Anda di halaman 1dari 9

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada Bab ini akan mengemukakan hasil dan pembahasan tentang

Edukasi Latihan terstruktur terhadap peningkatan ADL di RSUD Kabupaten

Mamuju Penelitian ini dilaksanakanan kunjungan ke rumah pasien (door to

door) wilayah Kabupaten Mamuju Tahun 2022. Penelitian dilaksanakan pada

bulan oktober sampai november sampel sebanyak 10 pasien yang ditentukan

dengan menggunakan teknik non probability sampling berupa accidental

sampling dan seluruhnya memenuhi kriteria inklusi. Data yang digunakan

dalam penelitian adalah data primer yang diperoleh secara langsung. Sebelum

pengisian kuesioner peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian, cara

pengisian kuesioner serta kerahasiaan dari jawaban responden. Pengolahan

data dimulai dengan penskoran skala dan tabulasi data dengan menggunakan

bantuan software SPSS. Hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS

tersebut adalah sebagai berikut:

1. Uji Normalitas

Data ini menampilkan hasil uji normalitas dilakukan untuk mengetahui

normal tidaknya skor variabel. Data dari variabel penelitian diuji normalitas

dengan menggunakan Shapiro Wilk. Kaidah yang digunakan untuk menguji

normalitas adalah jika nilai signifikansi p> 0,05 maka distribusi data tersebut

normal, dan jika nilai signifikansi p< 0,05 maka distribusi data tersebut tidak

normal. Berikut adalah tabel hasil perhitungannya:


Tabel 5.1

Uji Normalitas Shapiro Wilk Pengetahuan dan ADL Pada Pasien

Pasca Stroke

Variabel n(Jumlah) P

Pengetahuan 10 0,078

ADL 10 0,561

Berdasarkan Tabel 5.1 dapat dilihat bahwa nilai signifikansi variabel

pengetahuan adalah 0,078 p> 0,05 dan nilai signifkansi pada variabel ADL

adalah 0,561 p> 0,05. Sesuai kaidah yang ditentukan, bila nilai signifikansi

p> 0,05 maka distribusi kedua data tersebut normal.

2. Analisis Univariat

Data ini menampilkan hasil karakteristik demografi responden


berdasarkan umur, jenis kelamin, pendidikan terakhir, pekerjaan, dan ADL
berdasarkan analisis univariat.
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Responden Pasien
Pasca Stroke Di Wilayah RSUD Mamuju

Jumlah
Karakteristik responden n (10) Min Max %
Pasien post stroke

Umur (mean±SD) 65±8.781 50 80

Jenis kelamin
Laki-laki 2 20
Perempuan 8 80

Pendidikan
Pendidikan Rendah : SD-SMP 6 60
Pendidikan Sedang : SMA 1 10
Pendidikan tinggi : sarjana 3 30
Pekerjaan
IRT/Tidak bekerja 4 40
Wiraswasta 3 30
Pensiunan 3 30

ADL 66±17.32 30 90 10
0-20 : Ketergantungan Total 0 30
21-40 : Ketergantungan Berat 1 50
41-60 : Ketergantungan Sedang 3 10
61-90 : Ketergantungan Ringan 5
91-100 : Mandiri 1

Rata-rata umur responden pada penelitian ini 65 dengan standar deviasi


8.781 dengan jenis kelamin responden pasien post stroke didominasi
perempuan yaitu (n: 8, 80%). Berdasarkan tingkat pendidikan terakhir
terbanyak adalah pendidikan rendah: SD-SMP (n:6, 60%). Pekerjaan
responden terbanyak sebagai IRT / Tidak bekerja yaitu (n:4, 40%).Rata-
rata ADL responden terbanyak pada penelitian ini adalah ketergantungan
ringan yaitu 66 dengan standar deviasi 17.32. Berdasarkan tingkatan
kemandirian ADL ketergantungan berat yaitu sebanyak 1 orang (10%),
ketergantungan sedang sebanyak 3 pasien (30%), ketergantungan ringan
sebanyak 5 pasien (50%) dan mandiri sebanyak 1 pasien (10%).

2. Analisis Bivariat
Tabel 5.3
Perbedaan rata-rata pengetahuan sebelum dan setelah diberikan
intervensi pada pasien stroke di wilayah RSUD Mamuju

Pengetahuan (Mean±SD) Min Max P


Pasien Post
stroke
Pre test 25±15.27 10 70 0.000
Post test 80±5.27 50 85
*Uji T Berpasangan
Berdasarkan analisis Uji T berpasangan didapatkan hasil rata-rata
pengetahuan sebelum diberikan intervensi sebesar 25 yaitu dengan kriteria
pengetahuan kurang, dan setelah intervensi didapatkan rata-rata
pengetahuan sebesar 80 yaitu pengetahuan baik. Hasil uji statistik di
dapatkan nilai p= 0.000 <0.005, sehingga dapat disimpulkan bahwa
terdapat perbedaan yang bermakna pengetahuan sebelum dan setelah
diberikan intervensi edukasi latihan terstruktur.

