai pasangan redoks.

Contoh-contoh Reaksi Redoks


Salah satu contoh reaksi redoks adalah antara hidrogen dan fluorin:
H2 +F2  2HF
Kita dapat menulis keseluruhan reaksi ini sebagai dua reaksi setengah:
reaksi oksidasi
H2  2H+ + 2e-
dan reaksi reduksi
F2 + 2e-  2F-
Penganalisaan masing-masing reaksi setengah akan menjadikan keseluruhan proses kimia lebih
jelas.Karena tidak terdapat perbuahan total muatan selama reaksi redoks, jumlah electron yang
berlebihan pada reaksi oksidasi haruslah sama dengan jumlah yang dikonsumsi pada reaksi
reduksi.

Unsur-unsur, bahkan dalam bentuk molekul, sering kali memiliki bilangan oksidasi nol. Pada
reaksi diatas, hidrogen teroksidasi dari bilangan oksidasi 0 menjadi +1, sedangkan fluorin
tereduksi daribilangan oksidasi 0 menjadi -1.
Ketika reaksi oksidasi dan reduksi digabungkan, elektron-elektron yang terlibat akan saling
mengurangi:
H2  2H+ + 2e-
F2 + 2e-  2 F- -
H2 + F2  2H+ + 2F-

Dan ion-ion akan bergabung membentuk hidrogen fluorida:


H2 + F2  2H+ + 2F-  2HF

Konsep elektrolit dan redoks terdapat dalam kehidupan sehari-hari dan industri. Reaksi
pembakarandan perkaratan logam merupakan contoh reaksi redoks yang terjadi dalam keseharian
kita. Di dalam tubuh kita terkandung berbagai jenis elektrolit, di mana di dalamnya berlangsung
reaksi redoks,yaitu dalam metabolisme dan hantaran signal oleh sel syaraf. Aki dan berbagai
jenis bateraimenggunakan reaksi redoks sebagai sumber listrik. Baterai terdiri dari suatu
oksidator dan suatureduktor serta suatu elektrolit. Aki, sebagai contoh terdiri dari logam timbel
(Pb) sebagai anode,oksida timbel (PbO2) sebagai katode, dan asam sulfat sebagai elektrolitnya.
Reaksi peruraian olehmikroorganisme juga merupakan reaksi redoks. Reaksi peruraian oleh
mikroorganisme dinamakan Bioremediasi dan akan dijelaskan lebih lanjut pada penjelasan
selanjutnya.

Limbah
Limbah adalah bahan sisa pada suatu kegiatan dan/atau proses produksi, termasuk di sini limbah
B3.Limbah dapat dibedakan berdasarkan nilai ekonomisnya dapat digolongkan dalam 2
golongan yaitu :
1. Limbah yang memiliki nilai ekonomis limbah yang dengan proses lebih lanjut/diolah
dapatmemberikan nilai tambah. Contohnya : limbah dari pabrik gula yaitu tetes, dapat
dipakaisebagai bahan baku pabrik alkohol, ampas tebunya dapat dijadikan bubur pulp dan
dipakaiuntuk pabrik kertas. Limbah pabrik tahu masih banyak mengandung protein
dapatdimanfaatkan sebagai media untuk pertumbuhan mikroba misalnya untuk produksi
ProteinSel Tunggal/PST atau untuk alga, misalnya Chlorella sp.
2. Limbah non ekonomis limbah yang tidak akan memberikan nilai tambah walaupun
sudahdiolah, pengolahan limbah ini sifatnya untuk mempermudah sistem
pembuangan.Contohnya:limbah pabrik tekstil yang biasanya terutama berupa zat-zat
pewarna.

Berdasarkan sifatnya limbah dapat dibedakan menjadi :1.