Tabel 5.4
Perbedaan ADL pasien post stroke sebelum dan setelah diberikan
intervensi pada pasien post stroke di wilayah RSUD Mamuju
ADL Pasien (Mean±SD) Min Max P
Post stroke
Pre test 66.50±17.3 30 90 0.002
Post test 85.50±12.5 55 100
*Uji T Berpasangan
Berdasarkan analisis uji T berpasangan di dapatkan nilai ADL
sebelum diberikan intervensi latihan terstruktur 66.50 sedangkan setelah
diberikan intervensi nilai ADL 85.50 dengan nilai p= 0.002< 0.05 yang
artinya terdapat peningkatan ADL yang bermakna sebelum dan setelah
diberikan intervensi latihan terstruktur.
B. Pembahasan
Pada bab ini peneliti akan menjelaskan mengenai interpretasi hasil

penelitian yang akan membahasa tentang hasil penelitian yang dikaitkan

dengan teori, hasil penelitian terdahulu, dan opini peneliti. Hasil penelitian ini

akan menjelaskan tentang tujuan penelitian yang telah ditetapkan yaitu

mengetahui pengaruh edukasi latihan terstruktur terhadap peningkatan ADL

pada pasien pasca stroke diwilayah RSUD Kabupaten Mamuju tahun 2022.

Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober s/d November tahun 2022, serta

menjawab hipotesis penelitian yang telah dirumuskan, dan peneliti akan

menjelaskan keterbatasan penelitian dalam melakukan penelitian, yaitu


penelitian ini dilakukan di masing-masing tempat responden yang tempatnya

berjauhan satu dengan yang lainnya, sehingga peneliti kesulitan dalam mencari

alamat responden, kemampuan peneliti masih kurang karena peneliti masih

termasuk taraf pemula sehingga hasil penelitian masih banyak kurangnya.

a. Analisis Univariat

Rata-rata umur responden pada penelitian ini 65 dengan standar


deviasi 8.781 dengan jenis kelamin responden pasien post stroke
didominasi perempuan yaitu 8 responden (80%). Berdasarkan tingkat
pendidikan terakhir terbanyak adalah pendidikan rendah SD-SMP yaitu 6
responden ( 60%). Pekerjaan responden terbanyak sebagai IRT / Tidak
bekerja yaitu 4 responden (40%). Rata-rata umur pada responden
penelitian ini adalah 65 tahun pada penderita pasien post stroke sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh (Sofyan et al., 2012) rata-rata
umur pasien penderita stroke > 55 tahun dibandingkan umur < 55 tahun.
Umur diatas 55 tahun sangat berisiko terjadinya stroke dan juga
memiliki risiko berulang terjadinya stroke (Nurlan, 2020), sedangkan
pada kelompok jenis kelamin pada penelitian ini menunjukkan jenis
kelamin perempuan lebih banyak dibandingkan dengan laki-laki dan
pekerjaan yang paling banyak adalah ibu rumah tangga. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan (Dinata et al., 2013) menunjukkan proporsi
stroke terbanyak adalah stroke ischemic (61,46%), perempuan (54,17%)
yang berusia >50 tahun (81,25%) yang bekerja sebagai ibu rumah tangga
(43,75%). Faktor risiko yang dapat diubah tertinggi adalah hipertensi
(82,30%) diikuti kolesterol total meningkat (69,79%).
b. Analisis Bivariat

1. Perbedaan pengetahuan sebelum dan setelah diberikan intervensi pada pasien

stroke

Temuan pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa terdapat perbedaan

pengetahuan sebelum dan setelah pemberian intrevensi latihan terstruktur. Pada


penelitian diberikan pendidikan kesehatan dengan pendekatan supportif

edukatif dengan pendampingan dan memotivasi pada pasien post stroke untuk

melakukan latihan terstruktur.  Penelitian sebelumnya menunjukkan

peningkatan pengetahuan yang baik dapat meningkatkan motivasi

penderita sehingga terhindar dari stroke (Nurhayati, 2016). Salah satu

faktor yang dominan berhubungan dengan motivasi adalah pengetahuan.

Dalam peneltian ini dengan pengetahuan yang baik tentang

penanganan komplikasi setelah stroke mampu meningkatkan kemampuan

dalam beraktivitas sehari-hari.

Meningkatkan pengetahuan lansia dengan stroke, lansia dengan faktor

risiko stroke, keluarga lansia penderita stroke dan kader dalam

penatalaksanaan dan pencegahan stroke dan stroke berulang pada lansia

dengan stroke. Pelaksanaan home visit dan support group dapat dilakukan

sebagai alternatif dalam penatalaksanaan lansia dengan stroke dan lansia

berisiko tinggi stroke untuk mencegah terjadinya stroke dan stroke

berulang dengan memberikan dukungan informasi dan dukungan

emosional sedangkan pada penelitian ini edukasi yang dilakukan dengan

melakukan kunjungan rumah dengan pasien sedingga sangat memberikan

efektif terhadap pemberian edukasi karena terciptanya hubungan

emosional dengan pasien dan keluarganya.

Pada penelitian ini juga menggunakan booklet dalam pemberian

edukasi yang sangat membantu dalam memberikan edukasi pada pasien

post stroke. Penggunaan booklet dalam pemberian sangat efektif dalam

memberikan edukasi terhadap pasien (Salsabilah & Mulyanto, 2022).


Perlengkapan penyuluhan sangat penting untuk membantu

kelancaran pelaksanaan penyuluhan agar mudah dipahami oleh

masyarakat. Alat bantu penyuluhan adalah alat –alat atau perlengkapan

penyuluhan yang diperlukan oleh seorang penyuluh guna

memperlancar proses penyampaian pesan selama kegiatan penyuluhan itu

dilaksanakan. Penggunaan media dalam pendidikan kesehatan

bertujuan untuk meningkatkan perhatian terhadap informasi yang

disampaikan dan menambah pengetahuan peserta penyuluhan. Apabila

pengetahuan yang rendah terhadap pasien akan mampu mempengaruhi

proses penyembuhannya.

Pada penelitian ini menunjukkan hasil bahwa rata-rata pasien hanya

mampu menjawab pertanyaan kuesioner tentang pengetahun tentang stroke

yaitu 25 dengan kriteria kurang pengetahuan dan tingkat pendidikan paling

banyak pendidikan rendah SD-SMP sehingga sangat perlu ditingkatkan

dalam pemberian pengetahuan tentang stroke. Pengetahuan yang rendah

tentang faktor resiko dan pencegahan penyakit stroke merupakan masalah

utama(Adila & Handayani, 2020).

Beberapa penelitian tentang pendidikan tentang stroke ternyata terbukti

meningkatkan pengetahuan pasien stroke. Seperti penelitian yang

dilakukan oleh (Bakri et al., 2020) tentang intervensi pemberian motivasi

dan pemberian pendidikan tentang stroke yang diberikan khusus pada

setiap pasien dan keluarga memperoleh hasil peningkatan pengetahuan

pasien dan keluarga serta kepuasan pasien setelah pulang dari Rumah Sakit

atau setelah pasien dirawat dirumah.


3. Perbedaan ADL pasien pasca stroke sebelum dan setelah diberikan

intervensi pada pasien pasca stroke

Berdasarkan hasil penelitian menggunakan uji statistik Paired sample t-

test, untuk mengetahui perbedaan. Ada perbedaan sebelum dilakukan

edukasi latihan terstruktur dan setelah dilakukan intervensi. Pada edukasi ini

memberikan beberapa bentuk latihan yaitu latihan ambulasi, latihan

menggenggam dan latihan rentang gerak sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh (Rahmadani & Rustandi, 2019).

Terapi latihan diberikan sedini mungkin kepada pasien stroke untuk

menghindari adanya komplikasi akibat kurang gerak, seperti adanya

kontraktur, kekakuan sendi dan lain-lain. Faktor-faktor yang mempengaruhi

kemampuan melakukan kemandirian ADL seperti tonus otot dan kekuatan

otot juga ikut dilatih dengan rangsangan berulang-ulang dari terapi latihan

tersebut. Terapi latihan yang dilakukan dalam penelitian ini memberikan

perbedaan rata-rata skor kemandirian ADL yang berarti bahwa kemandirian

melakukan ADL dapat ditingkatkan dengan melakukan terapi latihan.. Ada

pengaruh yang signifikan terapi latihan terhadap melakukan Aktivitas sehari-

hari (IM Mertha, 2013).

Latihan yang dapat meningkatkan kekuatan pada akhirnya akan

meningkatkan kerja otot dan meningkatkan kemandirian ADL. Program

Intervensi latihan terstruktur memperhatikan daya tahan otot, kekuatan otot,

dan fleksibiliti atau keseimbangan tubuh. Hasil penelitian ini juga didukung

oleh penelitian yang dilakukan salma (2021) aktivitas dan latihan fisik yang

dilakukan secara teratur berpengaruh terhadap pemulihan stroke kronis


terutama dapat meningkatkan fungsi motorik, emosional, kesehatan

kardiorespirasi dan kualitas hidup.

Menurut asumsi peneliti latihan terstruktur dapat mempercepat proses

peningkatan ADL. Latihan yang dilakukan untuk memulihkan kondisi

responden yang dilakukan secara bertahap, asumsi peneliti terbukti dalam

penelitian ini dengan hasil penelitian ρ=0.002 <0.05 yang artinya terdapat

peningkatan ADL sebelum dan setelah diberikan intervensi latihan

terstruktur.

Anda mungkin juga menyukai