1. Limbah padat adalah hasil buangan industri yang berupa padatan, lumpur, bubur yang
berasal dari sisa kegiatan dan atau proses pengolahan. Contohnya: limbah dari pabrik
tapioka yang berupa onggok, limbah dari pabrik gula berupa bagase, limbah dari pabrik
pengalengan jamur, limbah dari industri pengolahan unggas, dan lain-lain. Limbah padat
dibagi 2, yaitu:
a. Dapat didegradasi, contohnya sampah bahan organik, onggok
b. Tidak dapat didegradasi contoh plastik, kaca, tekstil, potongan logam
2. Limbah Cair adalah sisa dari proses usaha dan/atau kegiatan yang berwujud
cair.Contohnya antara lain: Limbah dari pabrik tahu dan tempe yang banyak mengandung
protein, limbah dari industri pengolahan susu.
3. Limbah gas/asap adalah sisa dari proses usaha dan/atau kegiatan yang berwujud
gas/asap.Contohnya : limbah dari pabrik semen

Bioremediasi
Bioremediasi merupakan penggunaan mikroorganisme untuk mengurangi polutan di lingkungan.
Saat bioremediasi terjadi,enzim-enzimyang diproduksi olehmikroorganismememodifikasi
polutan beracun dengan mengubah struktur kimia polutan tersebut, sebuah peristiwa yang
disebut biotransformasi. Pada banyak kasus, biotransformasi berujung pada biodegradasi,dimana
polutan beracun terdegradasi, strukturnya menjadi tidak kompleks, dan akhirnya menjadi
metabolit yang tidak berbahaya dan tidak beracun.Sejak tahun 1900an, orang-orang sudah
menggunakan mikroorganisme untuk mengolah air pada saluran air. Saat ini, bioremediasi telah
berkembang pada perawatan limbah buangan yang berbahaya (senyawa-senyawa kimia yang
sulit untuk didegradasi), yang biasanya dihubungkandengan kegiatan industri. Yang termasuk
dalam polutan-polutan ini antara lain logam-logam berat, petroleum hidrokarbon, dan senyawa
senyawa organik terhalogenasi sepertipestisida,herbisida, dan lain-lain. Banyak aplikasi-aplikasi
baru menggunakan mikroorganisme untuk mengurangi polutan yang sedang diujicobakan.
Bidang bioremediasi saat ini telah didukung oleh pengetahuan yang lebih baik mengenai
bagaimana polutan dapat didegradasi oleh mikroorganisme, identifikasi jenis-jenis mikroba yang
baru dan bermanfaat, dan kemampuan untuk meningkatkan bioremediasi melalui teknologi
genetik. Teknologi genetik molekular sangat penting untuk mengidentifikasi gen-gen yang
mengkode enzim yang terkait pada bioremediasi. Karakterisasi dari gen-gen yang bersangkutan
dapat meningkatkan pemahaman kita tentang bagaimana mikroba-mikroba memodifikasi polutan
beracun menjadi tidak berbahaya.

Strain atau jenis mikroba rekombinan yang diciptakan di laboratorium dapat lebih efisien dalam
mengurangi polutan. Mikroorganisme rekombinan yang diciptakan dan pertama kali
dipatenkanadalah bakteri"pemakan minyak". Bakteri ini dapat mengoksidasi senyawa
hidrokarbon yang umumnya ditemukan pada minyak bumi. Bakteri tersebut tumbuh lebih cepat
jika dibandingkan bakteri-bakteri jenis lain yang alami atau bukan yang diciptakan di
laboratorium yang telah diujicobakan. Akan tetapi, penemuan tersebut belum berhasil
dikomersialkan karena strain rekombinan ini hanya dapat mengurai komponen berbahaya dengan
jumlah yang terbatas. Strain ini pun belum mampu untuk mendegradasi komponen-komponen
molekular yang lebih berat yangcenderung bertahan di lingkungan.

Jenis-jenis Bioremediasi
Jenis-jenis bioremediasi adalah sebagai berikut:
Biostimulasi
Nutrien dan oksigen, dalam bentuk cair atau gas, ditambahkan ke dalam air atau tanah
yang tercemar untuk memperkuat pertumbuhan dan aktivitas bakteri remediasi yang telah
ada di dalam air atau tanah tersebut.
Bioaugmentasi
Mikroorganisme yang dapat membantu membersihkan kontaminan tertentu ditambahkan
ke dalam air atau tanah yang tercemar. Cara ini yang paling sering digunakan dalam
menghilangkan kontaminasi di suatu tempat. Namun ada beberapa hambatan yang
ditemui ketika cara ini digunakan. Sangat sulit untuk mengontrol kondisi situs yang
tercemar agar mikroorganisme dapat berkembang dengan optimal. Para ilmuwan belum
sepenuhnya mengerti seluruh mekanisme yang terkait dalam bioremediasi, dan
mikroorganisme yang dilepaskan ke lingkungan yang asing kemungkinan sulit untuk
beradaptasi.
Bioremediasi Intrinsik
Bioremediasi jenis ini terjadi secara alami di dalam air atau tanah yang tercemar. Di masa
yang akan datang, mikroorganisme rekombinan dapat menyediakan cara yang efektif
untuk mengurangi senyawa-senyawa kimiawi yang berbahaya di lingkungan kita.
Bagaimanapun, pendekatan itu membutuhkan penelitian yang hati-hati berkaitan dengan
mikroorganisme rekombinan tersebut, apakah efektif dalam mengurangi polutan, dan
apakah aman saat mikroorganisme itu dilepaskan ke lingkungan.

Alat dan Bahan

Konsep Pengolahan
Dalam usaha pengolahan air kotor/limbah, dapat digunakan dengan dua cara, yang pertama
secara AEROBIK dan ANAEROBIK.

Secara Aerobik
Prinsip pengolahan secara aerobik adalah menguraikan secara sempurna senyawa organik
yangberasal dari buangan di dalam periode waktu yang relatif singkat. Penguraian dilakukan
terutamadilakukan oleh bakteri dan hal ini dipengaruhi oleh :
1. Jumlah sumber nutrient
2. Jumlah oksigen.
Contoh dari proses pengolahan limbah secara aerobik antara lain :
Lumpur aktif (Activated Sludge)
Lumpur adalah materi yang tidak larut yang selalu nampak kehadirannya di dalam setiap tahap
pengolahan, tersusun oleh serat-serat organik yang kaya akan selulosa dan di dalamnya
terhimpun kehidupan mikroorganisme

Lumpur aktif adalah lumpur yang kaya dengan bakteri aerob, yaitu bakteri yang dapat
menguraikan limbah organik dengan cara mengalami biodegradasi (oxygen-demanding materials).
Salah satucontoh diagram alur pengolahan air limbah dengan cara lumpur aktif diberikan pada
gambar

Bakteri aerob mengubah sampah organik dalam air limbah menjadi bio massa dan gas CO2.
Sementara nitrogen organik diubah menjadi amonium dan nitrat, fosforus organik diubah
menjadi fosfat.
Biomassa hasil degradasi tetap berada dalam tangki aerasi hingga bakteri melewati masa
pertumbuhan cepatnya (log phase). Setelah itu akan mengalami flokulasi membentuk padatan
yang lebih mudah mengendap. Dari tangki pengendapan, sebagian lumpur dibuang, sebagian lain
disirkulasikan ke dalam tangki aerasi. Kombinasi antara bakteri dalam konsentrasi tinggi dan
lapar (dalam lumpur yang disirkulasi) dengan jumlah nutrien yang banyak (dalam air kotor),
memungkinkan penguraian dapat berlangsung dengan cepat. Peruraian dengan metode lumpur
aktif hanya memerlukan beberapa jam, jauh lebih cepat dibandingkan dengan peruraian serupa
yang terjadi secara alami dalam selokan atau air sungai

Bahan dan Metode Penelitian


Bahan yang digunakan penelitian ini adalah limbah cair industri Batik Lawean Solo, untuk
prosesaerob digunakan lumpur aktif dari PT. Rimba Partikel Indonesia (RPI) dan untuk anaerob
digunakanEffective Microorganisms type 4 (EM4). Sebagai nutrien digunakan pupuk NPK.
Variabel tetap : Jenis limbah cair industri batik Lawean Solo, range pH sekitar 7 –8, waktu
koagulasi 10 detik, waktu flokulasi 10 menit, dan jenis koagulan yang digunakan adalah tawas
(Al2(SO4)3.18H2O) 4

Saringan Trickling (Trickling Filter)


Merupakan suatu bejana yang tersusun oleh lapisan materi kasar, keras dan kedap
air.Kegunaannya untuk mengolah air buangan dengan mekanisme aliran air yang jatuh dan
mengalirperlahan-lahan melalui lapisan batu untuk kemudian disaring.Saringan trickling
memiliki 3 sistem utama yaitu:
1. Distributor
2. Pengolahan
3. Pengumpul
Kolam oksidasi/stabilisasi (Oxidation Ponds)
Kolam ini tidak memerlukan biaya yang mahal. Terdapat beberapa kolam yang utama
digunakanyaitu kolam fakultatif, kolam maturasi, dan kolam anaerob.

Kelebihan kolam ini:


1. Beban BOD pada kadar rendah dapat menghasilkan kualitas efluen sehingga 97 %.
2. Alga yang hidup dalam kolam mempunyai potensi sebagai sumber protein yang tinggi
dandapatdigunakan untuk perikanan. Ikan dapat dibiakkan dalam kolam maturasi.
3. Kolam pengoksidaan juga dapat digunakan untuk mengolah air sisa industri dan air
yangmengandung logam berat.
4. Pengoperasiannya mudah. Kebutuhan pengoperasiannya minimum.

Kekurangan kolam pengoksidaan seperti berikut:


1. Kolam pengoksidaan ini untuk mengalirkan efluen dengan kepekatan suspended solis
(SS) dan BOD yang tinggi.
2. Pengeluaran bau yang busuk mengganggu penduduk yang tinggal di sekitar kolam ini.
Hal initerjadi jika tidak ada cahaya matahari (ketika hujan dan waktu malam).
3. Untuk membuat kolam pengoksidaan diperlukan kawasan yang luas jika
dibandingkandengan sistem konvensional yang lain. Sehingga tidak sesuai jika dibuat di
kawasan yang tanahnya mahal.

Lain-lain:
Pencernaan aerobik
Parit oksidasi (Oxidation Ditch)
Dibandingkan dengan proses lumpur aktif konvensional, axidation ditch mempunyai beberapa
kelebihan, yaitu efisiensi penurunan BOD dapat mencapai 85%-90% (dibandingkan 80%-85%)
dan lumpur yang dihasilkan lebih sedikit.Selain efisiensi yang lebih tinggi (90%-95%).

Karusel
Perabukan Cairan
Merupakan suatu proses penanganan limbah organik yang pekat secara aerobik dimana energi
yang berasal dari oksidasi limbah dilakukan oleh mikroorganisme dihasilkan pada suhu operasi
yang dinaikkan. Naiknya suhu akan menyebabkan: kekentalan padatan total tertinggi menurun
(di bawahkondisi aerob), meningkatkan laju reaksi oleh mikroorganisme dan membantu
menghasilkan stabilitas bahan organik yang cepat dan detuksi patogen. Keberhasilan proses
perabukan cairanditentukan oleh aerob yang dapat memindahkan oksigen yang cukup untuk
memnuhi kebutuhanoksigen dari campuran cairan yang pekat. Proses ini digunakan pada rabuk
sapi, babi dan susu.
Kontraktor biologik berputar (rotating biological contractor)
Analog dengan rotating trickling filter/penyaring menetes berputar. Digunakan antara lain
untukmenangani limbah kota, air limbah yang berasal dari industri pengemasan daging, susu dan
keju,minuman keras dan anggur, produksi babi dan unggas, pengolahan sayuran dan indutri
perekat dankertas.
Secara Anaerobik
Proses pengolahan secara anaerobik terjadi disebabkan oleh adanya aktivitas mikroorganisme
padasaat tidak ada oksigen bebas. Senyawa berbentuk anorganik atau organik pekat yang
umumnyaberasal dari industri sukar atau lambat sekali untuk diolah secara aerobik, maka
pengolahandilakukan secara anaerobik. Hasil akhir pengolahan secara anaerobik adalah CO2 dan
CH4. Tahapanyang terjadi dalamproses anaerobik adalah :1. fermentasi dalam stadia asam2.
regressi dalam stadia asam3. fermentasi dalam stadia basaPrinsip proses pengolahan secara
anaerobik adalah menghilangkan atau mendegradasi bahankarbonorganik dalam limbah cair atau
sludge. Keuntungan proses secara anaerobik adalah tidakmembutuhkan energi untuk aerasi,
lumpur atau sludge yang dihasilkan sedikit, polutan yang berupabahan organik (misalnya :
polisakarida, protein dan lemak) hampir semuanya dikonversi ke bentukgas metan (biogas) yang
memiliki nilai kalor cukup tinggi. Sedangkan kelemahan proses pengolahancara anaerobik
adalah pada kemampuan pertumbuhan bakteri metan yang sangat rendah, sehinggamembutuhkan
waktu yang lebih panjang antara dua sampai lima hari untuk penggandaannya,sehingga
diperlukan reaktor yang bervolume cukup besar.Proses degradasi dalam pengolahan secara
anaerobik tersebut dibagi dalam beberapa tahap :
• Hidrolisi molekul organik polim
er .
• Fermentasi gula dan asam amino.

•B–
oksidasi anaerobik asam lemak rantai panjang dan alkohol.
• Oksidasi anaerobik produk antara seperti asam lemak (kecuali asam asetat).

• Dekarboksilasi asam asetat menjadi metan.

• Oksidasi hidrogen menjadi meta


n.

Kecepatan degradasi biopolimer tergantung pada jumlah jenis bakteri yang ada dalam
reaktor,efisiensi dalam mengubah substrat dengan kondisi-kondisi waktu tinggal substrat di
dalam reaktor,kecepatan alir efluen, temperatur dan pH di dalam bioreaktor. Jika substrat yang
mudah larutdominan, reaksi substrat dengan kondisi seperti waktu tinggal substrat di dalam
reaktor, kecepatanalir efluen, temperatur dan pH yang terjadi di dalam bioreaktor maka reaksi
kecepatan terbatas,akan cenderung membentuk metan dari asam asetat dan dari asam lemak
dengan kondisi stabil atausteady state. Faktor lain yang mempengaruhi proses antara lain waktu
tinggal atau lamanya substratberada dalam suatu reaktor sebelum dikeluarkan sebagai sebagai
supernatan atau digested sludge(efluen). Minimum waktu tinggal harus lebih besar dari waktu
generasi metan sendiri, supayamikroorganisme didalam reaktor tidak keluar dari reaktor atau
wash out.Penanganan limbah secara anaerobik ada 4 jenis proses, yaitu :
- Cara Konvensional - Proses Dua Tahap- Proses Dua Tahap dengan Daur Ulang Padatan- Proses Menggunakan
Saringan Anaerobik (Loehr, 1977)
Contoh pengolahan secara aerobik antara lain : lagun anaerobik, digester dan filter anaerobik.
Bioremediasi
Bioremediasi merupakan suatu teknologi inovatif pengolahan limbah, yang dapat menjadi
teknologialternatif dalam menangani pencemaran yang diakibatkan oleh kegiatan pertambangan
di Indonesia.Bioremediasi ini teknik penanganan limbah atau pemulihan lingkungan, dengan
biaya operasi yangrelatif murah, serta ramah dan aman bagi lingkungan. Bioremediasi adalah
proses pembersihanpencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri)
. Bioremediasi
bertujuan
untuk
memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracunatau tidak
beracun (karbon dioksida dan air)
.Ada dua jenis bioremediasi, yaitu:
in-situ (atau on-site)
dan
ex-situ (atau off-site)
. Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih
mudah, terdiri daripembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi. Sementara bioremediasi ex-
situ atau pembersihanoff-side dilakukan dengan cara tanah yang tercemar digali dan dipindahkan
ke dalam penampunganyang lebih terkontrol, kemudian diberi perlakuan khusus dengan
menggunakan mikroba.Bioremediasi ex-situ dapat berlangsung lebih cepat, mampu me-
remediasi jenis kontaminan dan jenis tanah yang lebih beragam, dan lebih mudah dikontrol
dibanding dengan bioremediasi in-situ.
Ada 4 teknik dasar yang biasa digunakan dalam bioremediasi:
a. Stimulasi aktivitas mikroorganisme asli (di lokasi tercemar) dengan penambahan nutrient,
pengaturan kondisi redoks, optimasi pH, dsb.
b. Inokulasi (penanaman) mikroorganisme di lokasi tercemar, yaitu mikroorganisme yang
memiliki kemampuan biotransformasi khusus.
c. Penerapan immobilized enzymes
d. Penggunaan tanaman (phytoremidiation) untuk menghilangkan atau mengubah pencemar.

Bioremediasi ex-situ meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah
yangaman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini antara lain: bak plastik, aerasi, buret, statif, gelas
ukur,erlenmeyer, pipet tetes, botol sampel dan aerator.Bahan yang digunakan dalam praktrikum
ini antara lain: EM4, starbio, MnSO4, KOH-KI, amilum,Na2S2O3, H2SO4, air kolam, dan air
limbah.
Caranya yaitu
, tanah tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersihdipompakan ke
bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yangkemudian diolah
dengan instalasi pengolah air limbah. Kelemahan bioremediasi ex-situ ini jauh lebihmahal dan
rumit. Sedangkan keunggulannya antara lain proses bisa lebih cepat dan mudah untukdikontrol,
mampu meremediasi jenis kontaminan dan jenis tanah yang lebih beragam.Proses bioremediasi
harus memperhatikan antara lain temperatur tanah, derajat keasaman tanah,kelembaban tanah,
sifat dan struktur geologis lapisan tanah, lokasi sumber pencemar, ketersediaanair, nutrien (N, P,
K), perbandingan C : N kurang dari 30:1, dan ketersediaan oksigen.

Bak plastik diisi air sebanyak 10 liter yang terdiri dari 8 liter air kolam dan 2 liter air limbah.
Persiapanlimbah cair dilakukan 2-3 hari sebelum praktikum. Kemudian diukur kandungan
oksigen terlarut danBOD5 pada awal (0 hari) yaitu sebelum perlakuan, dan 7 hari setelah
perlakuan. Perlakuan yangdiberikan adalah pemberian starbio dengan aerasi, starbio dengan non
aerasi, EM4 dengan aerasi,EM4 dengan non aerasi, aerasi saja dan non aerasi
Proses bioremediasi
Contoh bioremediasi bagi lingkungan yang tercemar minyak bumi. Yang pertama dilakukan
adalahmengaktifkan bakteri alami pengurai minyak bumi yang ada di dalam tanah yang
mengalamipencemaran tersebut. Bakteri ini kemudian akan menguraikan limbah minyak bumi
yang telahdikondisikan sedemikian rupa sehingga sesuai dengan kebutuhan hidup bakteri
tersebut. Dalamwaktu yang cukup singkat kandungan minyak akan berkurang dan akhirnya
hilang, inilah yangdisebut sistem bioremediasi.

Kesimpulan
1. Konsep Redoks dapat digunakan dalam proses pemecahan masalah lingkungan dan
kehidupan sehari-hari.
2. Salah satu penerapan Konsep Redoks adalah pengolahan air kotor atau limbah.
3. Pengolahan limbah dibagi menjadi dua, yaitu secara Aerobik dan Anaerobik, yang dibagi
lagi menjadi beberapa cara.
4. Tidak hanya pengolahan air kotor, Konsep Redoks dapat digunakan untuk mengatasi
permasalahan-permasalahan lainnya, salah satunya pengolahan logam.

Daftar Pustaka
http://the.honoluluadvertiser.com/dailypix/2004/Aug/20/cartoon_b.gif http://forum.upi.edu/v3/in
dex.php?topic=14107.0 http://en.wikipedia.org/wiki/Bioremediation http://id.wikipedia.org/wiki/
Reaksi_redoks Purba, Michael.2007.
Kimia untuk Kelas X Semester 2
. Jakarta: Erlangga.

http://www.scribd.com/doc/53068293/Penerapan-Konsep-Redoks-Pengolahan-Air-Kotor

Anda mungkin juga menyukai